20
e. Refrigeran - 404a
Refrigeran  ini  dilambangkan  R-404a  rumus  kimianya  CHF
2
CF
3
.  R404a mempunyai titik didih
– 47,8 °C. Refrigeran ini memiliki kelebihan tidak merusak ozon.  Kelemahan  R-134a  harga  belinya  relatif  mahal  dan  mudah  terbakar.  Pada
saat ini refrigeran ini banyak dipergunakan.
2.1.3 Laju Perpindahan Kalor
Laju  perpindahan  kalor  pada  mesin  pendingin  terdiri  atas  dua  jenis  yaitu laju perpindahan kalor konduksi dan laju perpindahan kalor konveksi.
a. Laju perpindahan kalor konduksi
Laju  perpindahan  kalor  secara  konduksi  adalah  proses  di  mana  kalor mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam satu
medium  yang  diam  padat,  cair  atau  gas  atau  antara  medium-medium  yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.
b. Laju perpindahan kalor konveksi
Perpindahan  kalor  secara  konveksi  adalah  proses  transportasi  energi dengan  kerja  gabungan  dari  konduksi  panas,  penyimpanan  energi  dan  gerakan
mencampur.  Perpindahan  kalor  konveksi  membutuhkan  media  cair  atau  gas yang  digunakan  untuk  mengalirkan  kalor.  Konveksi  sangat  penting  sebagai
mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas. Perpindahan kalor secara konveksi terbagi menjadi dua cara, yaitu konveksi bebas
dan konveksi paksa
21
1. Konveksi bebas
Perpindahan  kalor  konveksi  bebas  terjadi  ketika  fluida  yang  mengalir  pada proses  perpindahan  kalor  mengalir  tanpa  adanya  bantuan  peralatan  dari  luar,
fluida  mengalir  karena  ada  perbedaan  massa  jenis.  Pada  umumnya  perbedaan massa jenis disebabkan karena adanya perbedaan suhu.
2. Konveksi paksa
Perpindahan kalor konveksi paksa terjadi ketika fluida yang mengalir pada proses perpindahan kalor mengalir dengan adanya alat bantu yang memaksa fluida
untuk mengalir. Alat bantu yang dipergunakan dapat berupa pompa, blower, kipas angin atau kompresor.
2.1.4 Siklus Kompresi Uap pada Mesin Pendingin
Sistem refrigerasi yang umum digunakan adalah sistem refrigerasi dengan siklus  kompresi  uap.  Komponen  utama  yang  ada  dalam  siklus  kompresi  uap
adalah  kompresor,  kondensor,  katup  ekspansi  evaporator  dan  filter  sebagai komponen tambahan.
Tahapan  siklus  pendingin  kompresi  uap  terdiri  dari  proses  kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Skema mesin pendingin siklus kompresi uap
ditunjukkan pada Gambar 2.11.
22
Gambar 2.12 Siklus Kompresi Uap
Siklus kompresi uap jika di sajikan pada diagram P-h dan diagram T-s seperti pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14.
Gambar 2.13 Diagram P-h
23
Gambar 2.14 Diagram T- s
Proses yang terjadi pada siklus kompresi uap mesin refrigerasi yaitu: a.
Proses l-2 Proses  l-2  adalah  proses  kompresi.  Proses  ini  berlangsung  di  kompresor
secara  isentropik  adiabatik  isoentropi  atau  entropi  konstan.  Kompresor menghisap  refrigeran  kemudian  mengkompresikan  refrigeran  menuju  kondensor.
Kondisi  awal  refrigeran  pada  saat  masuk  di  kompresor  adalah  uap  panas  lanjut bertekanan  rendah,  setelah  dikompresi  refrigeran  menjadi  uap  panas  lanjut
bertekanan tinggi. b.
Proses 2-2a Proses  2-2a  adalah  proses  penurunan  suhu.  Proses  ini  berlangsung
berlangsung  mulai  dari  keluar  kompresor  sampai  dalam  kondensor.  Penurunan
24
suhu di sebabkan karenan proses pembuangan kalor dari refrigeran ke udara.  Fase refigeran  berubah  dari  gas  panas  lanjut  ke  uap  jenuh.  Proses  penurunan  suhu
berlangsung pada tekanan tetap pada tekanan kerja kondensor P
2
. c.
Proses 2a-3a Proses  2a-3a  adalah  proses  kondensasi.  Pada  proses  ini  terjadi
pembuangan kalor ke lingkungan sekitar kondensor pada tekanan dan suhu  yang tetap.  Terjadi  pertukaran  kalor antara  refrigeran  dengan  udara  di  luar  kondensor,
kalor  berpindah  dari  refrigeran  ke  udara yang  ada  di  sekitar  kondensor  sehingga refrigeran  mengembun  menjadi  cair.  Fase  refrigeran  berubah  dari  gas  jenuh
menjadi cair jenuh. d.
Proses 3a-3 Proses  3a-3  adalah  proses  pendinginan  lanjut.  Pada  proses  ini  terjadi
pelepasan panas dari refrigeran ke udara di luar kondensor setelah refrigeran pada kondisi  cair  jenuh,  sehingga  sehingga  refrigeran  yang  keluar  dari  kondensor
suhunya lebih rendah dari suhu pengembunan. Fase refrigeran pada keadaan cair. Proses  berlangsung  pada  tekanan  tetap  dan  pada  tekanan  tinggi  P
2
.  Dengan kondisi    refrigeran  yang  cair  saat  keluar  dari  kondensor  maka  refrigeran  akan
dapat  mudah  masuk  pipa  kapiler,  karena pipa  kapiler  mempunyai  diameter  yang sangat  kecil. Tujuan  pendinginan  ini  agar  refrigeran  yang  masuk  ke  pipa  kapiler
benar-benar dalam keadaan cair. e.
Proses 3-4 Proses  3-4  adalah  proses  ekspansi.  Proses  ini  berlangsung  di  pipa  kapiler
secara  isoentalpi  entalpi  sama.  Hal  ini  berarti  tidak  terjadi  penambahan  entalpi
25
tetapi terjadi penurunan tekanan dan penurunan temperatur. Fase berlangsung dari fase cair menjadi campuran cair + gas.
d. Proses 4-1a
Proses 4-1a adalah proses evaporasi. Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar tekanan sama dan isotermal suhu sama. Refrigeran dalam wujud
cair  bertekanan  rendah  menyerap  kalor  dari  lingkungan  sekitarmedia  yang didinginkan sehingga wujudnya berubah menjadi gas jenuh bertekanan rendah.
e. Proses 1a-1
Proses  1a-1  adalah  proses  pemanasan  lanjut.  Pada  proses  ini  refrigeran mengalami  kenaikan  suhu.  Fase  refrigeran  berubah  dari  uap  jenuh  ke  uap  panas
lanjut.  Proses  berlangsung  pada  tekanan  tetap,  pada  tekanan  rendah  P
1
.  Tujuan dari  pemanasan  lanjut  ini  supaya  refrigeran  yang  masuk  ke  kompresor  benar-
benar dalam keadaan gas.
2.1.5 Perhitungan Karakteristik Mesin Pendingin