Keterangan: 1. Selain sanksi pemberian nilai pelanggaran, sekolah berhak memberi
sanksi langsung seperti: a. Menyita barang bawaan yang tidak seharusnya dibawa siswa
b. Memberi tugas tertentu pada siswa yang melanggar tata tertib c. Siswa disuruh mengganti memperbaiki barang yang dirusak
dihilangkan d. Melakukan tindakan paedagogik seperti memotong rambut, kuku
dan lainnya. 2. Bagi siswa yang telah memperoleh pelanggaran:
a. 5 s.d 25 orang tua dipanggil, untuk mendapatkan informasi pelanggaran anaknya
b. 30 s.d 50 orang tua dipanggil untuk menandatangani pernyataan c. 55 s.d 75 orang tua dipanggil untuk membuat pernyataan
peringatan terakhir d. 100 atau lebih orang tua dipanggil untuk menerima anaknya
kembali.
2. Jenis Pelanggaran yang Dominan Dilakukan para Siswa SMA N 1
Jekulo Kudus
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti di tempat penelitian, SMA N 1 Jekulo Kudus ada beberapa jenis pelanggaran dalam tata tertib
sekolah, diantaranya terlambat masuk sekolah, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak mengikuti upacara, memakai seragam sekolah yang tidak
sesuai dengan model, dan masih banyak yang lainnya seperti yang tercantum dalam daftar lampiran.
Tata tertib tersebut ditujukan kepada seluruh siswa agar mereka mematuhi peraturan yang ada. Walaupun sudah ada tata tertib tertulis, para
siswa di SMA N 1 Jekulo Kudus masih banyak yang melakukan pelanggaran. Para siswa masih saja tidak mempedulikan apa yang sudah
ditetapkan sekolah untuk mematuhi tata tertib yang ada. Arsa’ad 45th, dalam wawancara tanggal 03 Juni 2013
menyatakan bahwa masih banyak siswa SMA N 1 Jekulo Kudus yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, terutama untuk
masalah terlambat dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Selain itu juga ada yang lain seperti cara berpakaian yang kurang tertib. Hal tersebut
sesuai dengan apa yang diamati oleh peneliti dalam penelitian di SMA N 1 Jekulo Kudus selama kurang lebih 3 minggu.
Dari wawancara dan hasil pengamatan dari peneliti tersebut terungkap bahwa siswa SMA N 1 Jekulo Kudus masih sering melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Hanya saja siswa yang melakukan pelanggaran cenderung sama. Pelanggaran yang paling sering
dilakukan adalah terlambat masuk sekolah dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para siswa masih
sering melakukan pelanggaran, seperti karakter anak itu sendiri yang susah untuk diatur, kurang sukanya siswa terhadap mata pelajaran atau guru
yang mengampu salah satu mata pelajaran, dan lainnya.
Berdasarkan wawancara peneliti kepada Arsa’ad 45th dalam hasil wawancara pada lampiran 5, bahwa pelanggaran yang dominan dilakukan
oleh siswa SMA N 1 Jekulo Kudus adalah terlambat masuk sekolah dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Penyebabnya adalah karakter siswa
itu sendiri yang susah diatur, selain itu juga karena siswa yang kurang menyukai mata pelajaran atau guru yang mengampu mata pelajaran pada
hari itu. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Guru BK SMA N 1 Jekulo Kudus, Heru 48th yang menyatakan pelanggaran yang masih sering
dilakukan adalah terlambat dan membolos. Dengan adanya berbagai pelanggaran yang dominan dilakukan oleh
siswa tersebut, menuntut sekolah mengambil kebijakan sistem poin dalam tata tertib sekolah. Untuk mempermudah penanganan terhadap siswa yang
melakukan pelanggaran, sekolah tidak hanya membebankan kepada Waka Kesiswaan saja tetapi juga seluruh guru dan karyawan SMA N 1 Jekulo
Kudus. Setiap guru berhak memperingatkan seluruh siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Pelaksanaan Penerapan Sistem Poin dalam Tata Tertib SMA N 1