Jenis bahan bakar memasak

5.1.6 Jenis bahan bakar memasak

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 24 responden 45,0 yang menggunakan bahan bakar memasak yang baik tidak menimbulkan asap, sedangkan 28 responden lainnya 55,0 menggunakan bahan bakar yang tidak baik menimbukan asap. Dari jumlah responden yang penggunaan bahan bakarnya tidak baik, 16 responden 66 diantaranya adalah ibu balita ISPA. Mereka menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, dan hanya 8 balita ISPA saja yang orang tuanya menggunakan bahan bakar yang baik. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin Mustakim 2009 bahwa jenis bahan bakar berpengaruh terhadap terjadinya ISPA. Banyaknya penggunaan bahan bakar yang kurang baik tersebut bisa menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya ISPA di rumah hunian. Jenis bahan bakar yang tidak baik adalah yang menimbulkan asap berlebih sehingga menimbulkan pencemaran udara dalam rumah. Asap rokok dan asap hasil pembakaran dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. Pencemaran udara didalam rumah selain berasal dari luar ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam rumah terutama aktivitas penghuninya antara lain penggunaan biomassa untuk memasak atau pemanas ruangan, asap dari sumber penerangan yang menggunakan bahan bakar, asap rokok, penggunaan obat nyamuk, pelarut organik yang mudah menguap formaldehid yang banyak dipakai pada peralatan perabotan rumah tangga Mukono, 2000:18. Pemerintah telah memberikan bantuan kompor gas beserta tabungnya kepada masyarakat rumah hunian. Akan tetapi masyarakat sebagian besar lebih senang menggunakan tungku dan kayu bakar untuk memasak. Sebagian masyarakat mengaku takut akan bahaya meletusnya tabung gas. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika sosialisasi akan penggunaan kompor gas dilakukan sebelumnya beserta pembagiannya.

5.1.7 Masuk tidaknya asap ke ruangan lain

Dokumen yang terkait

PEMETAAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA USIA (0-5) TAHUN BERDASARKAN KELURAHAN DI PUSKESMAS SRONDOL SEMARANG TAHUN 2013.

0 5 8

PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS BENCANA MERAPI TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN MAGELANG.

0 2 12

Gambaran Masalah Kesehatan pada Masyarakat Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi di Wilayah Kerja di Puskesmas Srumbung Magelang

0 4 10

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 14

SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 16

ANALISIS KERUSAKAN PERMUKIMAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI 2010 DI SEBAGIAN Analisis Kerusakan Permukiman Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi 2010 di Sebagian Kabupaten Magelang.

1 2 14

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Penduduk Pascabencana Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi (Studi di Hunian Sementara Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Tahun 2011),.

0 0 1

Faktor–Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2016

0 0 29

DAMPAK BENCANA LAHAR DINGIN PADA PERUBAHAN STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT DESA SIRAHAN, KECAMATAN SALAM, KABUPATEN MAGELANG

0 0 10

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

0 0 8