HUBUNGAN ANTARA ANEMIA GIZI BESI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DI DAERAH ENDEMIK GAKI
Hubungan antara Anemia Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati)
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA GIZI BESI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR ANAK SEKOLAH DI DAERAH ENDEMIK GAKI
Relationship Between Anemia Iron Nutrition with Achievement
in School Children Learn in Endemic GAKI
1 2 Aniek Prihatin dan Anies Irawati 1 Balai Litbang GAKI MagelangKapling Jayan Borobudur Magelang
2 Badan LitbangkesJln. Percetakan Negara No. 29 Jakarta
E-mail: aniekprihatin@yahoo.com
Naskah masuk: 9 Agustus 2011, review I: 15 Agustus 2011, review II: 15 Agustus 2011, naskah layak terbit:
5 Desember 2011.
ABSTRACT
Incidence of nutritional anemia iron is influenced by multiple factors not just a lack
of iron intake, but also influenced by the intake of other nutrients. The prevalence
of anemia is iron nutrition of school children in Indonesia at 26.5% 2. Risk factors
for anemia influenced food consumption patterns particularly iron. Iron causes
nutritional anemia oxygen transport is reduced, and the resulting energy production
to be low so that children become easily tired, tired, weak, lethargic, negligent,
quickly tired, lack of concentration. Furthermore, can lead to decreased learning
achievement, labor productivity, including exercise and decreased endurance.
Conducted this research with the aim of studying whether there is a relationship
between iron nutritional anemia of the learning achievement of school children in
endemic areas GAKI. The results of this study on iron nutritional anemias get the
proportion of primary school children about 25%. Consumption of low-iron about
30% below the figure adequacy of nutrition. There was no significant relationship
with the hemoglobin status of Indonesian Language test (p-value = 0.10) and
hemoglobin status of the subjects Mathematics test results (p-value = 0.76).
Suggestions need to do further analysis on the status of UIE levels of anemia
and the effect on learning achievement (grades in mathematics and Indonesian
language) in school children in endemic areas GAKI, for the management of local
nutrition programs to improve child nutrition program improvement school by
overcoming anemia and GAKI.Keywords:
Anemia, hemoglobin, iron, school performance, GAKI.
ABSTRAK
Kejadian anemia gizi besi dipengaruhi oleh multi faktor tidak saja asupan zat besi
yang kurang namun juga dipengaruhi oleh asupan zat gizi lain. Prevalensi anemia
gizi besi anak sekolah di Indonesia sebesar 26,5 %. Faktor risiko terjadinya
anemi dipengaruhi pola konsumsi makanan khususnya zat besi. Anemi gizi besi
menyebabkan transport oksigen menjadi berkurang, dan mengakibatkan produksi
energi menjadi rendah sehingga anak menjadi mudah lelah, letih, lemah, lesu, lalai,
cepat capai, kurang konsentrasi. Selanjutnya dapat berakibat dapat menurunnya
prestasi belajar, produktifitas kerja termasuk olah raga serta menurunkan daya
tahan tubuh. Dilakukan penelitian ini dengan tujuan mempelajari apakah ada
hubungan antara anemia gizi besi terhadap prestasi belajar anak sekolah di
daerah endemik GAKI. Hasil dari penelitian ini di dapatkan proporsi anemi gizi
besi anak sekolah dasar sekitar 25 %. Konsumsi zat besi rendah sekitar 30 % di
bawah Angka Kecukupan Gizi. Tidak ada hubungan bermakna status Hemoglobin
MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 PENDAHULUAN
Anemia masih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Prevalensi anemi pada anak sekolah dijumpai sebesar 26,5% 1 . Anemia zat besi dipengaruhi oleh multi faktor tidak saja asupan zat besi yang kurang na- mun juga dipengaruhi oleh asupan gizi lain.
Penelitian yang pernah dilaku- kan membuktikan bahwa kekurangan besi dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Dibuktikan juga pada anak sekolah yang kekurangan iodium setelah mendapat suplementasi besi ternyata penyerapan kadar iodiumnya meningkat 2 . Anak sekolah yang tinggal di daerah endemik GAKI akan terpengaruhi dari tiga aspek kelangsungan hidup dan kualitas SDM yaitu aspek kecerdasan, perkembangan sosial dan ekonomi 3 . Faktor risiko terjadinya anemia dipengaruhi pola konsumsi makanan khususnya zat besi. Anemia gizi besi menyebabkan transport oksigen menjadi berkurang, dan mengakibatkan produksi energi menjadi rendah sehingga anak menjadi mudah lelah, letih, lemah, lesu, lalai, cepat capai, kurang konsentrasi. Selanjutnya da- pat berakibat menurunnya prestasi belajar, produktifitas kerja termasuk olah raga serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat gizi besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel-sel otak 4 . Penelitian ini akan mencoba menjawab apakah ada hubungan anta- ra anemia gizi besi terhadap prestasi belajar (nilai Matematika, Bahasa Indonesia) anak sekolah di daerah endemik GAKI.
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mempelaja- ri apakah ada hubungan antara anemia gizi besi terhadap prestasi belajar anak sekolah di daerah endemik GAKI.
METODE
Desain Penelitian yang di- gunakan adalah
cross-sectional.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan bulan Juli sampai Oktober 2010 di 3 SD wilayah Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak sekolah di daerah endemik GAKI dengan kriteria inklusi: Anak sekolah dasar kelas 3,4,5, tidak menderita penyakit kronis, Kekurangan zat besi (Hb) < 12 g/dl. Kriteria eksklusi: anak yang minum tablet besi/tambah darah dalam 1 bulan terakhir, anak yang minum kapsul iodium dalam 1
dengan hasil tes mata pelajaran Bahasa Indonesia (p-value=0,10) dan status
Hemoglobin dengan hasil tes mata pelajaran Matematika (p-value=0,76). Saran
perlu dilakukan analisa lebih lanjut tentang status anemia dan kadar uie yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar (nilai matematika dan bahasa Indonesia)
pada anak sekolah di daerah endemik GAKI, bagi pengelola program gizi setempat
untuk meningkatkan perbaikan program gizi anak sekolah dengan mengatasi
anemia dan GAKI.Kata kunci: Anemia, hemoglobin, zat besi, prestasi belajar, GAKI. Hubungan antara Anemia Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati)
tahun terakhir. Sampel diambil dengan cara
Cleaning data. Analisis
Gambar 1. Dari Gambar 1. dapat dilihat
Proporsi siswa anemia dan tidak anemi yang diperiksa kadar hemoglobinnya dapat dilihat pada
I. Proporsi Siswa Anemia dan Tidak Anemia
Hb normal : > 12g/dl Gambar 1. Proporsi Siswa Anemia dan Tidak Anemia HASIL DAN PEMBAHASAN
0,25
0,75 Anemia Normalanalisis data akan dilakukan untuk penyajian univariat dan bivariat.
statistic anova,
data menggunakan uji
program SPSS,
purposive sampling dengan besar
Entry data ke
data recall makanan,
Entry
Data yang dikumpulkan selan- jutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing data kuesioner,
Nilai UIE diperoleh dengan 3. mengumpulkan sampel urin anak sekolah kemudian diperiksa kandungan iodiumnya dengan metode spektrofotometri Data prestasi belajar dikumpulkan 4. dari hasil nilai tes yang diperoleh anak sekolah untuk matematika dan bahasa indonesia. Data asupan zat besi dan iodium 5. dikumpulkan dengan cara wawan- cara menggunakan metode recall makanan 1 x 24 jam
Haemocue.
Data identitas dikumpulkan dengan 1. kuesioner melalui wawancara Data status anemia dikumpulkan 2. dengan mengukur kadar Hb anak sekolah dengan metoda Cyanmetheoglobine menggunakan alat
Jenis penelitian non intervensi. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
sampel pada penelitian ini 60 anak yang menderita anemia dan 60 anak yang tidak menderita anemia dari ketiga SD terpilih.
bahwa 25 % menderita anemia dan 75 % normal (tidak anemia). Hal ini mendekati teori bahwa prevalensi anemia untuk anak sekolah adalah 26,5%.
MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 Tabel 1. Proporsi Anemia menurut Jenis Kelamin dan Umur
Anemi Normal (> 12 g/dl) Jenis Kelamin Laki
36 54,4
30
50 Perempuan 25 46,3
29
50 Umur <= 9 tahun 24 39,3 18 30,5 > = 10 tahun 37 60,7 41 69,5
Proporsi anemia menurut jenis Untuk anak yang tidak anemi kelamin dan umur dapat dilihat pada didapatkan 50% anak laki-laki, 50%
Tabel 1. Dari tabel dapat dilihat bahwa perempuan. Umur anak yang tidak
anak yang anemi lebih banyak laki-laki anemi adalah anak umur lebih dari 10 (54,4%) daripada perempuan (46,3%). tahun (69,5%), anak umur kurang atau Umur anak yang banyak menderita sama dengan 9 tahun adalah 30,5%. anemia adalah anak umur lebih dari 10 tahun (60,7%).
Tabel 2. Nilai Hb menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin n Hb + SD Min - Maks
Laki-laki 66 11,8 + 1,8 7,1 - 14 Perempuan 54 12,0 + 1,9 6,0
- – 15,3
II. Nilai Hemoglobin menurut Jenis
III. Kadar Hemoglobin Siswa yang Kelamin Menderita Anemia dan Tidak
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Anemia kadar hemoglobin laki-laki minimal 7,1 Pada Gambar 2. dapat dilihat bahwa g/dl, maksimal 14 g/dl. Perempuan rerata kadar hemoglobin siswa yang minimal 6 g/dl, maksimal 15,3 g/dl. menderita anemia adalah 10,3g/dl, Rerata kadar hemoglobin perempuan sedangkan rerata kadar hemoglobin (12 g/dl) sedikit lebih tinggi dari laki- siswa tidak anemia adalah 13,5 g/dl. laki (11,8 g/dl), hal ini disebabkan Hal ini sesuai dengan teori bahwa kadar seluruh responden perempuan belum hemoglobin penderita anemia adalah di mengalami menstruasi. bawah 12 g/dl.
Hubungan antara Anemia Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati)
IV. Konsumsi Fe
g/dl 13,5
15 10,3
10 P=0
5 ,00 Anemia Normal
Gambar 2. Rerata Kadar Hemoglobin mgr/100 gr
8,4
9
8 7,2
7
6
5
4
3
2
1 Anemia Normal
P=0,15 Gambar 3. Rerata Konsumsi Fe
Dari gambar di atas dapat Sumber makanan goitrogenik dilihat bahwa asupan Fe siswa tidak yang dikonsumsi antara lain kacang anemi lebih tinggi (8,4mgr/100gr) dari kedele 56,6 %, kobis 23,3 %, sawi siswa anemia (7,2mgr/100gr). Sumber 11,6% dan kacang tanah 5 %. Sumber makanan yang mengandung Fe didapat makanan goitrogenik terbanyak dari siswa sebagian besar dari kacang- kacang kedele, di mana sebagian besar kacangan 56,6%, sayur bayam 14,16%, dikonsumsi dalam bentuk tahu dan sayuran hijau lainnya 18,3%, ayam tempe. dan ikan 6% dan susu 4,1%. Kacang- kacangan merupakan sumber makanan
V. Kadar UIE yang banyak mengandung mineral besi Dari Gambar 5. diketahui bahwa tetapi juga merupakan bahan makanan rerata kadar UIE siswa anemia lebih goitrogenik yang dapat menghambat tinggi dari siswa tidak anemia (8,9%) absorbsi iodium. tapi masih mendekati angka normal. diketahui bahwa rerata nilai matematika siswa tidak anemia lebih tinggi dari siswa yang anemia (4,1). Rerata nilai bahasa Indonesia siswa tidak anemia sedikit lebih tinggi dari siswa yang anemia (0,8).
MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8
50 100 150 200 250 anemi normal
Rerata Kadar UIE
anemi normalP=0,39 mg /dl Gambar 5. Rerata Kadar UIE
Dari rerata kadar UIE di atas dapat dilihat bahwa siswa anemia maupun tidak anemia kadar UIE nya masih normal (antara 100-199 mg/dl).
Dari uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar UIE dengan kadar hemoglobin (p
VI. Rerata Nilai Matematika dan Ba- hasa Indonesia Rerata Nilai Matematika dan
Bahasa Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 6. Dari Gambar 6. dapat
- -value=0,39).
70 Anemia Normal
10
20
30
40
50
60
MT BI MT p=0,10 BI p =0,76
Gambar 6. Rerata Nilai Matematika dan Bahasa Indonesia
58,8 62,9 56,7 57,5
Hubungan antara Anemia Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati)
Dari uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai matematika dengan status anemia (p-value=0,10). Begitu juga dengan nilai bahasa Indonesia tidak ada hubungan yang bermakna dengan status anemia (p-value=0,76).
UCAPAN TERIMA KASIH
Rerata nilai yang diperoleh siswa anemia maupun siswa tidak anemia untuk bahasa Indonesia lebih rendah dari rerata nilai Matematika.
KESIMPULAN
Status anemia gizi besi tidak berhubungan dengan prestasi belajar (nilai matematika dan bahasa Indonesia), Asupan Fe pada siswa tidak anemia lebih tinggi dari siswa yang anemia, Kadar UIE pada siswa yang anemia lebih tinggi dari siswa tidak anemia.
SARAN
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
Kepala Badan Penelitian dan 1. Pengembangan Kesehatan Jakar- ta yang telah memberikan ijin, kesempatan dan bantuan dana untuk melaksanakan penelitian ini; Kepala BP2GAKI Magelang atas 2. bimbingan dan dukungannya sela- ma ini; DR. Djoko Kartono, M.S., DR. Ir.
3. Anies Irawati, M. Kes., dan DR.
Susilowati Herman selaku reviewer, atas bimbingan dan bantuan teknisnya; Komisi Etik Penelitian Badan 4. Litbangkes atas ijin etik penelitian Badan Kesbanglinmas Temang- 5. gung, Dinas Kesehatan Temanggung dan Puskesmas Parakan atas kemudahan dan bantuan yang diberikan selama pengumpulan data; Bapak, ibu guru dan para responden 6. atas partisipasinya dalam penelitian ini; Semua anggota tim peneliti yang 7. telah bekerja keras mulai dari tahap persiapan hingga selesainya penelitian ini; Pihak-pihak lain yang tidak bisa kami 8. sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar.
- Perlu dilakukan analisa lebih lanjut tentang status anemia dan kadar UIE yang berpengaruh terhadap prestasi belajar ( nilai matematika dan bahasa Indonesia) pada anak sekolah di daerah endemik GAKI.
- Masukan bagi pengelola program gizi setempat dalam upaya perbaikan program gizi anak sekolah dengan mengatasi anemia dan GAKI.
- Bagi pengelola kantin sekolah untuk menyediakan jajanan atau makanan yang banyak mengandung mineral besi seperti kacang-kacangan, buah jambu, roti gandum, sayuran hijau dan susu.
- Perlu dilakukan penelitian lanjutan baik yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri maupun peneliti lain
Mudah-mudahan segala amal kebaikan yang telah diberikan menda- pat ridho dari Allah SWT, amin. MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8
DAFTAR PUSTAKA
Latifah Lenny. Prestasi belajar anak 1. sekolah di daerah endemik GAKI. Laporan penelitian. Magelang: Balai Litbang GAKI; 2007.
Departemen Kesehatan RI. Survey 2. Kesehatan Rumah Tangga 2001. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Zimmermann M, et al. Iron 3. Supplementation in goittous, iron- deficient children improves their response to oral iodized oil. Eur j endocrinol 2000; 142(3):217-223 Ina Hermawati, MPH. Program 4. Penanggulangan GAKI di Indonesia. Seminar nasional 19 Januari 2008. Magelang.
Depkes. Gangguan Akibat Keku- 5. rangan Iodium dan Garam Beryodium. Jakarta: Pusat Penyu- luhan Kesehatan Masyarakat; 2003 Moesijanti Y. E. Soekatri. Interaksi 6. Yodium Dengan Zat Gizi Lain, seminar nasional, Semarang 2005 Thaha, Razak; Dahlan, Djunaidi M; 7. Nurhaedar, Jafar, Analisis Faktor Resiko”coastal goiter” dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2001