Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan Sumber Belajar

40 pembinaan profesionalnya pada tingkat tertinggi. Tuntutan kurikulum, perkembangan iptek dan membanjirnya informasi mendorong guru-guru untuk memiliki inisitif dan kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran murid. Tingkatan Kualitas Perilaku Pembinaan Profesional Memupuk, mendorong pengembangan inisitif dan kreativitas Memupuk Kepercayaan Diri Memupuk Evaluasi Diri Membantu Membimbing Mengerti. Memahami Memperhatikan

4. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Pada bagian ini diuraikan beberapa teknik supervisi pendidikan sebagai kegiatan pembinaan atau pelayanan profesional untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. a. Kunjungan Kelas Kunjungan kelas atau observasi kelas yang dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran. Dengan kunjungan kelas kepala sekolah dan pengawas antara lain dapat: 41 Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut; Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pengajaran; Secara langsung mengetahui keperluan masing-masing guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar; Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan program pembinaan profesional secara terinci, serta Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik. Pelaksanaan kunjungan kelas harus direncanakan atau dipersiapkan lebih dahulu. Dalam prakteknya dapat dilakukan dalam bentuk: 1 Direncanakan oleh pengawas dan diberitahukan kepada guru yang bersangkutan; 2 Direncanakan pengawas tetapi tidak diberitahukan lebih dahulu kepada Guru yang bersangkutan; 3 Direncanakan guru dan guru yang bersangkutan mengundang supervisor untuk mengadakan kunjungan kelas. Ketiga bentuk pelaksanaan kunjungan kelas tersebut memiliki keuntungan masing-masing. Yang penting adalah bahwa guru harus memahami bahwa kunjungan kelas tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka meningkatkan mutu proese dan hasil belajar mengajar sebagai tanggung jawab bersama, dan bukan untuk menentukan kondite. Kunjungan kelas mungkin saja dilakukan tanpa persiapan dan tujuan tertentu. Kunjungan kelas seperti ini bermanfaat utuk mengetahui kesan-kesan umum situasi belajar mengajar, disamping itu bermanfaat untuk ikatan kekeluargaan sebagai rekan sejawat. b. Pertemuan Pribadi Pertemuan pribadi ialah pertemuan percakapan, dialog, atau tukar pikiran antara pengawas dengan guru mengenai usaha-usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Pertemuan itu sifatnya informal terjadi dalam waktu yang singkat atau agak lama dan dapat 42 diadakan sebelum atau sesudah kunjungan kelas proses pertemuan pribadi berisi dialog profesional tentang berbagai hal yang berkaitan dengan upaya perbaikan pengajaran, sikap kekeluargaan, kebersamaan, dan keterbukaan hendaknya menjiwai pertemuan pribadi. Kesadaran yang tinggi terhadap perbaikan pengajaran sebagai tanggung jawab bersama masalah yang dihadapi dan menemukan cara mengatasinya. Pertemuan pribadi yang dilakukan sebelum kunjungan kelas dimaksudkan untuk membicarakan aspek- aspek proses pembelajaran yang ingin diperbaiki sehingga akan menjadi fokus observasi kelas, sedangkan pertemuan pribadi yang dilaksanakan setelah kunjungan kelas dimaksudkan untuk menganalisis aspek-aspek proses pembelajaran untuk menemukan mana yang telah baik atau belum informasi ini merupakan umpan balik bagi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. Pertemuan pribadi dapat pula dilakukan atas keinginan guru. Dalam situasi ini guru merasakan adanya masalah yang ingin dibicarakan dengan supervisor, dengan harapan diperoleh dengan saran-saran. Untuk maksud tersebut pengawas diharapkan memainkan peran konsultan atau nara sumber dan menjadi pendengar yang baik. c. Rapat Guru Rapat dewan guru yang sering disebut juga rapat sekolah atau rapat staf, merupakan pertemuan antara semua guru dan kepala sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah atau seorang guru yang ditunjuk. Pertemuan ini membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan terutama proses pembelajaran. Apabila pertemuan pribadi dimaksudukan untuk membicarakan masalah yang dihadapi oleh guru secara individual, maka staf rapat merupakan forum untuk membahas masalah yang merupakan perhatian seluruh atau sebagian guru, rapat dewan guru merupakan sarana komunikasi langsung antara pengawas dan semua guru serta antara sesama guru karena itu rapat dewan guru merupakan suatu keharusan dalam pembinaan profesional. Secara umum maksud diadakan rapat dewan guru adalah untuk: 43 a. Mengatur seluruh anggota staf yang berbeda tingkat pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya menjadi satu keseluruhan potensi yang sadar akan tujuan bersama dan bersedia bekerjasama guna mencapai tujuan bersama. b. Mendorong anggota staf agar mengetahui tanggung jawab masing-masing dan berusaha melaksanakannya dengan baik. c. Bersama-sama menentukan cara-cara yang dapat dilakukan dalam memperbaiki proses pembelajaran, serta d. Meningkatkan arus komunikasi dan informasi diantara anggota staf. Dalam hubungan dengan pembinaan guru, usaha-usaha perbaikan dan peningkatan pembelajaran harus mendapat perhatian yang lebih besar pada rapat dewan guru. Oleh karena itu rapat staf dalam rapat pembinaan profesional bukanlah rapat dinas dimana rapat dinas hanya dapat hadir dimana peserta rapat hanya dapat hadir untuk menerima instruksi, pengarahan atau petunjuk rapat pembinaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dirasakan guru, membahasnya, dan bersama-sama mencarikan ide bagi pemecahannya. Dalam rapat pembinaan seperti ini yang diutamakan adalah pembinaan dinamika kelompok yang produktif, dimana setiap peserta rapat didorong untuk aktif saling tukar pengalaman dan saling belajar. d. Kunjungan antar Kelas Kunjungan antar kelas dapat pula digolongkan sebagai teknik pembinaan profesional. Guru dari kelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri dengan kunjungan antar kelas ini setiap guru akan memperoleh pengalaman baru tentang proses beajar mengajar pengelolaan kelas dan lain sebagainya. Kunjungan antar kelas akan lebih efektif jika disertai dengan kesempatan berdialog tentang hal-hal yang menarik perhatian antara guru kelas yang berkunjung dengan yang dikunjungi. e. Kunjungan Sekolah Untuk mengetahui pendidikan secara lengkap di suatu sekolah seorang pengawas perlu mengunjungi sekolah secara teratur. Dengan kunjugan ini program pembinaan yang direncanakan akan 44 lebih berhasil. Kunjungan sekolah dapat berbentuk kunjungan dengan atau tanpa pemberitahuan serta kunjungan atas undangan. 1 Kunjungan dengan pemberitahuan Sebelum berkunjung Pengawas telah memberitahukan terlebih dahulu kepada kepala sekolah secara langsung atau tidak langsung. Selain waktu kunjungan, maksud kunjungan dapat diberitahukan kepada kepala sekolah dan guru, misalnya untuk mengetahui keberhasilan dan kesukaran yang dialami guru dalam mengajar. Dalam kunjungan seperti ini pengawas dapat menilai usaha maksimal yang dilakukan guru. 2 Kunjungan tanpa pemberitahuan Pengawas sesuai degan rencana kerjanya mengunjungi sekolah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kunjungan jenis ini mempunyai keuntungan, yakni apa yang diamati disekolah adalah keadaan yang sebenarnya. Pengawas dapat menilai sikap dan kemampuan guru sebagaimana adanya. Perlu ditekankan bahwa kunjungan sekolah hanya akan berarti bagi peningkatan proses pembelajaran apabila disertai kunjungan kelas. 3 Kunjungan atas undangan Guru atau Kepala Sekolah Kunjungan seperti ini dilaksanakan apabila guru atau kepala sekolah menghadapi masalah-masalah khusus yang belum dapat dipecahkan, atau dilaksanakan apabila guru ataupun kepala sekolah ingin memperlihatkan keberhasilan yang telah dicapai. Kunjungan seperti ini merupakan kunjungan yang cukup baik, karena menunjukkan adanya hubungan baik dan kepercayaan dari guru dan kepala sekolah terhadap pengawas. f. Kunjungan antar Sekolah Kunjungan antar sekolah dapat memberikan banyak manfaat. Dengan mengunjungi sekolah lain, guru-guru dapat mengukur sampai sejauh mana keberhasilan suatu sekolah yang dikunjungi. Hal-hal yang baik dapat dijadikan contoh. Dengan cara demikian pengawas dapat memanfaatkan potensi guru-guru di suatu sekolah untuk kepentingan pembinaan disekolah lain. Suatu hal yang harus diperhatikan ialah kunjungan itu seyogyanya tidak terlalu mengganggu kegiatan sekolah yang dikunjungi ataupun 45 terlalu mengganggu kegiatan sekolah yang berkunjung, karena itu kunjungan seyogyanya diatur dengan seksama. Kunjungan antar sekolah akan lebih efektif apabia disertai dengan diskusi antara guru- guru yang berkunjung dan yang dikunjungi tentang berbagai hal perbaikan pengajaran. g. Penerbitan Buletin Profesional Yang dimaksud dengan buletin profesional ialah selebaran berkala yang terdiri atas beberapa lembar berisi tulisan mengenai topik-topik tertentu berkaitan dengan usaha peningkatan proses belajar mengajar. Pembahasannya tidak selalu ditulis oleh seorang ahli, akan tetapi dapat juga berupa pengalaman guru-guru atau para pengawas mengenai keberhasilan yang dicapainya di lapangan. Buletin profesional sangat praktis karena dapat disebarluaskan dalam jumlah yang banyak dan dapat dibaca baik oleh guru maupun pengawas kapan saja dan dimana saja. Di samping itu, isi buletin dapat dijadikan pula sebagai bahan diskusi di MGBS atau SPKGPKG. h. Penataran Penataran dan pembinaan kadang-kadang dianggap sebagai dua hal yang terpisah yang tidak perlu dikaitkan, padahal dalam rangka peningkatan mutu, penataran merupakan salah satu teknik yang sering digunakan. Namun karena pandangan yang keliiru tersebut, kegiatan penataran sering tidak diikuti dengan usaha pembinaan lebih lanjut. Akibatnya guru yang mengalami kesulitan waktu menerapkan hasil-hasil penataran tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi kesulitannya. Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan seorang petatar untuk memperoleh manfaat seoptimal dan seefektif mungkin adalah minat dan kegairahan petatar dalam mengikuti suatu penataran. Minat dan kegairahan ini dapat timbul bila petatar itu merasakan bahwa penataran yang diikutinya dapat memenuhi kebutuhan dalam profesinya atau dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan kreativitas. Peningkatan gairah dan minat petatar dalam mengikuti penataran sangat ditentukan pula oleh materi penataran 46 dan cara melaksanakan penataran. Karena itu, program penataran sebaiknya disusun berdasarkan kebutuhan dan kondisi setempat. Identifikasi kebutuhan itu dapat dilakukan oleh Pengawas sendiri dan dapat pula berdasarkan laporan atau usulan para kepala sekolah dan guru. Penataran tidak akan efektif jika penatar lebih banyak berceramah sedangkan para petatar hanya duduk pasif. Potensi dan pengalaman petatar tidak dimanfaatkan sebagai masukan dan sumbangan bagi peningkatan bersama rekan petatar. Karena itu, jikalau dikehendaki penataran yang efektif maka porsi keaktifan petatar harus jauh lebih besar dari porsi penatar. Dalam kegiatan penataran, prinsip-prinsip berikut hendaknya diterapkan: 1 Penatar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator. 2 Kegiatan lebih banyak dilakukan oleh para petatar. 3 Para petatar diharapkan dapat mengikuti prinsip belajar sambil mencoba atau melakukan sendiri, sehingga seusai penataran dapat diterapkannya disekolah dan menularkannya kepada rekan guru lainnya. 4 Rasio antara penatar dan petatar diperkecil dengan memperbanyak totor. Untuk meningkatkan kualitas keterlibatan para petatar, kegiatan yang dilaksanakan hendaknya menggunakan berbagai kombinasi kegiatan, seperti ceramah dengan tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, kerja individu, penugasan, pengamatan lapangan, simulasi dan pengalaman lapangan. Dengan cara demikian pengalaman belajar semakin kaya.

5. Program Supervisi Pendidikan