9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Biometrika Sidik Jari
Sidik jari fingerprint adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari. Sistem pengamanan menggunakan sidik jari sudah diterapkan oleh
penjara negara bagian New York pada tahun 1903. Namun pada tahun-tahun sebelumnya sistem sidik jari ini sudah mulai dikembangkan. Pada tahun 1892,
Sir Galton menulis studi mendetail dari sidik jari yang menggunakan kesepuluh jari Darma Putra, 2009. Karakteristik minutiae ini masih
digunakan hingga sekarang. Para pakar membuktikan bahwa tidak ada dua individu yang
mempunyai pola ridge yang serupa. Pola ridge tidak dapat diwariskan. Kararteristik sidik jari merupakan gabungan dari pola bukit ridge dan
lembah valley. Bentuk dari bukit dan lembah merupakan kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. DNA memberikan arah dalam
pembentukan kulit pada janin, namun pembentukan sidik jari pada kulit itu sendiri merupakan suatu kejadian yang acak. Sistem biometrika sidik jari
merupakan sistem autentifikasi berbasis biometrika yang paling banyak digunakan saat ini karena memiliki tingkat akurasi tinggi dan mudah
diterapkan. Dari hasil penelitian, ditemukan tujuh macam pola utama pappilary ridge, antara lain: Loop, Arch, Whorl, Tented Arch, Double Loop,
Central Pocked Loop, dan Accidental. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari ketujuh pola tersebut, yang paling utama dan sering ditemukan di masyarakat adalah arch, loop, dan whorl. Tipe loop merupakan pola yang
paling banyak ditemukan. Menurut Galton, sekitar 60 sidik jari bertipe loop, 30 bertipe whorl, dan 10 bertipe arch Darma Putra, 2009.
Komputer dapat menganalisa garis-garis perubahan arah bentuk ridge, dengan kemampuan seperti mata manusia yang terlatih. Pada tingkat lokal,
sidik jari dipandang lebih detail. Pada tingkat ini dapat ditemukan titik minusi. Titik minusi merupakan titik-titik informasi yang dapat mencirikan
suatu sidik jari pada setiap orang.
2.2 Mesin Sidik Jari