Analisis Bauran Eceran Pada Toko Kopi Morning Glory Bandung

(1)

THE ANALYSIS OF RETAILING MIX AT COFFEE SHOP MORNING GLORY BANDUNG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang D3

Program Studi Manajemen Pemasaran

Disusun Oleh :

NAMA: NELA NURITA SARI NIM : 21408017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana strategi pemasaran dicerminkan sebagai suatu program yang di kenal istilah bauran eceran ( retailing mix ). Pelaksanaan bauran eceran yang baik dan tepat diharapkan dapat membuat konsumen akan mempunyai perilaku positif terhadap tokonya yaitu perilaku dimana konsumen tetap harus berbelanja kembali pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan bauran eceran ( retailing mix ) pada Toko Kopi Morning Glory Bandung, serta tanggapan responden terhadap pelaksanaan bauran eceran ( retailing mix ) pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan bauran eceran ( retailing mix ) toko Toko Kopi Morning Glory Bandung. Populasi adalah pengunjung toko Toko Kopi Morning Glory yang jumlah sampelnya sebanyak 100 orang, dengan menggunakan sensus Sedangkan analisa yang dipakai adalah analisis deskriptif digunakan tabel dalam bentuk jumlah dan presentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap Pelaksanaan Bauran Eceran pada toko Kopi Morning Glory Bandung termasuk kategori baik dengan total skor sebesar 5407 atau 72,01 %.


(3)

v

In conducting sales activities, retailers pursuing a strategy oriented to the needs of consumers, which reflected the marketing strategy as a program in terms familiar mix of retail (retailing mix). Implementation of a good retail mix and the right is expected to make consumers will have a positive attitude towards the behavior of his store where consumers still have to shop again at Morning Glory Coffee Shop Bandung.

The study was conducted to determine the implementation of the mix of retail (retailing mix) Morning Glory Coffee Shop in Bandung, as well as the responses of respondents toward the implementation of the mix of retail (retailing mix) Morning Glory Coffee Shop in Bandung.

The method used in this research is descriptive research that aims to gain an overview of the implementation of the mix of retail (retailing mix) Morning Glory Coffee Shop store Bandung. Populations are visitor Morning Glory Coffee Shop store the number of samples as many as 100 people, using census While the analysis used is descriptive analysis used a table in the form of numbers and percentages.

The results of this study indicate that respondents to the Implementation of Retail Mix in the Morning Glory Coffee shop Bandung including both categories with a total score of 5407 or 72.01%.


(4)

vi

Tida kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan Ridho-Nya dan juga Utusan-Nya yaitu Rasullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul :

“Analisis Bauran Eceran Pada Toko Kopi Morning Glory Bandung”.

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari partisipasi dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si. selaku selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

5. Bapak Rizki Zulfikar, SE,. M.Si. selaku Ketua Panitia Sidang Akhir, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer


(5)

vii

M.Si. selaku wali dosen yang sudah membimbing kami selama kuliah di Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

8. Seluruh Dosen Tetap Maupun Tidak Tetap, Beserta Sekertariat Manajemen yang telah memberikan dukungan selama penulis menimba ilmu di Universitas Komputer Indonesia.

9. Seluruh karyawan, Staf Tata Usaha serta Sub Bagian Administrasi Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

10.Seluruh staff dan karyawan Toko Kopi Morning Glory dan PT. Morning Glory International.

11.Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan semangat, biaya dan khususnya atas do’a yang telah mengiringi selama laporan Tugas Akhir ini ditulis. Tidak lupa untuk adikku David Junianton. yang telah banyak membantu, serta terima kasih atas do’a dan supportnya. 12.Keluarga besar Ismanijar. Terima Kasih atas dukungan, perhatian dan

nasehatnya, khususnya kepada Nur Fajri Ismia yang telah memberi pinjam laptopnya.


(6)

viii

disebutkan disini, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

14.Untuk semua teman-teman kelas satu angkatan 2008 di Jurusan Manajemen Pemasaran terima kasih atas persahabatan, pertemanan dan kerjasamanya yang solid.

Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2011

Penulis


(7)

1

1.1Latar Belakang

Dalam era pembangunan dewasa ini mengalami perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, menyebabkan manusia cenderung untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan sandang, karena pada hakekatnya kebutuhan sandang merupakan kebutuhan yang paling utama bagi setiap orang. Sehingga dalam kondisi seperti ini menjadi peluang bagi pengusaha pedagang eceran yang menyediakan kebutuhan konsumen akan suatu tempat yang membeli barang dan atau toko yang layak. Kebutuhan terdiri dari bermacam-macam, mulai dari yang harus dari kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut juga kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan barang dan jasa. Hal ini membuka peluang bagi produsen atau perusahaan untuk untuk menghasilkan dan menyediakan berbagai macam barang yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Usaha yang seperti inilah yang sering disebut usaha eceran (retail) yaitu bisnis yang seluruh aktifitasnya langsung berhubungan dengan penjualan barang dan jasa ke konsumen akhir untuk pemakaian non bisnis atau pribadi.


(8)

Pada saat ini banyak sekali perusahaan yang berfungsi sebagai retailer yang mendistribusikan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan , factory outlet, mall dan departement store didaerah perkotaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, dimana mereka menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Hal ini menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, ukuran, kemasan, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan. Tapi di sisi lain dapat menimbulkan persaingan yang ketat diantara para retailer khususnya dalam menarik dan mempertahankan konsumen.

Untuk dapat bertahan dalam keadaan dunia retail maka retailer harus menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat dan jitu dengan lebih memperhatikan apa kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini akan memberikan kepuasan lebih, yang dapat dirasakan oleh konsumen dan dapat mengungguli para pesaingnya. Salah satunya adalah menerapkan strategi pemasaran yaitu baurn eceran yang terdiri dari Lokasi, Barang Dagangan, Harga, Promosi, Suasana dalam toko, Pelayanan dan Karyawan toko. Sebagai toko eceran atau retailer, kemampuan menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen sangat penting karena salah satu alasan kecenderungan konsumen memilih mengunjungi retailer dari pada produsen dalam memenuhi kebutuhannya karena alasan kenyamanan (convenience) yang didapatkannya. Selain itu konsumen berharap akan menemukan suatu produk atau bermaca-macam produk yang akan memenuhi segala kebutuhan untuk saat ini dan untuk dimasa yang akan datang.


(9)

Selain retailer harus menerapakan strategi bauran eceran yang terdiri dari Lokasi (location), Barang Dagangan (merchandise), Harga (price), Promosi (promotion), Suasana dalam toko (atmosphere), Pelayanan (service) dan Karyawan Toko (Customer Service). Retailer juga harus memperhatikan lebar dan kedalaman produk yang disediakan, kualitas, dan kelengkapannya karena menyediakan produk yang beragam adalah penting karena adanya kecenderungan dalam diri konsumen menghendaki barang-barang yang bersifat komplementer, sehingga dengan bermacam-macam produk yang disediakan retailer akan mendorong konsumen untuk membeli produk yang saling melengkapi. Dengan adanya keragaman produk tersebut, konsumen dapat leluasa memilih apa yang menjadi kebutuhannya dan konsumen tidak perlu khawatir dalam memenuhi kebutuhannya karena apa yang dibutuhkan konsumen sudah tersedia dalam toko eceran tersebut.

Toko Kopi Morning Glory merupakan satu dari banyak usaha ritel yang bergerak dibidang penjualan kopi. Toko Kopi Morning Glory yang beralamat di jalan pasirkaliki tepatnya di paskalhypersqure Bandung ini yang berdiri pada tanggal 8 januari 2008 menjual kopi bubuk dan kopi berbentuk biji, kopi yang yang menawarkan berbagai macam variasi rasa dan aroma diantaranya Ekspresso Blend, Daily Blend, Coffee Java, Coffee luwak, Kembang Desa (Premium Indonesia Arabica Coffe), Gunung Preanger dan Single Origin. Semua produk Morning Glory merupakan produk yang seluruh proses pembuatannya mulai dari desaign produk/kemasan, distribusi dan pemasaran dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan sehingga produk yang dihasilkan memiliki ciri khas tersendiri.


(10)

Toko Kopi Morning Glory memiliki suasana toko yang didesain khusus untuk konsumen yang nyaman dan luas sehingga konsumen dapat leluasa untuk bergerak, disamping itu Toko Kopi Morning Glory melakukan promosi melalui internet dan media cetak sehingga konsumen dapat mengakses informasi baik dari internet maupun media cetak. Satu hal yang paling penting dari bauran eceran yang dilakukan oleh Toko Kopi Morning Glory yaitu pelayanan yang maksimal yang dilakukan oleh Toko Kopi Morning Glory kepada konsumen akan menyebabkan konsumen loyal terhadap Kopi Morning Glory.

Banyak sekali usaha-usaha yang sedang marak dan berkembang di Indonesia saat ini khususnya di bandung dengan memperlihatkan persaingan yang ketat dalam merebut konsumen dan mengembangkan pangsa pasar, khusunya pada usaha di bidang penjualan minuman kopi, diantaranya Coffee Morning Glory, Starbuck, Coffee Been, Coffee Belcanto, Coffee Kafana,Coffee Genesis, Coffee Java, Gerai Kopi-kopi Luwak dan sebagainya, yang menawarkan berbagai macam variasi rasa dan aroma.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Manager Production bahwa pihak perusahaan terkadang sulit menyesuaikan harga dengan bahan baku yang harganya naik dan lokasi yang jaraknya cukup jauh dari tempat parkiran menyulitkan konsumen untuk menjangkau Toko Kopi Morning Glory, hal ini yang menjadi tantangan bagi perusahaan untuk terus melakukan strategi perusahaan demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Adapun berdasarkan hasil survey awal yang penulis lakukan terhadap 30 responden konsumen yang datang dan melakukan transaksi pembelian pada Toko


(11)

Kopi Morning Glory Bandung. Berdasarkan lokasi, 45% menyatakan bahwa lokasi yang strategis karena lokasi yang mudah dijangkau oleh sarana transportasi umum dan sebanyak 50% menyatakan bahwa lokasi kurang strategis karena lahan parkir yang kurang luas . Berdasarkan pelayanan, 55% menyatakan bahwa pelayanan yang didapat oleh konsumen cukup baik karena dapat memudahkan konsumen dalam berbelanja dan sebanyak 45% menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan kepada konsumen kurang baik. Berdasarkan produk, 60% menyatakan bahwa produk Kopi Morning Glory sangat lengkap dan beraneka ragam dan sebanyak 40% menyatakan bahwa produk kurang lengkap. Berdasarkan harga, 45% menyatakan bahwa harga sangat terjangkau, namun sebanyak 55% menyatakan bahwa harga cukup mahal dan pihak toko sangat kesulitan menyesuaikan harga jika bahan baku naik. Berdasarkan suasana toko, 70% menyatakan bahwa suasana toko di Toko Kopi Morning Glory cukup sangat nyaman dan sebanyak 30% menyatakan bahwa suasana toko kurang nyaman. Berdasarkan Promosi, 60% menyatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh perusahaan kurang efektif dan sebanyak 40% menyatakan bahwa promosi sangat efektif. Berdasarkan karyawan toko, 75% menyatakan bahwa karyawan toko sangat ramah dalam melayani pembeli dan sebanyak 25% menyatakan bahwa karyawan toko kurang ramah dalam melayani pembeli.

Pernyataan tersebut didasarkan kepada kurang minatnya konsumen untuk berbelanja kembali pada Toko Kopi Morning Glory, hal ini terlihat dari setiap indikator masih ada yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan harga dengan baik dan sesuai yang ditunjang oleh elemen - elemen


(12)

bauran eceran yang lain. agar dapat menghadapi persaingan dan dapat meningkatkan volume penjualan secara optimal dan mempengaruhi konsumen dalam keputusan membeli.

Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang bauran eceran. Untuk itu penulis mengambil judul: “Analisis Bauran Eceran Pada Toko Kopi Morning Glory

Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa masalah yang terjadi di Toko Kopi Morning Gloryadalah:

1. Pihak perusahaan terkadang sulit menyesuaikan harga dengan bahan baku yang harganya naik.

2. Kurangnya penyelengaraan promosi yang dilakukan oleh Toko Kopi Morning Glory.

3. Lokasi yang kurang strategis karena lahan parkir yang kurang luas.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Bauran Eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.


(13)

2. Bagaimana tanggapan responden mengenai bauran eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi, mengumpulkan, serta menganalisis Bauran Eceran Pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Bauran Eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai bauran eceran pada Toko Kopi Morning GloryBandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan.

Tempat penulis melakukan penelitian ini, pada Toko Kopi Morning Glory, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan usaha Toko Kopi Morning Glory.


(14)

2. Bagi Pihak Terkait.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat berguna dalam memberikan informasi dan masukan bagi peneliti, khususnya bagi mahasiswa yang hendak membuat tugas akhir dalam bidang yang sama sebagaimana yang ditulis dalam penelitian ini.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen.

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek) sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk ditempatkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagi pihak Manajemen Pemasaran.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama bagi yang akan mengadakan penelitian tentang bauran eceran.

3. Bagi Penulis Sendiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terutama mengenai bauran eceran dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah.


(15)

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Peneliatian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu di Toko Kopi Morning Glory Bandung, yang beralamat di Jl. Pasir Kaliki Ruko Hyper Square Blok B No. 65 Bandung.

Waktu pelaksanaan di mulai pada bulan Januari sampai dengan Mei 2011, dengan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

Keterangan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Usulan Penelitian Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data


(16)

10

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengecer

2.1.1.1 Pengertian Pengecer

Peranan pengecer (Retail) lebih komplek apabila dibandingkan dengan pedagang besar (wholesaler). Pengecer harus dapat menjaga hubungan dengan pemasok ( Produsen / Pedagang besar ), Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran. Dalam alur pemasaran tradisional, pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar, dan kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

Semua organisasi yang menjual kepada konsumen akhir baik produsen, pedagang grosi, maupun pengecer merupakan usaha eceran. Dalam bisnis eceran, tidak dipermasalahkan cara barang atau jasa dijual (dengan orang, surat, telepon, mesin otomatis atau internet) atau tempat (dalam sebuah toko, dipinggir jalan atau tempat tinggal konsumen).

Menurut Kotler (2009:140), mendefinisikan eceran (Retailing) sebagai berikut :

" Semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran"


(17)

Sedangkan Fandy Tjiptono ( 2008:191 ), mengemukakan bahwa :

" Pedagang eceran (Retailing) merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis".

Kotler (2009:140) mendefinisikan usaha eceran (retailing) adalah semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi dan nonbisnis.Ritelmerupakan mata rantai yang penting dari saluran ditribusi yang menghubungkan keseluruhan dari bisnis dan orang-orang yang mencakup perpindahan secara fisik dan transper kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Sedangkan menurut Djasmin Saladin (2006:163) “ Penjualan eceran meliputi semua aktifitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, dan bukan bisnis.”

Menurut Hendri Ma’ruf (2006:113) mengtakan bahwa bauran eceran adalah kombinasi dari faktor-faktor eceran yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Faktor-faktor tersebut adalah Lokasi (location), Barang dagangan (merchandise), Harga (price), Promosi (promotion), Pelayanan (service), Suasana toko (atmosper).

Dari pendapat diatas menjelaskan suatu esensi yang sama, bahwa yang dikategorikan pedagang eceran adalah suatu mekanisme penjualan produk ataupun jasa kekonsumen akhir.


(18)

2.1.1.2 Fungsi Pedagang Eceran (Retailer)

Pedagang eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjualan produk atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.Pedagang eceran dapat lebih maju dalam usahanya apabila mau bkerja lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani konsumen.

Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena merupakan tanggung jawab primer sedangkan tanggung jawab sekundernya melayani pedagang besar atau produsen.Pada dasarnya fungsi pedagang eceran memberikan pelayanan dan kemudahan kepada konsumen.

Fandy Tjiptono (2008:191) mengatakan bahwa ada empat fungsi utama pedagan eceran, yaitu sebagai berikut:

1. Membeli dan menyimpan barang.

2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.

3. Memberikan informasi menge.nai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut

4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).

2.1.1.3 Jenis-jenis Pedagang Eceran

Organisasi - organisasi pengecer memiliki berbagai macam bentuk, mulai dari yang paling tradisional sampai kepada pengecer besar dan modern yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Menurut Kotler ( 2009 : 141 ) mengatakan jenis-jenis pengecer utama adalah sebagai berikut:


(19)

a. Toko Khusus (Specialy Store) suatu toko yang khusus menjual lini produk yang sempit.

b. Toko Serba Ada (Departement Store ), yaitu toko yang menjual beberapa lini produk.

c. Toko Swalayan, yaitu toko swalayan berbiaya rendah, bermarjin rendah, volume tinggi yang dirancang untuk memenuhi semua kebutuhan untuk produk makanan dan rumah tangga.

d. Toko Kelontong yaitu toko kecil didaerah perumahan, sering buka 24 jam 7 hari, lini terbatas produk perputaran tinggi.

e. Toko Diskon yaitu barang standar atau barang khusus; toko dengan harga murah, marjin rendah, volume tinggi.

f. Pengecer Off-price yaitu barang sisa, kelebihan, barang nonreguler yang dijual dengan harga lebih rendah dari harga eceran.

g. Superstore yaitu ruang penjualan yang besar, barang makanan dan peralatan rumah tangga yang dibeli secara rutin, ditambah jasa (laundry, perbaikan sepatu, dry clean, penguangan cek).

h. Ruang Pamer Katalog yaitu berbagai pilihan barang bermerek dengan harga markup tinggi, dan pergerakan cepat yang dijual melalui katalog dengan harga diskon, pelanggan memilih barang ditoko.

Menurut Kotler ( 2009:141 ) jenis-jenis pengecer toko dapat dibedakan berdasarkan tingkat pelayanannya, adalah sebagai berikut:


(20)

a. Swalayan ( Self Service), swalayan merupakan dasar dari semua operasi diskon. Banyak konsumen bersedia untuk melakukan proses mencari, membandingkan, memilih sendiri untuk menghemat uang.

b. Memilih Sendiri, Pelanggan mencari barang mereka sendiri walaupun mereka dapat meminta bantuan.

c. Layanan terbatas ( limited service), pengecer ini dapat memiliki lebih banyak barang dan jasa belanja seperti kredit dan tawaran pengembalian barang pelanggan membutuhkan lebih banyak informasi dan bantuan .

d. Layanan penuh ( Full Service), wiraniaga siap untuk membantu dalam setiap tahap proses mencari, membandingkan, memilih. Pelanggan yang suka ditunggui memilih toko jenis ini. Biaya karyawan yang tinggi, disertai dengan proporsi barang khusus yang tinggi serta barang dengan pergerakan lebih lambat dan layanan yang banyak, membuat usaha eceran ini berbiaya tinggi.

Menurut Hendri Ma’ruf ( 2006 : 74 ) menyatakan gerai-gerai jenis modern adalah sebagai berikut :

1. Minimarket yaitu toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari.

2. Convenience Store yaitu toko yang mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dalam harga, jam buka dan luas ruang dan lokasi.

3. Specialy store yaitu toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga konsumen tidak harus mencari lagi di toko lain, keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga premium membuat speciality unggul


(21)

4. Factory outlet yaitu toko yang menjual produk-produk ekspor yang masih layak untuk dijual.

5. Distro atau Distribution Outlet yaitu toko yang menjual produk-produk yang memiliki merek sendiri.

6. Supermarket yaitu toko yang menjual produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan ukuran lebih besar dari minimarket.

7. Departemen store yaitu toko yang berukuran sangat besar dan menjual produk-produk sehari-hari, rumah tangga bahkan non pangan.

2.1.2 Bauran Eceran

2.1.2.1 Pengertian Bauran Eceran

Menurut Bob Foster (2008:49) Bauran pedagang eceran adalah kombinasi dari variabel –variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang di gunakan oleh pedagang eceran untuk dapat meningkatkan hasil penjualan pedagang yang diinginkan

Dunne, Lusch dan Griffith(2002:53). Mengemukakan bahwa :

“ Bauran pedagang eceran adalah kombinasi dari merchandise, harga, periklanan dan promosi, pelayanan konsumen dan penjualan, serta suasana toko dan desain toko yang digunakan untuk memuaskan konsumen“

Dalam strategi bauran pedagang eceran terdapat unsur-unsur yang memengaruhi langsung pada bisnis eceran seperti unsur lokasi toko,mengelola toko ,harga dan komunikasi dengan konsumen serta unsur yang harus di hadapi seperti pesaing ,ekonomi ,dan peraturan.


(22)

Berman dan Evans (2004 : 105) menyatakan bahwa: “ untuk bentuk toko yang berdasarkan store based retail terdapat strategi bauran penjualan eceran yang terdiri dari lokasi departement store (store location), prosedur pembelian/pelayanan (operating procedure), produk/barang yang ditawarkan (goods offered), harga barang (pricing tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan (customer service), dan metode promosi (promotional methods)”.

Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa bauran eceran meliputi tujuh variabel utama yaitu:

2.1.2.2 Faktor-faktor Bauran Eceran 1. Lokasi (location)

Lokasi merupakan hal yang paling penting dan paling utama dalam melakukan perdagangan khususnya eceran.sebab memiliki korelasi dengan segmen pasar yang akan dituju.Hal ini otomatis berkaitan dengan area pedagngan yang akan dipilih oleh para pedagang eceran. Seorang pengecer mempunyai keputusan dalam memilih lokasi perlu mempertimbangkan pesaing, akses transportasi, kepadatan penduduk, tipe lingkungan, kedekatan dengan konsumen, lalu lintas pejalan kaki, dan komposisi toko merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi toko.

Menurut Hendri Ma’ruf ( 2006 : 124 ), ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai berikut :


(23)

1. Besar populasi dan karakteristiknya

Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan pendudunya berbeda akan menyababkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.

2. Kedekatan dengan pemasok

Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain.Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya terjadi ketergantungan pada satu atau dua penasok saja.

3. Basis ekonomi

Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas keuangan. Industri yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan industri yang terkonsentrasi (pada suatu sektor).

4. Ketersediaan tenaga kerja

Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga management trainee dan manajerial.Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga pemimpin.Tenaga menejerial adalah para assistant manager atau


(24)

manager bahkan general manager yang siap direktur dan siap kerja (tidak seperti management trainer yang harus dilatih lebih dulu).

5. Situasi persaingan

Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar (yaitu besar belanja total penduduk setempat) berarti semua perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabi atau secara tetap. Jika benyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar-besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak peritel dibandingkan total belanja konsumen.

6. Fasilitas promosi

Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi semua kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang sovenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.

7. Kesediaan lokasi toko

Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal-hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akses masing-masing lokasi, berpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya-biaya terkait.

8. Hukum dan peraturan

Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika pendapat Perda (Peraturan Daerah) yang tidak terdapat didaerah lain.


(25)

Bisnis eceran dapat dikategorikan sebagai strategi campuran, perusahaan secara tertentu mengkombinasikan lokasi toko,produk atau jasa yang ditawarkan, taktik harga, suasana toko. pelayanan konsumen dan metode promosi.

Lokasi toko menunjukan penggunaan toko atau format non toko, penempatan pada geografi dan macam-macam tempat (seperti pusat pembelanjaan), prosedur oprasi menyangkut berbagai macam karyawan yang bekerja, gaya manajemen, buka jam toko dan faktor-faktor lainnya.

2. Barang Dagangan (Mechandising)

Kotler dan keller (2006:454),menyatakan :

" Bauran produk adalah kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli ".

Merchandising merupakan perencanaan dan pengendalian dalam pembelian dan penjualan produk dan jasa. Merchandise adalah group produk yang sangat berhubungan satu sama lain yang ditujukan untuk kegunaan akhir yang dijual kepada grup konsumen yang sama atau dengan kisaran harga yang hampir sama.

Merchandising merupakan perencanaan dan pengendalian dalam pembelian dan penjualan produk dengan menggunakan 5 (lima) prinsip yaitu pengadaan produk, tepat waktu, kecepat tanggapan, kondisi produk,dan kuantitas, pengadaan produk (merchandising) pedagang eceran harus menyesuaikan dengan harapan pasar sasarannya untuk memenuhi harapannya.

Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam dan


(26)

toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang dagangan (merchandise) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas, bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang dagangan salah, maka dapat hampir dipastikan sukses akan sulit diraih. Pada toko – toko berupa minimarket yang tergabung dalam satu kelompok besar sepereti Indomaret, disebut juga sebagai chainstore karena satu toko dengan yang lainnya terkait dalam satu ikatan kelompok, pembelian merchaindise dipusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok.Masing–masing gerai atau toko tunggal menerima merchaindise dan menjualnya.

3. Harga (price)

Harga pengecer merupakan faktor yang penting dalam penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya, Pedagang eceran harus memperhatikan taktik persaingan harga.Sebuah toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup murah atau harga jual yang ditetapkan merupakn harga pasti. Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang-barangnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit diterapkan secara bersamaan.

Penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas merek yang berbeda dan hukun dan peraturan, yang akan di uraikan sebagai berikut :


(27)

1. Harga berkaitan dengan memaksimalkan laba

Setiap peritel atau perusahaan perdagangan eceran, seperti halnya semua perusahaan , ingin memaksimalkan laba. Laba dapat dicapai dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Idealnya adalah memaksimalkan laba dicapai baik dalam jangka pendek ataupun dalam jangka panjang. Tetapi, situasi persaingan dan kondisi pasar sering kali membuat peritel harus memilih memaksimalkan laba dalam jangka panjang dan membiarkan pencapaian laba jangka pendek yang tidak maksimal.

2. Harga berkaitan dengan pelanggan

Memaksimalkan laba adalah salah satu ciri dari selembar mata uang, sisi lainnya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah kepuasan pelnggan melalui operasional perusahaan yang akan member laba yang patut. Itu berarti kedua pihak sama-sama mendapatkan manfaat dari interaksi penjual-pembeli. 3. Harga berkaitan dengan pasar dan persaingan

Faktor pasar atau persaingan merupakan faktor penting yang amat mempengaruhi penetapan harga.Untuk semua peritel yang hendak memperluas pembeli dalam suatu wilayah atau dalam suatu segmen disebut sebagai penetrasi pasar, penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.

4. Harga berkaitan dengan pengadaan barang merchandise

Barang persediaan yang masih banyak dan agak lambat penjualannya padahal tanggal kadaluarsanya tinggal beberapa bulan lagi, mengharuskan tindakan


(28)

penjualan segara mungkin. Itu hanya bias dilakukan dengan cara menjual dengan harga diskon, penjualan demikian adalah penjualan untuk tujuan cuci gudang. Taktik lain adalah membuat paket, yaitu menjual dengan harga yang amat menarik (diskon cukup besar) untuk pembelian beberapa barang dalam satu paket.

5. Harga berkaitan dengan citra kualitas

Harga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian masyarakat besar mempunyai anggapan bahwa terdapat koleksi erat antara harga dan kualitas.Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.

6. Harga berkaitan dengan merek yang berbeda

Produk dari merek-merek yang berbeda dapat diberi lebel harga yang berbeda menurut :

1. Merek terunggul yang diberi label termahal

2. Merek pesaing atau merek sendiri dengan lebel harga sedang, dan 3. Merek dengan harga terendah

4. Harga berkaitan dengan hukum dan peraturan

Saat ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan peraturan yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran.Ini berarti para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga. Namun patokan umum berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisnis khususnya dari sudut pandang konsumen yaitu value for money.


(29)

4. Promosi (promotion)

Pedagang eceran dalam mempromosikan usahanya perlu menggunakan kiat-kiat yang mendukung dan memperkuat posisi, citra pedagang eceran, dan melaksanakan promosi yan menarik seperti iklan diradio, TV, dan surat kabar atau menggunakan wiraniaga. Menurut Kotler yang dikutif dari buku M. Taufik Amir (2005:85) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dalam komunikasi pemsaran yaitu periklanan, promosi penmjualan, penjualan tatap muka (personal selling), kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung.

Tujuan jangka panjang promosi yaitu untuk :

1. Membentuk citra toko dan posisi pedagang eceran yang diinginkanoleh konsumen. 2. Sebagai public service promotion dalam setiap meraih konsumennya selalu

berusaha memperkenalkan kepada warga masyarakat bahwa pedagang eceran adalah warga masyarakat yang baik.

Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah meningkatkan jumlah konsumen potensial dan menarik konsumen baru.setelah pedagang eceran menentukan tujuan promosi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, mereka dapat melakukan strategi bauran promosi.

5. Pelayanan(service)

Pelayanan pada konsumen merupakan salah satu alat utama untuk mendiferensiasikan satu toko dengan toko lainnya. Berman dan Evans (2004:65), mengatakan bahwa :


(30)

" Pelayanan konsumen, berkaitan dengan karyawan dan unsur-unsur dalam strategi bauran pedagang eceran yang dapt meningkatkan nilai dari barang dagangannya ".

Unsur pelayanan adalah unsur yang memiliki peranan penting dalam persaingan non-harga dengan pengecr-pengecer lain. Unsur-unsur pelayanan menjadi nyata bagi perusahaan dengan bersaing dengan para pesaingnya karana unsur pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing.

Kotler (2007:446) membagi pelayanan menjadi dua bagian yaitu pelayanan primerdalam usaha eceran antara lain adalah pembayaran kredit, pengantaran, penanganan keluhan, pelayanan parkir, ruang istirahat termasuk toilet, pelayanan perbaikan, pelayanan telepon, kamar pas, pelayanan pemasang dan waktu operasi toko. Sedangkan yang termasuk pelayanan pendukungantara lain: palayanan kehilangan barang, ruang bermain anak, pembungkusan, informasi lokasi barang, konsultasi dan informasi pembelian. Pelayanan adalah salah satu faktor pemberi nilai tambah bagi peritel, atau peritel dapat memilih kombinasi ragam produk dan tingkat pelayanan sebagai positioning.

6. Suasana Dalam Toko (atmosfer)

Suasana toko merupakan salah satu elemen penting dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen,karena dalam pross keputusan pembelinnya konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen, untuk datang ke gerai


(31)

dan membeli barang, maka suasana toko berperan penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapih dan menarik akan lebih mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur sekali dan tampak kotor.

Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja. Jika seting suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di kunjungi konsumen) akan dapat menyentuk emosi konsumen dan member pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berasa dalam suatu gerai atau toko. Desain toko, yaitu desain interior yang mencakup tata letak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.

7. Karyawan Toko (Customer Service)

Bisnis ritel bukan hanya sekedar bisnis penjualan barang, tetapi didalamnya melibatkan unsur jasa.Ujung tombak usaha jasa adalah orang atau dalam suatu bisnis ritel biasa disebut sebagai pramuniaga. Pramuniaga yang berkualitas akan menunjang suatu perusahaan untuk dapatmempertahankan konsumennya, perusahaan yang mampu membayar lebih para pramuniaganya akan mendapat keuntungan yang lebih dari pada kompetitornya.


(32)

Menurut Dunne, Lusch, dan Griffith (2002:555) kriteria yang diperlukan oleh seorang karyawan peritel adalah sebagai berikut:

a. Kelengkapan Barang, prosedur keakuratan dalam menghitung dan menginventarisasikan barang, menjaga agar barang agar tetap bersih dan pengaturan secara berurutan, mengetahui desain dan spesifikasi, jaminan, dan garansi dari tiap kelompok barang yang memajang barang yang baru dating dengan cepat.

b. Kemampuan Dalam Melayani (Customer Service Ability) dan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan dalam menangani keluhan berdasarkan prosedur yang ada dalam hal pengambilan barang, menyimpan transaksi kredit, menganjurkan atau melengkapi merchandise untuk pelanggan.

c. Kemampuan melakukan penjualan (Sales Ability), promosi barang-barang yang dijual untuk mendapatkan profit margin, bertindak sebagai sumber bagi departement atau sales people lain yang membutuhkan asisten bekerja dengan baik dengan sesame pekerja.

d. Memiliki Pengetahuan Tentang Barang (Product Merchandise Knowledge), mengetahui desain gaya, dan konstruksi grup pengadaaan barang, mengetahui promosi khusus, mengetahui materi kombinasi warna dan aksesoris pelengkap, menyediakan kertas kerja yang akurat yang berhhubungan dengan barang yang akan dikembalikan.


(33)

e. Kebijakan Toko (Store Policy), menyediakan kertas kerja yang akurat dan lengkap yang berhubungan dengan jadwal kerja serta untuk transaksi kredit tunai, memperlihatkan waktu kerja dan waktu pelatihan, menginformasikan instruksi dengan supervisor tentang kodute karyawan.

2.1.2.3 Tujuan Bauran Eceran

Dalam membangun suatu perusahaan atau bisnis ritel perlu adanya strategi-strategi dalam meningkatkan kualitas suatu bisnis ritel. Strategi yang digunakan yaitu salah satunya bauran eceran yang harus sesuai dengan bisnis yang digeluti sehingga membawa dampak positif terhadap perkembangan bisnis tersebut. Adapun tujuan dari bauran eceran tersebut menurut Kotler (2008:130) sebagai berikut:

1. Untuk mencapai target perusahaan.

2. Agar dapat membandingkan distribusi barang kepada konsumen akhir.

3. Agar dapat membandingkan dengan peritel lainnya melalui strategi-strategi yang digunakan.

4. Untuk memperlancar proses penjualan sehingga menambah jumlah konsumen. 5. Untuk mempermudah konsumen mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari.

Adapun tujuan bauran eceran secara umum bagi toko Kopi Morning Glory Bandung sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh omzet penjualan lebih besar. 2. Untuk menarik konsumen lebih banyak lagi.


(34)

4. Menciptakan keunggulan bersaing antar toko/perusahaan. 5. Agar dapat mencapai pasar sasaran.

2.1.2.4 Manfaat Bauran Eceran

Suatu bisnis eceran dapat berkembang dengan baik jika strategi-strategi yang digunakan telah diterapkan denagn baik pula. Selain tujuan dari bauran eceran adapun manfaat yang didapat perusahaan, diantaranya sebagai berikut :

1. Target perusahaan dapat tercapai.

2. Kegiatan perusahaan dapat terkoordinir dengan baik. 3. Membentuk citra baik perusahaan dimata konsumen. 4. Menambah omzet penjualan perusahaan.

5. Member masukan yang baik untuk perkembangan perusahaan

2.2 Kerangka Pemikiran

Bisnis eceran begitu penting dalam segmen ekonomi karena merupakan bisnis yang secara langsung memenuhi kebutuhan konsumen akhir.berkembangnya bisnis eceran diindonesia sejalan dengan pertumbuhan produk, sehingga jenis maupun ruang lingkup usahanya berkembang sesuai dengan perubahan pola perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, sebagaimana diungkapkan dalam teori roda eceran yang menunjukan adanya suatu proses evaluasi tempat pembelanjaan.

Bisnis eceran dpat dikategorikan sebagai strategi campura, perusahaan secara tertentu mengkombinasikan lokasi toko, produk atu jasa yang ditawarkan, taktik harga, suasana toko yang nyaman, pelayanan konsumen,dan metode promosi.


(35)

Lokasi toko menunjukan penggunaan toko atau format non toko, penempatan pada geografi dan macam-macam tempat pusat pembelanjaan seperti Mall, Factory Outlet, dan lain sebagainya, prosedur oprasi menyangkut berbagai macam karyawan yang bekerja, gaya manajemen, buka jam toko dan faktor-faktor lainnya. barang atau jasa yang ditawarkanpun beragam, sesuai dengan bidang bisnis perusahaan textile. Strategi harga atau takstik harga disesuaikan antara harga jenis produk dengan kesuaian dari permintaan konsumennya.

Suasana toko dalam pelayanan konsumen direfleksikan oleh fasilitas fisik dan perhatian personal yang diberikan, kebijakan pengembalian produk, transportasi dan faktor lain. promosi meliputi kegiatan periklanan, display, penjualan personal dan promosi penjualan. dengan mengkombinasikan unsur-unsur bauran pedagang eceran dan dapat dikembangkan strategi yang unik. pedagang eceran yang tumbuh sekarang harus berusaha mendomisili dalam berbagai cara, untuk mencapai tujuan perusahaan atau kepuasan konsumen.

Inovasi dalam pedagang eceran pertama sering menunjukan beroprasi pada meningkatkan produk-produk dengan melakukan perbaikan fasilitas dan pelayanan konsumen (meningkatkan kualitas, menyediakan suasana toko yang nyaman, pemberian sarana pendukung serta media promosi lainnya).pedagang eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan penjualan produk atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.pedagang eceran dapat lebih maju dalam usahanya apabila bekerja lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani konsumen.


(36)

pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena merupakan tanggung jawab primer, sedangkan tanggung jawab sekundernya melayani pedagang besar dan produsen. pada dasarnya fungsi pedagang eceran memberikan pelayanan dan kemudahan baik produsen maupun pedagang besar, dan khususnya memberikan pelayanan kepada konsumen. Hal ini dijelaskan menurut Djaslim Saladin dan yevis MartyOesman (2002 : 113) yang dimaksud dengan eceran adalah :

“ Eceran adalah semua kegiatan yang langsung berhubungan dengan penjualan barang atau jasa ke konsumen akhir untuk pemakaian non bisnis atau pribadi. “

Pengecer sebagai perantara pemasaran mempunyai fungsi tersendiri yang fianggap penting oleh berbagai pihak, seperti halnya produsen menganggap pedagang eceran mempunyai peranan penting karena faktor kedekatannya dengan konsumen secara langsung didalam memberikan pelayanan penjualan, sehingga memudahkan proses perpindahan barang dari produsen atau pedagang besar ketangan konsumennya dengan memberikan kinerja dari unsur-unsur bauran eceran.

Cara agar bisnis ritel ini mampu bertahan adalah dengan meningkatkan kinerja dari bauran pemasaran pedagang eceran. pedagang eceran merupakan salah satu rantai saluran distribusi yang memegang peranan penting dalam penyampaian barang dan jasa kekonsumen akhir.

Perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen dengan menawarkan pelayanan yang lebih baik, promosi yang menarik perhatian konsumen, atau harga yang lebih rendah. Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Rony A Rusli (2002:559-615) :


(37)

" Bahwa titik awal untuk merancang sisitem logistik pasar adalah mempelajari apa yang diminta pelanggan dan apa yang ditawarkan pesaing. pelanggan tertarik pada pengiriman yang tepat waktu, kesediaan pemasok untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak, penanganan barang yang cermat, kesediaan pemasok untuk menerima kembali barang yang cacat dan menggantinya dengan cepat.”

Berdasarkan pendapat diatas memeperlihatkan bahwa distribusi yang baik dan yang diharapkan oleh konsumen adalah dengan menawarkan pelayanan yang lebih baik dibanding dengan ditawarkan oleh para pesaing.

Didalam perantara pemasaran pedangang eceran berkaitan secara langsung dengan konsumen akhir menurut Kotler (2002 : 274) yang dialih bahasakan oleh AB. Susanto menyatakan bahwa :

“ Penjualan eceran adalah meliputi kegiatan yang melibatkan dalam penjualan barang dan jasa secara langsung kekonsumen akhir untuk pengguna pribadi bukan bisnis.”

Peranan ekonomis pedagang eceran adalah untuk memindahkan biaya pemasaran dari produsen atau pedagang besar kedalam bisnis mereka.Hal ini tercapai karena pedagang eceran melakukan strategi pemasran yang penting bagi produsen maupun konsumen.Konsumen menginginkan pedagang pengecer memeberikan kebutuhan dan memeberikan pelayanan yang baik, memeberikan kepuasan bagi konsumen, serta menginginkan agar pedagang eceran dapat bertindak sebagai agen penjualan secara langsung terhadap konsumen. Menurut Bob Foster (2008:51)

menyatakan:


(38)

1. Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran eceran, pemilihan lokasi yang tepat dan strategis pada sebuah gerai atau took akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis.

2. Merchandise adalah produk yang akan dibeli peritel dan akan dijual kembali (barang dagangan) kelengkapan dan keragaman produk yang tersedia akan menentukan volume penjualannya.

3. Harga adalah satu – satunya unsur dalam berbagai unsur bauran eceran yang akan mendatangkan laba bagi peritel, penetapan harga yang sesuai dengan merek maupun jenis barang serta dapat bersaing dengan peritel lain akan mendatangkan laba atau keuntungan yang lebih besar.

4. Promosi adalah salah satu cara dalam menawarkan barang dagangan kepada konsumen agar mereka tertarik dan berkeinginan untuk membeli.

5. Pelayanan adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak toko atau pramuniaga untuk melayani konsumen dengan baik pada saat berbelanja dan membuat mereka puas.

6. Suasana dalam toko adalah keadaan dalam took yang membuat konsumen merasa nyaman dengan segala fasilitas yang ada serta berniat berbelanja kembali. 7. Karyawan Toko (Customer Service) adalah Pramuniaga yang berkualitas akan menunjang suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan konsumennya,


(39)

perusahaan yang mampu membayar lebih para pramuniaganya akan mendapat keuntungan yang lebih dari pada kompetitornya.

Berdasarkan kerangka diatas, maka digambarkan skema kerangka pemikiranya agar lebih mempermudah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Bauran Eceran

 Lokasi ( Location)

 Barang Dagangan (Merchandise )  Harga ( Price )

 Promosi ( Promotion )  Pelayanan ( Service )

 Suasana Dalam Toko ( Atmosfer )  Karyawan Toko (Customer Service)


(40)

2.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama Peneliti Judul jurnal Hasil Tugas Akhir Persamaan Perbedaan

1 Dahmiri,

2009 Pengaruh Bauran Penjualan Eceran(Retailing Mix) Terhadap Citra Departement Store (Studi Pada Ramayana Departement Store Kota Jambi)

Kesimpulan dari

penelitian ini adalah bahwa ketujuh variabel mempunyai pengaruh yang kuat terhadap citra Ramayana

Department Store Kota Jambi variabel ke tujuh bauran penjualan eceran yaitu variabel lokasi, merupakan variabel yang paling dominan dalam

mempengaruhi citra Ramayana

Department Store Kota Jambi dengan koefisien regresi (b) sebesar 0,214. Hal itu sesuai dengan hipotesis peneliti yang menduga bahwa veriabel lokasi merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi Ramayana

Department Store Kota Jambi. Menggunakan Analisis Deskriptif Penelitian dilakukan dikota Jambi

2 Anita

Magdalena Kembaren 2010

Pengaruh Bauran

Pemasaran Ritel Terhadap

Keputusan Pembelian

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bauran pemasaran ritel yang terdiri dari : produk, harga, promosi, lokasi, Menggunakan analisis deskriptif Penelitian menjadikan objek penelitian dibidang penjualan


(41)

Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia

Medan

desain toko dan karyawan secara serempak

berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan pembelian ulang mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Medan , dan secara parsial produk, promosi, lokasi dan desain toko dan karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Medan.


(42)

36

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang di jadikan sumber topik untuk penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yang berjudul “Analisis Bauran Ritel Toko Kopi Morning Glory Bandung”.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Dalam menyusun Tugas Akhir metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode pengambilan data yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk di analisis yang kemudian di susun sebagai bahan pembuatan Tugas akhir. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang Bauran Eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung dan apakah pelaksanaan tersebut dapat meningkatkan hasil penjualan, oleh karena itu digunakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Bauran Eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.


(43)

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian

Untuk menjawab permasalahan diatas maka diperlukan opererasional variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian. Variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam konsep dan sub variabel yang dirumuskan.

Variabel penelitian adalah faktor-faktor signifikan yang keberadaanya mempunyai pengaruh terhadap penelitian yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung yang sifat pengaruhnya perlu dipertimbangkan. variabel penelitian ini akan dipakai dalam tahap pengolahan data sesuai dengan topik pembahasan dalam penelitian mengenai Analisis Bauran Eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung. Adapun yang menjadi variabel utama adalah bauran eceran (retailing mix), sub variabel yaitu lokasi (location), barang dagangan (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), suasana dalam toko (atmosper) dan Karyawan Toko (Customer Service) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Bauran Eceran

Kombinasi dari faktor-faktor ritel yang yang

digunakan untuk memuaskan

1. Lokasi

Kedekatan lokasi toko

Kestrategisan

Tingkat Kedekatan Tingkat Kestrategisan


(44)

kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli 2. Barang Dagangan Kelengkapan barang yang tersedia Keragaman barang yang tersedia Tingkat kelengkapan barang Tingkat keragaman barang Ordinal 3. Harga Bersaingnya harga Barang Kesesuaian harga barang Tingkat persaingan harga Tingkat kesesuaian harga Ordinal 4. Promosi Kemenarikan promosi Intensitas atau frekuensi Tingkat kemenarikan Tingkat keseringan dalam melakukan kegiatan promosi Ordinal 5. Pelayanan Keramahan karyawan Pengetahuan karyawan mengenai produk Tingkat keramahan karyawan Tingkat pengetahuan produk Ordinal

6. Suasana Toko

Kenyamanan dalam toko Kemenarikan dalam toko

7. Karyawan Toko

Kerapihan Tingkat kenyamanan Tingkat kemenarikan Tingkat Kerapihan Ordinal


(45)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer yaitu data segala informasi yang diperoleh, diamati dan dicatat oleh peneliti langsung dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian

b. Data sekunder yaitu data atau informasi yang berasal dari media cetak lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2003 : 57)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang berkunjung ke Toko Kopi Morning Glory Bandung yang melakukan transaksi pembelian. Dari hasil penelitian ternyata populasi pengunjung pada Toko Kopi Morning Glory Bandung adalah sekitar kurang Lebih 100 pengunjung perhari dan penulis mengambil 3000 pengunjung sebagai populasi dalam satu bulan.

dalam berseragam Penampilan karyawan

Tingkat penampilan


(46)

3.2.3.2.2 Sampel

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel Random Sampling. Menurut Sugiyono (2009:120), cara pengambilan sampel dengan teknik ini ialah “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

n : Jumlah sampel minimal

N : Jumlah populasi

E : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan


(47)

Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 3000 pengunjung selama satu bulan dengan tingkat kesalahan 10% (0,01) dari perhitungan didapat hasil 96,77 dari angka ini penulis bulatkan menjadi 100 orang untuk mengadakan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada para responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Library research (study kepustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Field research (study lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan langsung dengan cara :

a. Interview / Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara berkomunikasi langsung / menanyakan langsung dengan karyawan yang bersangkutan / pimpinan pada Toko Kopi Morning Glory Bandung.


(48)

b. Quesioner

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan lembaran kertas yang berisi pertanyaan - pertanyaan yang akan di isi oleh responden, yang kemudian lembaran - lembaran kertas tersebut akan dikumpulkan dan hasilnya akan di olah menjadi materi yang akan dibahas. c. Observasi

Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai objek penelitian yang berhubungan dengan pembahasan dan kemudian pencatatan langsung dari sumber tertulis pada lokasi penelitian kuesioner.

3.2.4.1 Uji Validitas

Dari pengujian yang dilakukan dengan Spearman Correlation, dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil bahwa dari 15 pertanyaan yang digunakan dinyatakan valid karena mempunyai korelasi positif dengan skor total pertanyaan menghasilkan nilai r diatas 0,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 15 pertanyaan yang valid dalam penelitian ini.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan korelasi Spearman Brown dengan menggunakan SPSS, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil bahwa 15 pertanyaan yang valid. 15 pertanyaan yang valid dilakukan uji reliabilitas mendapatkan skor 0.741 yang artinya diatas 0,5 dikatakan pertanyaan tersebut reliabel.


(49)

3.3 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian untuk selanjutrnya analisis ini adalah menjawab bagaimana tanggapan responden terhadap bauran eceran pada Toko Kopi Morning Glory Bandung. Dimana penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan. Dalam menganalisis secara deskriptif digunakan tabel dalam bentuk jumlah dan presentase.

Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum, dan intervalnya serta jarak intervalnya. Sebagai berikut :

1. Nilai Indeks Minimum adalah skor terendah dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai Indeks Minimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks minimum dengan nilai indeks maksimum.

4. Jarak interval adalah interval ini dibagi dengan jumlah jenjang yang diinginkan. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :


(50)

=

= 20 %

Skor maksimum dalam persentase =

=

= 100 %

Interval dalam persentase = Skor maksimum – Skor minimum = 100 % - 20 %

= 80 %

Panjang interval dalam persentase = =

= 16 %

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing Ukuran penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kategori Skor

Interval Tingkat Intensitas Kriteria

20 % - < 36 % 36 % - < 52 % 52 % - < 68 % 68 % - < 84 % 84 % - < 100 %

Sangat tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Sumber : Dr. Ummi Narimawati, M.Si. (2007:85)


(51)

45 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Esensi magis kopi telah lama menjadi sarana kesenangan dan rezeki, mata pencaharian dan stimulasi bagi orang-orang diseluruh dunia dari semua bidang kehidupan. Lebih dari minuman sederhana; kopi telah digunakan sebagai mata uang selama puncak era perdagangan rempah-rempah mistis. Ini terus menjadi tanaman pokok, memberikan pendapatan dan sarana hidup yang tak terhitung jumlahnya petani bekerja keras di seluruh dunia. Ini adalah minuman untuk kaum bangsawan dan rakyat jelata sama. Dan untuk beberapa orang, itu adalah semangat sekitar yang dunia mereka berputar.

Pagi kemuliaan perusahaan kopi adalah salah satu badan tersebut yang memegang kopi dalam hal terhormat. Bentuk awal lahir sederhana di sebuah kafe kecil di kota dataran tinggi bandung, Jawa Barat, Morning Glory telah berkembang menjadi pengawal dan duta besar untuk semua hal kopi di Indonesia. Pendiri Natanael Charis, bersama dengan mitra Michael Utama dan Daniel Kenny. Telah membentuk kopi hanya benar-benar vertikal di Indonesia perusahaan yang berbasis pada cinta yang sederhana dan semangat ekstrim untuk tanaman dan semua itu hasil dan mewakili.

Charis menemukan seluk-beluk kopi ketika tinggal di Sydney, Australia. Dia dengan cepat menjadi begitu bersemangat bahwa dia terdaftar dalam kursus


(52)

pelatihan barista dan menjadi master bersertifikat resmi prepration kopi dan presentasi. Tapi itu tidak cukup. Minatnya dalam kopi jauh lebih luas dari sekedar melayani untuk tamu, sehingga ia mulai belajar tentang proses seluruh kopi membuat; dari penanaman dan pemanenan untuk pemanggangan dan distribusi. Bersenjata dengan pengetahuan dasar tentang bagaimana semuanya bekerja, ia mulai kembali ke rumahnya di Bandung dan membuka Café Morning Glory dengan Niat melayani kopi terbaik di daerah tersebut.

Kafe adalah hit antara penduduk setempat dan ekspatriat yang cukup beruntung untuk menemukan permata tersembunyi dan kata mulai menyebar dengan cepat tentang bagaimana lezat dan disajikan dengan baik Pagi Glory kopi itu.Charis tidak beristirahat di bahwa keberhasilan. Dia tahu ada dunia eksplorasi dan peluang menunggunya di seluruh Indonesia, sehingga ia mulai menjelajah ke beberapa perkebunan negara panas tidur kopi di Papua, Sulawesi, Bali, Sumatera, dan tentu saja, Jawa. Dengan setiap kunjungan ia akan kembali dengan pengetahuan yang lebih dalam proses penanaman kopi, hubungan yang lebih kuat dengan petani dan kilo biji bagi pelanggan untuk menikmati.

Frustrasi oleh keberuntungan konsistensi dia mendapatkan dengan menggunakan roaster luar untuk proses biji berharga ia akan membawa kembali dari eksplorasi kopi, charis membuat keputusan untuk mengendalikan situasi dan membawa sendiri, di-rumah mesin panggang.


(53)

Dia dan Kenny memutuskan negara-of-Master seni Panggang Jerman, premium kopi dunia Unit pemanggangan. Mesin sepenuhnya outomated, dengan satu-sentuhan pengaturan memori dan 15 ton output sebulan adalah tambahan berkilau untuk perusahaan Morning Glory.

Sekarang, tidak hanya mereka berhasil panggang kopi untuk kafe mereka sendiri, tetapi juga memperluas bisnis mereka untuk menawarkan premi pemanggangan untuk distributiors kopi lain di seluruh wilayah. Mereka akhirnya akan menjadi diakui sebagai salah satu tempat terbaik untuk kopi memanggang di Jawa kafe hanya di dalam negeri yang telah di-rumah pemanggangan bagi pelanggan untuk menikmati secangkir kopi segar dan gembira dalam bau kacang panggang.

Dalam upaya untuk mempromosikan kedua Café Morning Glory dan cinta mereka untuk minum kopi, kelompok mulai memberikan pameran publik di berbagai lokasi di seluruh kota di mana orang bisa belajar tentang budaya kopi dan bagaimana kopi dibuat, dari tanam sampai cangkir. Itu selama pameran seperti ketika mereka menarik perhatian seorang pria dari Departemen Pertanian di Indonesia yang segera diakui rasa antusiasme, keahlian dan luar biasa dari Presentasi Morning Glory. Dalam beberapa hari, pria telah menunjuk Morning Glory sebagai wakil Indonesia untuk atted Expo Triestespresso terkenal di dunia - kopi Internasional terkemuka.

Perjalanan itu sukses luar biasa yang melihat petani kopi, distributor dan penggemar dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Stand Morning Glory untuk rasa kopi fantastis mereka dan mendengar lebih banyak tentang rencana


(54)

Indonesia untuk struktur lebih lanjut dan mengatur distribusi kopinya. Dibebankan dengan tanggung jawab menjadi wajah kopi Indonesia, untuk memastikan kekuatan usaha kopi negara itu menjangkau jauh ke dalam akar dari sistem dan itu berarti memastikan bahwa petani yang susah payah memproduksi dan merawat tanaman yang telah dilihat sebagai penting bagian dari organisasi dan diperlakukan seperti itu.

Green Initiative Morning Glory yang Bean berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan penderitaan petani kopi Indonesia dan untuk menetapkan standar regulasi dan thatkeep keadilan kepentingan petani pada tangan pertama. Inisiatif ini juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik dan mengajar para petani di berbagai aspek bisnis di luar pertanian dan bagaimana mereka dapat menggunakan informasi tersebut sebagai sarana untuk melindungi dan lebih memajukan bisnis mereka.

Dalam upaya untuk meningkatkan layanan dari bisnis mereka dan untuk memperkuat ikatan mereka dengan petani kopi, Morning Glory telah dipastikan sepuluh hektar perkebunan kopi yang akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan dan, tentu saja, untuk panen kacang bagi pelanggan Morning Glory Café untuk menikmati. Tanah tersebut akan digunakan untuk menguji teknik baru yang berkembang dan perawatan organik tanah sehingga petani tidak harus menggunakan lahan mereka yang berharga untuk percobaan.

Morning Glory keterlibatan dalam masyarakat petani kopi membentang jauh melampaui dari bisnis kopi. Upaya kemanusiaan mereka telah melihat mereka sebagai sumber utama bantuan dan bantuan kepada sejumlah besar orang


(55)

yang hidup di dekat perkebunan luar Pangalengan, Indonesia. Daerah itu hancur oleh gempa bumi 2009 November dan hampir diabaikan oleh usaha bantuan besar. Morning Glory dukungan terorganisir berpikir Bandung Komunitas besar untuk membawa perlengkapan yang sangat dibutuhkan kepada rakyat dilakukan.

Setelah keberhasilan perusahaan Morning Glory dalam membuka kafe, Perusahaan Morning Glory membuka Toko Kopi Morning Glory pada tanggal 8 Januari 2008, hal ini untuk memenuhi kebutuhan kopi khususnya bagi pencinta kopi. Toko Kopi Morning Glory Menjual berbagai kopi bubuk dan kopi yang berbentuk biji. Toko Kopi tersebut berkembang hingga sekarang yang tepatnya dijalan Pasirkaliki Ruko Hypersquare

Adapun visi dan misi pada toko kopi Morning Glory yaitu dalam menunjang kemajuan pada toko:

Visi: “ Melayani konsumen dengan sepenuh hati dan memenuhi kebutuhan konsumen akan kopi.”

Misi: “ Memasarkan kopi Morning Glory yang produksi dalam negeri dapat menembus pasar Internasional dan dapat berekspansi lebih luas lagi.”

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi yang dirancang dengan memperhatikan akibat dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tersebut secara bersamaan. Struktur organisasi di gambarkan pada peta atau skema organisasi yang memberikan gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta proses yang terjadi dalan suatu organisasi. Ada empat komponen


(56)

yang merupakan kerangka dalam memberikan definisi dari struktur organisasi, yaitu sebagai berikut :

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi.

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan yans resmi dalam pelaporan ini, banyaknya tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan di seluruh kegiatan dalam organisasi

3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu - individu menjadi sesuatu yang utuh.

4. Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian seluruh kegiatan organisasi memberikan keterangan mengenai posisi yang ditempati oleh seorang individu dalam organisasi, tugas dan tangung jawab individu serta hubungan pelaporan yang harus ditaatinya.hubungan dalam organisasi harus dapat menciptakan komunukasi dan koordinasi yang sesuai dengan kegiatan organisasi.

Hubungan tersebut akan memberikan kesempatan pada bagian-bagian organisasi untuk saling berkomunikasi dan megkoordinasi kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.


(57)

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan,melaksanakan,dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yan telah di tetapkan. Struktur organisasi ini merupakan gambaran jalur komunikasi antara tiap-tiap bagian dengan bagian yang lain. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antara bagian sehinggan efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat di hindari serta menujang aktifitas operasional perusahaan.

Struktur Organisasi

Toko Kopi Morning Glory Bandung

Sumber: Toko Kopi Morning Glory

Gambar 4.1

Strukur Organisasi Toko Kopi Morning Glory Bandung Manager Pemasaran

Bag. Pengadaan Barang Bag. Keuangan

Kepala Toko

Personalia


(58)

4.1.3 Deskripsi Jabatan

Adapun tugas dan wewenang, dan tangung jawab dari tiap bagian atau fungsi yang ada dalam struktur organisasi tersebut,penulis hanya menguraikan secara garis besarnya, yaitu sebagai berikut :

1. Manager Pemasaran

Manager Pemasaran Toko Kopi Morning Glory yaitu sebagai pimpinan toko sekaligus pengelola .

Tugas dan tanggun jawab Manager Pemasaran ini sebagai berikut:

a. Memimpin,pengelola,serta bertangung jawab atas aktivitas yang dilaksanakan perusahaan.

b. Menetapkan tugas dan wewenang dari setiap bagian di perusahaan. c. Merumuskan tujuan perusahan dan menetapkan garis besar kebijakan

perusahaan. 2. Pengadaan

Tugas bagian pengadaan sebagai berikut:

a. Melakukan pemesanan barang kepada pemasok

b. Memilih barang yang akan di beli dari pemasok untuk dijual di toko. 3. Keuangan

Tugas bagian keuangan sebagai berikut:

a. Melaporkan hasil penjualan kepada Manager Pemasaran.

b. Melaporkan pendapatan dan pengeluaran perusahan kepada Manager Pemasaran.


(59)

4. Kepala toko

Tugas dan wewenang kepala toko sebagai berikut:

a. Melaporkan setiap kegiatan perusahaan kepada Manager Pemasaran. b. Menciptakan ketertiban, ketenangan ,dan gairah kerja karyawan. c. Melaporkan kebutuhan-kebutuhan perusahaan kepada Manager

Pemasaran.

d. Mengawasi setiap kegiatan karyawan. 5. Personalia

Personalia ini meliputi pengaturan dan pengelolaan para karyawan yang mana tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Melaporkan kebutuhan karyawaan yang berhubungan denan kegiatan perusahaan kepada Manager Pemasaran.

b. Melakukan penempatan para karyawan. 6. Karyawan

Tugas para karyawan sebagai berikut : a. Melayani konsumen

b. Melaporkan kebutuhan dalam kgiatan yang berlangsung kepada Kepala Toko

c. Melaksanakan perintah Kepala Toko d. Melaksanakan program yang di buat atasan


(60)

4.1.4 Aktifitas Perusahaan

Toko Kopi Mornig Glory adalah toko yang menyediakan berbagai macam kopi, baik kopi bubuk maupun kopi berbentuk biji. Aktifitas perusahaan yang dilakukan yaitu tepat pukul 8 pagi karyawan toko sudah memulai aktifitas toko yaitu dimulai dari berdoa sebelum bekerja dan mendengarkan breefing dari kepala toko, setelah itu dilakukan pengecekan barang, mengisi barang yang kosong, merapihkan dan membersihkan toko, dan setelah itu tepat pukul 9 pagi toko dibuka untuk umum, para karyawan melayani konsumen dengan baik dan membantu konsumen jika mengalami kesulitan dalam membeli barang. Para karyawan juga harus melayani keluhan konsumen guna untuk memperbaiki kinerja para karyawan toko. Toko tutup tepat pukul 7 malam, karyawan melakukan pembukuan terhadap transaksi dalam satu hari kegiatan pembelian.

4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Toko Kopi Morning Glory

Bauran eceran terdiri dari sub variabel yaitu lokasi (location), barang dagangan (Merchandising), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service). suasana dalam toko (atmosfer) dan karyawan toko (customer service).

1. Lokasi (Location)

Lokasi merupakan hal yang paling penting dan paling utama dalam melakukan perdagangan khususnya eceran. sebab memiliki korelasi dengan segmen pasar yang akan dituju. Hal ini otomatis berkaitan dengan area pedagangan yang akan dipilih oleh para pedagang eceran. Seorang pengecer mempunyai keputusan dalam memilih lokasi perlu


(61)

mempertimbangkan pesaing, akses transportasi, kepadatan penduduk, tipe lingkungan, kedekatan dengan konsumen, lalu lintas pejalan kaki, dan komposisi toko merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi toko. Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh toko Kopi Morning Glory dilihat dari akses transportasi yang jurusan angkutannya banyak dan letak yang strategis dimana dekat stasiun kota Bandung, adapun alamat Toko Kopi Morning Glory Bandung yaitu Jl. Pasirkaliki Ruko Hypersquare Blok B No. 65 Bandung.

2. Barang Dagangan (Merchandising)

Merchandising merupakan prencanaan dan pengendalian dalam pembelian dan penjualan produk dan jasa. Merchandise adalah group produk yang sangat berhubungan satu sama lain yang ditujukan untuk kegunaan akhir yang dijual kepada grup konsumen yang sama atau dengan kisaran harga yang hampir sama. Pelaksanaan merchandise pada toko Kopi Morning Glory Bandung dengan menggunakan berbagai rak-rak besi dan etalase yang tersusun secara rapih. Untuk pengelompokan barang di Toko Kopi Morning Glory dilakukan berdasarkan jenis ukuran dan bentuk (tekstur). Untuk keseluruhan pengelompokan barang cukup memudahkan konsumen dalam memilih barang-barang yang akan dibeli. Adapun barang di Toko Kopi Morning Glory Bandung seperti kopi bubuk dan kopi berbentuk biji, kopi yang yang menawarkan berbagai macam variasi rasa dan aroma diantaranya Ekspresso Blend, Daily Blend, Coffee


(62)

Java, Coffee luwak, Kembang Desa (Premium Indonesia Arabica Coffe), Gunung Preanger dan Single Origin.

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu cara dalam menawarkan barang dagangan kepada konsumen agar mereka tertarik dan berkeinginan untuk membeli. Pedagang eceran dalam mempromosikan usahanya perlu menggunakan kiat-kiat yang mendukung dan memperkuat posisi, citra pedagang eceran, dan melaksanakan promosi yan menarik seperti iklan diradio, TV, dan surat kabar atau menggunakan wiraniaga. promosi yang dilaksanakan oleh toko Kopi Morning Glory Bandung yaitu mulai dari pemasangan poster-poster di depan toko, harga barang yang sedang diskon, Obral. Sehingga konsumen tertarik untuk berbelanja. Adapun promosi yang dilakukan Toko Kopi Morning Glory Bandung yaitu iklan menggunakan media internet, dan brosur.

4. Harga (Price)

Harga pengecer merupakan faktor yang penting dalam penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya, Pedagang eceran harus memperhatikan taktik persaingan harga. Sebuah toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup murah atau harga jual yang ditetapkan merupakan harga pasti. Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang-barangnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin. Toko Kopi Morning Glory Bandung melakukan penetapan harga sesuai


(63)

dengan pangsa pasar dan keinginan konsumen, hal tersebut dilakukan untuk menarik lebih banyak konsumen serta menstabilkan kedudukannya di pasaran dan untuk sebagian produk lainnya melakukan penetapan mengikuti harga dari merek dan jenis kualitas dari produk yang ditawarkan. hal ini dilakukan untuk mempertahankan agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap kualitas produk yang dijual dan pelanggan tidak beralih ke tempat lain.

5. Pelayanan (Service)

Pelayanan pada konsumen merupakan salah satu alat utama untuk mendiferensiasikan satu toko dengan toko lainnya. Pelayanan yang diberikan oleh toko Kopi Morning Glory Bandung sangat beragam seperti pembayaran secara kredit, penanganan keluhan konsumen, pelayanan parkir, toilet, pembungkusan, informasi lokasi barang, informasi pembelian dan tempat penitipan barang. Semua pelayanan yang diberikan bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

6. Suasana Dalam Toko (Atmosfer)

Suasana toko merupakan salah satu elemen penting dari retailing mix yang mampu mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen,karena dalam pross keputusan pembelinnya konsumen tidak hanya memberi respon terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengecer, tetapi juga memberikan respon terhadap lingkungan pembelian yang diciptakan oleh pengecer. Pelaksanaan desain toko pada Kopi Morning Glory Bandung dikembangkan sesuai dengan keinginan dan


(1)

e. Pelayanan dinilai baik dengan skor 73,5%, karena pelayanannya baik dan kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan serta pengetahuan mengenai produk yang dijual sehingga memberikan kepuasan kepada pengunjung yang datang.

f. Suasana toko dinilai baik dengan skor 74,1%, karena responden setuju suasana dalam toko menarik dan nyaman pada saat konsumen sedang berbelanja.

g. Karyawan toko dinilai baik dengan skor 75% karena responden setuju bahwa karyawan Toko Kopi Morning Glory dalam berseragam rapi dan berpenampilan menarik.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan survey di lapangan pada toko Kopi Morning Glory Bandung, dengan semakin ketatnya persaingan pada bisnis eceran saat ini, maka sebaiknya pihak Toko Kopi Morning Glory Bandung benar-benar memperhatikan kekurangan tentang pelaksanaan bauran eceran. Maka dari itu saran penulis yang akan dikemukakan sebagai berikut :

a. Toko Kopi Morning Glory Bandung sebaiknya lebih melengkapi lagi barang-barang yang dijual berdasarkan ukuran dan dari berbagai merek lainnya, sehingga konsumen tidak kesulitan dalam mencari barang dari suatu merek yang dikehendaki oleh konsumen.

b. Dalam segi harga, toko Kopi Morning Glory Bandung harus lebih menyesuaikan lagi dengan keadaan atau faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen seperti, keadaan produk maupun kualitas produk.


(2)

97

Dan pemberian diskon atau potongan harga yang sesuai sehingga para konsumen dapat tertarik untuk membeli produk dari Toko Kopi Morning Glory.

c. Toko Kopi Morning Glory Bandung dalam melaksanakan kegiatan promosinya harus lebih baik, lebih sering dan tepat sasaran, seperti memperbanyak promosi di radio-radio lokal, membuat spanduk yang lebih menarik, adanya bazaar disetiap event atau acara tertentu dan menyebarkan brosur atau pamphlet agar para konsumen dapat mengetahui toko Kopi Morning Glory dan mempunyai keinginan untuk berbelanja di Toko Kopi Morning Glory Bandung.


(3)

98

Buchari Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta Bandung.

Djaslim Saladin. 2002. Manajemen Pemasaran, PT. Linda Karya Bandung.

Djaslim Saladin dan Yavis Marty Oesman. 2002. Intisari Pemasarn dan Unsur-unsur Pemasaran. PT. Linda Karya.

Foster, Bob. 2008, Manajemen Ritel, Bandung : Alfabeta.

Hendri, Ma’ruf, 2006, Pemasaran Ritel, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. 2009, Manajemen Pemasaran, , Yogyakarta : PT. Prenhalindo.

Nariamawati, Ummi. 2007, Riset Manajemen Sumber Daya Manusia: Aplikasi Contoh dan Perhitungannya , Jakarta : Agung Media.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta Bandung.

Tjiptono, Fandy . 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi.

Dahmiri, Pengaruh Bauran Penjualan Eceran (Retailing Mix) Terhadap Citra Departement Store (Studi Pada Ramayana Departement Store Kota Jambi), 2009, http://jurnalmpmfeunja.wordpress.com, diakses pada tanggal 5 juli 2011.


(4)

99

Anita Magdalena Kembaren. Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Pada Toko Buku Gramedia Medan, 2010,

http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_jour nal_review&id=10951&task=view. Diakses pada tanggal 6 juli 2011.

http://www.google.co.id/#q=pengertian+sensus+menurut+sugiyono&hl=id&prmd =ivns&ei=ZCEkTqzIIdHHrQf3ltyUAg&start=0&sa=N&fp=2e7a1f28be065e14& biw=1024&bih=576. Diakses pada tanggal 18 juli 2011.


(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Nela Nurita Sari

Tempat Tanggal Lahir : Kediri, 07 Maret 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Halteu Utara No. 139/77 RT.01 / RW.11 Bandung 40183

Riwayat Pendidikan

1. TK Nursa’adah Bandung 2. SDN Karang Mulya II Bandung 3. MTs. Asy-Syarifiyyah Bandung 4. SMK Negeri 11 Bandung

5. Masih tercatat sebagai Mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung