Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage

(1)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG EKSPOR PT. HADI

BARU DENGAN METODE SHARED STORAGE

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MUHAMMAD ILHAM 0 4 0 4 0 3 0 4 7

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG EKSPOR PT.

HADI BARU DENGAN METODE SHARED STORAGE

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MUHAMMAD ILHAM 0 4 0 4 0 3 0 4 7

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng) (Aulia Ishak, ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak terhingga banyaknya dan atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana pada waktu yang telah ditentukan.

Penelitian ini dilakukan di PT. Hadi Baru yaitu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengolahan crumb rubber. Dengan objek penelitian adalah gudang produk jadi yang disebut gudang ekspor.

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas Sarjana ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara Medan, Maret 2009


(4)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

UCAPAN TERIMA KASIH

Terlalu banyak pihak yang telah memberikan bantuan, saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia M. Eng, sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, sebagai Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

3. Kakanda Muhammad Ikhsan, selaku Krani Produksi PT. Hadi Baru yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu penulis memperoleh data yang diperlukan.

4. Bapak Sofjan Ismail, selaku Direktur Pabrik yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian.

5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang sering mengingatkan stambuk 2004 untuk segera menyelesaikan kewajiban perkuliahan.

6. Pegawai Departemen Teknik Industri (Bang Mijo, Kak Dina, Bu Ani, Bang Numansyah dan terutama Bang Bowo) yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi tentang situasi kampus.


(5)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

7. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan M.Sc, yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

8. Bapak Ir. Danci Sukatendel, Bapak Ir. Ukurta Tarigan MT dan Bapak Ir. Parsaoran Parapat, Msi. selaku Dosen Laboratorium Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.

9. Kedua Orang Tua (H. Ishak Indra dan Hj. Suyati) dan saudara-saudara (Bang Ibal, Bang Ican, Kak Indah, Bang Ikay), kakak-kakak dan abang ipar, serta keponakan-keponakan (Balqis, Baim, Alisha, Wanda, Fira dan Lito) yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa besar dalam hal materi, motivasi dan Do’a selama pengerjaan Tugas Sarjana ini.

10.Yuliannisa yang selalu menjadi motivator dengan memberikan Do’a, semangat dan perhatian yang luar biasa kepada penulis.

11.Ngengeng, Bedul, Naldi, Ella, Cha-cha, Zuna, Fika, Nando dan teman-teman stambuk 2004 lainnya sebagai teman-teman penulis menjalani senang dan susahnya kuliah.

12.Pengurus HIMTI Periode 2007-2008 atas dukungan dan kerja sama yang cukup baik selama kepengurusan.

13.Seluruh asisten Laboratorium Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan: Fernando, Alfen, Valent, Yuri, Fikrie, Manu, Herman, Tohap, Dame, Yetti dan Elfrida yang memberikan bantuan pemikiran dan semangat selama penyusunan Tugas Sarjana ini.


(6)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

RINGKASAN ... xvi I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2 1.3. Tujuan da Manfaat Penelitian ... I-2

1.3.1. Tujuan Umum ... I-3 1.3.2. Tujuan Khusus ... I-3 1.3.3. Manfaat Penelitian ... I-3 1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-4 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5


(7)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan ... II-10 2.4. Proses Produksi ... II-13 2.4.1. Spesifikasi produk... II-13 2.4.2. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan penolong ... II-14 2.4.2.1. Bahan Baku ... II-14 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-15 2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-16 2.4.3. Uraian Proses Produksi ... II-17 2.4.4. Mesin dan Peralatan ... II-21 2.4.4.1. Mesin Produksi... II-21 2.4.4.2. Peralatan (Equipment) ... II-22 III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Tata Letak Pabrik ... III-1 3.2. Tujuan Tata Letak Pabrik ... III-2


(8)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3. Prinsip Dasar Dalam Tata Letak Pabrik ... III-4 3.4. Jenis Persoalan Tata Letak Pabrik ... III-7 3.5. Tipe Tata Letak dan Dasar Pemilihannya ... III-9 3.6. Gudang ... III-11 3.6.1. Defenisi Gudang ... III-11 3.7. Perancangan Tata Letak Gudang ... III-16 3.8. Pengaturan Tata Letak Produk ... III-17 3.9. Metode Shared Storage ... III-17 3.10.Pemindahan Bahan ... III-20 IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Studi Pendahuluan ... IV-2 4.2. Studi Pustaka ... IV-3 4.3. Identifikasi Kebutuhan Data ... IV-4 4.4. Pengumpulan Data... IV-5 4.5. Pengolahan Data ... IV-5 4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-9 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-9 4.8. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-9


(9)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Jenis Produk ... V-1 5.1.2. Data Pengiriman Dan Volume Pemesanan ... V-2 5.1.3. Data Kapasitas Produksi... V-7 5.1.4. Data Gudang Ekspor ... V-7 5.1.4.1. Dimensi Produk ... V-9 5.1.4.2. Dimensi Material Handling ... V-9 5.2. Pengolahan Data ... V-10 5.2.1. Menentukan Jumlah Permintaan Produk

Periode ke-13 ... V-10 5.2.2. Rata-Rata Frekuensi Pemesanan Tiap Jenis Produk

Per Bulan ... V-14 5.2.3. Jumlah Produk Per Pemesanan Tiap Jenis Produk

Per Bulan ... V-15 5.2.4. Penentuan Kebutuhan Ruang ... V-15

5.2.4.1. Penentuan Luas Area Penyimpanan Yang

Dibutuhkan ... V-16 5.2.4.2. Penentuan Allowance ruang ... V-16


(10)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.3. Peletakkan Area Penyimpanan ... V-17 5.4. Jarak Dari Area Penyimpanan Ke Pintu ... V-19 5.5. Penetapan Area berdasarkan Jarak Terdekat ke Pintu I/O ... V-20

5.6. Jarak Tempuh Material Handling Rata-Rata

Per Bulan Menggunakan Tata letak Gudang Usulan ... V-22 5.7. Jarak Tempuh Material Handling Rata-Rata

Per Bulan Menggunakan Tata Letak Gudang Sebelumnya ... V-27

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Metode Shared Sharing ... VI-1 6.2. Analisis Kebutuhan Ruang ... VI-1 6.3. Penyusunan Tata Letak Gudang

Dengan Metode Shared Storage ... VI-2 6.4. Jarak Tempuh Material Handling ... VI-6

6.5. Perbandingan Tata Letak Gudang Usulan Dengan


(11)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(12)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jenis SIR Melalui Uji Labratorium (Berlaku Sejak 1977) ... II-3 2.2. Perincian Tenaga Kerja PT.Hadi Baru

s.d. Bulan Desember 2008 ... II-11 2.3. Standart Spesifikasi Produk ... II-14 2.4. Mesin Yang digunakan ... II-21 2.5. PeralatanYang digunakan ... II-22 5.1. Spesifikasi Produk ... V-2 5.2. Data Jumlah Produk, Tanggal Pengiriman

dan Tanggal Produksi ... V-2 5.3. Jumlah Permintaan Bridgestone Rata-Rata Per Bulan ... V-10 5.4. Jumlah Permintaan Hankook Per Bulan ... V-11 5.5. Jumlah Permintaan Michelin Per Bulan ... V-12 5.6. Jumlah Permintaan Pirelli Per Bulan... V-12 5.7. Jumlah Permintaan Sumitomo Per Bulan ... V-13 5.8. Rekapitulasi Jumlah Permintaan Rata-Rata Per Bulan ... V-14


(13)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.9. Frekuensi Jumlah Permintaan per Bulan ... V-14 5.10. Jumlah Permintaan per Pemesanan ... V-15 5.11. Rata-rata Pengiriman (Hari) ... V-15 5.12. jarak Tempuh Antara Pintu ke Area Penyimpanan ... V-20 5.13. Pengkodean dan Jarak Tempuh Antara Pintu Ke Area

Penyimpanan ... V-21 5.14. Data Permintaan Periode ke-13... V-22 5.15. Kartu Gudang Periode ke-13 ... V-25 5.16. Jarak Tempuh Rata-Rata Material Handling

Tata Letak Usulan ... V-27 5.17. Jarak Tempuh Material Handling Tata letak Awal ... V-28 6.1. Waktu Pengiriman dari Awal produksi ... VI-2 6.2. Jarak Tempuh Antara Pintu ke Area Penyimpanan ... VI-5


(14)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT.Hadi Baru ... II-5 3.1. Tipe Tata Letak ... III-2 4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-2

4.2. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-6

5.1. Gambar Gudang Ekspor PT. Hadi Baru ... V-8 5.2. Dimensi Produk ... V-9 5.3. Forklift ... V-9

5.4. Forklift Saat Membawa Produk ... V-17

5.5. Peletakkan Area... V-18 5.6. Tata Letak Gudang Usulan ... V-23 6.1. Tata Letak Gudang Usulan ... VI-3


(15)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Surat Penjajakan Pabrik ... L-1

2. Surat Balasan Pabrik ... L-2 3. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-3 4. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-4 5. Layout Gudang Sebelumnya Per Tanggal ... L-5


(16)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

RINGKASAN

PT. Hadi Baru merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri pengolahan crumb rubber. Dimana produk yang dihasilkan sebanyak 98% adalah SIR 20 (Standart Indonesian Rubber). Dan spesifikasi SIR 20 juga berbeda-beda sesuai dengan permintaan dari pembeli.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT Hadi Baru adalah ketidakteraturan penyusunan produk jadi di dalam gudang yang disebut sebagai gudang ekspor, dimana mengakibatkan sering terjadi back tracking yang dilakukan oleh material

handling yang digunakan, dan kesulitan dalam melakukan proses bongkar-muat

dalam pengiriman produk jadi.

Untuk meningkatkan efisiensi dari penggunaan material handling maka

dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan kebutuhan luas area yang

dibutuhkan untuk gudang ekspor dan merancang tata letak ruang gudang usulan untuk gudang ekspor di PT. Hadi Baru, sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan dan pengeluaran barang dari gudang ekspor, namun tetap mempertahankan luas gudang yang sudah ada dengan menggunakan metode

Shared Storage.

Penggunaan shared storage adalah untuk lini produksi yang digunakan untuk menghasilkan beberapa jenis produk. Dan produk yang dihasilkan secara berurutan tidak secara serentak, pengisian kembali area penyimpanan dibagi-bagikan dari waktu ke waktu, tergantung dari lamanya produk berada di dalam gudang.

Pengujian yang dilakukan terhadap tata letak usulan menghasilakan jarak tempuh material handling rata-rata per bulan sebesar 56102,06 m per bulan. Sedangkan pada tata letak awal jarak tempuh rata-rata per bulan adalah sebesar 81228,54 m per bulan.


(17)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem penyimpanan hasil produksi sangatlah penting peranannya. Tidak mungkin barang produksi yang dihasilkan akan langsung didistribusikan ke semua pelanggannya. Hal ini menyebabkan kebutuhan adanya tempat penyimpanan dan sistem penyimpanan yang baik. Tempat penyimpanan yang baik tidak harus berukuran sangat besar sebab jika ditunjang dengan sistem penyimpanan atau sistem inventaris yang baik maka pemanfaatan tempat penyimpanan bisa maksimal.

Pengaturan tata letak gudang yang baik akan mempengaruhi kelancaran operasi pergudangan dan aktivitas–aktivitas penting lainnya dalam perusahaan, seperti fungsi marketing, purchasing, quality control, dan production planning, juga dengan lantai produksi, pihak supplier dan customer.

Berdasarkan penelitian mengenai gudang sebelumnya oleh mahasiswa Teknik Manajemen Industri Universitas Petra (Jurnal Internet), yang terpenting dalam sebuah gudang adalah diusahakan sebagian besar barang harus bergerak. Barang yang bergerak kepada konsumen akan menghasilkan pendapatan, sedangkan barang yang tidak bergerak tidak akan menghasilkan apa-apa. Prioritas pertama dalam gudang adalah “usahakan barang itu selalu bergerak cepat dan gerakkanlah cepat-cepat”.


(18)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Kondisi tata letak gudang produk jadi yang tidak berdasarkan suatu perancangan tata letak yang menyeluruh dapat menyebabkan ketidakefisienan waktu pengambilan material dan menyulitkan operator dalam menangani material karena keterbatasan ruang tersebut.

Meskipun suatu perusahaan telah berhasil mencapai kesuksesan namun pada dasarnya selalu ada jalan yang lebih baik dalam mencapai sukses, mungkin lebih cepat, lebih murah, lebih sederhana atau juga lebih aman.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT Hadi Baru terjadi di dalam gudang penyimpanan produk jadi yang disebut sebagai gudang ekspor. kurang baiknya prosedur pengisian barang pada gudang produk jadi menimbulkan beberapa masalah pada gudang tersebut.

1.2. Rumusan Permasalahan

Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah pengaturan alokasi ruang simpan produk jadi yang akan keluar dari gudang ekspor tidak terkoordinasi dengan baik. Ketidakteraturan ini menyebabkan kesulitan proses bongkar-muat untuk membawa produk jadi masuk dan keluar gudang. Beberapa permasalahannya adalah:

1. Kesulitan dalam proses bongkar-muat produk jadi. 2. Kesulitan melakukan pemeriksaan produk jadi 3. Kondisi gudang tidak tersusun rapi

Ketiga hal di atas disebabkan karena ketidakteraturan penyusunan produk jadi di dalam gudang yang disebut sebagai gudang ekspor. Kesulitan melakukan


(19)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

pemeriksaan produk jadi diakibatkan karena tidak adanya area-area khusus untuk penempatan produk.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebutuhan luas area yang dibutuhkan untuk gudang ekspor dan merancang tata letak ruang gudang usulan untuk gudang ekspor di PT. Hadi Baru. sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan dan pengeluaran barang dari gudang ekspor, namun tetap mempertahankan luas gudang yang sudah ada dengan menggunakan metode Shared Storage.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan letak area penyimpanan produk pada gudang, menghitung jumlah permintaan rata-rata produk per bulan, frekuensi permintaan per bulan dan menghitung jarak tempuh

material handling rata-rata per bulan.

1.3.3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan mengaplikasikannya di lapangan.


(20)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

b. Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

c. Membuat usulan sistem informasi gudang untuk kelancaran aktivitas dan aliran informasi pergudangan.

d. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan untuk perbaikan layout bagian gudang produk jadi.

1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Pengamatan hanya dilakukan pada gudang ekspor pada PT. Hadi Baru. b. Waktu penelitian adalah 23 Desember 2008 s/d 23 Januari 2009.

c. Analisis yang dilakukan hanya untuk tata letak ruang simpan produk jadi di gudang ekspor.

d. Tidak memperhitungkan biaya perencanaan tata letak gudang yang baru. e. Penelitian hanya dilakukan pada produk permintaan oleh pembeli tetap.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Kondisi perusahaan tidak berubah selama penelitian.

b. Tidak ada perubahan ukuran dan jenis material handling yang digunakan. c. Proses produksi berlangsung secara normal.


(21)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.


(22)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(23)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan ini berlokasi di du tempat, yang pertama adalah pabrik Crumb

rubber PT. Hadi Baru dengan luas ±10 Ha yang berlokasi di Jalan Medan-Binjai

Km 16,75 Desa Sumber Melati Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Yang kedua adalah kantor pemasaran PT. Hadi Baru yang berlokasi di Jalan Kumanggo No. 16 Medan.

PT. Hadi Baru didirikan tanggal 1 Agustus 1964 di hadapan notaris, Roesli SH, di Medan dengan akte No. 97/HB/1/1961 tertanggal 17 Januari 1961 dengan nama Perusahaan Dagang dan Perindustrian Hadi disingkat PT. Hadi. Sejak tanggal 3 Oktober 1963 terjadi perubahan pengurusan dari pemegang saham yang juga di hadapan notaris, Roesli, SH, di Medan dengan akte No. 55. Lalu terjadi lagi perubahan pengurus serta anggaran dasar melalui akte No. 29 di hadapan notaris Panusunan Batubara, SH di Medan pada tanggal 18 Januari 1964, nama perusahaan menjadi PT. Hadi Baru dan telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman No. J.A. 5/19/8 tanggal 29 Januari 1964 dan diumumkan dalam lembaran berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 8 Mei 1964.

Sejak hal tersebut, perusahaan bergerak dalam proses remilling, yaitu pengolahan getah karet menjadi berbentuk lembaran – lembaran (remilled brown

crape). Pada tahun 1972 status perusahaan disahkan menjadi swasta nasional


(24)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

remah) dengan mutu Standard Indonesia Rubber (SIR), setelah mendapat izin dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No. 288/Kp/IX/1970 tertanggal 14 September 1970.

Produksi crumb rubber di PT.Hadi Baru terdiri dari SIR 5, SIR 10 dan SIR 20. Hasil produksi dari PT.Hadi Baru seluruhnya diekspor ke luar negeri seperti: Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan Eropa.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Hadi Baru bergerak di bidang usaha manufacturing produk crumb

rubber dengan mutu SIR 20 mencapai 98% dari total produksi. Selain itu, PT.

Hadi Baru juga menghasilkan crumb rubber dengan mutu SIR 5 dan SIR 10. Kualitas crumb rubber yang dihasilkan tersebut berdasarkan syarat- syarat spesifikasi sebagai berikut:

1. Kadar kotoran (dirt content)

Kadar kotoran menjadi kriteria paling penting dalam spesifikasi mutu crumb

rubber karena berpengaruh pada ketahanan retak dan kelenturan barang-

barang yang terbuat dari karet nantinya. 2. Kadar abu (ash content)

Spesifikasi kadar abu berguna untuk melindungi konsumen terhadap penambahan bahan- bahan pengisi ke dalam karet pada waktu pengolahan. 3. Kadar zat menguap (volatile content)


(25)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

4. Plasticity Retention Index (PRI)

Spesifikasi ini menggambarkan ketahanan bahwa karet yang disajikan cukup plastis.

5. Kadar nitrogen

Spesifikasi ini untuk menjamin jumlah maksimal nitrogen yang boleh terdapat pada karet.

Jenis SIR melalui uji laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis SIR melalui Uji Laboratorium (berlaku sejak1977)

Spesifikasi SIR 5 SIR 10 SIR 20

Kadar kotoran (dirt content) %, max 0,05 0,10 0,20 Kadar abu (ash content) %, max 0,50 0,75 1,00 Kadar zat menguap (volatile content) %, min 0,80 0,80 0,08

Plasticity retention Index (PRI),(min) 70,00 70,00 60,00

Kadar nitrogen (%, max) 0,60 0,60 0,60

Sumber : PT. HADI BARU

2.3.Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi garis dan fungsional. PT.Hadi Baru membuat pembagian tugas berdasarkan jenis pekerjaan atau fungsi, dimana kegiatan-kegiatan yang sejenis atau fungsi-fungsi manajemen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok kerja. Tugas, wewenang dan tanggung jawab berjalan vertikal menurut garis lurus mulai dari


(26)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

pimpinan tertinggi sampai pada bawahan masing-masing. Struktur organisasi perusahaan seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Menggerakkan suatu organisasi berarti dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing orang melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Dalam uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang yang diterima.

Uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian pada PT. Hadi Baru adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur utama bertanggung jawab atas penetapan tujuan perusahaan secara umum, merumuskan kebijakan dasar dan mengatur pelaksanaan umum perusahaan.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Memimpin direktur-direktur lain dan mengkoordinir pekerjanya dalam memajukan perusahaan.

b. Merencanakan strategi perusahaan, memimpin aktivitas-aktivitas pembelian, pemasaran, administrasi, serta pengkoordiniran tugas-tugas tersebut.

c. Mewakili dewan komisaris di dalam dan luar perusahaan, berwenang untuk serta menjalankan perusahaan dengan manajemen yang baik.


(27)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009. USU Repository © 2009

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. HADI BARU

Direktur Utama

Direktur Produksi

Manajer Pabrik Ka. Pembelian

Ka. Personalia Ka. Keuangan Ka. Eksport

Ka. Personalia Ka. Penerimaan Ka. Produksi Ka. Laboratorium Ka. Bengkel


(28)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009 2. Kepala Keuangan

Kepala keuangan bertanggungjawab atas perumusan kebijakan-kebijakan, mengembangkan dan mengawasi anggran belanja dan manajemen sistem pelaporan perusahaan.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Merumuskan dan mengawasi pelaksanaan rencana keuangan dan anggaran belanja, pelaporan akuntasi keuangan, pengolahan dana dan perkasiran, serta pajak dan asuransi

b. Mengelola keuangan perusahaan untuk menjamin provosi atas dana untuk kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek ekonomis.

c. Memelihara hubungan kerja yang baik dengan bank atau badan-badan lain yang berhubungan dengan aspek keuangan perusahaan.

3. Direktur Produksi.

Direktur produksi bertanggung jawab atas pengaturan, perencanaan, koordinasi dan mengawasi semua fasilitas pekerjaan yang berhubungan dengan pabrik untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. Mempersiapkan, memonitor dan mengontrol semua anggaran biaya dan pemakaian tenaga kerja di pabrik.

b. Mengatur pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi bidang enginneering sesuai dengan seksi-seksi dan prioritas pekerjaan pabrik.


(29)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

c. Menyelengarakan dan mengawasi kelancaran operasional pabrik agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan standar.

4. Kepala Bagian Personalia Pabrik

Tugas dan tanggung jawab kepala bagian ini adalah:

a. Mengelola secara profesional dan efisien administrasi dan keuangan di pabrik, sehingga dapat membantu pimpinan pabrik dalam pengawasan administrasi dan memimpin pegawai di bidang administrasi, pembukuan dan keuangan pabrik.

b. Bertanggung jawab atas tugas-tugas administrasi dan personalia. 5. Kepala Bagian Penerimaan

Kepala Bagian Penerimaan bertanggung jawab atas pengadaan material dan pengendalian bahan menurut sistem perusahaan, serta penyimpanan material agar semua kebutuhan perusahaan dipenuhi serta kelancaran produksi terjamin.

6. Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab atas segala pelaksanaan serta pengawasan terhadap segala kegiatan produksi mulai dari awal hingga produk siap untuk dipasarkan seperti penerimaan bahan baku, analisa proses kontrol kualitas produksi sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

7. Kepala Bagian Laboratorium

Kepala Bagian Laboratorium bertanggung jawab atas segala hasil penelitian sampel dari produk yang akan dipasarkan, sehingga dapat diketahui apakah


(30)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

8. Kepala Bagian Bengkel

Kepala Bagian Bengkel bertanggung jawab atas pengaturan, pengawasan terhadap perawatan seluruh peralatan dan mesin pabrik, program preventif

maintenance, menyusun laporan jadwal turn around serta sistem kontrol

anggaran dan informasi data pemakaian alat dan suku cadang. 9. Krani Gilingan

Tugas dan tanggung jawab Krani gilingan adalah:

a. Mengawasi pekerja/buruh yang sedang bekerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

b. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada pada Bagian Penggilingan. c. Memberikan laporan tentang pekerjaan secara rutin kepada Kepala Bagian

Produksi. 10. Krani Drier

Tugas dan tanggung jawab Krani drier adalah:

a. Mengawasi pekerja/buruh yang sedang bekerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

b. Bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada pada Bagian Drier.

c. Memberikan laporan tentang pekerjaan secara rutin kepada Kepala Bagian Produksi.

11. Krani Gudang Ekspor

Krani Gudang Ekspor bertanggung jawab atas pencatatan jumlah produk jadi yang masuk dan keluar serta pemeriksaan spesifikasi barang di gudang.


(31)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

12.Kepala bagian Pembelian

Kepala bagian Pembelian bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku dan suku cadang mesin serta keperluan-keperluan umum lainnya.

13.Kepala bagian Ekspor

Kepala bagian ekspor bertangggung jawab atas semua pelaksanaan dan pengkordinasian aktivitas pemasaran semua produk perusahaan, serta pengembangan strategi dan kebijaksanaan yang berkenaan dengan kegiatan ekspor, seperti: merencanakan penjualan crum rubber serta menawarkan produk kepada pembeli, mengikuti perkembangan pasar produk dan sebagainya.

14 Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab mengatur perencanaan keuangan dan bertindak sebagai kasir bagi setiap pengadaan kebutuhan perusahaan. Kepala Bagian Keuangan juga bertanggung jawab atas segala pengembangan serta pengaturan masalah pembukuan perusahaan. Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Mengkordinir kecukupan seluruh aktiva, keuangan dan transaksi perusahaan.

b. Mengatur segala persiapan keadaan keuangan, mengawasi keefektifan, efesiensi, sistem informasi manajemen, metode dan prosedurnya.

c. Menganalisa perbandingan pelaksanaan perusahaan dengan perencanaan standar dan laporan-laporan.


(32)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

d. Mengarsip semua dokumen yang menyangkut administrasi keuangan. 15.Kepala Personalia Kantor

Kepala Personalia kantor bertanggung jawab atas semua perencanaan, pengarahan, pengawasan aktivitas personil dan urutan administrasi karyawan dalam pewrusahaan. Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Mengembangkan dan menganjurkan standar garis pedoman kebijakan dan prosedur pengarahan personil, kenaikan golongan dan pemecatan.

b. Menetapkan dan mengurus gaji serta melakukan pengamatan dan pengumpulan data tentang prsetasi kerja personil.

c. Mengatur penerimaan dan seleksi pegawai yang dibutuhkan perusahaan serta hal-hal yang menyangkut perburuan.

16. Kepala Bagian Administrasi

Kepala bagian Umum bertanggung jawab atas pengurusan dan perbaikan terhadap pengoperasian dalam bidang tata usaha administrasi, aktiva perusahaan dalam kantor dan mengenai penyimpanan dookumen perusahaan dan pelyanan secara umum.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan

Tenaga kerja pada PT. Hadi Baru pada bulan Desember 2008 berjumlah 302 orang, yang terdiri atas tenaga kerja pria dan wanita dengan tingkat pendidikan yang bervariasi dari SD, SLTP, SMU, dan Sarjana. Karyawan di PT. Hadi Baru rata-rata adalah lulusan SD yaitu buruh pabrik yang bertindak sebagai


(33)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

tenaga kasar pada perusahaan tersebut. Status kepegawaian dari keseluruhan tenaga kerja pada perusahaan ini terdiri dari :

1. Karyawan bulanan, yaitu karyawan tidak terlibat langsung dengan proses produksi.

Contoh : pegawai kantor, satpam, dll

2. Karyawan harian tetap, yaitu karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi.

Contoh : karyawan bagian penimbangan, karyawan bagian penjemuran, karyawan bagian penggilingan, dll.

Perincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Perincian Tenaga Kerja PT. Hadi Baru s.d Bulan Desember 2008

Jabatan Jumlah (orang)

1. Bagian Kantor 1. Komisaris 2. Direksi 3. Staf kantor 4. Karyawan 5. Kebersihan 6. Keamanan II. Bagian Pabrik

1.Kepala bagian dan staf pabrik 2. Laboratorium

3. Bengkel 4. Gudang

7 3 7 5 2 1 21

9 23 10


(34)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.2. Perincian Tenaga Kerja ………..(Lanjutan)

Jabatan Jumlah (orang)

5. Karyawan bagian produksi a. Karyawan giling/jemur b. Karyawan timbang

c. Karyawan press d. Karyawan pallet 6. Keamanan

Total

79 38 68 4 21

4 302

Sumber : PT. HADI BARU

Jam kerja di PT. Hadi Baru dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Jam kerja kantor

a.Hari Senin s.d. Jumat : Pukul 07.00 – 15.00 WIB Istirahat : Pukul 11.00 – 12.00 WIB b.Hari Sabtu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB 2. Jam Kerja Pabrik

a.Karyawan Non-Shift, yaitu: karyawan bagian penimbangan bahan baku, pembuatan pallet dan laboratorium

Hari Senin s.d. Sabtu : Pukul 07.00 – 15.00 Istirahat : Pukul 11.00 – 12.00

b.Karyawan Shift, yaitu karyawan bagian pencincngan dan pembersihan, penggilingan, pembutiran, pengeringan, dan pengepressan.

Shift I : Pukul 07.00 – 14.00


(35)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Spesifikasi Produk

Produk utama dari perusahaan ini adalah crumb rubber dengan mutu SIR 20 berdasarkan spesifikasi permintaan dari pembeli.

Kualitas crumb rubber yang dihasilkan tersebut berdasarkan syarat-syarat spesifikasi sebagai berikut:

1. Kadar kotoran (Dirt Content)

Kadar kotoran menjadi kriteria penting dalam spesifikasi mutu crumb rubber karena berpengaruh pada ketahanan terak dan kelenturan barang-barang yang terbuat dari karet nantinya.

2. Kadar Abu (Ash Content)

Spesifikasi kadar abu dimaksudkan untuk melindungi konsumen terhadap penambahan bahan-bahan pengisi ke dalam karet pada waktu pengolahan.

3. Kadar Zat Menguap (Volatile Content)

Spesifikasi ini berguna untuk menjamin karet yang disajikan cukup kering. 4. Plasticity Retention Index (PRI)

PRI menggambarkan ketahanan bahwa karet yang disajikan cukup plastis. 5. Kadar Nitrogen

Untuk menjamin jumlah maksimal nitrogen yang boleh terdapat pada karet jenis SIR yang dihasilkan ditentukan dengan pengukuran kadar-kadar yang tersebut diatas melalui uji laboratorium. Spesifikasi produk berdasarkan permintaan pembeli dapat dilihat pada Tabel 2.3.


(36)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 2.3. Standart Spesifikasi Produk

NO Pembeli (Jenis Produk) PRI(%) PO Packing

1 Bridgestone 32-38 Metal Box

2 Hankook 35-42 Metal Box

3 Michelin 33-41 Metal box

4 Pirelli 37-43 Metal Box

5 Sumitomo 36-42 Metal Box

Sumber : PT. HADI BARU

2.4.2. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Hadi Baru dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang menjadi bahan utama dalam pembuatan suatu produk dan jumlahnya dari waktu kewaktu tidak berubah untuk produk yang sejenis. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan crumb rubber adalah getah karet alam (slab/bokar) yang dihasilkan dari penyadapan pohon karet yang umumnya ditanam secara massal dalam pekebunan milik pemerintah, swasta atau dari perkebunan rakyat.

Hasil penyadapan pohon karet umumnya berupa: 1. Lateks atau susu karet


(37)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Lateks mengandung kira-kira 25 – 40 % bahan karet mentah (crude rubber) dan 60 – 70 % serum (air dan zat-zat yang larut di dalamnya).

2. Cup lump

Cup lump merupakan karet yang membeku pada mangkuk penampungan,

yang berasal dari sisa-sisa lateks yang masih menetes setelah pengutipan lateks.

3. Getah tarik

Getah tarik merupakan kumpulan getah yang berasal dari lateks yang membeku pada permukaan sadapan

4. Getah tanah

Getah tanah merupakan kumpulan getah yang berasal dari lateks yang tumpah ke tanah ketika pengosongan mangkuk getah.

5. Slab

Slab merupakan bekuan lateks hasil perkebunan rakyat. Slab ada yang bersih

dengan kadar karet 60 –70 % dan ada yang kotor dengan (mengandung kayu, tanah dan bahan-bahan lain) dengan kadar karet ± 50 %.

PT. Hadi Baru menggunakan cup lumb dan slab sebagai bahan baku untuk pembuatan crumb rubber, bahan baku tersebut didatangkan dari perkebunan rakyat, PIR (Perkebunan Inti Rakyat) dan PTP (Perusahaan Terbatas Perkebunan), yang berasal dari daerah Sumatera Utara, daerah Sumatera Barat dan daerah Aceh.


(38)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan pada suatu proses ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk. Bahan tambahan yang digunakan pada proses produksi

crumb rubber adalah:

1. Plastik

Plastik ini berupa kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus bongkahan karet yang sudah selesai dipres. Kemasan plastik ini dibeli dari toko lalu diberi merek PT. Hadi Baru.

2. Palet

Palet adalah peti yang terbuat dari kayu, yang merupakan tempat penyusunan

crumb rubber yang telah selesai diberi kemasan plastik.

2.4.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelangsungan proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi crumb rubber adalah:

1. Air

Air yang digunakan adalah air bersih yang tidak banyak mengandung zat-zat kimia dan kotoran.

Kegunaan air dalam proses produksi crumb rubber adalah:

a. Mencuci bahan baku dari kotoran-kotoran yang melekat antara lain pasir, kayu, batu dan lain-lain pada proses produksi.


(39)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

b. Membuat larutan-larutan dari bahan-bahan kimia di laboratorium. c. Mendinginkan motor-motor pembangkit tenaga.

d. Mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.

Kebutuhan air dalam pabrik dipenuhi dari sebuah sungai kecil yang mengalir di samping pabrik dengan cara mengalirkannya melalui pipa ke sebuah sumur berdiameter 3 meter. Air dalam sumur dihisap dengan pompa untuk kemudian ditampung pada sebuah menara air dengan ketinggian 9,5 meter, dan dari menara air inilah seluruh kebutuhan air pada pabrik dipasok.

2. Minyak solar dan minyak tanah

Minyak solar digunakan untuk bahan bakar motor diesel penggerak generator. Minyak tanah digunakan untuk bahan bakar kompor pemanas drier. Pasokan dari kedua jenis minyak tersebut diantar langsung oleh agen dengan menggunakan motor tangki.

3. Minyak pelumas

Minyak pelumas digunakan untuk memperlancar peralatan mesin/mekanik.

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Proses pembuatan crumb rubber melalui beberapa tahapan proses produksi yang diuraikan sesuai dengan urutan-urutan prosesnya yaitu :

1. Stasiun Kerja Penyortiran dan Penimbangan

Pada stasiun kerja penyortiran dan penimbangan ini, bahan baku yang diterima dari pemasok diperiksa dan disortir terlebih dahulu. Bahan baku untuk pembuatan crumb rubber ini biasanya disebut dengan BOKAR (Bahan Olah


(40)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Karet). Cara penyortiran bahan baku (bokar) pertama sekali adalah bokar disortir secara kasat mata mana yang termasuk SIR 5, SIR 10 atau SIR 20 kemudian bokar dipotong dengan coagulum cutter kemudian dibawa ke laboratorium untuk memastikan kualitas bokar tersebut. Hasil penyortiran kemudian ditimbang sesuai dengan kualitas masing-masing lalu ditumpuk untuk menunggu proses selanjutnya.

2. Stasiun Kerja Pencincangan dan Pembersihan

Bahan Olah Karet (BOKAR) yang digunakan yang berasal dari tempat penumpukan di stasiun kerja penyortiran diangkut dengan shovel loader ke dalam bak air yang kemudian diangkut dengan shovel holder ke mesin slab

cutter I. Pada mesin slab cutter tersebut bokar dicincang menjadi

potongan-potongan kecil sebesar kepalan tangan. Hasil olahan dengan mesin slab cutter I diangkut ke bak pembersihan I dengan belt conveyor sambil disiram dengan air agar kotorannya terpisah, fungsi bak pembersihan ini adalah supaya pasir, tanah, batu, dan kayu yang masih bercampur dengan bahan olahan karet tenggelam akibat berat jenisnya yang lebih besar. Setelah dicuci dalam bak pembersihan I, bokar diangkut ke mesin slab cutter II dengan bucket elevator. Prinsip kerja slab cutter I sama dengan slab cutter II, perbedaannya adalah hasil olahan mesin slab cutter II berukuran lebih kecil. Butiran –butiran karet dari slab cutter II dijatuhkan di dalam Vibrating Screen dengan corong gravitasi, vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan kotoran dan butiran-butiran karet hasilnya ditampung oleh Belt Conveyor untuk diangkut ke bak pembersihan II yang berfungsi untuk memisahkan kotoran. Kemudian


(41)

butiran-Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

butiran karet diangkut dengan Bucket Elevator ke mesin Hummer Mill, yang mencincang bokar menjadi potongan-potongan kecil. Gerakan di dalam

Hummer Mill juga menyebabkan kotoran-kotoran yang berada di dalam

gumpalan karet menjadi terpisah. Hasil keluaran dari Hummer Mill dijatuhkan ke Vibrating Screen dengan corong gravitasi, diayak di Vibrating Screen dengan ukuran diameter lubang 0.5 cm dan disirami air secara terus menerus. Butiran-butiran karet yang lolos dari Vibrating Screen dialirkan ke bak pembersihan III dengan Belt Conveyor untuk memisahkan kotoran. Kemudian butiran-butiran karet diangkut dengan Bucket Elevator ke Rotary Cutter. Hasil olahan Rotary Cutter yang berupa potongan-potongan kecil bokar dimasukkan ke dalam bak pembersihan IV dan terjadi pemisahan kotoran.

3. Stasiun Kerja Penggilingan dan Pembentukan Lembaran

Butiran-butiran karet diangkut ke stasiun kerja ini dengan menggunakan

Bucket Elevator. Proses awal dari tahap ini adalah pembentukan lembaran

oleh mesin Creeper I. Lembaran karet hasil dari Creeper I ini masih berbentuk agak kasar dan kadang masih terputus-putus. Lembaran kemudian diangkut ke

Creeper II dengan Belt Conveyor untuk diproses menjadi lembaran yang lebih

panjang. Hasil olahan Creeper II ini diangkut dengan Belt Conveyor ke mesin

Shredder untuk dicincang kembali menjadi potongan-potongan kecil yang

langsung ditampung dalam bak pembersihan. Kemudian, butiran-butiran karet diangkut dengan Bucket Elevator ke Creeper III untuk dibentuk kembali menjadi lembaran. Proses selanjutnya adalah melalui mesin Creeper IV, V, VI, VII dan VIII dengan pola proses yang sama. Lembaran karet yang


(42)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

dihasilkan oleh Creeper VIII mencapai panjang sekitar 7 m kemudian diangkut dengan Hand Truck ke stasiun penjemuran.

4. Stasiun Kerja Penjemuran

Lembaran karet dari stasiun kerja sebelumnya dijemur pada rak-rak penjemuran yang dibuat bertingkat-tingkat. Fungsi penjemuran penyeragaman kualitas.

5. Stasiun Kerja Peremahan dan Pembutiran

Lembaran karet kering dari penjemuran dibawa ke mesin Shredder dengan

Hand Truck. Pada mesin tersebut, lembaran dicincang menjadi butiran-

butiran kecil dan langsung ditampung pada bak pembersihan. Butiran-butiran tersebut kemudian diangkut dengan Bucket Elevator ke corong pengisi yang berfungsi untuk memudahkan pengisian butiran-butiran Bokar ke dalam Troli

Biscuit Crumb. Troli tersebut terdiri atas kotak-kotak besi yang berjumlah 24

buah. Setelah penuh, troli-troli tersebut dimasukkan ke dalam Drier. 6. Stasiun Kerja Pengeringan

Troli yang sudah terisi penuh dengan butiran-butiran Bokar dimasukkan ke dalam Drier. Pada tahap pertama Bokar dipanaskan dengan Burner 1 dengan suhu 1350 selama 50 menit didalam mesin Drier. Setelah itu dipanaskan lagi di Burner 2 dengan suhu 1150 selama 50 menit dalam mesin Drier. Setelah dipanaskan Bokar didinginkan dengan Blower dengan suhu 31 0 C selama 210 menit.


(43)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Butiran-butiran yang keluar dari drier dikeluarkan dari dalam Troli, lalu ditimbang dengan berat 35 kg. Kemudian Crumb Rubber tersebut dipres menjadi berbentuk empat persegi dengan ukuran 28 in. x 14 in. x 6,5 in. Lama pengepresan adalah kurang lebih 30 detik. Lalu dibawa ke Metal Detector untuk mendeteksi kandungan logam pada Crumb Rubber.

8. Stasiun Kerja Pengepakan

Bongkahan Crumb Rubber yang telah dipres dibungkus dengan plastik bermerk lalu disusun di dalam palet. Satu palet berisi 36 bal. Palet dipres supaya rata, kemudian diangkut ke gudang produk jadi.

2.4.4. Mesin dan Peralatan 2.4.4.1. Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.4. Mesin Yang digunakan

No Nama Mesin Spesifikasi

Merek Tipe Jumlah Power

1 Slab Cutter Goldsta GTQ 750

Gear Box 2

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470

2 Hammer Mill Goldsta GTQ 750

Gear Box 1

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470

3 Rotary Cutter Goldsta GTQ 750

Gear Box 1

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470

4 Creeper Goldsta GTQ 750

Gear Box 8

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1470

5 Shredder Goldsta GTQ 750

Gear Box 2

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1500


(44)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

6 Drier Goldsta - 1 380 V, rpm 1500 (blower)

7 Mesin Press

Hidrolik ASEA IEC 40 3

motor 75 Hp, 380 V, rpm 1500

Cylinder Pressure 1500 Psi

Sumber : PT. HADI BARU

2.4.4.2. Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan sebagian besar adalah peralatan material

handling. Peralatan Yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. PeralatanYang digunakan

No Nama Spesifikasi

Jumlah Fungsi

1 Bak Pembersihan 6

membersihkan okar dari kotoran berupa tanah, kayu. batu dan pasir dengan memanfaatkan prinsip berat jenis.

2 Shovel Loader 1 Mengangkut bokar dari gudang bahan baku ke bak air 3 Belt Conveyor 9 Mengangkut remahan karet dari Slab Cutter I ke bak

pembersihan I, dari Creeper I hingga ke Creeper VIII. 4 Bucket Elevator 6 Mengangkut remahan karet dari bak pembersihan 5 Timbangan Duduk 3 Menimbang crumb rubber yang akan di-packing

6 Hand Truck 5 Mengangkut lembaran-lembaran karet hasil pengolahan

Creeper ke stasiun kerja penjemuran

7 Timbangan bokar 3 Menimbang bokar telah disortir untuk menimbang beratnya

8 Lift 4 Mengangkut lembaran-lembaran karet ke tempat

Penjemuran

9 Trolley 20

Mengangkut butiran karet dari tempat pencucian ke mesin pengering serta mengangkatnya ke stasiun penimbangan


(45)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

11 Pisau pemotong 8 Memotong kelebihan-kelebihan hasil penimbangan

crumb rubber agar sesuai dengan berat yang dipak

12 Gancu 5 Membantu operator mengangkat dan menurunkan

crumb rubber

13 Solder 5 Merekatkan plastik pembungkus crumb rubber


(46)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Tata Letak Pabrik1

Perencanaan tata letak fasilitas produksi merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan menyebabkan kegiatan produksi berlangsung tidak efektif atau tidak efesien. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap perencanaan fasilitas yang Tata letak pabrik adalah perancangan susunan fisik suatu unsur kegiatan yang berhubungan dengan industri manufaktur. Perencanaan Tata Letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi. Rekayasawan rancang fasilitas menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Rancangan ini umumnya digambarkan sebagai rencana lantai yaitu suatu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran bahan, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara efesien ekonomis dan aman.

1


(47)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapai suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Studi mengenai pengaturan tata letak fasilitas selalu berkaitan dengan minimisasi total cost. Yang termasuk dalam elemen-elemen cost yaitu

Construction cost, installation cost, material handling cost, production cost, safety cost dan in-process storage cost. Disamping itu, perencanaan yang teliti

dari layout fasilitas akan memberikan kemudahan-kemudahan saat diperlukannya ekspansi pabrik atau kebutuhan supervisi.

3.2. Tujuan Tata Letak Pabrik2

2

James Apple. op.cit. hal. 5-8

Tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang

ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat diproduksi secara ekonomis. Sehingga tujuan utama yang ingin dicapai dari suatu tata letak pabrik adalah:

1. Memudahkan proses manufaktur

Tata letak harus dirancang sedemikian rupa termasuk susunan mesin-mesin, perencanaan aliran, sehingga proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan cara yang efesien.

2. Meminimumkan pemindahan barang

Tata letak harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemindahan barang diturunkan sampai batas minimum, jika mungkin komponen dalam keadaan diproses ketika dipindahkan.


(48)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

3. Memelihara fleksibilitas susunan dan operasi

Dalam suatu pabrik ada keadaan dimana dibutuhkan perubahan kemampuan produksi, dan hal ini harus direncanakan dari awal.

4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

Keefesienan dapat tercapai bila bahan berjalan melalui proses operasi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

5. Menurunkan penanaman modal pada peralatan

Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang dibutuhkan.

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya. Sehingga tiap meter persegi tersebut harus digunakan sebaik-baiknya.

7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja

Tata letak yang baik antara lain dapat mengurangi pemindahan bahan yang dilakukan secara manual, meminimumkan jalan kaki.

8. Memberi kemudahan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.

Hal-hal seperti penerangan, kebisingan, pergantian udara, debu, kotoran, harus menjadi perhatian perencana. Susunan mesin yang tepat juga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.


(49)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

3.3. Prinsip Dasar Dalam Tata Letak Pabrik3

1. Integrasi keseluruhan dari manusia, mesin, material, dan aktivitas pendukung Enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, yaitu:

2. Jarak minimun perpindahan antar operasi. 3. Aliran logis dari material melalui urutan operasi 4. Utilisasi efektif dari ruangan

5. Kepuasan dan keamanan pekerja

6. Fleksibilitas untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan

Tujuan-tujuan tersebut juga dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik yang selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Prinsip integrasi secara total

“That layout is best which integrates the men, material, machinery

supporting activities, and any other considerations in way that result in the best compromise”.

Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

b. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal.

“Other things being equal, tha layout is best permits the materials to move

the minimum distance between operations”.

Hampir semua proses yang terjadi dalam suatu industri mancakup beberapa gerakan perpindahan dari material, yang tidak bisa dihindari

3


(50)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi perpindahan jarak tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi sebelumnya.

c. Prinsip aliran suatu proses kerja

“Other things being equal, than layout is best that arranges the work area

for each operations or process in the same order or sequence that forms, treats, or assembles the materials”.

Dengan prinsip ini, diusahakan untuk menghindari adanya gerak balik (back tracking), gerak memotong (cross movement), kemacetan (congestion), dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi. Ide dasar dari prinsip aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran dan kemacetan.

d. Prinsip pemanfaatan ruangan

“Economy is obtained by using effectively all available space-both vertical

and horizontal”.

Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya, yang memilki tiga dimensi yaitu aspek volume (cubic

space), dan bukan hanya sekedar aspek luas (floor space). Dengan

demikian, dalam perencanaan tata letak, faktor dimensi ruangan ini juga perlu diperhatikan.


(51)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

e. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

“Other things being equal, that layout is best which makes works

satisfying and safe for workers”.

Kepuasan kerja sangat besar artinya bagi seseorang, dan dapat dianggap sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat suasana kerja menyenangkan dan memuskan, maka secara otomatis akan banyak keuntungan yang bisa kita peroleh. Selanjutnya, keselamatan kerja juga merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila tidak menjamin atau bahkan justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.

f. Prinsip fleksibilitas

“Other things being equal, that layout is best that can be adjusted and

rearrange at minimum cost and inconvenience”.

Prinsip ini sangat berarti dalam masa dimana riset ilmiah, komunikasi, dan transportasi bergerak dengan cepat, yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu mengimbanginya. Untuk ini, kondisi ekonomi akan bisa tercapai apabila tata letak yang ada telah direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dengan cepat dan biaya yang relatif murah.


(52)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

3.4. Jenis Persoalan Tata Letak Pabrik

Jenis dari persoalan tata letak pabrik antara lain: 1. Perubahan rancangan

Perubahan rancangan mungkin hanya memerlukan penggantian sebagian kecil tata letak yang telah ada, atau berbentuk perancangan ulang tata letak. Hal ini bergantung kepada perubahan yang terjadi.

2. Perluasan departemen

Dapat terjadi bila ada penambahan produksi suatu komponen produk tertentu. Perubahan ini mungkin hanya berupa penambahan sejumlah mesin yang dapat diatasi dengan membuat ruangan atau mungkin diperlukan perubahan seluruh tata letak jika pertambahan produksi menuntut perubahan proses.

3. Pengurangan departemen

Jika jumlah peroduksi berkurang secara drastis dan menetap, perlu dipertimbangkan pemakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya. Perubahan seperti mungkin menuntut disingkirkannya peralatan yang telah ada dan merencanakan pemasangan jenis peralatan lain.

4. Penambahan produk baru

Jika terjadi penambahan produk baru yang berbeda prosesnya dengan produk yang telah ada, maka dengan sendirinya akan muncul masalah baru. Peralatan yang ada dapat digunakan dengan menambah beberapa mesin baru pada tata letak yang ada dengan penyusunan ulang minimum, atau mengkin memerlukan penyiapan departemen baru, dan mungkin juga dengan pabrik baru.


(53)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

5. Memindahkan satu departemen

Memindahkan satu departemen dapat menimbulkan masalah yang besar. Jika tata letak yang ada masih memnuhi, hanya diperlukan pemindahan ke lokasi lain. Jika tata letak yang ada sekarang tidak memenuhi lagi, hal ini menghadirkan kemungkinan untuk perbaikan kekeliruan yang lalu. Hal ini dapat berubah ke arah tata letak ulang pada wilayah yang baru.

6. Penambahan departemen baru

Masalah ini dapat timbul karena adanya penyatuan, seperti pekerjaan mesin bor dari seluruh departemen disatukan ke dalam satu departemen terpusat. Masalah ini dapat juga terjadi karena kebutuhan pengadaan suatu departemen untuk pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat terjadi untuk membuat suatu komponen yang selama ini dibeli dari perusahaan lain. 7. Perubahan metode produksi

Setiap perubahan kecil dalam suatu tempat kerja seringkali mempunyai pengaruh terhadap tempat kerja yang berdekatan. Hal ini menuntut peninjauan kembali atas wilayah yang terlibat.

8. Penurunan biaya

Hal ini merupakan akibat dari setiap keadaan pada masalah-masalah sebelumnya.

9. Perencanaan fasilitas baru

Merupakan persoalan tata letak terbesar. Perancangan umumnya tidak dibatasi oleh kendala fasilitas yang ada. Perancangan bebas merencanakan tata letak yang paling baik yang dapat dipakai. Bangunan dapat dirancang untuk


(54)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

menampung tata letak setelah diselesaikan. Fasilitas dapat ditata untuk kegiatan manufaktur terbaik.

3.5. Tipe Tata Letak dan Dasar Pemilihannya4

4

James Apple. op.cit. hal. 148-159

Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi, terutama pada efektivitas waktu proses produksi dan kelelahan yang dialami oleh operator di lantai produksi.

Tata letak pabrik yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien dari semua fasilitas-fasilitas pabrik dan tenaga kerja yang ada di pabrik. Fasilitas pabrik disini tidak hanya mesin-mesin tetapi juga service area, termasuk tempat penerimaan dan pengiriman barang, maintenance, gudang dan sebagainya. Di samping itu juga, sangat penting diperhatikan keamanan dan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu,tata letak pabrik yang baik adalah tata letak yang memiliki daerah kerja yang memiliki interrelasi, sehingga bahan-bahan dapat diproduksi secara ekonomis.

Tata letak pabrik sangat berkaitan erat dengan efesiensi dan efektivitas pekerjaan. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :

- Kegiatan produksi akan lebih ekonomis bila aliran suatu bahan dirancang dengan baik.


(55)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

- Alat pemindahan bahan (material handling) akan mengubah pola aliran bahan yang stasis menjadi dinamis dengan melengkapinya dengan alat angkut yang sesuai.

- Susunan fasilitas-fasilitas yang efektif disekitar pola aliran bahan akan memberikan operasi yang efektif dari berbagai proses produksi yang saling berhubungan.

- Operasi yang efisien akan meminimumkan biaya produksi.

- Biaya produksi yang minimum akan memberikan profit yang lebih tinggi. Ada 4 tipe tata letak pabrik yang utama, yaitu:

1. Layout by Product (Tata letak berdasarkan produk)

Susunan mesin dan peralatan berdasarkan produk, sangat baik dugunakan apabila jumlah volume produksi besar dan produk yang dihasilkan memiliki karateristik yang sama. Dengan cara ini mesin dan peralatan disusun sedemikian rupa sehingga didapatkan aliran bahan yang terus-menerus (continuous flow), membentuk garis lurus. Mesin dan peralatan disusun sesuai dengan urutan proses dari pembuatan produk.

2. Layout by Process (Tata letak berdasarkan proses)

Tata letak proses adalah penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya, mesin potong ditempatkan pada bagian pemotongan. Jadi, hanya terdapat satu jenis proses di setiap bagian atau departemen. Tipe ini cocok untuk proses produksi yang tidak baku yaitu perusahaan membuat berbagai


(56)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

macam produk yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai macam variasi.

3. Fixed Position Layout

Merupakan susunan dimana mesin-mesin dan perlatan ditempatkan pada tempat yang tetap karena posisi benda yang dikerjakannya tidak dapat dipindahkan. Pada umumnya digunakan untuk produk akhir yang dimensinya besar, salah satu contohnya adalah pembuatan galangan kapal.

4. Group Technology Layout

Merupakan susunan dimana mesin-mesin dan perlatan dikelompokkan berdasarkan bentuk komponen yang dikerjakannya, bukan berdasarkan produk akhir. Sehingga untuk pengerjaan part/bagian yang prosesnya hampir sama dikerjakan di satu departemen.

Gambar-gambar tipe tata letak dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.6. Gudang5

3.6.1. Definisi Gudang

Menurut David E Mulcahy, gudang5

5

David E Mulcahy, “Warehouse and Distribution Operation Handbook”, hal. 12

adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk [unit-unit penyimpanan persediaan (UPS)] yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi.


(57)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009. USU Repository © 2009

Bubut Bor Bor Bor Bubut Bubut Frais Frais Frais A B C B A C

(a) Process Layout

Bubut Bubut Bubut Bor Bor Frais Frais Bor A B C A B C

(b) Product Layout

Bubut Bubut Bor Frais Bubut Frais Frais

Bor Frais Frais

Bor Bubut A B C A B C

(c) Group Technology Layout

Bubut

Bor

Frais

Gerinda

Produk

(d) Fixed Position Layout


(58)

Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi.

Gudang atau storage pada umumnya akan memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran operasi produksi suatu pabrik. Disini ada tiga tujuan utama dari departemen ini yang berkaitan dengan pengadaan barang, yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan, yaitu dengan sistem administrasi yang terjaga dengan baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas ini juga menyangkut keamanan dari pada material yaitu jangan sampai hilang.

2. Pemilihan, yaitu aktifitas pemeliharaan/perawatan agar material yang disimpan di dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan.

3. Penimbunan/penyimpanan, yaitu agar sewaktu-waktu diperlukan maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedia sebelum dan selama proses produksi berlangsung.

Dalam suatu pabrik, gudang dapat dibedakan menurut karakteristik material yang akan disimpan, yaitu sebagai berikut:

a. Raw Material Storage.

Gudang ini akan menyimpan setiap material yang akan dibutuhkan/digunakan untuk proses produksi. Lokasi dari gudang ini umumnya berada di dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu bisa juga diletakkan di luar bangunan pabrik (outdoor) yang mana hal ini akan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan special untuk


(59)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

itu. Gudang ini kadang-kadang disebut pula sebagai stock room karena fungsinya memang penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu.

b. Working Process Storage.

Dalam industri manufaktur sering kita jumpai bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula harus terhenti karena dari satu operasi ke operasi berikutnya waktu pengerjaan yang dibutuhkan tidaklah sama, sehingga untuk itu material harus menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakan. Work in

process storage ini biasanya terdiri dari dua macam, yaitu:

Small amount materials, yang akan diletakkan di antara stasiun kerja,

mesin atau pula suatu tempat yang berdekatan dengan lokasi operasi selanjutnya tersebut.

Large amount materials, atau bahan-bahan yang akan disimpan dalm

jumlah yang besar dan waktu yang relatif cukup lama yang mana lokasinya akan terletak di dalam area produksi.

c. Finished Goods Product Storage.

Kadang-kadang disebut juga dengan warehouse yang fungsinya adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

• Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen produksi.

• Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat ada permintaan masuk.


(60)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

Pengepakan (packaging) dari produk untuk dapat dikirim dengan aman. Menyelenggarakan administrasi pergudangan terutama untuk produk jadi. Jelas di sini bahwa lokasi dari gudang produk jadi (dan juga departemen pengiriman barang) haruslah direncanakan berdekatan dengan fasilitas transportasi seperti halnya pada saat merencanakan departemen penerimaan bahan dan raw material storage.

d. Storage For Supplies.

Gudang untuk penyimpanan non-productive items dan digunakan untuk menunjang fungsi dan kelancaran produksi seperti packaging materials,

maintenance supplies, parts, office supplies, dan lain-lain.

e. Finished Parts Storage.

Gudang untuk menyimpan parts yang siap untuk dirakit. Gudang ini biasanya diletakkan berdekatan dengan assembly area atau bisa juga ditempatkan secara terpisah di dalam work in process storage.

f. Salvage.

Sebagian besar proses produksi ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan (miss-processed), untuk ini memerlukan pengerjaan kembali untuk membetulkannya sehingga kualitas produksi tersebut diperbaiki kembali. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan/limbah, untuk ini harus diletakkan dalam lokasi sendiri.


(61)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009 g. Scrap & Waste.

Scrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak bisa

diperbaiki lagi sedangkan buangan atau waste adalah normal residu dari proses produksi seperti garam, potongan-potongan logam, dan lain-lain yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses

recycling hal ini akan berguna untuk bahan produk yang lain). Material yang

berupa scrap atau buangan ini biasanya akan dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang terpisah dari pabrik dengan harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang membutuhkannya.

3.7. Perancangan Tata Letak Gudang

Gudang harus dirancang dengan memperhitungkan kecepatan gerak barang. Barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat dengan tempat pengambilan barang, sehingga mengurangi seringnya gerakan bolak-balik. Dalam gudang penyimpanan faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap penanganan barang ialah letak dan desain gedung dimana barang itu disimpan.

Tujuan Umum dari metode penyimpanan barang adalah: 1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum 2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan baik 3. Kemudahan pencapaian bahan

4. Pengangkutan barang cepat dan mudah 5. Identifikasi barang yang baik


(62)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

7. Penampilan yang rapi dan tersususun.

3.8. Pengaturan Tata Letak Produk

Yang dilakukan dalam pelaksanaan tata letak produk adalah menentukan jumlah lahan yang akan ditempati oleh produk-produk yang disimpan di dalam gudang, melingkupi produk-produk work in process dan finished goods. Dalam penentuan tata letak produk ini dibutuhkan beberapa langkah, yakni:

1. Perhitungan kapasitas area di gudang

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan customer

3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item. 4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area 5. Penentuan tata letak

3.9. Metode Shared Storage6

Untuk mendukung pertimbangan atas shared storage, jika kedatangan dari 100 palet dengan jumlah besar "perpindahan yang cepat" dari produk untuk

Di dalam usaha untuk mengurangi persyaratan ruang simpan pada

dedicated storage, beberapa manajer gudang menggunakan suatu variasi dari dedicated storage di mana penempatan produk akhir diatur secara lebih hati-hati.

Secara khusus, dari waktu ke waktu, hasil-hasil yang berbeda menggunakan slot ruang simpan yang sama, sekalipun produk akhir itu hanya menduduki slot itu sekali saja.

6

Richard L. Francis, Lean f. McGinnis Jr and John A. White: “Facility Layout and Location: An Analytical Approach, 2nd Edition”, Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1992. Hal 286-293.


(63)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

disimpan di slot penyimpanan. Palet dengan jumlah besar tersebut akan digunakan kembali dan akan dikirimkan sebanyak 5 palet per hari dalam rentang waktu 20 hari.

Dengan randomized storage, 100 slot ruang simpan yang kosong terpilih "secara acak" untuk produk; tidak ada kepastian bahwa hasil itu adalah suatu perpindahan yang cepat. Dengan dedicated storage, sebaliknya, sedikitnya 100 slot yang kosong harus tersedia di antara lokasi-lokasi utama yang terpilih agar terjadi perpindahan yang cepat.

Jika randomized storage yang digunakan, setiap kali suatu beban palet dipindahkan dari ruang simpan, slot tersedia untuk digunakan oleh produk yang memerlukan ruang simpan berikutnya. Namun dengan dedicated storage, masing-masing kepindahan dari suatu palet dari ruang simpan membuat satu slot yang kosong yang tidak akan mungkin diisi paling awal sampai kedatangan dari pengiriman yang berikutnya dari produk yang sama.

Shared storage bisa dianggap sebagai system pemindahan barang yang

cepat terhadap suatu produk, jika masing-masing palet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung pada jumlah dari produk di dalam gudang pada waktu pengiriman tiba, akan mungkin bahwa 5 palet yang terisi akan berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan 5 palet yang lain di dalam pengiriman yang sama akan berada di gudang untuk 20 hari. Dari perspektif terhadap posisi ruang simpan di dalam gudang, 5 palet akan bersifat sangat cepat berpindah; palet sisa dipandang menjadi lebih lambat, mungkin perpindahan bersifat sedang. Shared storage dapat mengambill keuntungan dari


(64)

perbedaan-Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

perbedaan yang tidak bisa dipisahkan yaitu lamanya waktu dari palet secara individu untuk tinggal di dalam gudang. Variabel dari metode shared storage yang harus diketahui adalah:

1. Lama waktu work in process

2. Waktu pengiriman masing-masing produk 3. Jumlah produk tiap pemesanan

4. Frekuensi pemesanan tiap periode waktu

5. Jarak tiap-tiap area penyimpanan terhadap pintu keluar-masuk 6. Kebutuhan ruang

Berdasarkan langkah-langkah pengaturan produk dan variable dari metode

shared storage, maka dalam proses penyusunan tata letak gudang berdasarkan Shared storage ada beberapa tahapan yaitu:

1. Perhitungan kapasitas area di gudang (lama waktu work in process, waktu pengiriman, jumlah produk)

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan customer

3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item.

4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area (pengurutan area berdasarkaan jarak ke pintu keluar masuk I/O)

5. Penentuan tata letak

Kebutuhan ruang ruang simpan untuk shared storage mencakup dari yang diperlukan untuk randomized storage dan yang diperlukan untuk dedicated

storage, tergantung pada banyaknya informasi yang tersedia mengenai tingkat


(65)

Muhammad Ilham : Perancangan Tata Letak Gudang Ekspor PT. Hadi Baru Dengan Metode Shared Storage, 2009.

USU Repository © 2009

atas, pembedaan antara shared storage dan randomized storage adalah perencana melibatkan spesifikasi total mengenai lokasi-lokasi ruang simpan untuk produk, sedangkan dengan yang belakangan, lokasi-lokasi tergantung semata-mata pada tumbuh dari slot-slot yang kosong di dalam gudang. Shared storage dan dedicated

storage berbeda karena pembedaan yang dibuat oleh perancang mengenai waktu

dari masing-masing jumlah suatu produk memenuhi tempat di dalam ruang simpan; dedicated storage digunakan untuk pengisian kembali total kelompok suatu produk terhadap sejumlah ruang simpan yang didasarkan pada rata-rata waktu lamanya di dalam ruang simpan untuk melakukan pengisian kembali.

Suatu situasi yang mendasar tentu saja menyarankan pemakaian shared

storage adalah untuk lini produksi yang digunakan untuk menghasilkan beberapa

jenis produk. Karena produk yang dihasilkan secara berurutan dibanding secara serentak, pengisian kembali inventori dibagi-bagikan dari waktu ke waktu.

Proses penempatan produk pada metode shared storage adalah dengan menyusun area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang paling dekat dan begitu seterusnya.

3.10. Pemindahan Bahan7

Material dapat dipindahkan secara manual maupun dengan menggunakan metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali ataupun beribu kali,

7


(1)

A1 B1 C1 D1 E1 F1 G1

A3 B3 C3 D3 E3 F3 G3

A4 B4 C4 D4 E4 F4 G4

A2 B2 C2 D2 E2 F2 G2


(2)

Jarak area yang paling dekat pintu keluar-masuk (I/O) dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Jarak Tempuh Antara Pintu Ke Area Penyimpanan No Area Penyimpanan Jarak

(m)

1 A1 9.075

2 A2 9.075

3 A3 14.375

4 A4 14.375

5 B1 15.925

6 B2 15.925

7 B3 21.225

8 B4 21.225

9 C1 22.775

10 C2 22.775

11 C3 28.075

12 C4 28.075

13 D1 29.625

14 D2 29.625

15 D3 34.925

16 D4 34.925

17 E1 36.475

18 E2 36.475

19 E3 41.775

20 E4 41.775

21 F1 43.325

22 F2 43.325

23 F3 48.625

24 F4 48.625

25 G1 50.175

26 G2 50.175

27 G3 55.475


(3)

Dengan tata letak gudang usulan seperti di atas yang terdiri 28 area penyimpanan maka tata letak gudang usulan akan mampu menampung produk dengan jumlah 504 produk, atau 10 hari penyimpanan.

6.4. Jarak Tempuh Material Handling Rata-Rata Per Bulan

Penghitungan Jarak tempuh forklift diuji pada periode ke-13, dimana periode ke-13 merupakan data rata-rata data permintaan tahun 2008 untuk masing-masing produk, frekuensi permintaan rata-rata per bulan dan waktu pengiriman rata-rata. Sehingga diperoleh jarak tempuh rata-rata per bulan.

Metode perhitungan jarak tempuh adalah menggunakan rectlinier distance dan hasil yang diperoleh adalah sebesar 56102,06 m.

6.5. Perbandingan Tata Letak Gudang Usulan Dengan Tata Letak Gudang Sebelumnya.

1. Jarak tempuh material handling rata-rata perbulan untuk tata letak gudang usulan adalah sebesar 56102,06 m, sedangkan jarak tempuh untuk tata letak gudang yang lama sebesar 81228,54 m.

2. Dengan pengaturan menggunakan tata letak gudang usulan maka akan diperoleh kemudahan dalam pengecekan barang yang ada di gudang. Dengan melihat kartu gudang seperti pada Tabel 5.14. maka Pengaturan bongkar muat akan lebih mudah karena dapat diketahui area mana yang kosong untuk ditempati produk dan letak dari produk yang akan dikirim mudah diidentifikasi.


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Jumlah kebutuhan area penyimpanan adalah sebanyak 19,44 20 area. Jumlah area yang dapat dibentuk sebanyak 28 area.

2. Satu area terdiri dari 18 produk yang disusun bertingkat 2 dengan ukuran 4,5 m x 3,45 m. jadi luas total kebutuhan ruang untuk produk adalah 434,7 m2 3. Lebar gang yang diperlukan adalah 3,4 m, sehingga total kebutuhan ruang

untuk gang adalah sebesar 575 m2.

4. Luas Area yang tidak terpakai adalah 140,3 m2.

5. Jarak tempuh material handling rata-rata per bulan adalah 56.102,06 m, sedangkan jarak tempuh rata-rata pada kondisi gudang sebelumnya adalah 81228,54 m per bulan.

7.2. Saran

1. Luas gudang sudah cukup, hanya saja diperlukan prosedur yang baik dalam proses penempatan produk, sehingga pemanfaatan forklift lebih efektif.

2. Penerapan metode shared storage sangat baik diterapkan pada perusahaan, karena dapat menghemat jarak tempuh forklift dengan kata lain dapat menghemat biaya operasional material handling.

3. Penggunaan kartu gudang juga dapat mempermudah proses penempatan produk pada area-area kosong yang terdekat dengan pintu, dan juga


(5)

memberikan informasi yang memudahkan proses bongkar-muat dan pengecekan produk.

4. Jarak tempuh forklift dapat lebih diminimalkan apabila perusahaan membuat pintu tambahan pada tiap gang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Apple, James M., Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerjemah: Nurhayati Mardiono. ITB, Bandung, 1990

2. Francis, Richard L., McGinnis Jr,, Leon F. and White, John A., Facility

Layout and Location: An Analitytical Approach, Prentice Hall, New Jersey,

1992.

3. Mulcahy, David E., Warehouse and Distribution Operation Handbook

International Edition, McGraw Hill, New York, 1994

4. Purnomo, Hari, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.

5. Wignjosoebroto, Sritomo, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit Guna Widya, Surabaya, 1996

6.