HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap individu adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan interaksi dengan individu lain dalam lingkungan yang ditempatinya. Keterlibatan individu dalam suatu hubungan sosial berlangsung semenjak usia dini. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Fatimah (2006) bahwa proses sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan berlangsung terus hingga ia dewasa atau tua. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial merupakan penyeimbang bagi proses perkembangannya sebagai individu. Hal ini diperjelas oleh pendapat Prayitno (2006) yang menyatakan bahwa perkembangan dimensi keindividualan di imbangi dengan perkembangan dimensi kesosialan pada diri individu yang bersangkutan.

Kemampuan berinteraksi sosial merupakan salah satu kemampuan yang penting dimiliki oleh remaja. Kemampuan berinteraksi sosial ini akan menjadi bekal untuk kehidupan anak atau remaja dimasa yang akan datang. Secara langsung maupun tidak langsung, kemampuan berinteraksi sosial membantu remaja untuk dapat menyesuaiakan diri dengan standar harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku disekelilingnya (Matson & Ollendick, 2011). Ketika remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma disekelilingnya remaja akan mencari pelarian ke hal-hal yang tidak baik, mengalami gangguan perilaku karena rendahnya kemampuan interaksi sosial, akibatnya remaja melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain (Lohey, 2007)

Mu’tadin dalam Rini (2015) juga mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja adalah memiliki keterampilan berinteraksi sosial untuk dapat


(2)

menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan interaksi sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dan sebagainya. Apabila kemampuan interaksi sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Rendahnya kemampuan berinteraksi sosial ini membuat remaja kurang mampu menjalin interaksi secara efektif dengan lingkungannya dan memilih perilaku menyimpang sebagai strategi coping. Mereka cenderung mengganggap perilaku menyimpang merupakan cara yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan sosial. Akibatnya, mereka sering ditolak oleh orang tua, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat (Patterson, 2005).

School refusal merupakan perilaku school refusal yang lebih akrab dikenal dengan aksi penolakan sekolah merupakan masalah kesehatan mental dan masalah dalam bidang pendidikan profesional (Kearney, 2007). Perilaku school refusal merupakan pengalaman yang sangat menegangkan bagi para mahasiswa remaja yang baru pertama kali melakukan hal ini. Sebaliknya, perilaku school refusal menjadi hal yang sudah biasa dan bisa membuat kecanduan bagi sebagian para mahasiswa yang memiliki tingkat keseringan untuk melakukannya (Walick, 2011). Perilaku school refusal merupakan hilangnya semua konsistensi atau penolakan dari para mahasiswa remaja untuk pergi ke kampus yang didasari oleh rendahnya kemampuan berinteraksi sosial (Plante, 2007).


(3)

3

Segal (2007) menyatakan dalam situsnya setiap hari, di Amerika Serikat ratusan dari ribuan remaja absen dari sekolah tanpa ijin dan alasan yang jelas. Di negara ini, membolos adalah masalah yang mulai meresahkan. Karena menurut beberapa penelitian, perilaku membolos sangat dipercaya sebagai prediktor munculnya perilaku delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah remaja yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah). Di Amerika Serikat, remaja yang membolos disebut sebagai Person in Need of Supervision (PINS) atau orang yang membutuhkan pengawasan. Di Indonesia sendiri hasil penelitian yang dilakukan Prihartanto (2009) pada mahasiswa remaja PTS di Semarang perilaku membolos kuliah sering dilakukan mahasiswa, dibuktikan dari daftar presensi mahasiswa dalam mata kuliah pilihan Anak Luar Biasa, dari 32 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut, rata-rata terdapat 14 mahasiswa (43,7%) yang membolos di setiap pertemuannya. Pada mata kuliah Psikologi Komunitas dari 76 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut, rata-rata terdapat 34 mahasiwa (44,75%) yang membolos disetiap pertemuannya. Hasil survey yang dilakukan Damayanti (2013) menunjukkan bahwa 59,6% siswa pernah membolos, sisanya 40,6% menyatakan tidak pernah membolos. Pernyataan para siswa juga memperteguh temuan tersebut dengan prosentase data yang sedikit berbeda, yakni siswa yang membolos sekolah sebesar 53,6% dan sisanya 46,4% menyatakan tidak pernah membolos. Alasan-alasan dibalik perilaku membolos ini cukup beragam seperti karena malas, ada keperluan, gurunya tidak enak mengajar, jam pelajaran kosong, mencari perhatian dan lain-lain. Devari (2013) menyebarkan kuisoner pada bulan Februari 2013 pada 191 responden tentang perilaku school refusal pada remaja di 8 SMP kelas 7 dan kelas 8 di SMP “XY” Kota Batu, hasil penelitian di kelas 7


(4)

sebanyak 65,7% mengaku keluar kelas saat guru tidak datang mengajar, sedangkan di kelas 8 sebanyak 73.9% mengaku tidak masuk sekolah tanpa keterangan.

Mogulescu & Segal (2007), menjelaskan bahwa perilaku school refusal pada remaja merupakan variabel yang penting untuk diteliti dan ditelaah serta di cari solusi yang tepat karena perilaku school refusal dapat menurunkan kualitas pendidikan baik secara akademis maupun perkembangan mental remaja. Bagi pihak sekolah, tindakan membolos tidak hanya melanggar peraturan atau tata tertib yang berlaku. Hasil penelitian Departemen Sosial (Prihartanto, 2009) menemukan perilaku membolos berada pada rating pertama sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja. Penelitian Amalia (Prihartanto, 2009) menyatakan perilaku membolos relatif tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya, seperti tawuran, perjudian, penggunaan obat-obatan terlarang, kehamilan di luar nikah, dan aborsi.

Perilaku school refusal jika tidak ditangani dan berkepanjangan maka akan berdampak pada prestasi belajar mahasiswa dan dapat menghambat pencapaian prestasi yang optimal pada mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa ketinggalan mata kuliah sehingga sibuk mencari pinjaman catatan dan materi, kemungkinan mendapatkan sanksi yang menyebabkan mahasiswa bersangkutan tidak dapat mengikuti ujian atau nilai tidak dapat keluar serta memboroskan waktu dan biaya (Anggie, 2002). Selain merugikan mahasiswa itu sendiri, perilaku mahasiswa juga berpengaruh bagi eksistensi perguruan tinggi yaitu meningkatkan perilaku membolos pada mahasiswa akan menyebabkan tingkat kelulusan mahasiswa yang tepat waktu semakin meningkat dan hal tersebut dapat mempengaruhi akreditas kampus. Kondisi itulah yang menimbulkan harapan supaya perilaku membolos pada mahasiswa rendah, namun kenyataannya perilaku membolos pada mahasiswa sudah


(5)

5

menjadi salah satu masalah didunia pendidikan, dan hal itu banyak pihak prihatin (Prihartanto, 2009).

Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dikampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 31 Oktober 2014 yaitu dengan melakukan wawancara kepada 10 mahasiswa 2008-2010 PSIK UMM, menyatakan bahwa mahasiswa 100% tidak bisa menolak ajakan teman, 50% membolos karena penjelasan dosen kurang dimengerti, 50% malas berangkat kekampus karena matakuliahnya tidak menyenangkan, 50% datang dikampus tetapi pada saat dosen datang lebih memilih meninggalkan matakuliah dan hanya mengikuti matakuliah jam pertama, jam kedua dan seterusnya tidak diikuti, 30% belum menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, 25% tidur dalam kelas dan keperluan pribadi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui presensi mahasiswa sebagai contoh matakuliah ilmu penyakit dalam semester genap, dari 76 mahasiswa yang mengikuti matakuliah tersebut rata-rata terdapat 34 mahasiswa yang membolos pada matakuliah tersebut, terkadang ada perubahan angka membolos mahasiswa disetiap pertemuannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Kemampuan Interaksi Sosial dengan Perilaku School Refusal pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang”. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi dari peran keperawatan khususnya keperawatan komunitas menurut (Doheny, 2000) antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses untuk dapat memperhatikan dan melakukan tindakan menekan perilaku school refusal yaitu Change Agent atau pembawa perubahan pada seseorang yang berinisiatif membuat perubahan dirinya atau pada system.


(6)

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran perilaku school refusal dan faktor kemampuan berinteraksi sosial?

2. Bagaimana hubungan antara kemampuan berinteraksi sosial terhadap perilaku school refusal pada mahasiswa.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara faktor kemampuan berinteraksi sosial terhadap perilaku school refusal di Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran karakteristik mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Mendeskripsikan gambaran kemampuan berinteraksi sosial mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Mendeskripsikan gambaran perilaku school refusal pada mahasiwa di Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Menganalisis hubungan kemampuan berinteraksi sosial dengan perilaku school refusal di Universitas Muhammadiyah Malang.


(7)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian mengenai hubungan antara faktor kemampuan berinteraksi sosial terhadap perilaku school refusal serta untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan dalam bidang keperawatan komunitas. Penelitian ini sangat berguna dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk pihak kampus karena akan menjadi bahan acuan pendidikan dan pembinaan bagi para dosen dalam mengatasi perialaku school refusal pada mahasiswa dan menjadi bahan informasi bagi kampus dalam menentukan kebijakan khususnya dalam upaya pencegahan dan penaggulangan perilaku school refusal pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Pendidikan

Sebagai sumbangan referensi mengenai pembahasan hubungan antara faktor kemampuan berinteraksi sosial terhadap perilaku school refusal, serta untuk menambah kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi kesehatan guna mengetahui masalah kesehatan jiwa/mental pada remaja, serta diharapkan bermanfaat bagi dinas pendidikan untuk mendata dan menangani siswa yang mengalami perilaku school refusal.


(8)

5. Ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi bagi ilmu keperawatan ,khususya keperawatan komunitas dalam kampus guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan lingkungan.

1.4 Keaslian Peneliti

1. Menurut hasil Penelitian Prastika, (2014) yang berjudul “Hubungan antara Menejemen Emosi dengan prilaku school refusal di SMP Batu Malang”. Berdasarkan analisis data menggunakan tes chi square melalui progam SPSS 15 yaitu nilai probabilitas (Sig.) didapatkan adalah sebesar < 0,05 yaitu 0,027, dan

χ² hitung (7,238) > χ² tabel (5,991) maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada hubungan antara variabel Kemampuan Manajemen Emosi dengan Perilaku School Refusal. Dilihat dari koefisien kontingensi yang mempunyai nilai sebesar 0, 365 yang berada di bawah 0,5 maka hubungan antara kedua variabel adalah lemah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada variabel dependennya. Sedangkan pada penelitian saya tidak meneliti manajemen emosi tetapi faktor kemampuan interaksi sosial terhadap perilaku school refusal.

2. Menurut hasil Penelitian Rini, (2015) yang berjudul “Hubungan antara Social Interaction skill dengan prilaku Bulying di SMK X Malang”. Berdasarkan analisis data menggunakan tes spearman rank melalui progam SPSS 15 yaitu nilai probabilitas (Sig.) didapatkan adalah sebesar 0,001, r hitung 0,566, α 0,05, probabilitas (Sig.) < α. Dimana dapat disimpulkan bahwa Hi diterima, berarti terdapat hubungan antara variabel Faktor Social Interaction skill


(9)

9

terhadap Perilaku Bullying. Besarnya korelasi 0,566 menunjukan bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut sedang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas terletak pada variabel independennya. Sedangkan pada penelitian saya tidak meneliti perilaku bullying tetapi faktor kemampuan berinteraksi sosial terhadap perilaku school refusal.

3. Penelitian dari Devari, (2013) yang melakuan studi penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner tentang kenakalan remaja dan perilaku menyimpang remaja. Kenakalan remaja dan perilaku menyimpang remaja yang didapatkan adalah perilaku seksual, membolos (school refusal), perilaku merokok, bullying. Depari melakukan penelitian yang berjudul pengaruh Behavior Modification terhadap perubahan perilaku seksual pada remaja di kota Batu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan rancangan Quasy experiment design. Rancangan penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara mengobservasi kelompok kasus dan kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi (pretest). Perlakuan Behavior Modification diberikan pada kelompok kasus selama 60 menit dalam penelitian ini intervensi diberikan hanya satu kali yang diikuti dengan kontroling selama satu minggu. Setelah pemeberian intervensi maka kelompok kasus dan kelompok kontrol diobservasi kembali (posttest).

Penelitian ini melibatkan 20 responden berusia 13 – 16 tahun yang diambil secara khusus sesuai dengan kebutuhan penelitian yang terdiri dari kelas IX dan kelas VIII. Nilai kelompok kasus dan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi berdasarkan uji mann whitney adalah Zhitung sebesar -1,573 yang artinya Zhitung lebih besar dari Ztabel sebesar 1.96 (-1.573 > -1.96) dengan nilai signifkansi sebelum intervensi Behavior Modification kelompok kasus dan kontrol sebesar p value 0.116


(10)

yang lebih besar dari alpha 5% (0,05) (0.116 > 0.05). Sedangkan setelah diberikan intervensi Behavior Modification nilai Zhitung pada kelompok kasus dan kelompok kontrol sebesar -4.935 yang lebih kecil dari Ztabel -1.96 (-4.935 < -1.96) dengan signifikansi p value 0.00 lebih kecil dari nilai alpha 5% (0.00<0.05) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima yakni ada perbedaan perilaku pada kelompok kasus dan kontrol sebelum dan setelah diberikan intervensi Behavior Modification. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independennya.


(11)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL

DENGAN PERILAKU

SCHOOL REFUSAL

PADA

MAHASISWA DI UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH

MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Serjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadyah Malang

Oleh:

ISMA CHOIRIYAH

201010420311014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(12)

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Isma Choiriyah

NIM : 201010420311014

Program studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES (UMM) Judul Skripsi : Hubungan antara Kemampuan Interaksi Sosial Dengan

Perilaku School Refusal Pada Mahasiswa di Universistas Muhammadiyah Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, 26 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Isma Choiriyah NIM. 201010420311014


(13)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan antara kemampuan interaksi sosial dengan perilaku school refusal pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang”. Proposal Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Aini Alifatin S.kp., M.kep selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan masukan yang sangat membangun.

4. Ibu Nurlailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.

5. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya skripsi ini.

6. Teman-teman PSIK A 2010 Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

vi

penyusunan proposal skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga proposal skripsi ini bisa disetujui dan segera direalisasikan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Malang, 26 Juni 2015


(15)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………... i

Lembar Persetujuan ………... ii

Lembar Pengesahan ………... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ……… iv

Kata Pengantar ..……….…………... v

Abstract ..……….…………. ……… vii

Abstrak ……... ..……….…………... viii

Daftar Isi……….…………... ix

Daftar Tabel………... xi

Daftar Gambar ………... xii

Daftar Lampiran………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……….………. 6

1.3 Tujuan ……..……….. 6

1.3.1 Tujuan Umum ……….... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ………... 6

1.4 Manfaat Penelitian……… 7

1.5 Keaslian Penelitian ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….……….... 11

2.1 Konsep Remaja ………..………. 11

2.1.1 Pengertian Remaja ……….………. 11

2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja…….………. …… 12

2.1.3 Karakteristik Masa Remaja…….………. 13

2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja……….. 14

2.2 Konsep Kemampuan Interaksi Sosial……….. 16

2.2.1 Pengertian Kemampuan Interaksi Sosial…………... 17

2.2.2 Faktor-faktor Kemampuan Interaksi Sosial.………. 17

2.2.3 Jenis-jenis Kemampuan Interaksi Sosial.………….. 18

2.2.4 Ciri-Ciri Kemampuan Interaksi Sosial ………. 19

2.2.5 Bagian-bagian Kemampuan Interaksi Sosial ……… 20 2.2.6 Pentingnya Pendidikan Kemampuan Interaksi Sosial 21 2.2.7 Alat Ukur Standar Kemampuan Interaksi Sosial …… 22

2.3 Konsep Perilaku School Refusal……… 23

2.3.1 Pengertian Perilaku School Refusal ……….. 23

2.3.2 Aspek-aspek Perilaku School Refusal …….………….. 24

2.3.3 Faktor-Faktor terjadinya Perilaku School Refusal ……. 24

2.3.4 Karakteristik Perilaku School Refusal ……….. 28

2.3.5 Dampak Perilaku School Refusal………. 28

2.3.6 Penanganan Perilaku School Refusal……… 29

2.37 Alat Ukur Standar Perilaku School Refusal…………... 29 2.4 Hubungan Kemampuan Interaksi Sosial terhadap Perilaku


(16)

x

3.1 Kerangka Konsep………..……… 33

3.2 Hipotesis..………….……… 34

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..……….... 35

4.1 Desain Penelitian ……….... 35

4.2 Kerangka Penelitian ……… 35

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ……….. 37

4.3.1 Populasi Penelitian……….. 37

4.3.2 Teknik Sampling ……… 38

4.3.3 Sampel Penelitian………. 38

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……… 38

4.4.1 Variabel Penelitian……… 38

4.4.2 Variabel Independen ………. 39

4.4.3 Variabel Dependen ……… 39

4.4.4 Definisi Operasional ………. 39

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 41

4.6 Instrumen Penelitian ………... 41

4.7 Uji Validitas dan Reabilitas ………. 43

4.7.1 Uji Validitas ……… 44

4.7.2 Uji Reliabilitas ………. 45

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ………... 46

4.8.1 Tahap Persiapan ……….. 46

4.8.2 Tahap Pelaksanaan ……….. 47

4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ………... 48

4.8.4 Tahap Pengelolaan Data ……….. 48

4.9 Analisis Data ………... 49

4.9.1 Univariat ………. 49

4.9.2 Bivariat……….. 50 4.10 Etika Penelitian ………... 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA……….... 53

5.1 Hasil Penelitian Deskriptif ………... 53

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………..54

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 54

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ….. 55

5.2 Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang pada Bulan April 2015... 55

5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Interaksi Sosial berdasarkan Domain ………. 59

5.4 Gambaran Perilaku School Refusal pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang pada Bulan April 2015.…………... 59

5.5 Hasil Analisis Bivariat…….……….. 61


(17)

xi

BAB VI PEMBAHASAN ……….……….... 63

6.1 Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang ………... 63

6.2 Gambaran Perilaku School Refusal pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang……..…………..….…. 68

6.3 Hubungan Antara Kemapampuan Interaksi Sosial terhadap Perilaku School Refusal ………. 72

6.4 Keterbatasan Penelitian ………..………. 74

6.5 Implikasi Keperawatan ………. 75

BAB VII PENUTUP ……….……….... 77

7.1 Kesimpulan ………... 77

7.2 Saran ………..…..…………..….…. 78

Daftar Pustaka ………..…..…………..….…. ……. 81


(18)

xii

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ……….... 40

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Interaksi Sosial..………. 42

Tabel 4.3 Indikator Perilaku School Refusal ..………. 42

Tabel 4.4 Kisi-kisi kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial………. 43

Tabel 4.5 Kisi-kisi kuesioner Perilaku School Refusal……….... 43

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kuisoner Kemampuan Interaksi sosial dan Perilaku SchoolRefusal………... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Kuisoner Kemampuan Interaksi Sosial dan Perilaku School Refusal ……….………... 46

Tabel 4.8 Interprestasi Koefisien Korelasi……….………... . 51

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……...………....54

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan angkatan…..………..55

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Interaksi Sosial………..55

Tabel 5.2.2 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Emotional Sensitivity………...……..56

Tabel 5.2.3 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Emotional Expresivity………...…...56

Tabel 5.2.4 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Emotional Control………...…….57

Tabel 5.2.5 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Social Ekspresivity………...……...57

Tabel 5.2.6 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Social Sensitivity………...……..58

Tabel 5.2.7 Kemampuan Interaksi sosial pada domain Social Control………...……...58

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Interaksi sosial pada enam domain………...……59

Tabel 5.4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku School Refusal…..……...……60

Tabel 5.4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku School Refusal berdasarkan empat domain ………..……...……60

Tabel 5.5.1 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogrov Smirnov test Antara kemampuan Interaksi Sosial dengan Perilaku School Refusal pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang…....……...…….61

Tabel 5.6.1 Hasil Analisi Uji Korelasi Pearson Product Moment Antara kemampuan Interaksi Sosial dengan Perilaku School Refusal pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang………..……...……62


(19)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan antara Kemampuan Interaksi

Sosial dengan Perilaku School Refusal .… ……… …...35

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian…….………. .. ...38

Gambar 5.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


(20)

xiv

Lampiran 1. Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian…… ... 85 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………… ... 86 Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi pembimbing 1………….. 87 Lampiran 4. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi pembimbing 2………… . 89 Lampiran 5. Lembar Angket Persetujuan………… ... 90 Lampiran 6. Lembar Revisi Seminar Proposal………… ... 91 Lampiran 7. Lembar Revisi Ujian Hasil ………… ... 92 Lampiran 8. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden………… ... 93 Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden………… ... 94 Lampiran 10. Lembar Kuisioner………… ... 95 Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…...………. ...102 Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Kemampuan Interaksi Sosial

Lampiran 13. Data Hasil Penelitian Perilaku School Refusal

Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas …………..….……….110 Lampiran 15. Hasil Analisis Uji Korelasi Person Product Moment ……….111 Lampiran 16. Dokumentasi………… ... 112 Lampiran 17. Curiculum Vitae ………… ... 113


(21)

81

81

DAFTAR PUSTAKA

Adisti, P. (2010). Personality Plus for Teen. Jogjakarta: Pustaka Grhatama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Alimul, A. (2003). RisetKeperawatan&TeknikPenulisanImliah.Jakarta :SalembaMedika.

Anngie, C.(2002). Perilaku membolos pada mahasiswa. Salatiga: Fakultas Ilmu Sosial Politik Satya Wacana.

Ampuni, S., & Andayani, B. (2007). Memahami Anak dan Remaja Dengan Kasus Mogok Sekolah: Gejala, Penyebab, Struktur Kepribadian, Profil Keluarga, dan Keberhasilan Penanganan. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,34 (1), 55-75.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Connection, C. (2009). School Refusal Coping Study: An Abridged Report of an Investigation for New Responses to Student Who are Often Absent from School with Their Parents Knowlwedge. Queensland: Community Living Association Inc.

Crick H. R & Dodge K.A. (2005). A review and reformulation of social information processing

mechanisms in children’s : social adjustment psychological.15 (1) 74-101 Daradjat, Z. (2005). Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Davison, G. C., John, M. N., & Ann, M. K. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke 9). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devari, T. (2013). Pengaruh Behavior Modification Terhadap Perubahan Frekuensi Perilaku Seksual pada Remaja di Kota Batu. Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.

Depkes RI.(2002). Pedoman pemantauan penilaian program perawatan kesehatan masyarakat. Jakarta. Damayanti, F. (2013).The study of bad behavior of skipping the class private school at Surabaya. Surabaya :

UNESA.

Doheny (2002). The Disciplin Of Nursing An Introduction. A prentice.hall publishing and communication company. California

Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan Praktik dalam keperawatan. Jakarta: CV. Salemba Medika.

Fatimah, E. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.


(22)

82

Gresham, F.M &Reschly D.J (2001). Dimensions of social cpmpetence : mental factors in the assessment of adaptive behavior. Social skills an peer acceptance. Journal of school psychology. 25, 367-381

Gunarsa, S & Yulia,S.G (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Handerson, C.(2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A (2007) .Metode penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

_________ .(2009). Psikologi Perkembangan , Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alih Bahasa: Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta; Erlangga. Ichsani, W (2007). Studi tentang faktor penyebab dan alternatif penyelesaian masalah perilaku membolos

pada siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Johnson, D.W. (2004). Joing Together Group Theory and Group Skill. Baston :Allyn& Bacon

Kearney, C.A. (2007). Moving From Assesment To Treatment Of School Refusal Behavior In Youth. International Journal of Behavioral Consultation and Therapy, 1 (1), 46-51.

Kearney, C.A. (2007). Addressing School Refusal Behavior: Suggestion for Frontline Professionals. Journal of Child and Adolescent School, 27 (4), 207-216.

Kelly. J.A (2004).Social-skills Training A Practical Guide For Interventions. New York : Plenum Press. Kusumadewi, T. N. (2009). Hubungan antara kecanduan internet game online dan keterampilan sosial pada

remaja. Depok: Program Ekstensi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Lohey, B.B. (2007). Psychology an Introduction. New York :McGrow - Hill Company Loton, D. (2007). Problem video game playing, selft esteem and social skills. Victoria University.

Lyon, A.R. (2007).School refusal behavior in ecological context : broadening sample demographic and methods of assessment. Depaul University.

Ma’rifin, H (2005).Keperawatan sebagai profesi konsorsium ilmu kesehatan derektorat jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan dan kebudayaan.Aceh

Matson, J.L & Ollendick, T (2011).Enhancing Children’s Social Skill :Assesment and Training. New York : Pergamon press


(23)

83

83

Monks, FJ & Knoers, AMP, H. (2002).Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

_________ (2013). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan/Nursalam. Jakarta: Salemba Medika

Nuryadin, R. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Stres Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman,Jurnal Skripsi, 1-12.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pambudi, N.T. (2006). Perilaku Agresif Ditinjau dari Komunikasi Orangtua dengan Anak dan Perilaku Menonton Film Kartun Heroic di Televisi.Semarang : fakultas psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Patterson, G.R .(2005). A developmental perspective on anti social behavior . American: Psychologist. 44.329-335

Plante, W. A. (2007). The Role of Parenting: Anxiety, Somatic Symptoms and School Refusal in Children and Adolescent. The Brown University Child and Adolescent Behavior Letter, 23 (12), 1-6.

Potter, P & Perry, A.G.(2005). Fundamental of nusing, concepts, process and practice. The C.v Mosby Company.St.Louis.

Prastika, T. Y (2014). Hubungan manajemen emosi dengan prilaku school refusal pada Remaja di kota Batu. Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.

Pravitasari, T (2012). Pengaruh persepsi pola asuh permisif orang tua terhadap perilaku membolos. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negri Semarang.

Prayitno, E.(2006). Psikologi perkembangan remaja. Padang: Angkasa Raya. Purwanto.(2011). Statistic untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prihartanto, T.(2009). Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku membolos pada mahasiswa. Semarang: Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Rahayu, H.S. (2008). Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. Riduwan. (2009). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riggio, R. E., & Carney, D. R. (2003). Social skills inventory manual (2nd ed.). Menlo Park, CA:Mind Garden Inc.

Rini, M.S. (2015). Hubungan social interaction skill dengan perilaku bullying pada Remaja di smk x. Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.


(24)

84

Safaria, T & Saputra, N.E. (2012). Manajemen Emosi. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafino Persadi. Santoso, S .(2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama. Segal, H.J. (2007). Approaches to truancy prevention. Vera Institute of Justice Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Rajawali. Sugiyono (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan ke-4. Bandung : Alfabeta. Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam berbagai Aspeknya. Jambi :

Kencana.

Suseno, T. (2009). EQ Orangtua VS EQ Anak. Orangtua Pintar, Anak pun Pintar. Jogjakarta: Locus. Walick, C (2011). Working Through School Refusal.Journal of School District Psychology Departement,

1 (1), 1-4.

Walgito, B. (2004). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Edisi Revisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset. Wimmer, M (2008). School Refusal: Understanding the Reason Adolescent That Avoid School is the the First

Step in Getting Them to Return to School. Bristol and Woodland: Association of School Psychologists (NASP).

Wirawan, S. (2003). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Willard, H.W. (2009). Having Friends, Making Friends and Keep Friends: Relationships as Educational Context.

Wennar, C. & Kerig, P. (2005). Devolepmental psychopathology: From infancy throught adolenscence 5thed.Newyork : Mc Graw- Hill

Zamroni.(2011). Peran pendidikan tinggi dalam menuju kehidupan masyarakat yang demokratis.Yogyakarta : Seminar nasional Civic Education diperguruan tinggi yoyakarta.


(1)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan antara Kemampuan Interaksi

Sosial dengan Perilaku School Refusal .… ……… …...35

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian…….………. .. ...38

Gambar 5.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Universitas Muhammadiyah Malang pada Bulan April 2015……..54


(2)

xiv

Lampiran 1. Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian…… ... 85 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………… ... 86 Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi pembimbing 1………….. 87 Lampiran 4. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi pembimbing 2………… . 89 Lampiran 5. Lembar Angket Persetujuan………… ... 90 Lampiran 6. Lembar Revisi Seminar Proposal………… ... 91 Lampiran 7. Lembar Revisi Ujian Hasil ………… ... 92 Lampiran 8. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden………… ... 93 Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden………… ... 94 Lampiran 10. Lembar Kuisioner………… ... 95 Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…...………. ...102 Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Kemampuan Interaksi Sosial

Lampiran 13. Data Hasil Penelitian Perilaku School Refusal

Lampiran 14. Hasil Uji Normalitas ………… ..….……….110 Lampiran 15. Hasil Analisis Uji Korelasi Person Product Moment ……….111 Lampiran 16. Dokumentasi………… ... 112 Lampiran 17. Curiculum Vitae ………… ... 113


(3)

81

81

DAFTAR PUSTAKA

Adisti, P. (2010). Personality Plus for Teen. Jogjakarta: Pustaka Grhatama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Alimul, A. (2003). RisetKeperawatan&TeknikPenulisanImliah.Jakarta :SalembaMedika.

Anngie, C.(2002). Perilaku membolos pada mahasiswa. Salatiga: Fakultas Ilmu Sosial Politik Satya Wacana.

Ampuni, S., & Andayani, B. (2007). Memahami Anak dan Remaja Dengan Kasus Mogok Sekolah: Gejala, Penyebab, Struktur Kepribadian, Profil Keluarga, dan Keberhasilan Penanganan. Jurnal

Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,34 (1), 55-75.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Connection, C. (2009). School Refusal Coping Study: An Abridged Report of an Investigation for New

Responses to Student Who are Often Absent from School with Their Parents Knowlwedge. Queensland:

Community Living Association Inc.

Crick H. R & Dodge K.A. (2005). A review and reformulation of social information processing mechanisms in children’s : social adjustment psychological.15 (1) 74-101

Daradjat, Z. (2005). Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Davison, G. C., John, M. N., & Ann, M. K. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke 9). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devari, T. (2013). Pengaruh Behavior Modification Terhadap Perubahan Frekuensi Perilaku Seksual pada

Remaja di Kota Batu. Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.

Depkes RI.(2002). Pedoman pemantauan penilaian program perawatan kesehatan masyarakat. Jakarta. Damayanti, F. (2013).The study of bad behavior of skipping the class private school at Surabaya. Surabaya :

UNESA.

Doheny (2002). The Disciplin Of Nursing An Introduction. A prentice.hall publishing and communication company. California

Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan Praktik dalam keperawatan. Jakarta: CV. Salemba Medika.

Fatimah, E. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.


(4)

82

Gresham, F.M &Reschly D.J (2001). Dimensions of social cpmpetence : mental factors in the assessment of adaptive behavior. Social skills an peer acceptance. Journal of school psychology. 25, 367-381

Gunarsa, S & Yulia,S.G (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Handerson, C.(2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A (2007) .Metode penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

_________ .(2009). Psikologi Perkembangan , Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alih Bahasa: Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta; Erlangga.

Ichsani, W (2007). Studi tentang faktor penyebab dan alternatif penyelesaian masalah perilaku membolos

pada siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Johnson, D.W. (2004). Joing Together Group Theory and Group Skill. Baston :Allyn& Bacon

Kearney, C.A. (2007). Moving From Assesment To Treatment Of School Refusal Behavior In Youth.

International Journal of Behavioral Consultation and Therapy, 1 (1), 46-51.

Kearney, C.A. (2007). Addressing School Refusal Behavior: Suggestion for Frontline Professionals. Journal of

Child and Adolescent School, 27 (4), 207-216.

Kelly. J.A (2004).Social-skills Training A Practical Guide For Interventions. New York : Plenum Press. Kusumadewi, T. N. (2009). Hubungan antara kecanduan internet game online dan keterampilan sosial pada

remaja. Depok: Program Ekstensi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Lohey, B.B. (2007). Psychology an Introduction. New York :McGrow - Hill Company Loton, D. (2007). Problem video game playing, selft esteem and social skills. Victoria University.

Lyon, A.R. (2007).School refusal behavior in ecological context : broadening sample demographic and methods of

assessment. Depaul University.

Ma’rifin, H (2005).Keperawatan sebagai profesi konsorsium ilmu kesehatan derektorat jendral pendidikan

tinggi departemen pendidikan dan kebudayaan.Aceh

Matson, J.L & Ollendick, T (2011).Enhancing Children’s Social Skill :Assesment and Training. New York : Pergamon press


(5)

83

83

Monks, FJ & Knoers, AMP, H. (2002).Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,

(Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

_________ (2013). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,

Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan/Nursalam. Jakarta: Salemba Medika

Nuryadin, R. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Stres Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan

Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman,Jurnal Skripsi, 1-12.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pambudi, N.T. (2006). Perilaku Agresif Ditinjau dari Komunikasi Orangtua dengan Anak dan Perilaku

Menonton Film Kartun Heroic di Televisi.Semarang : fakultas psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata.

Patterson, G.R .(2005). A developmental perspective on anti social behavior . American: Psychologist. 44.329-335

Plante, W. A. (2007). The Role of Parenting: Anxiety, Somatic Symptoms and School Refusal in Children

and Adolescent. The Brown University Child and Adolescent Behavior Letter, 23 (12), 1-6.

Potter, P & Perry, A.G.(2005). Fundamental of nusing, concepts, process and practice. The C.v Mosby Company.St.Louis.

Prastika, T. Y (2014). Hubungan manajemen emosi dengan prilaku school refusal pada Remaja di kota Batu.

Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.

Pravitasari, T (2012). Pengaruh persepsi pola asuh permisif orang tua terhadap perilaku membolos. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negri Semarang.

Prayitno, E.(2006). Psikologi perkembangan remaja. Padang: Angkasa Raya. Purwanto.(2011). Statistic untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prihartanto, T.(2009). Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku membolos pada mahasiswa. Semarang: Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Rahayu, H.S. (2008). Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. Riduwan. (2009). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riggio, R. E., & Carney, D. R. (2003). Social skills inventory manual (2nd ed.). Menlo Park, CA:Mind Garden Inc.

Rini, M.S. (2015). Hubungan social interaction skill dengan perilaku bullying pada Remaja di smk x. Malang: PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.


(6)

84

Safaria, T & Saputra, N.E. (2012). Manajemen Emosi. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafino Persadi. Santoso, S .(2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama. Segal, H.J. (2007). Approaches to truancy prevention. Vera Institute of Justice Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.Rajawali. Sugiyono (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______(2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan ke-4. Bandung : Alfabeta. Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam berbagai Aspeknya. Jambi :

Kencana.

Suseno, T. (2009). EQ Orangtua VS EQ Anak. Orangtua Pintar, Anak pun Pintar. Jogjakarta: Locus. Walick, C (2011). Working Through School Refusal.Journal of School District Psychology Departement,

1 (1), 1-4.

Walgito, B. (2004). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Edisi Revisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset. Wimmer, M (2008). School Refusal: Understanding the Reason Adolescent That Avoid School is the the First

Step in Getting Them to Return to School. Bristol and Woodland: Association of School

Psychologists (NASP).

Wirawan, S. (2003). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Willard, H.W. (2009). Having Friends, Making Friends and Keep Friends: Relationships as Educational Context.

Wennar, C. & Kerig, P. (2005). Devolepmental psychopathology: From infancy throught adolenscence 5thed.Newyork : Mc Graw- Hill

Zamroni.(2011). Peran pendidikan tinggi dalam menuju kehidupan masyarakat yang


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MANAJEMEN EMOSI DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA REMAJA DI SMP “XY” KOTA BATU

2 13 30

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI MALANG

2 26 32

PERILAKU SOSIAL MAHASISWA MIGRAN DI SEKITARKAMPUS III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG(Studi Tentang Gaya Hidup dan Pola Interaksi Sosial)

8 79 2

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA

0 5 2

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

0 5 67

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA DI SMU ISLAM PUJON MALANG

0 5 2

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN ORIENTASI MASA DEPAN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Orientasi Masa Depan Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 12

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Empati Dengan Perilaku Altruisme Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Empati Dengan Perilaku Altruisme Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Asertif Pada Mahasiswa Aktivis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 15