Analisis Penilaian Konsumen Mengenai Suasana Toko Pada Morning Glory Cofee Bandung

(1)

ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN MENGENAI SUASANA

TOKO

PADA MORNING GLORY COFFEE BANDUNG

ANALYSIS OF CONSUMER ASSESSMENTS OF THE STORE

ATMOSPHERE IN THE MORNING GLORY COFFEE BANDUNG

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh : YOPI ANDRIANTO

21408012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

Pada Morning Glory Coffee Bandung”. Dibawah bimbingan Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

Seiring dengan berubahnya motif seseorang untuk berbelanja yaitu karena kegiatan tersebut sudah tidak hanya dianggap sebagai kegiatan fungsional untuk membeli barang-barang keperluan saja, akan tetapi kegiatan belanja saat ini lebih cenderung dianggap sebagi kegiatan dalam mengisi waktu luang, rekreasi, hiburan, atau pelepas stres saja. Untuk itulah setiap pelaku usaha diharapkan mampu mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan dari bisnis eceran ini pun telah berubah fungsinya, yaitu tidak lagi sekedar menjual produknya saja, akan tetapi berusaha menciptakan sebuah suasana pembelian yang nyaman sehingga konsumen dapat menikmatinya dan merasa betah saat berada didalam toko dan diharapkan suasana (atmosphere) di toko tersebut mampu mempengaruhi pikiran konsumen untuk berkunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penataan atmosphere Morning Glory CoffeeBandung dan untuk mengetahui tanggapan responden tehadap pelaksanaan Penataan atmosphere Morning Glory CoffeeBandung.

Metode yang digunakan dalam menyusun Tugas Akhir ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya, khususnya mengenai aspek–aspek yang diteliti, dimana data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dan diuraikan kemudian dianalisis untuk mengambil keputusan.

Dari hasil analisis dan tanggapan responden yang disebarkan mengenai atmosphere Morning Glory Coffee Bandung diperoleh skor 72,21 %. Hal ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap atmosphere Morning Glory CoffeeBandung dinilai baik.


(3)

v

Atmosphere In The Morning Glory Coffee Bandung". Under the guidance of Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

Along with the change in a person's motive for shopping is because such acts are not only considered as a functional activity for the purposes of purchasing goods, but also shopping today is more likely to be perceived as a activities in their spare time, recreation, entertainment, or just stress release . That is why every business should be able to find out the needs and desires of consumers. The purpose of this retail business has changed its function, that is no longer just sell their products only, but will try to create a comfortable atmosphere of purchase so that consumers can enjoy and feel at home while inside the store and expect the atmosphere (atmosphere) in the store is able to affect the mind consumers to visit. This study aims to determine the implementation arrangements atmosphere Morning Glory Coffee Bandung and to know the Cosmos, the implementation of the Arrangement respondents Morning Glory Coffee atmosphere of Bandung.

The method used in preparing the Final Project is using descriptive method of research that describes a company's actual situation, especially regarding the aspects studied, where the data obtained were collected, collated, and described later analyzed to make decisions.

From the analysis and responses of respondents who propagated the atmosphere Morning Glory Coffee Bandung obtained score 72.21%. This shows that respondents to the atmosphere Morning Glory Coffee Bandung rated good. Key words: Store Atmosphere


(4)

vi

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Segala puji dan syukur Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, penulis panjatkan kepada yang Maha membantu dan Maha memberi ilmu Illahi Robbi Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyeleseikan Tugas Akhir. Hanya dengan pertolongan-Nya penulis dapat menyeleseikan Tugas Akhir ini. Semoga Shalawat serta Salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk penulisan dan penyusunan Tugas Akhir. Adapun judul Tugas Akhir yang diambil penulis adalah ”(Analisis Penilaian Konsumen Mengenai Suasana Toko Pada Morning Glory coffee Bandung)”.

Dalam penyusunan namun Tugas Akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Walaupun demikian penulis sudah berusaha semaksimal mungkin sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.


(5)

vii

dukungannya tentu saja penulis akan mengalami kesulitan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Raeny Dwisanty, SE., M.Si. selaku Dosen pembimbing Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan bimbingan, waktu, masukan dan kesabaranya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Isniar Budiarti selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Seluruh Staff dosen dan Sekertariat Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan bekal pendidikan yang berguna dan telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.


(6)

viii penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Yang tercinta Ibu dan Ayah serta adik-adikku yang telah memberikan bantuan baik materi maupun non materi, motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya serta kasih sayangnya.

9. Untuk Sahabat-sahabatku tedi, hamzah, sigit dan dwi yang telah menjalani kebersamaan selama kuliah di kampus UNIKOM.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat berguna khususnya bagi mahasiswa UNIKOM dan umumnya bagi mereka yang membaca. Semoga Tugas Akhir ini dapat menjadi bahan perbandingan penulis dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 20 Juli 2011 Penulis


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sebagai kota metropolitan, Bandung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Bandung. Dewasa ini terdapat belasan mal-mal besar dan supermareket besar. Pusat perbelanjaan modern ternama diantaranya: BSM, BIP, PVJ, dan masih banyak lagi lainnya.

Di era moderenisasi ini bukan hanya kotanya saja yang mengalami perubahan tetapi juga mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Ditambah lagi dengan pengaruh aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola perilaku masyarakat Indonesia berubah. Misalnya masyarakat yang dahulunya menggunakan waktu istirahat siang mereka hanya untuk makan siang, tetapi sekarang mereka juga menggunakanya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Dengan adanya perubahan dan pengaruh itu, maka menyebabkan pergeseran atau perubahan fungsi cafe atau coffee shop, yang melahirkan fenomena dan budaya baru. Selain jalan-jalan ke shopping center untuk berbelanja, biasanya mereka juga menghabiskan waktu di coffee shop. Di samping coffee shop tempat untuk minum teh atau kopi dan menyantap makanan ringan, para pelanggan melihat ada banyak peluang dan manfaat yang mereka dapatkan saat berkunjung ke coffee shop sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi, berkencan, bertukar pikiran,


(8)

memperluas jaringan, dan bahkan menjadi salah satu tempat untuk melakukan prospecting business antar eksekutif.

Sekarang ini banyak coffee shop yang ada di Indonesia, contohnya adalah starbucks coffee, hard rock café, the coffee bean and tea leaf, morning glory coffee dan masih banyak lagi lainnya. Dari sekian banyak pilihan coffee shop yang ada, banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih tempat tertentu. Masing-masing konsumen memiliki harapan yang berbeda mengenai produk apa yang akan dibeli, dimana mereka akan membelinya, dengan harga berapa produk tersebut dibeli dan suasana bagaimana yang mereka harapkan.

Morning Glory Coffee merupakan salah satu usaha kopi baru yang ada di kota bandung yang menyediakan coffee fresh roasted terbaik di Indonesia yaitu dengan produk unggulan Exspresso Blend, Daily Blend, Coffee Java, Coffee luwak, semua produk Morning Glory merupakan produk yang seluruh proses pembuatannya mulai dari desain produk/kemasan, distribusi dan pemasaran dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan sehingga produk yang dihasilkan memiliki ciri khas tersendiri. Coffee Morning Glory berada di Setrasari Mall C 2 No. 31 bandung.

Perusahaan yang menjadi pesaing Morning Glory Coffee sangat banyak, perusahaan ini juga mencari cara agar menarik konsumen sebanyak-banyaknya agar mau mampir dan melakukan transaksi jual beli di tokonya. Oleh karena itu agar konsumen tetap loyal, Morning Glory Coffee harus mencari cara untuk bisa


(9)

mempertahankan konsumen. Salah satu cara untuk mempertahankan konsumen dengan cara mengatur suasana toko sebaik mungkin terutama bagian exterior dan general interior pada Morning Glory Coffee agar para konsumen yang datang bisa merasa nyaman dan mau kembali untuk melakukan transaksi pembelian.

Atmosphere toko adalah merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Setiap toko mempunyai penampilan yang berbeda-beda baik itu kotor, menarik, megah dan suram. Suatu toko harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut. Atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian (Foster, 2008:61).

Atmosfer Toko sebagai salah satu sarana komunikasi dapat berakibat positif dan menguntungkan dibuat sedemikian menarik. Tetapi sebaliknya mungkin dapat menghambat. Suatu pemasaran yang dilakukan retail karena konsumen akan merasa nyaman berbelanja jika Atmosfer toko atau suasana lingkungan tokonya mendukung. Minimal konsumen atau calon konsumen akan merasa betah berlama-lama berbelanja didalam toko dan semakin memperbesar peluang konsumen untuk melakukan pembelian.

Adapun berdasarkan hasil survey awal yang penulis lakukan terhadap 30 responden konsumen yang datang dan melakukan transaksi pembelian pada Morning Glory Coffee Bandung. Berdasarkan bagian depan toko, 45% menyatakan bahwa bagian depan toko cukup menarik dan sebanyak 55%


(10)

menyatakan bahwa bagian depan toko kurang menarik karena lahan parkir yang kurang luas. Berdasarkan bagian dalam toko, 55% menyatakan bahwa kebersihan didalam toko yang cukup baik karena memberikan kenyamanan dan sebanyak 45% menyatakan bahwa kebersihan didalam toko kurang baik. Berdasarkan tata letak toko, 60% menyatakan bahwa pengaturan lokasi ruangan pada Morning Glory Coffee sudah sesuai dan memudahkan konsumen untuk berlalu lalang dan sebanyak 40% menyatakan kurang sesuai. Berdasarkan pemajangan tanda-tanda, 45% menyatakan bahwa cukup jelas, namun sebanyak 55% menyatakan tidak jelas.

Tabel 1.1

Data Hasil Penjualan Produk Pada Morning Glory Coffee Bandung Tahun 2010

Bulan Persentase

Agustus September

Oktober November Desember

74 % 85% 92% 78% 65% (Sumber: Morning Glory Coffee)

Fenomena yang terjadi dalam penelitian di Morning Glory Coffee ini adalah adanya penurunan pendapatan selama 5 bulan terakhir, bulan Agustus-Oktober pendapatan meningkat, tetapi pada bulan November-Desember hasil pendapatan mengalami penurunan yang cukup signifikan, itu terjadi karena disebabkan oleh sarana parkir Morning Glory Coffee kurang memadai, dan mungkin disini para pesaing Morning Glory Coffee memanfaatkan peluang


(11)

tersebut dengan baik, sehingga terjadilah penurunan penjualan produk-produk Morning Glory Coffee tersebut. (sumber : hasil wawancara dengan bagian personalia Morning Glory Coffee Bandung)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih mendalam terhadap Atmosfer toko pada Coffee Morning Glory. Atas dasar tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN MENGENAI SUASANA TOKO PADA

COFFEE MORNING GLORYBANDUNG”.

1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

Atmosfer toko sebagai salah satu sarana komunikasi dapat berakibat positif dan menguntungkan dibuat sedemikian menarik. Morning Glory Coffee yang berada di Jalan setrasari mall Bandung terletak agak jauh dari pusat kota Bandung, jadi untuk menjaga agar pelanggan tetap loyal. Salah satu cara perusahaan untuk bertahan di tengah ketatnya persaingan adalah dengan memperhatikan Atmosfer pada toko. Berdasarkan survey awal dan hasil penjualan, konsumen menanggapi bahwa atmosfer toko pada Morning Glory Coffee di jalan setrasari mall Bandung tidak begitu nyaman karna kurang luasnya area parkir untuk konsumen dan tidak jelasnya pemasangan tanda-tanda.


(12)

1.2.2. Rumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, berdasarkan uraian latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah yang terjadi di Morning GloryCoffee adalah:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai store atmosfer pada Morning Glory Coffee Bandung.

2. Bagaimana pelaksanaan Analisis penilaian konsumen mengenai store atmosfer pada Morning Glory Coffee Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tahu bagaimana tanggapan responden mengenai store atmosphere dan bagaimana penilaian konsumen mengenai Atmosfer toko pada Morning Glory Coffee Bandung.

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian tentang atmosfer toko adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai store atmosphere pada Morning Glory Coffee Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Analisis penilaian konsumen mengenai store atmosfer pada Morning Glory Coffee Bandung.


(13)

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahan terutama sebagai informasi untuk menentukan Atmosfer toko yang baik.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi dan menjadi bacaan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan Atmosfer toko.

2. Kegunaan Akademis

Penulis berharap Tugas Akhir ini memberikan manfaat yang besar bagi penulis, Perusahaan maupun pembaca pada umumnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Bagi Pengembangan Ilmu

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai Atmosfer toko yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya mempertahankan konsumen agar tidak berpindah ke tempat pesaing. b. Bagi Penulis

Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pelaksanaan Atmosfer toko, yang selanjutnya untuk memenuhi syarat untuk menuntaskan pendidikan Diploma III program studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(14)

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang berguna bagi kehidupan pihak atau penulis lain dan dapat dijadikan sumber informasi mengenai pelaksanaan Atmosfer toko. d. Bagi Almamater

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan terapan khususnya dalam pelaksanaan Atmosfer toko bagi rekan-rekan diploma III jurusan manajemen pemasaran Universitas Komputer Indonesia.

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan penulis untuk menyusun tugas akhir dilakukan di Coffee Morning Glory Setrasari Mall C 2 No. 31 bandung.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2011, adapun jadwal penelitian terlihat seperti pada table di bawah ini :

Tabel. 1.1

Rancangan Dan Waktu Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan UP

2 Penulisan isian penelitian 3 Pengumpulan data


(15)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Pengecer

Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer. Eceran (retailing) mempunyai peranan penting dalam perekonomian dengan menyediakan banyak jenis dan keragaman barang maupun pelayanan.

2.1.1.1 Pngertian Pengecer

Pengertian eceran (retailing) menurut Stanton yang dikutip oleh Alma (2005:54)

adalah sebagai berikut:

Retailling includes all activities directly relateld to the sale of goods and service to the ultimate consumer for personal, non business use”.

Sedangkan menurut Berman dan Evan yang dikutip oleh Alma (2005:54) adalah sebagai berikut :

Retailing consists of those business activities involved in the sale of goods and services to consumers for their personal, family, or household use. It’s the final stage in the distribution process”.

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa perdagangan eceran adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir dan ini merupakan mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dan jasa.


(16)

2.1.1.2. Klasifikasi Pengecer

Klasifikasi toko-toko eceran menurut Berman dan Evan (2007:71) adalah sebagai berikut:

1. Kepemilikan

Pengecer dapat diklasifikasikan secara luas menurut bentuk kepemilikan independent, bagian dari rantai atau toko waralaba.

b. Pengecer independent adalah pengecer yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kemitraan dan tidak dioperasikan sebagai bagian dari lembaga eceran yang lebih besar

c. Toko berantai, (chain store) adalah toko yang dimiliki dan dioperasikan sebagai satu kelompok oleh satu organisasi

d. Waralaba (franchise) dimiliki dan dioperasikan oleh individu tetapi memperoleh lisensi dari organisasi pendukung yang lebih besar.

2. Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengercer dapat diklasifikasikan sepanjang suatu rangkaian dari pelayanan penuh (full service) sampai pelayanan

sendiri (self service). 3. Keragaman produk

Dasar ketiga untuk memposisikan atau mengklasifikasikan toko-toko adalah berdasarkan keluasan dan kedalaman lini produk mereka. Sebagai contoh adalah toko khusus (speciality store) merupakan toko-toko yang paling


(17)

terkosentrasi. Dalam keragaman produk mereka, biasanya menjual lini produk tunggal atau sempit tetapi dengan tingkat kedalaman yang tinggi.

4. Harga

Harga merupakan cara ke empat untuk memposisikan toko-toko eceran. Toko diskon, factory outlet dan pengecer obral adalah toko yang menggunakan harga rendah.

2.1.1.3. Jenis Toko Ritel

Menurut Levy dan Weitz (2007:39) ritel dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu food retailer, general merchandise retailer, dan non store retailer.

1. Food retailers

a. Supermarkets

Supermarkets konvensional biasanya mempersilahkan pengunjung untuk melayani dirinya sendiri dalam mencari kebutuhan seperti perlengkapan sehari-hari, daging, perlengkapan yang bukan termasuk makanan seperti perawatan kesehatan dan lain-lain. Contoh : Hero, superindo.

b. Hypermarkets

Hypermarkets mempunyai luas 100.000-300.000 m2 hypermarkets juga termasuk salah satu ritel yang cepat berkembang. Contoh : Hypermart, giant.

c. Convenience stores

Convenience stores atau toko kebutuhan sehari-hari memberikan aneka ragam barang kebutuhan yang terbatas dengan lokasi yang terjangkau. Contoh : Mini market indo mart, Cirkle K.


(18)

2. General merchandise retailers

a. Department store

Menangani beberapa bagian penjualan produk di bawah satu atap, sebuah department store menyediakan variasi produk belanja dan produk-produk khusus secara luas termasuk pakaian, kosmetik,peralatan rumah tangga, alat-alat elektronik dan kadang-kadang mebel. Pembelian biasanya dilakukan masingmasing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah agar ekonomis dalam promosi, pembelian, pelayanan dan pengawasan. Contoh : Yogya, ramayana.

b. Speciality stores

Toko khusus adalah toko eceran yang mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. Format toko khusus memungkinkan pengecer memperhalus strategi segmentasi mereka dan menempatkan barang dagangan mereka di target pasar yang spesifik. Sebuah toko khusus tidak hanya merupakan sejenis toko, tetapi juga merupakan metode operasi eceran, yaitu mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. Contoh : Toko buku gramedia, aquarius.

c. Drugstores

Toko obat (drug store) menawarkan produk-produk dan jasa yang berkaitan dengan farmasi sebagai daya tarik utama mereka. Konsumen paling sering tertarik dengan sebuah toko obat oleh farmasinya atau ahli farmasinya, kenyamanan atau karena ia mempertahankan rencana resep pihak ketiga mereka. Contoh : apotik kimia farma.


(19)

d. Category specialist

Category specialist adalah toko diskon dengan ukuran yang besar. Ritel ini dasarnya adalah discount speciality stores. Dengan menawarkan barang-barang yang lengkap dengan harga yang rendah.Contoh : Toy “R”, old navy.

e. Extreme Value Retailers

Extreme Value Retailers adalah sebuah toko kecil dan termasuk toko diskon dengan lini penuh yang menawarkan barang dagangan yang terbatas dengan harga yang sangat murah Contoh : Toko serbu (serba lima ribu).

3. Non Store Retailers

a. Electronic Retailers

Electronic Retailers atau sering dikenal dengan e-tailling, online tailing, dan internet tailing adalah format ritel di mana peritel berkomunikasi dengan konsumen dan menawarkan barang dan jasa yang dijual melalui internet.

Contoh : Nixon watch, e-bay. b. Catalog and Direct Mail Retailers

Catalog retailling adalah format ritel bukan toko di mana peritel menawarkan produknya menggunakan catalog.

Contoh : Oriflame (produk kecantikan), sophie martin. c. Direct Selling


(20)

Direct selling atau penjualan langsung adalah format ritel yang menggunakan sales people yang secara langsung mendatang konsumen di lokasi yang cocok.

Contoh : Tianshi.

d. Television Home Shopping

Television home shopping adalah format ritel di mana konsumen menonton suatu program TV yang mendemontrasikan produk yang mereka tawarkan.

Contoh : Inovation store. e. Services retailing

Service retailing adalah jenis ritel yang lebih banyak menyediakan pelayanan daripada barang yang dijual, atau bahkan hanya menjual jasa. Contoh : Garda otto.

2.1.1.4. Bauran Ritel

Ritel atau eceran mempunyai bauran yang penting untuk diperhatikan demi kelangsungan bisnis ritel tersebut.

Dengan memperhatikan semua bauran tersebut, suatu bisnis ritel dapat menjadi lebih unggul dibanding peritel lainya.

Menurut Ma’aruf (2005:114), retailing mix terdiri dari: 1. Lokasi

Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.


(21)

2. Produk

Produk-produk yang dijual dalam ritel tersebut disebut merchandise. Merchandise yang akan dijual penting dipilih dengan benar, karena merchandise adalah “mesinsukses” bagi pengecer.

3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Penentuan harga yang tepat akan sangat mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

4. Promosi

Image (citra) dibangun dengan program promosi. Program promosi yang lengkap disebut bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas iklan, sales promotion, public relations, dan personal selling.

5. Suasana dalam gerai

Gerai kecil yang tertata dan menarik akan lebih mengundang pembeli apabila dibandingkan gerai yang di atur biasa saja. Atmosphere dalam gerai dapat mempengaruhi perilaku konsumen, seperti betah berlama-lama di dalam toko, melakukan pembelian, dan juga berpengaruh pada image toko.

6. Pelayanan

Pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, dan lain-lain.


(22)

Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk menagani keluhan dari pelanggan. Hal ini bermaksud untuk mengikat loyalitas pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan mendapat bantuan informasi dari customer service.

2.1.2. Store Atmosphere

Pengertian store atmosphere merupakan salah satu unsur dari retailing mix yang juga harus diperhatikan oleh suatu bisnis ritel. Dengan adanya store atmosphere yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian.

2.1.2.1. Pengertian Store Atmosphere

Terdapat beberapa referensi mengenai pengertian suasana lingkungan (atmosphere) yaitu :Berman & Evans yang dikutip oleh Buchari Alma (2004 : 60) mengemukakan suasana lingkungan sebgai berikut :“Store Atmosphere is a store based retailr, atmosphere refers to the store physical characteristic tahat are ue to develop imege and to draw customrs. For a not store baed firm, the physical of a such strategic-mix factor as catalogs, vending machines, and website affect

image”.

Ruel W. Belk, yang dikemukakan oleh Djaslim Saladin (2003 : 32) Berpendapat:

“Suasana lingkungan adalah merupakan sifat nyata situasi konsumen, meliputi lokasi geografis, dekor, suara, penyinaran, cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau barang lain yang mengelilingi objek stimulus”.


(23)

(atmosphere) yaitu: Atmosphere ialah lebih luas dari sekedar layout toko, tetapi meliputi hal-hal yang bersifat luas seperti teredianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, pengaturan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahanbahan rak penyimpanan barang, benttuk rak dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa atmosphere toko merupakan suatu kegiatan untuk dapat menciptakan rancangan dan mendisain lingkungan pembelian, ekreatif mungkin dan nyaman sesuai dengan karakteristik toko tersebut sehingga dapat memiliki atmosphere toko yang baik serta menimbulkan kesan menarik dan menyenangkan bagi konumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian mereka saat berada ditoko.

2.1.3.2.Elemen-Elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Berman and Evans (2001:604)

Store Atmosphere includes various elements that affect customers' perceptions, such as colour, lighting, fixtures, temperature, merchandise, cleanliness, and sound (including music) Retailers realise the importance of music as a means to differentiate”.

Artinya: Meliputi berbagai elemen yang mempengaruhi pelanggan persepsi, seperti warna, pencahayaan, perlengkapan, suhu, barang, kebersihan, dan suara (termasuk musik) Pengecer menyadari pentingnya musik sebagai alat untuk membedakan.

Berman dan Evans yang menekankan pentingnya bagi pengecer untuk menetapkan, berkomunikasi dan menjaga citra perusahaan dalam rangka untuk


(24)

posisi di pelanggan pikiran tersebut. Store atmosfer dapat dibagi menjadi empat elemen.

Exterior, store layout, interior (point-of-purchase displays), dan general interior. elemen-elemen store atmosphere ke dalam 4 elemen, yaitu :

1. Exterior (bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia hendaknya memberikan kesan yang menarik. Dengan mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan goodwill. Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan dan eksterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang.

2. General interior

Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yangmenyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan music yang diperdengarkan kepada kosumen, warna dinding di dalam toko yang dibuat semenarik mungkin, aroma/bau dan udara yang segar di dalam toko.

3. Store layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko.


(25)

2.1.3 Peneliti Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil dari peneliti terdalu yang didapat penulis sebagai acuan untuk di jadikan perbandingan.

Tabel. 2.1

Hasil Peneliti Terdahulu

No Nama Tahun Judul Hasil Penelitian Persamaan perbedaan

1 Dewi

Rubyanti

2004 Analisis Pelaksanaan Atmosfer toko dan penilaian konsumen pada China

Emporium Bandung

StoreAtmosfer yang dilaksanakan di Outlet China Emporium

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

- Alat ukur atau Indicator Atmosphere yang digunakan sama. meneleliti tentang penilaian konsumen mengenai atmosphere toko. - Menggunakan skala

Ordinal.

- Terdapat variabel “x” dan“y”.Sedangkan yang digunakan penulis hanya terdapat satu variabel - Penelitian dilakukan di China Emporium Bandung,sedangka n penulis di Morning Glory coffee.

2 Rudi

Atmadja

2007 Pengaruh Store Atmosfer terhadap keputusan pembelian pada Distro Ouval Bandung

Pelaksanaan Atmosfer toko pada Distro

Ouval yang berada di Jl Sultan Agung dinilai baik karena didapat

pengkategorian jawaban 75.23%.

- Alat ukur atau Indicator Atmosphere yang digunakan sama. meneleliti tentang penilaian konsumen mengenai atmosphere toko. - Menggunakan skala

Ordinal.

- Terdapat variabel “x” dan“y”.Sedangkan yang digunakan penulis hanya terdapat satu variabel Penelitian dilakukan di Distro Ouval Bandung,sedangka n penulis di Morning Glory coffee.

3 Linda

Dimyati

2004 Analisis Penilaian Kosumen mengenai Atmosfer toko Circle K Simpang Dago Bandung

Hasil Analisis pada toko Circle K Simpang Dago Bandung Menyatakan atmosfer toko tersebut baik.

- Alat ukur atau Indicator Atmosphere yang digunakan sama. meneleliti tentang penilaian konsumen mengenai atmosphere toko. - Menggunakan skala

Ordinal.

- Penelitian dilakukan di Circle K

Bandung,sedangka n penulis di Morning Glory coffee.


(26)

2.2. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam menghadapi persaingan bisnis retail, industri ritel dalam menjalankan kegiatannya memiliki bauran-bauran pemasaran yang penting untuk diperhatikan. Bauran pemasaran tersebut adalah: place, product, price, dan promotion, suasana dalam gerai, personalia, dan customer service. Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa store atmosphere merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting untuk di kelola.

Store atmosphere merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting untuk di kelola. Suasana lingkungan yang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan antara satu retailer dengan retailer lainya dan untuk menarik kelompok yang spesifik dari konsumen yang mencari keinginannya melalui suasana toko yang menyenangkan. Memuaskan konsumen merupakan hal yang penting bagi pengecer, pengecer yang baik akan lebih memfokuskan kegiatan penjualan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dalam upaya memuaskan kebutuhanya pada suatu toko, konsumen tidak hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responya terhadap lingkungan tempat pembelian, menurut Widiyati Utami (2006:238) mengatakan bahwa :

Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang


(27)

Sedangkan definisi store atmosphere itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) bahwa : “Store atmosphere merupakan karakter fisik secara keseluruhan dari sebuah toko”.

Pengertian atmosphere sangat luas seperti tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, bahan-bahan rak, bahan-bahan-bahan-bahan dinding, aksesoris dan lain-lain. Toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman dan artistik, penggunaan cat dinding, ruangan yang sejuk, semua itu menunjukan adanya atmosphere kemewahan, dan berkelas. Jika di dalam toko terasa panas dan pengap, produk yang di pajang tidak tertata rapih, penggunaan cat yang berselera rendah, lantai yang tidak bersih maka hal itu akan menimbulkan atmosphere yang akan mencitrakan bahwa toko tersebut untuk kalangan rendah seperti yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) : “Atmosphere toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri”.

Menurut Berman dan Evan (2001:604) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam 4 elemen, yaitu :

1. Exterior (bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia hendaknya memberikan kesan yang menarik. Dengan mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan goodwillyang terdiri dari :

Marquee , atau tanda yang digunakan untuk memajang nama toko,suatu nama perusahaan atau lambang perusahaan yang dibuat dengan teknik pengecatanatau juga menggunakan lampu neon,dapat pula hanya terdiri


(28)

dari nama danlambang toko saja ataupun digabungkan dengan slogan dan informasi lainnya.Agar efektif marquee atau lambang harus terlihat berbeda disbanding toko lainnya.

Uniqueness, dapat dicapai melalui desain toko yang bebeda dan memilki ciriyang khas seperti, etalase yang dekoratif , pintu masuk yang lebar dan gedungyang berbeda.

Parking facilities atau fasilitas parkir yang memadai , tempat parkir yang memadai merupakan salah satu faktor konsumen untuk berbelanja.

2. General interior

Merupakan desain interior dari suatu toko untuk memaksimalkan visual merchandising yang merupakan gabungan dari penataan dan persentasi visual menggunakan elemen-elemen dari pengaturan barang dagangan terdiri dari:

Color & lighting, warna dalam toko sumber pengaruh potensial presepsi dan perilaku konsumen .Begitupun dengan pengaturan cahaya, akan semakin baik jika pencahayan didalam ruangan tampak jelas.

Scent & sound ,aroma ruangan akan lebih baik jika diberi aroma tetapi yang lembut dan ringan.Pemutaran musik yang sesuai.

 Temperatur , suhu ruangan dan arus udara yang baik ,kesejukan suatu ruangan tergantung dari jenis dan kondisi toko.

Tecnology, pengaturan barang,pengecekan barang dan layanan pembayaran mengunaan alat yang berteknologi mempengaruhi pembelian konsumen,


(29)

Cleanliness, kebersihan toko merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kenyamanan berbelanja.

3. Store layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari Jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalulalang, Tujuannya yaitu mendorong konsumen betah dalam toko dan sehingga tertarik membeli barang dan memberikan ruang lingkup pembelian lengkap bagi konsumen pada produktivitas penggunaan ruang yang bernilai tinggi. Layout terdiri dari:

 Lokasi ruangan ,lokasi diatur untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja.

 Pengelompokan barang berdasarkan fungsional, dapat meliputi jenis-jenis produk,segmen tertentu dan perpaduan keduanya.

 Arus lalulintas/ pegaturan gang. 4. Interior POP display

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Beberapa interior display yang digunakan adalah sebagai berikut:

Poster ,kartu sign berfungsi untuk informasi produk dan harga

Pada akhirnya tujuan penataan atmosfer toko adalah untuk mempengaruhi perhatian dan keinginan konsumen untuk mengunjungi toko, sehingga dapat memberikan image pertama konsumen terhadap perusahaan, oleh sebab itu


(30)

perusahaan harus bisa memberikan kontribusi dan perhatian khusus terhadap elemenelemen atmosfer tokonya. Bila store atmosphere tersebut kurang baik maka konsumen akan mempresepsikan kulitas produk sebagai barang pasar yang “murahan” ,seperti yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) : “Atmosphere toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka paradigma kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gamabar 2.1 di bawah ini :

Sumber Berman dan Evan (2001:604)

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

Analisis Penilaian Konsumen Mengenai Store Atmosphere pada Coffee Morning Glory Setrasari Mall C 2 No. 31 bandung.


(31)

25 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah “Analisis Penilaian Konsumen Mengenai Store Atmosfer yang beralokasi di Morning Glory Coffee beralamat di Setrasari Mall C 2 No. 31 bandung.

Pada penelitian ini masalah yang diteliti adalah tentang tujuan pelaksanaan Store Atmosfer pada Morning Glory Coffee, Penilaian Konsumen Mengenai Atmosfer Toko Serta Masalah-Masalah yang dihadapi dalam Menganilisis Penilaian Konsumen Mengenai Store Atmosfer Pada Morning Glory Coffee Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ekonomi, secara khusus menggunakan pendekatan manajemen pemasaran, tentang store atmosphere. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif atau sering juga disebut dengan penelitian survey.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang bagaimana penilaian konsumen mengenai store atmosphere. Metode deskriptif yaitu metode yang menafsirkan, menganalisa dan menguraikan data dan informasi secara jelas yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, atau metode penelitian yang


(32)

menggambarkan apa yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk kemudian diolah menjadi data. (Sugiono :2003)

3.2.1. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh, deskripsi mengenai store atmosphere. Karena menggunakan metode survey, maka untuk menjawab tujuan penelitian yaitu mengetahui tanggapan responden mengenai penilai store atmosphere pada Morning Glory Bandung, maka digunakan deskriptif survey. 3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau objek dari orang maupun objek yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan pengukurannya maka variabel dalam penelitian ini akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan ke dalam masing-masing indikator serta skala pengukurannya.Untuk lebih jelasnya, operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1berikut:


(33)

Tabel. 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

STORE ATMOSFER Store Atmosphere Meliputi berbagai elemen yang Mempengaruhi pelanggan persepsi, seperti warna, pencahayaan, perlengkapan, suhu, barang, kebersihan, dan suara (termasuk musik) Pengecer sebagai alat untuk membedakan. Berman and Evans (2001:604)

Exterior (bagian depan toko)

Marquee

-Lambang dan nama perusahaan terlihat berbeda

Uniqueness -Etalase yang

digunakan terlihat dekoratif. -Kesesuaian

pintumasuk

-Bagunan gedung yang berbeda

Parking facilities -fasilitas parkir yang

memadai

Marquee

- Tingkat kesetujuan lambang perusahaan yang berbeda Uniqueness

- Tingkat kesetujuan etalase yang dekoratif

- Tingkat kesesuai pintu masuk

- Tingkat kesetujuan bangunan gedung yang berbeda

Parking facilities

- Tingkat kesetujuan fasilitas parkir yang memadai

ORDINAL

General Interior (bagian dalam toko).

Color & lighting -Kesesuaian tata cahaya

ruangan

-Kesesuaian warna dinding

Scent & sound -Kesesuaian aluanan

musik

-Kesesuaian aroma ruangan

Temperatur -Temperatur udara

memberikan kesejukan Tecnology

-Sistem pengaturan barang baik -Sistem layanan

pembayaran baik Cleanliness -kebersihan toko

memberikan kenyaman

Color & lighting

- Tingkat kesesuaian cahaya ruangan

- Tingkat kesesuaian warna dinding

Scent & sound

-Tingkat kesesuaian alunan musik

-Tingkat kesesuaian dengan aroma ruangan

Temperatur -Tingkat kesetujuan

temperatur udara yang meberikan kesejukan Tecnology

- Tingkat kesetujuan sistem pengaturan baik dengan - Tingkat kesetujuan system

layanan pembayaran baik Cleanliness

-Tingkat kesetujuan kebersihan toko yang meberikan kenyaman


(34)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer yaitu data segala informasi yang diperoleh, diamati dan dicatat oleh peneliti langsung dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian

b. Data sekunder yaitu data atau informasi yang berasal dari media cetak lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2003 : 57)

Store Lay out (tata letak toko)

-Pengaturan Lokasi ruangan ruangan memudahkan berbelanja -kesesuaian dalam

mengelompokan barang

-kesesuaian Arus lalu lalang didalam toko

- Tingkat kesetujuan dengan Lokasi ruangan

- Tingkat kesesuaian dengan kelompok barang

- Tingkat kesesuaian arus lalu lalang

Interior POP display (pemajangan tanda-tanda)

- Kesesuaian pemasangan poster gambar

- Kejelasan tanda petunjuk

- Tingkat kesesuaian dengan poster gambar

- Tingkat kejelasan dengan tanda petunjuk


(35)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang berkunjung ke Morning Glory Coffee Bandung yang melakukan transaksi pembelian, yang dijadikan sasaran untuk memperoleh data. Jadi berdasarkan data dari pihak Morning Glory Coffee jumlah konsumen yang datang setiap bulannya untuk mengunjungi Morning Glory Coffee sebanyak 3000 orang.

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2003:73), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan teknik random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sample dengan kata lain populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus:

Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi


(36)

n = 96,77

n = 96,77 dibulatkan menjadi 100

Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 3000 pengunjung selama satu bulan dengan tingkat kesalahan 10% (0,01) dari perhitungan didapat hasil 96,77 dari angka ini penulis bulatkan menjadi 100 orang untuk mengadakan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada para responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Library research (study kepustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca literature, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Field research (study lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan langsung dengan cara :


(37)

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara berkomunikasi langsung / menanyakan langsung dengan karyawan yang bersangkutan / pimpinan pada Toko Kopi Morning Glory Bandung. b. Quesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan - pertanyaan yang akan di isi oleh responden, yang kemudian lembaran - lembaran kertas tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan di olah menjadi materi yang akan dibahas.

c. Observasi

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek penelitian dimana dalam hal ini diteliti dengan baik secara langsung dan menunjang pengumpulan data-data yang berhubungan dengan pembahasan dan kemudian pencatatan langsung dari sumber tertulis pada lokasi penelitian kuesioner.

3.2.4.1 Uji Validitas

Dari pengujian yang dilakukan dengan Spearman Correlation, dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil bahwa dari 18 pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini semua valid karena mempunyai korelasi positif dengan skor total pertanyaan menghasilkan nilai r diatas 0,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 18 pertanyaan yang valid dalam penelitian ini.


(38)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan korelasi Spearman Brown dengan menggunakan SPSS, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil bahwa dari 18 pertanyaan semua valid. Dan dilakukan uji reliabilitas mendapatkan skor 0.773 yang artinya diatas 0,3 dikatakan pertanyaan tersebut reliabel.

3.3 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian untuk selanjutrnya analisis ini adalah menjawab bagaimana tanggapan responden terhadap store atmosphere pada Morning Glory Coffee Bandung. Dimana penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menggabungkan dengan variabel lain. Dalam menganalisis secara deskriptif digunakan tabel dalam bentuk jumlah dan presentase.

Untuk pengkategorian tanggapan responden, dilakukan dengan membuat pengkategorian sesuai dengan pernyataan Redi Panuju dalam bukunya komunikasi bisnis yaitu : “ Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum, dan intervalnya serta jarak intervalnya.” Sebagai berikut :

1. Nilai Indeks Minimum adalah skor terendah dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.


(39)

2. Nilai Indeks Minimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks minimum dengan nilai indeks maksimum. 4. Jarak interval adalah interval ini dibagi dengan jumlah jenjang yang diinginkan Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

= 20 %

= 100 %

Interval dalam persentase = Skor maximum – Skor minimum = 100 % - 20 %

= 80 %

= 80 5 = 16 %


(40)

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing Ukuran penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kategori Skor

Interval Tingkat Intensitas Kriteria

20 % - < 36 % 36 % - < 52 % 52 % - < 68 % 68 % - < 84 % 84 % - < 100 %

Sangat tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik

Baik Sangat Baik Sumber : Redi Panuju, Komunikasi Bisnis

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian, pengumpulan data dan analisis data, oleh karena itu tergantung pada kualitas data yang di analisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.


(41)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Esensi magis kopi telah lama menjadi sarana kesenangan dan rezeki, mata pencaharian dan stimulasi bagi orang-orang diseluruh dunia dari semua bidang kehidupan. Lebih dari minuman sederhana; kopi telah digunakan sebagai mata uang selama puncak era perdagangan rempah-rempah mistis. Ini terus menjadi tanaman pokok, memberikan pendapatan dan sarana hidup yang tak terhitung jumlahnya petani bekerja keras di seluruh dunia. Ini adalah minuman untuk kaum bangsawan dan rakyat jelata sama. Dan untuk beberapa orang, itu adalah semangat sekitar yang dunia mereka berputar.

perusahaan Morning Glory coffee adalah salah satu badan tersebut yang memegang kopi dalam hal terhormat. Bentuk awal lahir sederhana di sebuah kafe kecil di kota dataran tinggi bandung, Jawa Barat, Morning Glory telah berkembang menjadi pengawal dan duta besar untuk semua hal kopi di Indonesia. Pendiri Natanael Charis, bersama dengan mitra Michael Utama dan Daniel Kenny. Telah membentuk kopi hanya benar-benar vertikal di Indonesia perusahaan yang berbasis pada cinta yang sederhana dan semangat ekstrim untuk tanaman dan semua itu hasil dan mewakili.

Charis menemukan seluk-beluk kopi ketika tinggal di Sydney, Australia. Dia dengan cepat menjadi begitu bersemangat bahwa dia terdaftar dalam kursus


(42)

pelatihan barista dan menjadi master bersertifikat resmi prepration kopi dan presentasi. Tapi itu tidak cukup. Minatnya dalam kopi jauh lebih luas dari sekedar melayani untuk tamu, sehingga ia mulai belajar tentang proses seluruh kopi membuat; dari penanaman dan pemanenan untuk pemanggangan dan distribusi. Bersenjata dengan pengetahuan dasar tentang bagaimana semuanya bekerja, ia mulai kembali ke rumahnya di Bandung dan membuka Café Morning Glory dengan Niat melayani kopi terbaik di daerah tersebut.

Kafe adalah hit antara penduduk setempat dan ekspatriat yang cukup beruntung untuk menemukan permata tersembunyi dan kata mulai menyebar dengan cepat tentang bagaimana lezat dan disajikan dengan baik Pagi Glory kopi itu.Charis tidak beristirahat di bahwa keberhasilan. Dia tahu ada dunia eksplorasi dan peluang menunggunya di seluruh Indonesia, sehingga ia mulai menjelajah ke beberapa perkebunan negara panas tidur kopi di Papua, Sulawesi, Bali, Sumatera, dan tentu saja, Jawa. Dengan setiap kunjungan ia akan kembali dengan pengetahuan yang lebih dalam proses penanaman kopi, hubungan yang lebih kuat dengan petani dan kilo biji bagi pelanggan untuk menikmati.

Frustrasi oleh keberuntungan konsistensi dia mendapatkan dengan menggunakan roaster luar untuk proses biji berharga ia akan membawa kembali dari eksplorasi kopi, charis membuat keputusan untuk mengendalikan situasi dan membawa sendiri, di-rumah mesin panggang.


(43)

Dia dan Kenny memutuskan negara-of-Master seni Panggang Jerman, premium kopi dunia Unit pemanggangan. Mesin sepenuhnya outomated, dengan satu-sentuhan pengaturan memori dan 15 ton output sebulan adalah tambahan berkilau untuk perusahaan Morning Glory.

Sekarang, tidak hanya mereka berhasil panggang kopi untuk kafe mereka sendiri, tetapi juga memperluas bisnis mereka untuk menawarkan premi pemanggangan untuk distributiors kopi lain di seluruh wilayah. Mereka akhirnya akan menjadi diakui sebagai salah satu tempat terbaik untuk kopi memanggang di Jawa kafe hanya di dalam negeri yang telah di-rumah pemanggangan bagi pelanggan untuk menikmati secangkir kopi segar dan gembira dalam bau kacang panggang.

Dalam upaya untuk mempromosikan kedua Café Morning Glory dan cinta mereka untuk minum kopi, kelompok mulai memberikan pameran publik di berbagai lokasi di seluruh kota di mana orang bisa belajar tentang budaya kopi dan bagaimana kopi dibuat, dari tanam sampai cangkir. Itu selama pameran seperti ketika mereka menarik perhatian seorang pria dari Departemen Pertanian di Indonesia yang segera diakui rasa antusiasme, keahlian dan luar biasa dari Presentasi Morning Glory. Dalam beberapa hari, pria telah menunjuk Morning Glory sebagai wakil Indonesia untuk atted Expo Triestespresso terkenal di dunia - kopi Internasional terkemuka.

Perjalanan itu sukses luar biasa yang melihat petani kopi, distributor dan penggemar dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Stand Morning Glory untuk rasa kopi fantastis mereka dan mendengar lebih banyak tentang rencana


(44)

Indonesia untuk struktur lebih lanjut dan mengatur distribusi kopinya. Dibebankan dengan tanggung jawab menjadi wajah kopi Indonesia, untuk memastikan kekuatan usaha kopi negara itu menjangkau jauh ke dalam akar dari sistem dan itu berarti memastikan bahwa petani yang susah payah memproduksi dan merawat tanaman yang telah dilihat sebagai penting bagian dari organisasi dan diperlakukan seperti itu.

Green Initiative Morning Glory yang Bean berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan petani kopi Indonesia dan untuk menetapkan standar regulasi dan thatkeep keadilan kepentingan petani pada tangan pertama. Inisiatif ini juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik dan mengajar para petani di berbagai aspek bisnis di luar pertanian dan bagaimana mereka dapat menggunakan informasi tersebut sebagai sarana untuk melindungi dan lebih memajukan bisnis mereka.

Dalam upaya untuk meningkatkan layanan dari bisnis mereka dan untuk memperkuat ikatan mereka dengan petani kopi, Morning Glory telah dipastikan sepuluh hektar perkebunan kopi yang akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan dan, tentu saja, untuk panen kacang bagi pelanggan Morning Glory Café untuk menikmati. Tanah tersebut akan digunakan untuk menguji teknik baru yang berkembang dan perawatan organik tanah sehingga petani tidak harus menggunakan lahan mereka yang berharga untuk percobaan.

Morning Glory keterlibatan dalam masyarakat petani kopi membentang jauh melampaui dari bisnis kopi. Upaya kemanusiaan mereka telah melihat mereka sebagai sumber utama bantuan dan bantuan kepada sejumlah besar orang


(45)

yang hidup di dekat perkebunan luar Pangalengan, Indonesia. Daerah itu hancur oleh gempa bumi 2009 November dan hampir diabaikan oleh usaha bantuan besar. Morning Glory dukungan terorganisir berpikir Bandung Komunitas besar untuk membawa perlengkapan yang sangat dibutuhkan kepada rakyat dilakukan.

Setelah keberhasilan perusahaan Morning Glory dalam membuka kafe di setrasari mall, Perusahaan Morning Glory membuka Toko Kopi Morning Glory pada tanggal 8 Januari 2008, hal ini untuk memenuhi kebutuhan kopi khususnya bagi pencinta kopi. Toko Kopi Morning Glory Menjual berbagai kopi bubuk dan kopi yang berbentuk biji. Toko Kopi tersebut berkembang hingga sekarang yang tepatnya dijalan Pasirkaliki Ruko Hypersquare

Adapun visi dan misi pada toko kopi Morning Glory yaitu dalam menunjang kemajuan pada toko:

Visi: “ Melayani konsumen dengan sepenuh hati dan memenuhi kebutuhan konsumen akan kopi.”

Misi: “ Memasarkan kopi Morning Glory yang produksi dalam negeri dapat menembus pasar Internasional dan dapat berekspansi lebih luas lagi.”

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi yang dirancang dengan memperhatikan akibat dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tersebut secara bersamaan. Struktur organisasi di gambarkan pada peta atau skema organisasi yang memberikan gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta proses yang terjadi dalan suatu organisasi. Ada empat komponen


(46)

yang merupakan kerangka dalam memberikan definisi dari struktur organisasi, yaitu sebagai berikut :

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi.

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan yans resmi dalam pelaporan ini, banyaknya tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan di seluruh kegiatan dalam organisasi

3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu - individu menjadi sesuatu yang utuh.

4. Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian seluruh kegiatan organisasi memberikan keterangan mengenai posisi yang ditempati oleh seorang individu dalam organisasi, tugas dan tangung jawab individu serta hubungan pelaporan yang harus ditaatinya.hubungan dalam organisasi harus dapat menciptakan komunukasi dan koordinasi yang sesuai dengan kegiatan organisasi.

Hubungan tersebut akan memberikan kesempatan pada bagian-bagian organisasi untuk saling berkomunikasi dan megkoordinasi kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.


(47)

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan,melaksanakan,dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yan telah di tetapkan. Struktur organisasi ini merupakan gambaran jalur komunikasi antara tiap-tiap bagian dengan bagian yang lain. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antara bagian sehinggan efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat di hindari serta menujang aktifitas operasional perusahaan.

Struktur Organisasi

Toko Kopi Morning Glory Bandung

Sumber: Toko Kopi Morning Glory

Gambar 4.1

Strukur Organisasi Toko Kopi Morning Glory Bandung Manager Pemasaran

Bag. Pengadaan Barang Bag. Keuangan

Kepala Toko

Personalia


(48)

4.1.3 Deskripsi Jabatan

Adapun tugas dan wewenang, dan tangung jawab dari tiap bagian atau fungsi yang ada dalam struktur organisasi tersebut,penulis hanya menguraikan secara garis besarnya, yaitu sebagai berikut :

1. Manager Pemasaran

Manager Pemasaran Toko Kopi Morning Glory yaitu sebagai pimpinan toko sekaligus pengelola .

Tugas dan tanggun jawab Manager Pemasaran ini sebagai berikut:

a. Memimpin,pengelola,serta bertangung jawab atas aktivitas yang dilaksanakan perusahaan.

b. Menetapkan tugas dan wewenang dari setiap bagian di perusahaan. c. Merumuskan tujuan perusahan dan menetapkan garis besar kebijakan

perusahaan. 2. Pengadaan

Tugas bagian pengadaan sebagai berikut:

a. Melakukan pemesanan barang kepada pemasok

b. Memilih barang yang akan di beli dari pemasok untuk dijual di toko. 3. Keuangan

Tugas bagian keuangan sebagai berikut:

a. Melaporkan hasil penjualan kepada Manager Pemasaran.

b. Melaporkan pendapatan dan pengeluaran perusahan kepada Manager Pemasaran.


(49)

4. Kepala toko

Tugas dan wewenang kepala toko sebagai berikut:

a. Melaporkan setiap kegiatan perusahaan kepada Manager Pemasaran. b. Menciptakan ketertiban, ketenangan ,dan gairah kerja karyawan. c. Melaporkan kebutuhan-kebutuhan perusahaan kepada Manager

Pemasaran.

d. Mengawasi setiap kegiatan karyawan. 5. Personalia

Personalia ini meliputi pengaturan dan pengelolaan para karyawan yang mana tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Melaporkan kebutuhan karyawaan yang berhubungan denan kegiatan perusahaan kepada Manager Pemasaran.

b. Melakukan penempatan para karyawan. 6. Karyawan

Tugas para karyawan sebagai berikut : a. Melayani konsumen

b. Melaporkan kebutuhan dalam kegiatan yang berlangsung kepada Kepala Toko

c. Melaksanakan perintah Kepala Toko d. Melaksanakan program yang di buat atasan


(50)

4.1.4 Aspek kegiatan Perusahaan

Mornig Glory Coffee adalah toko yang menyediakan berbagai macam kopi, baik kopi bubuk maupun kopi berbentuk biji. Selain itu café morning Glory menyediakan makanan ringan pelenggkap minum kopi. Aktifitas perusahaan yang dilakukan yaitu tepat pukul 8 pagi karyawan toko sudah memulai aktifitas toko yaitu dimulai dari berdoa sebelum bekerja dan mendengarkan breefing dari kepala toko, setelah itu dilakukan pengecekan barang, mengisi barang yang kosong, merapihkan dan membersihkan toko, dan setelah itu tepat pukul 10 pagi toko dibuka untuk umum, para karyawan melayani konsumen dengan baik dan membantu konsumen jika mengalami kesulitan dalam membeli barang. Para karyawan juga harus melayani keluhan konsumen guna untuk memperbaiki kinerja para karyawan toko. Toko tutup tepat pukul 9 malam, karyawan melakukan pembukuan terhadap transaksi dalam satu hari kegiatan pembelian.

4.2. Pembahasan Penelitian

4.2.1.Pelaksanaan Store Atmosphere pada Morning Glory Coffee Bandung. Berikut ini penuturan Cristian selaku Store Manager di Morning Glory Coffee Bandung mengenai pelaksanaan Store Atmosphere pada toko nya yang meliputi: Elemen Exterior, general interior, dan store layout,dan Interior pop display.

1. Exterior


(51)

Didepan halaman Morning Glory Coffee terdapat sebuah papan nama yang menandakan keberadaan Morning Glory Coffee yang cukup terlihat jelas. Papan nama tersebut berbentuk ouval yang bertuliskan nama toko “Morning Glory Coffee”dan berdivariasikan dengan cream sebagai warna backgroundnya .

Gambar 4.2

Lambang dan nama perusahaan Sumber: data pribadi b. Etalase

Etalase yang digunakan Morning Glory Coffee terlihat dekoratif dengan menempatkan barang-barang dagangannya sebaik dan serapih mungkin .


(52)

Gambar 4.3 Etalase Sumber :data pribadi

c. Pintu masuk

Di dalam pelaksanaan Morning Glory Coffee menggunakan satu pintu dimana pintu ini digunakan untuk keluar masuk konsumen tetapi hal tidak mengurangi rasa kenyamanan dalam berbelanja.

Gambar 4.4 Pintu masuk Sumber:data pribadi d. Bagunan gedung

Bagunan gedung yang digunakan oleh Morning Glory Coffee di desain sangat modern dengan pemilihan warna yang didominasi oleh warna coklat di padukan dengan warna putih.


(53)

Gambar 4.5 Bagunan gedung Sumber: data pribadi e. Sarana Parkir

Sarana parkir untuk di Morning Glory Coffee cukup memadai untuk motor dan mobil.

Gambar 4.6 Sarana parkir Sumber: data pribadi


(54)

2. General Interior

a. Tata Cahaya

Tata cahaya yang digunakan Morning Glory Coffee menggunakan lampu neon kecil-kecil yang dipasang di atas, dan penggunaannya disesuaikan dengan cuaca/cahaya pada hari tersebut, apabila cuaca terang lampu dinyalakan hanya beberapa saja tetapi kalau cuaca gelap lampu dipasang semua supaya seimbang dengan bangunan toko.

Gambar. 4.7 Tata cahaya Sumber:data pribadi

b. Warna dinding

Warna dinding di Morning Glory Coffee menggunkan warma cream dan dipadukan degan warna coklat yang menyala sehingga ruangan didalam toko terlihat bersih dan indah dimana didalam hal ini memberikan kenyamanan bagi pengunjung.


(55)

Gambar 4.8 Warna dinding Sumber: data pribadi

c. Alunan musik

Suara musik yang mengalun bertemakan lagu-lagu yang telah di atur oleh pihak karyawan yang sudah ditunjuk untuk mengaturnya, biasanya lagu-lagu yang di putar adalah lagu-lagu yang slow yang bertujuan untuk membuat nyaman para pengunjung.

d. Aroma yang digunakan

Aroma terapi adalah yang digunakan di dalam ruangan Morning Glory Coffee dengan aroma terapi ini pengunjung merasa betah dan nyaman.

e. Tempratur Udara

Tempratur udara cukup sejuk karena di dukung fasilitas AC yang dipasang selama toko buka.


(56)

f. Pengunaan peralatan

Didalam pelaksanaan peralatan yang digunakan modern dengan teknologi yang baik.

Gambar 4.9 Peralatan yang digunakan

Sumber: data pribadi

g. Kebersihan toko

Morning Glory Coffee Bandung sangat memperhatikan kebersihan dan terbukti toko ini selalu terlihat bersih, para clinning service membersihkannya pada saat toko mau dibuka dan pada saat toko mau ditutup, dan apabila pada saat tertentu terlihat sampah mereka lansung segera membersihkannya.


(57)

3. Store Layuot

a. Pengaturan lokasi.

Morning Glory Coffee Bandung menjual lebih dari 1 jenis kopi yang dalam pengaturan lokasinya di atur berdasarkan masing-masing jenis .

b. Pengelompokan Barang

Pengelompokan barang dalam toko terlihat menarik dan sangat memudahkan para pengunjung untuk mencari kopi yang mereka inginkan.

c. Penataan Barang

Penataan barang di sesuaikan dengan kategorinya dan di tata dengan rapih supaya pengunjung yang datang senang karna penataan barangnya di tata sedemikian menarik.

d. Arus lalu lintas

Didalam Pelaksanaan pengaturan arus lalu lintas atau pengaturan gang diatur sedemikian rupa dimana didalam toko tersebut berbentuk memanjang. Dan ditengah diberi jalan agar pengujung leluasa.

4. Interior POP display

a. Pemasangan Poster/Kartu Sign

Pemasangan poster/Kartu sign di Morning Glory Coffee menggunakn blackboard yang bertuliskan informasi produk dan harga.


(58)

Gambar 5.0 Pemasangan Poster Sumber: data pribadi

b. Tanda petunjuk

Pemasangan tanda arah petunjuk di Morning Glory Coffee sudah terlihat jelas dan membatu pengunjung didalam berbelanja.

4.2.2 Profil Responden

Untuk memperoleh gambaran umum responden berikut ini dikemukakan karakteristik responden masing-masing berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran perbulan dan frekuensi kunjungan.

1. Jenis Kelamin

Mengenai jenis kelamin para pembeli toko Morning Glory Coffee. dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(59)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 65 65%

Perempuan 35 35%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini, berjenis kelamin laki-laki sebesar 65 % dan berjenis kelamin perempuan sebesar 35 %. Dengan demikian mayoritas dalam penelitian ini yaitu berjenis kelamin laki-laki.

2. Usia Responden

Dari data yang penulis peroleh mengenai usia pengunjung Morning Glory Coffee Bandung dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Frekuensi Presentase (%)

< 20 tahun 8 8%

21-30 tahun 29 29%

31-40 tahun 52 52%

> 40 tahun 11 11%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas responden 31-40 tahun sebanyak 52%, sedangkan < 20 tahun sebanyak


(60)

8%, usia 21-30 tahun sebanyak 29%, usia > 40 tahun sebanyak 11%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas usia responden dalam penelitian ini adalah 31-40 tahun.

3. Pendidikan

Dari data yang penulis peroleh mengenai pendidikan pembeli toko Morning Glory Coffee Bandung dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD - -

SMP - -

SMA 39 39%

Perguruan Tinggi 61 61%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.3 diatas dapat kita kertahui bahawa sebagian besar pengunjung berpendidikan Perguruan tinggi sebanyak 61% dan SMA sebanyak 39%. Berdasarkan tabel tersebut, bahwa sebagian besar mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan Perguruan Tinggi.


(61)

4. Pekerjaan

Dari data yang penulis peroleh mengenai pekerjaan pembeli toko Morning Glory Coffee Bandung dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Pelajar 7 7%

Mahasiswa 23 23%

Pegawai negri 10 10%

Pegawai swasta 42 42%

Lainnya 18 18%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 diatas mengenai pekerjaan para responden Morning Glory Coffee Bandung adalah 42% responden dengan pekerajaan pegawai swasta, kemudian 10% responden dengan pekerjaan pegawai negri, kemudian 23% responden dengan pekerjaan mahasiswa, kemudian 7% responden dengan pekerjaan pelajar, kemudian 18% responden dengan pekerjaan lainnya.. Jadi dari tabel diatas yang menjadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah pegawai swasta.

5. Pengeluaran

Untuk mengetahui pengeluaran perbulan para responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(62)

Tabel 4.5

Pengeluaran Perbulan Responden

Besar Pengeluaran Frekuensi Presentase (%)

< Rp 500.000 5 5%

Rp 500.000-Rp 1.500.000 14 14%

Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 45 45%

Rp +2.500.000 36 36%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui pengeluaran perbulan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebesar < Rp. 500.000 sebanyak 5%, Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 sebanyak 14%, Rp 1.500.000 – Rp. 2.500.000 sebanyak 45%, dan sisanya sebanyak 36% mempunyai pengeluaran perbulan > Rp. 2.500.000.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini pengeluaran perbulan antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000.

6. Frekuensi Kunjungan

Untuk mengetahui frekuensi kunjungan para responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(63)

Tabel 4.6

Frekuensi Kunjungan Responden

Banyak Kunjungan Frekuensi Presentase (%)

1 bulan sekali 52 50%

2-3 kali sebulan 34 34%

4-5 kali sebulan 8 8%

5 kali sebulan 6 6%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui frekuensi kunjungan para responden dalam penelitian Morning Glory Coffee sebagian besar melakukan kunjungan antara 1 kali sebulan sebanyak 52%, 4-5 kali sebulan sebanyak 8%, 2-3 kali sebulan sebanyak 34%, sedangkan sisanya 6% melakukan kunjungan 5 kali sebulan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas yang menjadi responden dalam penelitian ini melakukan kunjungan 1 bulan sekali kunjungan dalam satu bulan.

4.2.2.2.Penilaian Responden Terhadap Store Atmosphere Morning Glory Coffee bandung

Untuk mengetahui tentang Analisis Pelaksanaan Atmosfer Pada Morning Glory Coffee Bandung, maka dapat dilihat melalui tanggapan responden terhadap Atmosfer tersebut yang mencakup empat Indikator yaitu :


(64)

a) Eksterior, di dalam indikator akan di jelaskan mengenai lambang dan nama perusahaan, etalase,lahan parkir ,pintu masuk dan bangunan gedung.

b) General Interior, di dalam indikator ini akan di jelaskan mengenai pencahayaan, warna dinding, musik, roma ruangan, tempratur udara, system layanan pembayaran dan kebersihan.

c) Store Layout, di dalam indikator ini akan di jelaskan mengenai pengaturan lokasi,pengelompokan barang, penataan barang, dan arus lalulintas.

d) Interior POP display, didalam indikator ini akan menjelaskan tentang poster yang pasang dan tanda petunjuk.

Setiap item pertanyaan item positif dan negative, dapat dilihat dalam pembobotan atau pemberian skor jawaban. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

1. Eksterior

Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan, Di bawah ini akan di jelaskan tentang tanggapan responden mengenai indikator ekterior yang terdiri lambang dan nama perusahaan, etalase, lahan parkir, pintu masuk dan bangunan gedung.


(65)

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Lambang dan Nama Perusahaan berbeda Dengan Toko lain

No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju

20 29 51 0 0 20% 29% 51% 0% 0%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 tanggapan responden terhadap nama dan lambang perusahaan berbeda dengan toko lain menyatakan cukup setuju 51% , setuju 29%, sangat setuju 20%. Dengan demikian mayoritas responden setuju nama dan lambang perusahaan berbeda dengan Toko lain karena lambang yang dipakai hanya di Morning Glory Coffee saja.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Etalase yang digunakan dekoratif

No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju

14 72 14 0 0 14% 72% 14% 0% 0%

Jumlah 100 100%


(66)

Berdasarkan tabel 4.7 tanggapan responden terhadap etalase yang digunakan dekoratif yang menyatakan Setuju 72%, cukup setuju 14%, sangat setuju 14%,. Dengan demikian mayoritas responden menyatakan setuju karena etalase yang digunakan terlihat unik.

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Pintu masuk

No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5

Sangat sesuai Sesuai Cukup Sesuai

Tidak Sesuai Sangat tidak Sesuai

13 33 51 3 0

13% 33% 51% 3% 0%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 tanggapan responden terhadap kesesuaian Pintu masuk yang digunakan yang menyatakan cukup sesuai 51% , sesuai 33% , sangat sesuai 13%, dan tidak sesuai 3%. Dengan demikian mayoritas responden menyatakan cukup sesuai karena adanya kenyamanan responden pada saat masuk kedalam toko. Namun sebagian kecil responden menyatakan tidak sesuai, karena responden merasa dengan satu pintu mereka merasa kenyamanan tergangu untuk keluar masuk toko.


(67)

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Bagunan gedung yang berbeda dengan Bangunan Toko kopi lainnya

No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju

8 37 55 0 0 8% 37% 55% 0 0

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 tanggapan responden terhadap bangunan yang digunakan Morning Glory berbeda dengan bangunan lainnya yang menyatakan cukup Setuju 55%, setuju 37%, sangat setuju 8%. Dengan demikian mayoritas responden menyatakan setuju terhadap bangunan gedung yang berbeda karena gedung yang digunakan dekoratif.

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Terhadap Fasilitas parkir yang memadai

No Kategori Penilaian Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4 5 Sangat setuju Setuju Cukup Setuju Tidak Setuju Sangat tidak Setuju

14 35 21 30 0 14% 35% 21% 30% 0%


(1)

Tabel 4.37

Tanggapan Responden Mengenai Store Atmosphere Pada Morning Glory Coffee Bandung

No Indikator Skor Persentase ( % )

1 Eksterior 1811 72.44%

2 General Interior 2938 73.45%

3 Store Layout 1074 71.6%

4 Interior POP display 676 67.6%

Total 6499

Analisa deskripsi tentang Atmosphere Morning Glory Coffee Bandung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.38

Skor Tanggapan Responden Mengenai Atmosphere Morning Glory Coffee Bandung

Skor Skor dalam (%)

6499 6499 × 100 % =72,21 % 5×18×100

Maka dihasilkan data peringkat Atmosfer toko yang tepat dilihat pada tabel berikut ini


(2)

81

Tabel 4.39

Pengkategorian Jawaban

Interval Tingkat Intensitas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik

36 % - < 52 % Tidak Baik

52 % - < 68 % Cukup Baik

68 % - < 84 % Baik

84 % - < 100 % Sangat Baik

Berdasarkan tabel tentang 4.38 tanggapan responden terhadap Atmosphere Toko menunjukan skor 72,21% dan berada diantara 68 % - < 84 % dengan criteria baik. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap Atmosfer Toko pada Clothing Morning Glory Coffee Bandung dinilai baik karena Ekterior, General interior, Store layout dan interior POP display di nilai baik.


(3)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, maka dapat ditarik kesimpulan Tanggapan responden mengenai store atmosphere pada Morning Glory Coffee Bandung termasuk dalam kategori baik dengan skor 72.21% adapun uraiannya sebagai berikut :

1. General Interior dinilai baik dengan skor 73.45%, karena Tata cahaya yang digunakan menggunakan Lampu neon kecil-kecil, warna dinding yang sesuai, Alunan musik yang mengalun bertemakan lagu-lagu slow, Aroma dalam ruangan yang sesuia, Fasilitas AC yang memberikan kesejukan, Pengaturan barang yang baik, Sistem pembayaran yang modern, Kebersihan di dalam toko yang memberikan kenyamanan cukup baik.

2. Ekterior dinilai baik dengan skor 72.44%, karena Lambang papan nama perusahaan menarik, Pintu masuk yang sesuai, Bangunan yang modern, dan juga lahan parkir yang cukup memadai.

3. Store Layout dinilai baik dengan skor 71.6%, karena pengaturan lokasi ruangan yang cukup sesuai, Pengelompokan barang yang rapi, Arus lalu intas toko yang cukup sesuai.


(4)

83

4. POP Display yang dinilai cukup baik dengan skor 67.6% karena kesesuaian pemasangan poster/kartu sign yang cukup sesuai, pemasanga tanpa petunjuk yang cukup jelas

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai atmosfer pada Morning Glory Coffee Bandung maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Meskipun store atmosphere di Morning Glory Coffee baik menurut konsumen, tetapi akan lebih baik lagi bila atmosphere toko yang baik tersebut dapat ditingkatkan dan dikembangkan lagi, dengan cara membangun hubungan komunikasi yang lebih baik lagi dengan konsumen melalui mendengarkan saran dan masukan dari konsumen, sehingga konsumen akan merasa memiliki Morning Glory Coffee dan akan menjadi pilihan pertama, dan pada akhirnya dengan store atmosphere yang menyenangkan akan menjaga dan mendorong citra perusahaan baik.

2. Kejelasan pemasangan tanda petunjuk dalam toko perlu diperhatikan lebih baik lagi melihat hasil analisa rata-rata pernyataan responden.

3. Morning Glory Coffee sebaiknya lebih meningkatkan usaha-usaha promosinya agar lebih banyak konsumen yang mengenal dan mengujungi Morning Glory Coffee tanpa meminta informasi dari orang lain. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya pesaing yang ada dikota bandung yang bergerak dibidang yang sama.


(5)

84

Bob Foster. 2008. “Manajemen Ritel”. Alfabeta, Bandung

Berman, Barry; Evans, Joel R. 2002. Retail Management: A Strategic Approach. Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Engel, James F; Roger, D. Blackwell and Paul W. Minard. 1995. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Lamb, hair and mcdaniel. 2001. “Pemasaran edisi 2”. Salemba Empat, Jakarta. Levy, Michael; Weitz, Barton A. 2004. Retailing Management. USA: Richard D

Irwin, Inc.

Sutisna. 2001. “Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran”. Binacipta, Bandung.

Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Buchari Alma. 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta,

Djaslim Saladin. 2003, Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik. Bandung: Linda Karya,

Redi Penuju, 2000. Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Yopi Andrianto

TempatTanggalLahir : Bandung, 15 April 1989

Alamat : Jl. Bbk Tarogong Rt.06/ Rw.05 GolonganDarah : AB

Agama : Islam

JenisKelamin : Laki-laki

Pendidikan

1995 - 2001 : SDN Bbk Tarogong 5 Bandung 2001 - 2004 : SMP Negeri 25 Bandung

2004 - 2007 : SMK Prakarya Internasional Bandung

2008 - Sekarang : Masih tercatat sebagai Mahasiswa Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM ) Bandung