36
Fungsi-Fungsi Supervisi Pendidikan
2. Azas-Azas Supervisi Pendidikan
Supervisi Pendidikan dilaksanakan atas dasar keyakinan sebagai berikut:
Kualitas proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional gurunya.
Pengawasan terhadap penyelenggaraan proses pembelajaran PBM hendaknya menaruh perhatian yang utama pada peningkatan
kemampuan profesional gurunya, yang pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Pembinaan yang tepat dan terus menerus yang diberikan kepada guru-guru berkontribusi terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
Peningkatan mutu pendidikan melalui pembinaan profesional guru didasarkan atas keyakinan bahwa mutu pembelajaran dapat
diperbaiki dengan cara paling baik di tingkat sekolahkelas melalui pembinaan langsung dari orang-orang yang bekerjasama dengan
guru-guru untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Supervisi yang efektif dapat menciptakan kondisi yang layak bagi pertumbuhan profesional guru-guru. Kondisi ini ditumbuhkan melalui
kepemimpinan partisipatif, dimana guru-guru merasa dihargai dan diperlukan. Dalam situasi seperti ini akan lahir saling kepercayaan
antara para pembina pengawas, kepala sekolah dengan guru-guru, antara guru dengan guru, dan di antara pembina sendiri. Guru-guru
akan merasa bebas membicarakan pekerjaannya dengan pembina jika ada keyakinan bahwa pembina akan menghargai pikiran dan
pendapatnya.
Supervisi yang efektif dapat melahirkan wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini,
37
guru-guru memiliki kesempatan untuk berpikir dan bekerja sebagai suatu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
yang dihadapi sehari-hari di bawah bimbingan pembina dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran.
Supervisi yang efektif dapat membantu guru-guru memperoleh arah diri, memahami masalah yang dihadapi sehari-hari, belajar
memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari dengan imajinatif dan kreatif. Dalam suasana seperti itu, pemikiran
dan alternatif pemecahan masalah, maupun gagasan inovatif akan muncul dari bawah dalam upaya menyempurnakan proses
pembelajaran tanpa menunggu instruksi atau petunjuk dari atas. Dengan demikian, supervisi yang efektif dapat merangsang kreativitas
guru untuk memunculkan gagasan perubahan dan pembaruan yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Supervisi yang efektif hendaknya mampu membangun kondisi yang memungkinkan guru-guru dapat menunaikan pekerjaanya secara
profesional, ketersediaan sumber daya pendidikan yang diperlukan memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang lebih baik.
Keyakinan seperti dirumuskan tersebut di atas merupakan konsepteori dan hasil-hasil penelitian yang kebenarannya masih diakui
oleh pakar supervisi sampai saat ini. Para pengawas sebagai pembina dapat menjadikannya sebagai pedoman untuk membandingkan antara
apa yang sebaiknya dilakukan dengan apa yang kenyataanya terjadi. Dengan kata lain, para pengawas harus selalu mengembangkan perilaku
pembinaanya sejalan dengan konsep yang diyakini kebenarannya.
Kegiatan supervisi pendidikan diwujudkan oleh para pengawas dalam bentuk sikap dan tindakan yang dilakukan dalam interaksi antara
pengawas dengan guru-guru dan kepala sekolah. Agar sikap dan tindakan pengawas itu sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan supervisi, maka dalam
proses interaksinya itu perlu memperhatikan pedoman berikut: 1.
Supervisi hendaknya dimulai dari hal-hal yang positif. 2.
Hubungan antara para pengawas dengan guru-guru hendaknya didasarkan atas hubungan kerabat kerja sebagai profesional.
38
3. Pembinaan profesional hendaknya didasarkan pada pandangan
obyektif. 4.
Pembinaan profesional hendaknya didasarkan atas hubungan manusiawi yang sehat.
5. Pembinaan profesional hendaknya mendorong pengembangan inisitif
dan kreativitas guru-guru. 6.
Pembinaan profesional harus dilaksanakan terus-menerus dan berkesinambungan
7. Pembinaan profesional hendaknya dilakukan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing guru. 8.
Pembinaan profesional hendaknya dilaksanakan atas dasar rasa kekeluargaan, kebersamaan, keterbukaan, dan keteladanan
3. Peranan dan Perilaku Supervisi