Pengelolaan pemangkasan jeruk keprok (citrus sp.) Di kebun blawan, ptpn xii , bondowoso, jawa timur
PENGELOLAAN PEMANGKASAN
JERUK KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII,
BONDOWOSO, JAWA TIMUR
CUCUN YULIANA
A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Abstrak
The internship programe was conducted at Blawan Estate, PTPN XII,
Bondowoso, East Java for three months from February 13th until May 13th
2012. The purpose of this internship program is to improve technical and
managerial skill. This internship programe was conducted using direct and
indirect method, by followed all of the practices in the field, field plantation
observation, and discussion with staf (direct method). The information were
collected including primary and secondary data. Pruning criteria, plant
condition, labour achievement, pruning time, and bud growing rapidity was
collected as primary data. Pruning could decrease the intensity and severity of
antracnose. However, management pruning of orange could not implementable as
SOP (Standart Operating Prosedure).
Key Word: orange, pruning, intensity, severitas
RINGKASAN
CUCUN YULIANA. Pengelolaan Pemangkasan Jeruk Keprok (Citrus sp.) di
Kebun Blawan, PTPN XII, Bondomoso, Jawa Timur. (dibimbing oleh Diny
Dinarti dan Winarso D. Widodo).
Kegiatan magang dilaksanakan untuk mempelajari budidaya, teknis dan
manajerial dalam suatu kondisi yang nyata dilapangan yang mengembangkan
jeruk secara skala perkebunan dengan aspek pendalaman yaitu pengelolaan
pemangkasan. Magang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2012 sampai
dengan tanggal 13 Mei 2012 bertempat di PTPN XII Jember, Jawa Timur.
Pelaksanaan magang berlangsung selama tiga bulan yang terdiri atas tiga
kegiatan, yaitu sebagai KHL (Karyawan Harian Lepas) selama tiga minggu,
sebagai pendamping mandor tiga minggu dan sebagai pendamping asisten selama
enam minggu. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL yaitu mengikuti
seluruh kegiatan yang ada di kebun, diantaranya pemangkasan bentuk,
pemangkasan pemeliharaan, pengisian polybag, dan panen. Kegiatan yang
dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah penulis membantu dalam
pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi pekerjaan dan
membantu menyusun RKO dan ketika menjadi pendamping asisten, penulis
mempelajari dan mengikuti kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan
inventaris tanaman.
Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan adalah
pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan wiwil.. Pemangkasan
bentuk dilakukan pada TBM (tanaman belum menghasilkan), pemangkasan
pemeliharaan dilakukan pada TM (tanaman menghasilkan) serta wiwil dilakukan
pada TBM dan TM.
Pengamatan pengelolaan pemangkasan dilakukan terhadap tanaman
contoh yang itentukan secara acak sebanyak ≥ 5 % dari populasi di tiga blok
(Blok Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh
di Blok Strawberry dengan Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas
Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh
di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan sejumlah 20 tanaman dengan
Varietas Batu 55. Masing-masing tanaman contoh dipilih satu dan dua cabang
pangkasan untuk dilakukan pengamatan. Peubah yang diamati meliputi kriteria
pemangkasan, kondisi tanaman, waktu pemangkasan, tenaga kerja pemangkasan,
serta kecepatan tumbuh tunas.
Pemangkasan TM dan TBM pada tanaman jeruk dapat menurunkan
severitas
penyakit
antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.).
Pemangkasan dapat menurunkan severitas antraknose pada TM sebesar 33%,
sedangkan pada TBM sebesar 60%. Pada TM severitas dan intensitas hama dan
penyakit ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu daun (Toxoptera citridus
aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes sheldoni
Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun
(Papilio demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), embun jelaga
(Odidium sp.), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) cenderung
meningkat sampai 4 MSP. Pemangkasan pada TBM menurunkan severitas ulat
peliang daun (Phyllocnistis citrella) sebesar 15%, namun intensitas serangan
tetap. Severitas dan intensitas ulat daun (Papilio demolion) cenderung meningkat.
Pertumbuhan panjang tunas TM dan TBM berbeda, serta jumlah cabang
yang dibuang dalam pemangkasan juga berbeda. Pertumbuhan panjang tunas
TBM lebih cepat dan jumlah cabang yang dibuang dalam pemangkasan paling
banyak. Namun banyaknya tunas yang tumbuh pada cabang bekas pangkas tidak
berbeda.
PENGELOLAAN PEMANGKASAN JERUK KEPROK
(Citrus sp.) di KEBUN BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO,
JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
CUCUN YULIANA
A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Judul
:
PENGELOLAAN
PEMANGKASAN
JERUK
KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN
XII , BONDOWOSO, JAWA TIMUR
Nama :
CUCUN YULIANA
NIM
A24080038
:
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Diny Dinarti, M.Si
NIP 19660408 199203 2 003
Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS
NIP 19620831 198703 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :................................................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1990 di Karawang, Jawa Barat.
Penulis merupakan anak pertama Bapak Budi Sastro dan Ibu Nurhasanah.
Riwayat pendidikan penulis diawali dengan tahun 1996 lulus dari
TK.Raudatul Atfal Masyitah Karawang, kemudian penulis
melanjutkan
pendidikan di SDN Karawang Wetan VII dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2005
penulis lulus dari SLTPN 4 Karawang, selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke SMAN 3 Karawang dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui USMI dan diterima di
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian tahun 2008.
Semasa kuliah, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Panatayudha, Karawang. Penulis juga mengikuti kepanitiaan dalam
acara OMDA dan mengikuti kepanitiaan Bina Desa Nasional 2010. Penulis juga
mengikuti Go Field pada tahun 2010.
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi pengetahuan, kemajuan teknologi dan telah memberi kesempatan kepada
kami sehingga skripsi magang yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Jeruk
Keprok (Citrus sp.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur”
dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir Diny Dinarti, M.Si dan
Bapak Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS atas segala dukungan, bimbingan serta
saran selama kegiatan magang dan penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberikan
motivasi, serta terima kasih penulis sampaikan kepada staf dan karyawan Kebun
Blawan, teman-teman dan pihak-pihak yang telah memberikan dorongan,
semangat dan membantu selama magang sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi
ini merupakan salah
satu
prasayarat
untuk
menyelesaikan tugas akhir program sarjana Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini semoga dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xii
PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang .................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
1
1
2
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................
Botani dan Morfologi ......................................................................
Syarat Tumbuh.................................................................................
Pemangkasan ...................................................................................
3
3
3
4
METODE MAGANG ...............................................................................
Tempat dan Waktu ...........................................................................
Metode Pelaksanaan ........................................................................
Pengamatan ......................................................................................
Pengolahan Data ..............................................................................
6
6
6
7
7
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
Keadaan umum ................................................................................
Iklim, tanah dan tanaman..........................................................
Aspek manajerial ......................................................................
Asisten tanaman.................................................................
Mandor besar .....................................................................
Mandor ..............................................................................
Karyawan harian lepas ......................................................
Budidaya jeruk di Kebun Blawan ....................................................
Pembibitan ................................................................................
Perbaikan tanaman ....................................................................
Penyulaman tanaman ................................................................
Pengairan ..................................................................................
Pemupukan ...............................................................................
Jenis pupuk ........................................................................
Aplikasi pupuk...................................................................
Dosis pupuk dan waktu pemupukan ..................................
Pemangkasan ............................................................................
Pemangkasan bentuk .........................................................
Pemangkasan pemeliharaan...............................................
Wiwil .................................................................................
Alat pangkas ......................................................................
Penjarangan buah ......................................................................
Pengendalian OPT ....................................................................
Pengendalian gulma...........................................................
8
8
9
11
12
14
14
15
16
16
19
20
21
22
22
22
24
25
25
25
25
26
26
27
27
Pengendalian hama dan penyakit ......................................
Panen ........................................................................................
Pengelolaan pemangkasan di Kebun Blawan ..................................
Kriteria pangkasan ....................................................................
Kondisi tanaman .......................................................................
Tenaga kerja pemangkasan .......................................................
Waktu pemangkasan .................................................................
Kecepatan tumbuh tunas ...........................................................
27
31
34
35
36
39
40
40
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Kesimpulan....................................................................................
Saran ..............................................................................................
44
44
44
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
45
LAMPIRAN ..............................................................................................
47
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2007-2011 .....
9
2. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2012 ...............
10
3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012 .................
10
4. Produksi jeruk Kebun Blawan Tahun 2011-2012 .........................
11
5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan ..........
11
6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012 .....................................
15
7. Rekomendasi pemupukan berdasarkan umur tanaman .................
24
8. Aplikasi dan dosis pemupukan di Afdeling Besaran.....................
24
9. Grade atau kelas jeruk berdasarkan ukuran buah ..........................
33
10. Jumlah cabang dan ranting yang dibuang dalam pemangkasan ....
36
11. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit ....................
37
12. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit .....................
37
13. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit pada TBM .
38
14. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit pada TBM ...
39
15. Jumlah tunas yang tumbuh ............................................................
42
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII .............................
12
2. Prosedur pengadaan bibit ..............................................................
16
3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek ..........................
17
4. Pembibitan di Afdeling Besaran ...................................................
18
5. Langkah-langkah penyambungan .................................................
20
6. Kegiatan penyulaman tanaman .....................................................
21
7. Kegiatan penyiraman ....................................................................
21
8. Aplikasi pemupukan......................................................................
24
9. Pemangkasan .................................................................................
26
10. Gunting pangkas tarik ...................................................................
26
11. Penjarangan buah ..........................................................................
27
12. Contoh gejala serangan hama pada jeruk ......................................
28
13. Contoh gejala serangan penyakit pada jeruk .................................
29
14. Kegiatan pengendalian OPT .........................................................
31
15. Kegiatan panen ..............................................................................
32
16. Pertumbuhan tunas setelah pemangkasan .....................................
41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas
(KHL) di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur ...............................................................
48
2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di
Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII , Bondowoso,
Jawa Timur ....................................................................................
49
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di
Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso,
Jawa Timur ....................................................................................
50
4. Peta Kebun Blawan .......................................................................
52
5. Peta Afdeling Besaran ...................................................................
52
6. Data curah hujan dan jumlah hari hujan Kebun Blawan tahun
2002-2012 .....................................................................................
53
7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan ..
54
8. Analisis usaha tani jeruk Kebun Blawan ......................................
59
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah jeruk umumnya digemari oleh masyarakat dunia, termasuk
Indonesia. Jeruk mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi
dalam bentuk segar maupun sebagai olahan (juice). Setiap 100 g bagian jeruk
yang dapat dimakan mengandung energi 28.00 kal, protein 0.5 g, lemak 0.1 g,
karbohidrat 7.20 g, kalsium 18 mg, phospor 10 mg, serat 0.2 g, besi 0.1 mg,
vitamin A 160 RE, vitamin B1 0.06 cg, vitamin B2 0.03 mg, vitamin C 29 mg,
dan niacin 0.30 g (Wirakusumah dalam Departemen Pertanian, 2004). Konsumsi
buah jeruk pada tahun 2008 sebesar 3.59 kg/kapita/tahun (Kuntarsih, 2012).
Kondisi ini memungkinkan jeruk sebagai komoditias buah yang berpotensi untuk
dikembangkan.
Pada tahun 2010, produksi jeruk nasional sebesar 2,028,904 ton dengan
impor buah jeruk segar mencapai 31,344 ton dan ekspornya 2.737 ton (Badan
Pusat
Statistik,
2010).
Kondisi
seperti
ini
mengharuskan
kita
untuk
mengembangkan produksi buah lokal dengan meningkatkan pengelolaan serta
budidaya yang baik, sehingga dapat mengimbangi impor.
Jeruk merupakan buah yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan
berasal dari Cina Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk
keprok (Citrus nobilis L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk dapat
tumbuh di daerah subtropis dan tropis, pada daerah tropis seperti di Indonesia
jeruk dapat tumbuh dengan baik, tetapi produktivitas dan kualitasnya lebih rendah
bila dibandingkan dengan daerah subtropis. Hal ini karena di daerah tropis
memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun (Spiegel-Roy dan
Goldschmidt, 2003). Kelembaban yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan
serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk di daerah tropis lebih banyak,
serta pertumbuhan yang relatif lebih cepat
sehingga pertumbuhan tajuk pun
menjadi lebih cepat. Hama dan penyakit yang umum menyerang pertanaman jeruk
di Indonesia adalah ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu loncat
(Diaphorina citri.), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.),
tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), penggerek buah
2
(Citripestis
sagittiferella.),
thrips
(Scirtotfrips
citri.),
kutu
dompolon
(Planococcus citri.), lalat buah (Dacus sp.), kutu sisik (Lepidosaphes beckii
Unaspis citri.), Citrus Vein Phloem Degenertaion (Bacterium like organism),
tristeza (Citrus tristeza), diplodia (Diplodia natalensis), embun jelaga (Odidium
sp.), kudis (jamur Sphaceloma fawcetti), busuk buah (Penicillium spp.
Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae), ulat penggerek bunga dan
puru buah (Prays sp.), busuk akar pangkal batang (Phyrophthoranicotianae),
antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.),
jamur
upas
(Upasia
salmonicolor), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) (Sutopo, 2012).
Namun daerah tropis memiliki keunggulan yaitu, waktu yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan masaknya buah lebih pendek (Pracaya, 2002).
Pemangkasan diperlukan untuk mengurangi kelembaban yang dapat
menurunkan risiko serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Selain itu
pemangkasan
dapat
merangsang
tumbuhnya
tunas-tunas
produktif,
dan
menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunas-tunas yang mengarah ke
dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman serta membentuk tajuk pohon
(tanaman muda). Sukses usaha budidaya tanaman jeruk salah satunya bergantung
pada pemangkasan yang baik (Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian,
2005). Oleh karena itu manajemen atau pengelolaan pemangkasan perlu dipelajari
untuk pengembangan usaha jeruk.
Tujuan
Magang ini dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mempelajari aspek manajerial dan teknis budidaya jeruk, termasuk
pemangkasan.
2. Mempelajari proses pemangkasan dan hal-hal yang mempengaruhi
pemangkasan (jenis, waktu dan umur).
3. Mempelajari pengaruh pemangkasan terhadap intensitas dan serangan
hama penyakit pada tanaman jeruk.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi
Jeruk bukan merupakan buah asli Indonesia, melainkan berasal dari Cina
Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis
L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk termasuk kedalam family
Rutaceae, sub family Aurantioideae, dan genus Citrus. Genus Citrus memiliki dua
sub genus yaitu Citrus dan Papeda, yang dapat dibedakan dari daun, bunga dan
karakteristik buah. Sub genus Citrus dibedakan 16 spesies dan salah satunya
adalah C. nobilis L (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 2003).
Tanaman jeruk keprok mempunyai batang yang rendah dan tingginya
sekitar 2-8 m sedangkan ranting atau batang ada yang berduri dan ada yang tidak
berduri. Tajuk jeruk ini berbentuk tidak beraturan, berdahan kecil, bercabang
banyak, dan memiliki tajuk yang rindang. Daun berbentuk tunggal dan
mempunyai ukuran kecil serta tangkainya pendek. Warna daun pada permukaan
atas hijau tua mengkilat sedangkan warna daun pada permukaan bawah yaitu
hijau muda. Tanaman ini berbunga majemuk dan bunga keluar pada ketiak daun
atau ujung cabang, ukuran bunga kecil dan mempunyai bau yang harum dengan
warna bunga putih berbinti-bintik dan berkelenjar. Bakal buah berbentuk seperti
bola yang mempunyai garis tengah 0.15-0.2 cm. Buah yang sudah jadi
mempunyai warna kulit yang mengkilat, licin, penuh pori-pori dan sedikit berbau
harum. Daging buahnya berwarna orange dan mengandung banyak air (Sarwono,
1994).
Syarat tumbuh
Tanaman jeruk dapat hidup pada daerah subtropis dan tropis. Pada daerah
subtropis jeruk dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl
sedangkan di daerah tropis dapat ditanam sampai ketinggian 2,000 m dpl.
Temperatur optimal pertumbuhan tanaman jeruk yaitu antara 25-30
o
C.
Pertumbuhan jeruk akan terhambat jika temperaturnya diatas 38 oC atau dibawah
13 oC. Curah hujan optimum 1,000-2,000 mm per tahun dan merata sepanjang
4
tahun. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung
atau ternaungi akan berkurang produksinya. Sinar matahari sangat dibutuhkan
dalam proses fotosintesis. Cabang yang kekurangan sinar matahari seringkali mati
atau mudah terserang penyakit (Pracaya, 2002).
Tanah yang subur merupakan tanah yang ideal untuk tanaman jeruk, akan
tetapi tanaman ini dapat juga diusahakan pada tanah yang kurang subur. Budidaya
pada tanah yang kurang subur memerlukan pemupukan dan pemeliharaan
tanaman yang lebih intensif (Sarwono, 1994).
Pemangkasan
Pemangkasan adalah suatu tindakan membuang sebagian dari bagian
tanaman dengan maksud untuk menunbuhkan atau merangsang pembungaan dan
pembuahan ke arah yang dikehendaki (Badan Penelitian dan Perkembangan
Pertanian, 2005).
Pemangkasan
meliputi
pemangkasan
bentuk
dan
pemangkasan
pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk
tanaman yang diinginkan dengan maksud untuk membentuk cabang yang ideal
sehingga dicapai produktivitas dan mutu buah yang optimal. Selain itu
pemangkasan bentuk dilakukan untuk mengatur bentuk tajuk tanaman dan
mengurangi kerimbunan, sehingga tanaman tidak terserang hama dan penyakit
(Setiawan dan Trisnawati, 1999).
Pemangkasan bentuk atau pembentukan arsitektur pohon dimulai dengan
memangkas setinggi 30-40 cm dari pangkal batang dan kemudian tunas-tunas
yang tumbuh dipilih, disisakan dan dipertahankan 3 tunas/cabang yang
tumbuhnya menyebar merata ke semua arah. Pemangkasan bentuk selanjutnya
dilakukan dengan menyisakan 3 tunas untuk masing-masing cabang yang akan
menjadi kerangka kanopi/tajuk tanaman membentuk pola 1-3-9 (Balai Penelitian
Jeruk dan Buah Subtropika, 2010).
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk merangsang tumbuhnya
tunas-tunas produktif, dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunastunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman, serta
mengurangi resiko serangan OPT (Departemen Pertanian, 2004). Selain itu
5
pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk mengurangi kerimbunan agar sinar
matahari masuk kedalam tajuk pohon dan tidak tumbuh tunas-tunas di bawah
okulasi atau sambungan sehingga sinar matahari tidak terdistribusi pada seluruh
bagian tanaman, hal ini akan mengakibatkan mutu buah tidak terjaga.
Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan tunas air, cabang balik, cabang
dan ranting yang kering serta lapuk (Setiawan dan Trisnawati, 1999).
Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika kondisi
menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan bersamaan/ setelah panen dengan
tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman, menjaga kestabilan produksi dan
kualitas buah atau untuk peremajaan (Lesmana, 2009).
Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga ranting
yang telah dipotong akan segera bertunas kembali, jika pemangkasan dilakukan
pada waktu tidak ada hujan, sebaiknya tanaman diberi pengairan yang cukup
(Sarwono, 1994). Pemangkasan dilakukan secara berkala dengan membuang
cabang-cabang yang mati dan wiwilan (Muhammad et al., 2003).
6
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan, PT Perkebunan
Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur, dengan ketinggian tempat berkisar
antara 900–1500 m dari permukaan laut. Magang dilakukan selama tiga bulan
mulai dari 13 Februari 2012 sampai 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan
Metode magang yang digunakan terdiri atas tiga tahap yaitu bekerja aktif
secara langsung di lapangan, pengumpulan data atau pengamatan, dan pengkajian
data. Magang yang dilakukan selama tiga bulan ini terdiri dari tiga macam
kegiatan yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, sebagai
pendamping mandor selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten selama
enam minggu. Kegiatan sebagai KHL meliputi pembibitan, pengendalian OPT,
pemangkasan, dan menulis serta menghitung prestasi kerja. Kegiatan sebagai
pendamping mandor yaitu mengawasi kegiatan yang dilakukan KHL, membantu
membuat laporan pekerjaan harian. Kegiatan sebagai pendamping asisten adalah
membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja. Pengamatan tetap dilakukan
disamping mengikuti kegiatan seperti yang terdapat di atas.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung.
Metode langsung dilakukan dengan cara bekerja langsung di lapangan yang
berkaitan dengan teknik budidaya jeruk dan pengamatan yang terkait dengan
materi pendalaman yaitu pemangkasan, wawancara dan diskusi dengan staf,
karyawan dan pekerja. Hasil dari pengumpulan data dengan metode langsung ini
merupakan data primer. Data primer yang diperoleh berupa prestasi kerja, hasil
pengamatan yang terkait dengan pemangkasan dan uraian kegiatan.
Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen (laporan bulanan,
laporan semesteran, tahunan) dan studi pustaka. Data sekunder digunakan untuk
melengkapi dan membandingkan serta menguji kebenaran data yang diperoleh di
lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi sejarah, letak administratif, keadaan
7
tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi,
struktur organisasi dan ketenagakerjaan serta peta lokasi.
Pengamatan
Pengamatan pada kegiatan pengelolaan pemangkasan dilakukan dengan
mengambil tanaman contoh secara acak sebanyak ≥ 5 % di tiga blok (Blok
Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh di
Blok Strawberry terdiri atas Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas
Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh
di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan terdiri atas 20 tanaman
dengan Varietas Batu 55. Parameter yang diamati pada kegiatan magang
pengelolaan pemangkasan jeruk meliputi:
1. Kriteria pangkasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pemangkasan, diantaranya cabang
yang mati dan wiwilan.
2. Kondisi tanaman
Kondisi tanaman yang mempengaruhi pemangkasan berupa kesehatan
tanaman.
3. Prestasi kerja untuk tenaga kerja pemangkasan
Data diambil melalui wawancara dengan mandor dan pengamatan di
lapangan.
4. Waktu pemangkasan
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kesesuaian waktu
pelaksanaan pemangkasan dengan SOP.
5. Kecepatan tumbuh tunas
Pengamatan tumbuh tunas dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman
setelah pemangkasan.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata,
persentase, atau perhitungan matematis sederhana yang kemudian dibandingkan
dengan standar kerja kebun.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umun
Kebun Blawan sejak awal merupakan Perkebunan Kopi Arabika yang
penanaman pertamanya dilaksanakan pada tahun 1894 sebagai milik warga
Belanda. Selanjutnya Kebun Blawan mengalami beberapa kali perubahan
kepemilikan dan induk perusahaan, antara lain David Birnie Administratie
Kantoor (DBAK), Land Bouw Maatschappij Ond Djember (LMOD) tahun 1955,
PPN Baru Unit A tahun 1958, Kesatuan Djatim VII tahun 1961, PPN Antan XIII
tahun 1963. Pada tahun 1968 berada dalam lingkup P.N.P.XXVI, yang sejak
tahun 1972 berubah menjadi PTP XXVI (Persero). Pada tahun 1994 PTP XXVI
(Persero) mengalami transisi penggabungan kedalam PTP Kelompok Jawa Timur.
Akhirnya sejak tahun 1996 hingga saat ini Kebun Blawan menjadi salah satu unit
usaha PTP Nusantara XII (Persero).
PTP Nusantara XII (Persero) merupakan hasil peleburan tiga perusahaan
Perkebunan aneka tanaman yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX.
Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 17/1996 yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
23 tahun 1996. Pendirian Perusahaan disahkan oleh notaris Harun Kamil, SH
dengan akte nomor 45 tanggal 11 Maret 1996, yang dikukuhkan oleh Menteri
Kehakiman RI melalui keputusan nomor C.22-834 HT.01.
Kebun Blawan berada di kawasan Gunung Ijen yang lokasinya berdekatan
dengan Kebun Kopi Arabika PTPN XII (Persero) lainnya, yaitu Kebun
Kalisat/Jampit, Kebun Pancur/Angkrek, dan Kebun Kayumas. Lokasi Kebun
Blawan berada di wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten
Bondowoso, Propinsi Jawa Timur. Jarak dari Sempol sekitar 8 km, dari kota
Bondowoso 60 km, Banyuwangi 47 km, dan dari Surabaya 298 km. Ketinggian
tempat berada pada kisaran 900 – 1,500 m dari permukaan laut.
Areal konsesi Kebun Blawan seluas 4,751 ha, terdiri dari areal tanaman
Kopi Arabika 1,869.67 ha, TTI (Tanaman Tahun Ini) Kopi Arabika 288 ha,
sengon 611.81 ha, Mindi 552.93 ha Akasia 255 ha, Gamelina 3.98 ha , Pinus
2.50 ha, 5 ha Strawberry serta areal cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang
9
dan lain-lain seluas 1,167.56 ha. Seluruh areal tersebut terbagi dalam sembilan
wilayah Afdeling, yaitu Besaran, Plalangan, Kalisengon, Kaligedang, Girimulyo,
Sumberejo, Gunung Blau, Watu Capil, Gending Waloh. Peta Kebun Blawan dapat
dilihat pada Lampiran 4 dan peta Afdeling Besaran dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada tahun 2008, Kebun Blawan mulai mengusahakan tanaman jeruk
sebagai tanaman sela kopi atau tumpangsari dengan kopi. Luas areal yang
digunakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu 144.64 ha. Seluruh
areal tersebut terbagi ke dalam tujuh Afdeling, yaitu Afdeling Besaran seluas
20.56 ha, Adeling Plalangan seluas 96.54 ha, Afdeling Kali Sengon 1.20 ha,
Afdeling Kali Gedang seluas 3.12 ha, Afdeling Giri Mulyo seluas 7.19 ha,
Afdeling Gunung Blau 5.20 ha dan Afdeling Sumberejo seluas 10.83 ha.
Iklim, Tanah dan Tanaman
Iklim di Kebun Blawan menurut Schmidt dan Fergusson termasuk D
sampai E. Suhu rata-rata maksimum 23 oC dan minimum 10 oC. Curah hujan ratarata berkisar antara 1,000-2,200 mm/tahun. Kelembaban di Kebun Blawan antara
57-70 %. Jenis tanah umumnya adalah seri Andosol.
Keadaan iklim di Kebun Blawan Bulan Januari-Mei tahun 2007-2011
tersaji dalam Tabel 1. Data curah hujan lima tahun terakhir menunjukan curah
hujan terbesar terjadi di tahun 2010 yaitu 2,186 mm/tahun. Data keadaan iklim
Bulan Januari sampai April 2012 dapat dilihat pada Tabel 2 dan data curah hujan
untuk sebelas tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 1. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2007-2011
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
Curah Hujan
(mm/tahun)
1,092
1,608
989
2,186
1,068
Unsur Klimatologi
Kelembaban
Hari Hujan
(%)
77
66
108
60
88
61
170
66
105
59
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Suhu (oC)
13
19
18
13
19
10
Tabel 2. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2012
Bulan
Januari
Februari
Maret
Unsur Klimatologi
Curah Hujan
Hari Hujan (hari)
..........(mm/tahun)...........
.................(hari)..................
296
22
278
16
258
19
April
94
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
7
Tabel 2 menunjukan adanya penurunan curah hujan dari bulan ke bulan
yang menyebabkan adanya perbedaan waktu tumbuh tunas antara pangkas bulan
Februari 2012 dan bulan April 2012.
Jeruk merupakan komoditas yang masih dikembangkan. Kultivar dan jenis
jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012
Tahun Tanam
2008
Jumlah
2009
Jumlah
2010
Afdeling
Besaran
Keprok Trigas
Keprok Pulung
Keprok Batu 55
Plalangan
Kali Sengon
Keprok Batu 55
Keprok Pulung
Besaran
Plalangan
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Soe
Gayo
Gommun
Ponkam
Garut
Koleksi
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Kali Gedang
Giri Mulyo
Gunung Blau
Jumlah
2012
Varietas
Besaran
Giri Mulyo
Sumberejo
Jumlah
Total Populasi
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Garut
Garut
Garut
Trigas
Populasi
.......(pohon).......
258
141
264
663
3,024
300
3,324
2,220
9,761
3,370
2,498
186
1,979
2,216
84
780
1,300
1,300
25,694
5,000
1,050
4,600
1,400
12,050
41,731
11
Tanaman jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan sebagian besar
belum menghasilkan, tanaman jeruk yang sudah menghasilkan baru terdapat di
Afdeling Besaran. Data produksi jeruk dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi jeruk Kebun Blawan tahun 2011-2012
Tahun
Panen
2011
2012
Panen per
bulan
Juni
Juli
Oktober
Desember
Februari
April
Luas areal (ha)
Produksi (kg)
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
Mei
164
10
10
176
162
332.2
1255.6
1777.6
Total Produksi
Produktivitas (kg)
309.4
18.9
18.9
332.1
305.7
626.8
2,369.6
3,353.9
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Areal pertanaman jeruk di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, terbagi ke
dalam enam blok, yaitu Blok Strawberi, Blok C, Blok Blawan Ulangan, Blok
Manager, Blok Lorong Anyar 1, dan Blok Lorong Anyar 2. Data inventaris
tanaman jeruk Afdeling Besaran dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan
Tahun Tanam
2010
2010
2010
2010
2008
2010
2012
2012
2010
Blok
C
Blawan Ulangan
Lorong Anyar 1
Lorong Anyar 2
Strawberry
Strawberry
Manajer
Kultivar
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Trigas (TM)
Pulung
Pulung-Trigas
Japanese Citrus
X (belum teridentifikasi)
Komun
Keprok Batu 55
Garut
Trigas
Keprok Batu 55
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Populasi (pohon)
448
488
714
174
267
186
22
19
4
1
236
171
14
146
12
Aspek Manajerial
Kebun Blawan, PTPN XII dipimpin oleh seorang manajer kebun. Manajer
mengelola kebun berdasarkan rencana yang terdiri dari sembilan afdeling,
kebijakan dan peraturan yang ditetapkan direksi manajer kebun dalam
menjalankan tugasnya merupakan sistem organisasi yang membagi wewenang
dan tanggung jawab di dalam setiap tingkat. Wewenang dan tanggung jawab
tersebut
menjadi tanggung jawab dan sekaligus memberi wewenang untuk
menentukan kebijakan mengenai tugas yang dilaksanakan.
Manajer kebun dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten
tanaman. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam
melaksanakan tugasnya di lapangan. Struktur organisasi Kebun Blawan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Manajer
Wakil Manajer
PJS Asisten
Asisten
Tanaman
Juru Tulis
Asisten
Teknologi
dan
pengolahan
pabrik
Asisten
Akuntansi
Mandor
Besar
Staf
Mandor
Gambar 1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII
Asisten Tanaman. Asisten tanaman merupakan kepala afdeling yang
bertugas mengelola afdeling. Kegiatan pengelolaan kebun ini meliputi
perencanaan sampai evaluasi. Asisten tanaman dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh mandor besar dan mandor. Kegiatan yang dilakukan asisten tanaman
13
dalam mengelola afdelingnya mencakup POACE (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling, dan Evaluating).
Perencanaan (planning) dilakukan oleh asisten tanaman dengan membuat
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Rencana kerja ini dibuat oleh
asisten tanaman dan dibantu mandor besar serta disetujui oleh manajer kebun.
RKAP berupa rancangan
kegiatan yang akan dilakukan satu tahun, waktu
pelaksanaan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, volume bahan ( misalnya
banyaknya
pupuk dan pestisida), dan volume bahan. RKAP kemudian akan
diringkas menjadi PPAP (Program Permintaan Anggaran Perusahaan) yang
merupakan rancangan kegiatan yang akan dilakukan serta dana yang dibutuhkan
selama 3 bulan. PPAP akan diringkas kembali menjadi otorisasi, yaitu kegiatan
serta dana yang akan dialokasikan selama 1 bulan kedepan.
Asisten tanaman dalam menjalankan tugasnya berkewajiban untuk
mengatur (organizing) kegiatan yang akan dilakukan agar sesuai dengan otoritas.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan, asisten tanaman tidak selamanya
harus mengikuti otoritas jika dalam keadaan darurat. Asisten tanaman harus
mengutamakan atau memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting, meskipun
pekerjaan tersebut tidak termasuk ke dalam otoritas. Misalkan pada saat
kunjungan Balitjestro ke kebun, Balitjestro menyarankan agar segera dilakukan
penjarangan buah dikarenakan buah yang dihasilkan terlalu kecil, maka pekerjaan
pada hari berikutnya akan dilakukan penjarangan buah (prioritas pekerjaan).
Pelaksana
kegiatan
(actuating)
di
lapangan,
asisten
tanaman
mendelegasikan kepada bawahanya untuk melaksanakan kegiatan yang akan
dilakukan.
Asisten tanaman juga harus melakukan pengawasan (controlling)
kepada para bawahannya mengenai pekerjaan yang dilakukan, agar kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tugas yang terakhir yaitu asisten tanaman melakukan evaluasi
(evaluating). Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik dari
kegiatan sebelumnya.
Selama menjadi pendamping asisten tanaman, penulis tidak sepenuhnya
mengikuti kegiatan sacara keseluruhan dikarenakan komoditas yang diusahakan di
14
afdeling bermacam-macam. Namun penulis tetap mempelajari dan mengikuti
kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan inventaris tanaman.
Kegiatan menjadi pendamping asisten dilakukan selama 6 minggu.
Mandor Besar. Mandor besar merupakan mandor kepala yang bertugas
membantu asisten tanaman dalam menjalankan kewajibannya. Mandor besar
dibantu oleh mandor-mandor dan bertanggung jawab atas pekerjaannya kepada
asisten tanaman. Mandor besar juga bertugas mengkoordinasikan pengawasan
pekerjaan yang dilakukan oleh para mandor serta mengurus pengajuan permintaan
pupuk dan pestisida yang dibutuhkan oleh mandor.
Mandor besar dalam pelaksaan kegiatan di lapangan bertugas untuk
menginstruksikan kepada para mandor mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan otoritas, namun dapat berubah
sesuai dengan kondisi kebun (prioritas pekerjaan). Selain itu mandor besar juga
bertugas mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan, seperti menghentikan,
meneruskan atau mengalihkan jenis pekerjaan atau lokasi (blok dan nomor kebun)
sesuai dengan kondisi kebun. Setelah pekerjaan di lapangan selesai, mandor besar
melanjutkan pekerjaannya di kantor afdeling, seperti bertukar informasi dengan
pekerja yang lain serta mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja.
Mandor besar bertugas membuat laporan harian yang dibuat setiap hari
pada saat apel pagi. Laporan ini berisi tentang jenis pekerjaan yang dilakukan
serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Laporan ini diserahkan kepada juru
tulis afdeling untuk direkapitulasi. Penulis tidak menjadi pendamping mandor
besar selama mengikuti kegiatan magang, namun penulis sewaktu-waktu
membantu mandor besar dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan.
Mandor. Pelaksanaan kegiatan di lapangan akan berjalan dengan lancar
sesuai yang diharapkan jika sumber daya manusia (SDM) yang ada dilapangan
bekerja dengan baik. Oleh karena itu pengawasan terhadap tenaga kerja lapangan
perlu untuk dilakukan.
Mandor bertugas untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh para
tenaga kerja lapangan. Selain itu mendor juga bertugas untuk menginstruksikan
pekerjaan yang akan dilakukan kepada para karyawan, serta memberikan contoh
pekerjaan yang dilakukan dengan benar dan meluruskan pekerjaan yang salah.
15
Laporan mandor diisi setiap hari, laporan ini berisi jenis pekerjaan yang
dilakukan, hasil pekerjaan yang didapat pada hari itu, prestasi kerja, jumlah tenaga
kerja, dan absensi pekerja. Laporan tersebut diserahkan kepada jutu tulis afdeling
untuk direkap dalam buku asisten dan sebagai bahan pembuatan laporan harian di
kantor induk kebun.
Kegiatan pemangkasan dilakukan sesuai dengan otoritas yang telah dibuat,
namun dalam pelaksanaannya kegiatan pemangkasan yang dilakukan tidak
dilakukan secara tuntas. Hal ini dikarenakan keadaan kebun dan adanya pekerjaan
yang diprioritaskan oleh kebun (pekerjaan darurat).
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah
membantu dalam pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi
pekerjaan dan membantu menyusun rencana kerja operasional (RKO).
Karyawan Harian Lepas (KHL). Kegiatan pengelolaan yang dilakukan
oleh
KHL
antara
lain
perbaikan
tanaman,
pemupukan,
pemangkasan,
pengendalian OPT, pengairan, dan panen. Upah 1 HOK sebesar Rp. 19,000. Upah
tambahan diberikan bila diadakan jam kerja tambahan atau lembur, dan diberikan
upah sebesar Rp. 9,500 per 4 jam. Gaji KHL diberikan setiap dua minggu sekali.
Penulis selama menjadi KHL mengerjakan pekerjaan yang ada di
lapangan, seperti pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, pengisian
polybag, dan panen.
Tenaga kerja di Kebun Blawan terbagi kedalam dua jenis yaitu karyawan
tetap dan karyawan harian lepas atau KHL. Karyawan harian tetap terbagi
kedalam empat golongan yaitugolongan A, B, C, dan D. Jumlah tenaga kerja
Kebun Blawan dapa dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012
Golongan
IA
ID-IID
IIIA-IVD
KHL
Total
Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Jumlah
40
65
10
3,106
3,221
16
Jumlah jam kerja yang berlaku di lapangan (Kebun Blawan), yaitu 6 jam
kerja setiap harinya, kecuali hari Jumat jam kerja hanya 4,5 jam. Asisten dan para
mandor melakukan pra roll pukul 05.15 di kantor afdeling untuk merencanakan
atau menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah pra roll selesai, karyawan
diharuskan untuk mengikuti roll pagi. Kegiatan yang dilakukan selama roll pagi
adalah mengecek kehadiran tenaga kerja dan penjelasan kegiatan yang akan
dilakukan dikebun.
Budidaya Jeruk di Kebun Blawan
Pembibitan
Pembibitan yang dilakukan masih berskala kecil. Bibit yang digunakan
pada awal tanam adalah bibit bersertifikat atau berlabel yang berasal dari
Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika). Penggunaan bibit
bersertifikat dari Balitjestro merupakan salah satu prosedur pengadaan bibit jeruk
PTPN XII. Prosedur pengadaan bibit terdapat pada Gambar 2.
Direksi
Balitjestro
Kebun
Untuk Kesesuaian Lahan
Jenis Jeruk
Balitjestro
Bibit Jeruk Bebas
Penyakit
Bibit Jeruk diterima
Kebun
Gambar 2. Prosedur pengadaan bibit
Sumber: PTPN XII, 2010
Pembuatan Bibit
Sertifikasi Bibit
Jeruk
17
Bibit yang digunakan meskipun masih berasal dari Balitjestro, namun
pembibitan tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit sulaman. Bibit yang
dihasilkan ini akan digunakan untuk penyulaman. Metode yang dilakukan dalam
perbanyakan tanaman adalah dengan metode stek sambung dan sambung stek.
Batang atas yang digunakan untuk perbanyakan Keprok Madu Terigas karena
varietas ini memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan untuk batang bawah
menggunakan Japanese citrus (JC) karena memiliki perakaran yang kuat serta
tahan terhadap hama penyakit yang ada dalam tanah.
Perbanyakan dengan metode stek sambung menggunakan beberapa alat
dan bahan, diantaranya adalah pisau okulasi, gunting pangkas, dan plastik
polyetheylene. Perbanyakan dengan metode sambung stek menggunakan bahan
tambahan disamping plastik yaitu Rooton F. Gambar alat dan bahan yang
digunakan dalam stek sambung dan sambung stek dapat dilihat pada Gambar 3.
a
b
c
d
Gambar 3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek : a) Pisau
okulasi, b) Gunting pangkas, c) Plastik polyethilen, d)Rooton F
Pelaksanaan di lapangan penstrerilan peralatan tidak dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi biaya dan waktu. Menurut SOP PTPN XII menyatakan
bahwa alat-alat ini sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu karena
sterilisasi alat merupakan salah satu pengendalian penyakit pada pembibitan
18
secara preventif. Pisau dan gunting sebelum dan sesudah digunakan pada kegiatan
okulasi harus dicelup atau dibasahi dengan alkohol 70 % atau klorox 10 %.
Langkah-langkah stek sambung adalah penyiapan batang bawah,
penyiapan batang atas, pembelahan batang bawah, penempelan dan pengikatan.
Batang bawah dipilih dengan batang yang lebih besar dari batang atas. Pemilihan
batang atas yang baik yaitu dengan melihat mata tunas yang tumbuh diketiak
daun, mata tunas yang baik yaitu mata tunas yang masih hijau dan terbelah,
sedangkan mata tunas yang berwarna coklat dan tertutup merupakan mata tunas
tidur. Mata tunas tidur tidak akan tumbuh meskipun kondisi memungkinkan untuk
terjadinya pertumbuhan tunas. Batang atas yang sudah disediakan kemudian
disambungkan dengan batang bawah, setelah itu dilakukan pengikatan dari bawah
ke atas dengan rapat, untuk mencegah air masuk ke dalam sambungan tersebut,
jika air masuk ke dalam sambungan, maka sambungan akan busuk. Pembibitan
yang dilakukan di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 4.
a
b
Gambar 4. Pembibitan di Afdeling Besaran, a) Hasil stek sambung,
b) Penyungkupan hasil stek
Perbedaan pembibitan metode stek sambung dan sambung stek terletak
pada ada atau tidaknya akar pada batang bawah. Batang bawah yang digunakan
dalam metode stek sambung memiliki akar, sedangkan pada metode sambung stek
batang bawah tidak memiliki akar, oleh karena itu untuk merangsang
pertumbuhan akar, maka diberikan rooton F pada batang bawah dengan cara
dicelupkan. Presentase tumbuh dengan metode stek sambung adalah 80% dan
dengan metode sambung stek 60%. Persentase tumbuh dengan menggunakan
metode stek sambung lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan
19
sambung stek. Hal ini dikarenakan perbanyakan dengan metode sambung, batang
bawah sudah memiliki akar, sehingga translokasi hara lebih baik.
Tenaga kerja untuk melakukan kegiatan perbanyakan tanaman secara
vegetatif ini memerlukan keahlian yang khusus. Pekerja mampu melakukan stek
sambung sebanyak 50 bibit dan sambung stek sebanyak 100 bibit per hari, tidak
ada standar kerja untuk kegiatan ini dikarenakan pembibitan yang dilakukan
masih berskala kecil.
Perbaikan Tanaman
Perbaikan tanaman dalam budidaya jeruk dilakukan karena beberapa
faktor, diantaranya adalah kemampuan tumbuh dan produksi yang kurang baik
serta adanya permintaan pasar yang berbeda terhadap varietas jeruk tertentu.
Penggantian Varietas Pulung menjadi Keprok Madu Terigas merupakan perbaikan
tanaman yang dilakukan di Afdeling Besaran. Perbaikan tanaman ini didasarkan
atas permintaan pasar Keprok Madu Terigas yang lebih besar. Teknik perbaikan
tanaman ini menggunakan teknik “Top Working” dengan metode sambung tusuk.
Top Working adalah teknologi perbanyakan yang dilakukan pada
tanaman/pohon dewasa yang sudah mempunyai perakaran yang cukup kuat.
Teknik ini dapat dilakukan secara grafting (penyambungan) dan okulasi
(penempelan) (PTPN XII, 2010). Metode yang digunakan di Afdeling Besaran
adalah metode okulasi. Batang dari tanaman jeruk varietas pulung disambung
dengan Keprok Madu Terigas dengan tanpa memotong tajuk Pulung. Alat-alat
yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting dan plastik.
Langkah-langkah teknik sambung tusuk yaitu penyiapan batang atas,
membuat torehan huruf T, buat torehan tambahan diatas torehan agar hasil
sambung terlihat rapi. Batang atas ditusukan pada torehan huruf T tersebut,
kemudian hasil sambungan diikat dengan plastik, ikatan plastik harus tertutup rapi
agar air tidak masuk dalam sambungan sehingga tidak terjadi pembusukan. Hasil
sambungan akan terlihat berhasil atau tidak setelah sambungan tersebut berumur
satu bulan. Langkah-langkah penyambungan dapat dilihat pada Gambar 5.
20
a
b
c
Gambar 5. Langkah-langkah penyambungan, a) Pembuatan torehan, b)
Penempelan batang atas, c) Pengikatan
Kegiatan top working ini merupakan kegiatan yang memerlukan keahlian.
Kegiatan perbaikan tanaman perusahaan tidak memiliki standar prestasi kerja,
dalam kegiatan di lapangan satu orang tenaga kerja dapat menyambung 25
tanaman, hal ini dikarenakan dalam satu pohon semua batang sekunder harus
disambung atau disesuaikan dengan keadaan tanaman.
Penyulaman Tanaman
Penyulaman tanaman harus dilakukan untuk menjaga populasi agar tetap
sama. Penyulaman dilakukan jika terdapat tanaman yang mati ataupun tanaman
yang terserang hama penyakit yang berbahaya, misalnya penyakit Phytopthora.
Prosedur penyulaman sama seperti penanaman, yaitu pembuatan lubang
tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, penyiapan bibit dan penyiapan
pupuk kandang ± 30 kg. Tanah galian dicampur dengan sebagian pupuk kandang,
sebagian pupuk kandang yang tersisa dimasukkan ke dalam lubang tanam. Saat
penanaman bibit jeruk dasar polybag dipotong ± 1 cm dengan menggunakan sabit
atau pisau agar akar jeruk yang melingkar pada dasar polybag terpotong.
Penanaman dilakukan dengan cara setengah bagian polybag berada dibawah
permukaan tanah dan setengah lainnya diatas permukaan tanah. Polybag ditarik
keatas setelah ditempatkan pada lubang tanam diikuti penimbunan tanah sampai
menutup media tanam sehingga membentuk bumbunan. Penimbunan tanah tidak
dilakukan melebihi bidang pertautan batang bawah dengan batang atas karena
untuk menghindari serangan Phytopthora pada batang atas.
JERUK KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII,
BONDOWOSO, JAWA TIMUR
CUCUN YULIANA
A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Abstrak
The internship programe was conducted at Blawan Estate, PTPN XII,
Bondowoso, East Java for three months from February 13th until May 13th
2012. The purpose of this internship program is to improve technical and
managerial skill. This internship programe was conducted using direct and
indirect method, by followed all of the practices in the field, field plantation
observation, and discussion with staf (direct method). The information were
collected including primary and secondary data. Pruning criteria, plant
condition, labour achievement, pruning time, and bud growing rapidity was
collected as primary data. Pruning could decrease the intensity and severity of
antracnose. However, management pruning of orange could not implementable as
SOP (Standart Operating Prosedure).
Key Word: orange, pruning, intensity, severitas
RINGKASAN
CUCUN YULIANA. Pengelolaan Pemangkasan Jeruk Keprok (Citrus sp.) di
Kebun Blawan, PTPN XII, Bondomoso, Jawa Timur. (dibimbing oleh Diny
Dinarti dan Winarso D. Widodo).
Kegiatan magang dilaksanakan untuk mempelajari budidaya, teknis dan
manajerial dalam suatu kondisi yang nyata dilapangan yang mengembangkan
jeruk secara skala perkebunan dengan aspek pendalaman yaitu pengelolaan
pemangkasan. Magang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2012 sampai
dengan tanggal 13 Mei 2012 bertempat di PTPN XII Jember, Jawa Timur.
Pelaksanaan magang berlangsung selama tiga bulan yang terdiri atas tiga
kegiatan, yaitu sebagai KHL (Karyawan Harian Lepas) selama tiga minggu,
sebagai pendamping mandor tiga minggu dan sebagai pendamping asisten selama
enam minggu. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL yaitu mengikuti
seluruh kegiatan yang ada di kebun, diantaranya pemangkasan bentuk,
pemangkasan pemeliharaan, pengisian polybag, dan panen. Kegiatan yang
dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah penulis membantu dalam
pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi pekerjaan dan
membantu menyusun RKO dan ketika menjadi pendamping asisten, penulis
mempelajari dan mengikuti kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan
inventaris tanaman.
Pemangkasan yang dilakukan di Afdeling Besaran, Kebun Blawan adalah
pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan wiwil.. Pemangkasan
bentuk dilakukan pada TBM (tanaman belum menghasilkan), pemangkasan
pemeliharaan dilakukan pada TM (tanaman menghasilkan) serta wiwil dilakukan
pada TBM dan TM.
Pengamatan pengelolaan pemangkasan dilakukan terhadap tanaman
contoh yang itentukan secara acak sebanyak ≥ 5 % dari populasi di tiga blok
(Blok Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh
di Blok Strawberry dengan Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas
Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh
di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan sejumlah 20 tanaman dengan
Varietas Batu 55. Masing-masing tanaman contoh dipilih satu dan dua cabang
pangkasan untuk dilakukan pengamatan. Peubah yang diamati meliputi kriteria
pemangkasan, kondisi tanaman, waktu pemangkasan, tenaga kerja pemangkasan,
serta kecepatan tumbuh tunas.
Pemangkasan TM dan TBM pada tanaman jeruk dapat menurunkan
severitas
penyakit
antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.).
Pemangkasan dapat menurunkan severitas antraknose pada TM sebesar 33%,
sedangkan pada TBM sebesar 60%. Pada TM severitas dan intensitas hama dan
penyakit ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu daun (Toxoptera citridus
aurantii, Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes sheldoni
Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun
(Papilio demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), embun jelaga
(Odidium sp.), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) cenderung
meningkat sampai 4 MSP. Pemangkasan pada TBM menurunkan severitas ulat
peliang daun (Phyllocnistis citrella) sebesar 15%, namun intensitas serangan
tetap. Severitas dan intensitas ulat daun (Papilio demolion) cenderung meningkat.
Pertumbuhan panjang tunas TM dan TBM berbeda, serta jumlah cabang
yang dibuang dalam pemangkasan juga berbeda. Pertumbuhan panjang tunas
TBM lebih cepat dan jumlah cabang yang dibuang dalam pemangkasan paling
banyak. Namun banyaknya tunas yang tumbuh pada cabang bekas pangkas tidak
berbeda.
PENGELOLAAN PEMANGKASAN JERUK KEPROK
(Citrus sp.) di KEBUN BLAWAN, PTPN XII, BONDOWOSO,
JAWA TIMUR
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
CUCUN YULIANA
A24080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Judul
:
PENGELOLAAN
PEMANGKASAN
JERUK
KEPROK (Citrus sp.) DI KEBUN BLAWAN, PTPN
XII , BONDOWOSO, JAWA TIMUR
Nama :
CUCUN YULIANA
NIM
A24080038
:
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Diny Dinarti, M.Si
NIP 19660408 199203 2 003
Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS
NIP 19620831 198703 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :................................................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1990 di Karawang, Jawa Barat.
Penulis merupakan anak pertama Bapak Budi Sastro dan Ibu Nurhasanah.
Riwayat pendidikan penulis diawali dengan tahun 1996 lulus dari
TK.Raudatul Atfal Masyitah Karawang, kemudian penulis
melanjutkan
pendidikan di SDN Karawang Wetan VII dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2005
penulis lulus dari SLTPN 4 Karawang, selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke SMAN 3 Karawang dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008
penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui USMI dan diterima di
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian tahun 2008.
Semasa kuliah, penulis tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Panatayudha, Karawang. Penulis juga mengikuti kepanitiaan dalam
acara OMDA dan mengikuti kepanitiaan Bina Desa Nasional 2010. Penulis juga
mengikuti Go Field pada tahun 2010.
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi pengetahuan, kemajuan teknologi dan telah memberi kesempatan kepada
kami sehingga skripsi magang yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Jeruk
Keprok (Citrus sp.) di Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso, Jawa Timur”
dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir Diny Dinarti, M.Si dan
Bapak Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS atas segala dukungan, bimbingan serta
saran selama kegiatan magang dan penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu memberikan
motivasi, serta terima kasih penulis sampaikan kepada staf dan karyawan Kebun
Blawan, teman-teman dan pihak-pihak yang telah memberikan dorongan,
semangat dan membantu selama magang sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi
ini merupakan salah
satu
prasayarat
untuk
menyelesaikan tugas akhir program sarjana Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini semoga dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xii
PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang .................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
1
1
2
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................
Botani dan Morfologi ......................................................................
Syarat Tumbuh.................................................................................
Pemangkasan ...................................................................................
3
3
3
4
METODE MAGANG ...............................................................................
Tempat dan Waktu ...........................................................................
Metode Pelaksanaan ........................................................................
Pengamatan ......................................................................................
Pengolahan Data ..............................................................................
6
6
6
7
7
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
Keadaan umum ................................................................................
Iklim, tanah dan tanaman..........................................................
Aspek manajerial ......................................................................
Asisten tanaman.................................................................
Mandor besar .....................................................................
Mandor ..............................................................................
Karyawan harian lepas ......................................................
Budidaya jeruk di Kebun Blawan ....................................................
Pembibitan ................................................................................
Perbaikan tanaman ....................................................................
Penyulaman tanaman ................................................................
Pengairan ..................................................................................
Pemupukan ...............................................................................
Jenis pupuk ........................................................................
Aplikasi pupuk...................................................................
Dosis pupuk dan waktu pemupukan ..................................
Pemangkasan ............................................................................
Pemangkasan bentuk .........................................................
Pemangkasan pemeliharaan...............................................
Wiwil .................................................................................
Alat pangkas ......................................................................
Penjarangan buah ......................................................................
Pengendalian OPT ....................................................................
Pengendalian gulma...........................................................
8
8
9
11
12
14
14
15
16
16
19
20
21
22
22
22
24
25
25
25
25
26
26
27
27
Pengendalian hama dan penyakit ......................................
Panen ........................................................................................
Pengelolaan pemangkasan di Kebun Blawan ..................................
Kriteria pangkasan ....................................................................
Kondisi tanaman .......................................................................
Tenaga kerja pemangkasan .......................................................
Waktu pemangkasan .................................................................
Kecepatan tumbuh tunas ...........................................................
27
31
34
35
36
39
40
40
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Kesimpulan....................................................................................
Saran ..............................................................................................
44
44
44
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
45
LAMPIRAN ..............................................................................................
47
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2007-2011 .....
9
2. Keadaan iklim Kebun Blawan Bulan Januari-Mei 2012 ...............
10
3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012 .................
10
4. Produksi jeruk Kebun Blawan Tahun 2011-2012 .........................
11
5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan ..........
11
6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012 .....................................
15
7. Rekomendasi pemupukan berdasarkan umur tanaman .................
24
8. Aplikasi dan dosis pemupukan di Afdeling Besaran.....................
24
9. Grade atau kelas jeruk berdasarkan ukuran buah ..........................
33
10. Jumlah cabang dan ranting yang dibuang dalam pemangkasan ....
36
11. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit ....................
37
12. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit .....................
37
13. Perkembangan tingkat intensitas hama dan penyakit pada TBM .
38
14. Perkembangan tingkat severitas hama dan penyakit pada TBM ...
39
15. Jumlah tunas yang tumbuh ............................................................
42
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII .............................
12
2. Prosedur pengadaan bibit ..............................................................
16
3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek ..........................
17
4. Pembibitan di Afdeling Besaran ...................................................
18
5. Langkah-langkah penyambungan .................................................
20
6. Kegiatan penyulaman tanaman .....................................................
21
7. Kegiatan penyiraman ....................................................................
21
8. Aplikasi pemupukan......................................................................
24
9. Pemangkasan .................................................................................
26
10. Gunting pangkas tarik ...................................................................
26
11. Penjarangan buah ..........................................................................
27
12. Contoh gejala serangan hama pada jeruk ......................................
28
13. Contoh gejala serangan penyakit pada jeruk .................................
29
14. Kegiatan pengendalian OPT .........................................................
31
15. Kegiatan panen ..............................................................................
32
16. Pertumbuhan tunas setelah pemangkasan .....................................
41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas
(KHL) di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII,
Bondowoso, Jawa Timur ...............................................................
48
2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di
Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII , Bondowoso,
Jawa Timur ....................................................................................
49
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di
Afdeling Besaran, Kebun Blawan, PTPN XII, Bondowoso,
Jawa Timur ....................................................................................
50
4. Peta Kebun Blawan .......................................................................
52
5. Peta Afdeling Besaran ...................................................................
52
6. Data curah hujan dan jumlah hari hujan Kebun Blawan tahun
2002-2012 .....................................................................................
53
7. Biaya investasi dan operasional budidaya jeruk Kebun Blawan ..
54
8. Analisis usaha tani jeruk Kebun Blawan ......................................
59
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah jeruk umumnya digemari oleh masyarakat dunia, termasuk
Indonesia. Jeruk mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi
dalam bentuk segar maupun sebagai olahan (juice). Setiap 100 g bagian jeruk
yang dapat dimakan mengandung energi 28.00 kal, protein 0.5 g, lemak 0.1 g,
karbohidrat 7.20 g, kalsium 18 mg, phospor 10 mg, serat 0.2 g, besi 0.1 mg,
vitamin A 160 RE, vitamin B1 0.06 cg, vitamin B2 0.03 mg, vitamin C 29 mg,
dan niacin 0.30 g (Wirakusumah dalam Departemen Pertanian, 2004). Konsumsi
buah jeruk pada tahun 2008 sebesar 3.59 kg/kapita/tahun (Kuntarsih, 2012).
Kondisi ini memungkinkan jeruk sebagai komoditias buah yang berpotensi untuk
dikembangkan.
Pada tahun 2010, produksi jeruk nasional sebesar 2,028,904 ton dengan
impor buah jeruk segar mencapai 31,344 ton dan ekspornya 2.737 ton (Badan
Pusat
Statistik,
2010).
Kondisi
seperti
ini
mengharuskan
kita
untuk
mengembangkan produksi buah lokal dengan meningkatkan pengelolaan serta
budidaya yang baik, sehingga dapat mengimbangi impor.
Jeruk merupakan buah yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan
berasal dari Cina Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk
keprok (Citrus nobilis L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk dapat
tumbuh di daerah subtropis dan tropis, pada daerah tropis seperti di Indonesia
jeruk dapat tumbuh dengan baik, tetapi produktivitas dan kualitasnya lebih rendah
bila dibandingkan dengan daerah subtropis. Hal ini karena di daerah tropis
memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun (Spiegel-Roy dan
Goldschmidt, 2003). Kelembaban yang tinggi sepanjang tahun mengakibatkan
serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk di daerah tropis lebih banyak,
serta pertumbuhan yang relatif lebih cepat
sehingga pertumbuhan tajuk pun
menjadi lebih cepat. Hama dan penyakit yang umum menyerang pertanaman jeruk
di Indonesia adalah ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), kutu loncat
(Diaphorina citri.), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.),
tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), penggerek buah
2
(Citripestis
sagittiferella.),
thrips
(Scirtotfrips
citri.),
kutu
dompolon
(Planococcus citri.), lalat buah (Dacus sp.), kutu sisik (Lepidosaphes beckii
Unaspis citri.), Citrus Vein Phloem Degenertaion (Bacterium like organism),
tristeza (Citrus tristeza), diplodia (Diplodia natalensis), embun jelaga (Odidium
sp.), kudis (jamur Sphaceloma fawcetti), busuk buah (Penicillium spp.
Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae), ulat penggerek bunga dan
puru buah (Prays sp.), busuk akar pangkal batang (Phyrophthoranicotianae),
antraknosa
(Colletotrichum
gloeosoprioides
Penz.),
jamur
upas
(Upasia
salmonicolor), dan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri) (Sutopo, 2012).
Namun daerah tropis memiliki keunggulan yaitu, waktu yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan masaknya buah lebih pendek (Pracaya, 2002).
Pemangkasan diperlukan untuk mengurangi kelembaban yang dapat
menurunkan risiko serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Selain itu
pemangkasan
dapat
merangsang
tumbuhnya
tunas-tunas
produktif,
dan
menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunas-tunas yang mengarah ke
dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman serta membentuk tajuk pohon
(tanaman muda). Sukses usaha budidaya tanaman jeruk salah satunya bergantung
pada pemangkasan yang baik (Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian,
2005). Oleh karena itu manajemen atau pengelolaan pemangkasan perlu dipelajari
untuk pengembangan usaha jeruk.
Tujuan
Magang ini dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mempelajari aspek manajerial dan teknis budidaya jeruk, termasuk
pemangkasan.
2. Mempelajari proses pemangkasan dan hal-hal yang mempengaruhi
pemangkasan (jenis, waktu dan umur).
3. Mempelajari pengaruh pemangkasan terhadap intensitas dan serangan
hama penyakit pada tanaman jeruk.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi
Jeruk bukan merupakan buah asli Indonesia, melainkan berasal dari Cina
Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis
L.) berasal dari timur laut China. Tanaman jeruk termasuk kedalam family
Rutaceae, sub family Aurantioideae, dan genus Citrus. Genus Citrus memiliki dua
sub genus yaitu Citrus dan Papeda, yang dapat dibedakan dari daun, bunga dan
karakteristik buah. Sub genus Citrus dibedakan 16 spesies dan salah satunya
adalah C. nobilis L (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 2003).
Tanaman jeruk keprok mempunyai batang yang rendah dan tingginya
sekitar 2-8 m sedangkan ranting atau batang ada yang berduri dan ada yang tidak
berduri. Tajuk jeruk ini berbentuk tidak beraturan, berdahan kecil, bercabang
banyak, dan memiliki tajuk yang rindang. Daun berbentuk tunggal dan
mempunyai ukuran kecil serta tangkainya pendek. Warna daun pada permukaan
atas hijau tua mengkilat sedangkan warna daun pada permukaan bawah yaitu
hijau muda. Tanaman ini berbunga majemuk dan bunga keluar pada ketiak daun
atau ujung cabang, ukuran bunga kecil dan mempunyai bau yang harum dengan
warna bunga putih berbinti-bintik dan berkelenjar. Bakal buah berbentuk seperti
bola yang mempunyai garis tengah 0.15-0.2 cm. Buah yang sudah jadi
mempunyai warna kulit yang mengkilat, licin, penuh pori-pori dan sedikit berbau
harum. Daging buahnya berwarna orange dan mengandung banyak air (Sarwono,
1994).
Syarat tumbuh
Tanaman jeruk dapat hidup pada daerah subtropis dan tropis. Pada daerah
subtropis jeruk dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl
sedangkan di daerah tropis dapat ditanam sampai ketinggian 2,000 m dpl.
Temperatur optimal pertumbuhan tanaman jeruk yaitu antara 25-30
o
C.
Pertumbuhan jeruk akan terhambat jika temperaturnya diatas 38 oC atau dibawah
13 oC. Curah hujan optimum 1,000-2,000 mm per tahun dan merata sepanjang
4
tahun. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung
atau ternaungi akan berkurang produksinya. Sinar matahari sangat dibutuhkan
dalam proses fotosintesis. Cabang yang kekurangan sinar matahari seringkali mati
atau mudah terserang penyakit (Pracaya, 2002).
Tanah yang subur merupakan tanah yang ideal untuk tanaman jeruk, akan
tetapi tanaman ini dapat juga diusahakan pada tanah yang kurang subur. Budidaya
pada tanah yang kurang subur memerlukan pemupukan dan pemeliharaan
tanaman yang lebih intensif (Sarwono, 1994).
Pemangkasan
Pemangkasan adalah suatu tindakan membuang sebagian dari bagian
tanaman dengan maksud untuk menunbuhkan atau merangsang pembungaan dan
pembuahan ke arah yang dikehendaki (Badan Penelitian dan Perkembangan
Pertanian, 2005).
Pemangkasan
meliputi
pemangkasan
bentuk
dan
pemangkasan
pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk mendapatkan bentuk
tanaman yang diinginkan dengan maksud untuk membentuk cabang yang ideal
sehingga dicapai produktivitas dan mutu buah yang optimal. Selain itu
pemangkasan bentuk dilakukan untuk mengatur bentuk tajuk tanaman dan
mengurangi kerimbunan, sehingga tanaman tidak terserang hama dan penyakit
(Setiawan dan Trisnawati, 1999).
Pemangkasan bentuk atau pembentukan arsitektur pohon dimulai dengan
memangkas setinggi 30-40 cm dari pangkal batang dan kemudian tunas-tunas
yang tumbuh dipilih, disisakan dan dipertahankan 3 tunas/cabang yang
tumbuhnya menyebar merata ke semua arah. Pemangkasan bentuk selanjutnya
dilakukan dengan menyisakan 3 tunas untuk masing-masing cabang yang akan
menjadi kerangka kanopi/tajuk tanaman membentuk pola 1-3-9 (Balai Penelitian
Jeruk dan Buah Subtropika, 2010).
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk merangsang tumbuhnya
tunas-tunas produktif, dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif atau tunastunas yang mengarah ke dalam, memudahkan pemeliharaan tanaman, serta
mengurangi resiko serangan OPT (Departemen Pertanian, 2004). Selain itu
5
pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk mengurangi kerimbunan agar sinar
matahari masuk kedalam tajuk pohon dan tidak tumbuh tunas-tunas di bawah
okulasi atau sambungan sehingga sinar matahari tidak terdistribusi pada seluruh
bagian tanaman, hal ini akan mengakibatkan mutu buah tidak terjaga.
Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan tunas air, cabang balik, cabang
dan ranting yang kering serta lapuk (Setiawan dan Trisnawati, 1999).
Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika kondisi
menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan bersamaan/ setelah panen dengan
tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman, menjaga kestabilan produksi dan
kualitas buah atau untuk peremajaan (Lesmana, 2009).
Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga ranting
yang telah dipotong akan segera bertunas kembali, jika pemangkasan dilakukan
pada waktu tidak ada hujan, sebaiknya tanaman diberi pengairan yang cukup
(Sarwono, 1994). Pemangkasan dilakukan secara berkala dengan membuang
cabang-cabang yang mati dan wiwilan (Muhammad et al., 2003).
6
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan, PT Perkebunan
Nusantara XII, Bondowoso, Jawa Timur, dengan ketinggian tempat berkisar
antara 900–1500 m dari permukaan laut. Magang dilakukan selama tiga bulan
mulai dari 13 Februari 2012 sampai 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan
Metode magang yang digunakan terdiri atas tiga tahap yaitu bekerja aktif
secara langsung di lapangan, pengumpulan data atau pengamatan, dan pengkajian
data. Magang yang dilakukan selama tiga bulan ini terdiri dari tiga macam
kegiatan yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama tiga minggu, sebagai
pendamping mandor selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten selama
enam minggu. Kegiatan sebagai KHL meliputi pembibitan, pengendalian OPT,
pemangkasan, dan menulis serta menghitung prestasi kerja. Kegiatan sebagai
pendamping mandor yaitu mengawasi kegiatan yang dilakukan KHL, membantu
membuat laporan pekerjaan harian. Kegiatan sebagai pendamping asisten adalah
membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja. Pengamatan tetap dilakukan
disamping mengikuti kegiatan seperti yang terdapat di atas.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung.
Metode langsung dilakukan dengan cara bekerja langsung di lapangan yang
berkaitan dengan teknik budidaya jeruk dan pengamatan yang terkait dengan
materi pendalaman yaitu pemangkasan, wawancara dan diskusi dengan staf,
karyawan dan pekerja. Hasil dari pengumpulan data dengan metode langsung ini
merupakan data primer. Data primer yang diperoleh berupa prestasi kerja, hasil
pengamatan yang terkait dengan pemangkasan dan uraian kegiatan.
Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen (laporan bulanan,
laporan semesteran, tahunan) dan studi pustaka. Data sekunder digunakan untuk
melengkapi dan membandingkan serta menguji kebenaran data yang diperoleh di
lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi sejarah, letak administratif, keadaan
7
tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi,
struktur organisasi dan ketenagakerjaan serta peta lokasi.
Pengamatan
Pengamatan pada kegiatan pengelolaan pemangkasan dilakukan dengan
mengambil tanaman contoh secara acak sebanyak ≥ 5 % di tiga blok (Blok
Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Jumlah tanaman contoh di
Blok Strawberry terdiri atas Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, Varietas
Pulung sebanyak 10 tanaman dan Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh
di Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan terdiri atas 20 tanaman
dengan Varietas Batu 55. Parameter yang diamati pada kegiatan magang
pengelolaan pemangkasan jeruk meliputi:
1. Kriteria pangkasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pemangkasan, diantaranya cabang
yang mati dan wiwilan.
2. Kondisi tanaman
Kondisi tanaman yang mempengaruhi pemangkasan berupa kesehatan
tanaman.
3. Prestasi kerja untuk tenaga kerja pemangkasan
Data diambil melalui wawancara dengan mandor dan pengamatan di
lapangan.
4. Waktu pemangkasan
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kesesuaian waktu
pelaksanaan pemangkasan dengan SOP.
5. Kecepatan tumbuh tunas
Pengamatan tumbuh tunas dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman
setelah pemangkasan.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata,
persentase, atau perhitungan matematis sederhana yang kemudian dibandingkan
dengan standar kerja kebun.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umun
Kebun Blawan sejak awal merupakan Perkebunan Kopi Arabika yang
penanaman pertamanya dilaksanakan pada tahun 1894 sebagai milik warga
Belanda. Selanjutnya Kebun Blawan mengalami beberapa kali perubahan
kepemilikan dan induk perusahaan, antara lain David Birnie Administratie
Kantoor (DBAK), Land Bouw Maatschappij Ond Djember (LMOD) tahun 1955,
PPN Baru Unit A tahun 1958, Kesatuan Djatim VII tahun 1961, PPN Antan XIII
tahun 1963. Pada tahun 1968 berada dalam lingkup P.N.P.XXVI, yang sejak
tahun 1972 berubah menjadi PTP XXVI (Persero). Pada tahun 1994 PTP XXVI
(Persero) mengalami transisi penggabungan kedalam PTP Kelompok Jawa Timur.
Akhirnya sejak tahun 1996 hingga saat ini Kebun Blawan menjadi salah satu unit
usaha PTP Nusantara XII (Persero).
PTP Nusantara XII (Persero) merupakan hasil peleburan tiga perusahaan
Perkebunan aneka tanaman yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX.
Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 17/1996 yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
23 tahun 1996. Pendirian Perusahaan disahkan oleh notaris Harun Kamil, SH
dengan akte nomor 45 tanggal 11 Maret 1996, yang dikukuhkan oleh Menteri
Kehakiman RI melalui keputusan nomor C.22-834 HT.01.
Kebun Blawan berada di kawasan Gunung Ijen yang lokasinya berdekatan
dengan Kebun Kopi Arabika PTPN XII (Persero) lainnya, yaitu Kebun
Kalisat/Jampit, Kebun Pancur/Angkrek, dan Kebun Kayumas. Lokasi Kebun
Blawan berada di wilayah Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten
Bondowoso, Propinsi Jawa Timur. Jarak dari Sempol sekitar 8 km, dari kota
Bondowoso 60 km, Banyuwangi 47 km, dan dari Surabaya 298 km. Ketinggian
tempat berada pada kisaran 900 – 1,500 m dari permukaan laut.
Areal konsesi Kebun Blawan seluas 4,751 ha, terdiri dari areal tanaman
Kopi Arabika 1,869.67 ha, TTI (Tanaman Tahun Ini) Kopi Arabika 288 ha,
sengon 611.81 ha, Mindi 552.93 ha Akasia 255 ha, Gamelina 3.98 ha , Pinus
2.50 ha, 5 ha Strawberry serta areal cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang
9
dan lain-lain seluas 1,167.56 ha. Seluruh areal tersebut terbagi dalam sembilan
wilayah Afdeling, yaitu Besaran, Plalangan, Kalisengon, Kaligedang, Girimulyo,
Sumberejo, Gunung Blau, Watu Capil, Gending Waloh. Peta Kebun Blawan dapat
dilihat pada Lampiran 4 dan peta Afdeling Besaran dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pada tahun 2008, Kebun Blawan mulai mengusahakan tanaman jeruk
sebagai tanaman sela kopi atau tumpangsari dengan kopi. Luas areal yang
digunakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu 144.64 ha. Seluruh
areal tersebut terbagi ke dalam tujuh Afdeling, yaitu Afdeling Besaran seluas
20.56 ha, Adeling Plalangan seluas 96.54 ha, Afdeling Kali Sengon 1.20 ha,
Afdeling Kali Gedang seluas 3.12 ha, Afdeling Giri Mulyo seluas 7.19 ha,
Afdeling Gunung Blau 5.20 ha dan Afdeling Sumberejo seluas 10.83 ha.
Iklim, Tanah dan Tanaman
Iklim di Kebun Blawan menurut Schmidt dan Fergusson termasuk D
sampai E. Suhu rata-rata maksimum 23 oC dan minimum 10 oC. Curah hujan ratarata berkisar antara 1,000-2,200 mm/tahun. Kelembaban di Kebun Blawan antara
57-70 %. Jenis tanah umumnya adalah seri Andosol.
Keadaan iklim di Kebun Blawan Bulan Januari-Mei tahun 2007-2011
tersaji dalam Tabel 1. Data curah hujan lima tahun terakhir menunjukan curah
hujan terbesar terjadi di tahun 2010 yaitu 2,186 mm/tahun. Data keadaan iklim
Bulan Januari sampai April 2012 dapat dilihat pada Tabel 2 dan data curah hujan
untuk sebelas tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 1. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2007-2011
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
Curah Hujan
(mm/tahun)
1,092
1,608
989
2,186
1,068
Unsur Klimatologi
Kelembaban
Hari Hujan
(%)
77
66
108
60
88
61
170
66
105
59
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Suhu (oC)
13
19
18
13
19
10
Tabel 2. Keadaan iklim Kebun Blawan bulan Januari-Mei 2012
Bulan
Januari
Februari
Maret
Unsur Klimatologi
Curah Hujan
Hari Hujan (hari)
..........(mm/tahun)...........
.................(hari)..................
296
22
278
16
258
19
April
94
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
7
Tabel 2 menunjukan adanya penurunan curah hujan dari bulan ke bulan
yang menyebabkan adanya perbedaan waktu tumbuh tunas antara pangkas bulan
Februari 2012 dan bulan April 2012.
Jeruk merupakan komoditas yang masih dikembangkan. Kultivar dan jenis
jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Populasi tanaman jeruk di Kebun Blawan tahun 2012
Tahun Tanam
2008
Jumlah
2009
Jumlah
2010
Afdeling
Besaran
Keprok Trigas
Keprok Pulung
Keprok Batu 55
Plalangan
Kali Sengon
Keprok Batu 55
Keprok Pulung
Besaran
Plalangan
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Soe
Gayo
Gommun
Ponkam
Garut
Koleksi
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Kali Gedang
Giri Mulyo
Gunung Blau
Jumlah
2012
Varietas
Besaran
Giri Mulyo
Sumberejo
Jumlah
Total Populasi
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Garut
Garut
Garut
Trigas
Populasi
.......(pohon).......
258
141
264
663
3,024
300
3,324
2,220
9,761
3,370
2,498
186
1,979
2,216
84
780
1,300
1,300
25,694
5,000
1,050
4,600
1,400
12,050
41,731
11
Tanaman jeruk yang dikembangkan di Kebun Blawan sebagian besar
belum menghasilkan, tanaman jeruk yang sudah menghasilkan baru terdapat di
Afdeling Besaran. Data produksi jeruk dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi jeruk Kebun Blawan tahun 2011-2012
Tahun
Panen
2011
2012
Panen per
bulan
Juni
Juli
Oktober
Desember
Februari
April
Luas areal (ha)
Produksi (kg)
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
0.53
Mei
164
10
10
176
162
332.2
1255.6
1777.6
Total Produksi
Produktivitas (kg)
309.4
18.9
18.9
332.1
305.7
626.8
2,369.6
3,353.9
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Areal pertanaman jeruk di Afdeling Besaran, Kebun Blawan, terbagi ke
dalam enam blok, yaitu Blok Strawberi, Blok C, Blok Blawan Ulangan, Blok
Manager, Blok Lorong Anyar 1, dan Blok Lorong Anyar 2. Data inventaris
tanaman jeruk Afdeling Besaran dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Populasi tanaman jeruk Afdeling Besaran, Kebun Blawan
Tahun Tanam
2010
2010
2010
2010
2008
2010
2012
2012
2010
Blok
C
Blawan Ulangan
Lorong Anyar 1
Lorong Anyar 2
Strawberry
Strawberry
Manajer
Kultivar
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Keprok Batu 55
Trigas (TM)
Pulung
Pulung-Trigas
Japanese Citrus
X (belum teridentifikasi)
Komun
Keprok Batu 55
Garut
Trigas
Keprok Batu 55
Sumber: Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Populasi (pohon)
448
488
714
174
267
186
22
19
4
1
236
171
14
146
12
Aspek Manajerial
Kebun Blawan, PTPN XII dipimpin oleh seorang manajer kebun. Manajer
mengelola kebun berdasarkan rencana yang terdiri dari sembilan afdeling,
kebijakan dan peraturan yang ditetapkan direksi manajer kebun dalam
menjalankan tugasnya merupakan sistem organisasi yang membagi wewenang
dan tanggung jawab di dalam setiap tingkat. Wewenang dan tanggung jawab
tersebut
menjadi tanggung jawab dan sekaligus memberi wewenang untuk
menentukan kebijakan mengenai tugas yang dilaksanakan.
Manajer kebun dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh asisten
tanaman. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor dalam
melaksanakan tugasnya di lapangan. Struktur organisasi Kebun Blawan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Manajer
Wakil Manajer
PJS Asisten
Asisten
Tanaman
Juru Tulis
Asisten
Teknologi
dan
pengolahan
pabrik
Asisten
Akuntansi
Mandor
Besar
Staf
Mandor
Gambar 1. Struktur organisasi Kebun Blawan, PTPN XII
Asisten Tanaman. Asisten tanaman merupakan kepala afdeling yang
bertugas mengelola afdeling. Kegiatan pengelolaan kebun ini meliputi
perencanaan sampai evaluasi. Asisten tanaman dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh mandor besar dan mandor. Kegiatan yang dilakukan asisten tanaman
13
dalam mengelola afdelingnya mencakup POACE (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling, dan Evaluating).
Perencanaan (planning) dilakukan oleh asisten tanaman dengan membuat
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Rencana kerja ini dibuat oleh
asisten tanaman dan dibantu mandor besar serta disetujui oleh manajer kebun.
RKAP berupa rancangan
kegiatan yang akan dilakukan satu tahun, waktu
pelaksanaan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, volume bahan ( misalnya
banyaknya
pupuk dan pestisida), dan volume bahan. RKAP kemudian akan
diringkas menjadi PPAP (Program Permintaan Anggaran Perusahaan) yang
merupakan rancangan kegiatan yang akan dilakukan serta dana yang dibutuhkan
selama 3 bulan. PPAP akan diringkas kembali menjadi otorisasi, yaitu kegiatan
serta dana yang akan dialokasikan selama 1 bulan kedepan.
Asisten tanaman dalam menjalankan tugasnya berkewajiban untuk
mengatur (organizing) kegiatan yang akan dilakukan agar sesuai dengan otoritas.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan, asisten tanaman tidak selamanya
harus mengikuti otoritas jika dalam keadaan darurat. Asisten tanaman harus
mengutamakan atau memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting, meskipun
pekerjaan tersebut tidak termasuk ke dalam otoritas. Misalkan pada saat
kunjungan Balitjestro ke kebun, Balitjestro menyarankan agar segera dilakukan
penjarangan buah dikarenakan buah yang dihasilkan terlalu kecil, maka pekerjaan
pada hari berikutnya akan dilakukan penjarangan buah (prioritas pekerjaan).
Pelaksana
kegiatan
(actuating)
di
lapangan,
asisten
tanaman
mendelegasikan kepada bawahanya untuk melaksanakan kegiatan yang akan
dilakukan.
Asisten tanaman juga harus melakukan pengawasan (controlling)
kepada para bawahannya mengenai pekerjaan yang dilakukan, agar kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tugas yang terakhir yaitu asisten tanaman melakukan evaluasi
(evaluating). Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik dari
kegiatan sebelumnya.
Selama menjadi pendamping asisten tanaman, penulis tidak sepenuhnya
mengikuti kegiatan sacara keseluruhan dikarenakan komoditas yang diusahakan di
14
afdeling bermacam-macam. Namun penulis tetap mempelajari dan mengikuti
kegiatan manajerial, seperti kegiatan administrasi dan inventaris tanaman.
Kegiatan menjadi pendamping asisten dilakukan selama 6 minggu.
Mandor Besar. Mandor besar merupakan mandor kepala yang bertugas
membantu asisten tanaman dalam menjalankan kewajibannya. Mandor besar
dibantu oleh mandor-mandor dan bertanggung jawab atas pekerjaannya kepada
asisten tanaman. Mandor besar juga bertugas mengkoordinasikan pengawasan
pekerjaan yang dilakukan oleh para mandor serta mengurus pengajuan permintaan
pupuk dan pestisida yang dibutuhkan oleh mandor.
Mandor besar dalam pelaksaan kegiatan di lapangan bertugas untuk
menginstruksikan kepada para mandor mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan otoritas, namun dapat berubah
sesuai dengan kondisi kebun (prioritas pekerjaan). Selain itu mandor besar juga
bertugas mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan, seperti menghentikan,
meneruskan atau mengalihkan jenis pekerjaan atau lokasi (blok dan nomor kebun)
sesuai dengan kondisi kebun. Setelah pekerjaan di lapangan selesai, mandor besar
melanjutkan pekerjaannya di kantor afdeling, seperti bertukar informasi dengan
pekerja yang lain serta mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja.
Mandor besar bertugas membuat laporan harian yang dibuat setiap hari
pada saat apel pagi. Laporan ini berisi tentang jenis pekerjaan yang dilakukan
serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Laporan ini diserahkan kepada juru
tulis afdeling untuk direkapitulasi. Penulis tidak menjadi pendamping mandor
besar selama mengikuti kegiatan magang, namun penulis sewaktu-waktu
membantu mandor besar dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan.
Mandor. Pelaksanaan kegiatan di lapangan akan berjalan dengan lancar
sesuai yang diharapkan jika sumber daya manusia (SDM) yang ada dilapangan
bekerja dengan baik. Oleh karena itu pengawasan terhadap tenaga kerja lapangan
perlu untuk dilakukan.
Mandor bertugas untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh para
tenaga kerja lapangan. Selain itu mendor juga bertugas untuk menginstruksikan
pekerjaan yang akan dilakukan kepada para karyawan, serta memberikan contoh
pekerjaan yang dilakukan dengan benar dan meluruskan pekerjaan yang salah.
15
Laporan mandor diisi setiap hari, laporan ini berisi jenis pekerjaan yang
dilakukan, hasil pekerjaan yang didapat pada hari itu, prestasi kerja, jumlah tenaga
kerja, dan absensi pekerja. Laporan tersebut diserahkan kepada jutu tulis afdeling
untuk direkap dalam buku asisten dan sebagai bahan pembuatan laporan harian di
kantor induk kebun.
Kegiatan pemangkasan dilakukan sesuai dengan otoritas yang telah dibuat,
namun dalam pelaksanaannya kegiatan pemangkasan yang dilakukan tidak
dilakukan secara tuntas. Hal ini dikarenakan keadaan kebun dan adanya pekerjaan
yang diprioritaskan oleh kebun (pekerjaan darurat).
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor adalah
membantu dalam pengawasan kegiatan pelaksanaan, membantu dalam membagi
pekerjaan dan membantu menyusun rencana kerja operasional (RKO).
Karyawan Harian Lepas (KHL). Kegiatan pengelolaan yang dilakukan
oleh
KHL
antara
lain
perbaikan
tanaman,
pemupukan,
pemangkasan,
pengendalian OPT, pengairan, dan panen. Upah 1 HOK sebesar Rp. 19,000. Upah
tambahan diberikan bila diadakan jam kerja tambahan atau lembur, dan diberikan
upah sebesar Rp. 9,500 per 4 jam. Gaji KHL diberikan setiap dua minggu sekali.
Penulis selama menjadi KHL mengerjakan pekerjaan yang ada di
lapangan, seperti pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, pengisian
polybag, dan panen.
Tenaga kerja di Kebun Blawan terbagi kedalam dua jenis yaitu karyawan
tetap dan karyawan harian lepas atau KHL. Karyawan harian tetap terbagi
kedalam empat golongan yaitugolongan A, B, C, dan D. Jumlah tenaga kerja
Kebun Blawan dapa dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah tenaga kerja Kebun Blawan 2012
Golongan
IA
ID-IID
IIIA-IVD
KHL
Total
Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan 2012
Jumlah
40
65
10
3,106
3,221
16
Jumlah jam kerja yang berlaku di lapangan (Kebun Blawan), yaitu 6 jam
kerja setiap harinya, kecuali hari Jumat jam kerja hanya 4,5 jam. Asisten dan para
mandor melakukan pra roll pukul 05.15 di kantor afdeling untuk merencanakan
atau menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Setelah pra roll selesai, karyawan
diharuskan untuk mengikuti roll pagi. Kegiatan yang dilakukan selama roll pagi
adalah mengecek kehadiran tenaga kerja dan penjelasan kegiatan yang akan
dilakukan dikebun.
Budidaya Jeruk di Kebun Blawan
Pembibitan
Pembibitan yang dilakukan masih berskala kecil. Bibit yang digunakan
pada awal tanam adalah bibit bersertifikat atau berlabel yang berasal dari
Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika). Penggunaan bibit
bersertifikat dari Balitjestro merupakan salah satu prosedur pengadaan bibit jeruk
PTPN XII. Prosedur pengadaan bibit terdapat pada Gambar 2.
Direksi
Balitjestro
Kebun
Untuk Kesesuaian Lahan
Jenis Jeruk
Balitjestro
Bibit Jeruk Bebas
Penyakit
Bibit Jeruk diterima
Kebun
Gambar 2. Prosedur pengadaan bibit
Sumber: PTPN XII, 2010
Pembuatan Bibit
Sertifikasi Bibit
Jeruk
17
Bibit yang digunakan meskipun masih berasal dari Balitjestro, namun
pembibitan tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit sulaman. Bibit yang
dihasilkan ini akan digunakan untuk penyulaman. Metode yang dilakukan dalam
perbanyakan tanaman adalah dengan metode stek sambung dan sambung stek.
Batang atas yang digunakan untuk perbanyakan Keprok Madu Terigas karena
varietas ini memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan untuk batang bawah
menggunakan Japanese citrus (JC) karena memiliki perakaran yang kuat serta
tahan terhadap hama penyakit yang ada dalam tanah.
Perbanyakan dengan metode stek sambung menggunakan beberapa alat
dan bahan, diantaranya adalah pisau okulasi, gunting pangkas, dan plastik
polyetheylene. Perbanyakan dengan metode sambung stek menggunakan bahan
tambahan disamping plastik yaitu Rooton F. Gambar alat dan bahan yang
digunakan dalam stek sambung dan sambung stek dapat dilihat pada Gambar 3.
a
b
c
d
Gambar 3. Alat dan bahan stek sambung dan sambung stek : a) Pisau
okulasi, b) Gunting pangkas, c) Plastik polyethilen, d)Rooton F
Pelaksanaan di lapangan penstrerilan peralatan tidak dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi biaya dan waktu. Menurut SOP PTPN XII menyatakan
bahwa alat-alat ini sebelum digunakan harus disterilkan terlebih dahulu karena
sterilisasi alat merupakan salah satu pengendalian penyakit pada pembibitan
18
secara preventif. Pisau dan gunting sebelum dan sesudah digunakan pada kegiatan
okulasi harus dicelup atau dibasahi dengan alkohol 70 % atau klorox 10 %.
Langkah-langkah stek sambung adalah penyiapan batang bawah,
penyiapan batang atas, pembelahan batang bawah, penempelan dan pengikatan.
Batang bawah dipilih dengan batang yang lebih besar dari batang atas. Pemilihan
batang atas yang baik yaitu dengan melihat mata tunas yang tumbuh diketiak
daun, mata tunas yang baik yaitu mata tunas yang masih hijau dan terbelah,
sedangkan mata tunas yang berwarna coklat dan tertutup merupakan mata tunas
tidur. Mata tunas tidur tidak akan tumbuh meskipun kondisi memungkinkan untuk
terjadinya pertumbuhan tunas. Batang atas yang sudah disediakan kemudian
disambungkan dengan batang bawah, setelah itu dilakukan pengikatan dari bawah
ke atas dengan rapat, untuk mencegah air masuk ke dalam sambungan tersebut,
jika air masuk ke dalam sambungan, maka sambungan akan busuk. Pembibitan
yang dilakukan di Afdeling Besaran dapat dilihat pada Gambar 4.
a
b
Gambar 4. Pembibitan di Afdeling Besaran, a) Hasil stek sambung,
b) Penyungkupan hasil stek
Perbedaan pembibitan metode stek sambung dan sambung stek terletak
pada ada atau tidaknya akar pada batang bawah. Batang bawah yang digunakan
dalam metode stek sambung memiliki akar, sedangkan pada metode sambung stek
batang bawah tidak memiliki akar, oleh karena itu untuk merangsang
pertumbuhan akar, maka diberikan rooton F pada batang bawah dengan cara
dicelupkan. Presentase tumbuh dengan metode stek sambung adalah 80% dan
dengan metode sambung stek 60%. Persentase tumbuh dengan menggunakan
metode stek sambung lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan
19
sambung stek. Hal ini dikarenakan perbanyakan dengan metode sambung, batang
bawah sudah memiliki akar, sehingga translokasi hara lebih baik.
Tenaga kerja untuk melakukan kegiatan perbanyakan tanaman secara
vegetatif ini memerlukan keahlian yang khusus. Pekerja mampu melakukan stek
sambung sebanyak 50 bibit dan sambung stek sebanyak 100 bibit per hari, tidak
ada standar kerja untuk kegiatan ini dikarenakan pembibitan yang dilakukan
masih berskala kecil.
Perbaikan Tanaman
Perbaikan tanaman dalam budidaya jeruk dilakukan karena beberapa
faktor, diantaranya adalah kemampuan tumbuh dan produksi yang kurang baik
serta adanya permintaan pasar yang berbeda terhadap varietas jeruk tertentu.
Penggantian Varietas Pulung menjadi Keprok Madu Terigas merupakan perbaikan
tanaman yang dilakukan di Afdeling Besaran. Perbaikan tanaman ini didasarkan
atas permintaan pasar Keprok Madu Terigas yang lebih besar. Teknik perbaikan
tanaman ini menggunakan teknik “Top Working” dengan metode sambung tusuk.
Top Working adalah teknologi perbanyakan yang dilakukan pada
tanaman/pohon dewasa yang sudah mempunyai perakaran yang cukup kuat.
Teknik ini dapat dilakukan secara grafting (penyambungan) dan okulasi
(penempelan) (PTPN XII, 2010). Metode yang digunakan di Afdeling Besaran
adalah metode okulasi. Batang dari tanaman jeruk varietas pulung disambung
dengan Keprok Madu Terigas dengan tanpa memotong tajuk Pulung. Alat-alat
yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting dan plastik.
Langkah-langkah teknik sambung tusuk yaitu penyiapan batang atas,
membuat torehan huruf T, buat torehan tambahan diatas torehan agar hasil
sambung terlihat rapi. Batang atas ditusukan pada torehan huruf T tersebut,
kemudian hasil sambungan diikat dengan plastik, ikatan plastik harus tertutup rapi
agar air tidak masuk dalam sambungan sehingga tidak terjadi pembusukan. Hasil
sambungan akan terlihat berhasil atau tidak setelah sambungan tersebut berumur
satu bulan. Langkah-langkah penyambungan dapat dilihat pada Gambar 5.
20
a
b
c
Gambar 5. Langkah-langkah penyambungan, a) Pembuatan torehan, b)
Penempelan batang atas, c) Pengikatan
Kegiatan top working ini merupakan kegiatan yang memerlukan keahlian.
Kegiatan perbaikan tanaman perusahaan tidak memiliki standar prestasi kerja,
dalam kegiatan di lapangan satu orang tenaga kerja dapat menyambung 25
tanaman, hal ini dikarenakan dalam satu pohon semua batang sekunder harus
disambung atau disesuaikan dengan keadaan tanaman.
Penyulaman Tanaman
Penyulaman tanaman harus dilakukan untuk menjaga populasi agar tetap
sama. Penyulaman dilakukan jika terdapat tanaman yang mati ataupun tanaman
yang terserang hama penyakit yang berbahaya, misalnya penyakit Phytopthora.
Prosedur penyulaman sama seperti penanaman, yaitu pembuatan lubang
tanam dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, penyiapan bibit dan penyiapan
pupuk kandang ± 30 kg. Tanah galian dicampur dengan sebagian pupuk kandang,
sebagian pupuk kandang yang tersisa dimasukkan ke dalam lubang tanam. Saat
penanaman bibit jeruk dasar polybag dipotong ± 1 cm dengan menggunakan sabit
atau pisau agar akar jeruk yang melingkar pada dasar polybag terpotong.
Penanaman dilakukan dengan cara setengah bagian polybag berada dibawah
permukaan tanah dan setengah lainnya diatas permukaan tanah. Polybag ditarik
keatas setelah ditempatkan pada lubang tanam diikuti penimbunan tanah sampai
menutup media tanam sehingga membentuk bumbunan. Penimbunan tanah tidak
dilakukan melebihi bidang pertautan batang bawah dengan batang atas karena
untuk menghindari serangan Phytopthora pada batang atas.