Gambaran Radiografis Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi (Tumor Pidborg) pada Mandibula
GAMBARAN RADIOGRAFIS CALCIFYING EPITHELIAL
ODONTOGENIC TUMOR (PINDBORG TUMOR) PADA
MANDIBULA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
SYARIFAH ALIA NIM : 050600126
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(2)
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Radiologi Dental
Tahun 2010
Syarifah Alia
Gambaran Radiografis Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi (Tumor Pidborg) pada Mandibula
ix + 22 halaman
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi adalah tumor epithelial odontogenik jinak yang sering terdapat pada bagian posterior dari rahang bawah serta bersifat agresif secara lokal. Tumor Pindborg memiliki presentase sekitar 1% dari tumor odontogenik secara keseluruhan.Tumor ini menjadi kontroversial karena mempunyai potensi menjadi ganas yang dapat menyebabkan pembengkakan tanpa rasa sakit, mengekspansi tulang secara perlahan, dan dapat meluas, menginfeksi dan menekan nervus alveolaris inferior.
Gambaran histologis dari tumor ini yaitu adanya penumpukan amiloid, yang dapat disamakan dengan glikoprotein, lamina basal, keratin atau matriks enamel. Sedangkan dalam pewarnaan tampak gambaran cincin Liesegang.
Gambaran radiografisnya memperlihatkan adanya destruksi tulang, multilokular, dan kalsifikasi intratumoral yang membentuk pola honeycomb dan fokus radiopak yang menyebar atau disebut juga driven snow. Perawatannya mulai dari enukleasi sederhana hingga reseksi radikal. Prognosa perawatan baik, jika tumor di eksisi secara sempurna. Diagnosa banding dari tumor ini adalah kista dentigerous, ameloblastoma, tumor odontogenik adenomatoid, odontoma fibro ameloblastik, dan kista odontogenik berkalsifikasi Daftar Rujukan 16 (1997-2009)
(3)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 4 Maret 2010
Pembimbing : Tanda tangan
H. Asfan Bahri, drg …...……….
(4)
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 4 Maret 2010
TIM PENGUJI
KETUA : Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp.RKG ANGGOTA : 1. H. Asfan Bahri, drg., Sp. RKG
2. Amrin Tahir, drg
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan penghormatan teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Drs. Syariful Wajdi,Apt.,MBA dan Syarifah Husna. Terima kasih banyak untuk sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada penulis. Dan kepada saudara-saudara penulis : Syarifah Sorayya, Syarifah Syaikha, Refa Alaydrus, Ozzi Alaydrus, Ulfa Alaydrus, Syarifah Nazira, terima kasih atas doa, kasih saying, dan semangat yang diberikan selama ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak prof. Ismet Danial Nasution, drg., Sp.Pros., Ph.D, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG. selaku ketua Departemen Radiologi Dental
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak H. Asfan Bahri, drg., Sp.RKG selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan
arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Amrin Thahir, drg., dan Ibu Lidya Irani Nainggolan, drg. Selaku staf pengajar
Departemen Radiologi Dental dan tim penguji atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.
5. Bapak Darwis Aswal, drg selaku pembimbing akademik yang telah membimbing
(6)
6. Seluruh staf pegawai di Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
7. Kakak adik kost Tridarma 42 : Aya Amida, Syarifah Nazira, Darades Falana, Dias,
Jelita atas dukungan, bantuan dan saran-saran yang sangat berharga.
8. Teman-teman penulis : Dian, Zilby, Ira Ifada, Ririn, Dhani, atas dukungan dan doa
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya.
Medan, Maret 2010 Penulis
Syarifah Alia NIM : 050600126
(7)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN ...
HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, HISTOPATOLOGIS DARI PINDBORG TUMOR 2.1 Definisi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi ... 3
2.2 Etiologi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi ... 3
2.3 Histopatologi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi ... 4
BAB 3 GAMBARAN KLINIS PINDBORG TUMOR ... 8
BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFIS PINDBORG TUMOR ... 11
BAB 5 PERAWATAN DAN PROGNOSIS ... 15
BAB 6 KESIMPULAN... 20
DAFTAR RUJUKAN ... 21 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penawaran Congo Red terlihat adanya Cincin Liesegang ... 4 2. Gambaran mikroskopik yang mengindikasikan sekelompok
Sel-sel negative pada perwarnaan PAS... 5 3. Gambaran Tumor Pinborg dengan cirri khasnya yaitu
Pengkalsifikasian cincin “Liesegang”... 6 4. Gambaran yang menunjukan eosinofilik aselular berubah
Menjadi modul dengan pengkalsifikasian yang ekstensif... 7
5. Tumor Pinborg
(a)-(b) Pandangan anterior ... 9 (c) Pandangan Lateral ... 9 6. Pandangan intra oral... 10 7. Gambaran radiografis pada tumor epitelial odontogonik
Berklasifikasi... 11 8. Gambaran panoramik menggambarkan multilokular,
Lesi radiolusen-radiopak berbatas jelas ... 12 9. Foto Panoramic yang menggambarkan lesi radiopak-
radiolusen tidak berlokulasi dan berbatas tidak jelas... 13 10. Foto Panoramik yang menunjukkan adanya masa pada
Kiri bawah mandibula, akibat premolar tidak erupsi ... 13 11. Gambaran Panoramic menunjukkan lesi litik yang
Besar dan luas ... 14 12. Massa tumor yang direseksi ... 15 13. Gambaran makroskopis dari spesimen tumor yang
Direkseksi... 16 14. Ortopantomografi setelah pembedahan, terlihat
(9)
15. Gambaran radiografis sebelum dilakukan operasi
Pengangkatan tumor... 17 16. Gambaran radiografis sesudah dilakukan operasi... 18 17. Gambaran makroskopis dari reseksi bedah tumor
(10)
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Radiologi Dental
Tahun 2010
Syarifah Alia
Gambaran Radiografis Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi (Tumor Pidborg) pada Mandibula
ix + 22 halaman
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi adalah tumor epithelial odontogenik jinak yang sering terdapat pada bagian posterior dari rahang bawah serta bersifat agresif secara lokal. Tumor Pindborg memiliki presentase sekitar 1% dari tumor odontogenik secara keseluruhan.Tumor ini menjadi kontroversial karena mempunyai potensi menjadi ganas yang dapat menyebabkan pembengkakan tanpa rasa sakit, mengekspansi tulang secara perlahan, dan dapat meluas, menginfeksi dan menekan nervus alveolaris inferior.
Gambaran histologis dari tumor ini yaitu adanya penumpukan amiloid, yang dapat disamakan dengan glikoprotein, lamina basal, keratin atau matriks enamel. Sedangkan dalam pewarnaan tampak gambaran cincin Liesegang.
Gambaran radiografisnya memperlihatkan adanya destruksi tulang, multilokular, dan kalsifikasi intratumoral yang membentuk pola honeycomb dan fokus radiopak yang menyebar atau disebut juga driven snow. Perawatannya mulai dari enukleasi sederhana hingga reseksi radikal. Prognosa perawatan baik, jika tumor di eksisi secara sempurna. Diagnosa banding dari tumor ini adalah kista dentigerous, ameloblastoma, tumor odontogenik adenomatoid, odontoma fibro ameloblastik, dan kista odontogenik berkalsifikasi Daftar Rujukan 16 (1997-2009)
(11)
BAB I PENDAHULUAN
Pada tahun 1995 telah di laporkan ada 200 kasus dari tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi ini sejak Pindborg memisahkan tumor ini sebagai suatu keadaan patologis yang berbeda. Tumor ini diidentifikasikan menjadi denominasi yang berbeda, seperti ameloblastoma dengan kalsifikasi yang tidak lazim, ameloblastoma berkalsifikasi,odontoma maligna, odontoma kista kompleks dan juga di perkirakan sebagai fariasi dari ameloblastoma sederhana.1
Tumor Pindborg biasanya terjadi di dalam tulang rahang (intraosseus), maskipun demikian terkadang terdapat pula di luar tulang (extraosseus). Ciri khas dari tumor Pindborg yaitu adanya massa berkalsifikasi atau aselular homogenus diantara epitel tumor dan stroma. Distribusi tumor ini lebih banyak terdapat pada mandibula dibanding dengan maksila, dan lebih banyak dijumpai pada region premolar dan molar. 2,3,4
Gambaran klinis yang paling sering dijumpai yaitu adanya pembengkakan tanpa rasa sakit, dapat manyebabkan ekspansi pada tulang secara perlahan. Pembengkakan ini dapat meluas, menginfeksi dan menekan nervus alveolaris inferior.Tumor Pindborg paling sering tampak sebagai massa sessile atau bertangkai non spesifik pada jaringan lunak gingiva anterior jika tumor terjadi di ekstraosseus.3,4
Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi menghasilkan gambaran radiografis yang bermacam-macam. Gambaran yang umumnya tampak dari tumor ini adalah gambaran radiolusen dari perikoronal dan gigi yang tidak erupsi. Gambaran
(12)
lainnya adalah campuran radiopak-radiolusen, radiopak yang padat, unilokular atau multilokular, berbatas jelas atau menyebar.5
Dalam skripsi ini penulis akan mendeskripsikan mengenai definisi, etiologi, histopatologis, patologis, gambaran klinis, dan gambaran radiografis tumor odontogeik epithelial berkalsifikasi. Adapun skripsi ini bertujuan memberikan pengetahuan dalam mendiagnosa pasien dan memberi perawatan yang tepat.
(13)
BAB 2
DEFINISI, ETIOLOGI, HISTOPATOLOGIS DARI PINDBORG TUMOR
2.1 Definisi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi, adalah tumor odontogenik yang jarang terjadi, jinak tetapi bersifat agresif secara lokal. Tumor tersebut diberi nama tumor Pindborg karena ditemukan oleh seorang ahli patologi Denmark yaitu Jens Pindborg pada tahun 1955. Tumor ini diperkirakan berasal dari sel–sel stratum intermedium dari benih gigi. Pernyataan ini didasari oleh adanya kesamaan morfologi sel tumor dengan sel dari stratum intermedium, dan aktivitas yang tinggi dari alkalin fosfatase dan adenin trifosfat.1
Tumor ini memiliki presentase sekitar 1% dari tumor odontogenik secara keseluruhan. Tumor Pindborg biasanya berlokasi di dalam tulang dan memproduksi zat mineralisasi seperti zat amiloid. Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi ini mempunyai gambaran mikroskopis yang khas dengan epitel yang menyerupai stratum intermedium dari organ enamel.6
2.2 Etiologi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi
Menurut Shramana dkk, asal mula tumor Pindborg ini belum diketahui secara pasti, namun pada umumnya para ilmuwan memperkirakan tumor Pindborg berasal dari organ enamel dan telah dipostulatkan bahwa tumor ini berasal dari epitel eksternal, stratum intermedium dari organ enamel atau dari sisa-sisa seluler lapisan basal atau stratum basal dari epitel gingival. Tumor ini paling sering ditemukan pada
(14)
rahang bawah regio molar/premolar, dan dua pertiga ditemukan pada mandibula, sisanya pada maksila. Tumor ini timbul dari epitel enamel yang berkurang dari gigi yang tidak erupsi atau impaksi dalam 50% kasus.7,8
2.3 Histopatologi Tumor Odontogenik Epitelial berkalsifikasi
Secara histologis, gambaran dari tumor Pindborg terdiri atas sedikit stroma yang menyokong sekelompok sel-sel epitel polihedral dengan sitoplasma eosinofilik. Jembatan interseluler serta pengkalsifikasian yang kecil dan bulat yaitu Cincin Liesegang diantara sel-sel epitel dan jaringan penghubung juga dapat ditemukan.
Disamping gambaran karakteristik ini terlihat juga substansi homogenus yang dapat dikenali sebagai amiloid, glikoprotein, keratin, atau matriks enamel. Sel-sel jernih dari tumor Pindborg ini pun sering tampak.Penampakan dari sel-sel jernih ini dapat mengindikasikan bentuk progresif atau perubahan menjadi malignan jika dibandingkan dengan gambaran histologis sel-sel yang tidak jernih.2,4
Gambar 1 Pewarnaan Congo Red adanya cincin Liesegang (Palau dkk.Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007;29:344) 9
(15)
Perkembangan tumor Pindborg ini melalui berbagai tahapan yang dimulai dengan degenerasi epitel dan perubahan filament keratin menjadi amiloid. Pada awalnya, amiloid pada pewarnaan PAS (Periodic Acid Schiff) adalah negatif dan pewarnaannya positif pada sitokeratin. Bagaimanapun, seiring bertambahnya waktu dan deposit amiloid bergabung menjadi banyak globul, amiloid kehilangan keimunoreaktifan dari sitokeratin dan menjadi PAS (Periodic Acid Schiff) positif.1
Gambar 2. Gambaran mikroskopis yang mengindikasikan sekelompok sel-sel negative pada pewarnaan PAS (Habibi dkk. Journal of Oral Science 2009;51:487) 4
Pada tahap ini,amiloid juga mengalami mineralisasi dan pengkalsifikasian yang menunjukkan fenomena Cincin Liesegang. Dapat juga disimpulkan bahwa diagnosa histologis dari tumor Pindborg ini adalah lapisan sel-sel polihedral, inti sel pleomorfism, amiloid, kalsifikasi amiloid, sel-sel berbatas jelas, jembatan interseluler.1,2
(16)
Gambar 3. Gambaran Tumor Pindborg dengan ciri khasnya yaitu pengkalsifikasian Cincin ‘Liesegang’ . (Palau dkk. Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007;29:344) 9
Para histologis mengatakan bahwa dasar perkembangan sel-sel tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi adalah polyhedral dan banyaknya eosinofilik sitoplasma yang biasanya berupa butiran halus. Inti sel sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dan biasanya nucleolus terlihat menonjol. Tumor ini memiliki gambaran histologist menyerupai adenokarsinoma atau karsinoma sel skuamous dan memiliki sedikit kemiripan dengan ameloblastoma klasik. 10
Dalam beberapa kasus tumor, fokus kalsifikasi ini berlimpah bahkan menyatu ke kumpulan kalkarus yang amorf dan dapat menghasilkan gambaran radiografis yang mirip odontoma padat serta akan menggantikan sebagian besar selular. Penumpukan amiloid atau massa kalsifikasi menunjukkan diagnosis yang tepat. Kurangnya gambaran mitosis dalam zona seluler dapat membantu membedakan lesi ini dengan tumor epitel ganas, termasuk metastasis karsinoma.10
(17)
Gambar 4. Gambaran yang menunjukkan eosinofilik aselular berubah menjadi nodul dengan pe- ngkalsifikasian yang ekstensif (Shanmuga dkk. J of Oral and Maxilla Facia Pathology 2009;13:12) 1
(18)
BAB 3
GAMBARAN KLINIS PINDBORG TUMOR
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi adalah tumor yang kurang begitu agresif jika dibandingkan dengan ameloblastoma dan ditemukan pada kelompok usia yang sama. Tumor ini jarang terdapat di daerah ekstraosseus. Neoplasma ini terjadi sedikit lebih banyak pada pria, dimana kisaran usianya ada pada umur 8 sampai 92 tahun dengan rata-rata sekitar 42 tahun. Ekspansi rahang adalah gambaran yang umum dan dan hanya satu-satunya gejala, walaupun ditemukan juga pasien yang merasakan parastesia ringan. Saat palpasi menunjukkan adanya tumor yang keras yang menandakan tumor itu padat atau menyebar.11,12
Secara klinis pula tumor ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe sentral dan tipe perifer. Pada tipe sentral, tumor Pindborg muncul dengan predileksi sebesar dua pertiga lesi berada di rahang, biasanya di daerah molar dengan kecenderungan muncul juga pada daerah premolar. Sedangkan pada tipe perifer, biasanya ditemukan pada regio anterior dari maksila dan pembengkakan pada jaringan lunak. Tumor Pindborg ini mempunyai diameter sekitar 1 – 3 cm. 12,13
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi ini sering digambarkan dengan lesi perikoronal yang berhubungan dengan gigi impaksi yang menyerupai kista dentigerous, namun dapat dibedakan jika kista dentigerous sering berlokasi di molar ketiga, maka tumor Pindborg ini sering berada di sekitar molar pertama dan kedua.
(19)
Pergeseran posisi gigi pada bagian perifer adalah hal lain yang sering tampak. Pergeseran posisi gigi yang spesifik ini diakibatkan oleh pergeseran tumor ke arah inferior, yaitu dengan penetrasi apeks ke arah korteks inferior. Walaupun frekwensi terjadinya pergeseran gigi ini kecil, tetapi dapat menjadi indikasi dari tumor Pindborg ini.5
(a) (b)
(c)
Gambar 5. (a)-(b) pandangan anterior (c) pandangan lateral 9
(20)
Dari literatur dilaporkan bahwa tumor ini bermanifestasi dengan adanya pembengkakan tanpa rasa sakit yang menyebabkan ekspansi tulang secara perlahan. Pembengkakan ini dapat meluas, menginfeksi dan menekan nervus alveolaris inferior serta, penderita yang mengeluhkan sakit dan merasa tidak nyaman hanya berjumlah 13%.3
Jika tumor ini terjadi pada maksila maka akan menyebabkan proptosis, epistaksis, dan gangguan jalan nafas pada penderita. Dan pada kasus yang terjadi belakangan ini, ditemukan massa pada palatum keras dengan alterasi fasial.7,11
Gambar 6. Pandangan intra oral (Thomas dkk. J.indian academy of oral medicine and Radiology 2008;20:29) 15
(21)
BAB 4
GAMBARAN RADIOGRAFIS PINDBORG TUMOR
Gambaran radiografis dari tumor Pindborg ini seringkali disalah tafsirkan dengan kista dentigerous dan ameloblastoma. Dalam beberapa kasus, terlihat gambaran radiopak yang sangat jelas dimana pada kasus yang lainnya terlihat radiolusen. Tumor ini mempunyai banyak variasi dalam penggambaran radiografisnya. Gambaran yang paling sering tampak adalah radiolusen pada perikoronal, radiolusen pada perikoronal dengan sedikit radiopak, campuran lesi radiolusen-radiopak yang tidak berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi, falling snow atau driven snow, serta gambaran radiopak yang padat. 2
Gambar 7. Gambaran radiografis pada tumor epithelial odontogenik berkalsifikasi (Palau dkk. Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007;29:343) 9
(22)
Pada tahap awal terjadinya tumor ini, terlihat gambaran radiolusen secara total, yang menyerupai kista dentigerous karena berkaitan dengan gigi yang impaksi. Pada tahap kedua, ditemukan gambaran kalsifikasi intratumoral yang kecil, dan merupakan gambaran karakteristik tetapi tidak mutlak untuk menegakkan diagnosa. Dan pada tahap akhir akan dijumpai destruksi tulang dan kalsifikasi tulang yang membentuk pola honeycomb (sarang lebah). Lesi intraosseus yang berukuran besar menjadi berlobus-lobus (multilobus) dan menyerupai gambaran radiografis dari ameloblastoma.7
Untuk tumor Pindborg ekstraosseus, tulang berbatasan dengan tumor, menunjukkan pola erosif superfisial. Dalam beberapa kasus tumor, terdapat tumor yang durasi perkembangannya relatif singkat sehingga pengkalsifikasiannya sangat sedikit dan mungkin tidak terdeteksi pada gambaran radiografis. Dan pada kondisi tumor yang diakibatkan oleh gigi yang tidak erupsi, gambaran radiopak terlihat di dekat mahkota gigi itu.2,3
Gambar 8. Gambaran panoramic menggambarkan multilokular,lesi radiolusen- radio pak berbatas jelas (Kaplan dkk. Dentomaxillo facial radiology 2001;30:25) 5
(23)
Gambar 9 Foto panoramic menggambarkan lesi radiopak-radiolusen tidakberlokula- si dan berbatas tidak jelas (Kaplan dkk. Dentomaxillo facial radiology 2001;30:24) 5
Gambar 10 Foto panoramic yang menunjukkan adanya massa pada kiri bawah mandibula, akibat premolar tidak erupsi. (Khoo dkk.Annals of dentistry,Univ.of Malaya 1997;4:45) 2
(24)
Gambar 11. Gambaran panoramic menunjukkan lesi litik yang besar dan luas (Deboni dkk Braz Dent J 2006;17:172) 3
Dengan kata lain, tumor Pindborg ini dapat berbatas jelas (gambar 8) atau samar (gambar 9), dan mempunyai gambaran lesi radiopak pada tumor ini membentuk pola driven snow. Struktur internal dapat berupa unilokular atau multilokular (honeycomb) dengan banyak fokus radiopak yang menyebar (driven snow) dengan banyak ukuran dan densitas yang bervariasi. 5,11
(25)
BAB 5
PERAWATAN DAN PROGNOSIS TUMOR PINDBORG
Perawatan tumor Pindborg ini tergantung dari ukuran, lokasi lesi dan besarnya destruksi tulang yang terjadi. Perawatan tumor ini pun dapat dilakukan dalam beberapa cara, dari teknik pengambilan tumor secara enukleasi sederhana hingga reseksi radikal sebagian seperti pembuangan sebagian maksila (hemimaksilektomi) atau mandibula (hemimandibulektomi).2,3
Gambar 12. Massa tumor yang direseksi (Thomas dkk. J of Indian academy of oral medicine and radiology 2008;20:29) 15
Pada mandibula, perawatan yang direkomendasikan adalah teknik enukleasi dengan kuretase yang besar pada tahap awal. Tetapi ketika infiltrasi tulang makin meluas, maka reseksi tumor dengan batas jaringan yang sehat menjadi perawatan yang disarankan.Setelah dilakukan reseksi mandibula, diperlukan rekonstruksi plat titanium. 2
(26)
Pada saat pemeriksaan setelah dilakukan reseksi bedah akan ditemukan kavitas yang berisi darah, dan massa tumoral ekstraosseus, dikelilingi oleh kapsul miksomatous.Selama dilakukan biseksi dari spesimen tumor ini, partkel kalsifikasi sering ditemukan suara renyah ketika pemotongan.3
Sedangkan pada maksila, para peneliti beranggapan bahwa penanganannya harus lebih agresif karena lesi pada mandibula tumbuh lebih cepat dan berdekatan dengan organ-organ vital. Mereka pun menyatakan bahwa tumor yang mengandung lebih banyak jaringan amiloid dan pengkalsifikasian, lesi menjadi kurang agresif.2
Gambar 13. Gambaran makroskopis dari specimen tumor tereseksi (Palau dkk. Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007;29:344) 9
(27)
Gambar 14. Ortopantomografi setelah pembedahan, terlihat ada rekonstruksi pada mandibula (Palau dkk. Rev Esp Cir Oral y Maxillo facial 2007;29:344) 9
Gambar 15. Gambaran radiografis sebelum dilakukan operasi pengangkatan tumor (Habibi dkk, Journal of Oral Scince 2009;51:486) 4
(28)
Gambar 16 Gambaran radiografis sesudah dilakukannya operasi (Habibi dkk, Journal of Oral Scince 2009;51:486) 4
Gambar 17. Gambaran makroskopis dari reseksi bedah tumor mengenai area molar kedua dengan pendarahan (Deboni dkk.Braz Dent J 2006;17:172) 3
(29)
Prognosis dari tumor ini baik dengan rekurensi yang jarang terjadi.Rekurensi dapat terjadi jika perawatan yang dilakukan tidak adekuat. Perubahan menjadi ganas atau malignan jarang terjadi. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang dalam jangka waktu minimal lima tahun sejak diberi perawatan untuk menilai keberhasilan dari perawatan tumor ini.Radioterapi adjuvant pun dapat dilakukan untuk menghambat tumor berubah menjadi malignan atau ganas dan menghambat metastasis penyebaran. Diagnosa banding dari tumor ini adalah kista dentigerous, ameloblastoma, tumor odontogenik adenomatoid, odontoma fibro ameloblastik, dan kista odontogenik berkalsifikasi.1,15,16
(30)
BAB 6 KESIMPULAN
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi adalah tumor odontogenik yang jarang terjadi, jinak tetapi bersifat agresif local. Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi umumnya terdapat didalam lubang (intraosseus) yang berkaitan dengan gigi yang tidak erupsi atau gigi yang tertanam sebagian (odontoma), dapat terjadi juga diluar tulang (extraosseus), meskipun hal itu jarang terjadi.
Tumor Pindborg ini mengandung kalsifikasi, karakteristiknya adalah penumpukan amiloid, dan fenomena cincin Liesegang. Tumor Pindborg timbul dari gigi yang tidak erupsi atau impaksi, merupakan neoplasma infiltrative dan menyebabkan destruksi disertai perluasan secara local.
Secara radiografi, tumor Pindborg menunjukkan gambaran radiolusen secara total. Pada tahap kedua ditemukan gambaran kalsifikasi intratumoral yang kecil, dan pada tahap akhir akan dijumpai destruksi tulang, lesi menjadi multilokular dan kalsifikasi tumoral yang membentuk pola honeycomb. Terkadang gambaran lesi radiopak pada tumor ini membentuk pola driven snow.
Perawatan tumor Pindborg ini dapat dilakukan dengan teknik pengambilan tumor secara enukleasi sederhana dan reseksi radikal yang merupakan pembuangan sebagian maksila atau mandibula.
(31)
DAFTAR RUJUKAN
1. Priya SS, Ravikumar A, Khrishnarathnam K, Rajendiran S. Intraosseous calcifying epithelial odontogenic tumor in case with multiple myeloma. Journal of Oral and Maxillo Facial Pathology 2009 ; 13 : 10-13
2. Khoo SP, Jalil N, Yaacob HB. Calcifying epithelia odontogenic tumor : case report and review of the literature. Annals Dent Univ Malay 1997 ; 4 : 45-47 3. Debone MCZ, et al. Clinical, radiological and histological features of
calcifying epithelial odontogenic tumor : case report. Braz Dent J 2006; 17(2): 171-174
4. Habibi A, Saghravanian N, Zare R, Jafarzadeh H. Clear cell variant of extraosseus calcifying epithelial odontogenic tumor : a case report. Journal of Oral Science 2009 ; 51 : 485-488
5. Kaplan I, Buchner A, Calderon S, Kaffe I. Radiological and clinical features of calcifying epithelial odontogenic tumor. Dentomaxillofacial Radiology 2001 ; 30 : 22-28
6. Stuart CW, Pharaoh MJ. Oral radiology : principles and interpretation. Philadelphia : Mosby, 2004 : 423-4
7. Mandal S, et al. Calcifying epithelial odontogenic tumor : Report of two cases. Ind J Pat M 2008 ; 51(3) : 397-8
8. Lim- Tabanagay, et al. Recurrent calcifying epithelial odontogenic tumor (pindborg tumor) : a case study. Oral Oncology Extra 2005 ; 41 : 259-266
(32)
9. Palau, et al. Tumor de Pindborg. Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007 ;29 : 342-7
10.Donald R, et al. Pinborg tumor : the so-called calcifying epithelial odontogenic tumor 2006 ; 25 : 629-36
11.Stuart CW, Pharaoh MJ. Oral radiology : principles and interpretation. Philadelphia : Mosby, 2009 : 377-8
12.Stuart CW, Pharaoh MJ. Radiographic interpretation of pathology. Missouri : Mosby, 2000 : 393-5
13.Anonymous. Calcifying epithelial odontogenic tumor. < http://en.wikipedia.org/wiki/Pindborg_tumor >
14.White E. Essentials of dental radiography and radiology. London : Elsevier, 2003 : 303,322
15.Thomas J, et al. Clear cell calcifying epithelial odontogenic tumor : a rare case report. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology 2008 ; 20 : 28-31
16.Kumar SMd, et al. Pindborg tumor : a rare odontogenic neoplasm. 2008 ; 6(1) : 7
(33)
LAMPIRAN
odontogenik : segala sesuatu yang ada hubungannya pembentukan dan
perkembangan gigi
intraosseus : di dalam tulang
ekstraosseus : diluar tulang
massa : gumpalan atau benda yang terbuat dari kohesi beberapa partikel, gumpalan yang menyatu
aselular : tidak mengandung sel-sel
homogenous : memiliki kesamaan struktur karena berasal dari keturunan
yang sama
stroma : pola jaringan pendukung, terbentuk dari jaringan ikat sessile : melekat pada dasarnya
kalkarus : berkenaan dengan atau mengandung kapur atau kalsium, berkapur
driven snow : gambaran seperti salju yang diterbangkan
honey comb : jaringan sel heksagonal, terbuat dari lilin lebah, sesuatu yang
menyerupai struktur ini
stratum intermedium : lapisan sel-sel organ enamel gigi tepat di sebelah perifer lapisan ameloblastik
polyhedral : sesuatu yang mempunyai enam atau lebih sisi
cincin liesegang : fenomena terlihat di banyak, atau sebagian besar, sistem kimia yang mengalami reaksi presipitasi, di bawah kondisi
(34)
tertentu dan dalam ketiadaan konveksi
Congo Red : diwarnai dengan merah Congo
PAS : metode pewarnaan untuk mendeteksi glikogen pada jaringan
lunak
globul : massa atau badan sferis kecil
imunoreaktif : reaksi antara antigen dan antibodi
nodul : agregasi yang kecil dari sel
proptosis : protusio okuli yang abnormal
epistaksis : pendarahan dari dalam hidung, mimisan
alterasi : kehilangan rasa dan tidak peka terhadap rangsangan
korteks : lapisan terluar dari sebuah organ
perikoronal : sekitar mahkota gigi
superficial : berkenaan dengan atau terletak di dekat permukaan miksomatous : mengalami pertumbuhan jaringan lunak dari jaringan ikat
mukus
enukleasi : mengangkat seluruh organ tumor
multilokular : memiliki banyak kompartemen kecil atau rongga unilokular : memiliki satu kompartemen kecil atau rongga
adjuvant : terapi kombinasi dimana dilakukan dua medikasi untuk menangani suatu kondisi
(1)
Prognosis dari tumor ini baik dengan rekurensi yang jarang terjadi.Rekurensi dapat terjadi jika perawatan yang dilakukan tidak adekuat. Perubahan menjadi ganas atau malignan jarang terjadi. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang dalam jangka waktu minimal lima tahun sejak diberi perawatan untuk menilai keberhasilan dari perawatan tumor ini.Radioterapi adjuvant pun dapat dilakukan untuk menghambat tumor berubah menjadi malignan atau ganas dan menghambat metastasis penyebaran. Diagnosa banding dari tumor ini adalah kista dentigerous, ameloblastoma, tumor odontogenik adenomatoid, odontoma fibro ameloblastik, dan kista odontogenik berkalsifikasi.1,15,16
(2)
BAB 6 KESIMPULAN
Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi adalah tumor odontogenik yang jarang terjadi, jinak tetapi bersifat agresif local. Tumor odontogenik epithelial berkalsifikasi umumnya terdapat didalam lubang (intraosseus) yang berkaitan dengan gigi yang tidak erupsi atau gigi yang tertanam sebagian (odontoma), dapat terjadi juga diluar tulang (extraosseus), meskipun hal itu jarang terjadi.
Tumor Pindborg ini mengandung kalsifikasi, karakteristiknya adalah penumpukan amiloid, dan fenomena cincin Liesegang. Tumor Pindborg timbul dari gigi yang tidak erupsi atau impaksi, merupakan neoplasma infiltrative dan menyebabkan destruksi disertai perluasan secara local.
Secara radiografi, tumor Pindborg menunjukkan gambaran radiolusen secara total. Pada tahap kedua ditemukan gambaran kalsifikasi intratumoral yang kecil, dan pada tahap akhir akan dijumpai destruksi tulang, lesi menjadi multilokular dan kalsifikasi tumoral yang membentuk pola honeycomb. Terkadang gambaran lesi radiopak pada tumor ini membentuk pola driven snow.
Perawatan tumor Pindborg ini dapat dilakukan dengan teknik pengambilan tumor secara enukleasi sederhana dan reseksi radikal yang merupakan pembuangan sebagian maksila atau mandibula.
(3)
DAFTAR RUJUKAN
1. Priya SS, Ravikumar A, Khrishnarathnam K, Rajendiran S. Intraosseous
calcifying epithelial odontogenic tumor in case with multiple myeloma.
Journal of Oral and Maxillo Facial Pathology 2009 ; 13 : 10-13
2. Khoo SP, Jalil N, Yaacob HB. Calcifying epithelia odontogenic tumor : case
report and review of the literature. Annals Dent Univ Malay 1997 ; 4 : 45-47
3. Debone MCZ, et al. Clinical, radiological and histological features of
calcifying epithelial odontogenic tumor : case report. Braz Dent J 2006;
17(2): 171-174
4. Habibi A, Saghravanian N, Zare R, Jafarzadeh H. Clear cell variant of
extraosseus calcifying epithelial odontogenic tumor : a case report. Journal of
Oral Science 2009 ; 51 : 485-488
5. Kaplan I, Buchner A, Calderon S, Kaffe I. Radiological and clinical features of calcifying epithelial odontogenic tumor. Dentomaxillofacial Radiology 2001 ; 30 : 22-28
6. Stuart CW, Pharaoh MJ. Oral radiology : principles and interpretation. Philadelphia : Mosby, 2004 : 423-4
7. Mandal S, et al. Calcifying epithelial odontogenic tumor : Report of two
cases. Ind J Pat M 2008 ; 51(3) : 397-8
8. Lim- Tabanagay, et al. Recurrent calcifying epithelial odontogenic tumor
(4)
9. Palau, et al. Tumor de Pindborg. Rev Esp Cir Oral y Maxillofacial 2007 ;29 : 342-7
10. Donald R, et al. Pinborg tumor : the so-called calcifying epithelial
odontogenic tumor 2006 ; 25 : 629-36
11. Stuart CW, Pharaoh MJ. Oral radiology : principles and interpretation.
Philadelphia : Mosby, 2009 : 377-8
12. Stuart CW, Pharaoh MJ. Radiographic interpretation of pathology. Missouri : Mosby, 2000 : 393-5
13. Anonymous. Calcifying epithelial odontogenic tumor.
< http://en.wikipedia.org/wiki/Pindborg_tumor >
14. White E. Essentials of dental radiography and radiology. London : Elsevier, 2003 : 303,322
15. Thomas J, et al. Clear cell calcifying epithelial odontogenic tumor : a rare
case report. Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology 2008
; 20 : 28-31
16. Kumar SMd, et al. Pindborg tumor : a rare odontogenic neoplasm. 2008 ; 6(1) : 7
(5)
LAMPIRAN
odontogenik : segala sesuatu yang ada hubungannya pembentukan dan
perkembangan gigi
intraosseus : di dalam tulang ekstraosseus : diluar tulang
massa : gumpalan atau benda yang terbuat dari kohesi beberapa partikel, gumpalan yang menyatu
aselular : tidak mengandung sel-sel
homogenous : memiliki kesamaan struktur karena berasal dari keturunan
yang sama
stroma : pola jaringan pendukung, terbentuk dari jaringan ikat
sessile : melekat pada dasarnya
kalkarus : berkenaan dengan atau mengandung kapur atau kalsium, berkapur
driven snow : gambaran seperti salju yang diterbangkan
honey comb : jaringan sel heksagonal, terbuat dari lilin lebah, sesuatu yang
menyerupai struktur ini
stratum intermedium : lapisan sel-sel organ enamel gigi tepat di sebelah perifer lapisan ameloblastik
polyhedral : sesuatu yang mempunyai enam atau lebih sisi
(6)
tertentu dan dalam ketiadaan konveksi Congo Red : diwarnai dengan merah Congo
PAS : metode pewarnaan untuk mendeteksi glikogen pada jaringan lunak
globul : massa atau badan sferis kecil imunoreaktif : reaksi antara antigen dan antibodi nodul : agregasi yang kecil dari sel proptosis : protusio okuli yang abnormal
epistaksis : pendarahan dari dalam hidung, mimisan
alterasi : kehilangan rasa dan tidak peka terhadap rangsangan korteks : lapisan terluar dari sebuah organ
perikoronal : sekitar mahkota gigi
superficial : berkenaan dengan atau terletak di dekat permukaan miksomatous : mengalami pertumbuhan jaringan lunak dari jaringan ikat
mukus
enukleasi : mengangkat seluruh organ tumor
multilokular : memiliki banyak kompartemen kecil atau rongga unilokular : memiliki satu kompartemen kecil atau rongga
adjuvant : terapi kombinasi dimana dilakukan dua medikasi untuk menangani suatu kondisi