Perancangan Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh:
Carissa Wanda Vania Ashari 51910220
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Carissa Wanda Vania Ashari
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 7 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl.Pelesiran no 20a/56 Bandung
Telepon : 0222513238
Latar Belakang Pendidikan :
Formal
1998-2004 : SD Pertiwi Bandung
2004-2007 : SMP Negeri 9 Bandung
2007-2010 : SMA Pasundan 2 Bandung
Non Formal
2004-2007 : Bimbingan Belajar di Neutron Bandung
Kemampuan
- Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point,
(5)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 2
I.3. Rumusan Masalah ... 3
I.4. Batasan Masalah ... 3
I.5. Tujuan Perancangan ... 3
BAB II TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN MITOS HEWAN JAWA BARAT ... 4
II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak ... 4
II.1.1. Pengertian Media Informasi ... 4
II.1.2. Macam-Macam Media Informasi ... 4
II.1.3. Fungsi Media Informasi ... 5
II.2. Buku Anak ... 6
II.2.1. Ilustrasi ... 9
II.3. Tinjauan Mitos Hewan Jawa Barat... 13
II.3.1. Pengertian Mitos ... 13
II.3.2. Perkembangan Mitos ... 14
II.3.3. Mitos di Indonesia ... 15
(6)
vii
II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat ... 18
II.4. Studi Lapangan ... 20
II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 20
II.5. Khalayak Sasaran ... 23
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 25
III.1. Strategi Perancangan ... 25
III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 25
III.1.2. Strategi Kreatif ... 26
III.1.3. Strategi Media ... 26
III.1.4. Strategi Distribusi ... 27
III.1.4.1. Jadwal Penyebaran ... 27
III.2. Konsep Visual ... 28
III.2.1. Format Desain ... 28
III.2.2. Tata Letak (Layout) ... 29
III.2.3. Tipografi ... 29
III.2.4. Ilustrasi ... 32
III.2.4.1. Studi Karakter ... 33
III.2.4.2. Studi Visual ... 35
III.2.4.3. Studi Properti ... 40
III.2.5. Warna ... 42
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 43
IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya ... 43
IV.1.1. Teknik Produksi Media Utama ... 43
IV.2. Media Pendukung ... 47
IV.2.1. Poster ... 47
IV.2.1.1. Teknik Produksi Media Poster ... 47
IV.2.2. Flyer ... 48
IV.2.2.1. Teknik Produksi Media Flyer ... 48
(7)
viii
IV.2.3.1. Teknik Produksi Media X-Banner ... 49
IV.2.4. Flag Chain ... 50
IV.2.4.1. Teknik Produksi Media Flag Chain ... 50
IV.2.5. Sticker ... 51
IV.2.5.1. Teknik Produksi Media Sticker ... 51
IV.2.6. Box Display ... 52
IV.2.6.1. Teknik Produksi Media Box Display ... 52
IV.2.7. Kupon Berhadiah ... 53
IV.2.7.1. Teknik Produksi Media Kupon Berhadiah ... 53
IV.2.8. Buku Catatan ... 54
IV.2.8.1. Teknik Produksi Media Buku Catatan ... 54
IV.2.9. Tempat Pensil... 55
IV.2.9.1. Teknik Produksi Media Tempat Pensil ... 55
IV.2.10. Tempat Minum ... 56
IV.2.10.1. Teknik Produksi Media Tempat Minum ... 56
IV.2.11. Kaos ... 57
IV.2.11.1. Teknik Produksi Media Kaos ... 57
IV.2.12. Totebag ... 58
IV.2.12.1. Teknik Produksi Media Totebag ... 58
IV.2.13. Penggaris ... 59
IV.2.13.1. Teknik Produksi Media Penggaris ... 59
IV.2.14. Pembatas Buku ... 60
IV.2.14.1. Teknik Produksi Media Pembatas Buku ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
(8)
61 DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Barthes, Roland. (2007). Membedah Mitos-mitos Budaya Massa. Terjemahan Ikramullah Mahyuddin. Yogyakarta: Jalasutra.
Depdikbud..Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Husaini, Adian. (2005). Wajah Peradaban Barat. Jakarta :Gema Insani Press.
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Madjadikara, Agus. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: PT. Gramedia.Pustaka Utama.
Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni Rupa: SMP Kelas 1. Jakarta: Grasindo.
Sunarto. (2005). Teknologi Informasi & Komunikasi: SMA Kelas X. Jakarta: Grasindo.
Sutardi, Tedi. (2007). Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya. Bandung: PT. Setia Purna.
(9)
62 Internet:
artikel non-personal, 20 Agustus 2013, Kabudayaan Sunda, Wikipedia Bahasa Sunda, http://su.wikipedia.org/wiki/Kabudayaan_Sunda, diakses 23 November 2013.
artikel non-personal, (2013). Ikan Keturunan Manusia dan Hewan Mitos Lainnya di Gorontalo, Diperoleh 02 Desember 2013, darihttp://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1303/ikan-keturunan-manusia-dan-mitos-hewan-lainnya-di-gorontalo.
artikel non-personal, 30 September 2013, Ilustrasi http://wikipedia.org/wiki/Ilustrasi, diakses 12 April 2014.
Endah, Alam. (2012, 15 Maret). Kucing Emas Kucing Misterius Sarat Mitos. Diperoleh 02 Desember 2013, dari http://alamendah.org/2012/03/15/kucing-emas-kucing-misterius-sarat-mitos/
Nugroho, Agus (2013, 3 Desember). CorakGambar Ilustrasi. Diperoleh 12 April 2014, dari http://senibudayasenirupaa.blogspot.com/2013/12/ilustrasi-cerita.html
(10)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia-Nya dan kebesaran-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga penulisan Tugas Akhir dapat terselesaikan.
Tugas Akhir berisi tentang uraian penelitian berjudul “PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI MITOS HEWAN JAWA BARAT” sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia. Penulis telah berusaha dengan harapan hasilnya akan berguna bagi pembaca. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kekurangan dan kesalahan dalam tugas ini.
Demikian uraian singkat ini, besar harapan agar tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis serta bagi pembaca umumnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Bandung, 15 Agustus 2014
(11)
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Mitos berkaitan erat dengan kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil budi dan akal manusia untuk mempertahankan hidupnya secara turun temurun. Banyaknya kebudayaan yang ada di dunia membuat banyaknya mitos yang berkembang di masyarakat dunia, termasuk di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak kebudayaan. Hal ini yang membuat banyak sekali mitos-mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia seperti mitos seputar alam,mitos kesehatan, mitos kehamilan, mitos perilaku manusia, mitos percintaan dan mitos hewan. Tak terkecuali dengan yang terjadi di Jawa Barat.
Masyarakat di Jawa Barat memiliki ikatan yang erat dengan alam. Itu pula sebabnya masyarakat Jawa Barat sangat memperhatikan kejadian-kejadian alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Selain itu, masyarakat pintar mengkait-kaitkan kejadian satu dengan kejadian lain, yang terkadang kejadian-kejadian aneh atau bersifat kebetulan yang berlangsung pada zaman dahulu juga ikut diceritakan.
Seperti halnya dengan keberadaan hewan yang tidak terlepas keberadaannya dengan mitos yang beredar di dalam budaya tutur dan tulis masyarakat Sunda. Beberapa hewan dicitrakan sebagai sosok tertentu dengan tujuan yang terkadang disembunyikan, hingga mitos diartikan hanya sebuah dongeng yang diceritakan secara turun temurun yang kebenarannya pun masih diragukan, apalagi tidak adanya bukti-bukti ilmiah yang mengatakan tentang hal tersebut meskipun kadang kala ada beberapa orang saksi yang dapat memberikan bukti dari sebuah mitos.
Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni ungkapan dalam budaya tutur berupa pernyataan yang lebih sopan untuk menegur
(12)
2 manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk dilarang, diberitahu atau disuruh. Namun seiring berkembangnya zaman, budaya untuk menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai berkurang. Selain itu, kebiasaan orang tua dulu pada umumnya adalah mendidik anak-anak lewat cerita yang diambil dari tanda-tanda alam termasuk tentang hewan dan tingkah lakunya.
Menurut kuisioner yang disebar di Jalan Kebon Bibit, Bandung pada 17 April 2014, masyarakat yang menjadi target audiens yakni anak-anak kelas 5-6 SD sebagian besar (80%) mempercayai mitos dan 85% mengetahui mitos hewan yang ada meskipun beberapa menjawab mitos yang sama, namun 100% dari mereka tidak memahami fakta dari mitos tersebut karena kurangnya media informasi. Selain itu, 50% merasa takut 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja saat mendengar/melihat mitos hewan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu media informasi bagi anak yang dapat menjelaskan fakta seputar mitos hewan Jawa Barat yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut agar mitos tidak disalah artikan.
I.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas diidentifikasikan sebagai berikut :
- Budaya untuk menegur secara langsung secara bertatap muka sudah mulai berkurang.
- Adanya kekhawatiran saat mendengar/melihat mitos hewan.
- Kurangnya informasi yang didapat tentang mitos hewan Jawa Barat.
- Kurangnya media informasi yang dapat menjelaskan fakta dari mitos-mitos hewan yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut.
(13)
3 I.3. Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
- Bagaimana merancang sebuah media informasi bagi anak yang dapat menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian dari kebudaan tetap ada.
- Bagaimana visualisasi yang sesuai untuk anak.
I.4. Batasan Masalah
Diperlukan batasan mengenai mitos hewan agar lebih terfokus pada permasalahannya. Batasan masalah ini hanya membahas :
- Membahas mitos perilaku hewan yang berkembang di masyarakat kawasan
Kebon Bibit, Bandung dan sesuai bagi anak-anak.
- Penilitian mitos hewan Jawa Barat ini dibatasi untuk pelajar kelas 5-6 SD.
Waktu penelitian pada hari Kamis, 17 April 2014 di SD Pertiwi Bandung yang juga berlokasi di Kebon Bibit, Bandung.
I.5. Tujuan Perancangan
Tujuan dari merancang media informasi ini adalah agar anak-anak tetap mengetahui mitos hewan yang ada namun mengetahui pula fakta dari mitos-mitos hewan tersebut sehingga mitos tidak disalah artikan.
(14)
4
BAB II
TINJAUAN MEDIA INFORMASI BUKU ANAK DAN TINJAUAN FAKTA MITOS HEWAN JAWA BARAT
II.1. Tinjauan Media Informasi Buku Anak
II.1.1.Pengertian Media Informasi
Menurut Heinich (1993), media merupakan alat saluran komunikasi. Media
berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang mempunyai arti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan, baik untuk saat ini ataupun yang akan datang. (Sunarto,2005,hal.6).
Media informasi adalah perantara proses komunikasi yang berguna sebagai ilmu pengetahuan dan penambah wawasan. Media informasi dibagi menjadi 2, yaitu media elektronik dan media cetak. (Madjadikara,2005).
II.1.2. Macam-macam media informasi
- Media elektronik:
Media elektronik adalah media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui barang elektronik. Media elektronik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu media yang hanya bisa didengar (audio) contohnya adalah radio, dan media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual) contohnya televisi, internet dan komputer (Madjadikara,2005). Jenis media ini isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dengan menggunakan teknologi elektro.
(15)
5
Kelebihan media informasi elektronik : sudah dikenal masyarakat, mengikutsertakan semua panca indera, bias menampilkan gerak dan suara, sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.
Kekurangan media informasi elektronik : biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik, perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, perlu terampil dalam pengoperasiannya (Notoadmodjo, 2005).
- Media cetak:
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. (Madjadikara,2005). Contoh media informasi cetak adalah flyer (selebaran), surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster, brosur, foto, buku dll.
Kelebihan media informasi cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan, menambah keinginan belajar.
Kekurangan media informasi cetak : media ini tidak dapat menggunakan efek suara dan gerak, mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005).
II.1.3. Fungsi Media Informasi
Media informasi yang ditunjukkan untuk orang banyak disebut media massa. Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana dikemukakan Harold D. Laswell:
1. Informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain)
(16)
6
II.2. Buku Anak
Buku anak merupakan buku yang ditujukan khusus untuk anak. Buku khusus anak banyak jenisnya seperti buku pop up, kolase, buku cerita, buku bergambar dan masih banyak lagi.
Gambar II.1. Buku Pop Up Sumber :
1.bp.blogspot.com/-OFsa6YERS-k/T8S8WjDwq4I/AAAAAAAAAEE/bGxya9pW6kE/s1600/pop_up_book2-450x338.jpg (22 April 2014)
Gambar II.2. Buku Kolase Sumber :
1.bp.blogspot.com/-- tkTuqmxpis/TiE75G0d8UI/AAAAAAAAAEc/4pe6bVkLkrE/s1600/905110311-My-Adventure-Busy.jpg (22 April 2014)
(17)
7
Gambar II.3. Buku Cerita
Sumber : www.mindtomind.com.my/wp-content/gatalog-2011-BM-22-8.jpg (22 April 2014)
Gambar II.4. Buku Anak Sumber : Pribadi
(18)
8
Gambar II.5. Buku Anak Dua Bahasa Sumber : Pribadi
Gambar II.6. Buku Pengetahuan Dasar Sumber : Pribadi
Gambar II.7. Komik Sumber : Pribadi
(19)
9
Gambar II.8. Buku Dengan Media Bantal
Sumber: bukubantalanak.files.wordpress.com/2012/03/konten-berwudlu-sebelum-sholat-
buku-bantal-buku-bayi-buk-balita-buk-anak-buku-anak-online-www-bukubantalanak-wordpress-com-hp-0812-320-90008.jpg?w=720 (1 Mei 2014)
Gambar II.9. Buku Lipat
Sumber:
4.bp.blogspot.com/_xxNA4I1WfdE/TOW-_HnIkRI/AAAAAAAABM4/ZISuFRuiovY/s1600/bonus_bona_2a.jpg (1 Mei 2014)
II.2.1 Ilustrasi
Ilustrasi merupakan gaya visual yang sering dijumpai pada buku anak. Menurut Adi Kusrianto (2007) Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk memberikan penjelasan atas satu tujuan atau maksud tertentu secara visual. Ilustrasi juga dikatakan sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa mengurai cerita.
(20)
10
Jenis-jenis Teknik Ilustrasi:
Menurut (Agus Nugroho, 3 Desember 2013)
a. Realis: artinya gambar ilustrasi dibuat dengan bentuk objek yang mirip dengan aslinya atau sesuai dengan kenyataan. Baik secara anatomi maupun proporsinya.
Gambar II.10. Ilustrasi Realis
Sumber : www.ericdesign-jogja.com/foto_berita/96ontel.jpg (22 April 2014)
b. Karikatur/ Kartun: artinya gambar ilustrasi yang bentuk objeknya dilebih-lebihkan atau mengalami perubahan (deformasi). Perbedaannya terletak pada tujuan pembuatan, yaitu karikatur bertujuan untuk memberikan kritik atau sindiran secara halus. Sedangkan kartun lebih ditekankan pada penampilan objek yang aneh dan lucu dengan tujuan menghibur.
Gambar II.11. Ilustrasi Kartun
Sumber :bimg.antarnews.com/jogja/2012/07/ori/20120725ilustrasi-kartun.jpg (22 April 2014)
(21)
11
Gambar II.12. Ilustrasi Karikatur Sumber :
3.bp.blogspot.com/_OzVh8FCMNbc/S1ZyterZdkI?AAAAAAAAAFY/_VeRmufC0ns/s1 600-h/karikatur.jpg (22 April 2014)
c. Dekoratif: Objek yang digunakan dalam gambar ilustrasi dekoratif sudah mengalami penggayaan (stilasi) yaitu perubahan bentuk dengan cara menambah atau mengurangi garisnya tanpa meninggalkan bentuk objek aslinya.
Gambar II.13. Ilustrasi Dekoratif
Sumber : Abunnada.files.wordpress.com/2010/02/jokojoko001-copy.jpg (22 April 2014)
d. Ekspresionis: Gambar ilustrasi dengan bentuk ini lebih menekankan pada ekspresi pembuatnya. Biasanya banyak dijumpai pada jenis ilustrasi pada karya sastra, lukisan.
(22)
12
Gambar II.14. Ilustrasi Ekspresionis Sumber :
3.bp.blogspot.com/-Ey-0mCB44gg/TtYqx3wAOZI/AAAAAAAAAEU/GGJqCrUzMls/s1600/SENI+3.jpg (22 April 2014)
Untuk gaya ilustrasi dan pendekatan penyampaiannya di beberapa negara berbeda. Beberapa Negara yang memiliki gaya ilustrasi dan penyampaian pendekatannya sendiri adalah:
a. Amerika
Amerika Serikat adalah negara yang banyak berpengaruh dalam perkembangan gaya ilustrasi seperti gaya ilustrasi Marvel, Disney, Pixar dll. Untuk pendekatan penyampaiannya, Amerika lebih menggunakan imajinasi dan fantasi yang jarang ditemukan di dunia nyata.
b. Eropa
Untuk Eropa, Ilustrasi lebih mengarah ke gaya ilustrasi Prancis. Julien Rosa merupakan salah satu ilustrator dari Paris yang memiliki gaya ilustrasi sendiri. Gaya ilustrasinya memiliki kesan sederhana, tidak beraturan. Namun ilustrasi gaya Eropa terus menurun.
c. Asia
Untuk kawasan Asia, yang banyak memberi pengaruh adalah Jepang. Gaya ilustrasi manga sudah dikenal dan bahkan mempengaruhi gaya ilustrasi di dunia. Untuk pendekatan penyampaiannya, Jepang lebih mendekatkan pada penggambaran kehidupan sehari-hari sehingga bisa dibilang lebih bisa masuk akal dibandingkan Amerika.
(23)
13
d. Indonesia
Gaya ilustrasi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh gaya ilustrasi Amerika dan Jepang namun ada pula yang ditambahkan dengan gaya humor. Untuk pendekatan penyampaiannya, biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari atau terkadang juga berupa fantasi.
II.3. Tinjauan Mitos Hewan di Jawa Barat
II.3.1. Pengertian Mitos
Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib (kamus besar Bahasa Indonesia).
William A. Havilland (seperti dikutip Sutardi, 2007) mitos adalah cerita mengenai peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir kehidupan manusia. Mitos merupakan gambaran dan penjelasan tentang keteraturan alam semesta yang menjadi latar belakang perilaku yang teratur.
Mitos adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara (a type of speech).Tentu saja mitos bukanlah pembicaraan atau wicara yang sembarangan.Tetapi yang harus ditetapkan secara tegas pada awalnya adalah bahwa mitos adalah suatu sistem komunikasi, bahwa mitos adalah suatu pesan. Kuno atau tidak, mitologi hanya dapat memiliki suatu fondasi historis, karena mitos merupakan semacam wicara yang dipilih oleh sejarah. (Barthes,1957).
Dari pengertian mitos yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa mitos adalah suatu cerita, pendapat atau anggapan dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah berlaku pada suatu masa dahulu, yang kebenarannya belum tentu benar adanya.
(24)
14
Mitos merupakan bagian dari budaya dan kearifan lokal yang merupakan seni ungkapan dalam budaya tutur berupa pernyataan yang lebih sopan untuk memperingati manusia terutama anak-anak karena anak-anak lebih susah untuk dilarang, diberitahu atau disuruh.
II.3.2. Perkembangan Mitos
Mitos bermula dari konotasi yang telah menetap di masyarakat, sehingga pesan yang didapat dari mitos tersebut sudah tidak lagi dipertanyakan oleh masyarakat. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Secara historis, sebenarnya mitos adalah nenek moyang sejarah. Keduanya sama-sama berupaya menceritakan masa lalu dengan caranya masing-masing.
Seringkali mitos disamakan dengan legenda. Namun dari segi tujuan sangatlah berbeda. Mitos bertujuan untuk mengubah atau membentuk kepribadian, hidup dan perilaku manusia sedangkan legenda tidak bermaksud mengubah kehidupan manusia. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Salah satu mitos yang terkenal adalah mitos yang berasal dari Yunani. Meskipun berbeda, masyarakat Barat memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Yunani. Sebagaimana masyarakat Yunani, mitologi juga banyak menarik bagi masyarakat Barat.
Pengaruh mitos-mitos Yunani terhadap masyarakat Barat dapat dilihat dari banyaknya istilah atau nama-nama yang diambil dari nama-nama dewa dalam mitologi Yunani, seperti Titans, Eros, Aether, Urasnus, Electra, Hera, Apollo, Mars, Hermes. Di masa modern, Barat pun mengembangkan mitos-mitos yang mirip dengan mitologi Yunani. Bisa dibandingkan, bagaimana produktifnya masyarakat Yunani dalam memproduksi mitos-mitos dengan masyarakat Barat dalam memproduksi berbagai mitos.
(25)
15
II.3.3. Mitos di Indonesia
Sama halnya dengan Yunani yang produktif dalam mebuat mitos dan Barat yang memproduksi mitos, di Indonesia hampir setiap daerah memiliki mitos tersendiri. Bahkan setiap kota satu dengan yang lain memiliki cerita mitos yang berbeda walaupun mungkin memiliki inti cerita yang sama. Mitos tersebut diantaranya :
a. Mitos Seputar Alam
Contoh : Petir disiang hari yang cerah tanpa awan mendung pertanda akan ada tokoh masyarakat yang meninggal, atau akan datang bencana besar didaerah tersebut.
b. Mitos Kesehatan
Contoh : Tidak boleh mandi pada saat malam, karena akan menyebabkan rematik
c. Mitos Kehamilan
Contoh : Apabila orang hamil sedang ngidam maka harus dipenuhi, jika tidak kelak anaknya akan suka ngeces/ileran.
d. Mitos Perilaku Manusia
Contoh : Jangan duduk diatas bantal, karena dipercaya akan bisulan.
e. Mitos Percintaan
Contoh : Jangan memberi saputangan pada pasangan karena akan berakibat perpisahan tanpa sebab.
(26)
16
II.3.4. Mitos Hewan
Mitos hewan memang ada yang menganggapnya dongeng tapi ada pula yang mempercayainya. Karena begitu luasnya suatu mitos hewan beredar di masyarakat sehingga masyarakat tidak memperdulikan kebenaran atau tidaknya suatu mitos hewan. Berikut adalah beberapa mitos hewan yang ada:
a. Manuk Prenjak Pager (burung prenjak pagar)
Gambar II.15.Manuk Prenjak Pager
Sumber: http://farm8.staticflickr.com/7133/6936762804_ff592e5e9d_o.jpg (02 Desember 2013)
Menurut orang Jawa Kuno tepatnya di Kota Jogjakarta, Jawa Tengah terdapat mitos jika burung ini muncul dan berkicau di sekitar rumah, artinya pemilik rumah akan kedatangan tamu. Jika posisi burung tepat berada didepan atas sisi kanan rumah maka pertanda tamu yang datang membawa kebaikan, tapi apabila burung berada di belakang atau sisi kiri rumah, menandakan akan adanya tamu yang membawa petaka.
b. Kucing emas
Gambar II.16. Kucing emas
Sumber: http://alamendah.files.wordpress.com/2012/03/kucing-emas.jpg (02 Desember 2013)
(27)
17
Menurut orang Sumatera, kucing emas merupakan simbol dari jimat penangkal bala. Kucing emas termasuk salah satu satwa yang dikeramatkan dan dianggap mempunyai tuah. Bagian tubuhnya dijadikan jimat dan penangkal bala (kecelakaan) seperti bulu kumis dan kuku cakarnya yang dipercaya mampu menangkal teluh atau santet. Dagingnya, dapat membuat badan orang yang memakannya menjadi kebal terhadap benda tajam, mampu memiliki gerakan segesit kucing emas, dan tidak mudah terlihat oleh mata orang-orang normal.
c. Naga
Menurut orang Kalimantan khususnya daerah Sungai Mahakam, naga merupakan simbol dari makhluk penjaga sungai. Masyarakat Kalimantan percaya bahwa terdapat seekor ular naga raksasa yang menjaga Sungai Mahakam. Konon katanya, saking besarnya naga tersebut, disebutkan bahwa kepalanya ada di Kota Tenggarong dan ekornya sampai Kota Samarinda. Sebagai wujud kepercayaan masyarakat tersebut, maka diadakanlah ritual peluncuran Naga Erau di Sungai Mahakam yang disisipkan sebagai salah satu bagian dari rangkaian upacara adat Erau di Kota Tenggarong, Kab Kutai Kartanegara.
d. Laba-laba
Gambar II.17.Laba-laba
Sumber: http://mimpipribumi.files.wordpress.com/2010/10/wasp-spider.jpg (02 Desember 2013)
(28)
18
Menurut kepercayaan orang Sulawesi, tepatnya Gorontalo seekor laba-laba yang jatuh di hadapan seseorang, dianggap sebagai pertanda ada saudara atau kerabat dekat yang meninggal dunia. Kepercayaan tersebut hingga kini masih bertahan di tengah masyarakat Gorontalo, terutama di daerah pedesaan, di mana alam lingkungan yang ada di sana masih cukup relevan dengan mitos-mitos yang berkembang.
II.3.5. Mitos Hewan Jawa Barat
Secara geografis, Jawa Barat merupakan tempat lahir dan bertumbuhnya kebudayaan Sunda. Jawa Barat juga merupakan daerah kepulauan yang biasa disebut kepulauan Nusantara. Istilah itu dipakai dari abad ke 14 Masehi yaitu zaman Majapahit.
Berikut ini adalah mitos hewan yang berkembang menurut masyarakat di kawasan Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat. Pada Kamis, 17 April 2014 disertai dengan fakta menurut Cece Sobarna selaku pakar budaya dan beberapa narasumber seperti mahasiswa biologi dan ustadz.
- Bilaada anjing melolong tengah malam bermakna ada roh gentayangan.
Faktanya : Mitos ini dibuat agar anak-anak lekas tidur.
- Suara ayam jago pertanda adanya malaikat.
Faktanya : Mitos ini digunakan orang tua zaman dulu agar anak-anak mau melakukan sholat shubuh.
Selain itu, mitos ini memang benar adanya seperti yang dijelaskan dalam Hadist Rasulullah SAW dibawah ini :
“bila engkau mendengar suara ayam jantan maka mintalah karunia kepada Allah karena ia melihat malaikat” (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
(29)
19
- Bila melihat kucing hitam pertanda akan mendapat kesialan.
Faktanya : Mitos ini bertujuan agar manusia lebih berhati-hati saat beraktifitas, apalagi saat malam hari karena warna kucing hitam itu gelap sehingga menyebabkan sering mendapat sial yakni tersandung hingga jatuh.
- Suara tokek bermakna akan adanya keberuntungan.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau sholat. Karena pada zaman dahulu, salah satu sahabat Rasul mendengar suara tokek dirumahnya sehingga ia terbangun dari tidurnya dan dapat melakukan sholat. Inilah alasan mengapa tokek dianggap membawa keberuntungan.
- Bila ada ular masuk kedalam rumah pertanda akan mendapat bencana.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia menjaga rumah dengan baik dan tidak terlalu sibuk padahal-hal yang tidak penting.
Manusia dulu hidup dekat dengan alam, tempat mereka berlindung sering kedatangan hewan-hewan salah satunya adalah ular yang terkadang membawa bencana, sehingga mitos ini pun muncul.
- Bila ada gagak berkicau dan berkeliaran diatas rumah bermakna adanya
kematian.
Faktanya : Sama seperti kucing hitam, mitos ini digunakan agar anak-anak tidak main di malam hari.
- Suara burung hantu pertanda adanya hantu.
Faktanya : Burung hantu merupakan hewan nocturnal (beraktifitas dimalam hari) sehingga mitos ini dibuat agar anak-anak tidak keluar rumah saat malam hari.
- Bila ada suara burung uncuing bermakna akan ada yang meninggal.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar manusia tidak malas beribadah dan berdoa agar panjang umur.
(30)
20
- Bila ada kupu-kupu masuk kedalam rumah pertanda akan ada tamu.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak mau membantu orang tuanya dan tidak malas membersihkan rumah.
- Bila ikan peliharaan mati secara tiba-tiba pertanda akan mendapat musibah.
Faktanya : Mitos ini digunakan agar anak-anak merawat peliharaan dengan baik meningat anak-anak selalu ingin memelihara hewan namun malas merawatnya.
- Bila tiba-tiba didalam sumur ada ikan bermakna akan mendapat rezeki.
Faktanya : Mitos ini digunakan hanya untuk menyindir agar manusia selalu berdoa dan berusaha bila menginginkan sesuatu karena tidak ada sesuatu yang terjadi tiba-tiba.
II.4. Studi Lapangan
Untuk mendapat data yang diinginkan, dengan tujuan untuk mengetahui berapa persenkah masyarakat yakni anak-anak yang mempercayai akan adanya mitos-mitos hewan di Jawa Barat, maka dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada target audiens yakni pelajar SD Pertiwi Bandung yang berada di daerah Kebon Bibit, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 17 April 2014. Kuisioner tersebut berisikan nama, umur, percaya terhadap mitos atau tidak mitos hewan apa yang diketahui, dan yang terakhir adalah fakta yang mereka ketahui dari mitos tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada 20 pelajar kelas 5-6 SD. Pada 20 kuisioner yang disebar yang dapat dianalisis adalah seluruhnya (100%).
II.4.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden berdasarkan jenis kelamin, 10 orang (50%) responden adalah siswi SD perempuan sedangkan 10 orang lainnya (50%) adalah siswa SD laki-laki. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat dari table berikut:
(31)
21
No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentasi
1 Siswi SD Perempuan 10 50%
2 Siswa SD Laki-laki 10 50%
Total 20 100%
Tabel II.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada target audiens yakni pelajar SD kelas 5-6 SD Pertiwi di Jalan Kebon Bibit, Bandung didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel II.2. Diagram tingkat kepercayaan mitos
Seperti yang terlihat pada diagram bahwa 80% dari responden yakni siswa dan siswi kelas 5-6 SD masih mempercayai mitos, sedangkan 20% tidak mempercayainya. 60% siswa laki-laki percaya terhadap mitos sedangkan siswi perempuan 100% percaya.
80% 20%
Kepercayaan Mitos
percaya tidak
(32)
22
Tabel II.3. Diagram kepercayaan macam-macam mitos hewan
Menurut hasil kuisioner 15% mengetahui mitos tentang kucing hitam, 10% mengetahui mitos anjing, 15% mengetahui mitos burung uncuing, 20% mengetahui mitos kupu-kupu, 25% mengetahui mitos hewan yang lainnya dan 15% tidak mengetahui mitos hewan yang ada.
Tabel II.4. Diagram perasaan saat melihat/mendengar mitos hewan
Dari hasil kuisioner diketahui bahwa 50% dari responden yakni siswa dan siswi kelas 5-6 SD merasa takut, 30% merasa khawatir dan 20% merasa biasa saja saat
15% 10% 15% 20% 25% 15%
Kepercayaan Macam-Macam Mitos
Hewan
kucing hitam anjing burung uncuing kupu-kupu lain-lain tidak tahu 50% 30% 20%Perasaan saat melihat/mendengar mitos
hewan
takut khawatir biasa saja
(33)
23
melihat/mendengar mitos hewan tersebut. Untuk fakta seputar mitos hewan 100% dari target audiens tidak mengetahuinya.
Dengan adanya hasil kuisioner diatas diketahui bahwa mitos hewan masih dipercayai oleh sebagian besar target audiens. Sehingga dibutuhkan media informasi yang dapat menjelaskan fakta yang merupakan kebenaran dari mitos tersebut atau alasan adanya mitos tersebut sehingga mitos yang merupakan bagian dari kebudaan tetap ada dan sehingga menambah pengetahuan target audiens.
II.5. Khalayak Sasaran
Perancangan media informasi ini ditujukan pada anak-anak pelajar kelas 5-6 SD dengan rincian sebagai berikut :
Demografi
- Kelompok usia 5-6 SD
Anak-anak usia pelajar kelas 5-6 SD dijadikan target audiens karena mereka lebih memiliki pengetahuan yang luas dibandingkan anak usia dibawahnya.
- Pekerjaannya adalah pelajar SD
Status Ekonomi Sosial
- Kalangan ekonomi menengah atas
Status Ekonomi Sosial menengah atas dijadikan target audiens karena kalangan ini kurang begitu mengenal mitos namun lebih mau belajar dibandingkan kalangan dibawahnya.
(34)
24
Psikografi
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedikit kritis dalam berfikir, suka akan hal yang belum begitu dimengerti serta bisa membedakan antara khayal dan realistis.
Geografi
(35)
25 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1. Strategi Perancangan
Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan menampilkan konsep desain visual yang menarik. Dengan menggunakan visual yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari maka dipilihlah buku ilustrasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang mitos hewan Jawa Barat disertai dengan fakta seputarnya agar mereka tahu salah satu kebudayaan Jawa Barat yang ada. Dengan tampilan visual yang dibuat dengan pendekatan karakter anak-anak dan menyesuaikan dengan temanya yakni mitos hewan Jawa Barat yang akan ditampilkan yaitu mitos hewan dan fakta-fakta seputarnya. Selain itu, elemen-elemen lain juga dibuat berdasarkan pendekatan visual sesuai dengan target audiensnya.
III.1.1. Pendekatan Komunikasi
Pendekatan Visual: Target audiens mempengaruhi visual yang diinginkan. Karena target audiensnya adalah anak-anak maka visual yang akan ditampilkan adalah visual ilustrasi kartun karena apabila visual fotografi mereka akan cepat bosan. Selain itu, dengan ilustrasi akan memancing imajinasi mereka.
Pendekatan Verbal :
Pemilihan gaya bahasa sangat berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh audiens. Bahasa Sunda dipilih sebagai identitas dari mitos hewan Jawa Barat. Sedangkan Bahasa Indonesia dipilih agar pembaca (baik target audiens ataupun bukan) mengerti isi dari informasi. Bahasa Indonesia yang dipilih adalah Bahasa Indonesia sehari-hari mengingat target audiensnya merupakan anak-anak. Untuk itu, strategi komunikasi ini adalah menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia.
(36)
26 III.1.2. Strategi Kreatif
Strategi kreatifnya yaitu menampilkan konsep desain visual berupa illustrasi. Selain itu, strategi kreatifnya adalah memvisualisasikan mitos dan melipat beberapa bagian halaman serta menggunakan 2 bahasa untuk setiap percakapannya, yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia sehari-hari. Strategi yang lain yakni menambahkan fakta-fakta dari ilmu sains dan agama.
III.1.3. Strategi Media
Pemilihan media utama yang digunakan sebagai media informasi ini adalah media informasi yang dapat dengan mudah diakases sesuai dengan karakteristik target audiens. Buku merupakan media informasi yang sesuai dengan target audiens karena tidak membutuhkan media lain. Disamping itu, buku tetap dibutuhkan hingga saat ini dan bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui informasi yang lebih informatif.
Maka dipilihlah buku ilustrasi sebagai media utama karena lebih memperlihatkan visual sehingga lebih disukai target audiens. Tak lupa media pendukung lainnya seperti poster, flyer dan beberapa media pendukung lainnya. Media-media tersebut adalah :
- Poster - Flyer - X-banner - Flag Chain - Sticker - Box Display - Kupon Berhadiah - Buku Catatan - Tempat Pensil - Tempat Minum
(37)
27
- Kaos - Totebag - Penggaris - Pembatas Buku
III.1.4. Strategi Distribusi
Media utama buku ilustrasi ini akan ditawarkan ke toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung karena toko tersebut sudah dikenal oleh semua kalangan. Dalam pemilihan penerbit, penerbit Dar! Mizan dipilih karena merupakan penerbit yang mengkhususkan buku-buku anak, selain itu penerbit ini berasal dari Bandung sehingga dirasa tepat dengan buku Mitos Hewan Jawa Barat.
III.1.4.1. Jadwal Penyebaran
Media
Tahapan
Juli Agustus September Oktober November Desember Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Buku Poster Flyer X-Banner Flag Chain Sticker Box Display Kupon Berhadiah Buku Catatan Tempat Pensil Tempat Minum
(38)
28 Totebag Penggaris Pembatas Buku
Tabel III.1. Tabel Jadwal Penyebaran
Buku ini dijadwalkan akan terbit pada Juli 2014 sampai Desember 2014. Karena pada Bulan Juli bertepatan dengan liburan sekolah anak-anak begitu pula dengan Desember. Untuk media pendukung seperti poster, X-Banner dan flag chain digunakan sebagai media pengingat sehingga digunakan pada awal minggu di awal peluncuran buku, pertengahan minggu di pertengahan bulan setelah peluncuran, dan di akhir minggu di akhir peluncuran. Sedangkan untuk flyer disebarkan lebih awal sebagai upaya promosi.
III.2. Konsep Visual
III.2.1. Format Desain
Format desain buku ini adalah landscape, karena memberi kesan yang lebih luas sehingga ilustrasi dapat dengan mudah divisualisasikan. Selain itu dengan ukuran 22 x 18 cm dibaca dengan arahan dari kiri ke kanan. Pemilihan format ini lebih memudahkan target audiens untuk memegang dan membaca buku.
18 cm 18 cm
22 cm 22 cm
(39)
29 III.2.2. Tata Letak (Layout)
Untuk layout, peletakkan tata visual lebih ditonjolkan untuk menjadikannya sebagai pusat perhatian. Hal ini bertujuan agar target audiens langsung terfokus pada visualnya ketika membaca buku tersebut. Tata letak dalam perancangan buku ilustrasi ini memberikan kesan seimbang tetapi tetap menampilkan kesan visual yang dinamis.
Gambar III.2. Tata Letak/Layout.
III.2.3. Tipografi
Peranan tipografi cukup besar dalam media perancangan ini, karena jika pemilihan tipografi kurang tepat maka pesan tidak akan tersampaikan. Untuk font menggunakan beberapa jenis sehingga sesuai dengan konsep. Seperti yang terlihat pada tata letak kedua, ada 5 letak untuk teks sehingga membutuhkan 5 jenis font yang berbeda.
Ilustrasi dan Teks atau Ilustrasi/Teks
Ilustrasi dan Teks
Ilustrasi dan Teks Teks
Teks Teks
Teks
Ilustrasi catatan dan teks
(40)
30 Yiggivoo Unicode:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Yiggiivoo Unicode digunakan sebagai judul dan nomor halaman karena berkesan formal.
Kristen ITC:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Kristen ITC digunakan untuk font dalam bubble talk di dalam ilustrasi utama karena cocok untuk ilustrasi bagi anak.
Thin Pencil Handwriting :
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Thin Pencil Handwriting digunakan karena font ini berada di atas catatan dan font ini pun terlihat seperti tulisan tangan.
Gabriola :
(41)
31
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font Gabriola digunakan untuk menjelaskan mitos. Font ini dipilih karena mitos dan fakta-faktanya yang disampaikan ingin disampaikan secara tidak menakut-nakuti namun terkesan serius.
Permanent Marker:
The quick brown fox jump over the lazy dog.
1234567890
The quick brown fox jump over the lazy dog. 1234567890
Font ini digunakan karena digunakan sebagai font untuk pengetahuan sehingga membutuhkan font yang terlihat seperti spidol.
Sedangkan untuk judul pada cover menggunakan font Yarborough.
The quick brown fox
jump over the lazy
dog. 1234567890
III.2.4. Ilustrasi
Ilustrasi pada perancangan buku bergambar mitos ini bertemakan kekeluargaan. Studi karakter pun dilihat dari beberapa referensi, seperti:
(42)
32 Gambar III.3. Referensi Ilustrasi
Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/_yJsB5-oVISo/S6oWE-PjTMI/AAAAAAAAACk/yx0gx9CtAl8/s1600/doraemon.gif (25 Juni 2014)
Gambar III.4. Referensi Ilustrasi
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/2/28/Sakura-familylow.jpg (25 Juni 2014)
Ilustrasi yang akan digunakan dalam buku yang akan dibuat adalah ilustrasi vektor sederhana. Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku memiliki latar tempat disekitar rumah agar member kesan dekat dengan pembaca.
(43)
33 Gambar III.5. Ilustrasi Cover
Sumber : Dokumen pribadi
Seperti yang telah disebutkan, ilustrasi berada di sekitar rumah. Disini terlihat sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, 2 orang anak, nenek dan ibu sedang berbincang-bincang. Nenek tersebut terlihat diibaratkan sedang memberi tahu tentang mitos dan fakta hewan yang ada. Selain itu terdapat pula hewan-hewan yang dijadikan mitos didalam buku.
III.2.4.1 Studi Karakter
Dalam pembuatan karakter terlebih dahulu melakukan studi. Dari hasil studi kemudian dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi sketsa dan diproses menjadi sebuah ilustrasi vektor. Karakter-karakter manusia ini disesuaikan dengan target audiensnya, yaitu anak kelas 5-6 SD beserta keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan nenek.
Studi karakter:
Studi Karakter
Ayah
(Asep) Usianya 37
tahun Berkumis
(44)
34 Sumber : http://sin.stb.s-msn.com/i/1D/ 336C49A33BDFB3C 3DC2692F0288B1C.jpg
(15 Agustus 2014).
Sumber : Dokumen pribadi Sumber: Dokumen pribadi Ibu (Heti) Sumber : http://t1.gstatic.com/images ?q=tbn:ANd9GcSTSV6ayu TvI7vvwaayi03iTyeV2XdX hBySu44u1yBk7e6UN3OA
(15 Agustus 2014).
Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi Usianya 34 tahun Kulit putih bersih Nenek (Kokom) Sumber : http://ardiantodamas.files. wordpress.com/2008/ 09/nenek3.jpg (15 Agustus 2014).
Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi Usianya 60 tahun Cerewet tapi baik Aa (Surya) Usianya 12 Kelas 6 SD Seperti
(45)
35 Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi umumnya yang senang bermain. Eneng (Winda) Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi Sumber : Dokumen pribadi Usianya 10 tahun Kelas 5 SD Seperti
anak-anak pada umumnya yang senang bermain.
Gambar III.6. Studi Karakter
III.2.4.2 Studi Visual
Rumah
Gambar III.7. Studi Rumah
Sumber : http://nul.is/wp-content/uploads/2013/01/Desain-Rumah-Sederhana.jpg (25 Juni 2014)
(46)
36 Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang Tamu
Gambar III.9. Studi Ruang Tamu
Sumber : http://www.omahimpian.com/wp-content/uploads/2014/01.jpg (25 Juni 2014)
Gambar III.10. Ilustrasi Ruang Tamu Sumber : Dokumen Pribadi
Ruang Keluarga
Gambar III.11. Studi Ruang Keluarga
Sumber : http://www.rumahku.com/images/view/users/fullsize/2013/03/5139ad9f-7b7c-485a-846b-5ffbca2ba9b3.jpg (25 Juni 2014)
(47)
37 Gambar III.12. Ilustrasi Ruang Keluarga
Sumber : Dokumen Pribadi
Kamar Anak Perempuan
Gambar III.13. Studi Kamar Anak Perempuan
Sumber : http://www.tokomeubel.com/wp-content/uploads/2012/05/Kamar-Set-Anak-Perempuan-KSA-03.jpg (25 Juni 2014)
Gambar III.14. Ilustrasi Kamar Anak Perempuan Sumber : Dokumen Pribadi
Kamar Anak Laki-laki
Gambar III.15. Studi Kamar Anak Laki-laki
Sumber : http://www.davyn-furn.com/wp-content/themes/theme1051/images/DN08.jpg (25 Juni 2014)
(48)
38 Gambar III.16. Ilustrasi Kamar Anak Laki-laki
Sumber : Dokumen Pribadi
Lapangan Bermain
Gambar III.17. Studi Lapangan
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/_1vx_1p_h6fk/
S_vVH0zHozl/AAAAAAAAANI/rDh_RvkrPk0/s1600/anak-main-bola.jpg
(29 Juni 2014)
Gambar III.18. Ilustrasi Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi
Bukit
(49)
39 Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-9QtEGGKTqjw/UXqa2mq66NI/AAAAAAAAGBU/
8QO9GU1EQhE/s1600/bukit+teletubies+gunung+prau.jpg (29 Juni 2014)
Gambar III.20. Ilustrasi Bukit Sumber : Dokumen Pribadi
(50)
40 Gambar III.21. Sketsa dan Hasil Ilustrasi Hewan.
III.2.4.3 Studi Properti Bola
Gambar III.22. Studi Bola Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/- VqQyL3B7m_k/TwuroUO8jjI/AAAAAAAAAD4/1rX2lGMakzY/s1600/cara-tendang-bola.jpg
(1 Juli 2014)
(51)
41 Sumber : Dokumen Pribadi
Aquarium
Gambar III.24. Studi Aquarium
Sumber : http://scientiats.files.wordpress.com/2011/11/dscn03191.jpg (2 Juli 2014).
Gambar III.25. Ilustrasi Aquarium Sumber : Dokumen Pribadi
Notes
Gambar III.26. Studi dan Ilustrasi Notes Sumber : Dokumen Pribadi
III.2.5. Warna
Warna adalah elemen pendukung agar isi lebih menarik perhatian pembaca. Warna yang terdapat dalam perancangan buku ilustrasi ini adalah full color
(52)
42 sehingga memberikan kesan ceria dikalangan target audiens dan mengingat banyaknya objek yang akan ditampilkan. Warna utama yang digunakan adalah coklat muda karena menurut psikologi, dominasi warna ini akan memberi kesan hangat dan nyaman.
Sedangkan merah, hijau, biru, kuning, hitam, ungu beserta turunan warnanya merupakan warna pendukung sehingga apa yang diinginkan dari buku ini tercapai. Contoh warna utama yang digunakan :
Gambar III.27. Warna Sumber : Dokumen Pribadi
(53)
43 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Buku Ilustrasi Mitos Hewan Jawa Barat dan Faktanya
Media utama diproduksi dengan ukuran 22 cm x 18 cm. Pertimbangan ukuran ini adalah karena ukuran ini disesuaikan dengan ukuran tangan anak, dan mirip dengan ukuran-ukuran buku anak lainnya yang dijual di toko-toko buku terkemuka. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 150 gr karena bagian bawah dari buku ini dilipat. Sedangkan untuk cover menggunakan hardcover laminasi doff karena sifatnya yang kuat dan tebal sehingga menjaga agar bagian dalam buku tidak mudah rusak. Dicetak dengan dengan teknik cetak offset.
IV.1.1. Teknik Produksi Media Utama
Tahap awal produksi adalah dimulai dengan memproduksi sejumlah sketsa menggunakan pensil 2B di kertas HVS kosong. Sketsa halaman dibuat perhalaman buku yang didapat dari sejumlah referensi visual. Setelah sketsa selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu memproses sketsa pensil menjadi bentuk digital. Langkah pertama adalah dengan melakukan scan, sketsa discan dengan resolusi 300dpi sehingga menghasilkan file .jpeg.
(54)
44 Kemudian hasil digitalnya yang berupa file .jpeg diolah dengan vektor yang terdapat pada software Adobe Illustrator cs5 setelah itu diberi warna dengan menggunakan software yang sama.
Gambar IV.2. Proses Pengolahan Gambar di Adobe Ilustrator.
Setelah vektor dibuat, vektor ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 agar ukurannya tepat (22 x 18 cm).
Gambar IV.3. Proses Pengolahan Ukuran Gambar di Adobe Photoshop.
Disimpan agar menjadi file .jpeg. Langkah selanjutnya adalah penataan layout. File .jpeg yang telah disimpan tadi dikerjaan kembali menggunakan Adobe Illustrator cs5. Teks yang berisi pesan atau narasi percakapan dimasukan dan disusun sedemikian rupa agar komposisi menarik, informatif. Mode warna yang digunakan adalah CMYK karena pengerjaannya dilakukan didalam komputer sehingga warna yang dihasilkan akan sama dengan warna yang ada pada komputer.
(55)
45 Gambar 1V.4. Penataan Layout.
Setelah itu, dibuat tambahan 19.5 x 4 cm untuk bagian yang dilipat sehingga menghasilkan ukuran 22 x 22 cm. Tahap pembuatan halaman untuk bagian disebelah kanan pun selesai.
Untuk halaman disebelah kiri, melalui tahapan yang sama yaitu membuat vektor di Adobe Illustrator cs5, dijadikan ukuran 22 x 18 cm di Adobe Photoshop cs5 lalu membuat layout dengan Adobe Illustrator cs5.
Gambar 1V.5. Penataan Layout.
Karena hasil akhir nanti dicetak secara bolak-balik maka gambar dihalaman kiri harus menggunakan 19.5 x 4 cm bagian bawah dari halaman sebelumnya untuk mengganti bagian yang dilipat. Pada tahap ini vektor dihalaman sebelumnya yang telah dilayout kembali ditarik menuju Adobe Photoshop cs5 dan bagian yang diinginkan dicrop hingga menghasilkan file .jpeg
(56)
46 Gambar 1V.6. Hasil Crop.
File hasil crop tadi dimasukan kedalam vektor lalu dirotate 1800.
Gambar 1V.7.Penyatuan Gambar.
Tahap pembuatan secara digital pun selesai, lalu dicetak secara bolak-balik menggunakan kertas Artpaper 150gr ukuran A3+ sehingga cukup untuk 2 gambar bolak-balik. Setelah tercetak, kertas dipotong dan dilipat secara manual. Tahap akhir adalah memberikan cover barupa hardcover laminasi doff.
Gambar 1V.8. Hasil Akhir Buku. Sumber : Dokumen Pribadi
(57)
47 IV.2. Media Pendukung
IV.2.1. Poster
Ukuran poster yang digunakan adalah A3 atau setara dengan 42 cm x 29.7 cm ukuran ini sesuai dengan ukuran poster promosi pada umumnya. Menggunakan kertas Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul dan karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor. Menggunakan teknik cetak offset. Poster ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku.
IV.2.1.1. Teknik Produksi Media Poster
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.9. Pembuatan Poster.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 260gr.
Gambar 1V.10. Hasil Akhir Poster. Sumber : Dokumen Pribadi
(58)
48 IV.2.2. Flyer
Ukuran flyer yang digunakan adalah 13,5 cm x 7,5 cm agar sesuai genggaman anak, dikertas berjenis Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena Artpaper ini tidak terlalu kaku. Menggunakan Artpaper 150gr dengan teknik cetak offset. Flyer ini dibagikan di mall, sekolah, dan tempat bermain.
IV.2.2.1. Teknik Produksi Media Flyer
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 7 lembar flyer.
Gambar 1V.11. Pembuatan Flyer.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 150gr. Setelah itu dipotong secara manual.
Gambar 1V.12. Hasil Akhir Flyer. Sumber : Dokumen Pribadi
(59)
49 IV.2.3. X-Banner
Media yang digunakan untuk mempromosikan buku ilustrasi ini ke pasaran adalah media X-Banner ukurannya yakni 60 x 160 cm. Menggunakan bahan Flexi Korea karena teksturnya yang halus dengan teknik cetak digital printing. X-banner ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku.
IV.2.3.1. Teknik Produksi Media X-Banner
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran 60 x 160 cm.
Gambar IV.13. Pembuatan X-Banner.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan bahan Flexi Korea.
Gambar 1V.14. Hasil Akhir X-Banner Sumber : Dokumen Pribadi
(60)
50 IV.2.4. Flag Chain
Ukuran flag chain yang digunakan adalah 12 x 14.5 cm ukuran ini sesuai dengan ukuran flag chain pada umumnya. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 150 gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul dicetak dengan teknik cetak offset. Flag chain ini diaplikasikan tidak jauh dari display penjualan buku di toko buku
IV.2.4.1. Teknik Produksi Media Flag Chain
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar IV.15.Pembuatan Flag Chain.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 150 gr ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual dan diberi benang agar bisa digantung
Gambar 1V.16. Hasil Akhir Flag Chain. Sumber : Dokumen Pribadi
(61)
51 IV.2.5. Sticker
Sticker sebagai media penunjang dapat diaplikasikan oleh target audiens dibenda-benda yang sering ia jumpai seperti cermin, buku tulis, lemari dan sebagainya. Sticker ini merupakan media yang praktis karena penggunaannya dapat disesuaikan dengan target audiens. Sticker didapat setelah pembeli membeli buku. Material kertas sticker vynil karena sticker jenis ini memiliki keunggulan anti air. Teknik cetak offset.
IV.2.5.1. Teknik Produksi Media Sticker
Sticker dibuat menggunakan beberapa elemen yang ada pada buku utama dan dikerjakan di Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar IV.17.Pembuatan Sticker.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker vynil A3. Setelah itu dipotong secara manual.
Gambar 1V.18. Hasil Akhir Sticker Sumber : Dokumen Pribadi
(62)
52 IV.2.6. Box Display
Ukuran box display yang digunakan adalah 29 x 25 x 9 cm sehingga cukup untuk beberapa buku, menggunakan bahan infraboard agar mudah dipotong dan Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul. Menggunakan teknik cetak offset. Box display ini diletakan ditempat media utama diletakan.
IV.2.6.1. Teknik Produksi Media Box Display
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.19. Pembuatan Box Display.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada infraboard yang telah dibuat.
Gambar 1V.20. Hasil Akhir Box Display. Sumber : Dokumen Pribadi
(63)
53 IV.2.7. Kupon Berhadiah
Ukuran kupon yang digunakan adalah 14 x 7 cm ukuran ini digunakan agar tidak menonjol di dalam buku. Menggunakan kertas berjenis Artpaper agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena Artpaper termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor. Menggunakan Artpaper 150gr dengan teknik cetak offset. Kupon berhadiah ini didapat didalam buku bagi pembeli yang beruntung.
IV.2.7.1. Teknik Produksi Media Kupon Berhadiah
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.21. Pembuatan Kupon Berhadiah.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A4 150gr. Setelah itu dipotong secara manual.
Gambar 1V.22. Hasil Akhir Kupon Berhadiah. Sumber : Dokumen Pribadi
(64)
54 IV.2.8. Buku Catatan
Ukuran buku catatan yang digunakan adalah 15 x 11 cm ukuran ini digunakan agar mudah dibawa kemana-mana. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 260gr untuk covernya agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak offset. Buku catatan didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.8.1. Teknik Produksi Media Buku Catatan.
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk cover depan-belakang 3 buah buku catatan.
Gambar 1V.23. Pembuatan Buku Catatan.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 260gr. Setelah itu dipotong secara manual dan digabungkan dengan isi buku untuk di ring.
Gambar 1V.24. Hasil Akhir Buku Catatan. Sumber : Dokumen Pribadi
(65)
55 IV.2.9. Tempat Pensil
Ukuran tempat pensil yang digunakan adalah 16.5 x 6.5 x 3.5 cm ukuran ini digunakan agar mudah dibawa kemana-mana dan cukup untuk beberapa alat tulis. Menggunakan kertas sticker chromo, duplex dan magnet agar dapat menempel. Sticker dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat Pensil didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.9.1. Teknik Produksi Media Tempat Pensil
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.25. Pembuatan Tempat Pensil.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel menyesuaikan ukuran tempat pensil yang telah dibuat menggunakan duplex dan magnet.
Gambar 1V.26. Hasil Akhir Tempat Pensil. Sumber : Dokumen Pribadi
(66)
56 IV.2.10. Tempat Minum
Ukuran tempat minum yang digunakan ukuran standar tempat minum jenis tumbler. Menggunakan kertas Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena termasuk kertas yang tipis sehingga mudah dimasukan kedalam tempat minum, dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat minum didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.10.1. Teknik Produksi Media Tempat Minum
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 2 gambar untuk tempat minum.
Gambar 1V.27. Pembuatan Tempat Minum.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan dimasukan kedalam tempat minum.
Gambar 1V.28. Hasil Akhir Tempat Minum. Sumber : Dokumen Pribadi
(67)
57 IV.2.11. Kaos
Ukuran kaos yang digunakan ukuran XS all size karena untuk anak. Menggunakan cotton combed 24s karena tebal, dicetak dengan teknik sablon digital. Kaos didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.11.1. Teknik Produksi Media Kaos
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.29. Pembuatan Kaos.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kaos putih polos.
Gambar 1V.30. Hasil Akhir Kaos. Sumber : Dokumen Pribadi
(68)
58 IV.2.12. Totebag
Ukuran totebag yang digunakan adalah ukuran standar totebag. Menggunakan hyget super agar lebih kuat. Totebag didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.12.1. Teknik Produksi Media Totebag
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.31. Pembuatan Totebag.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kain totebag putih polos.
Gambar 1V.32. Hasil Akhir Totebag. Sumber : Dokumen Pribadi
(69)
59 IV.2.13. Penggaris
Ukuran yang digunakan adalah 30 cm ukuran ini digunakan sesuai ukuran standar penggaris. Menggunakan kertas berjenis sticker chromo A3 sehingga dapat ditempel dan dicetak dengan teknik cetak offset. Penggaris didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.13.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup 3 penggaris nantinya.
Gambar 1V.33. Pembuatan Penggaris.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada penggaris yang ada.
Gambar 1V.34. Hasil Akhir Penggaris. Sumber : Dokumen Pribadi
(70)
60 IV.2.14. Pembatas Buku
Ukuran pembatas buku yang digunakan adalah 17 x 4 cm. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak offset. Pembatas buku didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.14.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4 sehingga untuk 6 lembar pembatas buku.
Gambar 1V.35. Pembuatan Pembatas Buku.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 260gr ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual.
Gambar 1V.36. Hasil Akhir Pembatas Buku.. Sumber : Dokumen Pribadi
(1)
55 IV.2.9. Tempat Pensil
Ukuran tempat pensil yang digunakan adalah 16.5 x 6.5 x 3.5 cm ukuran ini digunakan agar mudah dibawa kemana-mana dan cukup untuk beberapa alat tulis. Menggunakan kertas sticker chromo, duplex dan magnet agar dapat menempel. Sticker dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat Pensil didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.9.1. Teknik Produksi Media Tempat Pensil
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3.
Gambar 1V.25. Pembuatan Tempat Pensil.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel menyesuaikan ukuran tempat pensil yang telah dibuat menggunakan duplex dan magnet.
Gambar 1V.26. Hasil Akhir Tempat Pensil. Sumber : Dokumen Pribadi
(2)
56 IV.2.10. Tempat Minum
Ukuran tempat minum yang digunakan ukuran standar tempat minum jenis tumbler. Menggunakan kertas Artpaper 150gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena termasuk kertas yang tipis sehingga mudah dimasukan kedalam tempat minum, dicetak dengan teknik cetak offset. Tempat minum didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.10.1. Teknik Produksi Media Tempat Minum
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup untuk 2 gambar untuk tempat minum.
Gambar 1V.27. Pembuatan Tempat Minum.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper A3 150gr. Setelah itu dipotong secara manual dan dimasukan kedalam tempat minum.
Gambar 1V.28. Hasil Akhir Tempat Minum. Sumber : Dokumen Pribadi
(3)
57 IV.2.11. Kaos
Ukuran kaos yang digunakan ukuran XS all size karena untuk anak. Menggunakan cotton combed 24s karena tebal, dicetak dengan teknik sablon digital. Kaos didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.11.1. Teknik Produksi Media Kaos
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.29. Pembuatan Kaos.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kaos putih polos.
Gambar 1V.30. Hasil Akhir Kaos. Sumber : Dokumen Pribadi
(4)
58 IV.2.12. Totebag
Ukuran totebag yang digunakan adalah ukuran standar totebag. Menggunakan hyget super agar lebih kuat. Totebag didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.12.1. Teknik Produksi Media Totebag
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4.
Gambar 1V.31. Pembuatan Totebag.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu disablon digital pada kain totebag putih polos.
Gambar 1V.32. Hasil Akhir Totebag. Sumber : Dokumen Pribadi
(5)
59 IV.2.13. Penggaris
Ukuran yang digunakan adalah 30 cm ukuran ini digunakan sesuai ukuran standar penggaris. Menggunakan kertas berjenis sticker chromo A3 sehingga dapat ditempel dan dicetak dengan teknik cetak offset. Penggaris didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah.
IV.2.13.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A3 sehingga cukup 3 penggaris nantinya.
Gambar 1V.33. Pembuatan Penggaris.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan sticker chromo A3. Setelah itu dipotong secara manual dan ditempel pada penggaris yang ada.
Gambar 1V.34. Hasil Akhir Penggaris. Sumber : Dokumen Pribadi
(6)
60 IV.2.14. Pembatas Buku
Ukuran pembatas buku yang digunakan adalah 17 x 4 cm. Menggunakan kertas berjenis Artpaper 260gr agar warna yang dihasilkan lebih muncul selain itu karena termasuk kertas yang kuat dan tidak gampang kotor dengan teknik cetak offset. Pembatas buku didapat bagi pembeli yang mendapatkan kupon berhadiah. IV.2.14.1. Teknik Produksi Media Penggaris
Vektor yang telah dibuat sebelumnya disatukan dan dilayout menggunakan Adobe Illustrator cs5 yang filenya berukuran A4 sehingga untuk 6 lembar pembatas buku.
Gambar 1V.35. Pembuatan Pembatas Buku.
Kemudian disimpan menjadi file .jpeg lalu dicetak menggunakan Artpaper 260gr ukuran A3. Setelah itu dipotong secara manual.
Gambar 1V.36. Hasil Akhir Pembatas Buku.. Sumber : Dokumen Pribadi