PROSEDUR PENGUJIAN KONSTRUKSI DAN KINERJA A.

43

b. Instrumen dan Alat Ukur

Instrument dan alat ukur yang digunakan selama penelitian ini meliputi : • Modul termoelektrik • Sirip heatsink • Kipas DC • Termokopel tipe C-C • Hybrid recorder merk Yokogawa, digunakan untuk merekam dan mencetak data suhu termokopel • Gunting plat, digunakan untuk memotong plat alumunium • Gergaji, digunakan untuk memotong multiplek • Bor listrik, digunakan untuk melubangi plat alumunium • Obeng • Kunci pas • Alat ukur penggaris dan meteran • Palu palu besi dan palu karet • Anemometer digital tipe AM-4204 HA, digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara • Pyranometer

C. PROSEDUR PENGUJIAN

Penelitian ini terdiri dari dua tahap pengujian yaitu, tahap pengujian alat tanpa produk dan tahap pengujian alat dengan produk. Pengujian dilakukan di Laboratorium Surya Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB pada bulan Agustus 2006. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan hybrid recorder dan termometer. Pengukuran suhu dilakukan dengan memasangkan termokopel pada bagian-bagian yang akan diukur. Sementara pengukuran kecepatan aliran udara dilakukan dengan menggunakan anemometer. Parameter pengukuran dan alat ukur yang digunakan selama pengujian alat dapat dilihat pada tabel 9. 44 Tabel 9. Parameter dan nama alat ukur No Parameter pengukuran Nama alat ukur 1 Iradiasi surya - Pyranometer - Multimeter digital 2 Tegangan : - sel surya - Accu - Volt meter - Multimeter digital 3 Arus : - Sel surya - Alat pendingin termoelektrik - amperemeter - amperemeter 4 Suhu : - alat pendingin termoelektrik - termokopel C-C - Hybrid recorder 5 Kecepatan aliran udara : - Ruang pendingin - anemometer Parameter suhu pada alat pendingin termoelektrik yang akan diukur dalam pengujian ini adalah suhu lingkungan, suhu ruang pendingin, suhu dinding ruang pendingin, suhu produk, suhu terminal dingin dan terminal panas dari modul termoelektrik. Pengukuran arus dan tegangan yang masuk ke dalam ruang pendingin dilakukan untuk mengetahui pengaruh suplai listrik yang masuk ke ruang pendingin dengan perubahan suhu yang terjadi di dalam ruang pendingin selama pengujian berlangsung. Pengukuran tegangan untuk semua beban dilakukan dengan cara menghubungkan voltmeter dan beban secara paralel. Skema pengukuran arus dan tegangan pada saat pengujian dapat dilihat pada Gambar 15. 45 Gambar 15. Skema pengukuran arus dan tegangan 46

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

RANCANGAN RUANGAN PENDINGIN Ruang pendingin sistem termolektrik pada penelitian ini pada awalnya dirancang untuk mendinginkan jamur merang sebanyak 5 kg. Berdasarkan hasil perhitungan, beban pendinginan total yang harus diatasi oleh sistem adalah 31.45 W. Beban panas yang melalui dinding dapat dihitung menggunakan persamaan 15 dan 16. Hasil perhitungan beban pendinginan dapat dilihat pada tabel 10, sedangkan perhitungan beban pendinginan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 10. Hasil perhitungan beban pendinginan No Keterangan Hasil perhitungan W 1. Beban panas yang melalui dinding Qd 16.85 2. Beban produk Qp : • Beban panas sensibel Qs • Beban panas respirasi Qr 9.9 4.69 Beban Pendinginan Total 31.45 Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa beban terbesar berasal dari beban panas yang melalui dinding, yaitu sebesar 16.85 W. Suhu yang ingin dicapai adalah 14°C. Pada perhitungan beban panas yang melalui dinding, dinding belakang memiliki beban panas terbesar apabila dibandingkan dengan beban panas pada dinding lainnya, yaitu sebesar 7.78 W Tabel 11. Hal ini disebabkan karena dinding belakang digunakan sebagai tempat memasang modul termoelektrik sekaligus tempat memasang sirip pembuang panas, selain itu disebabkan pula oleh bahan insulasi yang digunakan pada dinding belakang. Dinding insulasi yang digunakan pada dinding belakang hanya alumunium dengan ketebalan 2 mm dan multiplek 2 cm serta banyak kebocoran yang terjadi pada dinding belakang dan pintu ruang pendingin.