fibrous, terkalsifikasi dan menunjukkan gambaran radiopak. Pada tahap akhir, mature inactive stage semua massa terkalsifikasi dan berkapsul.
8
Cemento Ossifying Fibroma sering menunjukkan variasi dalam gambaran klinis, radiografis, dan histopatologis. Sebagian besar lesi ini tumbuh lambat dan
tidak teridentifikasi oleh pasien hingga menimbulkan bengkak pada wajah, sementara pada beberapa kasus lainnya Cemento Ossifying Fibroma bisa tumbuh
dengan cepat dan menimbulkan gejala. Perawatan bedah yang inadekuat bisa menyebabkan rekuren, karena itu diagnosis dan rencana perawatan yang tepat
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik.
5
2.2 Etiologi
Banyak pendapat mengenai etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma. Ada yang menyatakan kalau Cemento Ossifying Fibroma ini diperkirakan berasal dari
jaringan ikat periodontal, berupa lapisan jaringan ikat fibrous yang mengelilingi akar gigi. Jaringan ikat fibrous ini akan memproduksi lesi yang terdiri dari tulang
dan sementum.
3,6
Hipotesis Barnier menyatakan bahwa etiopatogenesis dari Cemento Ossifying Fibroma pada tulang mungkin disebabkan oleh iritasi seperti
pencabutan gigi dapat mengaktifkan produksi jaringan baru dari sisa membran periodontal. Trauma seperti pencabutan gigi dapat menyebabkan sisa jaringan
periodontal melekat pada dinding alveolus yang bisa bertindak sebagai awal dari perkembangan Cemento Ossifying Fibroma.
9,10,11
Brademan dkk juga menjelaskan bahwa jaringan periodontal yang ektopik berdiferensiasi dari sel mesenkim primitif pada tulang petrous yang mungkin
bertindak sebagai penyebab perkembangan Cemento Ossifying Fibroma pada
Universitas Sumatera Utara
daerah ini dan trauma seperti whiplash benturan yang keras mungkin merupakan salah satu faktor yang menginduksi proliferasi Cemento Ossifying Fibroma.
6
2.3 Diagnosa
Cemento Ossifying Fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai. Dalam penentuan diagnosis definitif membutuhkan gambaran klinis, radiografi, dan
histopatologis yang akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi. Bagaimanapun tumor ini mempunyai variasi dalam bentuk dan sifat
neoplastiknya, karena itu sangat penting untuk memperkirakan bentuk tumor ketika akan direncanakan suatu tindakan bedah yang tujuannya untuk
mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan mencegah kembalinya tumor. Tindakan ini dapat mengembalikan estetis dan menghilangkan gangguan
fungsional pada pasien.
5
2.3.1 Pemeriksaan Kinis
Cemento Ossifying Fibroma sering ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan. Lesi ini biasanya dapat terjadi pada penderita dari
berbagai usia tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa muda. Beberapa laporan kasus lain menyatakan Cemento Ossifying Fibroma terjadi pada rentang
usia 30-40 tahun.
5,7,8,12
Beberapa laporan penelitian Cemento Ossifying Fibroma lebih dominan terjadi pada wanita dibanding pria. Perbandingan antara wanita dengan pria
5:1.Ada juga yang menyatakan dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar lesi timbul pada regio premolar-molar mandibula.
5,6,11,12
Universitas Sumatera Utara
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit, pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan
gambaran klinis awal dari Cemento Ossifying Fibroma. Jika tumor ini timbul pada anak-anak disebut dengan Juvenile Aggressive Cemento Ossifying Fibroma
dimana terlihat pada usia muda, lebih agresif secara klinis, dan lebih vaskular pada pemeriksaan patologis. Secara umum Cemento Ossifying Fibroma bersifat
asimtomatis dan dapat menyebabkan wajah asimetris.
4,5,9,13
Gambar 1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal
kiri mandibula dan menyebabkan wajah asimetris.
5
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma memiliki batas yang jelas dari sekeliling tulang dan akan terus tumbuh besar dengan lambat sampai dihilangkan
dengan bedah. Lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya menyebabkan pembengkakan dan kecacatan dari wajah. Beberapa laporan kasus
Universitas Sumatera Utara
Cemento Ossifying Fibroma pada mandibula menunjukkan perluasan pembengkakan ke arah bukal dengan tulang daerah lingual yang normal. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapp dkk, yang menyatakan bahwa Cemento Ossifying Fibroma sering ditandai dengan ekspansi tulang ke
arah bukal dan lingual.
5
2.3.2 Pemeriksaan Histopatologis
Cemento Ossifying Fibroma dikarakteristikkan sebagai lesi yang memiliki batas jelas dan berkapsul. Kapsul ini terdiri dari jaringan fibrous yang sangat
seluler dengan trabekula yang menyebar pada tulang.
4,12
Gambar 2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan kapsul pada cemento ossifying fibroma.
4
Stroma fibroblastik dengan struktur tulang menyerupai badan psammoma seperti pasir dikelilingi jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous merupakan
karakteristik mikroskopik dari lesi ini. Material-material yang termineralisasi terdiri dari lengkung tulang yang aselular atau tulang dengan sel yang
jarang.
8,14,15,16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Struktur lamelar tulang terkonsentrasi menyerupai badan psammoma dikelilingi
jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous.
8
Gambaran makroskopis tumor ini adalah penggantian tulang normal oleh suatu matriks jaringan ikat jinak dengan jumlah zat mineral yang bervariasi.
Terdapat beberapa variasi dalam gambaran mikroskopis tumor ini. Temuan mikroskopis ini mencerminkan temuan radiografi. Lesi yang lebih radiolusen
terdiri dari sel jaringan ikat fibrous, yang sering berbentuk pola melingkar. Serat kolagen sering ditemukan tidak beraturan, meskipun pola melingkar yang sama
mungkin terlihat.
5
Gambar 4. A. S troma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi sementum . B. Proliferasi
sel yang berbentuk spindel dengan berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik yang melingkar pada sekeliling trabekula.
5
A B
Universitas Sumatera Utara
Sifat jaringan keras umumnya cukup bervariasi pada suatu tumor serta antara lesi-lesi lainnya. Trabekula yang tidak beraturan pada susunan tulang atau
tulang lamelar dengan osteoblast yang melingkar adalah yang paling dominan tercatat pada tumor ini dan berbentuk retikular. Pola tambahan dari material yang
terkalsifikasi termasuk kecil, oval hingga globular, deposit basofilik dan anastomosis trabekula material yang menyerupai sementum. Variasi ini pada
bentuk jaringan keras tidak ada bedanya dengan gambaran klinis tumor. Pengenalan struktur ini penting dalam penetapan diagnosa. Osteoblast jelas atau
mungkin tidak jelas pada tepi deposit tulang. Biasanya terdapat sebuah zona luar yang tipis dari jaringan ikat fibrous yang memisahkan jaringan fibro-osseous dari
tulang normal disekitarnya.
5
2.4 Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari Cemento Ossifying Fibroma meliputi lesi dengan struktur internal berupa campuran radiopak dan radiolusen. Cukup sulit
membedakan lesi ini dengan Fibrous Dysplasia. Cemento Ossifying Fibroma berbatas jelas dan memiliki jaringan ikat kapsul dan korteks, sedangkan Fibrous
Dysplasia tidak berbatas jelas dengan tulang sekitar. Fibrous Dysplasia jarang menyebabkan resorpsi akar dan mengekspansi tulang yamg masih sama dengan
morfologi normal. Struktur internal dari Fibrous Dysplasia biasanya homogen dan menunjukkan sedikit variasi.
7,9
Lesi lain yang secara klinis menyerupai Cemento Ossifying Fibroma adalah Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor. Tumor ini biasanya terjadi pada
umur 8-92 tahun dengan rata-rata umur 40 tahun. Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor biasanya terjadi pada area molar, sedangkan Cemento
Universitas Sumatera Utara
Ossifying Fibroma secara umum terlihat pada anterior molar. Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor secara umum juga berhubungan dengan tidak
erupsinya gigi atau gigi yang impaksi.
17
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA
Pemeriksaan radiografi sangat penting dalam mendiagnosa Cemento Ossifying Fibroma karena sering diperlukan untuk membedakannya dengan lesi
fibro-osseous lainnya. Berbagai teknik foto ronsen dapat dilakukan tergantung lokasi Cemento Ossifying Fibroma. Radiografi periapikal dan panoramik dapat
digunakan untuk semua kasus Cemento Ossifying Fibroma. Pada kasus-kasus Cemento Ossifying Fibroma mandibula, digunakan teknik True occlusal,
sedangkan untuk Cemento Ossifying Fibroma yang berlokasi di regio anterior kedua rahang digunakan teknik Oblique anterior. Occipitomental dan Lateral
sinus view digunakan untuk kasus-kasus yang melibatkan antrum maksila.
5,18
Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. Radiografi True Oklusal dan C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma.
17
A B
C
Universitas Sumatera Utara