Streptococcus mutans dalam pembentukan plak

2.1.4 Streptococcus mutans dalam pembentukan plak

Plak merupakan suatu tempat dimana mikroorganisme tertanam dalam matriks polimer bakteri dan produk saliva diatas permukaan gigi. Plak yang terus- menerus terkalsifikasi, akan berubah bentuk menjadi kalkulus atau tartar. Untuk dapat melihat plak di permukaan gigi, dapat dilakukan proses rinsing dengan menggunakan disclosing solutioin seperti erythrosine. Plak banyak ditemukan di permukaan gigi bagian fissur, approximal, dan gingival crevice. 1,20 Pada saat gigi mulai erupsi, gigi segera dilindungi oleh lapisan tipis glikoprotein yang disebut acquired pellicle. Glikoprotein dari saliva segera diabsorbsi oleh hidroksiapatit dan kemudian melekat erat pada permukaan gigi. Pada awal pembentukan plak, bakteri aerob yang pertama kali melekat pada permukaan pelikel adalah bakteri Streptococcus sanguis dan kemudian diikuti oleh bakteri lainnya. Perlekatan awal bakteri ini terhadap hidroksiapatit sangat lemah dan bersifat reversible, sehingga bakteri tidak membentuk koloni. Setelah Streptococcus mutans serotype c mensintesis dekstran ekstraseluler dari sukrosa, perlekatan dan agregasi bakteri terhadap permukaan enamel terjadi dan kemudian diikuti dengan peningkatan kolonisasinya. Terjadinya agregasi bakteri ini, dikarenakan adanya reseptor dekstran pada permukaan dinding sel bakteri. Reseptor spesifik yang terdapat pada permukaan gigi juga membantu bakteri ini untuk melekat pada permukaan gigi. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antar sel selama pembentukan plak. 1, 16 Universitas Sumatera Utara Streptococcus sanguis mampu mensintesis dekstran eksraseluler dari sukrosa yang berbentuk rantai 1 6 dan larut dalam air. Sebaliknya, Streptococcus mutans mensintesis lebih banyak dekstran yang tidak larut dalam air dengan rantai 1 3, sehingga bakteri ini lebih baik dalam pembentukan plak dari pada Streptococcus sanguis. 16 Metabolisme sukrosa ekstraseluler oleh Streptococcus mutans serotype c dengan produk dekstran ikatan 13 yang tidak larut dalam air, sangat berperan dalam mekanisme pembentukan plak gigi dan peningkatan kolonisasi dalam plak. Peningkatan kolonisasi ini, terjadi karena agregasi bakteri melalui tiga dasar interaksi sel. Interaksi yang terjadi meliputi perlekatan bakteri pada permukaan gigi, perlekatan homotipik antar sesama sel, dan perlekatan heterotipik antar sel yang berbeda. Dekstran dengan ikatan 13 juga bertindak sebagai mediator agregasi antara S.mutans, S.sanguis dan A.viscosus, oleh karena itu dekstran yang pembentukannya dikatalisis oleh glucosyltranferase GTF, merupakan ekspresi essensial dari virulensi Streptococcus mutans. 16 Streptococcus mutans pada plak memetabolisme sukrosa menjadi asam dalam waktu yang lebih cepat dari pada bakteri lain. Koloni Streptococcus mutans ditutupi oleh glukan atau dekstran yang dapat mengurangi aktifitas anti bakteri pada saliva terhadap plak gigi. Plak dapat menghambat difusi asam ke saliva dan sebagai hasilnya konsentrasi asam menjadi tinggi di permukaan enamel. Kondisi ini akan Universitas Sumatera Utara menyebabkan demineralisasi gigi terus berlanjut yang merupakan proses awal terjadinya karies. 12

2.2 SALIVA

Dokumen yang terkait

Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU

6 85 58

Penurunan Jumlah Bakteri Dalam Saliva Setelah Berkumur Larutan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) 2,5% pada Mahasiswa FKG USU

3 127 47

Perbedaan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Xylitol® pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

2 123 50

Perbandingan Jumlah koloni S.mutans pada Saliva setelah mengunyah Permen Karet mengandung xilitol dengan paraffin wax pada mahasiswa FKG USU angkatan 2007/2008

6 41 52

Pengaruh Mengunyah Permen Karet Rendah Gula terhadap Peningkatan Sekresi Saliva pada Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Langsa

33 198 62

Perbandingan pH Saliva Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi dengan Pasta Gigi yang Mengandung Sorbitol dan Xylitol pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2007/2008

1 46 72

Perbandingan pH Saliva Sebelum Dan Sesudah Kumur-Kumur Dengan Larutan Sukrosa, Sorbitol dan Xylitol Pada Mahasiswa FKG USU

3 70 48

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 81 56

Prevalensi insomnia pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 pada tahun 2012

2 16 56

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU

1 2 10