Pengujian Rangkaian PengendaliPengontrol Penentuan jenis golongan darah manusia berbasis mikrokontroler AT Mega 8535
Gambar 4.13. Titik Darah Dan Titik Anti Reagen Pada Kaca Preparat
Setelah darah dan anti reagen dicampur pada masing-masing titik, maka sampel darah pada kaca preparat ditempatkan pada setiap sensor. Dalam penelitian ini menggunakan 4
buah kaca preparat yang masing-masing preparat menguji jenis golongan darah untuk 1 sampel darah manusia. Untuk lebih jelasnya penempatan kaca preparat pada sensor dapat
dilihat pada Gambar 4.3. Tahap ketiga adalah proses pembacaan sampel darah oleh sensor lalu dikirimkan ke
mikrokontroler AT-Mega8535 untuk diproses. Data yang dikirimkan oleh sensor ke mikrokontroler berupa nilai tegangan ADC. Nilai tegangan sensor bergantung pada ada
tidaknya proses aglutinasi pada sampel darah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 ketika darah mengalami proses aglutinasi dan darah tidak mengalami proses
aglutinasi .
Gambar 4.14. Proses Aglutinasi Pada Sampel Darah
Ketika darah tidak mengalami proses aglutinasi maka tegangan dari sensor akan mengecil, begitupun sebaliknya ketika terjadi proses aglutinasi maka tegangan dari sensor
akan membesar. Batas nilai tegangan setiap sensor berbeda-beda, hal ini dikarenakan
karakteristik setiap sensor tidak sama dan ketepatan titik setiap sensor tidak akurat sehingga tegangan yang didapatkan tidak maksimal. untuk menentukan nilai tegangan
referensi setiap sensor, maka diambil nilai tengah setiap sensor saat terhalang dan tidak terhalang. Nilai Tegangan Referensi setiap sensor dapat dlihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Nilai Tegangan Referensi Setiap Sensor
Nama Sensor Tegangan Rata-Rata
Tegangan Referensi Terhalang
Tidak Terhalang
Sensor A1 2.58 Volt
0.02 Volt 1.30 Volt
Sensor A2 2.24 Volt
0.05 Volt 1.15 Volt
Sensor B1 1.96 Volt
0.13 Volt 1.05 Volt
Sensor B2 1.59 Volt
0.23 Volt 0.91 Volt
Sensor C1 1.62 Volt
0.12 Volt 1.74 Volt
Sensor C2 1.00 Volt
0.12 Volt 0.56 Volt
Sensor D1 2.37 Volt
0.19 Volt 1.28 Volt
Sensor D2 2.33 Volt
0.26 Volt 1.30 Volt
Nilai pada Tabel 4.5 didapat nilai tengah tegangan rata-rata antara sensor saat terhalang dan saat sensor tidak terhalang. Untuk persamaan perhitungan nilai tegangan referensi
sensor adalah sebagai berikut :
Vref = …………4.4
Seperti pada sensor A1 nilai tegangan rata-rata sensor saat terhalang sebesar 2.58 Volt dan saat tidak terhalang sebesar 0.02 Volt. Maka perhitungan nilai tegangan referensi sensor
A1 adalah sebagai berikut :
Vref = Vref = 1.30 V
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan nilai tegangan referensi untuk sensor A1 adalah sebesar 1.30 Volt. Perhitungan ini juga berlaku untuk sensor lainnya, seperti yang
terlihat pada Tabel 4.6. Tahap berikutnya adalah melakukan perhitungan nilai tegangan saat terjadi proses
aglutinasi dan saat tidak terjadi proses aglutinasi pada sampel darah karen penentuan jenis
golongan darah bergantung pada ada tidaknya proses aglutinasi pada sampel darah yang diujikan. Nilai tegangan yang didapatkan dari keluaran sensor dipengaruhi oleh proses
aglutinasi , sehingga perlu ditentukan batas nilai tegangan keluaran setiap sensor saat
terjadinya proses aglutinasi darah. Untuk lebih jelasnya batas nilai tegangan referensi saat tidak terjadi proses aglutinasi dan saat terjadi proses aglutinasi dapat dilihat pada Tabel
4.7. Tabel 4.7. Batas Nilai Tegangan Referensi Proses Aglutinsi
Sensor Nilai Tegangan Referensi
Aglutinasi Tidak
Aglutinasi
Sensor A1
1.30 Volt 1.30 Volt
Sensor A2
1.15 Volt 1.15 Volt
Sensor B1
1.05 Volt 1.05 Volt
Sensor B2
0.91 Volt 0.91 Volt
Sensor C1
1.74 Volt 1.74 Volt
Sensor C2
0.56 Volt 0.56 Volt
Sensor D1
1.28 Volt 1.28 Volt
Sensor D2
1.30 Volt 1.30 Volt
Terlihat pada Tabel 4.7 darah mengalami proses aglutinasi jika nilai tegangan keluaran sensor melebihi nilai tegangan referensi sensor dan jika darah tidak mengalami
proses aglutinasi maka nilai tegangan keluaran sensor lebih kecil dari nilai tegangan referensi sensor. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.7, jika darah mengalami proses
aglutinasi maka nilai tegangan keluaran sensor A1 akan melebihi batas nilai tegangan
referensi yaitu sebesar 1,3 Volt dan jika nilai tegangan keluaran sensor A1 kurang dari 1,30 volt maka sampel darah tidak mengalami proses aglutinasi. Berikut ini adalah nilai
tegangan keluaran sensor yang diambil dari sampel darah manusia. Data tegangan dari keluaran sensor dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Data Tegangan DC Keluaran Sensor Ke Mikrokontroler
Nama Sampel Darah Keterangan
Nilai Tegangan Sensor
Titik 1 Titik 2
Melia Restyanty PBI 2007
Sensor A 1.57 V
1.04 V Cornelius Florry Saputra
TI 2006 Sensor B
1.05 V 1.40 V
Kristianto Wibison So INSTIPER 2011
Sensor C 1.65 V
0.60 V Totok Dwi Apriyanto
TI 2006 Sensor D
0.99 V 0.99 V
Ricky Roland Manurung TE 2006
Sensor A 0.44 V
1.58 V Heripson Samuel
TM 2011 Sensor B
1.17 V 1.37 V
Kristianto Wibison So INSTIPER 2011
Sensor C 1.70 V
0.49 V Aris Nugroh
TM 2005 Sensor D
0.45 V 0.47 V
Virgilius Y.C. Jelarut UPN 2008
Sensor A 1.37 V
0.90 V Dwi Elok P. Ningtyas
BK 2008 Sensor B
1.43 V 0.63 V
Benediktus Y. Adipradana TI 2006
Sensor C 0.97 V
0.40 V Yulius Djangga Bewa
RESPATI 2005 Sensor D
0.99 V 1.66 V
Dari Tabel 4.8 diatas terlihat bahwa ada perbedaan tegangan ketika terjadi proses aglutinasi pada sampel darah. Seperti pada sampel darah “Cornelius Florry Saputra”
terlihat pada sensor B titik 1 tegangan yang didapatkan sebesar 1.05 V dan pada titik 2 tegangan sebesar 1.40 V. Dari nilai tegangan yang didapatkan menunjukan terjadi proses
aglutinasi pada titik 1 dan tidak terjadi aglutinasi
pada titik 2. Untuk sampel darah “Aris Nugroho” sensor D pada titik 1 tegangan sebesar 0.45 V dan pada titik 2 tegangan sebesar
0.47 V, dari nilai tegangan didapatkan bahwa pada titik 1 dan titik 2 tidak mengalami proses aglutinasi. Untuk lebih jelasnya proses aglutinasi dan tidak terjadi aglutinasi dapat
dilihat pada Gambar 4.15 untuk sampel darah “Cornelius Florry Saputra” dan pada Ga
mbar 4.16 untuk sampel darah “Aris Nugroho” .
Gambar 4.15 . Sampel Darah “Cornelius Florry Saputra”