PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 -2014)

(1)

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK

TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011 -2014)

The Efect of Corporate Governance, Company Size, and Quality of Public Accounting office to Integrity of Financial Statements

(The Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2014)

Disusun Oleh : SIGIT PRISTIAWAN

20120420480

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 -2014)

The Efect of Corporate Governance, Company Size, and Quality of Public Accounting office to Integrity of Financial Statements

(The Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

SIGIT PRISTIAWAN 20120420480

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Sigit Pristiawan

Nomor Mahasiswa : 20120420480

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN

KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 18 Maret 2016


(4)

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat

(QS. Al Mujadalah : 11)

Waktu itu bagaikan sebilah pedang, kalau engkau tidak

memanfaatkannya, maka ia akan memotongmu

(Ali bin Abu Thalib)

Urip kudu urup, ngelmu iku kalakone kanthi laku

(Filsafat Jawa)

I believe that inside of you is a champion.You have the unlimited

potential to be, do or have anything you want in your life.


(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penelitian ini yang pertama kupersembahkan untuk Allah SWT, yang telah

memberikan kehidupan ini untuk menentukan jalan mana yang kita pilih. Kedua, untuk

orangtua saya yang tercinta yang telah memberikan bekal kehidupan dunia dan akhirat,

Kepada Bapak Gunanto dan Ibu Susilah, saya ucapkan terima kasih dan maaf

sebesar-besarnya. Kepada saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan celaan (Mbak

Ari, Mbak Ucik, Mas Yam, Mas Bowo, dan Adit) tak lupa untuk keponakan tersayang (Putra,

Atha dan Qiya).

Tidak lupa untuk teman-teman kontrakan, keluarga besar untul, teman-teman kelas

L, dan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya. Saya ucapkan terimakasih atas

do a dan dukungannya sehingga skripsi ini berjalan lancar.

The last but not least, thanks for my best partner in my life, Urwatun Wusqo, you

make my journey so random, I like the challenges, I like the flows, and I like the energy.

Thanks for your support and let s achieve our dreams together!


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaathu.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, rahmat, dan hidayah-Nya dalam penulisan skripsi dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Audit Report Lag. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SAW, Terimakasih atas segala nikmat dan berkah yang telah dianugerahkan kepada penulis hingga akhirnya penulis dapat mencapai gelar sarjana.

2. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

4. Wahyu Manuhara P, S.E., M.Si.,Ak.CA selaku DPS yang telah sabar membimbing penulis

5. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, M.Si., Akt., selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(7)

6. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

7. Bapak Dr. Suryo Pratolo, S.E., M.Si., Ak., AAP-A., CA, selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama dibangku perkuliahan.

9. Saudara, sahabat, teman-teman, dan semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan,dan bantuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam skripsi ini, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaathu.

Yogyakarta, 18 Maret 2016


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori... 9

1. Agency Theory... 9

2. Signaling Theory ………. 11

3. Integritas Laporan Keuangan ... 13

4. Konservatisme Akuntansi ... 16

5. MekanismeCorporate Governance... 19

6. Kepemilikan Institusional ... 26

7. Kepemilikan Manajerial ... 27


(9)

9. Komisaris Independen ... 29

10. Ukuran Perusahaan ... 30

11. Kualitas Kantor Akuntan Publik ... 30

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis... 31

1. Mekanisme Corporate governance... 31

2. Kepemilikan Institusional ... 31

3. Kepemikikan manajerial ... 32

4. Komite Audit ... 33

5. Komisaris Independen ... 34

6. Ukuran Perusahaan ... 35

7. Kualitas Kantor Akuntan Publik ... 37

C. Model Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Sampel... 40

B. Jenis Data ... 40

C. Teknik Pengambilan Sempel ... 41

D. Metode Pengumpulan Data ... 42

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 42

1. Variabel Dependen... 42

2. Variabel Independen ... 43

F. Metode Analisis ... 46

1. Uji Statistik Deskriptif ... 46

2. Uji Asumsi Klasik... 46

3. Uji Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

B. Hasil Dan Analisis Data ... 53

1. Uji Statistik Deskriptif ... 54

2. Uji Asumsi Klasik... 55

3. Uji Hipotesis ... 59


(10)

BAB V SIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL 4.1 Ringkasan Pemilihan Sampel ... 52

4.2 Statistik Deskriptif ... 54

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 56

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas... 59

4.7 Hasil Uji Nilai t ... 60

4.8 Hasil Uji Nilai F... 63

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 64

DAFTAR GAMBAR 2.1 Model Penelitian ... 39


(11)

(12)

(13)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh independensi komite audit, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio, dan opini audit terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Total sampel yang digunakan 59 perusahaan. Sampel dalam penelitian dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling. Metode analisa yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari independensi komite audit, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio,dan opini audit.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa independensi komite audit danreturn on assets

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap audit report lag, sedangkan debt to total assets, debt to equity ratio,dan opini audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadapaudit report lag.

Kata Kunci:audit report lag, independensi komite audit,return on assets, debt to total asset, debt to equity ratio,opini audit.


(14)

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of audit committee independence, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio, and the audit opinion of the audit report lag on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2014 period. the number of samples used 59 companies. The samples were selected using purposive sampling method. The method of analysis used is multiple regression analysis. The variables tested in this study consisted of audit committee independence, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio, and the audit opinion.

Based on the analysis result that the independence of the audit committee and return on assets have a significantly negative effect on the audit report lag. While, debt to total assets, debt to equity ratio, and the audit opinion does not have a significant effect on the audit report lag.

Keywords: audit report lag, the independence of the audit committee, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio, the audit opinion.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Informasi adalah sekumpulan data atau keterangan yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam bentuk yang bermanfaat bagi pihak internal dan eksternal perusahaan, informasi yang baik mencerminkan peristiawa peristiwa yang nyata ,digunakan untuk mengambil keputusan. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara diskripsi tentang kondisi keuangan perusahaan, informasi keuangan termuat dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah informasi suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept

(SFAC) No.2 menjelaskan bahwa integritas informasi laporan keuangan merupakan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, tidak bias dan secara jujur.

Laporan keuangan yang berintegritas memenuhi kualitas reliability yang terdiri dari 3 komponen, yaitu verifiability. representational faithfulness, dan

neutrality. Integritas informasi laporan keuangan dapat diproksi dengan konservatisme. Konservatisme merupakan sebuah prinsip kehati-hatian dalam mengakui aktiva dan laba oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Wibowo, 2002). Konsep konservatisme dalam


(16)

2

penggunaannya adalah untuk mengakui,mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan lebih rendah, dan nilai kewajiban dan beban lebih

tinggi (Jama’an, 2008).

Unsur corporate governance terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan sebuah rangkaian tentang sebuah proses, kebiasaan, kebijakan, aturan dan konstitusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau koorporasi. Penerapan corporate governance yang baik berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan, perusahaan atau manajemen akan sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi karena terdapat pengawasan dari dewan komisaris sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebernarnya dan berintegritas (Nuryanah,2005).Corporate governancedalam penelitian ini diproksi dengan empat mekanisme yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.

Kepemilikan institusional menunjukan pengaruh keberadaan pemegang saham institusional terhadap kinerja manajemen, terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional juga menunjukan persentase hak suara institusi (Bainer et al, 2003). Keberadaan pemegang saham institusional didukung oleh hadirnya komisaris independen yang beranggotakan orang dari dalam maupun luar perusahaan yang berfungsi untuk melindungi pemegang saham minoritas (Jama’an, 2008). Tujuan dibentuknya dewan independen adalah untuk meyeimbangkan dalam


(17)

3

pengambilan keputusan manajemen agar tidak dipengaruhi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan khusus.

Kepemilikan manajerial memberikan peran bagi manajemen dalam pengambilan keputusan terkait berbagai kebijakan perusahaan termasuk dalam penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, tingginya kepemilikan manajerial akan meningkatkan kualitas laba sehingga laporan laba mempunyai kekuatan responsif yang dapat memberikan reaksi positif bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham dan pelaku pasar modal (Boediono: 13). Hal ini selaras dengan hasil penelitian Puspa dan Machfoedz (2003) yang menunjukkan kepemilikan manajerial dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.

Berbeda dengan penelitian Hardiningsih (2010) dan Astria (2011) menunjukkan bahwa keberadaan manajemen sebagai pemegang saham berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan. Tingkat kepemilikan saham oleh manajemen dalam jumlah yang tinggi dapat berdampak buruk terhadap perusahaan. Manajemen yang memiliki peran ganda sebagai pemilik dan pengelola perusahaan memiliki keleluasaan yang lebih besar untuk mengambil tindakan yang kurang menguntungkan bagi pemegang saham eksternal. Kendali yang dimiliki manajemen akan menimbulkan sifat oportunistik manajer yang mendorong pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan dengan mengutamakan kepentingan manajer sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan dan menyebabkan


(18)

4

penyajian laporan keuangan dengan integritas yang rendah. Perilaku oportunistik manajer yang bertindak dengan mengutamakan kepentingannya sendiri juga dapat dijelaskan dengan asumsi sifat dasar manusia.

Kehadiran komite audit juga melengkapi keberadaan dewan komisaris. Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris demi membantu dewan komisaris yang berwenang menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan satuan pengawas internal maupun auditor eksternal (Susiana dan Herwanty, (2007). Dibentuknya komite audit bertujuan untuk memelihara independensi auditor internal dan mengenai penyempurnaan system pengendalian manajemen serta pelaksanaanya.

Selain corporate governance, ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi integritas informasi laporan keuangan. Ukuran perusahaan merupakan rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun berikutnya, Brigham dan Houston (2001). Perusahaan yang besar diasumsikan dengan jumlah aktiva dan tingkat pendapatan yang besar sehingga menghasilkan laba yang tinggi. Sabaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variable dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Francis (1986), menyebutkan perusahaan beskala kecil dibandingkan perusahaan yang berskala besar cenderung kurang menguntungkan. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki perusahaan kecil untuk memproduksi barang berjumlah terbatas. Namun pada kenyataanya, perusahaan berukuran kecil lebih mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi.


(19)

5

Di dalam perusahaan dalam selain ukuran perusahaan, penentuan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) juga berpengaruh terhadap laporan keuangan. Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance

(KNGCG), memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat merupakan tugas dari komite audit. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi.

Giri (2010) menjelaskan bahwa KAP yang berkualitas akan menjaga independensi auditornya dalam melaksanakan tugas audit. KAP besar identik dengan KAP yang bereputasi tinggi dalam hal ini menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dalam melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien, sehingga klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor. Penyebab dari hal tersebut adalah kelebihan yang dimiliki oleh KAP besar yaitu besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP, banyaknya ragam jasa yang ditawarkan, adanya afiliasi internasional, dan banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.


(20)

6

Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam menjalankan tugas dengan bertindak jujur, tegas tanpa pretense sehingga auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya(Jama’an,2008). Informasi yang diperoleh dari laporan auditor yang profesional akan memberikan kepastian yang lebih memadai sehingga dapat memberikan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi terhadap laporan keuangan yang akan diterbitkan (Widarjo

et al.,2010).

Motivasi dilakukan penelitian ini karena banyaknya kasus manipulasi data akuntansi yang menyebabkan kurangnya integritas laporan keuangan, sehingga peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian mengenai integritas laporan keuangan yang telah dilakukan peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan

dengan judul PENGARUH MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS

KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INTEGRITAS

LAPORAN KEUANGAN.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Gayatri, dkk (2013) yang berjudul Pengaruh Corporate governance, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap integritas laporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menambah mekanisme corporate governace dan kualitas


(21)

7

Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah mekanisme corporate governace juga akan mempengaruhi integritas laporan keuangan. Pada penelitian ini menggunakan pengukuran konservatisme serta sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2011-2014.

B. Batasan Masalah Penelitian

Batasan penelitian diperlukan agar penelitian ini lebih terarah yaitu penelitian ini menggunakan mekanisme corporate governance sebagai variabel independen dibatasi pada komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Variabel independen lainya yaitu ukuran perusahaan dan kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP). Variabel dependennya adalah integritas laporan keuangan yang diukur menggunakandiscretionary accruals.

C. Rumusan Masalah Penalitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan ?

2. Apakah komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan ? 3. Apakah kepemilikan konstitusional berpengaruh terhadap integritas

laporan keuangan ?

4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan ?


(22)

8

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan ?

6. Apakah kualitas Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komite audit terhadap integritas laporan keuangan.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan konstitusional terhadap integritas laporan keuangan.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan.

5. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan.

6. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap integritas laporan keuangan.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


(23)

9

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan khususnya bidang keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan bagi penulis dalam konsep-konsep, teori-teori mengenai pengaruh mekanisme

corporate governance, ukuran perusahaan dan kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap integritas laporan keuangan.

2. Manfaat praktis

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan untuk lebih memperhatikan jalannya mekanisme corporate governance dalam operasional perusahaan guna meningkatkan integritas laporan keuangan dan diharapkan bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan serta penelitian ini menjadi motivasi bagi auditor agar senantiasa meningkatkan profesionalitasnya dalam audit, dan juga menjaga reputasi dirinya sendiri dan profesinya. Begitu juga bagi para manajemen perusahaan agar meningkatkan penerapan prinsipcorporate governancedilingkungan perusahaannya.


(24)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori

1. Teori agensi (agency theory)

Teori keagenan(agency theory) yaitu hubungan antara pemilik(principal)

dan manajemen (agent). Agen (manajer) mempunyai kewenangan untuk mengelola perusahaan dan mengambil keputusan atas nama investor. Masalah keagenan adalah munculnya konflik kepentingan antara harapan investor (memperoleh return maksimal) dengan harapan para manajer. Manajer yang seharusnya mengelola organisasi bisnis dengan baik agar kepentingan investor optimal, ternyata dalam faktanya sering kali lebih mengedepankan kepentingan dirinya sendiri yang sering kali disebut tindakan moral hazard (Haryaniet al., 2011)

Salah satu masalah keagenan (agency problem) yang terjadi antara manajer dan pemegang saham adalah pemegang saham lebih meyukai pembayaran deviden daripada diinvestasikan lagi. Sebaliknya, manajer meniginkan deviden yang dibayarkan diinvestasikan lagi kembali untuk menambah modal perusahaan (Mursalim,2011).

Uraian diatas terkait dengan teori keagenan (agency theory), dimana antara manajer manajer sebagai agen dan pemegang saham sebagai principal masing-masing ingin memaksimumkan kemakmurannya. Namun, manajer lebih menguasai informasi disbanding pemegang saham karena manajer mengelola perusahaan secara langsung sedangkan pemegang saham sulit


(25)

0

memperoleh informasi secara efektif tentang operasional perusahaan sehingga terjadi information asymmetry. Hal ini memicu manajer sebagai agen untuk melakukan tindakan-tindakan oportunistik seperti; melakukan inefisiensi, investasi pada proyek dengan net present value yang negative dan sebagainya. Tindakan manajer dengan kepentingannya dan mengabaikan kepentingan para pemegang saham perusahaan, sehingga menimbulkan terjadinyaagency theorydalam perusahaan (Mursalim,2012).

Untuk mengurangi agency problem anatara manajer dengan pemegang saham dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, adanya monitoring oleh investor institusional, seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun institusi independen yang memiliki otoritas menilai kinerja manajemen perusahaan. Kedua, tidak cukup kepemilikan saham saja, akan tetapi diperlukan adanya aktivisme institusi untuk menekan para manajer agar tidak melakukan tindakan opportunistic. Ketiga, adanya peningkatan kepemilikan manajerial atas perusahaan sebagai insentif dalam upaya menekan tindakan opportunistiknya. Keempat, adanya kebijakan deviden perusahaan. Kelima, adanya kebijakan utang. (Mursalim,2011).

Menanggapi adanya konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dengan menyatakan bahwa corporate governancemerupakan respon perusahaan terhadap konflik tersebut. Aspek-asperk coporate governance

seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit dipandang sebagai mekanisme control yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan.


(26)

✁ ✁

2. Teori sinyal(Signaling theory)

Signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebik baik daripada perusahaan lain (Jama’an, 2008).

Signaling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal, karena terdapat asimetri informasi (asymmetry information) antara perusahaan dan pihak luar. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah kepada perusahaan.

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Hal ini senada dengan pendapat Rustriarini (2010) yang mengungkapkan bahwa teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan karena terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak ekternal. Untuk mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus


(27)

✂ ✄

mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun non keuangan.

Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi aismetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidakoverstate(Jama’an.2008).

Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik

(principal), dan pihak luar perusahaan mengurangi sismetri informasi dengan menghasilkan kualitas dan integritas laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan menyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan.

Sinyal opini bebas yang diberikan oleh kantor akuntan public (KAP) merupakan sinyal yang mencermikan keandalan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan yang telah di audit. Kualitas kantor akuntan public (KAP) juga dapat memberikan sinyal kepercayaan pihak perusahaan (agent),

pemilik (principal), dan pihak pihak lain yang berkepentinganatas legalitas dan integritas opini bebas yang dikelurakan akuntan.

Integritas informasi laporan keuangan yang mencermikan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor


(28)

☎ ✆

dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan harusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan kepuasan sejenis (Jama’an,2008).

Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik (principal). Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi sinyal informasi yang disampaikan agent terkadang diterima principal tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran keberhasilan perusahaan sebenarnya. Kondisi ini deikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) yang sudah dijelaskan diatas.

3. Integritas laporan keuangan

Pengertian integritas laporan keuangan

Integritas secara terminologi berati mutu, sifat, atau keandalan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebeut selama periode tertentu. Di dalam PSAK tahun 2009 disebutkan


(29)

✝ ✞

bahwa tujuan laporan kuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilankeputusan ekonomi.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai

qualitative characteristic of accounting information, terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi

(relevance)dan keandalan(reliability).

Relevansi merujuk pada kemampuan informasi akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan dengan megubah atau membantu mengkonfirmasi harapan merk tentang hasil atau konsekuensi suatu tidakan atau kejadian. Relevansi informasi dapat diukur delam kaitannya dengan maksud pengguna informasi tersebut. Artinya jika suatu informsai tidak relevan dengan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan penyimpangan serta merupakan suatu oenyajian yang jujur.

Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi kualitas reliability dan sesuai dengan prinsip akuntansi


(30)

✟ ✠

yang berterima umum. Menurut Saputri (2010) reliability memiliki kualitas sebagai berikut:

1. Verifiability

Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama jika diaudit oleh auditor yang berbeda.

2. Representational faithfukkness

Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan benar-benar terjadi.

3. Neutrality

Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan ekinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan.

Terkait dengan integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi 2 karaktersitik umum dalam suatu laporan keuangan. Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian jujur sihingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi memiliki kemampuan untuk


(31)

✡6

mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan.

Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba. Laporan keuangan yang reliable atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebihreliableapabilaa laporankeuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

4. Konservatisme akuntansi

Konservatisme menurut FASB Statement of Concept No.2 didefinisikan dengan reaksi hati hati (prudent reaction) menghadapi ketidakpastian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ketidakpastian dan resiko yang melekat apda situasi bisnis telah cukup dipertimbngakan.

Konservatisme identik dengan kehati-hatian daalam pelaporan keuangan di mana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta mengakui kerugian dan hutang yang menpunyai kemungkinan akan terjadi. Penerapan prinsip ini mengakibatkan pilihan metode akuntansi ditunjukan pada metode yang melaporkan laba atau aktiva lebih rendah serta melaporkan hutang lebih tinggi. Dengan demikian, pemberi pinjaman akan menerima perlindungan atas resiko menurun (downside risk) dari neraca yang


(32)

☛ ☞

menyajikan aset bersih understatement dan laporan keuangan yang melaporkan berita buruk secara tepat waktu.

Para kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun dengan berpedoman konsep konservatisme. Maksud utama lain meraka adalah untuk menetralisir optimisme para usahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya. Jika ditinjau lebih jauh ke dalam laporan keuangan, setiap metode akuntansi yang dipilih oleh perusahaan memiliki tingkat konservatisme yang berbeda-beda. PSAK tahun 2009, menyebutkan ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme, diantaranya PSAK No.14 mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya persediaan, PSAK No.16 mengenai aktiva tetap dan penyusutan, PSAK No.19 mengenai aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi dan OSAK No.20 tentang biaya riset dan pengembangan.

Pilihan metode tersebut akan berpengaruh terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung konsep konservatisme ini akan mempengaruhi hasil dari laporan keuangan tersebut. Penerapan konsep ini juga akan menghasilkan laba yang berfluktuatif, dimana laba yang berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang akan datang (Sari dan Adhariani, 2009).

Terdapat pro kontra sehubungan dengan penerapan prinsip konservatisme. Pengkritik konsep konservatisme menyatakan bahwa prinsip ini mengakibatkan laporan keuangan menjadi bias sehingga dapat dijadikan


(33)

✌8

sebagai alat untuk mnegevaluasi resiko perusahaan. Semakin tinggi konservatisme, maka nilai buku yang dilaporkan semakin bias. Di lain pihak, terdapat pihak yang mendukung konsep konservatisme ini, diantaranya adalah Haniati dan Fitriany (2010) yang menyatakan bahwa konsep konservatisme dapat mengurangi konflik antarabondholders-shareholdersseputar kebijakan deviden.

Pembayaran deviden yang tinggi menjadi ancaman bagi debtholders

karena akan menggurangi aktiva yang seharusnya teredia untuk pelunasan utang. Untuk mengatasi masalah ini, tindakan yang bias dilakukan adalah dengan melakukan pembatasan pembagian deviden berdasarkan perolehan laba perusahaan. Untuk itu dibutuhkan penyajian laba yang konservatif demi membatasi pembayaran deviden yang terlalu tinggi serta penyajian aktiva yang konservatif untuk memberikan gambaran kepada debtholders tentang ketersediaan aktiva untuk pembayaran hutang.

Fitriany (2010) juga merupakan pendukung konsep konservatisme berpendapat bahwa konservatisme merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting dalam mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga sahamnya. Para pemegang saham mempunyai harapan agar manjemen bertindak atas kepentingan mereka. Untuk itu dibutuhkan pengawasan seperti pemeriksaan laporan keuangan serta pembatasan keputusan yang diambil manajemen. Biaya yang dikelurakan untuk kegiatan pengawasan tersebut disebut sebagai biaya agensi.


(34)

✍9

Penelitian ini yang mendukung konservatisme adalah Haniati dan Fitriany (2010) yang berpendapat bahwa laporan keuangan yang mengaplikasikan prinsip konservatisme dapat mengurangi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan keuangan serta mengurangi deadweight los (biaya agensi) yang muncul sebagai akibat dari asimstri informasi (kondisi dimana pihak manajemen memiliki informasi lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor). Asimetri informasi merupakan salah satu factor yang dapat menyebabkan manipulasi laporan keuangan. Manipulasi yang paling sering dilakukan adalah overstate laba. Hal ini karena laba dapat mencerminkan keinerja opersional perusahaan dan menjadi perhatian bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai perusahaan.

Kinerja perusahaan akan memperngaruhi harga saham, sehingga menjadi alasan tambahan bagi manajemen melakukan manipulasi laporan keuangan apabila tidak mampu mencapai apa yang diinginkan. Kesempatan untuk dapat memilih beberapa metode akuntansi membuka peluang manajer melakukan manipulasi laporan keuangan. Oleh kerena itu, salah satu cara untuk menghindari manipulasi laporan keuangan adalah dengan menggunakan prinsip akuntansi konservatif.

5. MekanismeCorporate Governace

Dalam Kurniawan (2012) terdapat beberapa definisi mengenai corporate governance, dintaranya sebagai berikut:

Menurut OECD (Organisation for Economic Co-Oporation And Development) yang menyatakan bahwa:


(35)

✎0

“Corporate governance relates to the internal means by which corporations are operated and controlled. While goverments play a central role and shaping the legal, institutional and regulatory climate within which individual corporate governance system are developed, the main

responsibility lies with the private sector”.

Sedangkan Berlin Initiative Code berpendapat bahwa corporate governanceadalah:

“Corporate governance describe the legal and factual regulatory framework

for managing and supervising a company”.

Kemudian menurut Recommendation Of Federation Of Companies, Corporate Governanceadalah:

“The organization of the administration and management of companies, which is better known under the term “corporate governace,” has to meet the

expectations of the shareholders and the requrements of the economic

process”.

Selanjutnya definisi corporate governance menurut Cadbury Comite dalam Jama’an (2008) adalah:

“seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”. Tujuancorporate governanceadalah “untuk


(36)

✏ ✑

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders)”.

Corporate governace merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas (outside investor/minority shareholders)

dari ekspropriasi yang dilakukan oleh para manjer dan pemegang saham pengendali (insider)dengan penekanan pada mekanisme legal (Wawo,2013). Pendekatan legal dari corporate governance adalah proteksi investor eksternal(outside investors), baik pemegang saham maupun kreditor, melalui system legal yang dapat diartikan dengan hukum dan pelaksanaanya (Wawo,2013).

Menurutbaridwan dalam Jama’an (2008) prinsip-prinsip pokokcorporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governanceadalah sebagai berikut:

a. Transparancy

Yaitu mengelola perusahaan secara transparan dengan semua stakeholders perusahaan baik yang terlibat secara langsung di dalam perusahaan atau yang tidak terlibat langsung. Di sini para pengelola perusahaan harus berbuat secara transparan kepada pemegang saham, jujur apa adanya dalam membuat laporan usaha dan tidak manipulatif. Keterbukaan informasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang dianggap penting dan relevan.


(37)

✒ ✒

b. Accountability

Yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban dalam perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen harus membuat job description yang jelas kepada semua karyawan dan menegaskan fungsi-fungsi dasar setiap bagian. Dari sini perusahaan akan menjadi jelas hak dan kewajibannya, fungsi dan tanggung jawabnya serta kewenangannya dalam setiap kebijakan perusahaan.

c. Responsibility

Yaitu menyadari bahwa ada bagian-bagian perusahaan yang membawa dampak pada lingkungan dan masyarakat pada umumnya. Di sini perusahaan harus memperhatikan amdal, keamanan lingkungan, dan kesesuaian diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat setempat. Perusahaan harus apresiatif dan proaktif terhadap setiap gejolak sosial masyarakat dan setiap yang berkembang di masyarakat.

d. Independency

Yaitu berjalan tegak dengan bergandengan bersama masyarakat. Perusahaan harus memiliki otonominya secara penuh sehingga pengambilan-pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan otoritas yang ada secara penuh. Perusahaan harus berjalan dengan menguntungkan supaya bisa memelihara keberlangsungan bisnisnya, namun demikian bukan keuntungan yang tanpa melihat orang lain yang


(38)

✓ ✔

juga harus untung. Semuanya harus untung dan tidak ada satu pun yang dirugikan.

e. Fairness

Yaitu semacam kesetaraan atau perlakuan yang adil di dalam memenuhi hak dan kewajibannya terhadap stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan harus membuat sistem yang solid untuk membuat pekerjaan semuanya seperti yang diharapkan. Dengan pekerjaan yang fair tersebut diharapkan semua peraturan yang ada ditaati guna melindungi semua orang yang punya kepentingan terhadap keberlangsungan bisnis kita.

Mekanisme corporate governance merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol/pengawasan terhadap keputusan tersebut. Jama’an (2008) menyatakan bahwa terdapat 2 mekanisme untuk dapat membantu menyamakan perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer dalam rangka penerapan GCG, diantaranya mekanisme pengendalian internal perusahaan dan mekanisme pengendalian eksternal berdasarkan pasar.

Mekanisme pengendalian internal perusahaan adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan dengan membuat seperangkat aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return, maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Salah satu pilihan mekanisme pengendalian internal untuk menyamakan kepentingan


(39)

✕ ✖

pemegang saham dan manajer adalah kontrak insentif jangka panjang. Kontrak jangka panjang ini dilakukan dengan memberikan insentif pada manajer apabila nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham meningkat, salah satunya dengan cara memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Dengan demikian, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemegang saham karena hal tersebut juga akan meningkatkan kekayaan manajer sendiri.

Mekanisme pengendalian eksternal berdasarkan pasar adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan oleh pasar menurut teori pasar untuk pengendalian perusahaan (Market For Corporate Control), pada saat diketahui bahwa manajemen berperilaku menguntungkan diri sendiri, kinerja perusahaan akan menurun yang direfleksikan oleh nilai saham perusahaan. Pada kondisi tersebut, kelompok manajer lain akan menggantikan manajer yang sedang memegang jabatan. Dengan demikian bekerjanya market for corporate control bisa menghambat tindakan menguntungkan diri manajer sendiri.

Mekanisme pengendalian lain yang secara luas digunakan dan diharapkan dapat menyelaraskan tujuan prinsipal dan agen adalah mekanisme melalui pelaporan keuangan. Melalui laporan keuangan yang merupakan tanggungjawab manajer, pemilik dapat menilai, mengukur sekaligus dapat mengawasi kinerja manajer untuk mengetahui sejauh mana manajer telah bertindak untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik. Selain itu pemilik dapat memberikan kompensasi kepada manajer berdasarkan laporan keuangan.


(40)

✗ ✘

Laporan keuangan yang dibuat berdasarkan angka-angka akuntansi diharapkan berperan besar dalam meminimalkan konflik antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan (Jama’an, 2008).

Dalam hubungannya dengan jenis informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan, terdapat dua jenis sifat informasi yang diungkapkan, diantaranya adalah informasi yang bersifat mandatory disclosure, yaitu merupakan informasi yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan kerena memang diwajibkan oleh peraturan atau undang-undang. Kemudian informasi yang bersifat voluntary disclosure, yaitu merupakan jenis informasi yang secara sukarela diungkapkan di dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk menambah kegunaan informasi mengenai kekayaandan hasil operasi suatu perusahaan kepada para pemakai laporan keuangannya.

Dewan komisaris dan komite audit,sebagai struktur corporate governance, mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannyagood corporate governance. Berjalannya fungsi dewan komisaris dan komite audit secara efektif, maka control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham mayoritas dan manajemen dengan pemegang saham minoritas dapat diminimalisasi. Oleh karena itu untuk menghindari penyalahgunaan wewenang antara pihak manajemen dengan kepentingan pemegang saham, perusahaan menyepakati penerapangood corporate governancesebagai suatu


(41)

✙6

sistem pengelolaan perusahaan yang baik untuk mencapai tujuan dan mengawasi kinerja perusahaan (Sulistiyowatiet al.,2010).

Mekanisme tata kelola perusahaan yang diterapkan oleh perusahaan haruslah mampu mengurangi asimetri informasi melalui pengungkapan informasi dalam laporan keuangan dengan benar dan jelas. Sistem keuangan yang baik akan menghasilkan yaitu: pertama, informasi yang luas dan murah yang dapat memfasilitasi pemonitoran oleh pemegang saham secara efektif, dan kedua, memungkinkan bagi dewan komisaris untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui pemberian saran, penentuan keputusan-keputusan dan aktivitas-aktivitas manajerial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaporan keuangan merupakan salah satu kunci dalam mekanisme perusahaan yang berfungsi meningkatkan akuntabilitas dan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang terkandung dalam pengukuran mekanisme tata kelola perusahaan adalah:

a. Kepemilikan Institusional

Jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi atau perusahaan. Organisasi memiliki kemampuan untuk bertahan apabila terdapat pemisahan antara pemilik dan pengendalinya. Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan dapat terdiri atas kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan saham oleh manajerial. Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam mendeteksi kesalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan investor institusi lebih berpengalaman dibandingkan dengan investor individual. Dengan


(42)

✚ ✛

demikian akan semakin membatasi manajemen dalam memainkan angka-angka dalam laporan keuangan. (Sriwedari, 2009).

b. Kepemilikan Manajerial

Jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham yang dikelola. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu isu penting dalam teori keagenan sejak dipublikasikan oleh Sriwedari (2009), yang menyatakan bahwa dengan semakin besarnya proporsi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Sedangkan menurut Widarjo et al.,(2010) kepemilikan manajerial adalah situasi di mana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang diterima oleh manajer akan meningkat pula.Sebaliknya apabila kepemilikan manajer turun, maka biaya keagenannya akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan melakukan tindakan yang tidak memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, manajer akan cenderung memanfaatkan sumber-sumber perusahaan untuk kepentingannya sendiri.


(43)

✜8

c. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hokum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi, 2011). Peraturan mengenai komite audit dikeluarkan oleh Bapepam pada Mei 2000, melalui SE/03/PM/2000, Keputusan Ketua Bapepam Kep-29/PM/2004, Peraturan Bapepam-LK No. IX. 1.5, Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006, Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-09/MBU/2012.

Berdasarkan peraturan ini dijelaskanbahwa komite audit harus memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedang anggota lainnya merupakan pihak ekstern yang independen di mana sekurang-kurangnya satu diantaranya memiliki kemampuan dibidang akuntansi dan atau keuangan (Wardhaniet et al.,2010).

Tujuan pembentukan komite audit adalah memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum, memastikan bahwa internal kontrol perusahaan memadai, menindak lanjuti dugaan adanya penyimpangan


(44)

✢9

yang material di bidang keuangan dan implikasi hukumnya, dan merekomendasikan seleksi auditor eksternalnya(Jama’an, 2008).

d. Komisaris Independen

Di dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Task Force Komite Nasional Kebijakan

Corporate Governance).

Dewan komisaris adalah pihak yang berperan penting dalam menyediakan laporan keuangan perusahaan yang reliable. Proporsi anggota independen dalam dewan komisaris dapat dikatakan sebagai indikator independensi dewan dari manajemen. Kehadiran komisaris independen dalam dewan dapat menambah kualitas aktivitas pengawasan dalam perusahaan, karena mereka tidak terafiliasi dengan perusahaan sebagai pegawai (Andarini dan Januarti,2010).

Beasley (1996) menguji hubungan antara proporsi dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan, mereka menemukan bahwa perusahaan yang melakukan kecurangan memiliki persentase dewan komisaris eksternal yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang


(45)

✣0

tidak melakukan kecurangan. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yanggood corporate governance.

6. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Para peneliti masih belum memiliki tolak ukuran yang jelas mengenai ukuran perusahaan. Kimet al., (2003) membagi ukuran perusahaan menjadi 3 yaitu small (kecil), medium (sedang) dan large (besar) berdasarkan market value perusahaan. Sedangkan Jama’an (2008) melihat ukuran perusahaan dari nilai total asset.

7. Kualitas Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP), yang dimaksud berkualitas dalam penelitian ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17 Tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 1 dan termaksud pula di dalam UU Nomor 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik.

Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Sehingga dalam penelitian ini jumlah patner (sekutu) yang mempunyai izin akuntan dalam badan usaha menjadi ukuran kualitas kantor akuntan public yang menjadi sampel penelitian.


(46)

✤ ✥

B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Mekanisme Corporate Governance

Corporate governance digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas. Penerapan Corporate governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama pemegang saham minoritas. Pelaksanaan corporate governance diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang akhirnya dapat meningkatkan daya informasi akuntansi. Kualitas laporan keuangan dapat diukur dari reaksi pasar atas pengumuman laporan keuangan (Wawo, 2010). a. Kepemilikan Institusional

Komposisi kepemilikan saham memiliki dampak yang penting pada sistem kendali perusahaan (Rawi,2010). Namun sebagaimana dalam teori keagenan (Agency theory), perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Kepemilikan institusional meningkatkan tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional yang dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri dan juga dapat membatasi perilaku para manajer untuk melakukan pengelolaan laba. Penelitian yang dilakukan Gayatri (2013) menunjukan kepemilkan institusional berpengaruh negatife terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini berbeda dengan


(47)

✦ ✧

penelitian yang diungkapkan oleh Rustiarini (2010) yang menyatakan bahwa dalam proporsi yang besar kepemilikan intitusional dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang diwujudkan dengan terciptanya pengawasan yang efektif sehingga laporan keuangan yang dibuat memiliki integritas yang tinggi.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak proporsi kepemilikan institusional yang dapat mendorong manajer untuk memfokuskan perhatiaannya terhadap kinerja perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang diwujudkan dengan terciptanya pengawasan yang efektif sehingga laporan keuangan yang dibuat manajemen memiliki integritas yang tinggi. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

H1: Proporsi kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

b. Kepemilikan Manajerial

Menurut Widarjoet al., (2010) kepemilikan manajerial adalah situasi di mana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus pemilik atau pemegang saham perusahaan. Manajer yang memiliki saham dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang diterima oleh manajer akan meningkat pula. Sebaliknya apabila kepemilikan manajer turun, maka biaya keagenannya akan meningkat. Hal ini dikarenakan manajer akan


(48)

★ ★

melakukan tindakan yang tidak memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, manajer akan cenderung memanfaatkan sumber-sumber perusahaan untuk kepentingannya sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Safiq (2010) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan manajerial dengan konservatisme akuntansi (integritas laporan keuangan).

H2: Proporsi kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan.

c. Komite Audit

Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG) (2002), Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

Klien (2002) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen melaporkan laba dengan kandungan akrual dikrisioner yang lebih kecil dibandingkan dengan


(49)

✩ ✪

perusahaan yang tidak membentuk komite audit independen. Gayatri (2013) menunjukan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini senada dengan Wawo (2010:4) yang menemukan bahwa perusahaan yang tidak ada kecurangan lebih mungkin memiliki komite audit dibanding yang ada kecurangan.

Dari referensi diatas, perusahaan yang memiliki komite audit cenderung memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi, karena cenderung tidak adanya kecurangan, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki komite audit. Sehingga hipotesis yang diajukamn dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

d. Komisaris Independen

Proporsi anggota independen dalam dewan komisaris dikatakan sebagai indikator independensi dewan. Kehadiran komisaris independen dapat meningkatkan kualitas pengawasan karena tidak terafiliasi dengan perusahaan sehingga bebas dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan Gayatri (2013) menunjukan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Teori ini sering disebut dengan the monitoring effect theory. Maizaroh et al.,(2011) menunjukkan adanya hubungan terbalik antara proporsi komisaris independen dengan tingkat kecurangan pelaporan keuangan. Perusahaan dengan proporsi komisaris independen yang tinggi cenderung lebih


(50)

✫ ✬

memperhatikan risiko perusahaan dibandingkan proporsi komisaris independen yang rendah (Maizarohet al.,2011).

Dari hasil penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa perusahaan dengan proporsi komisaris independen yang tinggi memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi, karena mereka lebih memperhatikan resiko perusahaanya. Sehingga hipotesis yang diajukamn dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

e. Ukuran perusahaan

Nuryaman (2009) mengungkapkan perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi biaya politik yang tinggi, perusahaan besar akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan.

Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki peranan penting dalam penyajian laporan keuangan dengan integritas yang lemah. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan, biasanya


(51)

✭6

informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak dan perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan. Berbeda dengan perusahaan kecil yang cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Agnes Sawir (2004) menyatakan ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisasi, baik untuk obligasi maupun saham. Walaupun mereka memiliki akses, biaya penerbitan penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan.

Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran khusus yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar


(52)

✮ ✯

kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang.

Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh laba dalam jumlah yang lebih banyak. Akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang dikemukakan adalah sebagai berikut: H5: Ukuran Perusahaan (firm size) berpengaruh positif terhadap

integritas laporan keuangan. f. Kualitas Kantor Akuntan Publik

Spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau banyaknya klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani oleh auditor KAP dalam tahun pengamatan, juga menjadikan ukuran dalam penelitian ini kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas informasi laporan keuangan. Aspek spesialisasi industri ini dapat mempengaruhi kualitas audit oleh KAP, disamping karekteristik industri yang berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibanding perusahaan dengan perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan


(53)

✰8

keahlian tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh tersebut (Mayangsari, 2003).

Kombinasi antara faktor-faktor khusus perusahaan dan industri menghasilkan variasi permintaan terhadap monitoring serta konsekuensinya pada kualitas audit (Mayangsari, 2003). Spesialisasi industri yang dimiliki oleh kantor akuntan mempunyai dampak positif karena dapat meningkatkan audit fee (Francis dan Stokes 1986). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan klien terhadap kualitas audit. Penelitian-penelitian sebelumnya membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaanbig five

dan non big five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian Mayangsari (2003).

Teoh (1993) berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Lennox (2000) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.


(54)

✱9

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis kualitas KAP badan usaha (jumlah patner izin akuntan) diharapkan dapat diterima. Dengan demikian,maka hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut: H6 : Kualitas kantor akuntan publik, badan usaha berpengaruh


(55)

✲0

C. Model penelitian

Variabel Independen Variabel Independen

Gambar 2.1 Model Penelitian

Komisaris

Independen

Ukuran

Perusahaan

Kepemilikan

institusional

Kualitas KAP

Komite Audit

Integritas Laporan

Keuangan

Kepemilikan

manajerial

--+

+

+ +


(56)

✳ ✴

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan yang go public . Setiap perusahaan yang go piblic diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan sehingga data tersebut dapat diperoleh untuk penelitian ini.

B. Jenis dan Sumber data

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui media perantara. Data tersebut dapat berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, laporan tahunan perusahaan,laporan hasil RUPS, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan kualitas kantor akuntan publik sebagai variabel independen terhadap integritas laporan keuangan sebagai variabel dependen.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun


(57)

✵ ✶

2014. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari situs www.BEI5000.com, kemudian situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Fact Book dan diambil langsung dari Indonesian Capital Market Electronic Library (ICMEL) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.Dan sebagai data tambahan berupa daftar KAP yang diambil dari situs Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

C. Teknik Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Dengan periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pemilihan sampel berdasarkan

metode purposive sampling atau judgement sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel yang didasarkan atas pertimbangan pribadi (Nazir, 2011). Untuk memenuhi pembahasan permasalahan dalam penelitian ini maka sampel yang dipilih adalah sampel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan kriteria terdaftar sebagai perusahan publik selama periode 1 Januari 2011 sampai31 Desember 2014

2. Perusahaan memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang dimaksud lengkap adalah perusahaan harus memiliki data sebagai berikut:


(58)

✷ ✸

a. Laporan keuangan (audited) atau laporan tahunan (apabila laporan keuangan tidak diperoleh) untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sampai dengan 31 Desember 2014.

b. Data susunan dewan komisaris dan komite audit.

c. Nama akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, tertera dengan jelas pada laporan keuangan yang dipublikasikan di BEI. 3. Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak melakukan transaksi akuisisi dan

merger selama 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2014. 4. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah. D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini diperoleh dengan cara:

1. Penelusuran secara manual, untuk data dalam bentuk kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam bentuk kertas hasil cetakan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa buku dan jurnal ilmiah.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data berbentuk data elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di ICMEL BEI dan yang dipublikasikan di situs BEI yang berupa data elektronik dari internet.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen


(59)

✹ ✺

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah integritas laporan keuangan. Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang memenuhi kualitas reliability dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan konservatisme. Alasan untuk menggunakan konservatisme sebagai proksi integritas laporan keuangan adalah konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliabel, memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2 Penman dan Zhang (2002).

Instrumen penelitian menggunakan model indeks conservatism yang dikemukakanJama’an (2008) yang menjelaskan kualitas laba yang dihasilkan tergantung dari pertumbuhan investasi perusahaan. Variabel pengukuran integritas laporan keuangan memiliki rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Cit = Indeksconservatismperusahaan i pada tahun t.

RPit = Jumlah biaya riset dan pengembangan yang ada dalam laporan keuangan perusahaan i pada tahun t.

DEPRit = biaya depresiasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan i pada tahun t.

Cit=(RPresit+ DEPRresit) NOAit


(60)

✻ ✻

NOAit = net operating assets, yang diukur dengan rumus kewajiban keuangan bersih (total utang + total saham + total dividen)–

(kas + total investasi) perusahaan i pada tahun t. 2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance yang didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari proses pengelolaan dan proses pengawasan terhadap pengelolaan (Kurniawan,2012). Variabel ini merupakan variabel yang tidak diukur secara mandiri, tetapi diukur dengan menggunakan empat dimensi variabel, yaitu:

a. Kepemilikan Institusional (X1) adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi atau perusahaan. Kepemilikan institusional diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar.

b. Kepemilikan Manajerial (X2) adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham yang dikelola. Kepemilikan manajerial diukur dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi) dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar (Saputri, 2010:64).

c. Komite Audit (X3) adalah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan


(61)

✼ ✽

auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hokum dan regulasi. Komite aduit diukur dengan persentase jumlah komite audit yang berasal dari komisaris independen dari seluruh jumlah komite audit.

d. Komisaris Independen (X4) adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Komisaris independen diukur dengan persentase anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah komisaris perusahaan. Variabel independen.

e. Ukuran Perusahaan (firm size)(X5)

Ukuran perusahaan adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Firm size diproksi ke dalam LnAsset perusahaan pada tiap akhir tahun pengamatan. Ukuran perusahaan diwakili dengan nilai logaritma dari assets. Logaritma natural dari total aset perusahaan dapat menunjukkan bahwa semakin besar ukuran atau aset perusahaan berarti semakin besar juga angka ekponesial atau logaritmanya. f. Kualitas Kantor Akuntan Publik


(62)

✾6

Kualitas kantor akuntan publik adalah kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Variabel ini menggunakan ukuran KAP proporsi jumlah patner dalam badan usaha persekutuan paling sedikit 3 (tiga) rekan yang mempunyai nomor izin akuntan dan atau 75 % dari jumlah patner adalah akuntan publik yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika patner sekutu mempunyai nomer izin akuntan lebih dari 3 (tiga) orang dan 0 jika jumlah sekutu akuntan kurang dari 3 (tiga) rekan dan atau kurang dari 75 % jumlah patner adalah akuntan publik (Jama’an, 2008)

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan kualitas kantor akuntan publik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikanin formasi yang berguna. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban pada setiap variabel yang diukur dariminimum,maximum, meandanstandar deviasi.


(1)

Uji hipotesis 4menunjukkan signifikansi sebesar 0,031 di bawah 0,05, sehingga hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 0,191 + 0,090X4

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat nilai koefisiensi Komisaris Independen adalah positif yang berarti bahwa Komisaris Independen berpengaruh positif terhadapIntegritas Laporan Keuangan. Jika Komisaris Independensemakin besar, maka Integritas Laporan Keuangan akan semakin tinggi.

Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Kehadiran komisarisindependen dapat meningkatkan kualitas pengawasan karena tidakterafiliasi dengan perusahaan sehingga bebas dalam pengambilankeputusan.Perusahaan dengan proporsi komisaris independen yang tinggicenderung lebih memperhatikan risiko perusahaan dibandingkanproporsi komisaris independen yang rendah O’Sullivan(1997) dalam(Maizarohet al.,2011).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasley (1996) dalam Maizarohet al.,(2011) dan Gayatri (2012) yang menyatakan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan, perusahaan dengan proporsi komisaris independen yang tinggi memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi, karena mereka lebih memperhatikan resiko perusahaanya.


(2)

5. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan

Uji hipotesis 5menunjukkan signifikansi sebesar 0,010 di bawah 0,05, sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 0,191 + 0,040X5

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat nilai koefisiensi Ukuran Perusahaan adalah positif yang berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadapIntegritas Laporan Keuangan. Jika Ukuran Perusahaansemakin besar, maka Integritas Laporan Keuangan akan semakin tinggi.

Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi biaya politik yang tinggi, perusahaan besar akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) yang menyatakan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan, hal ini dikarenakan semakin besar ukuranperusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam


(3)

pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak dan perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan. Berbeda dengan perusahaan kecil yang cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

6. Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan

Uji hipotesis 6menunjukkan signifikansi sebesar 0,027 di bawah 0,05, sehingga hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Ukuran KAPberpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 0,191 + 0,246X6

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat nilai koefisiensi Ukuran KAP adalah positif yang berarti bahwa Ukuran KAP berpengaruh positif terhadapIntegritas Laporan Keuangan. Jika Ukuran KAPsemakin besar, maka Integritas Laporan Keuangan akan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lennox (2000) yang menyatakan Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan, mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.


(4)

D. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN

A. Simpulan

Hasil pengujian data dalam penelitian mendasari pengambilan simpulan dalam penelitian terkait faktor-faktor yang memengaruhi Integritas Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.

Hasil pengujian data menjelaskan bahwa:

1. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

2. Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

3. Komite Audit berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

4. Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

5. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

6. Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

B. Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa penelitian yang dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah sebegai berikut


(5)

1. Jumlah sampel perusahaan untuk penelitian satu jenis industri saja, yaitu manufaktur sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan yanggo public.

2. Periode penelitian hanya 4 tahun, sehingga memungkinkan praktik manajemen laba dalam perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

3. Dilihat dari kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians variabel terkait pada model penelitian hanya sebesar 7,2%, berarti sejumlah 92,8% varians variabel terikat dijelaskan oleh variabel lain.

4. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 variabel Sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan.

C. Saran

Dari beberapa keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini, saran yang dapat diajukan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya perlu memperluas dalam menentukan objek penelitian, dapat menggunakankan objek perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, maupun perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian berikutnya diharapkan dapat memperpanjang waktu observasi tidak hanya periode tahun 2011-2014 saja.


(6)

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen lain, agar hasil penelitian dapat lebih menggambarkan faktor yang dapat mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 44 102

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011)

0 9 136

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

1 2 43

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 2 2

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23