14
I. PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi nasional semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga diperlukan adanya upaya untuk
menjamin ketersediaan energi secara berkesinambungan dalam jumlah dan mutu yang cukup dengan tingkat harga yang wajar.
Penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri masih didominasi oleh minyak bumi dan listrik, meskipun dalam dasawarsa
terakhir ini peranannya semakin menurun. Peranan minyak bumi dalam pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri cenderung berkurang, jumlah
pemasokannya tidak mengalami penurunan Sasmojo et al., 1990. Faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya konsumsi energi nasional konversi
dari pertanian ke industri, disamping meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Khususnya negara berkembang yang sedang mengalami
perubahan struktur ekonomi seperti Indonesia, peningkatan kebutuhan energi umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonominya.
Mengingat keterbatasan tersedianya sumber energi konvensional terutama minyak bumi serta gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran
minyak bumi berdampak buruk terhadap lingkungan, maka pemerintah Indonesia mengupayakan suatu kebijaksanaan untuk mengurangi peranan
energi konvensional dan meningkatkan peranan jenis energi lain dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Diantaranya dengan mengadakan
berbagai penelitian dan pengkajian terhadap pemanfaatan energi non- konvensional seperti energi surya, energi biomassa, energi angin, dan energi
air. Salah satu penggunaan energi yang cukup besar yaitu pada proses pendinginan hasil pertanian.
Jamur merang merupakan salah satu komoditas hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Jamur merang segar, terutama yang
masih kuncup mempunyai rasa lebih enak dibanding jamur merang yang telah mekar. Selain itu juga mempunyai harga pasar yang lebih tinggi, sehingga
15 jamur merang segar mempunyai nilai jual yang cukup tinggi baik untuk
konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Pemilihan cara penanganan lepas panen jamur merang yang meliputi
pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan sangat berperan dalam mempertahankan mutu jamur merang, terutama untuk memenuhi kebutuhan
jamur merang dalam keadaan segar dan jumlah yang cukup besar. Untuk mempertahankan nilai ekonomi jamur merang, berbagai cara dapat dilakukan
diantaranya dengan pengeringan, pengalengan, dan pendinginan. Pendinginan adalah pengambilan panas dari suatu benda atau ruangan
yang bersuhu lebih rendah dari lingkungan alamiahnya. Pendinginan sudah lama dikenal sebagai salah satu metode untuk mempertahankan mutu bahan
pangan. Pendinginan merupakan proses penurunan suhu bahan ke suhu tertentu di atas titik beku. Umur simpan bahan pangan pertanian untuk
dikonsumsi dapat diperpanjang dengan penurunan suhu, karena dapat menurunkan aktivitas enzimatik dan reaksi kimiawi oleh mikroba. Salah satu
jenis mesin pendingin yang umum digunakan pada zaman sekarang adalah mesin pendingin kompresi uap. Mesin pendingin jenis ini bekerja secara
mekanik dan perpindahan panas dilakukan dengan memanfaatkan sifat refrigeran yang berubah dari fase cair ke fase gas uap kemudian ke fase cair
kembali secara berulang. Namun penggunaan refrigeran terutama yang mengandung klor Cl seperti freon atau CFC Chlorofluorocarbon, ternyata
tidak ramah lingkungan. Zat-zat tadi selain dapat merusak lapisan ozon di atmosfer bumi, juga berdampak terhadap pemanasan global. Selain itu, di
masa mendatang diperkirakan kebutuhan energi akan semakin meningkat, sehingga diperlukan suatu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
menjalankan suatu sistem pendinginan. Dalam penelitian ini prinsip termoelektrik yang digunakan adalah efek
Peltier yang menyatakan bahwa bila dua buah logam atau bahan semi konduktor yang berbeda dihubungkan dan diberi arus, maka akan terdapat
perbedaan suhu. Jika material termoelektrik dialiri arus listrik, panas yang ada disekitarnya akan diserap dan dilepaskan pada bagian yang lain. Dengan
16 demikian, untuk mendinginkan udara tidak diperlukan kompresor pendingin
seperti halnya mesin-mesin pendingin konvensional. Sumber energi pada sistem pendinginan termoelektrik pada penelitian
ini berasal dari energi listrik, yang dihasilkan dari pengkonversian energi surya menjadi listrik menggunakan sel surya fotovoltaik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem pendinginan termoelektrik selain ramah lingkungan juga merupakan sistem pendinginan yang memanfaatkan energi alternatif
sebagai sumber enrgi untuk menjalankan sistem pendinginannya.
B. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan merancang dan uji performansi ruang pendingin dengan sistem termoelektrik efek Peltier sebagai unit pendingin,
serta mengkaji sistem pembuangan panas dari ruang pendingin dengan menggunakan bantuan air pada sirip pembuangan panas.
17
II. TINJAUAN PUSTAKA A.