Sedangkan mengenai keterangan terdakwa sebagai pendamping alat bukti petunjuk diatur dalam Pasal 189 KUHAP, yang berbunyi
antara lain: 1
Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan dalam sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui
sendiri atau ia alami sendiri. 2
Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti disidang, asalkan
keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hak yang didakwakan kepadanya.
3 Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya
sendiri. 4
Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya,
melainkan harus disertai sebagai alat bukti yang lain.
2. Tinjauan Mengenai Tugas dan Wewenang Jaksa Penuntut Umum
a. Pengertian Jaksa dan Penuntut umum
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk bertindak sebagai Penuntut Umum dan
pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.
Hal itu sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Adapun berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,
penuntutan adalah tindakan Penuntut Umum untuk melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut
cara yang yang diatur dalam Hukum Acara Pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang pengadilan. Jaksa
juga merupakan pejabat fungsional yang mempunyai sifat keahlian secara teknis di dalam organisasi Kejaksaan yang karena fungsinya
tersebut memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugasnya. Sedangkan penuntut umum sendiri menurut Pasal 13 KUHAP
adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang ini KUHAP untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan
hakim.
b. Tugas dan Wewenang Jaksa Penuntut Umum JPU
Dalam Pasal 14 KUHAP diatur mengenai tugas dan wewenang penuntut umum, antara lain:
1 Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik
atau penyidik pembantu; 2
Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat 3
dan ayat 4, dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
3 Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
4 Membuat surat dakwaan;
5 Melimpahkan perkara ke pengadilan;
6 Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan
hari dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada
sidang yang telah ditentukan; 7
Melakukan penuntutan; 8
Menutup perkara demi kepentingan hukum;
9 Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung
jawab sebagai penuntut umum menurut ketentuan Undang-Undang ini;
10 Melaksanakan penetapan hakim.
3. Tinjauan Mengenai Tindak Pidana Perkosaan Terhadap Anak Di