Universitas Kristen Maranatha 89
Tabel L1.1 Tulangan pada lantai kendaraan Lokasi
M
u
[kNm] A
s, perlu
[mm
2
] A
s, min
[mm
2
] A
s, pakai
[mm
2
] a
[mm] ϕ Mn
[kNm] Ket.
Lapangan +39,625 1014,15
350 D19 275 = 1032
9,713 68,388 M
u
OK
Tump. Ext -
3,208 338,043
350 D10 225 = 350
3,219 22,877 M
u
OK
Tul. pembagi 350
D10 225 = 350
A B
Universitas Kristen Maranatha 90
Gambar L1.4 Tulangan pelat lantai
Universitas Kristen Maranatha 91
L1.1.2 Perencanaan Gelagar Memanjang
Beban-beban pada gelagar memanjang: 1.
Beban mati -
B.s. aspal = 0,05
1,8 22 = 1,98 kNm
= 198 kgm
- B.s. beton
= 0,2 1,8 24
= 8,64 kNm =
864 kgm -
B. s gelagar memanjang taksir IWF 250
= 44,1 kgm
g = =
242,964 kgm 0,243 tm
2. Beban hidup
Terbagi rata : P’ =
1,1 b
2,75 p =
1 ,
1 8
, 1
75 ,
2 2
, 2
= 1,309 tm
Terpusat :
P’’ = 1,1
b 2,75
p = 1
, 1
8 ,
1 75
, 2
12 = 7,14 t
Direncanakan sebagai balok menerus, maka: K = 1 +
5 50
20
= 1,364
M
max
M
u
= 75
364 ,
1 5
14 ,
7 4
1 5
1,309 8
1 5
243 ,
8 1
2 2
= 13,88 t.m = 138.800.000 Nmm
Aspal Beton
Gel. Memanjang
Universitas Kristen Maranatha 92
Perhitungan dimensi Profil yang digunakan adalah profil IWF 250x175x7x11.
- Karakteristik profil IWF 250x175x7x11
h = 224 mm
t
w
= 7 mm b = 175 mm
t
f
= 11 mm A = 5624 mm
2
e = 99,3 mm
- Data material
Modulus Elastisitas E
s
: 2
10
5
MPa Tegangan leleh f
y
: 240 MPa
Tegangan sisa f
r
: 70 MPa
Faktor reduksi :
ϕ = 0,9
- Menghitung momen plastis M
p
M
p
= C 2e
=
e f
A
y
2 2
1
=
3 ,
99 2
240 5624
2 1
= 134.031.168 Nmm
- Cek penampang profil
- Menentukan batas tekuk lokal:
Kelangsingan elemen penampang λ
s
=
955 ,
7 11
2 175
2
t b
λ
b
=
7 16
2 7
2 224
t
h = 25,429
Kelangsingan batas λ
ps
= 11 ;
λ
pb
= 108,4 λ
rs
= 28,4 ;
λ
rb
= 164,6
Universitas Kristen Maranatha 93
λ
s
= 7,955 λ
ps
= 11 λ
b
= 25,429 λ
pb
= 108,4
- syarat:
M
u
ϕ M
n
138.800.000 Nmm 0,9206.631.384
138.800.000 Nmm 185.968.245,6 Nmm OK
Dari hasil diatas maka profil IWF 250x175x7x11 dapat digunakan.
L1.1.3 Perencanaan Gelagar Melintang
Beban – beban yang bekerja:
1. Beban mati
- B.s. aspal
= 0.05 5 22 = 5.6 kNm
= 560 kgm
- B.s. beton
= 0.2 5 24 = 24 kNm
= 2400 kgm
- B.s gelagar memanjang taksir IWF 250
= 44.1 kgm
- B.s gelagar melintang taksir IWF 400
= 200 kgm
g = =
3204.1 kgm 3.2041 tm
struktur penampang kompak M
n
= M
p
Gambar L1.5 Potongan melintang
Universitas Kristen Maranatha 94
2. Beban hidup
Beban pada jalur lalu lintas: P’ =
5 75
, 2
2 ,
2
= 4 tm’
P’’ = 75
, 2
12 =
4,36 tm’ P’’’ = 60
500 5 = 900 kgm = 0,9 tm’ =
= 9,26 tm’
1,364 12,631 tm’
Gambar L1.6 Beban pada jalur lalu lintas
R = 0,9 1 + 6,3160,75 + 12,631 2,75
= 0,9 + 4,737 + 34,735 = 40,372 t
M
c
= 40,372 5,5 – 0,94 – 4,7373,125 – 34,735
2 1
2,75 = 222,046
– 3,6 – 14,803 – 47,761 = 155,882 t.m
Direncanakan sebagai balok menerus, maka:
c
6,316 tm’
12, 631 tm’
0,9 tm’
R
Universitas Kristen Maranatha 95
M
g
=
2
9 3,2041
10 1
= 25,95 t.m M
total
= 155,882 + 25,95 = 181,84 t.m
= 1.818.400.000 Nmm
Perhitungan dimensi Profil yang digunakan adalah profil IWF 400x400x45x70.
- Karakteristik profil IWF 400x400x45x70
h = 498 mm
t
w
= 45 mm b = 432 mm
t
f
= 70 mm A = 77010 mm
2
e = 187,7 mm
- Data material
Modulus Elastisitas E
s
: 2
10
5
MPa Tegangan leleh f
y
: 370 MPa
Tegangan sisa f
r
: 70 MPa
Faktor reduksi :
ϕ = 0,9
- Menghitung momen plastis M
p
M
p
= C 2e
=
e f
A
y
2 2
1
=
7 ,
187 2
240 77010
2 1
= 3.469.146.480 Nmm
- Cek penampang profil
- Menentukan batas tekuk lokal:
Kelangsingan elemen penampang λ
s
=
08 ,
3 70
2 432
2
t b
Universitas Kristen Maranatha 96
λ
b
=
45 22
2 45
2 432
t
h = 6,62
Kelangsingan batas λ
ps
= 11 ;
λ
pb
= 108,4 λ
rs
= 28,4 ;
λ
rb
= 164,6 λ
s
= 3,08 λ
ps
= 11 λ
b
= 6,62 λ
pb
= 108,4
- syarat:
M
u
ϕ M
n
1.818.400.000 Nmm 0,9 3.469.146.480
1.818.400.000 Nmm 3.122.231.832 Nmm OK
Dari hasil diatas maka profil IWF 400x400x45x70 dapat digunakan.
L1.1.4 Perencanaan Gelagar IndukRangka
Beban – beban yang bekerja:
1. Beban mati
- B.s. aspal
= 0,05 5 22
= 5,6 kNm =
560 kgm -
B.s. beton = 0,2
524 = 24 kNm
= 2400 kgm
- B.s gelagar memanjang taksir IWF 250
= 44,1 kgm
- B.s gelagar melintang taksir IWF 400
= 200 kgm
- B.s gelagar induk taksir IWF 400
= 200 kgm
- B.s bracing taksir IWF 200
= 56,2 kgm
g = =
3416,2 kgm 3,4162 tm
2. Beban hidup
Beban pada jalur lalu lintas:
struktur penampang kompak M
n
= M
p
Universitas Kristen Maranatha 97
Terbagi rata : P’ =
1,1 b
2,75 p =
1 ,
1 8
, 1
75 ,
2 2
, 2
= 1,309 tm
Terpusat :
P’’ = 1,1
b 2,75
p = 1
, 1
8 ,
1 75
, 2
12 = 7,14 t Direncanakan sebagai balok menerus, maka:
K = 1 +
5 50
20
= 1.364
M
max
M
u
= 75
364 ,
1 5
14 ,
7 4
1 5
1,309 8
1 5
3,4162 8
1
2 2
= 21,32 t.m = 213.200.000 Nmm
Perhitungan dimensi Profil yang digunakan adalah profil IWF 350x350x12x19.
- Karakteristik profil IWF 350x350x12x19
h = 350 mm
t
w
= 12 mm b
= 350 mm t
f
= 19 mm A = 17390 mm
2
e = 136,9 mm
- Data material
Modulus Elastisitas E
s
: 2
10
5
MPa Tegangan leleh f
y
: 240 MPa
Tegangan sisa f
r
: 70 MPa
Faktor reduksi :
ϕ = 0,9
- Menghitung momen plastis M
p
M
p
= C 2e =
e f
A
y
2 2
1
=
4 ,
146 2
240 17390
2 1
= 611.015.040 Nmm
Universitas Kristen Maranatha 98
- Cek penampang profil
- Menentukan batas tekuk lokal:
Kelangsingan elemen penampang λ
s
=
21 ,
9 19
2 350
2
t b
λ
b
=
12 20
2 12
2 350
t
h = 23,83
Kelangsingan batas λ
ps
= 11 ;
λ
pb
= 108,4 λ
rs
= 28,4 ;
λ
rb
= 164,6 λ
s
= 9,21 λ
ps
= 11 λ
b
= 23,83 λ
pb
= 108,4
- syarat:
M
u
ϕ M
n
213.200.000 Nmm 0,9611.015.040
213.200.000 Nmm 549.913.536 Nmm OK
Dari hasil diatas maka profil IWF 350x350x12x19 dapat digunakan.
struktur penampang kompak M
n
= M
p
Universitas Kristen Maranatha 99
LAMPIRAN II GAMBAR KERJA
L2.1 Gambar Kerja
Terlampir gambar kerja yaitu denah dan potongan jembatan dalam 2D serta detail sambungan pada tiap titik buhul. Gambar kerja dapat dilihat pada
halaman berikutnya.
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan kehidupan manusia, transportasi merupakan denyut nadi bagi pergerakan kegiatan manusia. Dimana sarana transportasi membutuhkan
sebuah kesinambungan dalam rangka kelangsungan kegunaannya. Namun ada kalanya terjadi hambatan-hambatan yang menghalangi alur transportasi, sehingga
akan sangat mempengaruhi kelancaran dari kegiatan manusia itu sendiri. Sebagai contoh adanya dua wilayah yang terpisahkan oleh sungai, solusi untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan pembangunan jembatan.
Tipe jembatan dapat diklasifikasikan berdasarkan bebarapa karakteristik, diantaranya berdasarkan material konstruksi, berdasarkan bentuk struktur, dan
berdasarkan panjang bentangnya. Beberapa material yang digunakan untuk struktur atas jembatan, yaitu baja, beton, kayu, alumunium, dan material
komposit. Baja sebagai material konstruksi jembatan tetap merupakan pilihan utama
bagi para perancang dewasa ini. Pertimbangannya antara lain pelaksanaan yang relatif cepat, sifat elastik dan fatik yang baik dalam memikul beban berubah atau
bolak-balik, berat sendiri yang relatif ringan, serta perkembangan pemakaian baja mutu tinggi dewasa ini juga memperluas pemakaian baja untuk jembatan dengan
skala besar [Sri Murni Dewi, 1997]. Jembatan rangka baja merupakan salah satu bentuk struktur jembatan yang paling umum digunakan. Dinamakan jembatan
rangka dikarenakan struktur atas jembatan terdiri dari elemen struktur rangka batang yang disambung pada titik-titik buhul joint. Titik-titik buhul tersebut
berupa engsel atau yang dianggap engsel baik melalui pelat buhul maupun secara langsung. Dalam jembatan rangka gaya-gaya luar bekerja hanya pada titik-titik
buhul, yang kemudian akan didistribusikan ke tumpuan melalui elemen batang
yang berupa gaya aksial tarik atau tekan saja.
Universitas Kristen Maranatha 2
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan tentang “Desain Struktur Jembatan Rangka Baja Bentang 80 meter
Berdasarkan RSNI T-03-
2005”.
1.2 Tujuan Penulisan