Menunjukkan reaksi kinetik terhadap lafal, jeda, intonasi, dan tekanan yang lazim atau baku dan

Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Semenjana Kelas X 38

A. Menyimak untuk Memahami Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dikuasai. Dengan menyimak, kita akan mampu memberikan respons menganggukkan kepala, meng- gelengkan kepala, tersenyum, sedih, marah, dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika guru menerangkan materi pelajaran di depan kelas, tentu Anda akan menganggukkan kepala jika memahami penjelasan guru. Anda pun akan tersenyum jika penjelasan guru Anda itu lucu.

1. Menunjukkan reaksi kinetik terhadap lafal, jeda, intonasi, dan tekanan yang lazim atau baku dan

tidak Anda tentu akan mudah memahami maksud atau isi kalimat bacaan yang dibaca. Akan tetapi, dalam bahasa lisan tidak semudah itu. Hal ini disebabkan bahasa lisan berkaitan dengan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda. Lafal yaitu cara mengucapkan bunyi bahasa. Pelafalan sebuah bunyi bahasa akan menentukan makna. Melafalkan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan salah pengertian. Pelafalan kata tertentu yang salah akan menyebabkan kata tersebut menjadi kata tidak baku atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut. a. Walaupun kamu berusaha meyakinkan, saya tetap merasa sangsi. b. Kapal Livina tenggelam karena sarat penumpang. c. Pekerjaan kalian harus ditulis dengan menggunakan kertas folio. Apabila Anda salah melafalkan kata-kata bercetak miring dalam kalimat tersebut, akan menjadikan kata tersebut salah arti. Bandingkan kalimat-kalimat tersebut dengan kalimat-kalimat berikut. a. Dia mendapat sanksi dari wali kelas karena tidak disiplin. b. Semua peserta telah mengikuti syarat yang telah di tetap kan. c. Penyakit polio harus dicegah sejak dini. Selain itu, jika kita tidak tepat dalam melafalkan dan menu- liskan kata-kata tersebut, akan berubah menjadi kata tidak baku. Perhatikan contoh kalimat berikut. a. Ia melamar menjadi sekertaris di perusahaan itu. b. Kakakku saat ini sedang giat mempelajari sastera. c. Hal ini Pak Roni mendapat jadual ronda. Tahukah Anda? Bunyi bahasa dalam bahasa Indonesia meliputi vokal, konsonan, diftong, dan gabungan konsonan. 1. Bunyi vokal dilambangkan dengan a, e, i, o dan u. 2. Bunyi konsonan dilambangkan dengan huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z. 3. Bunyi diftong dilambangkan dengan ai, au, oi. 4. Bunyi gabungan konsonan dilambang- kan dengan huruf kh, ng, ny, sy. Sumber: Tata Bahasa Baku, Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Anda akan belajar menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim atau baku dan yang tidak. Anda diharapkan mampu bereaksi kinetik terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim atau baku dan yang tidak. Anda juga diharapkan mampu memberikan komentar atau ungkapan lisan terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim atau baku dan yang tidak. Tujuan Belajar Di unduh dari : Bukupaket.com Kemasyarakatan 39 Ayo, cermati kata-kata bercetak miring dalam ketiga kalimat tersebut. Seperti diketahui, kata-kata bercetak miring dalam ke- tiga kalimat tersebut merupakan kata tidak baku. Kata baku dari kata sekertaris adalah sekretaris, kata baku sasetra adalah sastra, dan kata baku dari jadual adalah jadwal. Gambar 3.1 Sekelompok orang ini sedang bercakap-cakap. Melafalkan kata yang tidak tepat ketika bercakap-cakap dapat menyebabkan salah pengertian. Sumber: wordpress.com, 15 April 2008 Jeda mengandung makna perhentian sebentar dalam ujaran. Pada saat berbicara atau membaca, arus ujaran itu terhenti-henti oleh jeda. Jeda terbagi menjadi dua, yakni jeda sesaat yang me nunjukkan bahwa tutur masih akan dilanjutkan dan jeda panjang. Jeda sesaat dinyatakan dengan , atau titik koma ;, sedangkan jeda panjang dinyatakan dengan tanda seru , tanda tanya ? atau tanda titik .. Intonasi bermakna lagu kalimat. Intonasi merupakan ga bungan antara tekanan, nada, dan waktu yang menyertai suatu tutur dari awal sampai jeda akhir. Intonasi merupakan perpaduan tekanan nada, jeda, dan lafal. Tekanan bermakna memberi kekuatan yang lebih besar dalam artikulasi pada salah satu bagian ujaran sehingga lebih menonjol dari bagian ujaran lain. Tekanan berkenaan dengan tinggi-rendah, keras-lembut, panjang-pendek, dan kadang-kadang berhenti sebentar atau agak lama sebuah ujaran. Terdapat dua jenis tekanan, yaitu tekanan aksen dan tekanan kalimat. Tekanan aksen digunakan untuk melafalkan kata yang penting dengan cara diucapkan. Sementara tekanan kalimat digunakan untuk menyatakan kata penting dalam kalimat. Di unduh dari : Bukupaket.com Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Semenjana Kelas X 40 a. Tekanan aksen Dalam bahasa Indonesia, dikenal tiga macam tekanan aksen, yaitu sebagai berikut. 1 Tekanan nada tinggi-rendah suara Contoh: a B a w a. memberi tahu b B a w a? bertanya c B a w a menyuruh Suku kata atau huruf dan kata yang diberi tanda, dalam pengucapannya menggunakan tekanan agak tinggi. 2 Tekanan dinamik keras-lembut suara Contoh: a Imam Utomo s i a n g t a d i meninjau persiapan penanganan antisipasi bahaya Gunung Kelud. bukan waktu lain b I m a m U t o m o siang tadi meninjau persiapan penanganan antisipasi bahaya Gunung Kelud. bukan orang lain c Imam Utomo siang tadi meninjau persiapan pe- nanganan antisipasi bahaya Gunung Kelud. bukan sedang bekerja Kata atau kelompok kata yang ditulis renggang, diberi tekanan dalam pengucapannya. 3 Tekanan tempo panjang-pendek Contoh: a Ahmad a..kan per..gi ke Bandung Tekanan di- pentingkan pada akan dan pergi. b Me....na ....bung sarana menuju ka ...ya Tekanan dipentingkan pada menabung dan kaya. b. Tekanan kalimat Tekanan kalimat dipergunakan untuk menyatakan kata pen ting dalam kalimat. 1 Tekanan nada tinggi-rendah Contoh: a Hari Senin Bapak saya akan pergi. bukan hari lain b Hari Senin Bapak saya akan pergi. bukan bapak orang lain c Hari Senin saya akan pergi. menyatakan keyakinan pasti pergi Tekanan nada tinggi ditekankan pada kata yang berdiagram 2 Tekanan dinamis keras-lembut Contoh: a Hari Selasa Ibu pergi. pasti hari Selasa bukan hari lain b Hari Selasa Ibu pergi. Ibu yang pergi bukan orang lain Tahukah Anda? Dalam berkomunikasi, kita tentu harus menggunakan lafal, intonasi, jeda, dan tekanan yang tepat. Jika tidak, pendengar akan sulit memahami maksud dan tujuan kita. Sumber: Keterampilan Berbicara, Angkasa Di unduh dari : Bukupaket.com Kemasyarakatan 41 c Hari Selasa Ibu pergi tentu pergi Penekanan dilakukan pada kata bercetak tebal 3 Tekanan tempo panjang-pendek Contoh: Mem-ba-ca salah satu keterampilan berbahasa yang perlu di-mi-li-ki siswa. Penekanan dilakukan terhadap kata membaca bukan menu- lis, dimiliki bukan dihapal.

2. Mengomentari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak lazim