Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) di Teluk Palabuhanratu

PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI
(Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) DI TELUK PALABUHANRATU

MUHAMMAD ARIF NASUTION

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pertumbuhan dan reproduksi ikan
kembung lelaki (rastrelliger kanagurta cuvier 1817) di Teluk Palabuhanratu adalah benar
karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Agustus 2014
Muhammad Arif Nasution
NRP C252100041

RINGKASAN
MUHAMMAD ARIF NASUTION. C252100041. Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) di Teluk Palabuhanratu. Dibawah
bimbingan MOHAMMAD MUKHLIS KAMAL dan KIAGUS ABDUL AZIZ.
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai salah satu jenis sumberdaya
ikan pelagis kecil, memiliki peranan yang penting bagi produksi perikanan laut di kawasan
perairan Teluk Palabuhanratu yang memiliki potensi cukup besar. Alat tangkap payang
merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan di oleh nelayan di Palabuhanratu
untuk menangkap atau dengan ikan target kembung lelaki.
Ikan contoh diperoleh dari nelayan yang menangkap ikan kembung lelaki di Teluk
Palabuhanratu yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Ikan contoh yang diambil sebanyak
200 ekor tiap minggunya kemudian di ukur panjang total dan beratnya. Dari 200 ekor
diambil secara acak 30 yang kemudian dibawa ke Laboratorium Biologi Perikanan, Bagian
Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk pengukuran panjang
dan bobot serta analisis reproduksi.

Hubungan panjang bobot dari ikan yang diamati didapatkan nilai a sebesar 2.98E-06
dan nilai b 3.24 sehingga didapatkan nilai W=2.98E-06L3.24, kondisi b > 3 tersebut berarti
pertumbuhan berat dapat dikatakan lebih dominan jika dibandingkan dengan pertumbuhan
panjang atau allometrik positif. Nilai parameter pertumbuhan L∞ dan K diduga
menggunakan plot Gulland dan Holt. ikan kembung lelaki yang didaratkan di PPN
Palabuhanratu memilik nilai L∞ sepanjang 315 mm, K senilai 1.01 /tahun dan t0 0.08. ikan
kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu membutuhkan waktu sekitar 4.5 tahun untuk
mencapai panjang maksimum.
Terdapatnya TKG 3 dan 4 pada setiap bulan pengamatan menunjukkan bahwa ikan
kembung lelaki diduga sedang melakukan pemijahan. ikan kembung lelaki betina pertama
kali matang gonad pada ukuran 173 mm, 175 mm pada ikan kembung lelaki jantan dan 179
mm gabungan. Kemungkinan ikan tertangkap pada saat pertama kali matang gonad dapat
dikurangi dengan cara merubah ukuran mata jaring bagian kantong pada alat tangkap
payang sepanjang 4 inci.
Katakunci : Hubungan panjang bobot, kembung lelaki, pertumbuhan, reproduksi.

SUMMARY
MUHAMMAD ARIF NASUTION. C252100041. Growth and Reproductive Of Indian
Mackerel (Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) from Palabuhanratu Bay. Supervised by
MOHAMMAD MUKHLIS KAMAL dan KIAGUS ABDUL AZIZ.


Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is kind of small pelagic fish resources, has
an important role for production of marine fisheries in Palabuhanratu Bay which has
considerable potential. Payang is a fishing gear operated by fishermen in Palabuhanratu to
catch Indian Mackerel.
Fish sample obtained from the fishermen in Palabuhanratu Bay landed on PPN
Palabuhanratu. Fish samples taken as many as 200 fish per week and then measured the
total length and weight. From 200 fish taken at random 30 were then take to the Laboratory
of Fisheries Biology, Section of Fisheries Resource Management, Department of Water
Resource Management, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural
University for length and weight measurements and analysis of reproduction.
Length weight relationship of fish observed obtained a value of 2.98E-06 and the
value of b 3.24 so we can get the value of W=2.98E-06L3.24, condition b> 3 the mean
weight growth can be said to be more dominant when compared with the length or
allometric growth positive. Value of L∞ dan K calculate using plot Gulland dan Holt.
Indian Mackerel from Palabuhanratu bay landed in PPN Palabunganratu has a value of L∞ :
315 mm, K : 1.01 /year, and t0 0.08. Indian mackerel in Palabuhanratu Bay takes about 4.5
years to reach the maximum length.
Each month is obtained TKG 3 and 4, showed indian mackerel may conducting
spawning, first maturity of female indian mackerel is 173 mm, 175 mm for male indian

mackerel, and 179 mm for both of indian mackerel. The possibility of fish caught in the
first maturity can be reduced by changing the mesh size of kantong to 4 inches.
Keywords : Length weight relationship, bloated man, growth, reproduction.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam
bentuk apapun tanpa izin IPB

PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI
(Rastrelliger kanagurta Cuvier 1817) DI TELUK PALABUHANRATU

MUHAMMAD ARIF NASUTION

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains
pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis : Dr.Ir. Isdradjad Setyobudiandi, M.Sc

Judul Penelitian : Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger
kanagurta Cuvier 1817) di Teluk Palabuhanratu
Nama
: Muhammad Arif Nasution
NIM
: C252100041
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc
Ketua

Ir. Kiagus Abdul Aziz, M.Sc
Anggota

Diketahui oleh
Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir.Luky Adrianto, M.Sc

Dr. Ir. Dahrul Syah, Msc Agr

Tanggal Ujian : 20 Agustus 2014

Tanggal Lulus :


PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Pertumbuhan dan reproduksi ikan kembung
lelaki (rastrelliger kanagurta cuvier 1817) di Teluk Palabuhanratu. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tesis, terutama kepada Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc dan Ir. Kiagus
Abdul Aziz, M.Sc sebagai dosen pembimbing tesis yang senantiasa memberikan arahan
serta bimbingan selama penyusunan tesis ini. Keluarga terutama Ayah, Ibu, dan Kakak
yang telah memberikan doa, kasih saying dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini, teman-teman S2 SPL 2010 atas kerjasama yang baik selama masa
studi dan semua pihak yang tidak bias disebutkan satu persatu.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014

Muhammad Arif Nasution

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL


xiii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat

1
2
2


2 METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pengumpulan Data
Analisis Data

3
3
7

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi umum Teluk Palabuhanratu
Kondisi umum perikanan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu
Pertumbuhan
Reproduksi
Rencana pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki
Pembahasan

11
11

12
12
15
18
20

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

23
23

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

29


RIWAYAT HIDUP

43

DAFTAR TABEL
1 Jumlah tangkapan ikan kembung lelaki di PPN Palabuhanratu
2 Penentuan tingkat kematangan gonad secara morfologi
3 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
3 Fekunditas ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)

1
6
12
18

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi daerah penangkapan ikan kembung lelaki
2 Skema alur metode penelitian
3 Ukuran panjang jaring dan bukaan sayap alat tangkap payang
4 Pengkuran panjang total ikan kembung lelaki
5 Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Maret – April 2014 di PPN Palabuhanratu
6 Kelompok ukuran panjang ikan kembung lelaki
7 Kurva pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
8 Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki
8 Indeks kematangan gonad ikan kembung lelaki

3
4
5
5
13
14
15
16
17

DAFTAR LAMPIRAN
1 Pengukuran panjang dan berat ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta ) 30
2 Data Panjang dan berat sampel ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta ) 31
3 Hasil analisis regresi hubungan panjang berat
41

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pantai selatan Jawa Barat terdapat lokasi penting bagi perikanan tangkap yaitu
Palabuhanratu. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu yang berada di
kota Palabuhanratu di Teluk Palabuhanratu menghadap ke Samudera Indonesia
dipandang sangat strategis karena berada pada posisi dekat dengan daerah
penangkapan (fishing ground) , yakni Perairan Samudera Indonesia. Potensi
sumberdaya ikan di Samudera Indonesia untuk Selatan Jawa dimana Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu berada cukup besar, yaitu sebesar 80.000
ton per tahun (Ditjen Tangkap-DKP 2000).
Berbagai jenis ikan yang di daratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Palabuhanratu adalah Ikan kembung lelaki. Jenis hasil tangkapan yang dominan
tertangkap secara umum di Teluk Palabuhanratu adalah cakalang, cucut gergaji, cucut
martil, layang, layaran, setuhuk, layur, peperek, kembung lelaki tembang, tongkol dan
tuna (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi 2009), yang sebagian
besarnya didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu.
Tabel 1 Jumlah tangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) yang
didaratkan di PPN Palabuhanratu
Tahun
Produksi (kg)
Tahun
Produksi (kg)
2003
182412
2009*
23640
2004
179523
2010*
6567
2005
137892
2011*
12803
2006
141947
2012*
14797
2007
9607
2013*
9232
2008
9725
Sumber : Data mentah statistik perikanan PPN Palabuhanratu
Keterangan * : mulai tahun 2009 data yang tersedia (Rastrelliger spp.)
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai salah satu jenis
sumberdaya ikan pelagis kecil memiliki peranan yang penting bagi produksi
perikanan laut di kawasan perairan Teluk Palabuhanratu yang memiliki potensi cukup
besar. Alat tangkap payang merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan di
oleh nelayan di Palabuhanratu untuk menangkap atau dengan ikan target kembung
lelaki. Payang merupakan alat tangkap ikan berupa jaring yang bentuknya seperti
kantong dengan pengoperasian alat tangkap dilakukan sepenuhnya oleh nelayan.
Salah satu aspek untuk mendukung upaya pengelolaan sumberdaya ikan
kembung lelaki adalah pengetahuan dasar mengenai aspek biologi reproduksi dari
ikan kembung lelaki itu sendiri, karena aspek reproduksi merupakan aspek yang
sangat penting dalam menentukan kelestarian dari sumberdaya tersebut. Beberapa
manfaat dari pengetahuan mengenai reproduksi ikan kembung lelaki diantaranya,
yaitu dapat: 1) melacak kuran pertama kali matang gonad, 2) melacak waktu ikan
memijah, 3) melacak lokasi pemijahan, 4) memprediksi potensi reproduksi ikan
tersebut, dan 5) memprediksi pola pemijahannya.

2

Sedangkan manfaat dari mengkaji aspek umur dan pertumbuhan adalah 1)
mengetahui sebaran kelompok umur yang menunjang produksi sector perikanan, 2)
menduga laju mortalitas yang mempengaruhi stok ikan, 3 ) menduga tingkat
eksploitasi dan 4) menilai tingkat sustaining power dan potential yield stock.
Keberadaan ikan kembung lelaki di perairan tersebut maka diperlukan suatu
kajian mengenai pertumbuhan dan reproduksi ikan kembung lelaki. Struktur umur
merupakan informasi yang sangat penting dalam mengkaji pertumbuhan di suatu
perairan, struktur umur suatu ikan dapat diduga melalui frekuensi sebaran panjang.
kematangan gonad (TKG) merupakan dasar dalam analisis reproduksi ikan. Kajian
pertumbuhan dan reproduksi ikan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu diharapkan
dapat menjadi pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki
agar tetap lestari.
Rumusan Masalah
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) pada tahun 2003 – 2006
merupakan ikan dominan yang ditangkap oleh nelayan. Populasi jenis ikan ini
diperkirakan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Tabel 1). Hal ini
diduga karena adanya tekanan penangkapan yang tinggi, perubahan kondisi
lingkungan teluk, serta interaksi antara tekanan penangkapan dan perubahan
lingkungan Teluk Palabuhanratu.
Selain terlihat penurunan populasi terhadap ikan kembung lelaki di Teluk
Palabuhanratu. Informasi biolologi ikan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu juga
masih sangat minim, sehingga diperlukan usaha untuk melindungi dalam bentuk
pengelolaan, dengan melihat dan mengkaji aspek biologi ikan serta faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penurunan populasi tersebut. Salah satu informasi yang
diperlukan adalah aspek pertumbuhan dan reproduksi dari ikan kembung lelaki.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis aspek pertumbuhan dan reproduksi
(Rastrelliger kanagurta) di Perairan Palabuhanratu.

ikan kembung

lelaki

2. Menyediakan informasi bagi instrument pengelolaan sumberdaya ikan kembung
lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Perairan Palabuhanratu.
Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan beberapa informasi dasar dalam
penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya perikanan, dalam hal pembatasan ukuran
ikan yang boleh ditangkap serta dimensi, jenis alat tangkap yang digunakan dalam
mewujudkan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang optimal.

3

2 METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pengambilan data ikan contoh dilakukan pada bulan Maret sampai dengan
April 2014, yang dilakukan setiap minggu selama enam minggu. Ikan contoh yang
didapatkan merupakan ikan yang ditangkap di perairan Teluk Palabuhanratu sejauh
16 mil dari garis pantai Palabuhanratu, Sukabumi (Gambar 1) dan didaratkan di PPN
Palabuhanratu. Pembedahan ikan contoh dilakukan di Laboraturium Biologi
Perikanan, Bagian Manajemen sumberdaya Perikanan, Manajemen sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar 1 Peta lokasi daerah penangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer yang dilakukan di lapangan dan laboratorium.
Data primer yang didapatkan di lapangan meliputi panjang - berat ikan, dan data
primer yang didapatkan di laboratorium meliputi berat gonad ikan, tingkat
kematangan gonad, diameter telur dan fekunditas.

4

4

PPN Palabuhanratu

200 ekor ikan/minggu

30 ekor ikan/minggu

Laboratorium
Panjang total ikan

Berat ikan

Berat ikan

Jenis kelamin

Analisis Pertumbuhan

TKG

Fekunditas

Analisis Reproduksi

Informasi bagi pengelolaan

Gambar 2 Skema alur metode penelitian
Pengumpulan data primer di lapangan
Ikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan contoh yang
ditangkap menggunakan alat tangkap payang, ada berbagai ukuran alat tangkap
payang yang digunakan oleh nelayan di Teluk Palabuhanratu. Secara umum alat
tangkap payang yang dioperasikan nelayan di perairan Palabuhanratu terdiri dari 3
bagian yaitu sayap, badan dan kantong dengan mesh size semakin kecil kearah
kantong (Gambar 3).

5

c

Mesh size : a 0.25-0.5 inci
b 0.75-3 inci
c 5-15 inci

b

a

Gambar 3 Ukuran panjang pukat dan bukaan sayap alat tangkap payang
Ukuran mesh size pada bagian kantong (a) 0.25 dan 0.5 inci, pada bagian badan
(b) memiliki ukuran mesh size secara berurutan mulai dari bagian dekat kantung 0.75,
1, 1.5, 2, 2.5, dan 3 inci dan pada bagian sayap (c) memiliki mesh size secara
berurutan mulai dari bagian dekat badan 5, 10 dan 15 inci. Pada bagian mulut atas
terdapat 12 buah pelampung dan pada bagian mulut bawah terdapat 10 buah pemberat
dengan berat masing – masing 2kg.
Pengoperasian alat tangkap payang dimulai dengan melingkari gerombolan
ikan target, sehingga mulut alat tangkap atau bentangan sayap pukat menghadang
arah renang ikan, kemudian ditarik secara manual maupun menggunakan mesin
kearah salah satu lambung kapal dan kemudian diangkat ke geladak kapal.
Jumlah ikan contoh yang diukur panjang-beratnya secara langsung di lapangan
sebanyak 200 ekor setiap minggunya, yang diambil secara acak dari berbagai ukuran
pada tumpukan ikan, jika ikan yang tersedia kurang dari 200 ekor maka diukur
keseluruhannya. Pengukuran panjang ikan contoh menggunakan penggaris dengan
ketelitian 0.5 mm (Gambar 4), dan penentuan bobot ikan didapatkan dengan
menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.1 gr.

Gambar 4 Pengukuran panjang total ikan kembung lelaki

6

6

Pengumpulan data primer di laboratorium
Sebanyak 200 ekor ikan contoh di lapangan, diambil 30 ekor ikan secara acak,
untuk dibawa ke laboratorium menggunakan cool box, yang selanjutnya dibedah
dengan menggunakan alat bedah untuk diambil gonadnya. Gonad yang didapatkan
kemudian ditentukan beratnya menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.0001 gr,
gonad ikan yang sudah ditimbang kemudian diamati tingkat kematangan gonadnya
dan diawetkan menggunakan larutan formaldehid 40% yang telah diencerkan
menggunakan air dengan perbandingan 1:4 yang nantinya akan dihitung
fekunditasnya.
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki dapat dibagi menjadi lima
tahap. Penentuan tingkat kematangan gonad menggunakan klasifikasi kematangan
gonad yang telah ditentukan. Tingkat kematangan gonad ditentukan secara morfologi
berdasarkan bentuk, warna, ukuran, bobot gonad, serta perkembangan isi gonad.
Penentuan tingkat kematangan gonad mengacu kepada tingkat kematangan gonad
ikan ( Tabel 2).
Tabel 2 Penentuan tingkat kematangan gonad secara morfologi
TKG
Betina
Jantan
I
Ovari seperti benang, panjangnya Testes seperti benang,warna jernih,
sampai ke depan rongga tubuh, dan ujungnya terlihat di rongga
serta permukaannya licin
tubuh
II
Ukuran ovari lebih besar. Warna Ukuran
testes
lebih
besar
ovari kekuning-kuningan, dan telur pewarnaan seperti susu
belum terlihat jelas
III
Ovari berwarna kuning dan secara Permukaan testes tampak bergerigi,
morfologi telur mulai terlihat
warna makin putih dan ukuran
makin besar
IV
Ovari makin besa, telur berwarna Dalam keadaan diawet mudah
kuning, mudah dipisahkan. Butir putus, testes semakin pejal
minyak tidak tampak, mengisi 1/22/3 rongga perut
V
Ovari berkerut, dinding tebal, butir Testes bagian belakang kempis dan
telur sisa terdapat didekat pelepasan di bagian dekat pelepasan masih
berisi
Sumber Effendie (1997)
Untuk menentukan fekunditas dan pengukuran diameter telur maka telur
diambil dari gonad dengan mengambil contoh dari tiga bagian gonad yaitu bagian
anterior, median dan posterior, masing-masing sebanyak 100 butir, lalu dengan
menggunakan mikrometer okuler dan objektif dihitung jumlah telurnya dan diukur
diameter telurnya dengan perbesaran 4 x 10 kali. Penentuan fekunditas hanya
dilakukan terhadap gonad yang telah matang.

7

Pengumpulan data sekunder
Adapun data sekunder yang dibutuhkan meliputi data hasil dan upaya
penangkapan ikan kembung lelaki, alat tangkap ikan kembung lelaki, kapal
penangkapan ikan kembung lelaki, dan karakteristik Perairan Palabuhanratu. Data
tersebut diperoleh dari hasil studi pustaka serta arsip milik PPN Palabuhanratu.
Analisis Data
Hubungan panjang bobot
Berat ikan sebagai variabel respon dan panjang sebagai variabel prediktor
mempunyai hubungan fungsional (Sparre & Venema 1998), yaitu :
W = q Lb
dimana : W
L
q dan b

= berat ikan (gram),
= panjang total (cm),
= parameter.

Persamaan diatas merupakan persamaan kurva geometrik yang dapat
ditransformasikan ke persamaan regresi linear dengan melogaritmakan menjadi :
log W = log q + b log L
atau
Y=a+b.X
dimana : Y
X
b
a

= log W,
= log L ,
= slope
= log q = intersep

Dari persamaan tersebut dapat diketahui pola pertumbuhan panjang dan bobot
ikan tersebut. Nilai b yang diperoleh digunakan untuk menentukan pola pertumbuhan
dengan kriteria :
a. jika b =3 pertumbuhan isometrik, yaitu pola pertumbuhan panjang sama dengan
pola pertumbuhan berat atau b. b ≠ 3 , pertumbuhan allometrik, pola
pertumbuhan panjang tidak sama dengan pola pertumbuhan bobot.
b. Jika b > 3 maka pola pertumbuhannya alometrik positif, artinya pertambahan berat
lebih dominan daripada pertambahan bobot.
c. Jika b < 3 maka pola pertumbuhannya alometrik negatif, artinya pertambahan
panjang lebih dominan daripada pertambahan bobot.
Kesimpulan dari nilai b yang diperoleh ditentukan dengan menggunakan uji-t
pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05) (Stell & Torrie 1991).

8

8

Parameter pertumbuhan
Berdasarkan data panjang total ikan, dilakukan analisis pertumbuhan menggunakan
Model Von Bertalanffy (Sparre & Venema 1998):

Dimana :

Lt
L∞
K
t0

(

)

= Ukuran ikan pada umur t (mm)
= Panjang asimtotik / panjang maksimum (mm)
= Koefisien pertumbuhan (tahun)
= Umur hipotesis ikan pada panjang 0 (tahun)

Untuk memperoleh nilai dugaan parameter pertumbuhan L∞ dan K digunakan
paket ELEFAN I yang terdapat pada perangkat lunak FiSAT II. Selanjutnya
pendugaan umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol (to) digunakan
rumus empiris Pauly ( Pauly 1984) sebagai berikut:
Log (-to) = -0,3922 – 0,2752Log L∞ - 1,0380Log K
Indeks kematangan gonad
Untuk menentukan Indeks Kematangan Gonad (IKG) menggunakan rumus
menurut Effendie ( 1997) :
IKG % = 100xWg/W
dimana: W = berat ikan (gram)
Wg = berat gonad (gram)
Ukuran pertama kali matang gonad
Ukuran pertama kali matang gonad dihitung menggunakan persamaan
Spearman - Karber telah dikembangkan oleh Finney (1971) sebagaimana diacu
Saputra (2005), dimana
Dimana : m
d
xk
Pi

= Logaritma dari kelas panjang pada kematangannya yang pertama
= Selisih logaritma dari pertambahan nilai tengah panjang
= Logaritma nilai tengah panjang dimana ikan 100% matang gonad
= Proporsi ikan matang gonad pada kelas ke i

Fekunditas
Fekunditas diasumsikan sebagai jumlah telur yang terdapat dalam ovary ikan
yang telah mencapai TKG 3 dan 4. Cara mendapatkan telur yaitu dengan mengambil
telur dari ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan
yang telah diawetkan. Fekunditas dapat dihitung dengan metode gravimetrik dengan

9

rumus (Effendie 1997) :

dimana :

F
N
G
Q

= Fekunditas
= jumlah telur tiap gonad contoh
= berat gonad (gram)
= gonad contoh (gram)

11

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Kondisi umum Teluk Palabuhanratu
Teluk Palabuhanratu terletak pada 60 km arah selatan dari kota Sukabumi
merupakan sebuah kawasan yang terletak di pesisir selatan Jawa Barat, di
Samudra Hindia. Wilayah pesisirnya terbentang dengan panjang garis pantai ±
200 km. Secara geografis Teluk Palabuhanratu terletak pada posisi 106°22’00’’ 106°33’00’’ BT dan 6°57’00’’ - 7°07’00’’ LS (Pariwono et al. 1998). Perairan
Teluk Palabuhanratu merupakan tempat bermuaranya empat sungai yaitu
Cimandiri, Cidadap, Cibuntu dan Cipalabuhan. Kecamatan Palabuhanratu
berbatasan dengan kecamatan Ciladang dan kecamatan Cisolok di sebelah utara,
kecamatan Ciomas di sebelah selatan, Samudera Hindia di sebelah barat,
kecamatan Warung Kiara di sebelah timur (Gambar 1).
Arus di perairan Teluk Pelabuhan Ratu dapat dikelompokan menjadi tiga
bagian bagian berdasarkan angin musim, yaitu arus musim barat,arus musim timur
dan musim arus peralihan. Pada musim peralihan arus bergerak dari barat ke
timur, yang terjadi pada bulan April - Mei yang dipengaruhi oleh angin musim
dari barat laut, dengan puncaknya pada bulan April dan November. sedangkan
pada musim timur arus bergerak dari timur ke barat yang terjadi pada bulan JuniOktober dipengaruhi oleh angin musim dari tenggara, mencapai puncaknya pada
bulan Juli – Agustus.
Ketika musim peralihan dimana kecepatan arus rata-rata diatas 40cm/s
mengajibatkan hasil tangkapan yang buruk hal ini dikarenakan ikan jarang berada
di pinggir teluk karena arus kencang membuat kawanan harus berpindah tempat
dalam mencari makanan yakni di tempat dimana kecepatan arus lebih rendah dari
pinggir pantai tepatnya di tengah teluk. Sebaliknya ketika musim timur kecepatan
arus rata-rata 20 cm/s hingga 40 cm/s menyebabkan ikan lebih senang berada di
pinggir teluk, dan karena suhu pinggir teluk lebih hangat ikan pun banyak bertelur
di pinggir teluk dua hal ini menyebabkan pinggir teluk kaya akan sumber daya
ikan. Ketika musim timur nelayan pun lebih sering melaut karena cuaca cerah
(BLH Kabupaten Sukabumi, 2003).
Rata- rata perubahan suhu perairan di wilayah pesisir Teluk Pelabuhan
Ratu berkisar antara 28 – 290C. Perubahan suhu rata-rata di dekat pantai berkisar
antara 28,1 – 28,6 0C, sedangkan suhu di lepas pantai berkisar antara 28,24 – 28,7
0C (BLH Kabupaten Sukabumi, 2003)
Pasang – surut diperairan pesisir Pelabuhanratu bertipe campuran dengan
unsur ganda. Hal ini menunjukkan bahwa perairan pesisir Pelabuhanratu pada
umumnya mengalami dua kali pasang dan dua kali surut setiap harinya dengan
ketinggian yang berbeda. Dari hasil pengamatan pasang surut yang dilakukan
menunjukan bahwa kedudukan air ketika pasang rendah adalah 90 cm dan
kedudukan air tertinggi mencapai 249 cm sehingga selisih pasang tertinggi dan
terendah mencapai adalah 159 cm (BLH Kabupaten Sukabumi, 2003).

12

Kondisi umum perikanan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu
Ikan kembung lelaki merupakan salah satu hasil tangkapan ikan pelagis
kecil pada kegiatan penangkapan ikan di Teluk Palabuhanratu. Operasi
penangkapan ikan kembung lelaki umumnya dilakukan secara one day fishing
atau selama 7-14 jam, tergantung kondisi cuaca perairan saat melakukan aktifitas
penangkapan, menurut penuturan nelayan ada kalanya pada saat keberangkatan
cuaca sedang cerah dan pada saat sampai kedaerah penangkapan ikan kondisi
cuaca berubah. Dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk operasi penangkapan
tidak terlalu lama, ikan tidak membutuhkan perlakuan khusus karena langsung
didaratkan di PPN Palabuhanratu.
Payang adalah alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan
ikan kembung lelaki, payang dioperasikan menggunakan kapal perikananan
tangkap dengan kapasitas 2-6 GT, kekuatan mesin motor tempel 15-40 PK, dan
jumlah anak buah kapal 6-12 orang. Sebagian besar kapal payang yang beroperasi
di Teluk Palabuhanratu mempunyai badan dan geladak kapal berbahan dasar
kayu.
Harga eceran ikan kembung lelaki di TPI PPN Palabuhanratu berkisar antara
Rp 40.000 – Rp 45.000 / kg. harga tersebut relatif cukup mahal, hal tersebut dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu, tingginya permintaan terhadap ikan kembung
lelaki, atau semakin sedikitnya hasil tangkapan ikan kembung lelaki oleh nelayan
yang di daratkan di TPI PPN Palabuhanratu.
Pertumbuhan
Sebaran frekuensi panjang
Selama proses pengambilan ikan contoh dilapangan pada bulan Maret –
April 2014, didapatkan jumlah ikan kembung lelaki yang dikumpulkan sebanyak
1073 ekor yang diambil secara acak.
Tabel 3 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
pada Maret – April 2014
Minggu ke
Kelas (mm)
1
2
3
4
5
6
Jumlah
9
0
9
5
0
0
133 - 146
23
15
9
21
9
0
0
147 - 160
54
9
20
32
24
0
0
161 - 174
85
2
50
72
71
7
23
175 - 188
225
34
51
37
41
76
42
189 - 202
281
43
54
22
25
69
6
203 - 216
219
50
13
5
17
28
2
217 - 230
115
31
3
2
8
15
0
231 - 244
59
6
0
0
0
4
0
245 - 258
10
259 - 272
1
0
0
0
1
0
2
Jumlah
200
200
200
200
200
73
1073
Keterangan : 1 = 17 Maret 2014, 2 = 24 Maret 2014, 3 : 31 Maret 2014, 4 = 7
April 2014, 5 = 14 April 2014 dan 6 = 21 April 2014

13

Tabel 3 memiliki selang kelas panjang 13 dengan 10 kelas, 200 ekor dari
minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 5 dan pada minggu ke 6 sebanyak 73 ekor.
Ukuran terpendek 133 mm dan yang terpanjang 262 mm (Tabel 3), dari hasil
sebaran frekuensi panjang, ikan yang dominan tertangkap pada ukuran 189-202
sebanyak 281 ekor, sedangkan yang terendah pada ukuran 259-272 sebanyak 2
ekor. Fluktuasi dari ukuran ikan yang tertangkap tersebut dapat disebabkan oleh
faktor cuaca yang menyebabkan kemampuan nelayan untuk menangkap ikan
berkurang.
Hubungan panjang bobot
Hasil dugaan hubungan panjang bobot dan parameter pertumbuhan (K, L∞
dan to) dapat dipengaruhi oleh variasi contoh yang digunakan, kondisi lingkungan
dan tingkat eksploitasi ikan tersebut. Faktor contoh diantaranya panjang
maksimum, panjang minimum dan sebaran panjang ikan yang tertangkap.
Semakin besar kisaran antara panjang maksimum dengan panjang minimum maka
dugaan yang diperoleh diharapkan akan memberikan hasil yang lebih mewakili
keadaan di alam jika dibandingkan dengan kisaran panjang ikan yang lebih kecil.
Analisis hubungan panjang bobot dilakukan untuk mengetahui pola
pertumbuhan dari ikan yang diamati, data yang digunakan adalah data panjang
total ikan dan berat basah ikan. Hasil dari analisis hubungan panjang bobot dari
ikan yang diamati didapatkan nilai a sebesar 2.98E-06 dan nilai b 3.24 sehingga
didapatkan nilai W=2.98E-06L3.24 (Gambar 5).

Berat (gr)

Y= 2.98E-06L3.24
R2= 0.95
N = 1073

Panjang (mm)
Gambar 5 Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Maret – April 2014.
Dengan didapatkannya nilai b 3.24 atau b > 3, kondisi tersebut berarti
pertumbuhan berat dapat dikatakan lebih dominan jika dibandingkan dengan
pertumbuhan panjang atau allometrik positif, hal tersebut juga diperkuat setelah
dilakukan uji statistik yaitu uji t dengan hasil T hitung > T table.

12
14

Parameter pertumbuhan
Parameter pertumbuhan dianalisis menggunakan nilai tengah panjang pada
kelompok umur yang sama. Dugaan pola petumbuhan ikan kembung lelaki
ditunjukan oleh garis putus-putus yang menghubungkan pergeseran modus
kelompok umur dari suatu kohort.
1

Minggu ke

2

3

4

5

6
140.5 154.5 168.5 182.5 196.5 210.5 214.5 228.5 242.5 256.5
Nilai tengah panjang
Gambar 6

Kelompok ukuran panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) Maret – April 2014

Alasan menggunakan nilai tengah panjang yang ditunjukan oleh garis putusputus dalam analisis parameter pertumbuhan adalah karena ikan-ikan pada
kelompok umur tersebut diduga merupakan ikan dari kohort yang sama dan
sedang dalam mengalami proses pertmbuhan.
Nilai parameter pertumbuhan L∞ dan K diduga dengan bantuan paket
ELEFAN I dari program FiSAT II, didapatkan nilai L∞ sepanjang 315mm dan K
senilai 1.01 /tahun. Umur teoritis pada waktu panjang ikan sama dengan nol (to)
diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly (1984).

15

Log (-to) = -0,3922 – 0,2752Log L∞ - 1,0380Log K
dengan memasukkan nilai-nilai dugaan L∞ = 315 cm dan K = 1.01/tahun
sehingga diperoleh nilai dugaan to adalah 0,08237 atau setelah dibulatkan
diperoleh nilai dugaan to yaitu 0.08. Berdasarkan nilai parameter pertumbuhan
yang diperoleh maka persamaan pertumbuhan von Bertalanffy menurut panjang
ikan yaitu:

Panjang (mm)

Lt = 315 [1-exp-1.01(t+0.08)]

Tahun
Gambar 7 Kurva pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Berdasarkan kurva pertumbuhan ikan kembung lelaki, ikan kembung lelaki
muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ikan kembung yang sudah tua. Artinya kecepatan pertumbuhan
menurun apabila ikan makin bertambah tua. Berdasarkan perhitungan
menggunakan data ikan sampel dapat diduga bahwa ikan kembung lelaki
membutuhkan waktu sekitar 4.5 tahun untuk mencapai panjang maksimum
Reproduksi
Tingkat dan Indeks kematangan gonad
Sebanyak 90 ekor ikan sampel memiliki komposisi 16 ekor ikan kembung
lelaki betina dan 74 ekor ikan betina. Tingkat kematangan gonad ikan kembung
lelaki betina didominasi TKG 3 dan 4 sedangkan tingkat kematangan gonad ikan
kembung lelaki Jantan didominasi oleh TKG 2 dan 3 (Gambar 8). Terdapatnya
TKG 3 dan 4 pada setiap minggu pengamatan menunjukkan bahwa ikan kembung
lelaki diduga sedang melakukan pemijahan disekitar area tertangkapnya ikan.

12
16

a

b

1

2

3
4
Minggu ke

5

6

Gambar 8 Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) a (Jantan) dan b (Betina).
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki jantan pada minggu
pertama didominasi oleh TKG 3. Pada saat minggu ke 2, ikan dengan TKG 3 pada
minggu pertama mulai mengalami peningkatan tingkat kematangan gonad ke
TKG 4 dan berlanjut sampai minggu ke 3. Pada minggu ke 4 ikan dengan TKG 4
diduga sebagian sudah melakukan pemijahan, dan ikan TKG 2 pada minggu
sebelumnya berkembang menjadi TKG 3 pada minggu selanjutnya. (Gambar 8 a)
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki betina pada minggu
pertama sepenuhnya berada pada TKG 3, kemudian secara berlahan mulai
berubah ke TKG 4 pada minggu ke 2. Minggu ke 3 tidak terlihat lagi adanya ikan
dengan TKG 3, diduga sepenuhnya sudah berubah ke TKG 4, selain itu pada
minggu ke 3 ini mulai muncul ikan TKG 2, pada minggu ke 4 ikan TKG 3 pada
minggu sebelumnya sebagian sudah melakukan pemijahan, dan ikan TKG 2 pada
minggu sebelumnya sudah berubah ke TKG 3. (Gambar 8 b)
Indeks kematangan gonad (IKG) ikan betina lebih besar dibandingkan
dengan indeks kematangan gonad ikan jantan, indeks kematangan gonad ikan
betina berkisar 1.10% - 5.02% dan indeks kematangan gonad ikan kembung lelaki
jantan berkisar 0.53% - 3%. Indek kematangan gonad ikan kembung lelaki
meningkat tajam saat mencapai TKG 3 dan 4 (Gambar 9).

IKG

17

a

b
Gambar 9 Indeks kematangan gonad ikan kembung lelaki a (Jantan) dan b (betina)
Gambar 9 a menujukkan bahwa ikan pada tingkat kematangan gonad 3
memiliki indeks kematangan gonad yang paling bervariasi, kemudian diikuti oleh
ikan dengan TKG 2. Pada gambar 9 b ikan pada TKG 4 memiliki variasi IKG
paling tinggi jika dibandingkan dengan ikan pada TKG 1,2 maupun 3. Jika dilihat
dari Tabel 4 ikan yang memiliki TKG lebih tinggi tidak selalu memiliki IKG lebih
tinggi juga
Ukuran pertama kali matang gonad
Perhitungan ukuran pertama kali matang gonad dengan menggunakan
metode Sperman-Karber, ikan kembung lelaki betina pertama kali matang gonad
pada ukuran 173 mm, 175 mm pada ikan kembung lelaki jantan dan 179 mm
gabungan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ikan kembung lelaki betina
lebih cepat matang gonad dari pada ikan kembung lelaki jantan. Perbedaan

12
18

panjang pada saat pertama kali matang gonad antara betina dan jantan bergantung
pada faktor genetik dan lingkungan, serta tekanan akibat penangkapan yang
berlangsung lama.
Fekunditas dan diameter telur
Dari 90 ekor Ikan kembung lelaki yang didaratkan di PPN Palabuhanratu
hanya 14 ekor ikan yang dapat dihitung nilai fekunditasnya, adapun ikan – ikan
yang dapat dihitung nilai fekunditasnya adalah ikan – ikan yang dengan TKG 3
dan 4 dengan nilai fekunditas berkisar 42.606 – 63.043 dengan rata – rata
49.337,6. Adapun untuk nilai diameter telur dari 14 ekor ikan didapatkan berkisar
antara 0.48 – 0.56 mm dengan rata – rata 0.51 mm untuk ikan dengan TKG 4,
sedangkan ikan dengan TKG 3 ukuran diameter telurnya berkisar 0.28 -0.32
dengan rata – rata 0.3 mm (Tabel 4).

TL
180
183
201
220
183
220
192
178
205
190
215
230
210
191

Tabel 4 Fekunditas ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
IKG
Diameter
Berat (gr) TKG Brt Gonad (gr)
Fekunditas
(%)
Telur
0.30-0.32
60.88
3
1.7081
2.806
46239
0.28-0.31
64.65
3
1.7360
2.685
46878
0.28-0.30
87.79
3
2.8103
3.201
49787
0.28-0.31
117.4
3
3.6041
3.070
51243
0.29-0.32
60.93
3
1.8043
2.961
46869
0.30-0.32
117.9
3
3.6121
3.064
51870
0.48-0.52
74.17
4
3.7270
5.025
48515
0.50-0.56
65.69
4
2.6170
3.984
42606
0.50-0.56
104.28
4
3.2638
3.130
49985
0.52-0.56
73.65
4
3.2970
4.477
48156
0.51-0.54
125.47
4
2.8382
2.262
49987
0.48-0.50
132.57
4
2.9255
2.207
63043
0.48-0.54
97.37
4
4.7767
4.906
49824
0.52-0.56
74.08
4
3.1801
4.293
48258

Rencana pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Menjaga keberlangsungan sumberdaya ikan kembung lelaki juga dapat
menjaga kelestarian komoditas ikan lainnya, khususnya pada komoditas andalan
di PPN Palabuhanratu yaitu ikan tuna, sebagaimana diketahui bahwa salah satu
makanan alami ikan tuna ialah ikan dari jenis mackerel salah satunya ialah ikan
kembung lelaki.
Teknik yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sumberdaya ikan yaitu : a)
Pengaturan penangkapan pada musim penangkapan dan penghentian penangkapan
pada musim pemijahan. b) Pembatasan ukuran ikan yang ditangkap c) Pembatasan
alat tangkap yang digunakan berupa : Penggunaan jenis alat tangkap, pengawasan
selektifitas alat, penentuan daya tangkap (fishing power). d) Penentukan kuota

19

hasil tangkapan : - Suatu kuota tunggal yang menyeluruh, kuota yang
dialokasikan, misalnya kapal, pabrik-pabrik atau kelompok-kelompok yang lain.
e) Pengawasan terhadap jumlah penangkapan : pengawasan terhadap jumlah
kapal, pengawasan terhadap jumlah penangkapan.
Beberapa upaya menjaga ketersediaan sumberdaya ikan kembung lelaki
yang dapat dilakukan sesuai dengan tema penelitian dan data yang didapatkan
konsep pengelolaan yang dapat dilakukan adalah melalui aturan pembatasan
penangkapan seperti membatasi jenis alat tangkap, dimensi alat tangkap, ukuran
ikan yang ditangkap. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kesempatan ikan
kembung lelaki untuk melakukan reproduksi atau berkembangbiak, sehingga ikan
dewasa yang sudah tertangkap sudah melakukan pemijahan.
Pengaturan jenis dan dimensi alat tangkap
Pengaturan jenis dan dimensi alat tangkap dimaksudkan untuk membatasi
jenis alat tangkap yang digunakan dan ukuran dari bagian – bagian alat tangkap.
Salah satu langkah teknis yang dapat dilakukan menurut Welcomme (2001)
adalah dengan pembatasan
Ukuran mata jaring alat tangkap yang digunakan. Pada kasus nelayan di
PPN Palabuhanratu yang menggunakan alat tangkap payang dengan ukuran mata
jaring pada bagian kantong sebesar 0.25 – 0.5 inci akan menyebabkan ikan yang
berukuran kecil atau ikan yang belum sempat memijah akan tertangkap, seperti
yang terlihat pada Tabel 3. Untuk itu perlu adanya perubahan ukuran mata jaring
pada bagian kantong alat tangkap payang.
Ukuran mata jaring kantong alat tangkap payang dengan target tangkapan
ikan kembung lelaki, idealnya adalah memiliki ukuran 2 kali tinggi badan,
dikarenakan prinsip ikan tertangkap dengan alat tangkap ini adalah menghadang
arah renang ikan tanpa proses terjerat ataupun terbelit.
Menurut Saanin (1984) ikan kembung lelaki memiliki panjang total 3.4
sampai dengan 3.8 tinggi badan, sehingga tinggi badan dari ikan pertama kali
matang gonad dapat dicari dengan cara membagikan, panjang total ikan dengan
3.4 didapatkan hasil 57 mm ( 2 inci), dari hasil perhitungan tersebut maka dapat
disarankan bahwa ukuran mata jaring bagian kantong pada alat tangkap payang
dengan ikan target ikan kembung lelaki adalah 4 inci.
Selain pengaturan ukuran mata jaring, pembatasan jenis alat tangkap juga
perlu dilakukan. Hal ini karena alat tangkap bagan bersifat tidak selektif sehingga
dapat menangkap ikan dengan ukuran sangat kecil. Sebagai alternatif alat tangkap
jaring insang dapat digunakan sebagai pengganti alat tangkap payang dikarenakan
sifatnya lebih selektif.
Pengaturan ukuran ikan tangkapan
Membatasi ukuran ikan yang boleh ditangkap perlu dilakukan agar ikan
yang belum melakukan pemijahan dapat memiliki kesempatan melakukan
aktifitas reproduksi. Berdasarkan penelitian ini ikan yang memiliki ukuran kurang
dari 179 mm tidak boleh ditangkap, sehingga ikan yang telah matang gonad
memiliki kesempatan untuk melakukan pemijahan, selain pembatasan ukuran
mata jaring hal tersebut juga dapat dilakukan dengan membatasi area dan waktu
penangkapan.

12
20

Pembahasan
Pendugaan hubungan panjang bobot dan parameter pertumbuhan (K, L∞
dan to) dapat dipengaruhi oleh variasi contoh yang digunakan, kondisi lingkungan
dan tingkat eksploitasi ikan tersebut. Variasi contoh diantaranya variasi panjang
ikan contoh dan sebaran panjang ikan yang tertangkap. Semakin besar kisaran
antara panjang maksimum dengan panjang minimum maka dugaan yang diperoleh
diharapkan akan memberikan hasil yang lebih mewakili keadaan di alam jika
dibandingkan dengan kisaran panjang ikan yang lebih kecil.
Perhitungan hubungan panjang bobot dilakukan untuk mengetahui pola
pertumbuhan dari ikan yang diamati. Hasil dari analisis hubungan panjang bobot
dari ikan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu didapatkan nilai a sebesar 2.98E06 dan nilai b 3.24 sehingga didapatkan nilai W=2.98E-06L3.24, ada beberapa
penelitian tentang Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki dibeberapa
tempat yang menunjukkan perbedaan nilai b tetapi tidak sebagian besar
mempunyai pola pertumbuhan yang sama yaitu pertumbuhan berat dapat
dikatakan lebih dominan jika dibandingkan dengan pertumbuhan panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh Hutubessy & Mosse (1996) ikan kembung di
Perairan Pulau Ambon dan sekitarnya memiliki nilai b sama dengan 3,26 yang
menunjukan bahwa ikan-ikan kembung lelaki di perairan tersebut memiliki
kondisi pertumbuhan yang sama dengan ikan kembung lelaki yang didaratkan di
PPN Palabuhanratu. Hal serupa juga ditunjukan oleh Rahman dan Hafzath (2012),
Sivadas et al. (2006), Abdurahiman et al. (2004), Abdussamad et al. (2006) yang
telah menduga nilai b ikan kembung lelaki di Perairan Kuantan Malaysia, Calicut,
India berturut-turut 3.38, 3.08, 3.2, dan 3.3. FPLHI (2004) bahwa ikan kembung
lelaki di Teluk Jakarta memiliki nilai b sama dengan 2,87. Hal tersebut berarti
ikan di teluk Jakarta jauh lebih kurus dibanding ikan di Laut jawa, Pulau
Panggang dan periran Ambon.
Teluk Jakarta merupakan teluk yang paling tercemar di Asia akibat limbah
industri dan rumah tangga. Faktor pencemaran yang tinggi merupakan salah satu
penyebab ikan di Teluk Jakarta memiliki bobot kurus. Akibat penambahan bahan
pencemar di perairan akan berpengaruh terhadap biomassa ikan tersebut (FPLHI
2004).
Variasi hasil analisis panjang bobot pada beberapa lokasi yang berbeda
dapat disebabkan kombinasi satu maupun beberapa faktor diantaranya selektifitas
alat tangkap yang digunakan (Soykan et al. 2010) untuk menangkap ikan contoh,
musim, habitat, ketersediaan makanan dan jenis kelamin (Ismen et al. 2007).
Berdasarkan kurva pertumbuhan (Gambar 7) ikan kembung lelaki, ikan
kembung lelaki muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laju pertumbuhan ikan kembung yang sudah tua. Artinya kecepatan
pertumbuhan menurun apabila ikan makin bertambah tua. Berdasarkan
perhitungan menggunakan data ikan sampel dapat diduga bahwa ikan kembung
lelaki membutuhkan waktu sekitar 3.4 tahun untuk mencapai panjang maksimum,
hal senada juga disebutkan oleh Jayabalan et al. (2009) bahwa lama hidup dari
ikan kembung lelaki di Pesisir Sohar, Oman kurang lebih 4 tahun.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhakim et al. (1995) yang
menggunakan data frekuensi panjang ikan kembung lelaki hasil tangkapan

21

nelayan pukat cincin di perairan Laut Jawa selama 14 bulan menghasilkan nilai
L∞ = 26,2 cm, K = 0,65/tahun dan t0 = -0,26, selanjutnya Mehanna (2001)
menyatakan bahwa ikan kembung lelaki di Gulf of Suez memiliki nilai L∞ = 29,5
cm, K = 0.66 / tahun dan t0 = -0,1. Ada perbedaan dengan nilai L∞, K dan t0
dengan ikan kembung lelaki di Teluk Palabuhan ratu.
Perbedaan parameter pertumbuhan dapat disebabkan oleh perbedaan lama
waktu pengambilan contoh, musim, ukuran ikan contoh yang dianalis dan daerah
penangkapan (Moazzam et al. 2005), menurut Widodo (1988) perbedaan nilai
parameter pertumbuhan ini lebih dipengaruhi oleh komposisi ikan contoh dari
pada cara atau metode yang digunakan. Jika ikan contoh yang diperoleh lebih
banyak ikan berumur muda maka koefisien pertumbuhan akan tinggi, dan
sebaliknya jika ikan berumur tua lebih banyak maka koefisien pertumbuhan akan
kecil. Sifat bergerombol ikan kembung lelaki yang cenderung terdiri dari ikan –
ikan yang berukuran sama, sehingga menyebabkan sulitnya memperoleh suatu
contoh yang representatif dari komposisi ukuran panjang suatu populasi.
Terdapatnya TKG 3 dan 4 pada setiap minggu pengamatan ikan di Teluk
Palabuhanratu (Gambar 8) menunjukkan bahwa ikan kembung lelaki diduga
sedang melakukan pemijahan. Suhendra & Merta (1986) menyatakan bahwa
ditemukannya ikan yang sudah mencapai TKG 3 dan 4 dapat merupakan indikator
adanya ikan yang memijah pada perairan tersebut. Pemijahan ikan dilakukan pada
saat kondisi lingkungan mendukung keberhasilan pemijahan dan kelangsungan
hidup larva (Moyle & Cech 1982).
Tabel 4 ikan menunjukkan bahwa ikan yang memiliki TKG lebih tinggi
tidak selalu memiliki IKG lebih tinggi juga, menurut Suwarso et al. (2010) dan
(Zamroni et al. 2008) hal tersebut disebabkan karena sebagian telur telah
dilepaskan atau kemungkinan proses pematang telur lebih cepat walaupun
ovarium belum matang sempurna.
Nilai indeks kematangan gonad (IKG) akan sejalan dengan perkembangan
gonad, indeks kematangan gonad akan semakin bertambah besar dan nilai akan
mencapai kisaran maksimum pada saat akan terjadi pemijahan (Effendie, 1997).
Di dalam proses reproduksi sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil
metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat
dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk garis tengah
telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan akan berpijah,
kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang
berlangsung sampai selesai.
Dugaan panjang pertama kali matang gonad ikan kembung lelaki di Teluk
Palabuhanratu adalah 173 mm pada ikan kembung lelaki betina, 175 mm pada
ikan kembung lelaki jantan dan 179 mm gabungan. Ikan kembung lelaki di Teluk
Palabuhanratu cenderung lebih cepat matang gonad jika dibandingkan dengan
beberapa lokasi yang berbeda. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurhakim et
al. (1995) di Laut Jawa, Sivadas et al. (2006) di Calicut, India juga menyatakan
bahwa ikan kembung lelaki betina lebih cepat matang gonad dari pada ikan jantan,
dengan ukuran 192 mm (betina) dan 204 mm (jantan). Lain halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Diatri & Titi (1994) di Perairan Utara Rembang
yang menyatakan bahwa ikan kembung lelaki jantan lebih cepat matang gonad
dari pada ikan kembung lelaki betina dengan ukuran 185 mm pada ikan jantan dan
204 mm pada ikan betina. Perbedaan panjang pada saat pertama kali matang

22
12

gonad antara betina dan jantan bergantung pada faktor genetik dan lingkungan,
serta tekanan akibat penangkapan yang berlangsung lama (Mustac dan Sinovcic
2009).
Menurut Sulistiono et al. (2009) ukuran setiap ikan pertama kali matang
gonad sering kali terdapat perberdaan , bahkan spesies yang sama namun berbeda
pada ukuran yang berbeda pula. Ukuran pertama kali matang gonad memiliki
hubungan dengan pertumbuhan dan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
serta strategi reproduksinya. Ikan yang mengalami tekanan karena tangkap lebih
gonad pada ukuran lebih kecil (Trippel et al. 1997).
Sangat penting memastikan bahwa keberadaan ikan kembung lelaki
diperairan tetap lestari, sehingga perlu dilakukan suatu kegiatan pengelolaan yang
menjaga kelestarian sumberdaya ikan kembung lelaki. Hal ini berkaitan dengan
asumsi bahwa ikan yang berukuran 179 mm telah melakukan aktivitas reproduksi
minimal satu kali. Cara tersebut dapat ditempuh dengan mengatur ukuran mata
jaring alat tangkap sehingga ikan yang tertangkap merupakan ikan yang berukuran
lebih dari 179 mm. Selain itu, Kelestarian suatu spesies ikan salah satunya
dipengaruhi oleh keberhasilan pada fase reproduksi. Tingkat keberhasilan
reproduksi dapat 28 ditingkatkan melalui beberapa cara yaitu menjaga kawasan
pemijahan dan peremajaan serta memberikan kesempatan bagi ikan-ikan tersebut
untuk memijah.

4 Simpulan dan Saran
Simpulan
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Teluk memiliki
pertumbuhan berat yang lebih dominan jika dibandingkan dengan pertumbuhan
panjang. Ikan kembung lelaki muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ikan kembung yang sudah tua,
pertumbuhannya terhenti pada saat ikan telah mencapai ukuran 315 mm yang
dapat dicapai dalam jangka waktu 4.5 tahun, dengan koefisien pertumbuhan (K)
1.01/bulan.
Pada saat pertama kali matang gonad ikan kembung lelaki di Teluk
Palabuhanratu memiliki panjang 179 mm, dengan ukuran diameter telur yang
cenderung seragam pada TKG yang sama dan cenderung bervariasi pada TKG
yang berbeda. Nilai fekunditas ikan kembung lelaki di Teluk Palabuhanratu
berkisar antara 42.606 – 63.043.
Saran
Khusus untuk kajian aspek reproduksi seperti waktu pemijahan, hendaklah
dilakukan lebih cermat dan dalam waktu setidaknya satu tahun. Selain itu, untuk
kajian laju pertumbuhan, pengumpulan data hendaklah mencakup mulai dari ikan
remaja sampai ikan yang berumur tua.

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahiman KP, Harishnayak T, Zacharia PU, Mohamed KS. 2004. Lengthweight relationship of commercially important marine fishes and shellfishes
of the southern coast of Karnataka, India. Naga. 27 (1-2): 9-14.
Abdussamad E, Kasim H, Achayya P. 2006.
Fishery and population
characteristics of Indian mackerel, Rastrelliger kanagurta (Cuvier) at
Kakinada. Indian Journal Fish. 53(1): 77-83.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, 2003. Profil Pencemaran Sungai di
Teluk Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Laporan Akhir.

Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi. 2009. Statistik Perikanan Dinas
Perikanan Kabupaten Sukabumi Tahun 2008. Sukabumi.
Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan.: Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan.: Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta
[DJPT] Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2000. Kebijakan Pembangunan
Perikanan Tangkap. Disampaikan Pada Rapat Koordinasi elokasi
Nelayan Tingkat Nasional di Jakarta. DKP Jakarta.
[FPLHI]. 2004. Environemntal Watch, Catatan Peristiwa Kerusakan Lingkungan.
FPLHI. Jakarta.
Ganga U. 2010. Investigations on the biology of i