Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus Nobilis L.) Di Kebun Blawan, Ptpn Xii, Bondowoso, Jawa Timur

PENGELOLAAN PEMUPUKAN
JERUK KEPROK (Citrus nobilis L.) DI KEBUN
BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

AGUS MUSTAKIM

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di Kebun Blawan, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Agus Mustakim
NIM A24080189

ABSTRAK
AGUS MUSTAKIM. Pengelolaan Pemupukan Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di
Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur. Dibimbing oleh WINARSO
DRAJAD WIDODO.
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso,
Jawa Timur selama tiga bulan dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei 2012.
Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk menigkatkan keterampilan
teknis budidaya jeruk keprok dan secara khusus untuk mempelajari dan
menganalisis pemupukan jeruk keprok. Pengambilan data dilakukan dengan
metode langsung dan tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data
sekunder kemudian dibandingkan antara hasil pengamatan dengan standar kebun.
Hasil pengamatan menunjukkan pengelolaan pemupukan jeruk keprok di Afdeling
Besaran Kebun Blawan PTPN XII sudah baik dari segi jenis pupuk yang
diberikan. Dosis pupuk makro (NPK) dan mikro yang diberikan belum sesuai

standar perusahaan, dosis pupuk kandang sudah tepat. Waktu pemupukan pupuk
makro (NPK) dan mikro belum sesuai standar perusahaan, waktu aplikasi pupuk
kandang sudah tepat. Cara pemupukan pupuk makro (NPK) dan mikro (lewat
daun) sudah sesuai standar perusahaan, cara aplikasi pupuk kandang tidak sesuai
standar perusahaan karena memperhitungkan efisiensi tenaga kerja.
Kata kunci: jeruk keprok, pemupukan, dosis pupuk

ABSTRACT
AGUS MUSTAKIM. Fertilization Management of Tangerines (Citrus nobilis L.)
in Blawan Estate, PTPN XII, Bondowoso, East Java. Supervised by WINARSO
DRAJAD WIDODO.
The Internship program was conducted at Blawan Estate, PTPN XII,
Bondowoso, East Java for three months from February 13th to May 13th 2012. The
purpose of this internship is to improve technical and skills of the cultivation of
tangerines and specifically to study and analyze the fertilization of tangerines.
Data was collected by direct and indirect methods to obtain primary data and
secondary data and then compared to standard. Results indicated that fertilization
management of tangerines in Afdeling Besaran, Blawan Estate, PTPN XII has
been good in terms type of fertilizer that applied. Dosage macro fertilizer (NPK)
and micro that applied was not appropriate to the company procedure, while

manure the doses was appropriate. Fertilization time of macro fertilizer (NPK)
and micro was not appropriate to the company procedure, while manure time was
right. Fertilization method of macro fertilizer (NPK) and micro (on leaf) was
appropriate to the company procedure, while manure application was not
appropriate because the company takes into efficiency of labor.
Keywords : tangerines, fertilization, dosage fertilizer

PENGELOLAAN PEMUPUKAN
JERUK KEPROK (Citrus nobilis L.) DI KEBUN
BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO, JAWA TIMUR

AGUS MUSTAKIM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemupukan
Jeruk Keprok (Citrus nobilis L.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa
Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat
penyelesaian tugas akhir Program Sarjana Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ir Winarso Drajad Widodo, MS, PhD sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan skripsi hingga selesai.
2. Dr Ir Diny Dinarti, MSi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
3. Seluruh staf pengajar Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanaian Bogor
atas semua ilmu yang telah diberikan.
4. Ir Arief Wicaksono sebagai Manajer Kebun Blawan, Bambang Cahyono, BSc

sebagai Wakil Manajer Kebun Blawan, Bpk. Sunyoto sebagai Asisten
Tanaman Afdeling Besaran Kebun Blawan, Bpk. Arif Wicaksono sebagai
Mandor Tanaman Jeruk Afdeling Besaran, dan seluruh karyawan Kebun
Blawan PTPN XII atas bantuan dan kerja samanya selama penulis
melaksanakan kegiatan magang.
5. Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Fakfak yang telah membiayai
perkuliahan penulis di Institut Pertanian Bogor.
6. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi serta mendoakan penulis.
7. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 dan seluruh temanteman yang telah membantu penulis selama perkuliahan.
8. Sri Wanti Sari yang telah berbagi dan menemani penulis selama perkuliahan.

Bogor, Agustus 2015
Agus Mustakim

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix


DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

1


TINJAUAN PUSTAKA

2

Klasifikasi dan Botani Jeruk Keprok

2

Syarat Tumbuh

2

Arti Penting Pemupukan

2

Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara

3


Cara Pemupukan

3

METODE MAGANG

4

Tempat dan Waktu

4

Metode Pelaksanaan

4

Pengamatan dan Pengumpulan Data

4


Analisis Data dan Informasi

5

KEADAAN UMUM

5

Letak Geografis atau Letak Wilayah Administratif

5

Keadaan Iklim dan Tanah

5

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

6


Keadaan Tanaman dan Produksi

6

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

9

Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN

9
20
22


Pengelolaan Pemupukan

22

Jenis Pupuk

23

Dosis Pupuk

24

Waktu Pemupukan

27

Cara Pemupukan

28

Tenaga Kerja Pemupukan

29

Pengenalan Gejala Kasat Mata

30

Prosedur Distribusi Pupuk

32

Evaluasi Program Pemupukan

32

KESIMPULAN DAN SARAN

33

Kesimpulan

33

Saran

33

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

35

RIWAYAT HIDUP

44

DAFTAR TABEL
1 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan
2 Varietas dan populasi tanaman jeruk di Afdeling Besaran
3 Produksi jeruk keprok Terigas Kebun Blawan periode Juni 2011-Mei
2012
4 Persentase kelas buah hasil panen bulan Februari dan April 2012
5 Jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan pada program pemupukan
tahun 2012
6 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan SOP pemupukan
jeruk Kebun Blawan
7 Dosis rekomendasi pupuk makro (NPK) berdasarkan hasil pengamatan
di lapangan
8 Dosis pupuk kandang berdasarkan SOP dan realisasi di lapangan
9 Jadwal pemupukan tanaman jeruk di Afdeling Besaran Kebun Blawan
tahun 2012
10 Pertumbuhan jeruk keprok Batu 55 tahun tanam 2010 pada blok C,
Blawan Ulangan dan Lorong Anyar I

7
7
8
19
23
24
24
26
27
31

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Struktur organisasi Kebun Blawan PTPN XII
Alur pengadaan bibit jeruk Kebun Blawan PTPN XII
Hasil pembibitan sambung stek dan stek sambung
Proses penanaman jeruk
Kegiatan Pemangkasan
Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada
TM
Jumlah pohon dan tingkat keparahan serangan hama dan penyakit pada
TBM
Gejala serangan hama kutu sisik dan tungau
Gejala serangan hama lalat buah, thrips, kutu daun, ulat peliang dan ulat
daun
Penjarangan buah
Kegiatan pemanenan
Warna jeruk keprok Madu Terigas Afdeling Besaran
Pengolahan hasil
Langkah-langkah okulasi
Alat ukur dosis pupuk
Lubang alur pupuk
Cara aplikasi pupuk mikro dan pupuk kandang
Gejala kekurangan unsur Mg pada tanaman jeruk keprok Batu 55

8
9
10
11
12
13
14
15
15
16
17
18
19
20
26
28
29
32

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Data curah hujan Kebun Blawan tahun 2007-2011
Peta Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur
Peta Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII
Jurnal harian kegiatan magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten

36
36
37
37
39
40

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jeruk merupakan salah satu komoditas buah penting yang permintaannya
cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya impor jeruk dari tahun
ke tahun sebesar 193 000 ton pada 2010, 218 000 ton pada 2011, 258 000 ton
pada 2012 dan 254 000 ton pada tahun 2013 (Kementan 2013). Sentra produksi
jeruk di Indonesia diantaranya Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah),
Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak
(Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Keberhasilan budidaya jeruk
sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman yang terkait langsung dengan intensitas
perawatan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan,
pengendalian gulma, dan pengaturan air.
Fenomena mutu buah jeruk nasional yang belum memuaskan diantaranya
karena munculnya gejala kekurangan hara pada daun yang berdampak pada
penurunan kesehatan tanaman jeruk di beberapa daerah sentra produksi. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha menjaga kesuburan lahan yang dilakukan oleh petani
melalui pemupukan masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aplikasi
pupuk tidak berimbang seperti pemberian urea berlebihan atau tanpa pupuk lain
masih sering terjadi, akibatnya tidak hanya mutu buah rendah tetapi juga
terjadinya pemborosan pupuk yang dapat menimbulkan pencemaran nitrat dalam
air (Sutopo 2008).
Menurut Idaryani dan Muhammad (2005) budidaya tanaman cenderung
menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang
memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin
menurunnya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis, serta menipisnya
ketebalan tanah lapisan atas. Upaya peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan
dengan pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara tertentu ke dalam tanah
yang tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan
jumlah atau dosis dan jenis atau macam unsur hara yang harus diberikan seiring
dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan. Pemupukan
harus dilakukan berdasarkan asas keseimbangan, pemberian pupuk yang
mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan
unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh
jika dalam pemupukan telah memahami paling sedikit empat hal, yaitu tepat jenis,
dosis, waktu, dan cara pemupukan (Idaryani dan Muhammad 2005). Berdasarkan
hal tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian pengelolaan pemupukan yang tepat
dan spesifik lokasi untuk tanaman jeruk.

Tujuan
Tujuan kegiatan magang secara umum adalah untuk menigkatkan
pengetahuan dan keterampilan teknis budidaya jeruk keprok dan secara khusus
adalah untuk mempelajari dan menganalisis pengelolaan pemupukan jeruk keprok
di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Botani Jeruk Keprok
Jeruk keprok (Citrus nobilis L.) adalah tanaman buah tahunan yang berasal
dari Asia, China dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk di budidayakan.
Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami
atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan
bangsa Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan
Italia (Redaksi Agromedia 2009).
Tanaman jeruk merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 m, bercabang
rendah, bentuk tajuk bulat dan kerimbunannya sedang. Pohon jeruk mempunyai
akar tunggang, akar serabut dan mempunyai beberapa akar rambut. Tangkai daun
jeruk bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang 0.51.5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, eliptis atau berbentuk
lanset dengan ujung tumpul, agak melekuk ke dalam, tepinya bergerigi beringgit
sangat lemah dengan panjang 3-8 cm. Bunganya mempunyai diameter 1.5-2.5 cm,
berkelamin dua, daun mahkotanya berwarna putih. Buahnya berbentuk bola
tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 1-3 mm dan daging buahnya
berwarna oranye, ranting tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1.0-1.5 mm
(Redaksi Agromedia 2009).

Syarat Tumbuh
Jeruk dapat tumbuh pada dataran rendah (0-700 m dpl) dan dataran tinggi
(800-1 200 m dpl). Syarat tumbuh yang harus diperhatikan diantaranya suhu
optimum 25-30°C serta curah hujan 1 900-2 400 mm per tahun dengan rata-rata 24 bulan basah dan 3-5 bulan kering dan perlu air yang cukup terutama di bulan
Juli-Agustus. Curah hujan yang tidak stabil cenderung menyebabkan tanaman
berbunga secara bertahap sehingga panen dilakukan beberapa kali. Kelembaban
optimum yang dibutuhkan berkisar antara 70-80 % (Redaksi Agromedia 2009).
Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk tanaman jeruk dengan
pH tanah 5.5-6.5. Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah
permukaan tanah, pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm,
tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Jeruk keprok
sebaiknya dibudidayakan pada ketinggian antara 100-1 200 m dpl, hal ini karena
kecepatan angin yang terlalu tinggi (40-48 %) dapat merontokkan bunga dan
buah. Tanaman jeruk juga perlu lahan terbuka karena cahaya matahari berperan
penting dalam pertumbuhan, jumlah buah dan mutu buah (Iskandar 2010).

Arti Penting Pemupukan
Menurut Idaryani dan Muhammad (2011) budidaya tanaman cenderung
menyebabkan kemunduran lahan jika tidak diimbangi dengan pemupukan yang
memadai. Kemunduran lahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin
menurunnya kesuburan, kerusakan sifat fisik dan biologis serta menipisnya

3
ketebalan tanah. Berkurangnya kesuburan terjadi karena tanah kehilangan unsur
hara dari daerah perakaran melalui panen, pencucian, erosi, dan denitrifikasi.
Kerusakan sifat-sifat fisik dan biologis tanah antara lain berupa rusaknya agregat
tanah, berkurangnya kemantapan struktur, berkurangnya kadar bahan organik
serta berkurangnya jumlah dan aktivitas mikroorganisme yang hidup di dalam
tanah. Sementara itu, berkurangnya ketebalan tanah terjadi karena erosi. Upaya
peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pemberian pupuk.
Pemupukan bertujuan menambah unsur hara tertentu kedalam tanah yang
tidak cukup bagi kebutuhan tanaman. Terdapat kecenderungan peningkatan
jumlah atau dosis dan jenis atau macam unsur hara yang harus diberikan seiring
dengan semakin lamanya budidaya tanaman pada sebidang lahan. Pemupukan
sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan, pemberian pupuk yang
mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan
unsur hara lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh
jika dilakukan mengikuti konsep empat tepat meliputi jenis, dosis, waktu, dan cara
pemberian (Idaryani dan Muhammad 2011).

Metode Penentuan Kebutuhan Unsur Hara
Penentuan kebutuhan pupuk bagi tanaman jeruk tidak akan menghasilkan
jumlah yang pasti, tetapi dengan metode yang benar kebutuhan rill tanaman dapat
didekati. Kebutuhan pupuk yang rasional umumnya didasarkan pada jenis
tanaman dan produksi yang ingin dicapai dimana setiap produksi memerlukan
tingkat pemupukan yang berbeda, ketersediaan hara di dalam tanah, jenis pupuk
yang digunakan, efisiensi pemupukan dan waktu pemupukan (Rachim 1996).
Kebutuhan pupuk bagi tanaman jeruk dipengaruhi oleh jenis, umur, hasil
atau biomasa yang dihasilkan tanaman dan faktor lingkungan. Beberapa
pendekatan untuk menentukan dosis pupuk yaitu analisis tanah atau daun,
percobaan lapangan pada berbagai umur tanaman, penggantian hara yang hilang
untuk pertumbuhan dan hasil panen dan gejala kasat mata. Pendekatan yang
paling mudah dan sederhana adalah berdasarkan umur tanaman dan hasil panen
dikombinasi dengan analisis tanah (Sutopo 2008).

Cara Pemupukan
Cara menempatkan pupuk yang diaplikasikan sangat mempengaruhi jumlah
yang dapat diserap oleh akar tanaman. Cara pemupukan jeruk secara umum
dibedakan berdasarkan umur tanaman, pada tahun pertama dan kedua pupuk
kandang dan dolomit disebar dibawah tajuk pada akhir musim kemarau kemudian
dicampur tanah sedalam 10 cm. Tahun berikutnya pupuk kandang dicampur
kapur (jika diperlukan) dimasukkan kedalam parit melingkar dibawah tepi tajuk
sedalam 20 cm kemudian ditutup tanah. Pemupukan tidak boleh dalam kondisi
tanah terlalu kering atau saat air mengalir, jika kekurangan air dapat
mengakibatkan akar terbakar dan jika ada air mengalir pupuk yang diberikan akan
banyak hilang terangkut air. Pupuk kimia diaplikasikan setelah pupuk kandang
dan kapur serta tanah telah mengalami reaksi yang sempurna atau sekitar empat

4
minggu. Bila waktu aplikasi pupuk kimia dan kapur berdekatan dapat
menyebabkan reaksi negatif, misalnya pengikatan P oleh Ca dari kapur dan
amonium akan diubah menjadi NH3+ kemudian dilepaskan ke atmosfer (Sutopo
2008).
Aplikasi pupuk harus dilakukan dengan cara memasukkan campuran pupuk
kedalam lubang tugal atau parit sedalam 10–15 cm kemudian ditutup tanah, untuk
tanah-tanah bertekstur kasar dan tanah yang memiliki kapasitas pengikatan P
tinggi atau tanah masam aplikasi pupuk dalam lubang tugal 4–8 lubang per pohon
lebih dianjurkan dibandingkan dengan disebar dalam parit melingkar. Setelah
aplikasi pupuk segera lakukan irigasi ringan untuk menjaga kelembapan tanah.
Pupuk mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, oleh karena itu cara
aplikasi yang paling mudah dan efektif adalah melalui daun dengan cara
disemprotkan pada tajuk waktu pagi hari sebanyak 2-3 kali saat pertunasan
(Sutopo 2008).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PT
Perkebunan Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur selama tiga bulan dari
tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012.

Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan magang yaitu dengan mengikuti
seluruh kegiatan di kebun sesuai jadwal kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu, sebagai
pendamping mandor selama tiga minggu dan sebagai pendamping asisten selama
enam minggu. Kegiatan yang dilakukan sebagai KHL yaitu mengikuti apel pagi,
pemangkasan, pengendalian OPT, pemanenan dan menghitung prestasi kerja.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping mandor diantaranya
yaitu mengikuti apel pagi, mengabsen KHL, mengawasi kegiatan KHL,
membantu menyusun RKO dan membuat laporan kegiatan harian. Tahap terakhir
sebagai pendamping asisten kegiatan yang dilakukan yaitu mengikuti apel pagi,
membantu pembagian tenaga kerja, mengawasi kegiatan KHL, pelatihan Early
Warning System (EWS) dan membuat laporan kegiatan. Pengamatan terhadap
aspek khusus magang dilaksanakan selama kegiatan berjalan setelah jam kerja
kebun selesai.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak
langsung yang bertujuan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data
primer yang diperoleh yaitu uraian kegiatan, prestasi kerja, dan hasil pengamatan

5
terhadap aspek khusus pemupukan. Sedangkan data sekunder yang dipelajari
meliputi letak geografi kebun, keadaan iklim dan tanah, luas areal dan tata guna
lahan, keadaan tanaman dan produksi serta struktur organisasi dan
ketenagakerjaan.
Batasan informasi dan data pengamatan pengelolaan pemupukan yang
diambil yaitu jenis pupuk yang diaplikasikan dan dasar pemilihannya, dosis pupuk
yang diaplikasikan dan dasar penentuan dosis, waktu pelaksanaan pemupukan
berdasarkan iklim dan cuaca yang tepat untuk pemupukan, cara pemupukan dan
teknis pelaksanaan dilapangan, prestasi kerja, prosedur distribusi pupuk dan
evaluasi program pemupukan. Pengamatan juga dilakukan terhadap tanaman
sampel pada empat blok berbeda yaitu lorong anyar, blawan ulangan, blok c, dan
blok strawberry yang setiap blok diambil ≥ 5% tanaman sampel dari total populasi.
Variabel yang diamati pada tanaman sampel yaitu varietas, umur tanaman, kondisi
tanaman dan pengenalan gejala kasat mata pada daun dan buah yang
menunjukkan gejala defisiensi atau kelebihan unsur hara pada tanaman.

Analisis Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
kuantitatif dengan perhitungan rataan, presentase dan perhitungan matematis
lainnya. Selanjutnya data dan informasi yang diperoleh di lapangan dibandingkan
dengan Standart Operting Procedure (SOP) sehingga dapat memberikan
gambaran umum kebun.

KEADAAN UMUM
Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif
Kebun Blawan terletak di kawasan Gunung Ijen yang lokasinya berdekatan
dengan Kebun Kopi Arabika milik PTPN XII lainnya, yaitu Kebun Kalisat Jampit,
Kebun Pancur Angkrek dan Kebun Kayumas. Secara administratif Kebun Blawan
masuk dalam wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten
Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Jarak lokasi sekitar 8 km dari Kecamatan
Sempol, 60 km dari Kota Bondowoso dan 298 km dari Kota Surabaya. Lokasi
kebun dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan
membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kota Bondowoso karena kondisi
jalan yang tidak terlalu baik. Kebun Blawan berada pada daerah pegunungan yaitu
pada ketinggian antara 900-1 500 m dari permukaan laut (dpl).

Keadaan Iklim dan Tanah
Topografi Kebun Blawan secara umum merupakan wilayah bergelombang
dari datar hingga miring dengan jenis tanah yang dominan adalah andosol. Jenis
tanah andosol sangat cocok untuk budidaya tanaman jeruk, tanah bertekstur
lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27 %, debu 25-50 %, dan

6
pasir 2 cm). Buah hasil penjarangan ini dimanfaatkan untuk dijual sebagai
bahan pembuat minuman es jeruk di penginapan milik Kebun Blawan. Alat yang
digunakan untuk penjarangan buah yaitu gunting pangkas. Prestasi kerja
berdasarkan SOP belum ditentukan, namun rata-rata 1 HOK mampu melakukan
penjarangan buah pada 25 pohon.
Pemanenan
Sebelum panen terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan yang meliputi
gunting pangkas, keranjang buah, tangga segitiga, dan timbangan. Satu minggu
sebelum panen juga telah dilakukan taksasi panen untuk memperkirakan hasil

17
panen sehingga alat dan bahan yang disiapkan mencukupi. Selain itu aplikasi
pestisida juga dihentikan dua minggu sebelum panen.
Waktu panen jeruk merupakan salah satu faktor yang menentukan mutu
buah sampai ditangan konsumen. Jika dipanen muda rasanya masam, kulit buah
mudah keriput dan daya simpannya pendek. Begitu juga jika dipanen terlalu
masak buah akan cepat busuk. Kriteria buah jeruk yang dapat dipanen yaitu buah
menjelang masak dengan ukuran diameter rata-rata 6 cm, kulitnya sudah
menguning 50% dan tekstur buah tidak terlalu keras, buah dengan warna kuning
sekitar 25% namun bila bagian bawah buahnya ditekan dengan jari terasa agak
lunak maka buah sudah dapat dipanen.
Pemanenan buah dilakukan dengan memetik buah jeruk dari pohon
menggunakan gunting pangkas dengan cara memotong tangkai buah sedekat
mungkin dengan buah, tujuannya yaitu agar tangkai buah tidak merusak buah lain
pada saat pengumpulan buah. Buah yang dipetik ditampung terlebih dahulu dalam
baki atau ember, setelah baki atau ember penuh barulah kemudian buah dibawa
ketempat penampungan buah yang lebih besar yaitu berupa keranjang plastik
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 60cm x 40cm x 40cm yang diletakkan
ditempat teduh. Jumlah karyawan dalam kegiatan pemanenan yaitu sebanyak 6
orang, prestasi kerja berdasarkan SOP belum ditentukan namun rata-rata 1 HOK
mampu memanen sebanyak 50 kg. Kegiatan pemanenan dapat dilihat pada
Gambar 11.

a

b

c

Gambar 11 Kegiatan pemanenan; a) pemetikan, b) pengumpulan dalam wadah
kecil, c) pengumpulan ke tempat sortasi
Produktivitas jeruk keprok di Afdeling Besaran tahun pertama yaitu 7.9
kg/pohon/tahun. Jeruk keprok tahun pertama berbuah dapat berproduksi rata-rata
10-15 kg/pohon/tahun (Balitjestro 2014), sementara di Sambas keprok Madu
Terigas panen tahun pertama produktivitas tanaman mencapai 20 kg/pohon/tahun.
Rendahnya produktivitas jeruk keprok Madu Terigas di Afdeling Besaran diduga
karena kurang optimalnya adaptasi varietas keprok Madu Terigas terhadap
ketinggian kebun Blawan yang di atas 700 m dpl, berbeda dengan lokasi di
Sambas yang memiliki ketinggian < 400 m dpl. Menurut Sutopo (2011b) keprok
Madu Terigas optimal ditanam pada dataran rendah 700 m dpl.
Selain produktivitasnya yang lebih rendah, waktu panen keprok Madu
Terigas di Afdeling Besaran Kebun Blawan dari mulai munculnya bunga hingga
siap panen juga lebih lama yaitu 7-8 bulan bila dibandingkan yang ditanam di
dataran rendah seperti Sambas yang hanya 6 bulan. Namun ada kelebihan keprok
Madu Terigas yang ditanam di Afdeling Besaran ini yaitu warnanya yang lebih

18
kuning atau jingga terang sehingga lebih menarik bagi konsumen dibandingkan
jeruk keprok Madu Terigas Sambas, hal ini karena di dataran tinggi perbedaan
suhu siang dan malam yang tegas saat siang panas dan malam dingin. Perbedaan
suhu dingin pada malam hari ini mendorong munculnya warna jingga pada kulit
buah (Sutopo 2011b). Warna buah jeruk keprok Madu Terigas di Afdeling
Besaran dapat dilihat pada Gambar 12.

a
b
Gambar 12 Warna jeruk keprok Madu Terigas Afdeling Besaran; a) dalam satu
pohon, b) dalam satu tangkai
Pengolahan hasil
Setelah semua buah selesai dipanen, selanjutnya dilakukan grading buah
dengan menggunakan alat grading yang terbuat dari triplek berlapis aluminium
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25cm x 12 cm dengan tiga lubang
berbentuk lingkaran. Lubang B yang terletak paling kiri merupakan lubang yang
berukuran paling besar dengan diameter 7 cm, lubang C yang terletak ditengah
memiliki diameter 6 cm, dan lubang D yang terletak paling kanan memiliki
diameter paling kecil yaitu 5 cm.
Setelah semua buah selesai digrading, selanjutnya dilakukan pembersihan
buah dari sisa-sisa kotoran pada permukaan kulit buah dan embun jelaga serta
kutu kudis. Alat yang digunakan untuk membersihkan buah yaitu sikat pakaian
dengan bulu-bulu yang halus dan kain lap. Selama pembersihan juga dilakukan
sortasi buah yang cacat atau berpenampilan tidak menarik seperti luka pada buah
dan buah dengan permukaan kulit warna coklat dan kasar, selain itu juga
dilakukan pemotongan tangkai buah yang kurang pendek dengan menggunakan
gunting pangkas
Setelah semua buah selesai dibersihkan, buah selanjutnya dibawa ketempat
pengepakan buah. Tempat untuk mengepak buah terbuat dari kayu berberntuk
kotak persegi berlubang-lubang dengan ukuran 50x40x40 cm yang dasarnya
diberi alas koran. Buah di pack sesuai gradenya dan sebelum di masukkan dalam
kotak pengepakan terlebih dahulu dilakukan penimbangan. Setiap kotak berisi
buah dengan berat 21 kg dan ditutup dengan bagian atas kotak diberi label yang
berisi nomor kotak dan bobot buah dalam kotak. Penomoran kotak harus
berurutan dan dipisah sesuai dengan grade masing-masing, jumlah panen dan hasil
pengepakan dicatat oleh mandor. Selanjutnya buah dikirimkan ke Surabaya untuk
dipasarkan, buah dijual dengan sistem all grade dengan harga Rp15.000/kg.
Kegiatan pengolahan hasil dapat dilihat pada Gambar 13.

19

a

b

c

Gambar 13 Pengolahan hasil; a) grading, b) pembersihan, c) pengepakan
Hasil panen pada bulan Februari dan April 2012 sebanyak 494 kg
berdasarkan grade disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Persentase kelas buah hasil panen bulan Februari dan April 2012
Grade Buah
A ( diameter > 7cm)
B (diameter 6.1-7.0 cm)
C (diameter 5.1-6.0 cm)
D (diameter < 5 cm)
Sumber: Hasil Pengamatan 2012

Hasil Panen (kg)
9.8
113.6
355.9
34.5

Persentase (%)
2
23
68
7

Hasil panen sebanyak 494 kg diperoleh rata-rata buah grade A 2%, grade B
23%, grade C 68% dan grade D 7%. Data dari beberapa provinsi di Indonesia
menunjukkan hasil panen jeruk keprok terigas yang dicapai petani rata-rata grade
A dan B 30-40 % (Badan Litbang Pertanian 2012). Rendahnya jumlah buah jeruk
grade A dan B yang dihasilkan di Afdeling Besaran karena kebun belum
menerapkan penjarangan buah sehingga persentase buah grade C yang dipanen
tinggi. Untuk memperoleh buah grade A dan B yang lebih tinggi kebun mulai
menerapkan penjarangan buah setelah panen awal Februari 2012.
Pergantian Tanaman Tidak Produktif
Jeruk varietas Pulung yang ditanam tahun 2008 hingga 2012 masih belum
menghasilkan buah, oleh karena itu manajer kebun memerintahkan untuk
dilakukan perbaikan tanaman dengan mengganti varietas Pulung dengan Madu
Terigas karena permintaan terhadap jeruk ini sangat tinggi. Metode perbaikan
tanaman yang digunakan yaitu dengan teknik “top working’. Top working adalah
teknik perbaikan tanaman yang dilakukan pada tanaman dewasa yang sudah
mempun