Pengaruh Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Pengguna E Filing (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung)

(1)

(2)

(3)

(4)

129

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Putrie Statishia Wijayanty Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta, 2 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Sadewa No.27 Pondok Dustira

Kab. Bandung Barat

Email : pstatishia@gmail.com

DATA PENDIDIKAN FORMAL

1999-2000 : Bersekolah di TK Dharma Wanita Mojokerto 2000-2006 : Bersekolah di SDK Wijana Sejati Mojokerto 2006-2009 : Bersekolah di SMP Negeri 10 Cimahi 2008-2012 : Bersekolah di SMA Santa Maria 3 Cimahi

2012-2016 : Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jenjang SI, Universitas Komputer Indonesia


(5)

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN E-FILING

(Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung)

THE EFFECT OF PERCEIVED USEFULNESS AND PERCEIVED EASE OF USE

TOWARD INTENTION FOR THE E-FILING USAGE (Survey On Personal Taxpayers in Research and Development Center For Water Resources Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

PUTRIE STATISHIA WIJAYANTY 21112228

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya skripsi dengan judul “PENGARUH PERSEPSI MANFAAT DAN

PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN

E-FILINGsebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh jenjang studi S1 pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu sampai dengan selesai, terutama Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak,.CA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing dan memberi arahan yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak,.CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia dan pembimbing skripsi..


(7)

4. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Penguji 1 yang telah banyak memberikan ilmu berarti bagi penulis saat sidang Usulan Penelitian dan sidang Skripsi.

5. Asri Julianti, S.Pd., M.Si dan Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Penguji 2 yang telah banyak memberikan ilmu berarti bagi penulis saat sidang Usulan Penelitian dan sidang Skripsi.

6. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., CA, selaku Dosen Wali Kelas Ak-6. Terimakasih atas doa dan dukungan.

7. Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si selaku ketua panitia pelaksanaan sidang Prodi Akuntansi 2015-2016.

8. Seluruh staff dan karyawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung yang turut membantu terlaksananya penelitian skripsi. 9. Terima kasih yang tak terhingga kepada orangtuaku, Maria Assumpta

Statishia Inferni, SE yang tiada henti memberikan doa dan kasih sayangnya yang tak pernah putus kepada penulis.

10. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi, mendorong dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman Akuntansi 6 2012 yang selalu kompak dari awal perkuliahan hingga akhir.

12. Teman-teman Fakultas Ekonomi UNIKOM 2012 serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi, yang belum atau tidak tertulis.


(8)

Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua pihak yang membacanya. Tuhan Yesus memberkati.

Bandung, Agustus 2016 Peneliti


(9)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4.1 Maksud Penelitian ... 9

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 9


(10)

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Persepsi ... 11

2.1.1.1 Pengertian Persepsi ... 11

2.1.2 Persepsi Manfaat ... 12

2.1.2.2 Indikator Persepsi Manfaat ... 12

2.1.2 Persepsi Kemudahan ... 13

2.1.2.1 Pengertian Persepsi Kemudahan ... 13

2.1.2.2 Indikator Persepsi Kemudahan ... 14

2.1.3 Minat Penggunaan ... 14

2.1.3.1 Pengertian Minat Penggunaan ... 14

2.1.3.2 Indikator Minat Penggunaan ... 15

2.1.4 E-filing ... 15

2.1.4.1 Pengertian E-filing ... 15

2.1.4.2 Indikator E-filing ... 16

2.2 Kerangka Pemikiran ... 16

2.2.1 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Minat Penggunaan ` E-filing ... 16

2.2.2 Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Penggunaan E-filing ... 17


(11)

2.3 Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 20

3.2 Operasionalisasi Variabel... 23

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.3.1 Sumber Data ... 28

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian ... 29

3.4.1 Populasi ... 29

3.4.2 Penarikan Sampel ... 30

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.4.3.1 Tempat Penelitian ... 32

3.4.3.2 Waktu Penelitian ... 32

3.5 Metode Pengujian Data ... 33

3.5.1 Uji Validitas ... 33

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.6 Metode Analisis Data ... 34

3.6.1 Analisis Data Metode Deskriptif ... 35

3.6.2 Analisis Data Metode Verifikatif ... 36


(12)

3.6.2.2 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 49

4..1.1 Unit Analisis dan Observasi ... 49

4..1.2 Jumlah Responden dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 50

4..1.3 Karakteristik Responden ... 51

4..1.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

4.1.4.1 Hasil Uji Validitas ... 54

4.1.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

4..1.5 Hasil Analisis Deskriptif ... 57

4.1.5.1 Analisis Deskriptif Persepsi Manfaat (X1) ... 58

4.1.5.2 Analisis Deskriptif Persepsi Kemudahan (X2) ... 64

4.1.5.3 Analisis Deskriptif Minat Penggunaan E-Filing (Y) ... 69

4..1.6 Hasil Analisis Verifikatif ... 75

4.1.6.1 Hasil Analisis Persepsi Manfaat Terhadap Minat Penggunaan E-Filing ... 77

4.1.6.2 Hasil Analisis Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Penggunaan E-Filing ... 86


(13)

4.2 Pembahasan ... 92

4..2.1 Pengaruh Persepsi Manfaat terhadap Minat Penggunaan E-filing ... 92

4..2.2 Pengaruh Persepsi Manfaat terhadap Minat Penggunaan E-filing ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

5..2.1 Saran Praktis ... 100

5..2.2 Saran Akademis ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 108


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agus Purwoto. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial.

Yogyakarta: Gava Media.

B. Elizabeth Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Bimo Walgito.2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.

Hartono, Jogiyanto. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Hendi Haryadi. 2009. Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf. Jakarta: Visimedia.

Husein Umar. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Iwan Satibi. 2011. Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung: Ceplas. J.S Badudu. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Kompas.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Juliansyah Noor. 2012. Metodologi Penelotian.Jakarta:Kencana Prenada Media

Group.

Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Liberti Pandiangan.2008. Modernisasi & reformasi pelayanan perpajakan: berdasarkan UU terbaru. Jakarta: PT Gramedia.

McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.


(15)

Nufransa Wira Sakti. 2015. Panduan Praktis Mengurus Pajak Secara Online. Jakarta: Visimedia.

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung. 2008. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit FE UI.

Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Cetakan 1. Bandung: Alfabeta. Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sujoko S. Efferin. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Supriyati. 2011. Metodologi Penelitian, Cetakan Pertama. Bandung: LABKAT UNIKOM.

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial, Cetakan Ketiga. Bandung: Refika Aditama.

Uma Sekaran. 2006. MetodePenelitianuntukBisnisEdisi4.Jakarta :Salemba Empat. Umi Narimawati, Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010), Penulisan

KaryaIlmiah:Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM,Genesis. Bekasi.Jakarta: Genesis.


(16)

Jurnal

A.A. Ratih Khomalyana Dewi. β009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.”

Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Adrianto Sugiarto Wiyono. 2008. “Evaluasi Prilaku Penerimaan WajibPajak

Terhadap Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online dan Realtime.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11, No.2, al. 117-132.

Arief Wibowo. 2008. Kajian tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Melalui http://peneliti.budiluhur.ac,id/wp-content/2008/02/arif%2wibowo.pdf. Aufar Ibna.2009 Penggunaan- Kerangka Technology Acceptance Model D-i

Dalam Melakukan Penilaian Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi E-Government Pemkot Medan. Medan: Universitas Sumatera utara.

Aulia Dyanrosi. 2015. Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Minat Perilaku Menggunakan E-filing. ISSN. 2442-6962 Vol. 4, No. 2. Davis F.D. 1989. Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use of Information

Technology. Management Information System Quarterly, 13(3): 319-340. Endang Novi Hastuty, dan Jenie, Siti Ismijati. 2006. Implementasi Elektronik

Filing Sistem (E-Filing) Dalam Praktek Perpajakan di Indonesia. Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Jurnal SOSIOSAINS.

Esy Desmayanti. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas e-Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online dan Realtime. Ekonomi-Akuntansi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Fachmi Nasrun dan Hanggoro Pamungkas. 2015. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan E-filing Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian SPT Form 1770S Atau 1770SS Secara Online Dan Realtime (Studi Kasus Di KPP Pratama Sawa Besar Satu). Melalui http://library.binus.ac.id/SearchResult.aspx?keyword=kpp&includeall=1& media=3

Gunawan Setiyaji dan Hidayat Amir. 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan


(17)

Ifinedo, P. and Nahar, N.(2006). “Quality, impact and success of ERP systems: a

study involving some firms in the Nordic-Baltic region”, Journal of Information Technology Impact, Vol. 6 No. 1, pp. 19-46.

Iim Ibrahim Nur. 2009. Analisis Penerapan Sistem Pelaporan Pajak dengan Aplikasi E-Filing secara Online. Ultima InfoSys Volume 1, Nomor 1, Desember 2009. pp34-49.

Imam Ghozali. 2006. Structuran Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ivana Lie dan Arja Sadjiarto. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak untuk Menggunakan e-Filing. TAX & ACCOUNTING REVIEW. VOL.3, No.2, 2013, Universitas Kristen Petra. Lee & Wan. 2010. Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Trust Ability,

Familiarity, Subjective Norm, Intention to Use E-ticketing. Diakses melalui http://www.arraydev.com/commerce/jibc.

Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto, T. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Dalam Penggunaan e-Filing di Surabaya. TAX & ACCOUNTING REVIEW. VOL.4, No.1, 2014, Universitas Kristen Petra.

Mahardika Aditya Widjana. 2010. Determinan Faktor Penerimaan terhadap Internet Banking pada Nasabah Bank di Surabaya. Tesis. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Maharsi, Sri dan Mulyadi, Yuliani. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 9, (1), 18-28.

Mangin, Jean. P. L., Bourgault N., dan Guerrero M. M. 2008. Modelling Perceived Usefulness on Adopting Online Banking Through the TAM Model in A Canadian Banking Environment. Journal of Internet Banking

and Commerce. (online), Vol. 16,No. 1. Melalui

http://www.arraydev.com/commerce/jibc.

Nurhasanah, Firmansyah dan Ima Novrida. 2015. Penggunaan Electronic Filling (e- filling) di KPP Pratama Palembang Ilir Barat. Jurnal Akuntanika, No. 1, Vol. 1, Januari-Juni. Melalui

http://academia.edu/15526307/Pengaruh_Persepsi_Wajib_Pajak_Orang_P ribadi_Terhadap_Penggunaan_Electronic_Filling_e_filling_di_KPP_Prata ma_Palembang_Ilir_Barat.


(18)

Nurul Citra Noviandini . 2012. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak di Yogyakarta. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012.

Nurul Citra Novarina. 2012. PengaruhPersepsiKebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta. FakultasEkonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Putra, A.I., Firdaus, dan F. Misra. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak untuk Menggunakan e-filing (Studi Empiris pada Wajib Pajak Badan Perusahaan Manufaktur di Kota Padang). Simposium Nasional Akuntansi XVI, September: 5195-5229. R.A. Wowor. J. Morasa. I. Elim. 2014. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK

MENGGUNAKAN e-FILLING. Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1340-1349 ISSN 2303-1174.

Rahman Adi Nugroho dan Zulaikha. 2012. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang Satu)”. DiponegoroJournal Of Accounting. Vol.1 No.2.

Risal C.Y. Laihad. 2013. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing Wajib Pajak di Kota Manado. Jurnal EMBA Volume 1, Nomor 3, September 2013. pp44-51.

Susanto. 2011. Taxpayers’ Attitude In Using E-Filing System: Is There Any Significant Difference Among Demographic Factors. Journal of Internet Banking and Commerce, April 2009, vol. 14, no.1. Melalui http://www.arraydev.com/commerce/jibc.

Wang, Yi-Shun. 2002. The adoption of electronic tax filing systems: an empirical Study. Melalui http://lib.ncue.edu.tw/exam/93/Td/be08.pdf.


(19)

Internet

Adjat Djatnika.2014. Pelaporan SPT masih saja manual padahal sudah ada e-filing.www.pajak.go.id.

Herry Susanto. Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak.

Melalui:http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepedulian- sukarela-wajib-pajak.

Iwan Djuniardi. 2013. Direktur TIP DJP Kemenkeu: Pelaporan SPT Pajak

e-Filing Terus Digenjot. Jakarta: Melalui

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/12/06/mxdn44-pelaporan-spt-pajak efiling-terus-digenjot.

Jusuf Kalla. 2016. Wakil Presiden: Genjot Penerimaan, Pemerintah Ubah Sistem

Pelaporan SPT Pajak. Jakarta: Melalui

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160304145604-78

115345/genjot-penerimaan-pemerintah-ubah-sistem-pelaporan-spt-pajak. M. Misbakhun. 2015. Anggota Komisi XI DPR: 'Tumpuan' Negara, Remunerasi

Harus Tetap Ada bagi Pegawai DJP & Bea Cukai. Jakarta: Melalui

http://metrotvnews.com/read/2015/06/11/403649/tumpuan-negara-remunerasi-harus-tetap-ada-bagi-pegawai-djp-bea-cukai.

Rudy Gunawan Bastari. 2016. Kepala Kanwil DJP DIY: 36.000 Wajib Pajak Gunakan E-filing. Yogyakarta. melalui http://berita.suaramerdeka.com/36-000-wajib-pajak-gunakan-e-filing.

Sofyan Djalil. 2015. Menko Perekonomian: Menko Sofyan Akui Belum Gunakan e-Filing untuk Bayar Pajak. Jakarta: Melalui

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150330105422-78-42890/menko-sofyan-akui-belum-gunakan-e-filing-untuk-bayar-pajak. Yoyok Satiotomo. 2016. Kepala Kanwil DJP Jabar I. Mudahkan WP, Ditjen Pajak

Kanwil Jabar I Luncurkan Sistem e-Filing. Bandung: Melalui http://m.galamedianews.com/bandung-raya/71353/mudahkan-wp-ditjen-pajak-kanwil-jabar-i-luncurkan-sistem-efiling.html.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi

2.1.1.1Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi menurut Notoatmodjo (2010:92) adalah:

“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya”.

Pengertian persepsi menurut Sunaryo (2004:93) adalah:

“Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi”. Sedangkan pengertian persepsi menurut Walgito (2002:87) adalah:

“Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterprestasian, terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu”.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.


(21)

12

2.1.2 Persepsi Manfaat

2.1.2.1Pengertian Persepsi Manfaat

Pengertian manfaat menurut J.S. Badudu (2003:12) adalah:

Pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna”.

Pengertian manfaat menurut Dennis Mc Quail dan Sven Windahl (1987:43) adalah:

Manfaat merupakan harapan sama artinya dengan explore

(penghadapan semata-mata menunjukan suatu kegiatan menerima)”. Dari pengertian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa persepsi manfaat adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman kemudian menerima hasil kerja suatu kegiatan.

2.1.2.2Indikator Persepsi Manfaat

Menurut Ifinedo (2006), indikator dari persepsi manfaat adalah sebagai berikut:

1. Bermanfaat dalam pekerjaan; 2. Meningkatkan kinerja pekerjaan; 3. Membuat pekerjaan lebih mudah.


(22)

13

2.1.2 Persepsi Kemudahan

2.1.2.1Pengertian Persepsi Kemudahan

Pengertian persepsi kemudahan menurut Mahardika (2011) adalah:

“Persepsi kemudahaan penggunaan berarti keyakinan individu bahwa penggunaan tidak akan merepotkan dan membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan (free for effort)”.

Pengertian persepsi kemudahan menurut Jogiyanto (2007:115) adalah:

“Persepsi kemudahan penggunaan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha”.

Sedangkan pengertian persepsi kemudahan menurut Hartono dan Jogiyanto (2007:26) adalah:

“Persepsi kemudahan akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatannya”.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa persepsi kemudahan adalah keyakinan individu bahwa dengan menggunakan sesuatu tidak akan merepotkan dan bebas dari usaha yang besar saat digunakan.


(23)

14

2.1.2.2Indikator Persepsi Kemudahan

Menurut Lee & Wan (2010), indikator dari persepsi kemudahan adalah sebagai berikut:

1. Teknologi informasi sangat mudah dipelajari;

2. Mudah terampil dalam penggunaan teknologi informasi; 3. Teknologi informasi sangat mudah untuk dioperasikan.

2.1.3 Minat Penggunaan

2.1.3.1Pengertian Minat Penggunaan

Pengertian minat penggunaan menurut Hurlock (2006:2)adalah:

“Minat penggunaan adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan”.

Pengertian minat penggunaan menurut Rahmanto (2011:23) adalah:

“εinat penggunaan sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi pada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensifnya”.

Sedangkan pengertian minat penggunaan menurut Slameto (2010:180) adalah: “Minat penggunaan adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa minat penggunaan adalah kecenderungan sikap yang mendorong dalam pencapaian tujuan pada suatu aktivitas.


(24)

15

2.1.3.2Indikator Minat Penggunaan

Menurut Davis (1989), indikator dari minat penggunaan adalah sebagai berikut:

1. Keinginan menambah perangkat yang merupakan bagian dari sistem pendukung;

2. Motivasi untuk tetap menggunakan;

3. Keinginan untuk memotivasi pengguna lain.

2.1.4 E-filing

2.1.4.1Pengertian E-filing

Pengertian e-filing menurut Liberti Pandiangan (2007:38) adalah:

“Suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan melalui sistem online dan real time”.

Pengertian e-filing menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:132) adalah:

E-filing merupakan cara penyampaian SPT melalui sistem online dan real time. Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT secara elektronik melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (application service provider) yang telah ditunjuk DJP sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik”.

Sedangkan pengertian e-filing menurut Susanto (2011:11) adalah:

“E-filing merupakan implementasi penerapan e-goverment dalam tax administration khususnya dalam pelaporan SPT. Terdapat 2 metode pendekatan tentang sistem e-filing, yaitu Interactive Filing dan Batch Filing”.


(25)

16

Dari ketiga pengertian tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa e-filing

adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan melalui sistem online melalui jaringan internet dan waktu yang terintegrasi real time.

2.1.4.2Indikator E-filing

Menurut Hendi Haryadi (2009:53), indikator dari e-filing adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan yang luas dan akses yang fleksibel; 2. Keamanan yang komprehensif.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Minat Penggunaan E-filing

Menurut Nufransa Wira Sakti (2015:10), Persepsi pemanfaatan insftrastruktur aplikasi sistem informasi berupa e-filing membuat semua pelaksanaan kewajiban pajak menjadi lebih mudah, murah, dan praktis sehingga dapat meningkatkan minat Wajib Pajak menggunakan sistem e-filing.

Menurut Wiyono (2008) bahwa persepsi kegunaan atau persepsi kebermanfaatan terkait pada penggunaan e-filing. Bahwa semakin Wajib Pajak mempersepsikan bahwa e-filing memberikan manfaat terhadap peningkatan minat maka Wajib Pajak akan terus menggunakan e-filing dan secara garis besar bahwa

e-filing juga sangat menguntungkan Wajib Pajak antara lain memberikan manfaat wajib pajak dalam melaporkan SPT dengan biaya cenderung lebih murah dibanding secara manual.


(26)

17

Menurut Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013), faktor persepsi terhadap manfaat memiliki pengaruh terhadap minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing. Dinyatakan bahwa semakin berguna suatu sistem informasi, maka akan semakin banyak yang berminat menggunakan sistem tersebut. Semakin tinggi manfaat dari e-filing maka akan mengurangi ketidakpuasan yang ada dalam penggunaan e-filing.

Menurut Yi-Shun Wang (2002) mengatakan dalam penelitiannya bahwa persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan e-filing

sistem.

Berdasarkan premis-premis diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filing.

2.2.2 Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Penggunaan E-filing

Menurut Rahman Adi Nugroho (2012:9), kebijakan DJP tentang sistem administrasi perpajakan modern dengan pemanfaatan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi antara lain e-filing, e-SPT, e-regristration dapat memberikan kemudahan yang baik bagi wajib pajak.

Menurut Aulia Dyanrosi (2015), semakin rendah tingkat kesukarelaan wajib pajak dan kesadaran akan kemudahan dalam menggunakan e-filing, akan menurunkan minat untuk menggunakan e-filing, wajib pajak masih merasa terpaksa atau tidak sukarela dalam menggunakan e-filing.


(27)

18

Menurut Lisa Tamara Wibisono & Agus Arianto Toly (2014), pengujian persepsi kemudahan secara individual disimpulkan bahwa persepsi kemudahan mempengaruhi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing. Semakin sistem itu mudah bagi Wajib Pajak maka minat Wajib Pajak dalam menggunakan sistem

e-filing akan semakin tinggi pula.

Selain itu, menurut Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013), dalam penelitiannya juga menegaskan bahwa faktor persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing. Semakin mudah dalam menggunakan e-filing, maka semakin besar minat untuk menggunakan e-filing.

Berdasarkan premis-premis diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filing.

1. Nufransa Wira Sakti (2015)

2. Wiyono (2008)

3. Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013)

4. Yi-Shun Wang (2002)

1. Rahman Adi Nugroho (2012)

2. Aulia Dyanrosi (2015)

3. Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toly

(2014)

4. Ivana Lie dan Arja Sadjiarto (2013)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Persepsi Manfaat (X1)

1. Notoatmodjo (2010)

2. Sunaryo (2004)

3. Walgito (2002)

4. Dennis Mc Quail dan Sven Windahl (1987) 5. J.S. Badudu (2003)

Minat Penggunaan E-filling (Y)

1. H. Kusuma & Susilowati (2009)

2. Rahmanto (2011)

3. Slameto (2010)

Persepsi Kemudahan (X2)

1. Mahardika (2011)

2. Jogiyanto (2007)

3. Hartono & Jogiyanto (2007)


(28)

19

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, penulis memberikan hipotesis bahwa:

H1: Persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan e-filing.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Menurut Supriati (2011:30)mengemukakan bahwa:

“εetode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan”.

Sedangkan menurut Ulber Silalahi (2012:12) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut:

“εetode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau masalah tersebut”.

Dari definisi metode penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau masalah tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengertian penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2007:13) adalah:

“εetode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”


(30)

21

Dengan pendekatan kuantitatif sebagai suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan.

Dalam melaksanakan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Pengertian penelitian deskriptif menurut Supriati (2011:31) adalah:

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Adapun pengertian metode penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45) yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:29) adalah sebagai berikut:

“εetode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan, untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan minat penggunaan


(31)

22

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Supriati (2011:38) mengemukakan bahwa:

“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan”.

Sedangkan menurut Iwan Satibi (2011:74) objek penelitian adalah:

“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komprehensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah pengembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud”.

Dari definisi objek penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah pengembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud. Berdasarkan penjelasan diatas, yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan e-filing.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung. Adapun pengertian unit analisis menurut Sujoko S Efferin (2004:55) adalah:

“Unit analisis merupakan satuan terkecil dari objek penelitian yang diinginkan oleh peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data”.


(32)

23

Sedangkan pengertian unit analisis menurut Uma Sekaran (2006:248) adalah: “Unit analisis adalah tingkat pengumpulan data yang dikumpulkan selama analisis data”.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa unit analisis adalah tempat dimana penulis mengumpulkan data dan data tersebut dapat digunakan untuk penelitian dan unit observasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:31), operasionalisasi variabel didefinisikan sebagai berikut:

“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian keadaan sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor”.

Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian didefinisikan sebagai berikut: “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.


(33)

24

Hipotesis yang diajukan diuji melalui variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Variabel Bebas/Independent Variable (X1 dan X2 )

Menurut Sugiyono (2012:39), variabel bebas didefinisikan sebagai berikut: “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

Dalam penelitian ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu variabel X1 adalah persepsi manfaat dan X2 adalah

persepsi kemudahan. Persepsi manfaat dapat dikatakan sebagai suatu proses bagaimana seorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman kemudian menerima hasil kerja suatu kegiatan. Variabel persepsi manfaat diukur dengan indikator-indikator yaitu bermanfaat dalam pekerjaan, meningkatkan kinerja pekerjaan, membuat pekerjaan lebih mudah.

Persepsi kemudahan dapat dikatakan sebagai keyakinan individu bahwa menggunakan sistem teknologi informasi tidak akan merepotkan dan membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan (free for effort). Variabel persepsi kemudahan diukur dengan indikator-indikator yaitu teknologi informasi sangat mudah dipelajari, mudah terampil dalam penggunaan teknologi informasi, teknologi informasi sangat mudah untuk dioperasikan.


(34)

25

2. Variabel Tidak Bebas/Dependent Variable (Y)

Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah minat penggunaan e-filing. Minat penggunaan dapat dikatakan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Variabel minat penggunaan e-filing

diukur dengan indikator-indikator yaitu keinginan menambah perangkat yang merupakan bagian dari sistem pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, keinginan untuk memotivasi pengguna lain.

Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan e-filing maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(35)

26

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Persepsi Manfaat (X1)

Persepsi manfaat adalah suatu proses bagaimana seorang menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman kemudian menerima hasil kerja suatu kegiatan. Notoatmodjo (2010), Sunaryo (2004), Walgito (2002), Dennis Mc Quail dan Sven Windahl (1987), J.S. Badudu (2003)

1. Bermanfaat dalam pekerjaan.

2. Meningkatkan kinerja

pekerjaan.

3. Membuat pekerjaan lebih

mudah. Ifinedo (2006) Ordinal Persepsi Kemudah an (X2)

Persepsi kemudahaan penggunaan berarti keyakinan individu bahwa penggunaan tidak akan merepotkan dan

membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan (free for effort).

Mahardika (2011)

1. Teknologi informasi sangat

mudah dipelajari.

2. Mudah terampil dalam

penggunaan teknologi informasi.

3. Teknologi informasi sangat

mudah untuk dioperasikan. Lee & Wan (2010)

Ordinal Minat Pengguna an E-filing (Y)

Minat penggunaan adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto (2010,180)

1. Keinginan menambah perangkat

yang merupakan bagian dari sistem pendukung.

2. Motivasi untuk tetap

menggunakan.

3. Keinginan untuk memotivasi

pengguna lain. Davis (1989)

Ordinal

Dalam operasionalisasi variabel ini, semua variabel diatas menggunakan konsep skala ordinal, yaitu baik variabel independen (X1) dan (X2) dan variabel

dependen (Y) menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Sugiyono (2012:92) adalah sebagai berikut:

“Skala ini adalah pengukuran yang mana skala yang digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal skala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai skala yang terendah atau sebaliknya”.


(36)

27

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan Rating Scale.

Pengertian Rating Scale menurut Suharsimi Arikunto (2013:158) adalah:

Rating Scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh jawaban-jawaban yang menunjukkan tingkatan-tingkatan”

Pengertian Rating Scale menurut Erwan dan Dyah (2011:63) adalah:

Rating Scale dimaksudkan untuk mengukur persepsi atau opini responden dalam tingkatan yang berskala kontinum dan data yang diperoleh berupa angka dan setelah itu ditafsirkan secara kualitatif.

Sedangkan pengertian Rating Scale menurut Sugiyono (2010:97) adalah:

“Skala rating data nominal yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model ratingscale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas pengukuran sikap saja tetapi bisa juga mengukur persepsi responden terhadap fenomena”.

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa Rating Scale merupakan pernyataan dalam bentuk nominal yang diikuti jawaban bertingkat atau berganda oleh responden. Untuk menjawab skala rating ini, maka responden memberi jawaban baik mendukung pernyataan maupun tidak mendukung pernyataan kuesioner dengan pengukuran 5 titik yang mengukur setiap jawaban pernyataan di kuesioner.


(37)

28

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012:137) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, menurut Sugiyono (2012:137), sumber data primer dan sumber data sekunder didefinisikan sebagai berikut:

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen”.

Berdasarkan definisi di atas, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Responden dari penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Juliansyah Noor (2012:138), teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2012:6), metode survei didefinisikan sebagai berikut:


(38)

29

“εetode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:40), kuesioner didefinisikan sebagai berikut:

“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yaitu pada Wajib Pajak Orang Pribadi pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011:80), pengertian populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pengertian populasi diatas maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah unit yang menjadi target penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 Wajib Pajak yang terdaftar e-filing di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.


(39)

30

3.4.2 Penarikan Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2012:81), pengertian sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Dari populasi tersebut, dipilih sampel dengan menggunakan teknik sampling.

Populasi dalam penelitian ini merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik penarikan simple random sampling yang merupakan bagian dari

probabilitysampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi. Simple Random Sampling menurut Sugiyono (2010:82) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti, sehingga peneliti tidak mungkin mempelajari atau menyebar kuisioner ke semua yang ada pada populasi, maka dari itu peneliti melakukan penelitian terhadap sampel untuk mewakili populasinya.


(40)

31

Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus

Slovin (Umi Narimawati,2010:38) adalah sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati,2010:38

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang diambil N: Jumlah populasi

e : Persentase kesalahan sampel, e = 0,05

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut ini:

= 133, 333333 WP

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sampel dari penelitian ini dibulatkan menjadi 134 Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan e-filing di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.


(41)

32

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.3.1Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka penulis mengadakan penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No.193, Bandung (40135).

3.4.3.2Waktu Penelitian

Adapun Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Maret 2016 sampai dengan Agustus 2016.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No Deskripsi Kegiatan 2016

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 Pra Survei

a. Persiapan Judul

b. Persiapan Teori

c. Pengajuan Judul

d. Mencari Perusahaan

2 Usulan Penelitian

a. Penulisan UP

b. Bimbingan UP

c. Sidang UP

d. Revisi UP

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Skripsi

a. Bimbingan Skripsi

b. Sidang Skripsi

c. Revisi Skripsi

d. Pengumpulan Draf


(42)

33

3.5 Metode Pengujian Data

Penelitian ini mengumpulkan data secara primer dengan menyebarkan kuesioner, dari data yang diperoleh dari responden maka perlu dilakukan uji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran dan kesungguhan dari jawaban responden diperlukan pengujian yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Husein Umar (2011:166), uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Lebih lanjut uji validitas menurut Suharsimi Arikunto (2013:211) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan sesuatu instrumen.

Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi

spearman. Adapun rumus dari korelasi spearman adalah sebagai berikut:

Sumber: Agus Purwoto (2007:52) Keterangan:

r : Koefisien korelasi spearman

D : Perbedaan skor antara dua variabel N : Jumlah subyek dalam variabel


(43)

34

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Husein Umar (2011:168) uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang ada dalam kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Sedangkan reliabilitas menurut Endang (2014:81) adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten mengukur berapa pun hasil pengukuran itu.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2012:131) Keterangan:

ri : Reliabilitas internal seluruh item

rb : Korelasi antara belahan pertama dan kedua

3.6 Metode Analisis Data

Menurut Umi Narimawati, dkk (2010:41), pengertian metode analisis adalah:

“εetode analisis adalah proses mencari sebuah proses dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.


(44)

35

3.6.1 Analisis Data Metode Deskriptif

Menurut Sugiyono (2013:169) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan e-filing. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik. e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

� � � � Sumber: Umi Narimawati,2010:245

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Sedangkan skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut:


(45)

36

Tabel 3.3

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

Sumber: Umi Narimawati,2007:85

3.6.2 Analisis Data Metode Verifikatif

Penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan strukturan berbasis variance. Menurut Imam Ghozali (2006:1), metode Partial Least Square (PLS) dijelaskan sebagai berikut:

“εodel persamaan strukturan berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak terukur langsung) dan diukur menggunakan indikator-indikator (variable manifest)”.

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran (error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01 – 84.00% Baik


(46)

37

Menurut Imam Ghozali (2006:18), Partial Least Square (PLS) didefinisikan sebagai berikut:

Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful

oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi”.

Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya untuk pengujian proposisi. Menurut Imam Ghozali (2006:19), PLS dikemukakan sebagai berikut:

“PδS menggunakan literasi algoritma yang terdiri dari seri analisis

ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursive, juga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar”.

Menurut Fornell yang dikutip Imam Ghozali (2006:1), kelebihan lain yang didapat dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) adalah sebagai berikut:

“SEε berbasis variance atau PLS ini memberikan kemampuan untuk melakukan analisis jalur (path) dengan variabel laten. Analisis ini sering disebut sebagai kedua dari analisis multivariate”.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, maka diketahui bahwa model analisis PLS merupakan pengembangan dari model analisis jalur, adapun beberapa kelebihan yang didapat jika menggunakan model analisis PLS yaitu data


(47)

38

tidak harus berdistribusi tertentu, model tidak harus berdasarkan pada teori dan adanya indeterminancy, dan jumlah sampel yang kecil.

Model analisis semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga bentuk hubungan: (1) inner model yaitu model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten, atau dalam SEM disebut struktural model. (2) outer model yaitu model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, atau dalam SEM disebut model pengukuran. (3) wight relation yang digunakan untuk mengestimasi variabel laten.

Pengujian dengan partial least square (PLS) diterapkan untuk memperoleh hasil pengolahan yang mampu mencapai tujuan penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (inner model)

Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari dua variabel laten eksogen (persepsi manfaat dan persepsi kemudahan) dan satu variabel laten endogen (minat penggunaan e-filing). Hubungan antara ketiga variabel laten tersebut berbentuk kausal (sebab akibat) dimana persepsi manfaat dan persepsi kemudahan mempengaruhi minat penggunaan e-filing.

b. Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

Model pengukuran (outer model) adalah model yang menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest. Untuk variabel laten persepsi manfaat terdiri dari 3 variabel manifest. Kemudian variabel laten persepsi kemudahan dengan 3 variabel manifest dan variabel laten minat penggunaan e-filing terdiri dari 3 variabel manifest. Karena setiap variabel laten terdiri dari dimensi dan


(48)

39

variabel manifest (observed variables), maka pendekatan PLS yang digunakan adalah second order factor model.

c. Langkah Ketiga: Mengkonstruksi Diagram Jalur

Dalam mengkontruksi diagram jalur, model struktural dan model pengukuran digabung dalam satu diagram yang sering disebut dengan diagram jalur full model. Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dengan indikatornya, kategori ketiga adalah berkaitan dengan means dan lokasi parameter untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses integrasi tiga tahap dan setiap tahap integrasi menghasilkan estimasi.

“Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Imam Ghozali 2006:19)”.

Secara lengkap hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat lihat pada gambar berikut:


(49)

40

Gambar 3.1

Diagram Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan:

ζ = Pengaruh faktor lain terhadap minat penggunaan e-filing.

1.1 = Koefisien pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan e-filing.

1.2 = Koefisien pengaruh persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan

e-filing.

Tabel 3.4

Lambang Statistik untuk Indikator dan Variabel yang Diteliti

Lambang Indikator Lambang Variabel

P1 Bermanfaat dalam pekerjaan

ξ1 Persepsi Manfaat

P2 Meningkatkan kinerja pekerjaan

P3 Membuat pekerjaan lebih mudah

P4 Teknologi informasi sangat

mudah dipelajari

η1 Persepsi

Kemudahan

P5 Mudah terampil dalam

penggunaan teknologi informasi

P6 Teknologi informasi sangat

mudah untuk dioperasikan P7

Keinginan menambah perangkat yang merupakan bagian dari sistem pendukung

η2

Minat Penggunaan e-filing

P8 Motivasi untuk tetap

menggunakan

P9 Keinginan untuk memotivasi


(50)

41

Selanjutnya, analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 × 100%

Sumber: Ridwan dan Sunarto (2007:81)

Keterangan:

Kd : Koefisien Determinasi

r2 : Koefisien Korelasi

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan e-filing.

d. Langkah Keempat: Konversi Diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan Diagram jalur seperti terlihat pada gambar 3.1 diatas dapat diformulasikan kedalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

PP = λ1 ξ+

Kemudian persamaan pengukuran masing-masing variabel laten pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Model pengukuran untuk variabel laten persepsi manfaat (reflektif) P1 = λ1 persepsi manfaat

Pβ = λβ persepsi manfaat Pγ = λγ persepsi manfaat


(51)

42

2. Model pengukuran untuk variabel laten persepsi kemudahan (reflektif) P4 = λ4 persepsi kemudahan

P5 = λ5 persepsi kemudahan P6 = λ6 persepsi kemudahan

3. Model pengukuran untuk variabel laten minat penggunaan e-filing

(reflektif)

P7 = λ7 minat penggunaan e-filing P8 = λ8 minat penggunaan e-filing P9 = λ9 minat penggunaan e-filing

Setelah diuraikan model pengukuran dari masing-masing variabel laten, selanjutnya dijabarkan model struktural (inner model) yang menjabarkan spesifikasi hubungan antara variabel laten. Melalui gambar 3.1 dapat dibentuk dua model struktural antar variabel laten sebagai berikut.

Minat penggunaan e-filing = 1.1 persepsi manfaat + 1.2 persepsi kemudahan + ξ

Keterangan :

ξ :Variabel lain yang mempengaruhi minat penggunaan e-filing


(52)

43

e. Langkah Kelima: Estimasi

Tahap pertama dalam estimasi menghasilkan penduga bobot (weight estimate),

tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan parameter lokasi (konstanta) (Imam Ghozali 2006:85).

f. Langkah Keenam: Goodness of Fit

Uji kecocokan model pada structural equation modeling melalui pendekatan partial least square terdiri dari dua jenis, yaitu uji kecocokan model pengukuran dan uji kecocokan model struktural. Model pengukuran/measurement model (Outer model) dievaluasi dengan convergent validity and discriminan validity. Convergent validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran yang digunakan adalah jika korelasi antara item score/component score dengan construct score angkanya lebih dari 0,7 dikatakan tinggi dan jika angkanya antara 0,4 – 0,6 dikatakan cukup (Ghozali 2006:110).

Discriminan validity melihat bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dibandingkan dengan konstruk yang lainnya. Discriminan validity

dilihat berdasarkan nilai Average Variance Extracted (AVE) dimana direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0,5. Menurut Imam Ghozali (2006:212) selanjutnya evaluasi model pengukuran/measurement model (Outer model) juga dapat dilihat dari nilai composite reliability (CR) dimana nilai composite reliability diharapkan lebih besar dari 0,70.


(53)

44

Selanjutnya pada uji kecocokan model struktural terdapat dua ukuran yang sering digunakan, yaitu nilai R-square dan nilai statistik t. R-square

untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Semakin besar nilai

R-square berarti semakin baik model yang dihasilkan. Kemudian nilai statistik t yang besar (lebih besar dari 1,96) juga menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik (Ghozali 2006:110).

Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Tingkat Keeratan Korelasi

No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,000-0,199 Sangat rendah/Sangat Lemah

2 0,200-0,399 Rendah/Lemah

3 0,400-0,599 Sedang/moderat

4 0,600-0,799 Kuat/Erat

5 0,800-1,000 Sangat Kuat/Sangat Erat

Sumber: Sugiyono,2009:250

Setelah model secara keseluruhan dan secara parsial diuji, serta diperoleh model yang fit dengan data, maka pada tahap berikutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan metode resampling Bootstrap. Metode resampling Bootstrap adalah membangun data bayangan (pseudo data) dengan menggunakan informasi dari data asli dengan tetap memperhatikan sifat-sifat dari data asli tersebut, sehingga data bayangan akan memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan data asli.


(54)

45

Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y serta

Variabel X2 dan Y, adalah sebagai berikut:

1. Menghitung koefisien korelasi antara Persepsi Manfaat (X1) terhadap

Minat Penggunaan E-filing (Y), menggunakan rumus:

Sumber: Sugiyono (2012:274)

2. Menghitung koefisien korelasi antara Persepsi Kemudahan (X2) terhadap

Minat Pengggunaan E-filing (Y), menggunakan rumus:

Sumber: Sugiyono (2012:274) Keterangan:

r : Koefisien korelasi ( -1≤ r ≥ +1), di mana : x : Variabel bebas

y : Variabel terikat

3.6.2.1Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan melalu uji hipotes statistik sebagai berikut:

H0: 1.1 = 0 : Pengaruh ξ1 terhadap η tidak signifikan

H0: 1.β ≠ 0 : Pengaruh ξ1 terhadap η signifikan

H0: β.1 = 0 : Pengaruh ξ2 terhadap η tidak signifikan

H0: β.1 ≠ 0 : Pengaruh ξ2 terhadap η signifikan

� �

· �

� � � · �


(55)

46

Tolak H0 jika thitung> ttabel pada taraf signifikan. Dimana ttabel untuk α = 0,05

sebesar 1,96.

a. Pengujian secara parsial Hipotesis:

H0: = 0 : Persepsi Manfaat tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat

Penggunaan E-filing.

H1: ≠ 0 : Persepsi Manfaat berpengaruh signifikan terhadap Minat

Penggunaan E-filing.

H0: = 0 : Persepsi Kemudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat

Penggunaan E-filing.

H1: ≠ 0 : Persepsi Kemudahan berpengaruh signifikan terhadap Minat

Penggunaan E-filing.

Kriteria Pengujian:

a. Jika t hitung≥ t tabel (1,96) maka H0 ditolak, berarti Ha diterima.

b. Jika t hitung≤ t tabel (1,96) maka H0 diterima, berarti Ha ditolak.

Menghitung nilai thitung dan membandingkannya dengan ttabel. Adapun nilai

thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut

� � �� �√� √ �

Sumber: Sugiyono (2012:230) Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

� � �� �√� √ �


(56)

47

b. Pengujian Secara Simultan Hipotesis:

H0 ; & = 0, Secara simultan Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan

tidak berpengaruh terhadap Minat Penggunaan E-filing.

H1 ; & ≠ 0, Secara simultan Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan

berpengaruh terhadap Minat Penggunaan E-filing.

Kriteria uji: H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel( α = 0,05)

3.6.2.2Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, hal ini diartikan Ha

diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh. b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan Ha

ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki pengaruh.

c. thitung dicari dengan rumus perhitungan thitung.

d. ttabeldicari didalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan α = 0,05 dan

dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21.

2. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

b. Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.


(57)

48

Gambar 3.2

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


(1)

e. Langkah Kelima: Estimasi

Tahap pertama dalam estimasi menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan parameter lokasi (konstanta) (Imam Ghozali 2006:85).

f. Langkah Keenam: Goodness of Fit

Uji kecocokan model pada structural equation modeling melalui pendekatan partial least square terdiri dari dua jenis, yaitu uji kecocokan model pengukuran dan uji kecocokan model struktural. Model pengukuran/measurement model (Outer model) dievaluasi dengan convergent validity and discriminan validity. Convergent validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran yang digunakan adalah jika korelasi antara item score/component score dengan construct score angkanya lebih dari 0,7 dikatakan tinggi dan jika angkanya antara 0,4 – 0,6 dikatakan cukup (Ghozali 2006:110).

Discriminan validity melihat bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dibandingkan dengan konstruk yang lainnya. Discriminan validity dilihat berdasarkan nilai Average Variance Extracted (AVE) dimana direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0,5. Menurut Imam Ghozali (2006:212) selanjutnya evaluasi model pengukuran/measurement model (Outer model) juga dapat dilihat dari nilai composite reliability (CR) dimana nilai composite reliability diharapkan lebih besar dari 0,70.


(2)

Selanjutnya pada uji kecocokan model struktural terdapat dua ukuran yang sering digunakan, yaitu nilai R-square dan nilai statistik t. R-square untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Semakin besar nilai R-square berarti semakin baik model yang dihasilkan. Kemudian nilai statistik t yang besar (lebih besar dari 1,96) juga menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik (Ghozali 2006:110).

Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Tingkat Keeratan Korelasi

No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,000-0,199 Sangat rendah/Sangat Lemah

2 0,200-0,399 Rendah/Lemah

3 0,400-0,599 Sedang/moderat

4 0,600-0,799 Kuat/Erat

5 0,800-1,000 Sangat Kuat/Sangat Erat

Sumber: Sugiyono,2009:250

Setelah model secara keseluruhan dan secara parsial diuji, serta diperoleh model yang fit dengan data, maka pada tahap berikutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan metode resampling Bootstrap. Metode resampling Bootstrap adalah membangun data bayangan (pseudo data) dengan menggunakan informasi dari data asli dengan tetap memperhatikan sifat-sifat dari data asli tersebut, sehingga data bayangan akan memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan data asli.


(3)

Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y serta Variabel X2 dan Y, adalah sebagai berikut:

1. Menghitung koefisien korelasi antara Persepsi Manfaat (X1) terhadap Minat Penggunaan E-filing (Y), menggunakan rumus:

Sumber: Sugiyono (2012:274)

2. Menghitung koefisien korelasi antara Persepsi Kemudahan (X2) terhadap Minat Pengggunaan E-filing (Y), menggunakan rumus:

Sumber: Sugiyono (2012:274)

Keterangan:

r : Koefisien korelasi ( -1≤ r ≥ +1), di mana : x : Variabel bebas

y : Variabel terikat

3.6.2.1Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan melalu uji hipotes statistik sebagai berikut:

H0: 1.1 = 0 : Pengaruh ξ1 terhadap η tidak signifikan

H0: 1.β ≠ 0 : Pengaruh ξ1 terhadap η signifikan

H0: β.1 = 0 : Pengaruh ξ2 terhadap η tidak signifikan

H0: β.1 ≠ 0 : Pengaruh ξ2 terhadap η signifikan

� �

· �

� �


(4)

Tolak H0 jika thitung> ttabel pada taraf signifikan. Dimana ttabel untuk α = 0,05 sebesar 1,96.

a. Pengujian secara parsial Hipotesis:

H0: = 0 : Persepsi Manfaat tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan E-filing.

H1: ≠ 0 : Persepsi Manfaat berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan E-filing.

H0: = 0 : Persepsi Kemudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan E-filing.

H1: ≠ 0 : Persepsi Kemudahan berpengaruh signifikan terhadap Minat Penggunaan E-filing.

Kriteria Pengujian:

a. Jika t hitung≥ t tabel (1,96) maka H0 ditolak, berarti Ha diterima. b. Jika t hitung≤ t tabel (1,96) maka H0 diterima, berarti Ha ditolak.

Menghitung nilai thitung dan membandingkannya dengan ttabel. Adapun nilai thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut

� � �� �√�

√ � Sumber: Sugiyono (2012:230)

Keterangan: t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

� � �� �√�


(5)

b. Pengujian Secara Simultan Hipotesis:

H0 ; & = 0, Secara simultan Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan tidak berpengaruh terhadap Minat Penggunaan E-filing.

H1 ; & ≠ 0, Secara simultan Persepsi Manfaat dan Persepsi Kemudahan berpengaruh terhadap Minat Penggunaan E-filing.

Kriteria uji: H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel( α = 0,05)

3.6.2.2Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, hal ini diartikan Ha diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh. b. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan Ha

ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki pengaruh.

c. thitung dicari dengan rumus perhitungan thitung.

d. ttabeldicari didalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan α = 0,05 dan dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21.

2. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif. b. Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif. c. Tolak H0 jika nilai Fhitung < 0,05.


(6)

Gambar 3.2

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pengguna E filing (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Universitas Komputer Indonesia)

4 86 47

Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan dan Persepsi Kemudahan E SPT Terhadap Efektivitas Pelaporan E SPT (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegalega)

9 47 44

Pengaruh Persepsi Kemudahan Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filling (survei pada wajib pajak pribadi kantor pelayanan pajak pratama Majalaya)

0 3 1

Pengaruh Minat Perilaku Wajib Pajak Terhadap Efektivitas E-Filing dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Formal Perpajakan (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Bank Mega Regional Bandung)

2 10 1

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing (Survei terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bojonagara Bandung).

0 0 16

Hubungan persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan penerapan E Filing dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus pada Kepolisian Resor Klaten)

3 41 180

PENGARUH PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN,PERSEPSI KERUMITAN, DAN PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAKTERHADAP PENGGUNAAN E-FILLING BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA KUDUS

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING (Studi Empiris pada Wajib Pajak Badan di Daerah Purwokerto)

0 0 17

PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, KEAMANAN DAN KERAHASIAAN, SERTA KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN E-FILING

0 3 16