54
Pay Back Period PBP Waktu pengembalian modal atau pay back period PBP adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi awal, dimana keputusan diambil berdasarkan kriteria waktu. PBP dirumuskan sebagai berikut:
.20 ..........
.......... ..........
]......... AKK
AKK AKK
[ t
BPB
pos t
neg t
g ne
t neg
− −
− −
− +
=
Keterangan: AKK : arus kas komulatif
i-neg : tahun proyek pada saat AKK bernilai negatif i-pos : tahun proyek pada saat AKK bernilai positif
2.6.2.8 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji sejauh mana perubahan-perubahan unsur dalam aspek finansial dan ekonomi
berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Gray et al. 1992, menyatakan bahwa perhitungan kembali perlu dilakukan mengingat perkiraan-perkiraan yang
ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Analisa sensitivitas dilakukan pada tingkat 10-50 .
Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi berkenaan dengan analisa sensitivitas adalah 1 kenaikan dalam biaya konstruksi cost over run karena perhitungan
yang terlalu rendah yang kemudian ternyata pada saat pelaksanaan proyek, biaya meningkat karena harga peralatan, mesin dan bahan bangunan meningkat, 2
perubahan harga hasil produksi misalnya karena turunnya harga dipasaran pada umumnya dan 3 terjadi pelaksanaan pekerjaan tambahan.
55
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Penelitian perancangan proses sulfonasi lignin isolat TKKS menjadi NLS diawali dengan adanya gagasanide yaitu melimpahnya TKKS sebagai sumber
bahan berlignoselulosa yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan kertas dan pulp serta natrium lignosulfonat NLS, kebutuhan Indonesia akan NLS yang
sampai saat ini masih seratus persen mengimpor dari negara-nagara Skandinavia, serta peluang pendirian NLS secara mandiri. Perancangan proses mengacu pada
Seider et.al, 1999, meliputi kreasisintesis proses serta pengembangan proses. Sintesis proses meliputi pemilihan jalur pemasakanpulping TKKS dan
pemilihan teknik isolasi lignin yang tepat untuk memperoleh lignin isolat terbaik serta proses sulfonasi lignin menjadi NLS. Selajutnya melakukan optimasi kondisi
proses sulfonasi lignin untuk mendapatkan hasil NLS terbaik, identifikasi dan karakterisasi NLS dengan membandingkan karakteristik NLS standar NLS-
Aldrich. Untuk mengetahui kinerja produk NLS sebagai bahan pendispersi, maka dilakukan uji kinerja NLS yang diaplikasikan pada pasta gipsum dengan
mengamati nilai alir flow value pada penambahan berbagai kadar NLS yang dicampurkan dalam pasta gipsum. Hasil kinerja NLS juga dibandingkan dengan
kinerja NLS-Aldrich. Pengembangan proses untuk mendapatkan perancangan lengkap, yaitu
melakukan penggandaan skala scale up melalui pendekatan sistematis empiris pemodelan. Model kinetika reaksi proses sulfonasi lignin yaitu model persamaan
kecepatan reaksi r
A
dan konstanta laju reaksi k, merupakan model yang menghubungkan antara proses reaksi dan volumekapasitas reaktor. Simulasi
neraca massa pada berbagai kapasitas dilakukan untuk mendapatkan persamaan matematik biaya produksi total t
C
NLS sebagai fungsi kapasitas produksi P dan melakukan optimasi untuk mendapatkan kapasitas produksi NLS optimum.
Kondisi proses optimum, konversi, dan kapasitas NLS optimum digunakan sebagai data input dalam pembuatan diagran alir yaitu process engineering flow
diagram PEFD yang hasil output nya merupakan gambaran riil proses
sulfonasi lignin menjadi NLS, yang melibatkan rangkaian peralatan, kondisi 55