Berdasarkan wawancara peneliti kepada Arsa’ad 45th dalam hasil wawancara pada lampiran 5, bahwa pelanggaran yang dominan dilakukan
oleh siswa SMA N 1 Jekulo Kudus adalah terlambat masuk sekolah dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Penyebabnya adalah karakter siswa
itu sendiri yang susah diatur, selain itu juga karena siswa yang kurang menyukai mata pelajaran atau guru yang mengampu mata pelajaran pada
hari itu. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Guru BK SMA N 1 Jekulo Kudus, Heru 48th yang menyatakan pelanggaran yang masih sering
dilakukan adalah terlambat dan membolos. Dengan adanya berbagai pelanggaran yang dominan dilakukan oleh
siswa tersebut, menuntut sekolah mengambil kebijakan sistem poin dalam tata tertib sekolah. Untuk mempermudah penanganan terhadap siswa yang
melakukan pelanggaran, sekolah tidak hanya membebankan kepada Waka Kesiswaan saja tetapi juga seluruh guru dan karyawan SMA N 1 Jekulo
Kudus. Setiap guru berhak memperingatkan seluruh siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Pelaksanaan Penerapan Sistem Poin dalam Tata Tertib SMA N 1
Jekulo Kudus
Pada tahun ajaran 20122013 SMA N 1 Jekulo Kudus membuat kebijakan baru, yaitu kebijakan sistem poin dalam tata tertib sekolah.
Kebijakan sistem poin ini adalah kebijakan dimana setiap siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib akan dikenakan poin sesuai
aturan yang telah ada. Sistem poin merupakan sebuah kebijakan sekolah yang diambil guna mengurangi tingkat pelanggaran di sekolah. Setiap
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dinyatakan dalam poin sesuai peraturan yang telah ditetapkan. Poin tersebut akan diakumulasikan setiap
siswa melakukan pelanggaran kembali. Menurut Arsa’ad 45th sebagai Waka Kesiswaan dan Joko 50th,
Kepala SMA N 1 Jekulo Kudus penerapan sistem poin dalam tata tertib sekolah baru saja dimulai pada tahun ajaran 20122013.
Pelaksanaan penerapan sistem poin dalam tata tertib sekolah bukan hanya dilakukan oleh waka kesiswaan saja, melainkan semua warga
sekolah. Pelaksanaan sistem poin di sekolah tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan dari semua pihak. Untuk itu, semua guru harus bisa
berkomitmen untuk sama-sama menjalankan kebijakan ini dengan maksimal.
Semua guru terutama yang mengampu mata pelajaran pada jam pelajaran pertama diberikan lembaran kertas tentang catatan pelanggaran
siswa. Jika sewaktu mengajar di kelas guru menemukan ada siswa yang tidak tertib dapat dicatat dalam catatan pelanggaran, yang nantinya akan
diambil oleh bagian piket dan di masukkan ke dalam catatan pribadi siswa. Seperti yang dikatakan oleh Arsa’ad 45th dalam hasil wawancara pada
lampiran 5, bahwa seluruh guru dan warga sekolah ikut andil dalam menjalankan kebijakan sistem poin. Terlebih utama guru yang mengampu
pada jam pelajaran pertama. Bagi guru yang mengampu pada jam pelajaran pertama akan memeriksa ketertiban siswa. Jika ada siswa yang
kurang tertib akan dicatat dalam data harian pelanggaran siswa yang telah
dibawa oleh semua guru. Kemudian data harian tersebut diambil oleh bagian piket untuk dimasukkan pada catatan pribadi siswa.
Dari pernyataan Arsa’ad 45th di atas, semua guru ikut andil melaksanakan kebijakan sistem poin dalam tata tertib sekolah. Walau
dikhususkan pada guru yang mengampu pada jam pelajaran pertama, tapi tidak berarti guru yang lain tidak ikut andil. Begitu pula tentang jam
pelajaran yang pertama. Jika sewaktu-waktu guru melihat ada siswa yang tidak tertib atau melanggar peraturan sekolah, maka guru itu harus
memperingatkan siswa, dan kemudian membawa siswa tersebut ke petugas piket untuk dicatat pelanggarannya dalam catatan pribadi siswa.
Tidak hanya sebatas guru, karyawan sekolah, staf TU, bahkan satpam juga berhak memperingatkan siswa yang melakukan pelanggaran. Semua warga
sekolah berhak memberikan peringatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran, yaitu dengan membawa siswa tersebut ke bagian piket untuk
dicatat pelanggarannya dalam catatan pribadi siswa. Menurut penuturan Arsa’ad 45th dalam hasil wawancara pada
lampiran 5, bagi guru yang mengetahui siswa melakukan pelanggaran akan dicatat kemudian akan dilaporkan kepada piket untuk dicatat dalam catatan
pribadi siswa. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Joko 50th, Kepala SMA N 1 Jekulo Kudus bahwa setiap guru akan mencatat pelanggaran
yang dilakukan oleh setiap siswa. Dari keterangan tersebut, terungkap bahwa penanganan terhadap
siswa yang melakukan pelanggaran bukan hanya tanggung jawab waka
kesiswaan dan guru BK saja, tetapi juga seluruh guru dan karyawan SMA N 1 Jekulo Kudus. Setiap warga sekolah yang mengetahui ada siswa yang
kurang tertib atau melakukan pelanggaran tata tertib harus mencatat dalam daftar pelanggaran siswa, atau bisa langsung dibawa ke bagian piket agar
siswa mencatat pelanggaran yang dilakukannya.
Gambar 2: Siswa yang melakukan pelanggaran mencatat pelanggarannya dalam lembar catatan pribadi siswa
Sumber: Dokumentasi pribadi tanggal 28 Mei 2013
4. Keefektifan Sistem Poin dalam Mengurangi Tingkat Pelanggaran