Perhitungan Economic Order Quantity EOQ Titik Pemesanan Kembali atau Reorder Point ROP

pemakaian, biaya pemakaian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanannya. Pesanan disini dapat diartikan sebagai pembelian ataupun produksi barang tersebut. Berdasarkan konteks diatas, yang dimaksud dengan Economical Order Quantity adalah jumlah barang yang dibeli dengan mengeluarkan biaya minimal dan sering dikatakan pembelian paling optimal. Menurut M.Nafarin 2004:84 metode EOQ dapat dibenarkan bila syarat berikut ini terpenuhi: a. Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman bahan tidak terlambat, b. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan, c. Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang tahun periode, d. Harga beli bahan per unit konstan sepanjang periode, e. Setiap saat bahan diperlukan selalu tersedia di pasar, f. Bahan yang dipesan tidak terikat dengan bahan yang lain, terkecuali bahan tersebut ikut diperhitungkan tersendiri dalam EOQ.

2.2.2. Perhitungan Economic Order Quantity EOQ

Menurut Slamet 2007:70, perhitungan economical order quantity EOQ dapat diformulasikan sebagai berikut: √ R = Kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu. S = Biaya pesanan setiap kali pesan disebut dengan procurement cost atau ordering cost atau setup cost. P = Harga bahan per-unit. I = Biaya penyimpanan bahan baku digudang dinyatakan dalam persentase dari nilai persediaan rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan carrying cost atau storage cost atau holding cost. P × I = Besarnya biaya pemyimpanan bahan baku per-unit. Rumus jumlah pemesanan ekonomis EOQ menurut Sunyoto 2013:180, adalah : √ Keterangan: F = Biaya tetap untuk melakukan pemesanan dan menerima barang yang masuk. S = Jumlah penjualan unit per tahun. C = Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam persentase atas nilai persediaan. P = Harga per unit persediaan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Berdasarkan konteks diatas, menurut Slamet 2007:70, EOQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: √ R = Kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu. S = Biaya pesanan setiap kali pesan disebut dengan procurement cost atau ordering cost atau setup cost. P = Harga bahan per-unit. I = Biaya penyimpanan bahan baku digudang dinyatakan dalam persentase dari nilai persediaan rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan carrying cost atau storage cost atau holding cost. P × I = Besarnya biaya pemyimpanan bahan baku per-unit.

2.2.3. Titik Pemesanan Kembali atau Reorder Point ROP

Menurut Awat 1999:477, reorder point menunjukkan pada kuantitas berapa sisa persediaan di gudang baru dilakukan pemesanan kembali. Karena adanya tenggang waktu antara pemesanan dan tibanya bahan di gudang, maka pemakaian bahan selama pemesanan itu diperhitungkan. Reorder point atau titik pemesanan kembali itu harus memperhatikan jumlah safety stock dan jumlah penggunaan bahan selama lead time. Sedangkan menurut Achmad 2002:84, titik pemesanan kembali reorder point dimaksudkan menentukan jumlah pada saat suatu pesanan harus dilakukan. Reorder point ditentukan oleh dua faktor, yaitu besarnya safety stock dan kebutuhan selama lead time. Rumus untuk menghitung ROP adalah sebagai berikut: ROP = S + Lt.K Keterangan: S = Safety stock Lt = Lead time K = Kebutuhan selama satu periode Menurut Slamet 2007:72, reorder point dapat dicari dengan rumus berikut: Keterangan: LD = Lead time AU = Average usage = Pemakaian rata-rata SS = Safety stock Reorder point atau titik pemesanan kembali menurut Abd’rachim 2008:60, adalah waktu minimal untuk melakukan pemesanan ulang sehingga bahan pesanan dapat diterima tepat waktu sedangkan persediaan di atas safety stock adalah sama dengan nol. Dengan demikian, bahan pesanan tidak akan melewati batas waktu sehingga akan melanggar safety stock. Dalam penentuan reorder point, kita harus memperhatikan faktor-faktor, yaitu penggunaan material selama tenggang waktu sebelum barang pesanan datang procurement lead time, jumlah safety stock. Berdasarkan konteks diatas, reorder point menunjukan pada kuantitas berapa sisa persediaan di gudang baru dilakukan pemesanan kembali. Dalam penentuan reorder point, kita harus memperhatikan faktor-faktor, yaitu penggunaan material selama tenggang waktu sebelum barang pesanan datang procurement lead time, jumlah safety stock. Adapun rumus untuk menghitung besarnya reorder point menurut Slamet 2007:72 adalah sebagai berikut: Keterangan: LD = Lead time AU = Average usage = Pemakaian rata-rata SS = Safety stock

2.2.4. Persediaan Pengaman Safety Stock

Dokumen yang terkait

Analisis Pengendalaian Persediaan Obat Menggunakan Metode Eoq (Economics Order Quantity) Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2 74 115

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)

12 94 51

ANALISIS OPTIMASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA MAJU BAKERY KAUMAN KIDUL SALATIGA

14 115 102

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT. DIKA BAKERY.

0 4 11

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT. DIKA BAKERY.

0 4 14

PENDAHULUAN EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT. DIKA BAKERY.

0 3 11

ECONOMIC ORDER QUANTITY EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT. DIKA BAKERY.

0 5 28

KESIMPULAN EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT. DIKA BAKERY.

0 4 16

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PERUSAHAAN, ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY DALAM MENGOPTIMALISASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU.

18 57 30

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Synchrowood Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Eoq) Pada Toko Creative Interior

0 0 10