Instrumen dan Teknik Pengambilan Data Prosedur Penelitian

2. Bidan Desa Jumoyo 3. Kader posyandu rumah hunian

3.2.6 Instrumen dan Teknik Pengambilan Data

3.2.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang sedang diamati Sugiyono, 2006:148. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara mendalam.

3.2.6.2 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.

3.2.6.2.1 Wawancara

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data primer menggunakan wawancara mendalam indepth interview. Wawancara mendalam indepth interview yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara Saryono, 2010:76.

3.2.6.2.2 Dokumentasi

Dalam penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data. Dokumentasi yang dimaksud adalah melakukan pengumpulan data berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, baik berupa laporan catatan, berkas, atau bahan-bahan tertulis lainnya yang merupakan dokumen resmi yang relavan dalam penelitian ini.

3.2.7 Prosedur Penelitian

3.2.7.1 Tahap Sebelum Penelitian

Tahap sebelum penelitian meliputi : 1. Menyusun rencana penelitian atau yang lebih dikenal dengan proposal penelitian 2. Mengurus perijinan kepada pihak berwenang memberikan ijin bagi pelaksanaan penelitian 3. Memilih dan memanfaatkan informan dari bagian P2PM Puskesmas Salam, Bidan Desa dan pengelola rumah hunian kadus. 4. Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara. 5. Menyiapkan perlengkapan penelitian berupa alat tulis, tape recorder dan kamera foto.

3.2.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan tahap sebagai berikut : 1. Mendata jumlah kasus ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Salam Kabupaten Magelang. 2. Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada Kepala Pukesmas Salam, bidan desa, dan kader posyandu dan ibu balita. 3. Membuat simpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh.

3.2.8 Pemeriksaan Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

PEMETAAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA USIA (0-5) TAHUN BERDASARKAN KELURAHAN DI PUSKESMAS SRONDOL SEMARANG TAHUN 2013.

0 5 8

PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS BENCANA MERAPI TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN MAGELANG.

0 2 12

Gambaran Masalah Kesehatan pada Masyarakat Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi di Wilayah Kerja di Puskesmas Srumbung Magelang

0 4 10

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 14

SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 16

ANALISIS KERUSAKAN PERMUKIMAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI 2010 DI SEBAGIAN Analisis Kerusakan Permukiman Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi 2010 di Sebagian Kabupaten Magelang.

1 2 14

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Penduduk Pascabencana Banjir Lahar Dingin Gunung Merapi (Studi di Hunian Sementara Desa Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang Tahun 2011),.

0 0 1

Faktor–Faktor yang Memengaruhi Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2016

0 0 29

DAMPAK BENCANA LAHAR DINGIN PADA PERUBAHAN STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT DESA SIRAHAN, KECAMATAN SALAM, KABUPATEN MAGELANG

0 0 10

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

0 0 8