2006, dilihat dari besarnya pendapatan keluarga, sebagian besar keluarga contoh tergolong keluarga tidak miskin, yaitu sebesar 62.5 .
Status GAKI Contoh
Pemeriksaan kelenjar gondok palpasi dilakukan oleh 2 tenaga palpator terlatih dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara dan Puskesmas
Kecamatan Amonggedo. Palpasi dilakukan pada siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN Tribudaya 1 dan 2, sesuai dengan jumlah yang hadir, yaitu sebanyak 134 siswa .
Dari hasil palpasi kelenjar gondok , ditemukan 37 siswa 27.6 menderita gondok. Siswa dengan gradasi IA sebanyak 35 dan 2 anak 1.49 dengan
gradasi IB, sedangkan 97 siswa 72 dalam kondisi normal gradasi 0 .
Status GAKI Contoh Berdasarkan Pekerjaan Ayah
Ayah contoh penderita GAKI dan bukan penderita GAKI sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani transmigran, dengan kisaran masa tanam
sebanyak dua kali dalam setahun, dengan luas tanah garapan kurang lebih 1 ha per kepala keluarga dan hanya dapat ditanami satu jenis komoditi tanaman
pangan yaitu padi . Dalam hal ini sebesar 94.4 pekerjaan ayah penderita GAKI adalah sebagai petani pemilik dan penggarap Tabel 4. Demikian juga
dengan ayah contoh bukan penderita GAKI, sebesar 91.7 bekerja sebagai petani. Hanya 5.6 ayah penderita GAKI yang bekerja sebagai pedagang,
sedangkan 5.6 ayah anak yang tidak menderita GAKI bekerja sebagai PNS. Tabel 4. Distribusi contoh menurut mata pencaharian ayah dan status GAKI
Pekerjaan Ayah Status GAKI
Total GAKI
TIDAK GAKI n
n n
Dagang 2 5.6
0 0 2
2.8
PNS 0 0.0
2 5.6 2
2.8
Petani 34
94.4 33
91.7 67
93.1
Wiraswasta 0 0.0
1 2.8 1
1.4
Total 36 100.0
36 100 72
100.0
Status GAKI Contoh Berdasarkan Pendidikan Ayah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa separuh 50 ayah contoh yang menderita GAKI hanya lulus SMP. Ayah contoh penderita GAKI yang berlatar
belakang pendidikan SLTAsederajat hanya sebesar 16.7 . Pada contoh yang tidak menderita GAKI sebanyak 44,4 tingkat pendidikan ayah contoh adalah
SD, sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SLTAsederajat hanya 19,4
Tabel 5. Dengan demikian pendidikan ayah contoh baik yang menderita GAKI maupun yang tidak menderita GAKI sebagian besar adalah SD dan SMP.
Tabel 5. Distribusi tingkat pendidikan ayah contoh menurut status GAKI Tingkat Pendidikan Ayah
Status GAKI Total
GAKI tidak GAKI
n n n SD
12 33.3 16 44.4
28 38.9 SMP 18
50.0 13 36.1 31 43.1
SLTASederajat 6 16.7 7 19.4 13 18.1
Total 36 100.0 36 100.0 72 100.0
Status GAKI Contoh Berdasarkan Pendapatan Kepala Keluarga
Berdasarkan status GAKI contoh, sebagian besar 64 pendapatan keluarga contoh penderita GAKI tergolong tidak miskin Tabel 6. Sedangkan
pendapatan keluarga contoh yang tidak menderita GAKI sebagian besar 61 juga tergolong tidak miskin. Dengan demikian pendapatan keluarga contoh yang
menderita GAKI dan tidak menderita GAKI tidak jauh berbeda. Pendapatan ayah contoh yang sebagian besar petani adalah jumlah
pendapatan yang diperoleh dari hasil bertanipanen. Pendapatan kepala keluarga contoh menunjukkan besarnya pendapatan keluarga, karena ibu
rumahtangga pada contoh yang ayahnya bekerja sebagai petani tidak memiliki pekerjaan sampingan. Ibu rumahtangga bekerja membantu suaminya bekerja
sebagai petani, sehingga besarnya pendapatan baik dari ibu maupun ayah contoh menunjukkan besarnya pendapatan keluarga contoh, yaitu dari dari hasil
bertanipanen. Tabel 6. Distribusi contoh menurut pendapatan orang tua dan status GAKI
Kategori pendapatan keluarga setara BPS Status GAKI
Total GAKI TIDAK
GAKI n n n
Miskin 13 36
14 39
27 38
Tidak miskin 23
64 22
61 45 63
Total 36 100
36 100
72 100
Status GAKI Contoh Berdasarkan Umur
Distribusi umur contoh yang terpilih sebagai sampel adalah umur 10 -12 tahun. Sebagian besar contoh penderita GAKI berada pada umur 10 tahun,
yaitu sebesar 58.3 Tabel 7. Penentuan umur dilakukan dengan perhitungan tahun penuh. Prevalensi GAKI pada daerah endemik berat, meningkat dengan
tajam mulai usia 10 tahun dan mencapai puncaknya di masa pubertas dan usia subur Syahbudin, 2006 .
Kebutuhan akan zat iodium pada kisaran umur kurang dari 11 tahun sebesar 90-120
μghari, dan bertambah menjadi 150 μghari ketika remaja , sehingga apabila kebutuhan fisiologis pada umur tersebut tidak terpenuhi, maka
akan terjadi kelainan fungsi tiroid, gondok dan kretin endemik. Oleh karena itu, faktor usia sangat penting dalam peran terjadinya GAKI, karena semakin muda
usia saat mulai terkena defisiensi iodium akan makin berat akibatnya, terutama pada susunan saraf pusat Syahbudin, 2006.
Tabel 7. Distribusi contoh berdasarkan kelompok umur dan status GAKI Umur Contoh
Status GAKI Total
GAKI tidak GAKI
n n n 10
21
58.3
25
69.5
46 63.9 11
11 30.6 4 11.1 15 20.8 12
4 11.1
7 19.4
11 15.3
Total 36 100.0 36 100.0 72 100.0
Status GAKI Contoh Berdasarkan Jenis Kelamin
Contoh dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita GAKI dibanding contoh perempuan, yaitu sebesar 63.9 Tabel 8. Hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi GAKI pada perempuan lebih tinggi daripada
laki-laki, terutama mulai usia 10 tahun Syahbudin, 2006. Hal ini disebabkan rasio laki-laki yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih besar daripada
perempuan. Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah contoh laki-laki yang tidak menderita GAKI juga cukup besar, yaitu sebesar 66.7 .
Tabel 8. Distribusi contoh berdasarkan jenis kelamin dan status GAKI Jenis Kelamin Contoh
Status GAKI Total
GAKI tidak GAKI
n n n Laki
23 63.9
24 66.7 47
65.3 Perempuan
13 36.1
12 33.3
25 34.7
Total 36
100 36 100 72 100
Status Gizi Contoh
Status gizi pelajar SD diukur berdasarkan IMTU. IMTU digunakan sebagai data referensi karena merupakan indikator terbaik yang
direkomendasikan untuk mengukur status gizi remaja. Hal tersebut dikarenakan penggunaan BBTB dapat berubah menurut umur selama remaja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada contoh yang memiliki status gizi obes atau berisiko obes. Sebagian besar contoh memiliki status gizi tidak kurus 72.2
, hanya 27.8 yang berstatus gizi kurus.
Status Gizi Contoh Berdasarkan Status GAKI
Berdasarkan status gizi dengan perhitungan IMTU, contoh dengan status gizi tidak kurus cenderung tidak menderita GAKI. Sebesar 97.2 contoh yang
tidak menderita GAKI memiliki status gizi tidak kurus. Sebesar 52.2 contoh yang menderita GAKI memiliki status gizi kurus Tabel 9. Dari Tabel 9 juga
terlihat kriteria contoh dengan status gizi berisiko obes ataupun obesitas tidak ada.
Tabel 9. Distribusi contoh berdasarkan status gizi dan status GAKI Status gizi
IMTU Status GAKI
Total GAKI TIDAK
GAKI n n n
Kurus 19 52.8 1 2.8 20 27.8
Tidak kurus 17 47.3 35
97.2 52 72.2
Total 36 100 36 100 72 100
Hubungan antara status gizi dengan kejadian GAKI berdasarkan korelasi Rank Spearman berhubungan negatif secara nyata p0.01 dengan koefisien
korelasi -0.558. Artinya semakin baik status gizi contoh, prevalensi GAKI semakin rendah atau menurun. Status gizi adalah kondisi atau keadaan tubuh
sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dalam hal ini status gizi bisa buruk, kurang, baik, atau lebih. Status gizi yang baik
menunjukkan tercukupinya kebutuhan energi dan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh seseorang. Sehingga semakin baik pemenuhan gizi seseorang, maka
status gizi dan kesehatan orang tersebut akan semakin baik. Sementara kekurangan energi dan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jangka waktu yang
lama akan berakibat buruk terhadap status gizi dan kesehatan Almatsier, 2003.
Pada daerah endemik berat, penyebab utama terjadinya GAKI adalah kekurangan iodium secara terus menerus akibat rendahnya unsur iodium yang
terdapat pada daerah tersebut Masyarakat di daerah endemik berat memiliki pola konsumsi makan yang rendah asupan iodium Triyono Gunanti, 2004. Dalam
penelitian ini peneliti tidak mengukur besarnya asupan iodium dalam pola konsumsi contoh. Peneliti hanya menghitung frekuensi konsumsi makanan
sumber iodium pada contoh. Status gizi yang baik menunjukkan telah tercukupinya kebutuhan zat-zat gizi dalam tubuh, dalam hal ini contoh yang
memiliki status gizi yang baik bisa dianggap memiliki asupan iodium yang baik pula.
Prestasi Belajar Contoh
Prestasi belajar contoh diukur berdasarkan nilai relatif dengan kriteria baik dan kurang baik. Prestasi belajar berdasarkan nilai relatif menunjukkan
kemampuan pelajar dalam memahami pelajaran yang diukur dalam angka. Kemampuan sesorang dalam memahami pelajaran yang diberikan dipengaruhi
oleh banyak faktor termasuk status GAKI. Studi di daerah endemik di Jawa Tengah, mendapatkan adanya hubungan antara
Minimal Brain Damage MBD dengan gangguan kognitif dan psikomotor pada murid-murid sekolah dasar
Soeharyo et al., 2002. Hal ini juga berkaitan dengan penurunan IQ pada
penderita GAKI hingga 13.5 point yang berdampak langsung pada prestasi belajar siswa Djokomoeljanto, 1994. Hasil penelitian menunjukkan prestasi
belajar contoh sebesar 58.3 baik, sedangkan yang kurang baik sebesar 41.7 . Angka tersebut menunjukkan jumlah pelajar SD yang prestasi belajarnya
kurang baik di daerah endemik masih cukup besar.
Prestasi Belajar Contoh Berdasarkan Status GAKI
Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa contoh yang tidak menderita GAKI cenderung memiliki prestasi belajar yang baik. Sebesar 72.2 contoh yang
tidak menderita GAKI mempunyai prestasi belajar yang baik. Sedangkan contoh yang menderita GAKI 55.6 memiliki prestasi belajar yang kurang baik. Hasil
uji korelasi Rank Spearman dalam penelitian ini menunjukkan bahwa status
GAKI berhubungan negatif secara nyata dengan prestasi belajar p 0.05 dengan koefisien korelasi -0.282. Dengan demikian status GAKI dapat
menurunkan prestasi belajar anak SD.
Tabel 10. Distribusi contoh berdasarkan prestasi belajar dan status GAKI Kategori prestasi belajar anak
berdasarkan nilai relatif Status GAKI
Total GAKI tidak
GAKI n n n
Baik ≥ Nilai Rata-Rata Kelas
16 44.4 26 72.2
42 58.3 Kurang nilai rata-rata kelas
20
55.6
10 27.8 30 41.7 Total
36 100 36 100 72 100
Tingkat Absensi Contoh Berdasarkan Status GAKI
Tingkat absensi contoh dalam satu semester sangat rendah, dan jumlahnya berimbang antara contoh yang menderita GAKI dengan yang tidak
menderita GAKI. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa status GAKI tidak berhubungan dengan tingkat absensi p0.05. Hal ini menyatakan
bahwa GAKI tidak berdampak pada halangan untuk tidak hadir di sekolah. Persepsi contoh terhadap penyakit gondok tidak mempengaruhi aktivitas
keseharian, seperti kehadiran dalam kelas. Hasil temuan kualitatif di Magelang, Jawa Tengah, memperlihatkan bahwa penyakit gondok dianggap bukan suatu
penyakit, dan tidak menyebabkan hambatan untuk melakukan perilaku keseharian Soeharyo,
et al., 2002. Sebagian besar contoh menderita GAKI pada grade 1A, sehingga belum terlihat pembesaran kelenjar gondoknya dan hal
ini dimungkinkan sebagai alasan untuk hadir di kelas. Tabel 11. Distribusi contoh berdasarkan jumlah absen dalam 1 semester dan
status GAKI
Jumlah absen dalam 1 semester Status GAKI
Total GAKI Tidak
GAKI n n n
Rendah 34
94.4 32