24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Implementasi Alat
Gambar 4.1 Alat secara keseluruhan Gambar 4.1 merupakan gambar alat yang dirancang secara keseluruhan. Alat yang
dibuat terdiri dari dua bagian yang dapat dikontrol, yaitu motor dc 12 volt sebagai penggerak pintu garasi dan lampu 220 volt. Sensor yang digunakan adalah limit switch
sebanyak dua buah yaitu untuk limit switch bawah dan limit switch atas pada pintu garasi, LDR digunakan untuk mengecek kondisi pada lampu. Feedback yang dihasilkan dari
sensor nantinya akan dikirim ke GUI seperti gambar 4.2.
Gambar 4.2 GUIGraphic User Interface
Pada tomb ol “connect” akan langsung mendapatkan feedback dari kondisi awal pada
alat. Feedback yang didapat akan menyalakan indikator pada GUI sesuai perintah yang user minta. Apabila terjadi kesalahan juga akan ditampilkan pada indikator di GUI.
4.2. Hasil Perancangan Perangkat Keras
Gambar 4.3 Rangkaian limit switch atas. Pada gambar 4.3 sebelum limit switch tidak ditekan maka yang akan masuk ke
mikrokontroler adalah 5,021 volt, apabila limit switch ditekan tegangan akan menuju ke ground
dan yang akan masuk ke mikrokontroler adalah 0 volt.
Gambar 4.4 Rangkaian limit switch bawah. Gambar 4.4 bekerja serupa dengan limit switch atas dan digunakan untuk batas bawah
alat bekerja.
Gambar 4.5 Rangkaian LDR
Pin mikrokontrolel
Gnd VCC
Pin mikrokontroler
Gnd
VCC VCC
Pin mikronontroler
Gnd
Rangkaian LDR terkena cahaya maka hambatan nya adalah 0,8907 kΩ, jika LDR
tidak terkena cahaya maka hambatan adalah 16,798 kΩ.
Gambar 4.6 Module Bluetooth Gambar 4.6 adalah modul Bluetooth yang digunakan untuk mengirim dan menerima
data, tegangan yang digunakan adalah 5 volt. Kaki RX disambungkan ke pin TX pada mikrokontroler, sedangkna kaki TX disambungkan ke pin RX pada mikrokontroler.
Gambar 4.7 Rangkaian L298 Pada gambar 4.7 kaki 3 dan kaki 2 digunakan sebagai output. Pengaturan pwm pada
kaki 6 dan dengan sumber yang masuk pada kaki 4 adalah 12 volt sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor dc. Rangkaian L298 digunakan sebgai pembalik putaran dengan
cara merubah masukan pada kaki 5 dan kaki 7.
4.3. Hasil Perancangan Alat dan Sistem 4.3.1. Letak
Limit Switch
Dalam pengerjaan alat yang dilakukan terdapat beberapa model penempatan limit switch
sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal. Penempatan limit switch pada awal perakitan alat seperti pada gambar 4.8.
TX mikrokontroler RX mikrokontroler
Gnd VCC
Motor dc Motor dc
vcc
Gnd
12 volt Pin mikrokontroler
Gnd
Pin mikrokontroler Pin mikrokontroler
Gambar 4.8 Model penempatan limit switch pertama Kekurangan penempatan limit switch pertama adalah ketika pintu ditutup dan dibuka,
tidak dapat mengenai limit switch karena spacer tidak bisa menekan limit switch secara sempurna. Kemudian pada limit switch bawah diganti dengan memanjangkan tuas seperti
gambar 4.9.
Gambar 4.9 Limit switch dengan tuas yang diperpanjang Pemanjangan limit switch berfungsi seperti pesawat sederhana berupa tuas. Semakin
panjang lengan kuasa, maka akan semakin besar keuntungan mekanisnya karena gaya yang dibutuhkan untuk menekan limit switch kecil. Maka model limit switch dengan tuas yang lebih
panjang digunakan untuk menggantikan limit switch bawah seperti gambar 4.10.
Gambar 4.10 Model penempatan limit switch kedua Pada pemodelan kedua untuk limit switch bawah dapat tertekan sempurna. Tetapi
ketika limit switch tertekan spacer, berat dari spacer membuat tuas panjang yang disambungkan ke limit switch menjadi patah karena tidak bisa menahan berat dari spacer
terlalu lama. Dibuatlah pemodelan penempatan limit switch yang ketiga seperti gambar 4.11.