Status stok sumberdaya ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) di Perairan Selat Sunda

STATUS STOK SUMBERDAYA IKAN KEMBUNG LELAKI
(Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817)
DI PERAIRAN SELAT SUNDA

MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Status Stok
Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanaguta Cuvier, 1817) di
Perairan Selat Sunda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.


Bogor, Mei 2015

Muhammad Syahli IMNS
NIM C24110031

ABSTRAK
MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR. Status
Stok Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817) di
Perairan Selat Sunda.
Dibimbing oleh RAHMAT KURNIA dan
MENNOFATRIA BOER.
Ikan kembung lelaki merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang
bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan status stok dan
memberikan saran pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) yang tepat dan berkelanjutan di Perairan Selat Sunda berdasarkan data
hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2014. Total ikan yang diambil selama
penelitian mencapai 480 individu. Pola pertumbuhan ikan kembung lelaki betina
di Perairan Selat Sunda bersifat isometrik dan allometrik negatif untuk jantan.

Hasil tangkapan maksimum lestari dan upaya optimum, masing-masing 571 ton
per tahun dan 1 010 trip per tahun. Tingkat eksploitasi melebihi tingkat optimal
sebesar 0.5 sehingga diduga ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda telah
mengalami tangkap lebih. Pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pengaturan
upaya penangkapan, musim penangkapan, dan ukuran mata jaring.
Kata Kunci: Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), laju penangkapan,
model produksi surplus, pertumbuhan, dan Selat Sunda.

ABSTRACT
MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR. Stock
Status of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817) in The Sunda
Strait. Supervised by RAHMAT KURNIA and MENNOFATRIA BOER.
Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is one of small pelagic fish that
has a economic value. The purpose of this research was to determine the status of
stocks and suggest management of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) and
sustainability in the Sunda Strait based on catch data by fisherman landed on PPP
Labuan, Banten. The research was conducted from May 2014 till October 2014.
Total fishes that were caught is 480 individuals. The growth pattern of female
Indian Mackerel is isometric and negative allometric for male Indian Mackerel.
The amount of Maximum Sustainable Yield (MSY) and optimum efforts, 571

tonnes per year and the 1 010 trip per year. Exploitation rate was exceeded the
optimum level is 0.5, implied that the Indian Mackerel fishery of Sunda Strait has
been overfished. Management process that can be conducted is to regulate the
fishing effort, fishing season, and mesh size.
Keyword: Exploitation rate, growth, Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta),
Sunda Strait, and Surplus Production model.

STATUS STOK SUMBERDAYA IKAN KEMBUNG LELAKI
(Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817)
DI PERAIRAN SELAT SUNDA

MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi

: Status Stok Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang atas berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Status Stok Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta
Cuvier, 1817) di Perairan Selat Sunda. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1 Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
2 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri
(BOPTN), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), DIPA IPB Tahun
Ajaran 2014, kode Mak: 2013.089.521219, Penelitian Dasar untuk Bagian,
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitan dan Pengabdian
kepada Masyarakat, IPB dengan judul “Dinamika Populasi dan Biologi
Reproduksi Beberapa Ikan Ekologis dan Ekonomis Penting di Perairan Selat
Sunda, Provinsi Banten” yang dilaksanakan oleh Prof Dr Ir Mennofatria Boer,
DEA (sebagai ketua peneliti) dan Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi (sebagai anggota
peneliti).
5 Ir Agustinus M Samosir, MPhil selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi saran selama perkuliahan.
4 Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi dan Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5 Inna Puspa Ayu, SPi MSi selaku Komisi Pendidikan Program S1 dan Dr Ir Etty
Riani, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6 Keluarga, Ayah (Syahgol Muhammad Jahin Siregar), Mamah (Lia Ellya), Adik
(Ilham Ramadan Pandu Setia Negara Siregar) atas kasih sayang, doa, dan
dukungan baik secara moral ataupun material.

7 Qurotu Aini atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
8 Keluarga besar MSP angkatan 48 dan teman-teman semuanya.
9. Staf TU MSP Mbak Widar, Mang Yunus, Mbak Yani, Mbak Nur, Mas Alya,
Bapak Suminta, dan Bapak Una.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

Muhammad Syahli IMNS

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x
xi
xii
xiii
1
1
1
2
2

2
3
4
13
13
25
29
30
33
51

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8


Penentuan TKG secara morfologi (Cassie 1956 in Effendie 2002)
Rasio kelamin ikan kembung lelaki pada setiap pengambilan contoh
Sebaran kelompok umur ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
betina dan jantan
Parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
berdasarkan model Von Bertalanffy
Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Hasil tangkapan (ton) dan upaya penangkapan (trip)
Perbandingan parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta)
Perbandingan laju mortalitas dan eksploitasi ikan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta)

6
14
19
22
24

24
27
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18
19
20
21

Daerah penangkapan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) di
Perairan Selat Sunda
Panjang total ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
Hasil tangkapan per jenis ikan di Kabupaten Pandeglang
(DKP Kabupaten Pandeglang 2013)
Alat tangkap Pukat Cincin
Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) betina
Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) jantan
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) betina
Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) jantan
Faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
betina
Faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
jantan
Hubungan fekunditas dengan panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta)
Hubungan fekunditas dengan bobot ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta)
Diameter telur ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta)
Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) betina
Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) jantan
Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) betina
Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) jantan
Komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
betina
Komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
jantan
Model produksi surplus dengan pendekatan model Schaefer

2
3
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
17
18
20
21
22
22
23
23
25

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Proses penentuan laju mortalitas total (Z) melalui kurva yang
dilinerakan berdasarkan data panjang
Hubungan panjang bobot ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Tingkat kematangan gonad dan nisbah kelamin ikan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta)
Ukuran pertama kali ikan matang gonad
Ukuran pertama kali ikan tertangkap
Fekunditas ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Sebaran kelompok umur ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Model Ford-Walford ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Kebiasaan makan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta)
Standarisasi alat tangkap
Pengelolaan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)
Uji nilai dua b

33
35
35
37
39
41
42
43
44
44
46
48
49
50

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten merupakan salah satu
lokasi pendaratan ikan yang sangat potensial di daerah Banten. PPP Labuan
merupakan lokasi pendaratan ikan–ikan yang ditangkap di Perairan Selat Sunda
dan sekitarnya. Peningkatan upaya penangkapan diduga dapat menyebabkan
pengurangan stok perikanan di Perairan Selat Sunda. Pengurangan stok perikanan
diduga dapat mengakibatkan penurunan hasil tangkapan ikan di PPP Labuan.
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu ikan
bernilai ekonomis yang didaratkan di PPP Labuan. Ikan kembung lelaki memiliki
nama lokal ikan kembung kedongkor. Ikan ini memiliki harga yang relatif
terjangkau dan kandungan gizi yang cukup tinggi.
Permintaan konsumen terhadap ikan kembung lelaki sangat tinggi.
Permintaan yang tinggi ini menyebabkan peningkatan upaya penangkapan oleh
nelayan. Tangkap lebih diduga disebabkan oleh aktivitas penangkapan nelayan
dalam memenuhi permintaan konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
status stok dari ikan kembung lelaki agar dapat melakukan pengelolaan yang tepat
dan berkelanjutan.

Perumusan Masalah

Sumberdaya perikanan bersifat milik bersama sehingga pemanfaatannya
dilakukan secara bersama oleh lebih dari satu orang dalam satuan ekonomi
(Hardin 1968). Sumberdaya ikan bersifat terbatas sedangkan ikan yang ditangkap
setiap hari berbeda-beda. Keterbatasan sumberdaya menyebabkan prilaku nelayan
yang menangkap ikan sebanyak–banyaknya.
Penangkapan berlebih menyebabkan turunnya produksi perikanan
(DKP Pandeglang 2013). Permasalahan yang sering dihadapi dalam melakukan
pengelolaan terhadap ikan pelagis kecil, seperti ikan kembung lelaki adalah
keterbatasan data dan pengelolaan data yang kurang baik. Oleh karena itu,
pengelolaan dilakukan agar menjamin sumberdaya dapat dimanfaatkan secara
tepat dan berkelanjutan.
Informasi yang diperlukan untuk studi status stok ikan kembung lelaki
adalah sebaran kelompok umur, pola pertumbuhan, tingkat kematangan gonad
(TKG), panjang pertama kali matang gonad dan tertangkap, fekunditas, kebiasaan
makanan, dan laju mortalitas yang didapat dari data primer. Informasi tangkapan
maksimum lestari (MSY), serta upaya penangkapan optimum didapat dari data
sekunder. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan jumlah tangkapan
yang tepat dan lestari. Informasi tersebut diharapkan berguna bagi rencana
pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki yang tepat dan berkelanjutan.

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status stok dan memberikan
saran pengelolaan terhadap sumberdaya ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) yang tepat dan berkelanjutan di Perairan Selat Sunda berdasarkan hasil
tangkapan nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten. Pengambilan contoh dilakukan selama periode bulan gelap sehingga hasil
tangkapan akan cenderung meningkat (Akyol 2013). Ikan cenderung bersifat
fototaksis positif. Hal tersebut menyebabkan ikan cenderung menghampiri
sumber cahaya yang berasal dari kapal nelayan (Marchesan et al. 2005).
Ikan contoh yang diperoleh merupakan hasil tangkapan nelayan dari
Perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Pengambilan data
primer dilaksanakan pada bulan Mei 2014 hingga Oktober 2014 dengan selang
waktu pengambilan contoh satu bulan. Pengumpulan data sekunder dilakukan
pada bulan Oktober 2014. Analisis ikan contoh dilakukan di Laboratorium
Biologi Perikanan, Bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Lokasi penelitian dan daerah penangkapan ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) di Perairan Selat Sunda disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Daerah penangkapan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) di
Perairan Selat Sunda

3

Pengumpulan Data

Ikan kembung lelaki merupakan ikan pelagis kecil yang hidup
berkelompok, melakukan migrasi, dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ikan
ini memiliki tanda yaitu totol hitam di daerah punggung. Menurut Saanin (1968)
klasifikasi ikan kembung lelaki sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Scombridae
Genus
: Rastrelliger
Spesies
: Rastrelliger kanagurta (Cuvier 1817)
Nama umum : Indian Mackerel
Nama lokal : Kembung lelaki, Banyar, Como-como, Kedongkor
Data yang dikumpulkan adalah panjang, bobot, jenis kelamin, tingkat
kematangan gonad, fekunditas, dan kebiasaan makanan ikan. Data primer
diperoleh dengan metode Penarikan Contoh Acak Sederhana (PCAS).
Pengambilan ikan contoh dilakukan dengan cara mengambil ikan dalam suatu
gentong yang meliputi ikan yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Ikan contoh
yang diambil lebih kurang 100 individu tergantung kelimpahan ikan. Selang
waktu pengambilan contoh adalah 30 hari.
Ikan contoh yang diambil diukur panjang total dan ditimbang bobot basah
di lokasi pelelangan. Pengukuran panjang total ikan dimulai dari ujung mulut (a)
hingga ujung ekor (b) dengan menggunakan penggaris (skala terkecil 1 mm).
Pengukuran panjang total ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) disajikan
pada Gambar 2. Penimbangan bobot basah ikan menggunakan timbangan
(skala terkecil 10 gram). Ikan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cool box
untuk dianalisis jenis kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), fekunditas, dan
kebiasaan makan di Laboratorium.

Gambar 2 Panjang total ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)

4

Jenis kelamin ikan ditentukan dengan pengamatan gonad secara
morfologi setelah ikan dibedah. Penimbangan bobot gonad ikan menggunakan
timbangan digital (skala terkecil 0.0001 gram). Penentuan TKG dan fekunditas
secara morfologi berdasarkan Cassie (1956) in Effendie (2002). Data sekunder
yang dikumpulkan meliputi data produksi hasil tangkapan dan upaya penangkapan
ikan kembung lelaki yang didaratkan di PPP Labuan, Banten.

Analisis Data

Rasio kelamin
Rasio kelamin digunakan untuk melihat perbandingan jenis kelamin ikan
yang ada di perairan. Konsep rasio adalah proporsi populasi tertentu terhadap
total populasi (Walpole 1993).
(1)
p adalah proporsi kelamin (jantan atau betina), n adalah jumlah jenis ikan betina
atau jantan, dan N adalah jumlah total ikan betina dan jantan contoh (individu).
Uji khi-kuadrat (Chi-square) digunakan untuk mengetahui keseimbangan
hubungan antara populasi betina dengan jantan dalam suatu populasi:
χ2 =

(2)

χ² adalah nilai statistik khi-kuadrat untuk peubah acak yang sebaran penarikan
contoh mengikuti sebaran khi-kuadrat, oi adalah sebaran ikan betina dan jantan
yang diamati, dan ei adalah frekuensi harapan ikan betina dan jantan.

Hubungan panjang bobot
Model pertumbuhan diasumsikan mengikuti pola hukum kubik. Dua
parameter yang dijadikan analisis adalah panjang dan bobot. Analisis hubungan
panjang bobot menggunakan rumus sebagai berikut (Effendie 2002):
(3)
W adalah bobot (gram), L adalah panjang (mm), a dan b adalah koefisien
pertumbuhan bobot. Nilai a dan b diduga dari bentuk linier persamaan tiga, yaitu:
(4)
Parameter penduga a dan b diperoleh dengan analisis regresi dengan log W
sebagai Y dan log L sebagai X, sehingga diperoleh persamaan regresi:
(5)
sebagai model observasi dan

5

(6)
Konstanta b1 dan b0 diduga dengan:
(7)
dan
(8)
sedangkan a dan b diperoleh melalui hubungan a = 10bo dan b = b1.
Hubungan panjang dan bobot diketahui dari nilai konstanta b (sebagai
penduga tingkat kedekatan hubungan kedua parameter) yaitu dengan hipotesis:
1
Bila H0: b = 3, dikatakan memiliki hubungan isometrik (pola pertumbuhan
bobot sebanding pola pertumbuhan panjang).
2
Bila H0: b ≠ 3, dikatakan memiliki hubungan allometrik (pola pertumbuhan
bobot tidak sebanding pola pertumbuhan panjang).
Pola pertumbuhan allometrik ada dua macam yaitu allometrik positif dan
negatif. Pola pertumbuhan allometrik positif yaitu (b>3) yang berarti bahwa
pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan panjang.
Pola pertumbuhan allometrik negatif (bttabel, berarti tolak hipotesis nol (H0), pola pertumbuhan ikan kembung lelaki
adalah allometrik. thitungFtab berarti tolak H0 sehingga analisis hubungan
panjang dan bobot ikan jantan dan betina harus dibedakan (Lampiran 2).
Berdasarkan uji t (α = 0.05) terhadap nilai b, pola pertumbuhan ikan kembung
lelaki betina dan jantan, masing-masing adalah isometrik dan allometrik negatif.
Tingkat kematangan gonad dan faktor kondisi
Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan
gonad ikan (Effendie 2002). Grafik tingkat kematangan gonad ikan kembung
lelaki (Rastralliger kanagurta) betina dan jantan disajikan pada Gambar 7 dan 8.
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa TKG ikan kembung lelaki betina
dan jantan yang didominasi oleh TKG I dan II (Lampiran 3). TKG III dan IV
muncul pada setiap bulan pengambilan contoh yang berarti ikan kembung lelaki
bersifat partial spawner.

Gambar 7 Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) betina

Gambar 8 Tingkat kematangan gonad ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) jantan

16

Hasil analisis faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki betina dan
jantan yang diamati, masing-masing adalah 1.0340-1.2084 dan 0.9434-1.1015.
Grafik faktor kondisi ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina dan
jantan disajikan pada Gambar 9 dan 10.

Gambar 9 Faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
betina

Gambar 10 Faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
jantan
Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu
ikan memijah. Fekunditas ikan betina dihitung pada TKG 4. Fekunditas berkisar
antara 7 797–34 454 butir (Lampiran 6). Grafik hubungan fekunditas dengan
panjang dan bobot ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) disajikan pada
Gambar 13 dan 14. Berdasarkan Gambar 13 dan 14 diketahui bahwa fekunditas
berbanding lurus dengan pertambahan panjang dan bobot.
Hubungan fekunditas dengan panjang dan bobot ikan kembung lelaki
betina masing-masing, adalah F = 2E-11 L6.3468 dan F = 1.0006 L2.0535 dengan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 84.37% dan 84.03. Histogram diameter
telur ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) disajikan pada Gambar 15.
Berdasarkan Gambar 15 terdapat dua puncak pemijahan. Oleh karena itu, ikan
kembung lelaki bersifat partial spawner.

17

Gambar 11 Hubungan fekunditas dengan panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta)

Gambar 12 Hubungan fekunditas dengan bobot ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta)

Gambar 13 Diameter telur ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)

18

Sebaran frekuensi panjang dan ukuran pertama kali matang gonad
Ikan kembung lelaki betina dan jantan yang diamati selama penelitian,
masing–masing sebesar 147 dan 333 individu. Ikan kembung lelaki yang diambil
setiap bulan berkisar antara 53-120 individu (Lampiran 7). Panjang minimum dan
maksimum ikan kembung lelaki yang diamati adalah 125 dan 246 mm. Frekuensi
panjang ikan kembung lelaki tertinggi betina dan jantan, masing-masing pada
selang 200-204 mm dan 210–214 mm (Lampiran 7).
Ukuran pertama kali matang gonad ikan kembung lelaki betina dan
jantan, masing-masing adalah 184.6696 mm dan 191.6126 mm (Lampiran 4).
Histogram Frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
disajikan pada Gambar 16.

Gambar 14 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta)
Ukuran pertama kali tertangkap
Panjang pertama kali tertangkap adalah panjang ikan yang ke-50% dari
ikan tertangkap di suatu perairan (Mahrus 2012). Ukuran pertama kali tertangkap
dihitung menggunakan data frekuensi dan selang kelas panjang. Analisis panjang
pertama kali tertangkap ikan kembung lelaki betina dan jantan, masing-masing
adalah 181.0306 dan 182.8610 mm (Lampiran 5).
Identifikasi kelompok umur
Identifikasi kelompok umur ikan kembung lelaki betina dan jantan
menggunakan analisis sebaran frekuensi panjang. Metode yang digunakan untuk
menganalisis kelompok umur adalah metode NORMSEP melalui program FISAT
II (Lampiran 8). Sebaran kelompok umur ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) betina dan jantan disajikan pada Tabel 3.

19

Histogram pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki
betina dan jantan (Rastralliger kanagurta) disajikan pada Gambar 15 dan 16.
Berdasarkan Gambar 15 diduga pertumbuhan ikan kembung lelaki betina terjadi
paling pesat terjadi pada bulan Mei-Agustus. Berdasarkan gambar 16 diduga
pertumbuhan ikan kembung paling pesat terjadi lelaki jantan terjadi pada bulan
Mei-September.

Tabel 3 Sebaran kelompok umur ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
betina dan jantan
Waktu
30 Mei 2014

27 Juni 2014

23 Juli 2014

24 Agustus 2014

23 September 2014

24 Oktober 2014

Kelompok Umur
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
2
3

Panjang Rata-Rata
Betina
Jantan
167.01 ± 4.10 127.00 ± 2.50
184.12 ± 2.50 170.32 ± 6.10
208.56 ± 9.13 190.59 ± 2.95
206.75 ± 6.99
195.33 ± 3.73 172.01 ± 2.50
212.79 ± 2.50 187.93 ± 3.23
223.76 ± 4.47 209.59 ± 11.50
238.47 ± 3.04
178.99 ± 7.65 147.00 ± 4.10
195.75 ± 2.50 181.40 ± 7.46
220.00 ± 4.00 203.50 ± 11.25
221.50 ± 2.50
176.10 ± 6.00 177.76 ± 6.80
220.66 ± 8.85 213.67 ± 2.50
230.01 ± 2.50
186.46 ± 8.10 192.3 ± 8.25
199.73 ± 2.63 237.00 ± 5.59
247.00 ± 2.50
137.00 ± 2.50 163.62 ± 7.25
184,09 ± 8.59 185.71 ± 8.84
209.73 ± 2.50 213.77 ± 4.72

Indeks Sparasi
Betina
Jantan
N.A.
N.A.
5.19
10.07
4.20
4.48
3.25
N.A.
N.A.
5.61
5.55
3.15
2.95
3.98
N.A.
N.A.
3.30
5.96
7.46
2.36
2.62
N.A.
N.A.
6.02
7.76
2,70
N.A.
N.A.
2.47
6.46
18,42
N.A.
N.A.
8.50
2.75
4.63
4.14

20

Gambar 15 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) betina

21

Gambar 16 Pergeseran modus frekuensi panjang ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) jantan

22

Parameter pertumbuhan
Analisis parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki terdiri atas
koefisien pertumbuhan (k), panjang asimtotik (L∞), dan umur teoritis ikan pada
saat panjang sama dengan nol (t0) yang disajikan pada Tabel 4. Pendugaan
parameter pertumbuhan berdasarkan model Von Bertalannfy (Lampiran 9).
Kurva pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina
dan jantan disajikan pada Gambar 17 dan 18. Persamaan pertumbuhan model
Von Bertalanffy ikan kembung lelaki betina dan jantan, masing-masing adalah
adalah Lt = 255.8366 (1-e[-0.4159(t+0.2191)]) dan Lt = 262.1361 (1-e[-0.4019(t+0.2255)]).
Tabel 4 Parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki berdasarkan model Von
Bertalanffy
Parameter
L∞ (mm)
k (/tahun)
t0 (/tahun)

Nilai
Betina
255.8366
0.4159
-0.2191

Jantan
262.1361
0.4019
-0.2255

Gambar 17 Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) betina

Gambar 18 Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) jantan

23

Kebiasaan makanan
Berdasarkan hasil analisis kebiasaan makanan ikan kembung lelaki
diketahui bahwa terdapat perbedaan komposisi makanan antara betina dan jantan.
Grafik komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina
dan jantan disajikan pada Gambar 19 dan 20. Nilai luas relung makan ikan
kembung lelaki betina dan jantan, masing-masing sebesar 2.9010 dan 0.2783
(Lampiran 10). Nilai tumpang tindih antara ikan betina dan jantan sebesar 0.1532
(Lampiran 10). Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa tidak terjadi tumpang
tindih antara ikan kembung lelaki betina dan jantan karena masih di bawah 0.5.

Gambar 19 Komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
betina

Gambar 20 Komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta)
jantan
Mortalitas dan laju eksploitasi
Pendugaan konstanta laju mortalitas total (Z) ikan kembung lelaki
dilakukan dengan kurva hasil tangkapan yang dilinierkan berbasis data panjang.
Informasi mengenai nilai mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki
(Rastralliger kanagurta) disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Nilai mortalitas
penangkapan ikan kembung lelaki lebih besar dibandingkan nilai mortalitas alami
yang disajikan pada Lampiran 11. Berdasarkan nilai mortalitas diketahui bahwa
faktor kematian ikan kembung lelaki lebih besar diduga terjadi akibat kegiatan
penangkapan.

24

Penentuan laju eksploitasi merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui
untuk menentukan kondisi sumberdaya perikanan dalam pengkajian stok ikan. Laju
eksploitasi ikan kembung lelaki betina dan jantan masing-masing sebesar 0.7304
dan 0.8767. Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan diketahui bahwa laju eksploitasi
ikan kembung lelaki jantan lebih tinggi dibandingkan ikan kembung lelaki betina.

Tabel 5 Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta)
Nilai

Parameter
Betina

Jantan

Mortalitas alami (M) (/tahun)

0.4563

0.4432

Mortalitas penangkapan (F) (/tahun)

1.2361

3.1510

Mortalitas total (Z) (/tahun)

1.6924

3.5942

Laju Eksploitasi (e)

0.7304

0.8767

Model produksi surplus
Model surplus produksi dapat diterapkan bila data hasil tangkapan total
berdasarkan spesies per unit upaya tercatat baik (Sparre dan Venema 1999). Hasil
tangkapan serta upaya penangkapan ikan kembung lelaki yang dianalisis diperoleh
dari Kementrian Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten selama tahun 2007-2013
(DKP 2013). Hasil tangkapan ikan kembung lelaki dan upaya penangkapan
disajikan pada Tabel 6. Hasil tangkapan ikan kembung lelaki tertinggi terjadi
pada tahun 2007 sebesar 631.46 ton. Upaya penangkapan tertinggi terjadi pada
tahun 2012 sebesar 1 093.47 trip.
Analisis potensi sumberdaya ikan kembung lelaki menggunakan model
pendekatan Schaefer. Hasil analisis dengan model Schaefer didapatkan koefisien
determinasi (R2) sebesar 79.22%. Nilai upaya optimum (fMSY) dan Maximum
Sustainable Yield (MSY) masing-masing sebesar 1 010.02 trip dan 571.04 ton.
Nilai Jumlah Tangkap Boleh (JTB) sebesar 513.94 ton (Lampiran 12). Hasil
tangkapan aktual ikan kembung lelaki 2013 sebesar 556.22 ton. Upaya
penangkapan aktual ikan kembung lelaki 2013 sebesar 1 082.24 trip. Grafik
model produksi surplus dengan pendekatan model Schaefer disajikan pada
Gambar 21.
Tabel 6 Hasil tangkapan (ton) dan upaya penangkapan (trip)
Tahun

Hasil Tangkapan (ton)

Upaya (trip)

CPUE

2007

631.46

994.82

0.6347

2008

506.05

902.15

0.6496

2009

545.89

738.97

0.7387

2010

513.23

771.33

0.6654

2011

510.91

974.11

0.5200

2012

566.35

1 093.47

0.5179

2013

556.22

1 082.24

0.5140

25

Gambar 21 Model produksi surplus dengan pendekatan model Schaefer

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diketahui bahwa proporsi ikan betina
dan jantan adalah 1.00:2.79. Ketidakseimbangan dipengaruhi oleh perbedaan laju
mortalitas, rekruitmen, genetika, penyebaran, dan kondisi lingkungan (Astuti 2007;
Safarini 2013). Ketidakseimbangan dipengaruhi juga oleh tingkah laku ruaya ikan
baik untuk memijah ataupun mencari makan (Febianto 2007). Kebiasaan migrasi
bukan menandakan ikan telah overexploitation namun bermanfaat untuk ikan
memijah (Sajina et al. 2011).
Proporsi Ikan kembung lelaki jantan lebih tinggi dibandingkan dengan
proporsi ikan kembung lelaki betina. Hal tersebut diduga karena lokasi
penangkapan ikan yang didominasi oleh jenis Trichodesmium. Berdasarkan
analisis diketahui bahwa komposisi makanan ikan kembung lelaki betina dan
jantan berbeda. Ikan kembung lelaki betina memiliki luas relung yang lebih tinggi
dibadingkan jantan. Hal tersebut mempengaruhi jumlah antara betina dan jantan.
Kelimpahan dan pola pertumbuhan ikan dalam suatu lokasi dipengaruhi
luas relung makanan. Ikan kembung lelaki betina lebih mampu bertahan dalam
berbagai macam kondisi makanan di suatu perairan. Oleh karena itu, daerah
penyebaran ikan kembung lelaki betina lebih luas dibandingkan dengan jantan.
Pola pertumbuhan ikan kembung lelaki betina dan jantan masing-masing
yaitu isometrik dan allometrik negatif. Berdasarkan hasil analisis uji beda dua b,
diketahui bahwa terdapat perbedaan pola pertumbuhan pada ikan kembung lelaki
betina dan jantan (Lampiran 14). Perbedaan pola pertumbuhan dipengaruhi oleh
beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pola
pertumbuhan adalah genetik dan perkembangan gonad sedangkan faktor eksternal
adalah lingkungan dan ketersediaan makanan (Effendie 2002; Rahman dan
Hafzath 2012). Pola pertumbuhan juga dipengaruhi oleh tingkah laku ikan yang
bergerak aktif dan melakukan ruaya (Utami et al. 2014).

26

Kelompok umur yang terbentuk dipengaruhi perbedaan daerah
penyebaran ikan kembung lelaki. Berdasarkan kaidah Bhattacharya (1992) in
Sparre and Venema (1999), Kelompok umur yang terbentuk pada ikan kembung
lelaki betina dan jantan, maaing-masing adalah tiga dan empat. Kelimpahan ikan
di lokasi penangkapan dipengaruhi oleh kelompok umur yang terbetuk.
Mortalitas penangkapan dipengaruhi oleh kelimpahan ikan.
Pengurangan
kelompok umur pada ikan kembung lelaki jantan terjadi pada bulan AgustusSeptember. Hal tersebut diduga karena tingginya mortalitas penangkapan ikan
kembung lelaki jantan.
Faktor kondisi ikan kembung lelaki berkisar antara 0.9434-1.2084.
Berdasarkan nilai faktor kondisi diketahui bahwa ikan kembung lelaki mempunyai
bentuk tubuh pipih. Hal tersebut dipengaruhi oleh makanan utama ikan kembung
lelaki yaitu diatom (Rifqie 2007) dan tingkat kematangan gonad. Nilai faktor
kondisi ikan kembung lelaki betina pada bulan Mei-Juni sangat kecil. Menurut
BMKG (2014), pada bulan tersebut merupakan puncak musim kemarau. Hal
tersebut akan mempengaruhi keberadaan diatom.
Nilai faktor kondisi ikan kembung lelaki jantan pada bulan AgustusSeptember sangat kecil. Faktor kondisi ikan kembung lelaki jantan yang kecil
disebabkan oleh rekruitmen. Juvenil ikan memiliki faktor kondisi yang kecil. Hal
tersebut dikarenakan energi yang digunakan untuk pertumbuhan lebih besar
dibandingkan dengan perkembangan gonad. Rekruitmen diduga terjadi ketika
puncak pemijahan.
Puncak pemijahan diduga terjadi pada bulan September. Puncak
pemijahan tersebut ditandai dengan kelimpahan ikan pada TKG III dan IV serta
masuknya individu-individu baru (rekruitmen) ke dalam stok. Rekruitmen akan
menggantikan stok ikan kembung lelaki yang telah dewasa, sedangkan ikan yang
sudah dewasa, akan mati dikarenakan faktor usia atau penangkapan (Permatachani
2014).
Fekunditas adalah jumlah telur ikan betina sebelum dikeluarkan pada
waktu akan memijah. Menurut Nikolsky (1969) in Baginda (2006), fekunditas
berhubungan erat dengan ketersediaan makanan, kecepatan pertumbuhan, dan
tingkah laku ikan waktu pemijahan. Menurut FAO (1974), ikan kembung lelaki
bersifat partial spawner. Hal tersebut dikarenakan terdapatnya ikan pada TKG III
dan IV pada setiap bulan pengambilan contoh. Hal tersebut juga didukung dengan
hasil analisis terhadap diameter telur.
Dinamika populasi dalam suatu wilayah digambarkan dengan berbagai
parameter yaitu L∞, k, t0, mortalitas, dan eksploitasi (Amin et al. 2014). Perbedaan
lama waktu pengambilan contoh, musim, ukuran ikan yang diambil, dan variasi
kombinasi dalam selang kelas yang digunakan mempengaruhi nilai dari parameter
yang didapatkan (Abdussamad et al. 2006). Perbedaan koefisien pertumbuhan (k)
diduga terjadi akibat perbedaan lokasi ikan yang tertangkap dan kondisi
lingkungan (Sparre dan Venema 1999).
Ikan muda memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan
ikan berumur tua. Nilai koefisien pertumbuhan (k) akan tinggi dan panjang
asimtotik (L∞) akan lebih kecil apabila ikan muda banyak tertangkap. Ikan
kembung betina memiliki umur lebih panjang dibandingkan dengan ikan
kembung lelaki jantan. Hal tersebut dikarenakan nilai koefisien pertumbuhan (k)
yang lebih besar pada ikan kembung betina.

27

Semakin kecil koefiesien pertumbuhan, semakin lama waktu yang
dibutuhkan oleh ikan tersebut untuk mencapai panjang asimtotik (Sparre dan
Venema 1999). Perbandingan parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki di
beberapa perairan dipengaruhi interval contoh yang diambil, dan perlakuan
matematik untuk memperolehnya (Nurhakim 1993 in Winardi 2002).
Perbandingan parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Perbandingan parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kana