Flow Chart Sub Rutin Aktifkan Lampu

Gambar 4.8 Model penempatan limit switch pertama Kekurangan penempatan limit switch pertama adalah ketika pintu ditutup dan dibuka, tidak dapat mengenai limit switch karena spacer tidak bisa menekan limit switch secara sempurna. Kemudian pada limit switch bawah diganti dengan memanjangkan tuas seperti gambar 4.9. Gambar 4.9 Limit switch dengan tuas yang diperpanjang Pemanjangan limit switch berfungsi seperti pesawat sederhana berupa tuas. Semakin panjang lengan kuasa, maka akan semakin besar keuntungan mekanisnya karena gaya yang dibutuhkan untuk menekan limit switch kecil. Maka model limit switch dengan tuas yang lebih panjang digunakan untuk menggantikan limit switch bawah seperti gambar 4.10. Gambar 4.10 Model penempatan limit switch kedua Pada pemodelan kedua untuk limit switch bawah dapat tertekan sempurna. Tetapi ketika limit switch tertekan spacer, berat dari spacer membuat tuas panjang yang disambungkan ke limit switch menjadi patah karena tidak bisa menahan berat dari spacer terlalu lama. Dibuatlah pemodelan penempatan limit switch yang ketiga seperti gambar 4.11. Gambar 4.11 Model penempatan limit switch ketiga Dengan penambahan balok karet untuk menahan limit switch yang tertekan spacer pada saat tertutup dan penambahan balok karet pada bagian atas digunakan untuk menahan spacer agar tidak melebihi batas dari limit switch atas. Namun ketika spacer menekan limit switch atas, motor tidak langsung berhenti. Masih ada sisa putaran yang membuat limit switch atas tidak bisa dibaca ketika pengkoneksian kondisi awal. Dibuatlah model penempatan limit switch keempat seperti gambar 4.12. Gambar 4.12 Model penempatan limit switch keempat Pemodelan penempatan limit switch keempat ini adalah pemodelan yang digunakan untuk alat. Tuas pada limit switch atas dibuat lebih panjang seperti pada limit switch bawah dan peletakan limit switch atas lebih dikebawahkan. Fungsinya adalah ketika limit switch atas tertekan maka sisa putaran dari motor masih dapat menekan limit switch sehingga ketika pengecekan kondisi awal, limit switch atas bisa terbaca.

4.3.2. Penggunaan Modul HC-05

Modul HC-05 adalah modul Bluetooth yang digunakan untuk berkomunikasi antara mikrokontroler dengan android. Modul HC-05 mempunyai AT Command yang digunakan untuk mengubah atau mengecek status pada modul HC-05. Dalam pengerjaan alat ada beberapa AT Command yang dicoba. Contohnya ada lah perintah “AT” untuk mengecek module Bluetooth telah terkoneksi dengan respone “OK”. Selain itu ada juga perintah “AT+VERSION?” digunakan untuk melihat versi dari Bluetooth itu. Untuk mengetahui nama module Bluetooth menggunakan perintah “AT+NAME?” dan untuk mengetahui sandi dari module Bluetooth menggunakan perintah “AT+PSWD?”. Saat pengerjaan alat juga dicoba perintah untuk mengubah master dan slave Bluetooth yaitu menggunakan perintah “AT+ROLE”. Perintah “AT+ORGL” digunakan untuk mengembalikan modul Bluetooth ke setatus awalnya. Perintah “AT+RESET” digunakan untuk reset modul Bluetooth.

4.3.3. Pemilihan Arduino Menggantikan ATmega 8535

Pada pengujian mendapatkan kendala saat pengiriman dari ATmega 8535 ke Android. Selain itu data yang diterima dari Android oleh ATmega 8535 tidak sesuai dengan desimal ASCII yang dikirimkan oleh Android. Berikut ini adalah data yang diterima oleh ATmega 8535 dan data yang diterima oleh Android ditunjukan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Tabel 4.1 Pengiriman Android ke ATmega8535. Data yang dikirim dari android ASCII yang diterima ATmega 8535 desimal ASCII yang seharusnya diterimadesimal a 216 97 b 217 98 c 217 99 d 218 100 e 218 101 f 219 102 Tabel 4.2 Pengiriman dari ATmega 8535 ke Android. Data yang dikirim dari ATmega 8535 Data desimal yang dikirim dari ATmega 8535 Data yang diterima oleh Android a 97 - b 98 - c 99 - d 100 - e 101 - f 102 - Perbedaan data yang ada dimungkinkan karena pengiriman paket data yang dilakukan oleh Android tidak bisa dibaca sempurna oleh ATmega 8535. Pengiriman paket data dari