KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT SISWA

(1)

KONTEKSTUAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL

DITINJAU

DARI MINAT SISWA

(Penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri)

Tesis

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

oleh :

S e m i n

S.810108020


(2)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(3)

KEEFEKTIFAN PENERAPAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL

DITINJAU

DARI MINAT SISWA

(Penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri)

Disusun oleh:

S E M I N S 810108020

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd ... ... Pembimbing II Prof. Dr. Sunarwan, M.Pd ... ...

NIP.

Mengetahui :


(4)

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


(5)

KEEFEKTIFAN PENERAPAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL TERHADAP

PRESTASI BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL

DITINJAU

DARI MINAT SISWA

(Penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri)

Disusun oleh:

S E M I N S 810108020

Telah disetujui dan disahkan oleh tim Penguji Pada Tanggal : .

Jabatan

Nama

Tanda

tangan

Ketua : Prof. Dr. ….. ………….…


(6)

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd ………….…

2. Prof. Dr. Sunarwan, M.Pd ..…………..

Surakarta, Mei 2009 Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc Ph.D. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

NIP 131 472 192 NIP 130 367 766

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Semin

NIM : S 810108020

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT SISWA (Penelitian pada siswa kelas V SD Negeri Di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri), adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Mei 2009 Yang membuat pernyataan


(7)

(8)

PERSEMBAHAN

Tulisan ini dengan tulus ku persembahkan kepada : 1. Istriku tercinta yang telah memberi semangat dan dorongan dalam

menyelesaikan studi. 2. Anak-anakku yang tersayang. 3. Seluruh dosen Prodi. 4. Teman-teman Prodi. 5. Para pembaca yang budiman


(9)

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat, bimbingan dan ridho Alloh SWT, penulis dapat menyelesaikan tesis pada program studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT SISWA (Penelitian pada siswakelas V SD Negeri Di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri ) .

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulis tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak terutama :

1. Prof. Dr. H. Much Syamsulhadi, Sp.Kj (K) Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Program Pascasarjana UNS.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D Direktur Program Pasca Sarjana yang telah memberikan kesempatan untuk terlaksananya penulisan tesis ini.

3. Prof. Dr. H Mulyoto, M.Pd Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan sebagai pembimbing pertama yang telah memberi kesempatan dan dorongan untuk terlaksananya penulisan tesis ini.

4. Prof. Drs. Sunarwan selaku pembimbing kedua yang telah memberikan kesempatan dan dorongan untuk terlaksananya penulisan tesis ini.


(10)

5. Tim Penguji

6. Seluruh dosen program Teknologi Pendidikan program pascasarjana UNS. 7. Sutiman, SPd selaku kepala sekolah SDN I Kerjo Kidul Ngadirojo.

8. Rohmat, SPd selaku kepala sekolah SDN II Kerjo Kidul Ngadirojo. 9. Sumardi, A.Ma.Pd selaku kepala sekolah SDN I Gemawang Ngadirojo

10.Sri Supatmi Istri yang tercinta yang telah memberikan banyak dukungan dan motivasi serta pengorbanannya demi terselesaikanannya tesis ini.

11.Semua pihak yang tidak mungkin dapat saya sebutkan satu demi satu, melalui keterlibatan dan andil dalam membantu penyelesaian tesis ini.

Penulis berharap agar semua bantuan tersebut dapat menjadi amal kebaikan dan memohon agar mendapat imbalan yang berlipat dari Alloh SWT. Selain itu, penulis menyadari pula akan kekurangan dan keterbatasan tesis ini, untuk itu segala kritik dan saran demi perbaikan senantiasa penulis terima dengan senang hati. Akhir kata mudah-mudahan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Surakarta, Mei 2009 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TESIS ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori... 8


(12)

1. Pendekatan Pembelajaran ... 8

2. Minat Belajar Siswa... 17

3. Prestasi Belajar... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode dan Rancangan Penelitian ... 29

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 41

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 54

C. Pengujian Hipotesis ... 56

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis ... 58

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi... 65

C. Saran-saran ... 66


(13)

LAMPIRAN ... 69


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian ... 30 Tabel 2. Rangkuman Data Prestasi Belajar IPS... 42 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual ... 43

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional ... 44 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa

dengan Minat belajar Rendah ... 46 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa

dengan Minat belajar Tinggi ... 47 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Rendah ... 49

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Tinggi ... 50 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Rendah .. 52 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Tinggi ... 53 Tabel 11. Uji Normalitas ... 55


(15)

Tabel 12. Uji Homogenitas Variansi ... 55 Tabel 13. Hasil Uji Analisis Variansi Two Way ... 56 Tabel 14. Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian ... 58


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Komponen-Komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual... 11 Gambar 2. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual ... 43 Gambar 3. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional ... 45 Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa dengan

Minat belajar Rendah ... 46 Gambar 5. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa dengan

Minat belajar Tinggi ... 48 Gambar 6. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Rendah ... 49 Gambar 7. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Tinggi ... 51 Gambar 8. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Rendah ... 52 Gambar 9. Grafik Histogram Prestasi Belajar IPS dengan Metode

Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Tinggi ... 54

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian


(17)

1.1. Kisi-Kisi Try Out Minat belajar... 69

1.2.Instrumen Try Out Minat Belajar ... 70

1.3. Kisi-Kisi Minat belajar ... 75

1.4. Instrumen Minat Belajar ... 76

1.5.Kisi-Kisi Try Out Tes Obyektif... 79

1.6.Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar... 81

1.7.Instrumen Tes Obyektif ... 82

1.8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 87

Lampiran 2. Uji Coba Instrumen Penelitian 2.1. Hasil Uji Try Out Tes Prestasi Belajar IPS ... 122

2.2. Hasil Uji Validitas Tes Prestasi Belajar IPS ... 125

2.3. Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar IPS... 127

2.4. Distribusi Skor Hasil Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar ... 129

2.5. Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar... 133

2.6. Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar ... 135

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian 3.1. Tabel Data Hasil Penelitian Test Prestasi Belajar IPS Siswa SD Negeri 1 Kerjo Kidul (Kelompok Eksperimen) 137 3.2. Tabel Data Hasil Penelitian Test Prestasi Belajar IPS Siswa SD Negeri 1 Gemawang (Kelompok Kontrol) .. 139

3.3. Distribusi Skor Hasil Penelitian Instrumen Angket Minat Belajar Siswa SD Negeri 1 Kerjokidul (Kelompok Eksperimen) ... 141


(18)

Minat Belajar Siswa SD Negeri 1 Gemawang

(Kelompok Kontrol) ... 143

3.5. Data Skor Minat Belajar Siswa ... 145

3.6. Data Penelitian Kategori Minat Belajar siswa dengan Prestasi Belajar IPS ... 146

3.7. Data Penelitian Kategori MInat Belajar siswa dengan Prestasi Belajar ... 147

3.8. Rekapitulasi Data Penelitian ... 148

3.9. Tabel Persiapan Perhitungan Statistik F untuk Anava Dua Jalan ... 150

Lampiran 4. Pengujian Persyaratan Analisis 4.1. Uji Persyaratan Analisis... 151

Lampiran 5. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis 5.1. Deskripsi Data Khusus ... 154

5.2. Perhitungan Statistik F dalam Analisis Variansi ... 156

5.3. Kesimpulan Hasil Analisis Data dengan Anava ... 159

5.4. Uji Beda Mean dengan Menggunakan Uji Scheffe ... 160

Lampiran 6. Tabel Signifikasi 6.1. Tabel Signifikasi r ... 166

6.2. Tabel Signifikasi F ... 167

ABSTRAK

Semin. S.810108020

.

Keefektifan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Siswa (Penelitian pada siswakelas V SD Negeri di Gugus Hayam Wuruk


(19)

Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri). Tesis. Surakarta: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran kontekstual dan konvensional terhadap prestasi belajar IPS siswa, (2) Ada tidaknya Perbedaan pengaruh minat belajar tinggi dengan rendah terhadap prestasi belajar IPS siswa, dan (3) Ada tidaknya Interaksi pengaruh pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri sebanyak tujuh sekolah. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling, sebanyak 60 siswa, terdiri dari 30 siswa untuk kelompok eksperimen dan 30 siswa untuk kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket untuk variabel minat belajar siswa dan tes untuk mengetahui prestasi belajar IPS. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kontekstual dengan model konvensional terhadap prestasi belajar IPS (F hitung > F tabel atau 12,9 > 4,02), (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki Minat belajar tinggi dengan siswa yang memiliki Minat belajar rendah terhadap prestasi belajar IPS (F hitung > F tabel atau 16,58 > 4,02), dan 3) Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara model (kontekstual dengan model pembelajaran konvensional) dan Minat belajar (siswa yang memiliki Minat belajar tinggi dengan siswa yang memiliki Minat belajar rendah) terhadap prestasi belajar IPS (F hitung > F tabel atau 11,03 > 4,02).

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru mampu memilih pendekatan pembelajarn yang efektif, yang selalu melibatkan siswa secara aktif sehingga materi pelajaran akan mudah diterima oleh siswa. Serta Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, dan pembelajaran yang diberikan mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa selalu berminat mempelajari materi yang diberikan


(20)

ABSTRACT

Semin. S.810108020. “The Effectiveness of the Application of Contextual Learning Approach and Conventional Learning Approach on Students’ Achievement in Social Science Viewed from the Students’ Interst (An Experimental Research at State Elementary Schools in Ngadirojo Subdistrict, Wonogiri)”. Thesis. Education Technology Study Program, Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2009.

The Objectives of this research are 1) to find out whether there is an effect difference between Contextual Learning Approach and Conventional Learning Approach on students’ achievement in Social science, 2) to examine whether there is a difference in terms of achievement in Social science between students with low learning interest and students with high learning interest, and 3) to know whether there is a significant effect interaction between the learning approach and students’ learning interest on their achievement in Sosial science.

This study is an experimental research. The population of the study are all students of seven state elementary schools in Ngadirojo Sub district, Wonogiri. The research samples were 60 students selected with cluster random sampling technique. They were divided into two groups. The first group, which consisted of 30 students was an experimental group and 30 students belonged to control group. Questionnaire was used to collect data about students’ interest and test was administered to gather data about students’ learning achievement. The research data were analyzed using two-path variance analysis.

Results of data analysis indicate that (1) there is a significant effect difference between Contextual Learning Approach and Conventional Approach on students’ achievement in Social science (F count > F table or 12.9 > 4.02), 2) there is a significant effect of students’ interest in learning Social science on their achievement in Social science; students with high learning interest achieved better than those with high learning interest (F count > F table or 16.58 > 4.02), and 3) there is a significant effect interaction between the learning methods and students’ learning interest on their achievement in Social science (F count> F table or 11.03 > 4.02).

Based on the findings of this research, it is expected that teachers are able to select an effective learning approach, which actively involves learners in order that the learners can easily absorb learning materials. In addition, teachers should be able to manage effectively and the learning process should able to arouse students’ interests.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Perkembangan kemajuan ini ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa ketidakmampuan dalam mengikuti perkembangan di bidang pendidikan, maka mereka akan terlindas oleh ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Untuk itu, pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas di bidang pendidikan melalui peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Peningkatan pembelajaran ini telah ditempuh dengan melakukan berbagai perubahan di bidang kurikulum, sebagaimana telah diberlakukannya kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi dan pengenalan berbagai pendekatan pembelajaran yang baru di dunia pendidikan. Demikian halnya, dengan para siswa senantiasa diupayakan untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas agar dapat meraih prestasi belajar yang maksimal. Dengan prestasi yang optimal, maka dengan sendirinya mereka akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat pertumbuhannya.

Melalui pengenalan pendekatan baru dalam pembelajaran oleh Departemen Pendidikan Nasional, seperti pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang muara akhirnya dapat meningkatkan kualitas lulusan pendidikan di Indonesia. Hal ini sejalan


(22)

dengan hakekat pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakatnya, bangsa dan negaranya.

Dalam hal pembelajaran di sekolah, fakta menunjukkan bahwa praksis pembelajaran telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Hal ini tampak dari perubahan orientasi pembelajaran yang dahulu bersifat sangat konservatif telah bergeser kepada upaya meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Nugroho (2003 : 1) bahwa telah terjadi pergeseran dalam praksis pembelajaran dari yang bersifat konservatif yaitu ditandai dengan dominannya peran guru dalam pmbelajaran (teacher centered) kini telah bergeser kepada dominannya peran aktif siswa dalam pembelajaran atau student centered.

Relasi peran guru dan siswa dalam pembelajaran memang telah jauh berubah, dari yang semula murid hanya diposisikan sebagai objek, kini tidaklah lagi demikian. Sejalan dengan hal tersebut telah banyak diperkenalkan berbagai pendekatan baru dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memposisikan peran aktif siswa dalam pembelajaran ini adalah pendekatan kontekstual atau Contextual teaching and learning. Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa untuk menemukan dan mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui proses asimilasi dan akomodasi ini diharapkan dapat


(23)

memacu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, sehingga sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kalangan pendidik dan praktisi pendidikan menyadari bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal dari diri siswa itu sendiri. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satu di antaranya adalah minat belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh di antaranya model pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya yaitu melakukan proses belajar mengajar di kelas.

Selain berbagai unsur pembelajaran diatas keberhasilan suatu proses pembelajaran juga ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi minat maupun motivasi dan faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi strategi pembelajaran, lingkungan belajar, dan keberadaan media pembelajaran. Minat adalah merupakan satu hal yang harus terpenuhi dalam keberlangsungan serta keberhasilan suatu proses pembelajaran . Faktor minat perlu dimunculkan pada diri siswa atau pebelajar pada saat akan melakukan proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih siap dan mampu untuk melaksanakan belajarnya dengan baik. Untuk menumbuhkan suatu minat maupun motivasi pada diri siswa merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena guru setidak-tidaknya harus mampu mengenali siswa-siswanya secara lebih mendalam tentang latar belakang kehidupannya sampai permasalahan yang dihadapi masing-masing siswa.


(24)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan ilustrasi dan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi mengenai masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Adanya asumsi bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual lebih efektif jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional baik untuk siswa yang memiliki minat belajar tinggi maupun siswa yang memiliki minat belajar rendah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

2. Banyaknya penilaian yang menyatakan kurang efektifnya pendekatan konvensional atau pendekatan tradisional untuk pembelajaran di kelas

3. Banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor internal maupun faktor eksternal dari diri siswa itu sendiri

4. Banyaknya jenis pendekatan yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

5. Beragamnya minat belajar siswa yang ada di kelas yang harus dihadapi oleh guru pada saat melakukan pembelajaran di sekolah

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah sebagaimana yang telah dirumuskan pada uraian di atas, tidaklah mungkin dapat dibahas semua dalam penelitian ini. Untuk itu, agar pembahasan masalah ini dapat lebih terfokus dan mendalam, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini.

Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(25)

“Keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning terhadap prestasi belajar IPS siswa ditinjau dari minat belajar siswa.”

Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar IPS dari kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran konvensional.

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memperjelas permasalahan yang akan diteliti sehingga terhindar dari kekaburan dan ketidakefektifan kerja dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar IPS siswa?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa?

3. Apakah terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa?


(26)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar IPS siswa.

2. Perbedaan pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.

3. Interaksi pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian selalu memiliki kegunaan atau manfaat baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Apabila ada pengaruh yang signifikan tentang efektivitas penerapan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional terhadap prestasi belajar IPS siswa baik bagi siswa yang memiliki minat belajar tinggi maupun yang memiliki minat belajar rendah, maka hal ini dapat :

a. Sebagai masukan tentang keefektifan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

b. Sebagai gambaran adanya pendekatan pembelajaran baru yang dapat meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran.


(27)

c. Sebagai masukan bahwa minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai pertimbangan dalam menentukan alternatif pendekatan yang akan dipilih dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

b. Memberikan gambaran akan pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatan prestasi belajar siswa.

c. Memberikan informasi akan pentingnya mengembangkan minat siswa agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang

.


(28)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 185)

Dick dan Carey (1990: 162) menyatakan, “An intructional strategy describes the general components of a set of intructional materials and the prosedures that will be used with those materials to elicit particular learning outcomes from students.”

Kutipan tersebut mengandung pengertian bahwa suatu pendekatan pembelajaran atau strategi intruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan intruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Lebih lanjut Dick & Carey sebagaimana dikutip Atwi Suparman (2001:165) menjelaskan bahwa ada lima komponen umum dalam strategi intruksional yaitu 1) kegiatan pra-intruksional, 2) penyajian informasi, 3) partisipasi mahasiswa, 4) tes, dan 5) tindak lanjut. Merril dan Tennyson dalam Atwi Suparman (2001: 166) menyebutnya sebagai urutan tertentu dari penyajian. AT & T dalam Atwi Suparman (2001:166) menyamakannya dengan metode intruksional. Sedangkan Gagne dan Brigg


(29)

sebagaimana dikutip Atwi Suparman (2001:166) menyebutnya sebagai sembilan urutan kegiatan intruksional yaitu 1) memberikan motivasi atau menarik perhatian, 2) menjelaskan tujuan intruksional kepada mahasiswa, 3) meningatkan kompetensi prasyarat, 4) memberi stimulus (masalah, topik, konsep), 5) memberi petunjuk belajar (cara mempelajari), 6) menimbulkan penampilan mahasiswa, 7) memberi umpan balik, 8) menilai penampilan, dan 9) menyimpulkan.

a. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 1) Pengertian

Perkembangan pendidikan khususnya pembelajaran yang terjadi di kelas dewasa ini sangat berorientasi pada target penguasaan materi. Orientasi ini ternyata hanya berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak dalam hal memecahkan masalah atau persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Untuk itu, agar siswa memiliki bekal dan kompetensi untuk memecahkan masalah atau persoalan dalam kehidupan di masyarakat perlu dicari model pendekatan pengajaran dalam pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi tersebut pada diri siswa. Dari sekian banyak teori pendekatan pembelajaran yang ada, pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut.

Sarwiji Suwandi (2004:1) berpendapat bahwa ada suatu pandangan yang menyatakan bahwa anak akan belajar lebih baik melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ‘mengalami’ apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahuinya’. Pendekatan pembelajaran yang


(30)

dipandang sesuai dengan praktik pembelajaran tersebut adalah pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning.

Menurut Mujiyanto Paulus (2004:1) Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Sedangkan Kuswanto (2005 : 2) memberikan batasan mengenai pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang akan membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi nyata dan yang memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan siswa sebagai anggota keluarga bahkan anggota masyarakat di mana ia hidup.

Berdasarkan uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan guru mengaitkan content atau isi materi pelajaran dengan dunia nyata siswa dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya di dalam kehidupan siswa baik sebagai anggota keluarga maupun masyarakat. Di samping itu, dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual memungkinkan pula siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademiknya dalam berbagai macam tatanan di sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah dunia nyata dan masalah-masalah yang disimulasikan. Untuk itu, agar siswa dapat


(31)

menciptakan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan dunia nyata, maka dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini selalu diupayakan agar proses pebelajarannya dekat dengan pengalaman siswa.

2) Komponen Dalam Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa pendekatan pembelajaran kontektual memiliki tujuh komponen yaitu Konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Berdasarkan ketujuh komponen tersebut, maka sebuah kelas itu dikatakan menerapkan pendekatan kontekstual jika ketujuh komponen tersebut dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas (Depdiknas, 2003:10).

Konstruktivisme (Constructivism)

Bertanya Menemukan

(Questioning) (Inquiri)

Masyarakat belajar Pemodelan

(Learning Community) (Modeling)

Refleksi Penilaian Sebenarnya

(Reflection) (Authentic Assessment)

(Nurhadi, Burhanuddin, Senduk, 2003:31)


(32)

Adapun penjelasan tiap-tiap komponen tersebut di atas di antaranya sebagai berikut :

a) Konstruktivisme (constructivism)

Konstruktivisme (constructivism) merupakan landasan berfikir atau filosofi pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. b) Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Untuk itu guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi pembelajarannya.

c) Bertanya (questioning)

Questioning atau bertanya merupakan strategi utama dalam pendekatan pembelajaran kontekstual. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

d) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community atau masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Dengan demikian, hasil


(33)

belajar diperoleh dari ‘sharing’ antarteman, antarkelompok, dan antara yang tahu dan yang belum tahu baik di ruang kelas, di luar ruang, juga dengan orang-orang yang ada di luar kelas, maupun dengan semua yang menjadi anggota masyarakat belajar. e) Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud pemodelan dalam pembelajaran kontekstual ini adalah bahwa dalam pembelajaran baik itu berkaitan dengan pengetahuan ataupun keterampilan diperlukan model yang bisa ditiru oleh siswa. Pemodelan ini dapat berkenaan dengan cara mengerjakan atau melakukan sesuatu Dalam pendekatan ini guru bukannya satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, dapat pula model didatangkan dari luar kelas tergantung materi yang diperlukan pemodelannya.

f) Refleksi (Reflection)

Refleksi atau reflection merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajari sebagi struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Dengan demikian, refleksi ini merupakan respon terhadap apa yang baru saja diterima.

g) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian atau Assessment yaitu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar ini perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa telah mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru menunjukkan bahwa siswa mengalami kemacetan belajar, maka guru dapat segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi pada siswa.


(34)

Untuk itu, assessment ini dilakukan sepanjang proses, bukan hanya pada akhir periode baik semester atau akhir tahun saja seperti pada ulangan umum atau ujian akhir, melainkan assessment ini dilakukan bersama dengan secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, penilaian tentang kemajuan belajar siswa dilakukan dari proses, bukan hanya dari hasil. Untuk itu penilaian tidak hanya oleh guru, tetapi dapat pula dilakukan teman siswa.

3) Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Kelas

Nurhadi, Burhanuddin, Senduk (2003:31) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual ini di kelas harus selalu berpegang pada prinsip sebagai berikut:

a) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.

b) Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning group)

c) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning)

d) Mempertimbangkan keragaman siswa (disversity of student) e) Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelegences) siswa f) Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning)

g) Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)

Sedangkan langkah-langkah untuk melaksanakan pendekatan kontekstual ini di kelas secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:


(35)

(1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya!

(2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik! (3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya!

(4) Ciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok)! (5) Hadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran!

(6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan!

(7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara! (Depdiknas: 2003:10).

b. Pendekatan Pembelajaran Konvensional 1) Pengertian

Menurut Depdiknas (2001 : 592) konvesional mempunyai arti berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan, kelaziman); tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kulaitas pendidikan, Zamroni, dalam Nursisto (2001:xxv) pendekatan konvensional adalah upaya peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu secara kaku pada paradigma input-proses-output. Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, pendekatan pembelajaran sebagaimana kelaziman atau yang bertumpu pada metode yang sudah umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas disebut pendekatan pembelajaran konvensional.

Woolfolk and Nicolich (1984:240) menyatakan “The conventional approach is appropriate for teaching the concepts, certain problem arise.” Artinya pendekatan konvensional sesuai untuk mengajarkan konsep, masalah yang timbul.

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran. Dalam praktiknya metode ini berpusat pada guru (teacher centered) atau guru lebih


(36)

mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang banyak dilaksanakan di sekolah saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pemberian uraian, contoh, dan latihan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992:5)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang mengkobinasikan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dalam proses pembelajaran di kelas.

2) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Kelebihan pendekatan konvensional di antaranya : (a) menghemat waktu dan biaya karena cukup dengan alat-alat pembelajaran yang sederhana dan siswa dapat mempelajari materi yang cukup banyak, (b) siswa dapat mengorganisasi pertanyaan-pertanyaan yang lebih baik dan bebas atas materi pelajaran yang diajarkan, (c) siswa yang mempunyai kemampuan memahami materi lebih cepat dapat membantu temannya yang lambat sehingga tidak perlu menemukan konsep secara mandiri, 4) guru lebih mudah memahami kemampuan dan karakteristik siswa.

Sedangkan kelemahan pendekatan konvensional adalah :(a) pengalaman siswa sangat bergantung pada pengetahuan dan pengalaman guru, (b) guru aktif mentransfer pengetahuannya, sementara siswa hanya menerima pengetahuan dari guru, (c) penyebaran kawasan intruksional tidak memungkinkan siswa untuk belajar aktif, apalagi mengalami proses pengkajian pada tingkat kebenaran yang mendalam.


(37)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan suatu strategi atau metode yang dipilih oleh guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pendekatan pembelajaran tersebut dapat berupa pendekatan kontekstual maupun pendekatan pembelajaran konvensional. Pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran memungkinkan guru mengaitkan content atau isi materi pelajaran dengan dunia nyata siswa dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya di dalam kehidupan siswa baik sebagai anggota keluarga maupun masyarakat. Di samping itu, dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual memungkinkan pula siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademiknya dalam berbagai macam tatanan di sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah dunia nyata dan masalah-masalah yang disimulasikan. Sedangkan pendekatan pembelajaran konvensional yaitu pendekatan pembelajaran yang mengkobinasikan berbagai metode di antaranya metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Pendekatan ini penerapannya dalam proses pembelajaran senantiasa berpusat pada guru.

2. Minat Belajar Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa banyak dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dirinya seperti minat, motivasi, psikis, dan sebagainya.


(38)

Ada beberapa pengertian mengenai minat antara lain :

a. Menurut Winkel (1991 : 88) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang tertarik pda bagian hal-hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

b. Menurut Slameto (1991 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan

c. Menurut Sumadi Suryabrata (1984 : 70-74) minat adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Minat merupakan komponen psikis yang mampu memberikan kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu seperti apa yang diinginkan, oleh karena itu agar dalam belajarnya berhasil maka siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi.

Sedangkan menurut Kartini Kartono ( 1985 : 78 - 105) menyatakan bahwa dalam minat terdapat unsur pengenalan (kognitif), emosi-emosi (efektif) dan kemauan untuk mencapai suatu obyek .

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi muncul dan perkembangan minat antara lain :

a. Perkembangan minat

Minat dalam perkembangannya dipengaruhi oleh adanya kemauan seseorang untuk menyesuaikan diri,dan orang yang memiliki kemampuan penyesuaian diri cenderung memiliki minat yang stabil. Oleh karena itu kemampuan penyesuaian diri dapat mempercepat kemampuan berasimilasi dan berpikir. Perkembangan minat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan. Faktor lingkungan terutama


(39)

berkaitan dengan seseorang yang akan memilih kejujuran, sedangkan faktor keturunan menyangkut faktor-faktor yang berhubungan dengan fisik khususnya panca indera. Dengan kata lain minat dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor dari diri sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan dan keturunan, dimana mereka berinteraksi dengan sesamanya

b. Perubahan minat

Proses perubahan minat secara umum terjadi sepanjang garis kehidupan manusia Perubahan-perubahan minat dalam proses itu disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

1) Perubahan pola kehidupan yang seringkali terjadi pada masa remaja yang mana cenderung dipengaruhi oleh pergaulan dalam kelompok.. Pada masa remaja cenderung untuk hidup berkelompok dengan teman sebaya sehingga minat timbul seringkali sesuai dengan selera kelompok yang dilakukan secara bersama-sama misalnya camping, pecinta alam, pramuka, dan lain-lain. Sedangkan proses pembentukan pola minat pada masa dewasa adalah jenis-jenis minat yang berkembang pada masa remaja dalam prosesnya akan dipraktekkan atau diulang-ulang pada masa dewasa. Proses ini cenderung menetap dan diperkuat dengan bertambahnya umur seseorang sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan minat sejalan dengan bertambahnya usia tanpa harus tergantung pada lingkungan budaya atau sosial tertentu namun demikian pada masa dewasa juga terjadi pengurangan minat.


(40)

2) Perubahan minat juga dipengaruhi oleh perubahan tugas dan tanggungjawab yang dalam proses kehidupan akan timbul minat-minat baru yang tergantung pada perubahan lingkungan dan adanya kesempatan bagi munculnya minat tersebut.

Minat belajar IPS adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang mampu membangkitkan atau menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan yaitu prestasi belajar IPS yang optimal.

3. Prestasi Belajar

Ada beberapa pengertian mengenai prestasi belajar antara lain :

a. Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh Guru.

( Depdikbud, 1988 : 700)

b. Hasil yang dicapai seseorang delam usaha belajarnya sebagai dinyatakan dalam nilai-nilai rapornya. (Yapsir Gandi W, 1976 : 25)

c. Hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh murid-murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka-angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai siswa dalam perihal tertentu dan dalam periode tertentu. (Sudjana, 2001 : 98)

Banyak faktor yang pengaruhi prestasi belajar seseorang yang merupakan faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Tapi ada dua faktor yang utama yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :


(41)

1) Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar individu meliputi faktor non sosial yang terdiri dari keadaan sekitar, keadaan tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar, sedangkan faktor sosial terdiri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar.

2) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi faktor fisiologis yang terdiri dari perhatian, minat, kepribadian, motif, dan sebagainya.

a. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dengan tujuan untuk mengetahui adanya perubahan dalam hal cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku yang meliputi perubahan tentang pengertian, pengetahuan, informasi, kemampuan dan ketrampilan yang dilakukan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen lainnya yang relevan. Penilaian atau evaluasi pembelajaran merupakan tahapan penting dalam kegiatan pembelajaran seperti yang dinyatakan Groulund (1981 : 6) sebagai berikut : “Evaluation is important to many facets of school program. If contributes directly to the teaching-learning process used in classroom instruction and to a number of other school uses, each of wich will be briefly discessed” (Penilaian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi bentuk keberhasilan program sekolah. Jika masukan yang terprogram dalam proses belajar mengajar dapat digunakan dalam pembelajaran kelas dan dapat digunakan oleh sekolah lain, dimana setiap pembahasannya akan didiskusikan)


(42)

Prinsip penilaian adalah akurat (tingkat kesalahan sekecil mungkin), ekonomis (sistem penilaian mudah dilakukan dan murah), dan harus mendorong peningkatan kualitas pendidikan dengan syarat-syarat antara lain : memberi informasi yang akurat, memndorong siswa untuk belajar, memotivasi guru, meningkatkan kinerja lembaga, meningkatkan kulaitas pendidikan. Jenis penilaian dapat dikategorikan menjadi dua yaitu yang pertama penilaian formatif yaitu penilaian untuk memperoleh umpan balik dari siswa dalam rangka memperkuat proses pembelajaran dan untuk membantu guru menentukan strategi pembelajaran yang lebih tepat, contohnya tugas-tugas, kuis, ulangan singkat, ulangan harian, dan tugas kegiatan praktik. Sedangkan yang kedua adalah penilaian sumatif yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir blok pelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar siswa terhadap kompetensi dasar tertentu yang berupa soal pilihan ganda, uraian obyektif, uraian bebas, tes praktik, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini akan mengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan prosedur Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang mana acuan patokan telah dibuat oleh peneliti dan jenis kategori penilaian yang dilakukan adalah penilaian sumatif dengan bentuk soal berupa pilihan ganda dengan tujuan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi dasar tertentu pada mata pelajaran IPS.

b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Rasional

Manusia adalah sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi penghuni di permukaan planet bumi ini yang senantiasa


(43)

berhadapan/berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu, dan berbagai bentuk kebutuhan (needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam skala individual maupun dalam skala kelompok (satuan sosial)

Berkenaan dengan sebagian dari hakekat makhluk manusia tadi dan dihadapkan pada beberapa disiplin ilmu sosial, maka tentu saja terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup signifikan. Dimensi ruang (permukaan bumi) dengan segala fenomenanya, sangat relevanmenjadi obyek (bahan) kajian geografi, sedangkan dimensi manusia baik dalam individual maupun skala kelompok (masyarakat dan satuan sosial lainnya) sangat relevan menjadi bahan kajian/telaah sosiologi dan psikologi sosial. Kemudian dimensi waktu dan peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dari waktu ke waktu sangat relevan menjadi obyek/bahan kajian bagi disiplin ilmu IPS, sedangkan dimensi kebutuhan (needs) yang senantiasa memiliki karakteristik/sifat keterbatasan (kelangkaan) sangat tepat menjadi obyek kajian bagi disiplin ilmu ekonomi.

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

IPS pada hakekatnya merupakan bidang studi yang sumbernya digali dari kehidupan yang nyata di masyarakat sehingga mempunyai kekuatan untuk membangkitkan kemampuan perserta didik untuk menganalisis dan mencari solusi permasalahan sosial dimasyarakat. Makna kekuatan IPS menurut rumusan National Council for the Social Studies (NCSS) sebagai berikut :

a. Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful b. Social studies teaching and learning are powerful when they are intregrative c. Social studies teaching and learning are powerful when they are values based


(44)

d. Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging e. Social studies teaching and learning are powerful when the learning is aktive Dalam proses pembelajaran IPS itu harus diperhatikan kebermaknaannya, terintegrasi, berlandaskan nilai, menantang dan dalam suasana aktif. Apabila kelima asas tersebut terlaksana menjiwai proses pembelajaran IPS maka akan berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik menerapkannya dalam kehidupan nyata yang penuh masalah dan tantangan. Proses pembelajaran tersebut menuntut perhatian, kepedulian, upaya dan kemampuan dari guru sebagai pelaksana di lapangan (Nursid Sumaatmadja. 2006 : 5)

Materi IPS senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial budaya dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional, dan global. (Depdiknas. 2004 : 158-160)

Mata pelajaran IPS di tingkat SD memiliki ruang lingkup antara lain ekonomi, sejarah, dan.geografi. Dalam GBPP tahun 1994 untuk mata pelajaran IPS diajarkan secara terpisah atau berdiri sendiri sehingga terkesan fragmentaris. Kompetensi guru dalam mengajar belum dapat diselaraskan dengan pengetahuan lain yang masih serumpun. Kelemahan dari pembelajaran ini adalah siswa akan merasa terbeban dengan adanya sekian banyak jumlah topik atau pokok bahasan yang harus dipelajari dan akan terganggu secara psikis karena cakupan ruang lingkup IPS yang sangat luas. Namun hal tersebut sudah disederhanakan dengan adanya kurikulum 2004 dan sekarang ini dengan dilaksanakannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model terpadu yaitu memadukan beberapa sub


(45)

mata pelajaran IPS antara lain sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi menjadi satu kajian mata pelajaran. Suatu materi pokok atau konsep pada pembelajaran IPS pada hakekatnya tidak terisolasi dari materi pokok ataupun konsep yang lain. Materi atau konsep tersebut merupakan suatu unit yang terdiri dari berbagai unsur atau komponen atau aspek yang berkaitan satu sama lain.

B. Penelitian yang Relevan

Abdullah Zailani (2003: 103-109) dalam penelitiannya menyimpulkan kelompok siswa yang mempunyai minat belajar tinggi hasil belajar Biologinya lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah, yang belajar dengan menggunakan media model. Penelitian yang dilakukan oleh Sunardi (2007) dimana dalam penelitiannya disimpulkan adanya perbedaan prestasi yang dicapai oleh siswa dengan pembelajaran metode pembelajaran kontekstual ternyata didapat prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional terhadap Prestasi Belajar IPS

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPS memungkinkan guru mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi siswa. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran siswa akan merasakan makna belajar, karena siswa akan ‘mengalami’ apa yang dipelajarinya bukan


(46)

Dengan demikian, proses pembelajaran itu akan menjadi lebih menyenangkan siswa. Dengan melaksanakan komponen pembelajaran mengkonstruksikan, menemukan, bertanya, menciptakan masyarakat belajar, pemodelan, melakukan refleksi dan penilaian yang sebenarnya sebagaimana komponen-komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual tersebut, maka pembelajaran di kelas akan menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran dengan pendekatan konvensional yang berorientasi pada pencapaian target penyampaian materi oleh guru kepada siswa yang sekaligus menekankan penguasaan materi oleh siswa, membuat siswa menjadi kurang kreatif, mudah bosan, kurang berminat. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya bersifat monoton yaitu penjelasan materi yang berupa uraian dan contoh-contoh melalui ceramah, kemudian dilakukan tanya jawab, dan pemberian tugas. Dengan kata lain, pembelajaran ini hanya berpusat pada guru (teacher centered) dan sedikit sekali memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami apa yang dipelajarinya. Jika hal demikian yang terjadi maka siswa menjadi kurang berminat yang akhirnya akan menjadi kurang kreatif sehingga hasil belajarnya tidak akan bertahan lama.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diduga bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual akan memberikan pengaruh yang lebih baik atau lebih efektif bila dibandingkan dengan proses pembelajaran dengan pendekatan konvensional terhadap prestasi belajar IPS.


(47)

Keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh fasilitas yang ada, kecakap guru yang tinggi, namun kondisi siswa sebagai pihak yang dikenai proses pendidikan ikut pula berpengaruh. Dalam realita kehidupan, minat merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang khususnya dalam hal belajar. Siswa yang kurang berminat untuk belajar walaupun didukung oleh berbagai faktor, akan berpengaruh sekali terhadap hasil belajar.

Adanya minat selain menimbulkan perasaan senang, dalam belajar juga akan menyebabkan pemusatan perhatian,sehingga akan mendukung keberhasilan dalam belajarnya.

Siswa yang mempunyai minat tinggi, maka dalam belajarnya pun akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak berminat maupun yang berminat rendah. Sehingga tingkat minat siswa dalam belajar sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan keberhasilan belajar siswa. Untuk itu faktor minat tersebut perlu diperhitungkan sebagai faktor yang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa secara integral. Berdasarkan data diskripsi tersebut maka disimpulkan bahwa minat terhadap IPS mempengaruhi terhadap prestasi belajar IPS. Jika minat belajar terhadap IPS tinggi maka siswa lebih berkesempatan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula. Demikian pula dengan siswa yang tidak berminat ataupun mempunyai minat rendah, maka juga berkecenderungan untuk mendapatkan hasil belajar yang kurang bagus.Dengan demikian maka diduga terdapat pengaruh positif antar minat terhadap IPS dengan prestasi belajar IPS.


(48)

3. Interaksi Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan MInat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memungkinkan proses pembelajaran lebih bermakna dan siswa menjadi lebih aktif baik secara mental, sikap, dan daya pikirnya, karena siswa belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Sebaliknya pembelajaran dengan pendekatan konvensional akan cenderung kurang dapat dirasakan kebermaknaannya bagi siswa, bahkan siswa akan menjadi pasif. Berkenaan dengan prestasi belajarnya pun juga akan kurang dapat optimal.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana dikemukakan di atas, maka dapat diajukan hipostesi penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar IPS siswa.

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.

3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa SD (Sekolah Dasar) Negeri Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I dan II tahun pelajaran 2008/2009.

B. Metode dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental, karena hasil penelitian ini akan menegaskan kedudukan hubungan kausal antara variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuannya terletak pada penemuan fakta-fakta akibat tentang pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar IPS. Adapun untuk mengetahui adanya pengaruh di antara kedua pendekatan tersebut terhadap prestasi belajar digunakan teknik tes prestasi belajar IPS. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS digunakan kuesioner. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan tanpa mengubah kelompok yang telah ada.

2. Ragam Variabel Penelitian

Variabel penelitian eksperimental ini terdiri atas 3 (tiga) variabel yaitu : a) variabel bebas (X1) yaitu pendekatan pembelajaran, dalam hal ini pendekatan


(50)

b) variabel moderator (X2) yaitu minat belajar siswa, yang dibedakan atas minat

belajar tinggi dan minat belajar rendah. c) variabel terikat (Y) yaitu prestasi belajar IPS.

3. Rancangan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain faktorial sederhana (rancangan faktorial 2 x 2) yaitu yang menggunakan dua faktor atau variabel dan masing-masing faktor menggunakan dua kategori. Kedua faktor tersebut antara lain :

a. Faktor pendekatan pembelajaran (X1 atau A) yang terdiri atas dua kategori :

1) pendekatan pembelajaran kontekstual (A1)

2) pendekatan pembelajaran konvensional (A2)

b. Faktor Minat belajar (X2 atau B) yang terdiri atas dua kategori :

1) Minat belajar tinggi (B1)

2) Minat belajar rendah (B2)

Penelitian ini berusaha mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa Sekolah Dasar.

Adapun desain penelitian ini bila digambarkan sebagai berikut: Tabel 1 : Rancangan Peneletian

Pendekatan Pembelajaran (A)

Variabel A

Variabel B

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (A1)

Pendekatan Pembelajaran Konvensional (A2)

Minat Belajar Tinggi (B1) B1 A1 B1 A2


(51)

Adapun untuk memperoleh dua kelompok yang sama, dalam desain penelitian ini digunakan teknik pemadanan (matching). Subjek penelitian dibuat sepadan dalam satu variabel yang diukur dengan :

a. Kedua kelompok kelas baik kelas eksperimen maupun kelas pembanding merupakan tingkat, jenjang, dan program yang sama.

b. Guru yang menyampaikan pembelajaran memiliki kompetensi yang sepadan. c. Menggunakan kurikulum yang sama, yaitu sama-sama menggunakan kurikulum

2004 atau kurikulum berbasis kompetensi. d. Status akreditasi sekolah penelitian sama.

Dari kedua kelompok tersebut, kemudian salah satu anggota dari setiap pasangan itu secara acak diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan anggota yang satunya diberi perlakuan kedua, yaitu pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Adapun untuk menetapkan secara acak anggota mana yang akan mendapat perlakuan pertama atau kedua digunakan undian dengan uang logam yang dilemparkan.

4. Definisi Operasional

Untuk mempertegas pengertian variabel tersebut di atas, berikut ini disajikan definisi operasionalnya sebagai berikut:

a. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan keadaan


(52)

kehidupan yang nyata, dan mendorong siswa untuk menghubungkan anatara materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan kehidupan yang sesungguhnya.

b. Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Pendekatan pembelajaran konvensional yaitu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan memadukan beberapa metode pembelajaran yang lazimnya digunakan di kelas saat ini, dengan alur kegiatan ceramah tentang materi yang diajarkan, tanya jawab tentang isi materi, kemudian dimantapkan melalui pemberian tugas-tugas yang ditentukan oleh guru.

c. Prestasi Belajar IPS.

Prestasi belajar adalah nilai atau angka yang diperoleh setiap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS dengan melalui tes hasil belajar setelah akhir kegiatan pembelajaran pada kompetensi dasar tertentu. Indikatornya adalah skor tes dalam bentuk pilihan ganda dengan memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah.

d. Minat Belajar Siswa

Minat adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediakannya yang dapat diukur melalui kesukaan, ketertarikan, perhatian, keterlibatan dan dorongan.


(53)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri di Gugus Hayam Wuruk Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri sebanyak tujuh sekolah, yang meliputi : SD Negeri I Kerjo Kidul, SD Negeri II Kerjo Kidul, SD Negeri III Kerjo Kidul, SD Negeri I Gemawang, SD Negeri II Gemawang, SD Negeri III Gemawang dan SD Negeri II Gedang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu dengan menggunakan cluster random sampling sebagai berikut:

a. Dalam memilih sekolah dan kelompok perlakuan digunakan cluster random sampling. Agar memudahkan dalam penelitian dan tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah, maka pengambilan sample ditetapkan tiga sekolah yang masing-masing dipilih satu kelas untuk dikenakan perlakukan sebagai sampel penelitian.yaitu SDN I Kerjo Kidul, SDN II Kerjokidul dan SDN I Gemawang. b. Random sampling digunakan untuk menentukan kelas mana sebagai kelas

eksperimen dan kelas pembanding. Hasilnya SD Negeri 1 Kerjokidul dengan perlakuan metode pembelajaran kontekstual dan SD Negeri 1 Gemawang dengan perlakuan metode pembelajaran konvensional, sedangkan untuk uji coba SDN 2 Jerjokidul.

c. Atas dasar proporsi jumlah siswa yang ada untuk dianalisis 60 terdiri dari 30 siswa untuk kelompok eksperimen dan 30 siswa untuk kelompok kontrol. Pengelompokan siswa yang mempunyai minat tinggi dan minat belajar rendah


(54)

didasarkan pada mean skor yang telah diperoleh dari angket minat belajar. Kelompok siswa yang memiliki skor di atas rata-rata termasuk kelompok tinggi, sedangkan yang memiliki skor di bawah rata-rata termasuk kelompok rendah

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen penelitian. a. Tes Prestasi Belajar IPS

Teknik yang digunakan untuk pengumpulkan data ini adalah teknik tes. Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data dan mengukur penguasaan materi pembelajaran IPS dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar sesuai dengan silabus, program semester dan jadwal pelajaran

b. Angket Minat Belajar.

Angket minat belajar adalah merupakan angket yang berbentuk skala yaitu seperangkat nilai angka yang ditetapkan pada subyek, obyek atau tingkah laku yang bertujuan mengukur sifat. Skala digunakan untuk mengukur sikap, nilai-nilai dan karakteristik lainnya. .

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah instrumen tes dalam penelitian tersusun, maka selanjutnya dilakukan uji coba atau try out. Uji coba tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun ini benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai, karena baik buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang diperoleh sehingga sangat menentukan hasil dari penelitian atau eksperimen yang dilakukan.

a. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen. 1) Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, derajat ketepatan mengukur merupakan derajat ketinggian validitas instrumen (Sutrisno Hadi, 1993:138). Sementara Samsi Haryanto (1993:41) menjelaskan bahwa masalah validitas adalah


(55)

mempersoalkan suatu alat ukur yang dipakai untuk mengukur suatu aspek yang ingin diukur.

a) Validitas isi

Validitas isi berkenaan dengan kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan pada butir soal - butir soal untuk mengukur tujuan atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan yang disesuaikan dengan isi materi yang diberikan kepada siswa. Uji validitas isi dilakukan dengan mencocokkan sebaran butir-butir soal valid dengan kisi-kisi soal.

Setelah dilakukan analisis, semua butir soal telah merupakan penjabaran dari kisi-kisi soal yang telah disusun berdasarkan materi atau standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan.

b) Validitas butir soal

Untuk menguji validitas butir maka skor-skor yang ada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X, dan skor total dipandang sebagai nilai Y.

Senada dengan pendapat ini, Suharsimi Arikunto (1999:74) menyatakan bahwa suatu intrumen dapat dinyatakan sahih atau valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu aitem atau soal mempunyai validitas tinggi apabila skor pada aitem mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas aitem digunakan rumus korelasi.

Untuk menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total digunakan Korelasi Product Moment dari pearson yang dikutip Suharsimi Arikunto (1998: 162) dengan rumus sebagai berikut:


(56)

(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

.

å

å

å

å

å

å å

-= Y Y N X N Y X XY N rxy

X

Keterangan

rxy : Korelasi Product Moment

N : Banyaknya siswa X : Skor butir soal Y : Skor total S XY : Jumlah (X) (Y)

Angka perhitungan rxy kemudian dikonsultasikan dengan tabel

korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika rhitung > r tabel. Penentuan tingkat validitas kemudian

dikonsultasikan pada tabel product moment.

Hasil yang diperoleh dari analisis uji coba instrumen adalah sebagai berikut: a. Tes Prestasi belajar IPS

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan, 5 soal dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi

5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361. 5 soal tersebut adalah nomor 2,3,12,20,28. Perhitungan selengkapya dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan 2.2.


(57)

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat diketahui bahwa dari 40 pernyataan, 3 soal dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi

5% dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361. 3 soal tersebut adalah nomor 4,24,38. Perhitungan selengkapya dapat dilihat pada lampiran 2.4 dan 2.5.

2) Reliabilitas Instumen

Reliabilitas instrumen menunjuk pada keajegan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi Arikunto, 1998:170). Reliabilitas menunjuk kepada suatu pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak, maka harus dapat diketahui koefisien reliabilitasnya. Reliabilitas tes diuji dengan teknik belah dua dari Spearman Brown:

2 r1/21/2

r11 = --- (1 + r1/21/2)

Keterangan:

r11 : reliabilitasinstrumen

r1/21/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan


(58)

(Suharsimi Arikunto, 1998:173)

Hasil perhitungan uji reliabilitas adalah sebagai berikut : a. Tes prestasi IPS

Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,841. Karena koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen Tes Prestasi Belajar IPS adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Perhitungan selengkapya dapat dilihat pada lampiran 2.3.

b. Instrumen minat belajar

Dari Hasil Perhitungan diperoleh Koefisien Reliabilitas sebesar 0,923. Karena koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen minat belajar adalah Reliabel, atau juga dapat dikatakan bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Perhitungan selengkapya dapat dilihat pada lampiran 2.6.

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji data, memiliki sebaran normal atau tidak. Uji normalitas data prestasi belajar IPS yang belajar dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan pendekatan pembelajaran konvensional dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS relese 10 dengan teknik lilliefors significance correction dari Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi (α)


(59)

: 0,05. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians antara dua kelompok yang dibandingkan. Untuk menguji apakah dua atau kelompok tersebut homogen atau tidak dilakukan dengan teknik analisis variansi homogenitas satu jalur dengan uji F. Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikansi 5 % yang berarti data dikatakan homogen apabila harga Fhitung lebih kecil dari F table.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengolah data hasil penelitian yang berupa angka sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat memberikan jawaban rumusan masalah yang diajukan secara logis dan sistematis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis varians (ANAVA) dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05. Selanjutnya untuk membandingkan pasangan rata-rata perlakuan dipergunakan uji t, untuk membuktikan perlakuan manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPS yang dicapai siswa.

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 : H0 : µ A1 = µ A2

H1 : µ A1≠ µ A2

2. Hipotesis 2 : H0 : µ B1 = µ B2 H1 : µ B1≠ µ B2

3. Hipotesis 3 : H0 : A x B = 0 H1 : A x B ≠ 0


(60)

Keterangan :

µ A1 = Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

µ A2 =Pendekatan Pembelajaran Konvensional

µ B1 = Minat belajar tinggi

µ B2 = Minat belajar rendah

A = Pendekatan pembelajaran B = Minat Belajar


(61)

BAB IV

HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai dekripsi data penelitian, pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan hasil analisis data.

Deskripsi Data

Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan jumlah sample sebesar 60 siswa, dijadikan responden penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data semua sel yang terlihat pada table di bawah ini, meliputi data: (1) Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Kontekstual, 2). Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Konvensional, 3). Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa dengan Minat belajar Rendah, 4). Prestasi Belajar IPS Bagi Siswa dengan Minat belajar Tinggi, 5). Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Rendah, 6). Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Kontekstual dengan Minat belajar Tinggi, 7). Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Rendah, dan 8). Prestasi Belajar IPS dengan Metode Pembelajaran Konvensional dengan Minat belajar Tinggi.


(1)

Indonesia.

VI. METODE PEMBELAJARAN :

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Tugas

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

A. Pendahuluan (Waktu 10 menit)

Mengadakan aperssepsi mengulang materi pelajaran yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan : 1. Apa semboyan Ki Hajar Dewantoro ?

2. Bagaimana Isi Sumpah Pemuda ? B. Inti (Waktu 85 menit)

1. Guru menjelaskan tentang tujuan Pembentuka BPUPKI. 2. Guru menjelaskan tentang hasil rapat BPUPKI.

3. Guru menjelaskan tokoh-tokoh dan tugas utama PPKI. 4. Tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

materi yang telah disampaikan. 5. Penjelasan tentang lembar kerja. 6. Siswa mengisi lembar kerja.

7. Secara klasikal siswa membahas lembar kerja. 8. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.

C. Penutup (Waktu 10 menit)

1. Memantapkan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan. 2. Pemberian tugas.

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR : 1. Standar isi

2. Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. 3. Gambar Pahlawan

IX. PENILAIAN :

a. Pengamatan

b. Unjuk kerja c. Tertulis

Catatan/saran :

……… ………


(2)

Mengetahui Ngadirojo, 18 Maret 2009

Kepala SDN ………... Guru kelas V

--- ---

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6 Kelompok Kontrol

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V / 2

Alokasi Waktu : 3 X 35 menit ( 1 X pertemuan )

I. STANDAR KOMPETENSI :

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

II. KOMPETENSI DASAR :

2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

III. INDIKATOR :

2.3.1. Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Menyebutkan tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2. Menuliskan riwayat singkat Ir. Soekarno

3. Menuliskan riwayat singkat Drs.Moh Hatta.


(3)

Indonesia.

VI. METODE PEMBELAJARAN :

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Tugas

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

A. Pendahuluan (Waktu 10 menit)

Mengadakan aperssepsi mengulang materi pelajaran yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan : 1. Apa kepanjangan BPUPKI dan PPKI ?

2. Siapa tokoh yang mengetahui PPKI ? B. Inti (Waktu 85 menit)

1. Guru menjelaskan tentang tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

2. Guru menjelaskan tentang riwayat singkat tokoh Prokamasi Kemerdekaan Indonesia.

5. Tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.

6. Penjelasan tentang lembar kerja. 7. Siswa mengisi lembar kerja.

8. Secara klasikal siswa membahas lembar kerja. 9. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.

C. Penutup (Waktu 10 menit)

1. Memantapkan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan. 2. Pemberian tugas.

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR : 1. Standar isi

2. Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. 3. Gambar Pahlawan

IX. PENILAIAN :

a. Pengamatan

b. Unjuk kerja c. Tertulis

Catatan/saran :

……… ……….


(4)

Mengetahui Ngadirojo, 25 Maret 2009

Kepala SDN ………. Guru kelas V

--- ---

NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 7 Kelompok Kontrol

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V / 2

Alokasi Waktu : 3 X 35 menit ( 1 X Pertemuan )

I. STANDAR KOMPETENSI :

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

II. KOMPETENSI DASAR :

2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

III. INDIKATOR :

2.3.2. Menjelaskan cara menghargai jasa dan peranan tokoh

perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Menceritakan bahwa kemerdekaan adalah hasil perjuangan bangsa


(5)

2. Menyebutkan cirri-ciri pahlawan.

3. Menyebutkan cara-cara menghargai pahlawan.

V. MATERI AJAR :

Cara menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

VI. METODE PEMBELAJARAN :

1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Tugas

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

A. Pendahuluan (Waktu 10 menit)

Mengadakan aperssepsi mengulang materi pelajaran yang telah dibahas pada

pertemuan sebelumnya dengan pertanyaan : 1. Siapa bapak Proklamator Indonesia ? 2. Apa cirri-ciri pahlawan itu ?

B. Inti (Waktu 85 menit)

1. Guru menjelaskan tentang kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari Jepang.

2. Guru menjelaskan tentang cara menghargai pahlawan. 3. Tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

materi yang telah disampaikan. 4. Penjelasan tentang lembar kerja. 5. Siswa mengisi lembar kerja.

6. Secara klasikal siswa membahas lembar kerja. 7. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.

C. Penutup (Waktu 10 menit)

1. Memantapkan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan. 2. Pemberian tugas.

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR : 1. Standar isi

2. Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V. 3. Gambar Pahlawan

IX. PENILAIAN :

a. Pengamatan

b. Unjuk kerja c. Tertulis


(6)

Catatan/saran :

………...

………

………

Mengetahui Ngadirojo, 1 April 2009

Kepala SDN………….. Guru kelas V

-- ---


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL DAN GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

1 5 142

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Keteram

0 3 15

KEMAMPUAN BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR Kemampuan Belajar Siswa Kelas Viii Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Ketera

0 3 18

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Krajan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 2013/

0 3 14

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU MENGAJAR Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Ditinjau Dari Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Mengajar Dan Kemandirian Belajar Sisw

0 7 18

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU MENGAJAR Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Ditinjau Dari Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Mengajar Dan Kemandirian Belajar Sisw

0 4 13

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar, Motivasi Berprestasi, Dan Lingkungan Keluarga Pada Siswa Kelas VII Sekola

0 1 16

PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN LINGKUNGAN Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Kedisiplinan Belajar, Motivasi Berprestasi, Dan Lingkungan Keluarga Pada Siswa Kelas

0 1 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIVAN SISWA.

0 0 8

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DITINJAU DARI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 SANDEN.

0 1 119