selama diet sukrosa tinggi tidak dihentikan. Hal ini dikarenakan S.mutans dapat dengan mudah menjadikan sugars sebagai produk fermentasi berupa asam terutama
laktat dan dapat hidup dalam lingkungan yang sangat asam sekalipun.
1
Streptococcus terbagi dalam empat kelompok spesies, yakni : anginosus, mitis, mutans, dan salivarius. Kelompok mutans terdiri dari S.mutans, S.criceritus,
S.rattus, S.dawneii, S.macacae, dan S.sobrinus. Semuanya termasuk oral Streptococci walaupun hanya S.mutans dan S.sobrinus saja yang ditemukan dalam rongga mulut
manusia, sedangkan sepsis yang lain ditemukan pada hewan.
10
2.1.1 Biokimia dan Morfologi
Sel Streptococcus mutans berbentuk bulat oval serta merupakan kokus gram positif. Koloni Streptococcus mutans, tampak gambaran yang berpasangan atau
membentuk rantai, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Bakteri ini mempunyai metabolisme yang bersifat anaerob. Jika bakteri ini ditanamkan didalam
media yang solid, maka bakteri ini akan berbentuk kasar, runcing, dan berkoloni mukoid. Dalam proses tumbuh kembangnya akan membentuk CO
2
jika dilakukan inkubasi didalam suhu 37
o
selama 48 jam.
12
Dalam rongga mulut, S.mutans pada umumnya hidup pada permukaan yang keras dan juga solid. Permukaan-permukaan tersebut antara lain adalah permukaan
gigi, gigitiruan, ataupun alat ortodonti cekat. Habitat utama S.mutans ini adalah permukaan gigi, namun mereka tidak dapat tumbuh secara bersamaan pada seluruh
permukaan gigi, melainkan hanya tumbuh pada permukaan gigi tertentu saja.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya bakteri ini banyak diisolai dari daerah pit, fissure, permukaan oklusal gigi, permukaan proksimal gigi, margin gusi, atau pada lesi karies gigi. Jumlah populasi
Streptococcus mutans di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : diet sukrosa, topikal aplikasi fluor, penggunaan antibiotik, obat kumur yang mengandung
antiseptic, dan keadaan hygiene oral seseorang.
12
2.1.2 Pembagian S.mutans
S.mutans dibagi atas tiga bagian berdasarkan serotipenya yaitu:
10
a. Serotype c dari plak manusia
b. Serotype e dari karies gigi
c. Serotype f dari plak anak yang memiliki resiko karies tinggi
S.mutans serotype c merupakan jenis yang paling banyak dijumpai pada saliva dan plak. Prevalensinya mencakup 75-90, sementara serotype e 10-20 dan
serotype f hanya beberapa persen.
14
2.1.3 Peranan S.mutans dalam pembentukan karies
Karies merupakan suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan pada jaringan keras gigi yaitu pada enamel, dentin, dan sementun gigi yang disebabkan oleh
aktivitas bakteri. Prosesnya dimulai dari demineralisasi gigi secara langsung yang disebabkan oleh adanya asam laktat dan asam organik lain yang tertumpuk atau
terakumulasi didalam permukaan gigi melalui plak.
21
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme patogen dari bakteri ini dimulai dengan adanya proses erosi dari hidroksiapatit yang merupakan mineral dari enamel. Dimineralisasi ini dikarenakan
oleh asam laktat, dimana asam laktat merupakan hasil akhir metabolisme dari pertumbuhan S.mutans. Konsentrasi destruksi yang signifikan dari asam ini
membutuhkan akumulasi yang banyak dari Streptococcus asidogenik dalam plak gigi. Proses akumulasi diawali oleh aktivitas extracellular glucosyltransferase GTF yang
disekresikan oleh S.mutans. Maka dari itu, dengan adanya sukrosa, GTF akan mensintesis beberapa glukan ekstraseluler dengan berat molekul tinggi. Polimer
glukosa ini akan membantu agregasi dari Streptococcus lainnya melalui interaksi protein ikatan glukan glucan binding protein. S.mutans merupakan penghasil asam
laktat yang paling banyak dalam proses akumulasi ini meskipun pH yang rendah dari bakteri lainnya juga memberikan kontribusi.
3
Gambar 1. Mekanisme patogenesis dari S.mutans terhadap karies gigi.
1
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Streptococcus mutans dalam pembentukan plak