TA : Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistic dengan Menggunakan Metode Shared Storage.

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE

TUGAS AKHIR

Nama : Dihan Woro Pamungkas NIM : 06.41010.0178

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

PT. Kamadajaja Logistic Surabaya adalah perusahaan penyedia jasa pengelolaan gudang. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, PT. Kamadjaja

Logistics menggunakan peralatan forklift dalam menempatkan barang.

Penempatan barang yang sesuai dengan lokasi negara konsumen, hanya mampu ditampung sesuai dengan kapasitas normal. Hal ini menyebabkan proses inbound dan outbound terganggu karena kesulitan dalam melakukan putaway dan picking darang.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka diperlukan aplikasi penataan barang yang dapat membantu mengoptimalkan kapasitas daya tampung gudang. Aplikasi ini juga dapat menghasilkan laporan-laporan yang dapat membantu dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan keluar dan masuk barang.

Dengan adanya aplikasi optimalisasi penataan barang ini diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi ini mampu membantu proses penataan barang dengan mengoptimalkan kapasitas slot yang ada pada gudang. Manfaat lainnya yaitu membantu petugas gudang dalam melakukan proses maintenance data inbound, transfer barang, maintenance outbound dan membuat report. Dan diharapkan aplikasi ini nantinya dapat terintegrasi dengan wms atau gudang lainnya, sehingga informasi bisa diakses lebih cepat, dan dapat memudahkan dalam pemantauan aset secara optimal.

Kata kunci : Rancang Bangun Aplikasi, Optimalisasi, Pallet, Warehouse.


(3)

PT. Logistic Kamadajaja Surabaya is a leading provider of warehouse management services . In carrying out its operations , PT . Logistics Kamadjaja using forklift equipment in placing the goods . Placement of goods in accordance with the location of the consumer countries , only able to be accommodated in accordance with the normal capacity . This leads to process inbound and outbound disrupted due to the difficulty in performing putaway and picking flocked .

Based on the description above problems , it is necessary arrangement of goods applications that can help optimize the capacity of the warehouse capacity . This application can also generate reports that can help in controlling the activities of the outgoing and incoming goods .

With the application of optimizing the arrangement of these items can be concluded that the application is able to assist in the arrangement of goods by optimizing the capacity of the existing slot in the warehouse . Other benefits of helping in the warehouse personnel perform maintenance process inbound data , transfer of goods , maintenance outbound and create a report . And this application is expected later can be integrated with other wms or warehouse , so that information can be accessed more quickly , and can facilitate the optimal asset monitoring .

Keywords : Design Develop Applications, Optimization, Pallet, Warehouse.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusah Masalah ...2

1.3 Pembatasan Masalah ...2

1.4 Tujuan ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...3

BAB II LANDASAN TEORI ...5

2.1 Rancang Bangun ...5

2.2 Aplikasi ...6

2.3 Optimalisasi ...6

2.4 Pallet ...7

2.5 Gudang ...8

2.5.1 Movement...9

2.5.2 Storage ...11

2.6 Klasifikasi Persediaan Gudang ...11

2.6.1 Fungsi Barang ...11 x


(5)

2.6.2 Aliran Arus Barang ...12

2.7 Shared Storage ...14

2.8 PHP ...15

2.8.1 Pengenalan PHP ...16

2.8.2 Konsep Kerja PHP ...16

2.8.3 SQL ...17

2.9 Skala Likert ...18

BAB III PERANCANGAN SISTEM ...21

3.1 Analisa Permasalahan ...21

3.2 Analisa Kebutuhan ...22

3.3 Perancangan Sistem ...22

3.3.1 Blok Diagram ...23

3.3.2 System Flow ...23

3.3.3 Data Flow Diagram (DFD) ...27

3.3.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ...31

3.3.5 Struktur Tabel ...34

3.3.6 Desain Interface, Input dan Output ...41

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...56

4.1 Implementasi ...56

4.2 Kebutuhan Sistem ...56

4.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...56

4.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...57

4.3 Implementasi Sistem ...57

4.4 Implementasi Aplikasi ...71 xi


(6)

4.4.1 Pengoperasian Aplikasi ...72

4.4.2 Uji Coba Angket...96

BAB V PENUTUP ...98

5.1 Kesimpulan ...98

5.2 Saran ...98

DAFTAR PUSTAKA ...99

LAMPIRAN ...100


(7)

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, persaingan dunia usaha terjadi di berbagai bidang, baik di bidang industri produk maupun industri jasa. Persaingan yang ada membuat sebuah perusahaan harus menerapkan berbagai macam strategi agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, demikian halnya dengan PT. Kamadjaja Logistics. Penyediaan aplikasi yang dapat meningkatkan kapasitas tampung dan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi perusahaan dalam kegiatan pengelolaan barang pada gudang merupakan hal yang penting. Langkah awal untuk meningkatkan kapasitas tampung adalah dengan mengoptimalkan kapasitas daya tampung yang ada. Seiring berkembangnya teknologi informasi saat ini, menjadikan aplikasi optimalisasi penataan barang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung dengan memanfaatkan jumlah kapasitas daya tampung yang sudah ada.

PT. Kamadjaja Logistics adalah perusahaan jasa penyewaan dan pengelolaan gudang yang berlokasi di Krembangan Makam, Surabaya. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, PT. Kamadjaja Logistics menggunakan

peralatan forklift dalam menempatkan barang. Pada kegiatan pengelolaan barang

di gudang menerapkan aturan dalam proses penentuan penempatan lokasi bagi barang, dimana setiap barang yang diterima oleh pihak gudang akan ditempatkan sesuai dengan lokasi negara konsumen yang telah disediakan. Penempatan barang yang harus sesuai dengan lokasi negara konsumen menyebabkan keterbatasan daya tampung barang, dimana hanya mampu menampung sesuai dengan kapasitas


(8)

tampung membuat barang harus ditempatkan pada lorong-lorong diantara lokasi tampung barang, dimana lorong-lorong tersebut dijadikan sebagai lokasi penempatan tambahan. Hal ini membuat lorong semakin sempit akibat dari penumpukan barang pada lorong. Penempatan barang pada lorong dikarenakan kapasitas daya tampung yang penuh pada salah satu lokasi padahal ada beberapa lokasi penempatan lain yang kapasitas daya tampungnya masih memadai tetapi tidak bisa digunakan karena berbeda area/negara konsumen. Kelancaran proses penerimaan dan pengiriman barang sangat diperlukan. Proses penerimaan dan pengiriman barang yang terhambat mengakibatkan kegiatan pemenuhan kebutuhan akan produk ke pihak konsumen terganggu.

Sistem informasi yang baik akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan, terutama keuntungan dalam pengguanaan waktu untuk melakukan suatu proses atau kegiatan. Dalam hal ini, PT. Kamadjaja Logistics sudah

memiliki sistem informasi berupa warehousemanagementsystem, hanya saja ada

beberapa hal yang membutuhkan penambahan - penambahan fungsionalitas, misalnya dalam hal penataan barang atau palet dan pemantauan lokasi barang atau palet. Hal ini menyebabkan terjadinya beberapa permasalahan dalam hal penataan pallet yang mengakibatkan terjadinya penumpukan barang, sehingga pada akhirnya beberapa barang mengalami kerusakan kemasan ataupun fisik produk. Permasalahan lainnya adalah penumpukan barang pada lorong, dikarenakan kapasitas slot yang penuh pada salah satu area padahal ada beberapa area penumpukan lain yang kapasitas slotnya masih memadai, tetapi tidak bisa digunakan karena berbeda area/negara tujuan pengiriman barang.


(9)

optimalisasi penataan barang. Dengan adanya aplikasi optimalisasi, maka dapat membantu proses penempatan barang pada lokasi yang sudah ditentukan dan dapat menyediakan lokasi yang tersedia apabila lokasi yang seharusnya tidak mencukupi daya tampungnya. Manfaat lainnya adalah dapat membantu administrasi gudang terkait berbagai informasi mengenai kegiatan pengelolaan barang dari proses penerimaan, penempatan dan pengiriman.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan, sebagai berikut, yaitu: Bagaimana merancang dan membangun sistem yang mampu mengoptimalkan penataan barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistics dengan menggunakan Metode Shared Storage?

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Aplikasi ini hanya membahas sistem penataan pallet di gudang PT.

Kamadjaja Logistics Surabaya.

2. Sistem ini menangani barang jenis sabun mandi padat.

3. Satuan yang digunakan dalam penataan produk adalah pallet.

4. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun program adalah

PHP dan database management system yang digunakan adalah MySQL.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Merancang dan membangun aplikasi optimalisasi penataan pallet pada


(10)

Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT.Kamadjaja Logistics dengan menggunakan Metode Shared Storage” sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan, antara lain latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, kontribusi dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Untuk menghasilkan Rancang Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang diperlukan beberapa ruang lingkup, yaitu : konsep dasar sistem, konsep dasar sistem informasi, analisis dan perancangan sistem, system flow, data flow diagram, konsep dasar basis data, dan web application.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Untuk merumuskan permasalahan pada Sistem Optimalisasi Penataan Barang dibutuhkan analisis sistem yang terdiri dari perumusan permasalahan dan di gambarkan pada blok diagram. Setelah itu dapat dibuatkan : System Flow Terkomputerisasi, Document Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, Desain Input/Output dan Desain Uji Coba dan Analisis.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi Aplikasi. Dilengkapi dengan perbaikan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sistem yang lama, dan kendala-kendala yang ditemui selama penelitian.


(11)

Pada bab ini dibahas tentang hasil dari implementasi Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang yang telah dibuat, apakah telah sesuai dengan hasil yang diharapakan? Dan lengkapi dengan kesimpulan dan saran dari penggunaan program aplikasi untuk pengembangan program selanjutnya.


(12)

2.1.Rancang Bangun

Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai berikut: “Perancangan adalah desain yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan dalam tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analis sistem” (Jogiyanto, 2005).

Rancang bangun dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat sesuatu dengan cara mengetahui sesuatu yang ada didalamnya (Suharso, 2009). Rancang bangun merupakan usaha menciptakan suatu program atau software yang efektif dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user.

Perangkat Lunak adalah program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Perangkat lunak atau software merupakan hasil dari pengolahan rancang bangun. Untuk mencapai keinginan tersebut dirancanglah suatu susunan logika, logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan program beserta data-data yang diolahnya. Pengolahan pada software ini melibatkan beberapa hal,diantaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh mesin komputer (Jogiyanto, 2005).


(13)

2.2. Aplikasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002 : 52) Aplikasi adalah suatu penerapan dari rancangan sistem pengolahan data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu.

Aplikasi adalah suatu sistem yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan informasi yang terpadu dengan menggunakan komputer sebagai sarana penunjang. (Jogiyanto, 2000 : 13). Dalam penerapannya aplikasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data yang akan

diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diolah untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas.

4. Penyimpanan, kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data

5. Kontrol, aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan

sesuai dengan yang diharapkan.

2.3. Optimalisasi

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (1991:626), optimasi berarti menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi. Secara umum, pengertian optimasi adalah pencarian nilai terbaik dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Oleh karenanya, optimasi dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi. Jadi optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan


(14)

dengan hasil dan keuntungan yang paling baik, tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan.

Optimalisai dalam rancang bangun aplikasi ini adalah upaya peningkatan kapasitas lokasi daya tampung dengan memanfaatkan lokasi yang sudah tersedia, tanpa mengubah struktur lokasi. Adapun upaya dalam mengoptimalkan kapasitas daya tampung dilakukan dengan memanfaatkan lokasi negara konsumen lain sebagai lokasi tampung sementara waktu. Upaya peningkatan kapasitas jumlah lokasi dilakukan dengan menghitung jumlah barang yang akan diletakan dan menghitung jumlah lokasi yang tersedia. Jika jumlah barang lebih banyak dibanding jumlah lokasi yang tersedia, maka akan dilakukan proses perhitungan lokasi alternative yang memiliki jumlah lebih dari atau sama dengan jumlah barang yang akan diletakkan.

Adapun contoh kasus dalam hal ini, di mana pada saat proses receipt

barang berupa sabun mandi dengan satuan pallet sebanyak 40 pallet, sedangkan

lokasi yang tersedia di negara X hanya dapat menampung sebanyak 10 pallet saja

dan 30 pallet sisa akan diletakkan di lorong-lorong, padahal pada lokasi negara

lain terdapat slot yang mampu menampung sisa pallet. Dengan mengoptimalkan

lokasi yang ada nantinya akan dilakukan pencarian lokasi alternative yang dapat menampung pallet dari negara X, sehingga pallet tidak perlu diletakkan pada lorong tetapi dapat ditempatkan di lokasi negara lainnya.

2.4. Pallet

Sistem gudang yang baik tidak dapat terlepas dari penggunaan pallet. Pallet adalah struktur transportasi yang berbentuk datar untuk meletakkan barang-barang dalam posisi yang stabil saat diangkat oleh forklift atau alat lainnya.


(15)

Negara-negara maju menerapkan metode transportasi yang paling efisien yaitu sistem bongkar muat barang dalam satu unit, dimana pallet memiliki peran yang sangat penting untuk memudahkan memuat barang tersebut dengan bantuan forklift untuk dipindahkan ke truk atau container.

Penggunaan pallet memberikan beberapa keuntungan diantaranya adalah penghematan tenaga kerja dan waktu. Dengan menggunakan pallet, kebutuhan akan tenaga kerja dan waktu akan berkurang sepersepuluhnya, karena satu orang pengemudi forklift dapat menggantikan 10 orang. Selain itu, beberapa keuntungan dari penggunaan pallet adalah mengurangi resiko kerusakan kargo, berkurangnya kerusakan produk, dan pekerjaan lebih cepat.

Saat ini, berbagai ukuran pallet digunakan di berbagai negara di dunia. Untuk memutuskan ukuran pallet yang akan digunakan oleh suatu perusahaan atau negara, salah satu cara termudah adalah dengan cara memilih ukuran pallet yang paling banyak digunakan perusahaan-perusahaan perdagangan yang ada.

Standarisasi pallet di asia dimulai pada tahun 1998 di Hongkong. Pengurus ECR mengesahkan standar pallet dalam rangka memberikan fasilitas perdagangan antar negara. Beberapa pengurus ECR mulai mempromosikan standarisasi pallet dan melakukan percobaan untuk menentukan ukuran optimal sebagai standar umum. Pada tahun 2000, ECR Singapura melakukan percobaan untuk mengevaluasi biaya yang dapat dihemat secara nyata dalam penggunaan standar umum pallet berukuran 1.200 x 1.000 mm (Hartati, 2007).

Tabel 2.1 Ukuran Pallet Negara Asia

No Negara Ukuran No Negara Ukuran


(16)

2 Jepang 1.100 x 1.100 mm 12 1.100 x 1.100 mm

3 Taiwan 1.100 x 1.100 mm 13 China 1.200 x 1.000 mm

4 1.200 x 1.000 mm 14 1.200 x 800 mm

5 Singapura 800 x 1.200 mm 15 1.140 x 1.140 mm

6 1.200 x 1.000 mm 16 1.1219 x 1.016

mm

7 1.100 x 1.100 mm 17 Indonesia 1.200 x 1.000 mm

8 1.100 x 1.400 mm 18 1.500 x 1.500 mm

9 1.200 x 1.200 mm 19 1.150 x 985 mm

10 1.200 x 1.800 mm

2.5. Gudang

Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai barang diminta sesuai dengan jadwal produksi. Menurut David E.Mulcahy, gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam produk yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil, dalam jangka waktu saat produksi oleh pabrik dan saat produk dibutuhkkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi.

Dari kata gudang maka didapatkan istilah pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan gudang. Menurut Holy dan Santika (2005) kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan movement (perpindahan), storage (penyimpanan) dan information transfer (transfer Informasi).

Menurut Holy dan Santika (2005), dalam bukunya menyebutkan beberapa macam bentuk gudang, yaitu :


(17)

1. Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen.

2. Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central

warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari pabrik atau dari supplier), penyimpanan barang jadi dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse.

3. Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi di dalam

distribution warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, langsung dari pabrik atau dari supplier), penyimpanan barang jadi dan pengiriman barang jadi ke konsumen.

2.5.1 Movement

Fungsi movement ini merupakan fungsi utama, salah satu kegiatannya adalah memperbaiki perputaran inventory dan mempercepat proses pesanan dari produksi hingga ke pengiriman utama.

Menurut Holy dan Santika (2005) fungsi Movement dibagi menjadi aktivitas-aktivitas yang meliputi:

1. Receiving (Penerimaan) merupakan aktivitas penerimaan barang

dimana didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas seperti pembongkaran muatan, penghitungan kuantitas yang diterima dan inspeksi kualitas dan kerusakan, juga aktivitas lain yang berkaitan dengan penerimaan barang di gudang.


(18)

2. Putaway merupakan proses pemindahan barang dari dok penerimaan ke gudang penyimpanan.

3. Customer Order Picking merupakan aktivitas pemindahan barang dari

gudang penyimpanan atau dari lokasi picking untuk kemudian disiapkan untuk proses pengiriman.

4. Packing merupakan kegiatan pengepakan barang yang akan dikirim ke

konsumen. Proses ini dilakukan apabila barang yang akan dikirim harus di kemas dalam ukuran tertentu.

5. Cross Docking merupakan proses ini merupakan proses pemindahan

barang dari area receiving langsung ke lokasi shipping tanpa melalui aktivitas penyimpanan di gudang.

6. Shipping merupakan kegiatan pengiriman dan meliputi pembuatan

dokumen barang yang akan dikirim.

2.5.2 Storage

Storage merupakan aktivitas penyimpanan barang, baik yang merupakan bahan baku ataupun barang hasil produksi. Penyimpanan barang dilakukan di dalam gedung gudang.

2.6. Klasifikasi Persediaan Gudang

Gudang seperti kegunaannya secara umum merupakan suatu tempat untuk menyimpan barang, barang yang disimpan di dalam gudang ini dapat pula disebut persediaan. Secara umum persediaan atau inventory dapat diklarisifikasikan berdasarkan dua hal, yaitu klarisifikasi berdasarkan fungsi dari


(19)

barang dalam gudang dan klarisifikasi barang berdasarkan kecepatan arus aliran barang.

2.6.1 Fungsi barang

Dalam dunia industri persediaan yang disimpan dalam gudang dapat bermacam-macam fungsinya. Dalam klasifikasi ini akan dibagi-bagi sesuai dengan barang apa saja yang disimpan dalam gudang tersebut. Secara umum berdasarkan fungsi fisiknya, persediaan dapat dibagi menjadi 4 fungsi yang meliputi:

1. Sebagai raw material, merupakan barang yang akan diproses dan

diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Raw material dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan, tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya. Barang yang menjadi raw material disuatu perusahaan belum tentu menjadi raw material pula di perusahaan lain. Dapat saja raw material di suatu perusahaan menjadi finished goods diperusahaan lain. Sebagai contoh dalam perusahaan roti, barang yang menjadi raw material di perusahaan itu adalah tepung. Akan tetapi bagi sebuah pabrik tepung, tepung adalah finished goods yang dihasilakan dari proses-proses rumit yang mengubah biji gandum menjadi tepung.

2. Sebagai Work In Process, barang work in process dalam bahasa

sehari-hari dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in process ini adalah raw material yang dikenai proses untuk menjadi suatu produk, hanya saja belum selesai atau dapat dikatakan masih setengah jalan.


(20)

3. Sebagai Finished Goods, merupakan barang yang siap untuk disajikan atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen. Finished goods ini merupakan barang yang diperoleh dari bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dan diberi nilai tambah.

4. Sebagai sparepart adalah barang yang tidak meberikan nilai tambah

kepada suatu raw material untuk menjadi finished goods, akan tetapi sparepart akan sangat berguan sekali untuk mendukung kelancaran proses pemberian nilai tambah kepada raw material untuk menghasikan finished goods.

2.6.2 Aliran Arus Barang

Dalam gudang baik gudang yang merupakan gudang raw material, gudang WIP, gudang finished goods ataupun gudang sparepart pasti akan terdapat perbedaan arus aliran barang-barang yang ada di dalamnya. Dalam suatu gudang misalnya gudang finished goods ada terdapat bermacam-macam finished goods yang disimpan dalam gudang tersebut yang berbeda jenisnya, dengan adanya perbedaan jenis tersebut maka aliran setiap barang tidak akan sama.

Dalam klasifikasi ini persediaan akan dipandang berdasarkan aliran barang tersebut, apakah barang tersebut merupakan golongan fast moving, medium moving dan slow moving.

1. Sebagai fast moving adalah barang-barang yang disebut sebagai fast

moving adalah barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di gudang dalam waktu yang sangat singkat.


(21)

2. Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibanding dengan barang-barang fast moving.

3. Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran

barang yang sangat lambat, sehinga biasanya barang-barang yang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka waktu yang cukup lama.

Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan manajemen pergudangan secara efektif atau belum. Dengan memperhatikan kecepatan aliran barang tersebut diharapkan aliran barang yang ada di gudang menjadi lancar. Untuk barang fast moving dijaga agar stock digudang tidak kehabisan sehingga tidak mengecewakan konsumen, sedang untuk barang yang slow moving dijaga agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak perlu digudang sehinga kapasitas gudang dapat digunakan sebaik dan seefektif mungkin.

2.7. Shared Storage

Shared storage bisa dianggap sebagai sistem pemindahan barang yang cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing pallet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalam gudang pada waktu pengiriman tiba, memiliki kemungkinan palet yang terisi akan berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan palet yang lain di dalam pengiriman yang sama akan berada di gudang untuk 5 hari. Dari perspektif terhadap posisi ruang simpan di dalam gudang, palet yang terisi pada ruang


(22)

simpan 1 hari akan bersifat sangat cepat berpindah dan palet sisa dipandang menjadi lebih lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat mengambil keuntungan dari perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dipisahkan yaitu lamanya waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang.

Kebutuhan ruang simpan untuk shared storage mencakup dari yang diperlukan untuk randomized storage dan yang diperlukan untuk dedicated storage, tergantung pada banyaknya informasi yang tersedia mengenai tingkat persediaan dari waktu ke waktu untuk masing-masing produk. Shared storage dan dedicated storage berbeda karena pembedaan yang dibuat berdasarkan waktu dari masing-masing jumlah suatu produk memenuhi tempat di dalam ruang simpan. Dedicated storage digunakan untuk pengisian kembali total kelompok suatu produk terhadap sejumlah ruang simpan yang didasarkan pada rata-rata waktu lamanya di dalam ruang simpan untuk melakukan pengisian kembali.

Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya.

Bartholdi (2010) dalam bukunya “warehouse & distribution science”, sebuah gudang mungkin memiliki ribuan atau puluhan ribu lokasi penyimapanan. Jika menggunakan dedicated storage, masing-masing area penyimpanan akan ditempati oleh produk yang tetap, masing-masing produk mempunyai siklus yang berbeda-beda. Saat memasuki gudang, satu produk mungkin menempati area penyimpanan yang sangat kosong atau bahkan sangat penuh. Untuk memperbaiki


(23)

hal ini, satu strategi dapat diaplikasikan yaitu metode shared storage. Yaitu untuk menempatkan satu produk kepada lebiha dari satu lokasi penyimpanan (slot). Ketika satu area penyimpanan kosong, maka dapat ditempati oleh produk yang berbeda, dari pada ruangan ini diisi kembali produk aslinya, sehingga suatu lokasi penyimpanan yang kosong akan langsung dapat diisi dan dapat meningkatkan utilitas ruang penyimpanan di gudang.

START Proses penentuan

pallet location

Apakah negara tersedia ? Menentukan negara

konsumen

Menentukan lokasi pallet

Yes

No

Print doc. putaway

Menampilkan lokasi negara lain

Apakah kapasitas lokasi tersedia ?

Yes

No END Apakah kapasitas

lokasi tersedia ? No

Yes


(24)

2.8. PHP

2.8.1 Pengenalan PHP

PHP adalah sebuah bahasa script server side yang dapat digunakan dengan bahasa HTML atau dokumen secara bersamaan untuk membangun sebuah aplikasi web. Bahasa PHP.

Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman WEB di lingkungan Linux. Walaupun demikian PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX, Windows dan Macintosh. Pada awalnya PHP dirancang untuk berintegrasi dengan Web Server Apache, tetapi sekarang ini PHP juga bekerja pada Web Server lainnya seperti IIS dan PWS. PHP bersifat freeware, artinya bebas untuk dipakai tanpa harus membayar lisensi.

2.8.2 Konsep Kerja PHP

Konsep PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri dengan tanda lebih besar (>). Ada beberapa cara untuk menuliskan scrip PHP yaitu :

Prinsipnya serupa dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya ( Berupa kode HTML ) ke web Server untuk selanjutnya disampaikan ke client yang request.


(25)

Gambar 2.2 Konsep kerja PHP.

2.8.3 MySQL

MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client – server melibatkan server daemon, MySQL di sisi server dan berbagai macam program serta library yang berjalan di sisi client.

SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun telah diadopsi dan digunakan sebagai standar industri. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi user-friendly dibandingkan dengan menggunakan perintah–perintah pemrograman. MySQL merupakan software database yang paling populer dilingkungan LINUX, kepopuleran ini karena ditunjang performa query dari databasenya yang saat ini bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah. MySQL ini juga sudah dapat berjalan pada lingkungan Windows.


(26)

3.1 Analisis Permasalahan

PT. Kamadjaja Logistics merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai usaha jasa penyewaan gudang untuk industri. PT. Kamadjaja Logistics adalah perusahaan jasa penyewaan dan pengelolaan gudang yang berlokasi di Krembangan Makam, Surabaya. Dalam melaksanakan kegiatan

operasinya, PT. Kamadjaja Logistics menggunakan peralatan forklift dalam

menempatkan barang. Pada kegiatan pengelolaan barang di gudang menerapkan aturan dalam proses penentuan penempatan lokasi bagi barang, dimana setiap barang yang diterima oleh pihak gudang akan ditempatkan sesuai dengan lokasi negara konsumen yang telah disediakan.

Penempatan barang yang harus sesuai dengan lokasi negara konsumen menyebabkan keterbatasan daya tampung barang, dimana hanya mampu menampung sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan. Dengan keterbatasan jumlah daya tampung pada lokasi tampung membuat barang harus ditempatkan pada lorong-lorong diantara lokasi tampung barang, dimana lorong-lorong tersebut dijadikan sebagai lokasi penempatan tambahan. Hal ini membuat lorong semakin sempit akibat dari penumpukan barang pada lorong. Penempatan barang pada lorong dikarenakan kapasitas daya tampung yang penuh pada salah satu lokasi padahal ada beberapa lokasi penempatan lain yang kapasitas daya tampungnya masih memadai tetapi tidak bisa digunakan karena berbeda area/negara konsumen. Kelancaran proses penerimaan dan pengiriman barang


(27)

sangat diperlukan. Proses penerimaan dan pengiriman barang yang terhambat mengakibatkan kegiatan pemenuhan kebutuhan akan produk ke pihak konsumen terganggu.

Gudang memiliki karakteristik tertentu dalam setiap kegiatannya, sehingga dibutuhkan sistem yang memiliki kesesuaian terhadap proses pergudangan. Untuk memenuhi tujuan pengelolaan atau penataan barang pada gudang secara optimal dan mampu menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, maka diperlukan suatu sistem aplikasi yang mampu mengoptimalkan penataan barang di gudang dengan menggunakan metode shared storage. Pemanfaatan dan pengelolaan kapasitas slot atau rak yang tersedia saat ini merupakan hal yang mutlak dilakukan. Dengan diterapkannya sistem ini dapat mengoptimalkan seluruh kapasitas slot yang tersedia. Karena penempatan pallet tidak lagi terbatas pada area tujuan pengiriman.

3.2 Spesifikasi Kebutuhan

Beberapa perangkat dibutuhkan sebagai sarana dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi. Sistem optimalisasi penataan barang yang dirancang membutuhkan dukungan perangkat-perangkat dalam implementasinya. Perangkat

yang dibutuhkan meliputi software dan hardware, antara lain sebagai berikut:

1. Software

a. Sistem operasi menggunakan Microsoft Windows XP.

b. Database untuk pengolahan data menggunakan MySQL.

c. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP.

d. Browser menggunakan Chrome atau Firefox.


(28)

a. Processor Intel Pentium IV, atau lebih

b. Memory 512 Mb atau lebih.

c. Harddisk 40 Gb atau lebih.

d. Monitor dengan resolusi minimal 1024 x 768.

VGA Card 64 MB, Printer, Mouse, dan keyboard.

3.3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dimaksudkan agar sistem yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan mempelancar proses pembuatan aplikasi itu sendiri. Perancangan sistem dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan sistem yang dibangun serta untuk memudahkan pemahaman terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem adalah

system flow, data flow diagram (DFD) dan entity relational diagram (ERD).

Arsitektur dari sistem yang dibuat menggunakan teknologi client-server.

Client-server digunakan untuk mendukung sistem yang terintegrasi. Data disimpan pada

satu lokasi server dan dapat diakses oleh semua bagian yang terlibat dalam

kegiatan administrasi pembelian dan pemakaian barang.

Berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang dijelaskan pada DFD, ERD dan proses pelengkap berikut disajikan gambaran sistem aplikasi optimalisasi penataan barang, berikut disajikan Block Diagram seperti ditunjukan pada gambar 3.1 untuk menjelaskan alur proses yang terjadi dalam sistem secara umum.


(29)

3.3.1. Block Diagram

Gambar 3.1 Block Diagram Optimalisasi Penataan Barang.

Pada Gambar 3.1 diatas menjelaskan tentang alur proses rancang bangun aplikasi optimalisasi penataan barang dengan pengolahan data mulai dari input data, proses dan output yang diolah menjadi informasi agar dapat dikaitkan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan dari pengguna.

3.3.2. System Flow

Penggambaran arus informasi akan dijabarkan pada alur sistem yang akan diimplementasikan dengan komputer berupa penjaluran antara data, proses dan laporan.


(30)

A. System Flow Inbound Inbound

Checker Administrasi

START

Sesuai ?

Input data ASN

No

Database

Putaway List

Receipt Report

Putaway List

END ASN

Suttle

Input data receipt

Input Putaway Yes

Print Putaway List

Putaway confirm Receipt confirm

Receipt report

Gambar 3.2 System flow Inbound

System flow Inbound merupakan gambaran aliran proses data barang

masuk dari aplikasi optimalisasi penataan barang. Adapun proses yang termasuk didalamnya adalah proses asn, proses receipt dan proses putaway.

B. System Flow Outbound

System flow outbound menggambarkan alur proses pengiriman/keluarnya barang dari gudang kedalam container. Setiap data barang keluar dari gudang akan tercatat oleh aplikasi dan disimpan ke dalam database. Data yang dicatat


(31)

pada proses outbound adalah data shipment order, data pick dan data shipment. Alur proses outbound dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Outbound

Checker Administrasi

START

Tersedia ?

No

Database

Picking List

Shipment Report

Picking List

END SO

Input data SO

Input Picking Yes

Print Picking

Picking confirm Input Shipment

Shipment report

Gambar 3.3 System flow Outbound.

C. System Flow Pallet Location

System flow pallet location adalah gambaran proses penentuan lokasi

pallet berdasarkan ketersediaan lokasi pada gudang. Pada proses ini lokasi yang tersedia untuk pallet tidak bersifat tetap, dimana pallet untuk salah satu negara konsumen dapat diletakan di lokasi konsumen negara lain dengan beberapa

aturan. Tampilan proses penentuan pallet location dapat dilihat pada gambar


(32)

Pallet Location Checker Administrasi START Proses penentuan pallet location Apakah negara tersedia ? Menentukan negara consumen Menentukan lokasi pallet Yes No Database Print doc. receiving Menentukan lokasi

alternatif by location dan kapasitas

Apakah kapasitas lokasi tersedia ?

Yes No Simpan doc. receiving Pallet Label Putaway List Pallet Label Putaway List END Apakah kapasitas

lokasi tersedia ?

No

Yes

Gambar 3.4 System flow Location

3.3.3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menunjukkan aliran data dalam rancang

bangun aplikasi optimalisasi penataan barang.

A. Context diagram


(33)

Gambar 3.5 Context Diagram Optimalisasi Penataan Barang

Context diagram menggambarkan proses sistem aplikasi optimalisasi

penataan barang. Context diagram diatas mempunyai 2 entity yaitu admin wms

dan checker. Admin wms melakukan input data-data master sebagai dasar dari sistem. Admin wms menerima hasil proses sistem berupa laporan stock, laporan inbound, laporan outbound dan laporan transfer. Checker mempunyai tugas melakukan konfirmasi terhadap data barang yang masuk dan keluar gudang. Detail dari context diagram dapat dilihat pada data flow diagram level 0.

B. Level 0

Rancangan level 0 dari data flow diagram sistem rancang bangun aplikasi optimalisasi penataan barang dapat dilihat pada gambar dibawah.

Shipment Confirm Shipment List Data Location

Data Whs Zone Data Container Data State Data City Transfer Report Stock Report Outbound Report Inbound Report Data Customer Data Country Data Product Doc SO Doc Receipt ASN List Transfer List Picking List Putaway List Receipt List Transfer Confirm Picking Confirm Putaway Confirm Receipt Confirm 1

Sistem Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT Kamadjaja Logistics

+

Unilever

Checker Supervisor Gudang


(34)

Gambar 3.6 DFD level 0 Optimalisasi Penataan Barang

C. Level 1 maintenance data inbound

Gambar 3.7 DFD level 1 Inbound [Shipment Confirm]

[Shipment List]

[Data Location] [Data Whs Zone]

[Data Container] [Data State] [Data City] Data Putaway Data Picking Data Product Data Customer Data Country Data Shipment Data SO Data Receipt Data ASN Data Transfer Data Transfer Data City Data State Data Transfer Data Picking Data SO Data Putaway Data Receipt Data ASN

Data Whs Zone

Data Location Data Location

Data Whs Zone Data Whs Zone

Data Location Data Container Data Product Data Country Data Customer Data Container Data Product Data Country Data Customer [Transfer Report] [Stock Report] [Outbound Report] [Inbound Report] [Picking List] [Putaway List] [Picking Confirm] [Transfer Confirm] [Receipt Confirm] [Putaway Confirm] [Receipt List] [Transfer List] [Doc SO] [Doc Receipt] [ASN List] [Data Customer] [Data Country] [Data Product] Checker Unilever Supervisor Gudang 1.1 Maintenance Master + 1.2

Menerima Barang atau Inbound + 1.3 Mengeluarkan Barang atau Outbound + 1.4 Memindahkan Barang atau Transfer + 1.5 Pembuatan Report + 1 Customer 2 Country 3 Product 4 Container 5 Location

6 Warehouse Zone

7 ASN 8 Receipt 9 Putaway 10 SO 11 Picking 12 Shipment 13 State 14 City 15 Transfer [Data ASN] [Data Product] [Data Country] [Data Customer] [Data Location]

[Data Whs Zone]

[Data ASN] [Data Receipt] [Data Putaway] [Putaway List] [Receipt Confirm] [Putaway Confirm] [Receipt List] [Doc Receipt] [ASN List] Unilever Checker 1 Customer 2 Country 3 Product

5 Location 6 Warehouse Zone

7 ASN 8 Receipt 9 Putaway 1.2.1 Mencatat ASN 1.2.2 Mengecek Receipt 1.2.3 Membuat Putaway List


(35)

Level 1 inbound menggambarkan alur data proses maintenance data inbound. Level 1 inbound merupakan detail dari level 0 proses optimalisasi penataan barang. Pada level 1 inbound terdapat proses expected receiving/ASN, receiving dan putaway.

D. Level 1 maintenance data transfer

Gambar 3.8 DFD level 1 Maintenance Data Transfer

Level 1 maintenance data transfer merupakan detail dari proses transfer location pada level 0. Pada level 1 maintenance data transfer terdapat proses transfer location untuk pemindahan lokasi barang.

E. Level 1 maintenance data outbound

Gambar 3.9 DFD level 1 Maintenance Data Outbound

Level 1 maintenance data outbound merupakan alur data secara detail dari proses outbound pada level 0. Level 1 maintenance data outbound memiliki tiga proses yaitu proses shipment order, picking product dan shipment.

[Data Transfer] [Transfer Confirm]

[Transfer List]

Checker 15 Transfer

1.4.1 Mencatat Transfer Flow_239 [Data Product] [Data Customer] [Data Country] [Data Transfer] [Data Container] [Data Picking] [Data SO]

[Data Whs Zone] [Data Location] [Shipment Confirm] [Shipment List] [Picking List] [Picking Confirm] [Doc SO] Unilever Checker 4 Container 5 Location

6 Warehouse Zone

10 SO 11 Picking 12 Shipment 2 Country 1 Customer 3 Product 1.3.1 Mencatat SO 1.3.2 Membuat Picking List 1.3.3 Mencatat Shipment


(36)

F. Level 1 maintenance data master

Gambar 3.10 DFD level 1 Maintenance Data Master

Level 1 maintenance data master merupakan alur data secara detail dari proses maintenance master pada level 0. Level 1 maintenance data master memiliki lima proses yaitu proses maintenance product, maintenance country, maintenance customer, maintenance location dan maintenance countainer.

[Data Whs Zone]

[Data Location] [Data Container] [Data Product] [Data Country] [Data Customer] [Data State] [Data City]

[Data Whs Zone] [Data State] [Data Product] [Data Location] [Data Customer] [Data Country] [Data Container] [Data City]

Unilever 1 Customer

2 Country

3 Product 4 Container

6 Warehouse Zone 5 Location 13 State 14 City 1.1.1 Maintenance City 1.1.2 Maintenance Container 1.1.3 Maintenance Country 1.1.4 Maintenance Customer 1.1.5 Maintenance Location 1.1.6 Maintenance Product 1.1.7 Maintenance State 1.1.8 Maintenance Whs Zone


(37)

G. Level 1 reporting

Gambar 3.11 DFD level 1 Reporting

Level 1 reporting merupakan alur data secara detail dari proses reporting pada level 0. Level 1 reporting memiliki empat proses yaitu proses pembuatan report inbound, report transfer, report stock dan report outbound.

3.3.4. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu alat untuk mempresentasikan

semua kebutuhan-kebutuhan sistem yang berkaitan dengan field-field yang

digunakan berupa tipe dan atribut dari field-field tersebut, serta relationship dari

tabel-tabel yang mendukung sistem.

Flow_260 Flow_259 [Data Picking] [Data Shipment] [Data SO] [Data Putaway] [Data Receipt] [Data ASN] [Data Transfer] [Stock Report] [Transfer Report] [Outbound Report] [Inbound Report] Supervisor Gudang 15 Transfer 7 ASN 8 Receipt 10 SO 12 Shipment 11 Picking 9 Putaway 1.5.1 Membuat Inbound Report 1.5.2 Membuat Outbound Report 1.5.3 Membuat Transfer Report 1.5.4 Membuat Stock Report


(38)

a. Conceptual Data Model (CDM)

Gambar 3.12 Conceptual Data Model Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi

Penataan Barang

Pada CDM terdapat 17 table yang masing-masing berisi atribut-atribut

yang berfungsi sebagai data pada sistem informasi ini, kemudian diolah menjadi

PDM yang dihasilkan dari proses generate model dari table yang terdapat pada

CDM. Relation_782 Relation_688 Relation_687 Relation_686 Relation_685 Relation_499 Relation_496 Relation_495 Relation_494 Relation_493 Relation_487 Relation_432 Relation_431 Relation_377 Relation_322 Relation_321 Relation_134 Relation_129 Relation_119 Relation_118 Relation_117 Relation_92 Relation_69 Relation_67 Relation_55 Relation_47 Relation_25 Country country id country name Customer customer id customer name address city state zip code email telp1 telp2 detail info receiving

detail info rcv id quantity status create time create by product product id product name weight volume info receiving

info rcv id info date plan rcv date status procces Putaway putaway id receiving receiving id receiving date detail receiving detail rcv id quantity rcv location location id location name priority picking picking id picking date detail picking detail picking id quantity picking order shipment

order shipment id order date plan shipment date

shipment shipment id date shipment vehicle number driver

detail order shipment detail order shipment id quantity shipment total weight total volume status order container container id container type capacity container weight container detail putaway detail putaway id pallet id

inventory inventory id


(39)

b. Physical Data Model (PDM)

Gambar 3.13 Physical Data Model Rancang Bangun Aplikasi Optimalisasi

Penataan Barang

DETAIL_PUTAWAY_ID = DETAIL_PUTAWAY_ID

CUSTOMER_ID = CUSTOMER_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

PUTAWAY_ID = PUTAWAY_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID INFO_RCV_ID = INFO_RCV_ID

COUNTRY_ID = COUNTRY_ID COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

CUSTOMER_ID = CUSTOMER_ID PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

LOCATION_ID = LOCATION_ID

RECEIVING_ID = RECEIVING_ID CONTAINER_ID = CONTAINER_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

ORDER_SHIPMENT_ID = ORDER_SHIPMENT_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

PICKING_ID = PICKING_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID RECEIVING_ID = RECEIVING_ID INFO_RCV_ID = INFO_RCV_ID

PRODUCT_ID = PRODUCT_ID

COUNTRY_ID = COUNTRY_ID

COUNTRY COUNTRY_ID integer COUNTRY_NAME varchar(20) CUSTOMER CUSTOMER_ID integer COUNTRY_ID integer CUSTOMER_NAME varchar(20) ADDRESS varchar(50) CITY varchar(20) STATE varchar(20) ZIP_CODE varchar(10) EMAIL varchar(50) TELP1 varchar(20) TELP2 varchar(20) DETAIL_INFO_RECEIVING DETAIL_INFO_RCV_ID varchar(12) PRODUCT_ID integer COUNTRY_ID integer QUANTITY integer STATUS numeric(1) CREATE_TIME date CREATE_BY date INFO_RCV_ID integer PRODUCT PRODUCT_ID integer PRODUCT_NAME varchar(50) WEIGHT integer VOLUME integer INFO_RECEIVING INFO_RCV_ID integer INFO_DATE date PLAN_RCV_DATE date STATUS_PROCCES numeric(1) PUTAWAY PUTAWAY_ID varchar(15) RECEIVING_ID integer RECEIVING RECEIVING_ID integer INFO_RCV_ID integer RECEIVING_DATE date DETAIL_RECEIVING DETAIL_RCV_ID varchar(20) PRODUCT_ID integer COUNTRY_ID integer QUANTITY_RCV integer RECEIVING_ID integer LOCATION LOCATION_ID varchar(5) LOCATION_NAME varchar(5) COUNTRY_ID integer PRIORITY varchar(10) PICKING PICKING_ID varchar(16) ORDER_SHIPMENT_ID varchar(20) PICKING_DATE date DETAIL_PICKING DETAIL_PICKING_ID varchar(15) PRODUCT_ID integer QUANTITY_PICKING integer LOCATION_ID varchar(2) PICKING_ID varchar(16) ORDER_SHIPMENT ORDER_SHIPMENT_ID varchar(20) ORDER_DATE date PLAN_SHIPMENT_DATE date SHIPMENT SHIPMENT_ID varchar(20) ORDER_SHIPMENT_ID varchar(20) CONTAINER_ID varchar(10) DATE_SHIPMENT date VEHICLE_NUMBER varchar(10) DRIVER varchar(20) DETAIL_ORDER_SHIPMENT DETAIL_ORDER_SHIPMENT_ID varchar(20) PRODUCT_ID integer CUSTOMER_ID integer QUANTITY_SHIPMENT integer TOTAL_WEIGHT integer TOTAL_VOLUME integer STATUS_ORDER numeric(1) ORDER_SHIPMENT_ID varchar(20) CONTAINER CONTAINER_ID varchar(10) CONTAINER_TYPE varchar(10) CAPACITY_CONTAINER integer WEIGHT_CONTAINER integer DETAIL_PUTAWAY DETAIL_PUTAWAY_ID integer PRODUCT_ID integer LOCATION_ID varchar(2) PUTAWAY_ID varchar(15) PALLET_ID varchar(15) INVENTORY INVENTORY_ID varchar(15) LOCATION_ID varchar(2) PRODUCT_ID integer COUNTRY_ID integer CUSTOMER_ID integer DETAIL_PUTAWAY_ID integer


(40)

3.3.5. Struktur Tabel

Struktur database menggambarkan data-data yang ada dalam database

beserta tipe dan kegunaannya. Dalam pembuatannya menggunakan aplikasi database MYSQL yang sudah umum digunakan dalam membuat database aplikasi berbasis PHP. Struktur database dapat dilihat dalam table-tabel berikut :

Nama Tabel : Customer

Primary Key : Customer_Id Foreign Key : Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Customer

Tabel 3.1 Struktur tabel Customer

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Customer_Id Varchar 8 PK

2 Country_Id Varchar 3 FK

3 Name Varchar 20

4 Address Varchar 50

5 City Varchar 20

6 State Varchar 20

7 Zip_Code Varchar 10

8 Email Varchar 50

9 Telp Varchar 20

10 Description Text 20

Nama Tabel : Country

Primary Key : Country_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Country

Tabel 3.2 Struktur tabel Country

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Country_Id Integer 3 PK


(41)

Nama Tabel : Location

Primary Key : Location_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Location

Tabel 3.3 Struktur tabel Location

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Location _Id Integer 11 PK

2 Location_Zone Varchar 50

3 Floor_No Varchar 50

4 Aisle_No Varchar 50

5 Row_No Varchar 50

6 Col_No Integer 11

7 Quantity_Allocation Integer 11

Nama Tabel : Container

Primary Key : Container_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Container

Tabel 3.4 Struktur tabel Container

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Container_Id Varchar 10 PK

2 Name Varchar 50

3 Max_Weight Double

4 Max_Volume Double

5 Description Text

Nama Tabel : Product

Primary Key : Product_Id Foreign Key : -


(42)

Tabel 3.5 Struktur tabel Product

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Product_Id Integer 50 PK

2 Name Varchar 200

3 Weight Integer

4 Volume Integer

Nama Tabel : ASN

Primary Key : Asn_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data ASN

Tabel 3.6 Struktur tabel ASN

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Asn_Id Integer 10 PK

2 Asn_Date Date 10

3 Promise_Date Date 50

4 Po_No Varchar

5 Po_Date Date

6 Status Integer 11

7 Description Text

Nama Tabel : Asn Line

Primary Key : Asn_Line_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Asn Line

Tabel 3.7 Struktur tabel Asn Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Asn_line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50

3 Country_Id Varchar 50

4 Status Integer 11


(43)

Nama Tabel : Receipt

Primary Key : Receipt_Id Foreign Key : Asn_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt

Tabel 3.8 Struktur tabel Receipt

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Id Varchar 50 PK

2 Asn Varchar 10 FK

3 Receipt_Date Varchar 10

4 Vehicle_No Varchar 10

5 Container_No Varchar 10

6 Status Varchar 10

7 Description Varchar 50

Nama Tabel : Receipt Line

Primary Key : Receipt_line_Id

Foreign Key : Product_Id, Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt Line

Tabel 3.9 Struktur tabel Receipt Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product Varchar 10 FK

3 Country Varchar 10 FK

4 Quantity Varchar 10 FK

5 Status Varchar 10 FK

6 Description Varchar 10 FK

Nama Tabel : Putaway

Primary Key : Putaway_Id

Foreign Key : Asn_Id, Receipt_Id


(44)

Tabel 3.10 Struktur tabel Putaway

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Putaway_Id Varchar 50 PK

2 Asn_Id Varchar 10 FK

3 Receipt_Id Varchar 10 FK

4 Putaway_Date Date

5 Status Integer 11

6 Description Varchar 50

Nama Tabel : Putaway Line

Primary Key : Putaway_line_Id

Foreign Key : Product_Id, Country_Id, Warehouse Zone_Id Fungsi : Untuk menyimpan data Putaway Line

Tabel 3.11 Struktur tabel Putaway Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Putaway_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50 FK

3 Country_Id Varchar 50 FK

4 Warehouse_Zone_Id Varchar 50 FK

5 Quantity Integer 11

6 Status Integer 11

7 Description Text 50

Nama Tabel : Shipment Order Primary Key : So_Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Order

Tabel 3.12 Struktur tabel Shipment Order

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 So_Id Varchar 50 PK

2 So_date Date

3 Promise_Date Date

4 Customer Varchar 50


(45)

6 Status Integer 11

7 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment Order Line Primary Key : So_line_Id Foreign Key :

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Order Line

Tabel 3.13 Struktur tabel Shipment Order Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 So_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product Varchar 50 FK

3 Country Varchar 50 FK

4 Quantity Integer 11

5 Status Integer 11

Nama Tabel : Pick

Primary Key : Pick_Id Foreign Key : So_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Pick

Tabel 3.14 Struktur tabel Pick

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Pick_Id Varchar 50 PK

2 So_Id Varchar 50 FK

3 Pick_Date date

4 Status Integer 11

5 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment

Primary Key : Shipment_Id Foreign Key : So_Id, Pick_Id


(46)

Tabel 3.15 Struktur tabel Shipment

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Shipment_Id Varchar 50 PK

2 So_Id Varchar 50 FK

3 Pick_Id Varchar 50 FK

4 Vehicle_No Varchar 10

5 Container_No Varchar 10

6 Shipment_Date Date 10

7 Status Integer 11

8 Description Varchar 50

Nama Tabel : Shipment Line

Primary Key : Shipment_Line_Id Foreign Key : Product_Id, Country_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Shipment Line

Tabel 3.16 Struktur tabel Shipment Line

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Shipment_Line_Id Varchar 50 PK

2 Product_Id Varchar 50 FK

3 Country_Id Varchar 50 FK

4 Quantity Integer 11

5 Status Integer 11

6 Description Text

Nama Tabel : Stock

Primary Key : Receipt_Id Foreign Key : Asn_Id

Fungsi : Untuk menyimpan data Receipt

Tabel 3.17 Struktur tabel Stock

No Nama Field Tipe Data Lebar Constraint

1 Receipt_Id Varchar 50 PK

2 Asn_Id Varchar 10 FK

3 Receipt_Date Varchar 10


(47)

5 Container_No Varchar 10

6 Status Varchar 10

7 Description Varchar 10

3.3.6. Desain Interface, Input dan Output

Dalam sub bab ini akan dijelaskan rancangan antar muka dari form-form

yang ada serta penjelasan singkat aplikasi.

A. Rancangan Antar Muka Halaman Utama

Halaman utama aplikasi merupakan tampilan awal saat aplikasi dijalankan. Halaman utama aplikasi terdapat beberapa menu, yaitu Administration, Inbound, Outbound, Transfer dan Reporting. Pada gambar 3.14 merupakan tampilan dari halaman utama aplikasi. Pada bagian atas merupakan tempat untuk menu aplikasi dijalankan. Sehingga semua menu yang dijalankan akan berada di dalam bagian

content tersebut.


(48)

B. Rancangan Antar Muka Login

Halaman login berfungsi untuk masuk ke dalam aplikasi. Pada halaman ini

pengguna diharuskan memasukan username dan password untuk dapat mengakses

aplikasi. Desain halaman login dapat dilihat pada gambar 3.15

Gambar 3.15 Rancangan Antar Muka Login

C. Rancangan Antar Muka Product

Pada halaman product dapat digunakan untuk menambahkan data produk

baru atau mengupdate produk yang sudah ada. Tampilan halaman product dapat


(49)

Gambar 3.16 Rancangan Antar Muka Product

D. Rancangan Antar Muka Customer

Halaman ini berfungsi untuk menambah data customer baru atau

meng-update data yang sudah ada. Desain dari halaman customer dapat dilihat pada

gambar 3.17


(50)

E. Rancangan Antar Muka Container

Halaman ini berfungsi untuk menambah data container. Pada halaman ini

berisi data jenis dan kapasitas container yang nantinya akan digunakan dalam

shipment. Desain dari halaman container dapat dilihat pada gambar 3.18

Gambar 3.18 Rancangan Antar Muka Container

F. Rancangan Antar Muka Warehouse Zone

Halaman ini berfungsi untuk menambah data warehouse zone. Halaman

warehouse zone berguna untuk pengelompokan lokasi dengan bentuk area, baik

berdasarkan zone, aisle, row dan colomn. Desain dari halaman master kode


(51)

Gambar 3.19 Rancangan Antar Muka Warehouse Zone

G. Rancangan Antar Muka Location

Halaman ini berfungsi untuk menambah lokasi untuk menambah kapasitas

penyimpanan barang dalam gudang. Desain dari halaman location dapat dilihat

pada gambar 3.20


(52)

H. Rancangan Antar Muka Country

Halaman ini berfungsi untuk mengelola data negara tujuan pengiriman barang. Pada halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan

menghapus data sesuai dengan kebutuhan. Desain dari halaman country dapat

dilihat pada gambar 3.21

Gambar 3.21 Rancangan Antar Muka Country

I. Rancangan Antar Muka State

Halaman ini berfungsi untuk mengelola data provinsi atau state. Pada

halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan menghapus data


(53)

Gambar 3.22 Rancangan Antar Muka State

J. Rancangan Antar Muka City

Halaman ini berfungsi untuk menambah data kota tujuan pengiriman barang. Halaman ini dapat digunakan untuk menambah, mengubah dan

menghapus data kota. Desain dari halaman city dapat dilihat pada gambar 3.23


(54)

K. Rancangan Antar Muka ASN

Halaman ini berfungsi untuk menambah data info receiving yang nantinya

digunakan untuk mendukung transaksi receipt. Pada halaman ini terdapat data

mengenai info penerimaan barang dari pihak konsumen yang nantinya akan

disimpan di dalam gudang. Desain dari halaman ASN dapat dilihat pada gambar

3.24

Gambar 3.24 Rancangan Antar Muka ASN

L. Rancangan Antar Muka Receipt

Halaman ini berfungsi untuk menambah data receipt barang yang masuk

ke gudang. Pada halaman ini mencatat penerimaan barang setiap hari yang dikirim

menggunakan container, dimana data diambil dari ASN akan dilakukan proses

pengecekan dan proses konfirmasi barang. Desain dari halaman receipt dapat


(55)

Gambar 3.25 Rancangan Antar Muka Receipt

M. Rancangan Antar Muka Putaway

Halaman ini berfungsi untuk memproses data dari receipt untuk disediakan lokasi penempatan di dalam gudang. Pada halaman ini setiap barang yang masuk akan ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan negara tujuannya. Desain dari

halaman putaway dapat dilihat pada gambar 3.26


(56)

N. Rancangan Antar Muka Shipment Order

Halaman ini berfungsi untuk menambah data permintaan pengiriman dari pihak konsumen. Pada halaman ini akan dicatat secara detail tujuan pengiriman, nama barang, jumlah yang dikirim dan tanggal pengiriman. Desain dari halaman

shipmentorder dapat dilihat pada gambar 3.27

Gambar 3.27 Rancangan Antar Muka Shipment Order

O. Rancangan Antar Muka Pick

Halaman ini berfungsi untuk memproses pemilihan barang yang di-order.

Pada halaman ini akan menentukan barang mana yang akan dikirim sesuai dengan


(57)

Gambar 3.28 Rancangan Antar Muka Pick

P. Rancangan Antar Muka Shipment

Halaman ini berfungsi untuk mencatat data pengiriman. Pada halaman ini

terdapat data kendaraan dan container yang digunakan untuk pengiriman. Desain

dari halaman shipment dapat dilihat pada gambar 3.29


(58)

Q. Rancangan Antar Muka Transfer

Halaman ini berfungsi untuk memindahkan barang dari zona tunggu atau negara lain ke negara yang sesuai dengan tujuan pengiriman barang. Desain dari

halaman transfer dapat dilihat pada gambar 3.30

Gambar 3.30 Rancangan Antar Muka Transfer

R. Rancangan Antar Muka Putaway List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak putaway list dari barang yag akan

dikirim. Desain dari halaman putawaylist dapat dilihat pada gambar 3.31

Putaway List

PutawayNo: _______ Page :___

Supplier : _______ Run (date) :___

No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____]

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]


(59)

S. Rancangan Antar Muka Picking List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak pickinglist dari barang yang akan

dikirim. Desain dari halaman pickinglist dapat dilihat pada gambar 3.32

Picking List

Picking No : _______ Page :___

Supplier : _______ Run (date) :___

No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____]

_______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]

Gambar 3.32 Rancangan Antar Muka Picking List

T. Rancangan Antar Muka Inbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang masuk ke

gudang. Pada halaman ini report yang dihasilkan dapat berupa inbound report

harian atau bulanan. Desain dari halaman inbound report dapat dilihat pada

gambar 3.33


(60)

U. Rancangan Antar Muka Outbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang keluar dari gudang. Pada halaman ini tercatat data negara, tanggal keluar, jenis dan jumlah

barang yang keluar. Desain dari halaman outbound report ini dapat dilihat pada

gambar 3.34

Gambar 3.34 Rancangan Antar Muka Outbound Report

V. Rancangan Antar Muka Stock Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak stock barang yang ada di dalam

gudang. Pada halaman ini data yang akan dimunculkan adalah data negara beserta dengan nama produk dan jumlah yang ada di dalam gudang. Desain dari halaman


(61)

Gambar 3.35 Rancangan Antar Muka Stock Report

W. Rancangan Antar MukaTransfer Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak detail transfer barang. Pada

halaman ini data mengenai barang yang dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain

akan dicatat secara detail. Desain dari halaman transfer report dapat dilihat pada

gambar 3.36


(62)

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT. Kamadjaja Logistics adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat membantu mengoptimalkan

pemanfaatan kapasitas slot sehingga meningkatkan jumlah pallet yang dapat

disimpan pada gudang. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas lokasi bagi suatu negara hingga lebih dari 200 tier.

2. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat memfasilitasi kegiatan yang

terdiri dari maintenance inbound, transfer barang, maintenance outbound dan membuat report sehingga data barang bisa tersimpan dengan baik.

5.2 Saran

Dalam pengembangan aplikasi Optimalisasi Penataan Barang ini, dapat diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Aplikasi dapat dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web agar sistem dapat

terintegrasi ke dalam WMS.

2. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan modul peramalan

agar dapat membantu pengambilan keputusan mengenai kapan dan berapa banyak jumlah barang yang akan dikirimkan ke gudang.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta. Bartholdi, Jhon J dan Hackman, Steven T. 2011. Warehouse and Distribution

Science, George Institute of Technology, Atlanta.

Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy Web Programming With PHP plus HTML 5,

PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Holy Icun Yunarto & Martinus Getty Santika. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, Jakarta, 2005.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Andi, Yogyakarta.

Mulcahy, David E. 1996. Warehouse and Distribution Operation Handbook International Edition. McGraw Hill, New York.

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya. Romeo, 2003, Testing dan Implementasi Sistem, STIKOM, Surabaya.

Yunarto, Holy I dan Santika, Martinus G. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

.


(1)

Q. Rancangan Antar Muka Transfer

Halaman ini berfungsi untuk memindahkan barang dari zona tunggu atau negara lain ke negara yang sesuai dengan tujuan pengiriman barang. Desain dari halaman transfer dapat dilihat pada gambar 3.30

Gambar 3.30 Rancangan Antar Muka Transfer

R. Rancangan Antar Muka Putaway List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak putaway list dari barang yag akan dikirim. Desain dari halaman putaway list dapat dilihat pada gambar 3.31

Putaway List

PutawayNo: _______ Page :___ Supplier : _______ Run (date) :___ No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS _______ ____________ ________ _______ _________ [_____] _______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]


(2)

53

S. Rancangan Antar Muka Picking List

Halaman ini berfungsi untuk mencetak picking list dari barang yang akan dikirim. Desain dari halaman picking list dapat dilihat pada gambar 3.32

Picking List

Picking No : _______ Page :___ Supplier : _______ Run (date) :___ No Product Name Country ID Quantity To Location CHECKS _______ ____________ ________ _______ _________ [_____] _______ ____________ ________ _______ _________ [_____ ]

Gambar 3.32 Rancangan Antar Muka Picking List T. Rancangan Antar Muka Inbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang masuk ke gudang. Pada halaman ini report yang dihasilkan dapat berupa inbound report harian atau bulanan. Desain dari halaman inbound report dapat dilihat pada gambar 3.33


(3)

U. Rancangan Antar Muka Outbound Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak laporan barang yang keluar dari gudang. Pada halaman ini tercatat data negara, tanggal keluar, jenis dan jumlah barang yang keluar. Desain dari halaman outbound report ini dapat dilihat pada gambar 3.34

Gambar 3.34 Rancangan Antar Muka Outbound Report

V. Rancangan Antar Muka Stock Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak stock barang yang ada di dalam gudang. Pada halaman ini data yang akan dimunculkan adalah data negara beserta dengan nama produk dan jumlah yang ada di dalam gudang. Desain dari halaman stock report dapat dilihat pada gambar 3.35


(4)

55

Gambar 3.35 Rancangan Antar Muka Stock Report

W. Rancangan Antar MukaTransfer Report

Halaman ini berfungsi untuk mencetak detail transfer barang. Pada halaman ini data mengenai barang yang dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain akan dicatat secara detail. Desain dari halaman transfer report dapat dilihat pada gambar 3.36


(5)

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang pada Gudang PT. Kamadjaja Logistics adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat membantu mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas slot sehingga meningkatkan jumlah pallet yang dapat disimpan pada gudang. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas lokasi bagi suatu negara hingga lebih dari 200 tier.

2. Aplikasi Optimalisasi Penataan Barang dapat memfasilitasi kegiatan yang terdiri dari maintenance inbound, transfer barang, maintenance outbound dan membuat report sehingga data barang bisa tersimpan dengan baik.

5.2 Saran

Dalam pengembangan aplikasi Optimalisasi Penataan Barang ini, dapat diajukan beberapa saran, yaitu:

1. Aplikasi dapat dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web agar sistem dapat terintegrasi ke dalam WMS.

2. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan modul peramalan agar dapat membantu pengambilan keputusan mengenai kapan dan berapa banyak jumlah barang yang akan dikirimkan ke gudang.


(6)

99

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta. Bartholdi, Jhon J dan Hackman, Steven T. 2011. Warehouse and Distribution

Science, George Institute of Technology, Atlanta.

Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy Web Programming With PHP plus HTML 5, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Holy Icun Yunarto & Martinus Getty Santika. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, Jakarta, 2005.

Jogiyanto, Hartono. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Andi, Yogyakarta.

Mulcahy, David E. 1996. Warehouse and Distribution Operation Handbook International Edition. McGraw Hill, New York.

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya. Romeo, 2003, Testing dan Implementasi Sistem, STIKOM, Surabaya.

Yunarto, Holy I dan Santika, Martinus G. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

.