Kapang Aspergillus Ampas Tahu

10

2.2. Kapang Aspergillus

Kapang Aspergillus mempunyai fungsi utama untuk proses saccharifikasi zat pati beras. Namun beberapa spesies digunakan untuk fermentasi produk-produk tradisional seperti kecap asin, miso tauco dan untuk industri fermentasi seperti industri sake Rahman, 1989. Klasifikasi kapang Aspergillus adalah sebagai berikut Frazier, 1958 : Famili : Moniliaceae Genus : Aspergillus Spesies : A. nidulans. A. terreus, dll. Morfologi Kapang Aspergillus digambarkan pada Gambar 1. Karakteristik genus kapang Aspergillus adalah miseliumnya terdiri dari hifa yang bercabang-cabang dan berseptat, berwarna terang atau tidak berwarna. Miseliumnya sebagian masuk ke dalam medium dan sebagian ke luar. Sel kaki terkadang di dalam medium, terkadang di luar dan lebih besar dari bagian lain serta berdinding lebih tebal. Dari sel kaki timbul batang konidiofor dan tumbuh tegak lurus. Gambar 1. Morfologi Aspergillus William Carroll Frazier, 1958 11 Aspeks atau ujung atasnya membentuk visikel yang membesar. Visikel tersebut akan ditumbuhi sterigmata primer dan sekunder. Sterigmata menghasilkan konidia. Konidia terbentuk oleh pemanjangan atau pembelahan sel sterigmata. Kepala spora bervariasi dalam pengaturan, warna, ukuran dan bentuk. Umpamanya pada Aspergillus niger kepala spora berbentuk bulat, pada A. terricola var Americana berbentuk setengah bola, pada A. clavatus berbentuk elips, pada A. vlavipes berbentuk kolumnar, dan banyak lagi bentuk maupun karakteristik lain Rahman, 1989. Cirri-ciri spesifik Aspergillus Gambar 1 adalah sebagai berikut : hifanya berseptat dan miseliumnya bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat di permukaan merupakan hifa vegetatif, sedangkan yang muncul di atas permukaan umumnya merupakan hifa fertile, koloni kompak, kondiofora septet atau nonseptat, muncul dari “foot cell” yaitu miselium yang membengkok dan berdinding tebal, kondiofornya membengkak menjadi visikel pada ujungnya dan membentuk sterigmata dimana tumbuh konodia, sterigmata biasanya sederhana, berwarna, atau tidak berwarna, konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam dan beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 C atau lebih Fardiaz, 1992. Adapun cirri-ciri spesifik A. terreus strain FNOC 6039 dan FNOC 6040 hampir mempunyai kesamaan yaitu kapang tersebut dapat mencapai pertumbuhan permulaan setelah 3 – 5 hari pada media agar miring, spora aseksualnya diproduksi dalam umlah banyak yang menyebar di permukaan media agar, sporanya berukuran kecil dan ringan, koloninya kompak serta tahan terhadap keadaan kering. Kumpulan spora A. terreus FNOC 6039 berwarna coklat krem sedangkan strain FNOC 6040 sporanya berwarna coklat kekuningan. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat morfologi umu A. terreus sebagai berikut : sel kakinya tidak begitu jelas terlihar, konidioforanya nonseptat, konidiofora 12 membengkan menjadi visikel pada ujungnya dan membentuk sterigmata dimana tumbuh konidia, sterigmata sederhana berwarna krem kehijauan. Untuk lebih jelasnya morfologi A. terreus FNOC 6039 dan FNOC 6040 dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 2. Morfologi Umum A. terreus pada Medium PADA dengan Pembesaran 200 kali Gambar 3. Morfologi A. terreus FNOC 6039 pada Medium PADA dengan Pembesaran 200 kali 13 Gambar 4. Morfologi A. terreus FNOC 6040 pada Medium PADA dengan Pembesaran 200 kali

2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Minyak Sel Tunggal