Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur.

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KOPI ARABIKA
(Coffea arabica L) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII (PERSERO)
BONDOWOSO, JAWA TIMUR

VINSENSIA FEBRINA SIANTURI
A24100031

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan,

PTPN XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Vinsensia Febrina Sianturi
NIM A24100031

iii

ABSTRAK
VINSENSIA FEBRINA SIANTURI. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero) Bondowoso,
Jawa Timur. Dibimbing oleh ADE WACHJAR.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai

ekonomi yang cukup tinggi. Kegiatan magang bertujuan mempelajari teknik
budidaya tanaman dan pengelolaan perkebunan kopi, mempelajari dan
menganalisis permasalahan yang dihadapi di lapangan mengenai pengelolaan
pemangkasan serta solusi mengatasinya. Pemangkasan bertujuan agar pohon tetap
rendah sehingga mudah perawatannya, dan membentuk cabang-cabang produksi
yang baru. Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan PT Perkebunan
Nusantara XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur, mulai bulan Februari sampai
dengan Juni 2014. Pengumpulan data primer diperoleh melalui pengamatan dan
praktik kerja secara langsung meliputi kegiatan pemeliharaan tanaman yaitu
pemangkasan lepas panen (pengamatan cabang-cabang tanaman, tinggi tanaman,
jumlah tunas yang tumbuh), sedangkan data sekunder diperoleh melalui laporan
manajemen perusahaan. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif, rata-rata
dan persentase. Pemangkasan yang dilakukan termasuk dalam kategori
pemangkasan ringan. Tanaman kopi yang memiliki kondisi cabang yang merata
dan seimbang sangat mempengaruhi hasil taksasi produksi. Banyak cabang yang
harus dipangkas disebabkan cabang-cabang sudah tua dan terserang penyakit.
Setelah melakukan pemangkasan, tanaman menghasilkan tunas-tunas baru.
Kata kunci : kopi, Kebun Blawan, pemangkasan, cabang produktif

ABSTRACT

VINSENSIA FEBRINA SIANTURI. Pruning Management of Arabica Coffee
(Coffea arabica L) at Kebun Blawan PTPN XII (Persero) Bondowoso, East Java.
Supervised by ADE WACHJAR.
Coffee is one of plantation commodities having economic value sufficiently.
Appretinceship activities aimed at learning techniques of cultivated crops and
management, coffee plantations studied and analyzed the problem faced by the
solutions regarding managements. Pruning trees aimed to stay low, so easy
training, branches forming new production. An apprentice activities carried out at
the Blawan Estate, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Bondowoso, East
Java, started February until June 2014. The collection of primary data obtained
through observation and direct work practices include plant maintenance
activities which cuts off the harvest (observation branches of plants , plant height,
number of shoots that grow), while secondary data obtained through the
company's management report. Analysis was performed by a quantitative manner,
approximately and percentage. Including pruning observed in the category of
light pruning. The coffee plant that has a branch condition that equitable and
balanced greatly affect the outcome of which must be assessed production. Many
branches pruned due to old branches and disease. After pruning, plants produced
new shoots.
Keywords : coffee, Kebun Blawan, prunning, productive branch.


iii

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KOPI ARABIKA
(Coffea arabica L) DI KEBUN BLAWAN, PTPN XII (PERSERO)
BONDOWOSO, JAWA TIMUR

VINSENSIA FEBRINA SIANTURI
A24100031

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

ii

iii

Judul

Nama
NRP

: Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea
arabica L) di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero) Bondowoso,
Jawa Timur
: Vinsensia Febrina Sianturi
: A24100031

Disetujui oleh

Dr Ir Ade Wachjar, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

i

PRAKATA
Puji dan syukur atas rahmat Tuhan yang Maha Esa sehingga karya ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini berjudul “Pengelolaan
Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L) di Kebun Blawan,
PTPN XII (Persero) Bondowoso, Jawa Timur”. Karya ilmiah ini sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Karya ilmiah ini memberikan deskripsi mengenai topik magang yang telah
dilakukan penulis sejak Februari-Juni 2014 di Kebun Blawan PTPN XII

Bondowoso, Jawa Timur. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan saran-saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
2. Bapak Dr Ir Supijatno, MSi dan Ibu Dr Ir Heni Purnamawati, MSc.Agr
selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan saran-saran
sehingga skripsi ini selesai.
3. Direksi PTPN XII yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
magang pada salah satu kebun di bawah pengelolaannya.
4. Manajer Kebun Blawan, Bondowoso beserta staf dan karyawan yang telah
membimbing dan memberikan fasilitas dalam melaksanakan magang.
5. Ayah Ir John Manimbul Sianturi dan Ibu Ir Cypriana Siagian, MSi selaku
orang tua, Abang Purwanto dan Kakak Alvide yang telah mendukung dan
memberikan semangat selama kegiatan magang dan pembuatan skripsi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015

Vinsensia Febrina Sianturi


iii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Percabangan Tanaman Kopi

Pemangkasan
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Sejarah
Wilayah Administratif
Keadaan Tanah dan Iklim
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Pertanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Cabang
Pemangkasan


1

1
1
2

2
2
3

3
4
4
5
5

5
6
6
6

7
7
9

9
21
23

23
24

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran

26
26

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

28

26

vi

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di Kebun Blawan dari
tahun 2009-2013

7

2. Jumlah tenaga kerja staf dan non staf di kebun Blawan

9

3. Hubungan antara persentase jenis cabang dengan hasil taksasi
produksi tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

14

4. Rata-rata jumlah cabang-cabang produktif dan cabang-cabang tidak
produktif tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

15

5. Rata-rata tinggi tanaman dengan jarak antar cabang tanaman kopi
Arabika di Kebun Blawan

15

6. Jumlah tunas yang tumbuh setelah pemangkasan cabang tanaman
kopi Arabika di Kebun Blawan

16

7. Contoh taksasi produksi di Kebun Blawan pada tahun 2014

18

DAFTAR GAMBAR
1. Pembibitan pre nursery dan main nursery di Kebun Blawan:
(a) Sambung stek hipokotil, (b) Penanaman hasil sambung stek hipokotil, (c) Pengendalian gulma
11
2. Pembuatan lubang tanam tanaman Kopi

11

3. Pengendalian gulma secara kimiawi

12

4. Pemupukan tanaman kopi

13

5. Pemangkasan tanaman kopi

15

6. Pembiakan trichoderma untuk pengendalian nematoda

17

7. Pemeliharaan tanaman pelindung

17

8. Kegiatan taksasi produksi

19

9. Kegiatan panen

20

DAFTAR LAMPIRAN
1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian
di Kebun Blawan, PTPN XII (Persero), Bondowoso, Jawa Timur

29

2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
di Kebun Blawan, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)

30

vii
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten tanaman
di Kebun Blawan, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero),
Bondowoso, Jawa Timur

31

4. Letak wilayah administratif

33

5. Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan di Afdeling Besaran
Kebun Blawan, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero),
Bondowoso, Jawa Timur, Tahun 2009-2013

34

6. Luas areal konsesi dan tata guna lahan di Kebun Blawan, PT
Perkebunan Nusantara XII (Persero), Bondowoso, Jawa Timur

35

7. Struktur organisasi perusahaan

36

8. Pupuk anjuran tanaman kopi di Kebun Blawan, PT Perkebunan
Nusantara XII (Persero), Bondowoso, Jawa Timur, Tahun 2014

36

9. Kriteria pemangkasan standar perusahaan

37

RIWAYAT HIDUP

38

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara (Rahardjo 2012). Bentuk usaha perkebunan
kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat (PR) dengan porsi 96% dari
total area di Indonesia, 2% perkebunan besar negara (PBN) dan 2% perkebunan
besar swasta (PBS). Komposisi tersebut menunjukkan peranan petani kopi dalam
perekonomian nasional cukup signifikan. Sebaran produksi kopi di Indonesia
tidak merata di seluruh daerah/provinsi sehingga hal ini akan menyebabkan
wilayah-wilayah basis komoditas kopi di Indonesia hanya terpusat pada beberapa
daerah/provinsi saja (Kusmiati dan Windiarti 2011).
Luas perkebunan kopi di Indonesia pada tahun 2008 adalah 1 295 110 ha,
dengan produksi sebesar 698 016 ton, produktivitas sebesar 749 kg/ha, volume
ekspor sebesar 468 000 ton, nilai ekspor US$ 991. Luas areal, produksi,
produktivitas, volume ekspor kopi tersebut pada tahun 2012 mengalami
penurunan masing-masing menjadi 1 235 289 ha, 691 163 ton, 745 kg/ha, 448 000
ton dan nilai ekspor naik menjadi US$ 1249. Luas perkebunan kopi Arabika di
Indonesia pada tahun 2008 adalah 285 897 ha, dengan produksi sebesar 147 095
ton, produktivitas sebesar 824 kg/ha. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi
Arabika tersebut pada tahun 2012 mengalami peningkatan masing-masing
menjadi 306 086 ha, 162 658 ton dan 858 kg/ha (Ditjenbun 2013).
Salah satu yang mempengaruhi produksi adalah penerapan teknik budidaya
tanaman. Teknik budidaya tanaman kopi yang penting dilakukan adalah
pembibitan, pembukaan dan persiapan lahan, penanaman penaung, persiapan
tanam dan penanaman, pemeliharaan, serta penanganan panen dan pasca panen
(Tim Karya Tani Mandiri 2010). Kegiatan pemeliharaan tanaman kopi meliputi
penyulaman, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian
hama dan penyakit (Anggara dan Marini 2011).
Pemangkasan bertujuan agar tanaman tetap rendah sehingga mempermudah
perawatan dan pemanenan, membentuk cabang-cabang produksi yang baru,
mempermudah pengendalian hama dan penyakit. Perusahaan perkebunan besar di
Indonesia umumnya menerapkan pemangkasan dengan sistem berbatang tunggal,
sedangkan perkebunan rakyat umumnya menerapkan sistem berbatang ganda.
Sistem pemangkasan batang tunggal yang dilakukan yaitu pemangkasan bentuk,
pemangkasan produksi (pemeliharaan), dan pemangkasan rejuvinasi/peremajaan.
Sistem berbatang ganda memiliki dua batang dalam satu pohon, pada umumnya
kurang bersifat individu atau tidak terlalu tergantung pada kondisi pohon
(Mulyanti 2002).
Tujuan
1.

Adapun tujuan magang adalah :
Mempelajari teknik budidaya tanaman dan pengelolaan perkebunan kopi pada
keadaan lapangan sesungguhnya.

2

2.
3.

Melatih keterampilan dan mendapatkan pengalaman kerja di bidang
perkebunan, khususnya perkebunan kopi.
Mempelajari dan menganalisis permasalahan yang dihadapi di lapangan
mengenai pengelolaan pemangkasan serta solusi mengatasinya.

TNJAUAN PUSTAKA
Percabangan Tanaman Kopi
Kopi memperlihatkan sifat dimorfisma dalam pertumbuhan vegetatifnya
terdiri atas pertumbuhan ortotropik (arah pertumbuhan tegak) dan plagiotropik
(arah pertumbuhan ke samping). Bagian tanaman yang tumbuh ortotropik yaitu
batang dan tunas-tunas air (wiwilan) dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik
dan plagiotropik. Sebaliknya bagian tanaman yang tumbuh plagiotropik yaitu
cabang, hanya menghasilkan pertumbuhan plagiotropik dan tidak dapat
menghasilkan pertumbuhan ortotropik.
Ketiak daun pada batang terdapat dua macam kuncup tunas yaitu kuncup
tunas primer atau legitim dan kuncup tunas reproduksi. Kuncup tunas primer
hanya terdapat satu buah terletak di bagian paling atas, kuncup tunas primer dapat
tumbuh menjadi cabang primer atau cabang buah kecuali pada 2 - 5 pasang daun
yang paling bawah. Buah terbentuk pada cabang-cabang primer sehingga cabang
primer sangat bermanfaat. Pada ketiak daun cabang primer memiliki dua kuncup
tunas terdiri atas kuncup tunas sekunder dan kuncup tunas reproduksi. Kuncup
tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Kuncup tunas reproduksi
memiliki 4-5 buah, terletak di bawah kuncup tunas primer, kuncup tunas
reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, cabang cacing, atau cabang
balik (Yahmadi 1972).
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama. Cabang
primer mempunyai ciri-ciri yaitu arah pertumbuhannya mendatar, dan berfungsi
sebagai penghasil bunga karena di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas
yang dapat tumbuh menjadi bunga. Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh
pada cabang primer dan mempunyai sifat yang sama seperti cabang primer
sehingga dapat menghasilkan bunga. Cabang balik adalah cabang reproduksi yang
tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah
pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk (Tim Karya Tani Mandiri 2010).
Pemangkasan
Sebelum bercocok tanam kopi, selain memperhatikan keadaan iklim, jenis
dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan-pekerjan yang
akan dilaksanakan. Kegiatan budidaya tanaman kopi yang dilaksanakan yaitu
persemaian dan pembibitan kopi, persiapan lahan, pembukaan lahan, penanaman
tanaman pelindung, pemeliharaan (pemupukan, pemangkasan, pengendalian
gulma, dan pengendalian hama dan penyakit), pemanenan, serta pengelolaan
pasca panen (Rahardjo 2012).
Pemangkasan dilakukan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah
pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Perusahaan perkebunan besar di

3

Indonesia umumnya menerapkan pemangkasan dengan sistem berbatang tunggal,
sedangkan perkebunan rakyat umumnya menerapkan sistem berbatang ganda.
Sistem pemangkasan batang tunggal yang dilakukan yaitu pemangkasan
bentuk, pemangkasan produksi (pemeliharaan), dan pemangkasan rejuvenasi
(peremajaan). Sistem berbatang ganda pada umumnya kurang bersifat individu
atau bergantung keadaan antar pohon tanaman kopi. Sistem berbatang tunggal
lebih sesuai bagi jenis-jenis kopi yang banyak membentuk cabang-cabang
sekunder seperti kopi Arabika, karena sistem berbatang tunggal lebih banyak
diarahkan pada pengaturan peremajaan cabang (Mulyanti 2002).
Pemangkasan bentuk bertujuan membentuk kerangka tanaman kopi yang kuat
dan seimbang, tanaman tidak terlalu tinggi, cabang-cabang lateral dapat tumbuh
dan berkembang menjadi lebih kuat dan lebih panjang. Pemangkasan bentuk pada
tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan umur 1 tahun yang
memiliki ketinggian lebih dari 1 m dipotong/dibentuk dan tiga cabang primer
dipotong (disunat) pada ketinggian 80 - 100 cm. Pemotongan dilakukan pada ruas
ke 2 - 3, dan pasangan cabang yang disunat dipangkas.
Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan lepas panen (PLP),
pemangkasan halus, pemangkasan seleksi dan pemangkasan tunas air (wiwil
kasar). Pemangkasan pemeliharaan bertujuan menjaga keseimbangan kerangka
tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan bentuk. Pemangkasan
cabang-cabang tua yang tidak produktif biasanya cabang yang telah berbuah 2 - 3
kali, hal ini bertujuan agar dapat memacu pertumbuhan cabang-cabang produksi.
Apabila tidak ada cabang-cabang reproduksi, cabang tersebut harus dipotong juga
agar zat hara dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan cabang lain yang lebih
produktif. Pemangkasan pemeliharaan juga dilakukan terhadap cabang yang
terserang hama dan penyakit.
Pemangkasan rejuvenasi bertujuan untuk memperoleh batang muda.
Pemangkasan rejuvenasi dilakukan apabila produksi rendah, tetapi keadaan
pohon-pohon masih cukup baik. Pemangkasan tidak hanya untuk menghasilkan
cabang-cabang saja tetapi juga banyak menghasilkan buah (Prastowo et al. 2010).
Sistem pemangkasan berbatang ganda bertujuan membentuk kerangka batang
utama pohon kopi lebih dari satu dan meremajakan batang dan cabang.
Keunggulan pemangkasan sistem batang ganda dibandingkan sistem batang
tunggal yaitu memberi potensi produksi lebih tinggi terutama pada tanaman muda,
lebih praktis dan mudah dilakukan, serta tidak memerlukan banyak tenaga dan
keterampilan khusus. Sistem pemangkasan berbatang ganda biasanya dianjurkan
pada varietas kopi Kartika yang pertumbuhannya seragam. Hal yang penting
dalam sistem pemangkasan batang ganda yaitu pemupukan dilakukan harus
intensif dan naungan cukup 25 % dari tanaman kopi dan tidak kekurangan sinar
matahari (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2010).

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Blawan PTPN XII (Persero)
Bondowoso, Jawa Timur. Magang berlangsung selama empat bulan mulai bulan
Februari sampai Juni 2014.

4

Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan magang yaitu
melakukan pekerjaan secara langsung dengan mengikuti kegiatan yang ada di
kebun, pengumpulan data primer dan sekunder. Selama magang penulis bekerja
secara langsung di kebun dengan status sebagai karyawan harian lepas (KHL)
selama 4 minggu, sebagai pendamping mandor selama 4 minggu, dan sebagai
pendamping asisten selama 8 minggu.
Kegiatan di lapangan pada saat sebagai KHL meliputi: pembibitan,
pembuatan lubang tanam, pemeliharaan (pengendalian gulma, pemupukan,
pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit), pemeliharaan tanaman
pelindung serta penanganan panen dan pengolahan hasil. Selama sebagai KHL
dilakukan penulisan jurnal harian yang diketahui pembimbing lapangan, mencatat
prestasi kerja yang diperoleh penulis dan karyawan setiap kali mengikuti kegiatan,
kemudian dibandingkan dengan norma kerja yang berlaku di perusahaan
(Lampiran 1).
Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping mandor adalah membantu
mandor dalam penentuan jumlah karyawan yang dibutuhkan, membuat
perencanaan untuk setiap kegiatan, pengawasan karyawan harian di lapangan, dan
pembuatan analisis pekerjaan. Penulis juga mempunyai tanggung jawab
administratif yaitu membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mandor
(Lampiran 2).
Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten tanaman adalah
mempelajari cara mengelola kebun mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan serta evaluasi dalam pengelolaan kebun (Lampiran
3).
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan difokuskan pada kegiatan pemangkasan tanaman kopi dengan
beberapa parameter yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.
Populasi tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan rata-rata 1 949 pohon per
hektar, untuk pengamatan ditentukan jumlah pohon contoh sebanyak 10 tanaman
per blok. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga ulangan. Pengamatan dilakukan
dengan mengumpulkan data di lapangan khusus aspek pemangkasan. Bagian
tanaman kopi yang diamati adalah cabang-cabang tanaman, tinggi tanaman dan
jumlah tunas yang tumbuh. Pengamatan dilakukan di lima blok, masing-masing
blok memiliki perbedaan tahun tanam. Cara pengambilan sampel dilakukan secara
acak. Pengamatan dibagi atas tiga tahap yaitu sebelum pemangkasan, saat
pemangkasan dan sesudah pemangkasan.
Pengamatan Sebelum Pemangkasan :
1. Pengamatan jumlah cabang kopi
Sebelum pemangkasan cabang-cabang yang ada di setiap tanaman kopi
diklasifikasikan dan dihitung berdasarkan jumlah cabang belum berbuah (B0),
jumlah cabang berbuah satu kali (B1), jumlah cabang berbuah dua kali (B2),
dan jumlah cabang berbuah tiga kali (B3).

5

2. Taksasi produksi
Menurut Tampubolon (2002), perhitungan taksasi hasil dilakukan dengan
menggunakan rumus yang baku, yaitu :
, dimana P hasil taksasi produksi, A rata-rata jumlah buah
per pohon, B persentase keberhasilan, C populasi tanaman, dan e jumlah buah
biji kopi untuk menghasilkan satu kilogram kopi.
Pengamatan Saat Pemangkasan
Peubah yang diamati yaitu cabang produktif dan cabang tidak produktif.
Jumlah cabang yang dipangkas dengan kategori cabang tidak produktif,
sedangkan sisa cabang-cabang yang ditinggal pada tanaman kopi merupakan
cabang yang produktif.
Pengamatan Setelah Pemangkasan
Peubah yang diamati yaitu jumlah tunas yang tumbuh dan tinggi tanaman
diukur dari permukaan tanah sampai titik teratas kuncup tunas primer.
Pengamatan tinggi tanaman sebanyak tiga kali, pengukuran dilakukan 1 bulan
sekali mulai 2 minggu setelah pemangkasan (MSP) hingga 2 bulan berikutnya.
Berdasarkan kegiatan pengamatan tersebut diperoleh data prestasi kerja
penulis, hambatan atau pendukung dari kegiatan yang dilakukan. Data sekunder
diperoleh dari laporan manajemen perusahaan (laporan tahunan, semesteran, dan
bulanan) meliputi letak geografis dan administratif kebun, keadaan tanah dan
iklim, luas areal konsesi dan tata guna lahan, kondisi tanaman dan produksi,
struktur organisasi dan norma ketenagakerjaan perusahaan. Data tersebut
dibandingkan dengan standar kebun yang berlaku.
Analisis Data dan Informasi
Hasil pengamatan baik berupa data primer maupun data sekunder dengan
berbagai peubah, dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif,
persentase (%) dan nilai rata-rata. Hasil olahan data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel, kemudian dibahas secara deskriptif dengan membandingkan data
terhadap standar yang ditetapkan oleh kebun dan pustaka (literatur).

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
Sejarah
Kebun Blawan sejak awal merupakan Perkebunan Kopi Arabika yang
penanaman pertamanya dilaksanakan pada tahun 1894 sebagai milik warga
Belanda. Kebun Blawan pada tahun 1968 berada dalam lingkup PNP XXVI yang
kemudian sejak tahun 1972 berubah menjadi PTP XXVI (Persero). PTP XXVI
(Persero) pada tahun 1994 mengalami transisi penggabungan ke dalam PTP
Kelompok Jawa Timur. Kebun Blawan sejak tahun 1996 hingga saat ini menjadi
salah satu unit usaha dari PTP Nusantara XII (Persero).

6

PTP Nusantara XII (Persero) merupakan hasil peleburan tiga perusahaan
perkebunan aneka tanaman yaitu PTP XXIII, PTP XXVI, dan PTP XXIX.
Pembentukan PTP Nusantara XII (Persero) didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 17/1996 yang dimuat dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 23 tahun 1996. Pendirian perusahaan disahkan oleh
notaris Harun Kamil, 3H dengan akte nomor 45 tanggal 11 Maret 1996, yang
dilakukan oleh Menteri Kehakiman RI melalui keputusan nomor C.22843HT.01
Wilayah Administratif
Secara administratif pemerintahan, Kebun Blawan terletak di Desa Kalianyar
Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berjarak 60 km
dari kota Bondowoso dan 48 km dari Banyuwangi. Kebun Blawan berada di
kawasan Dataran Tinggi Ijen merupakan kawasan pegunungan yang sesuai untuk
budidaya tanaman kopi Arabika, dengan ketinggian 900 - 1 500 meter di atas
permukaan laut. Kebun Blawan di sebelah timur berbatasan dengan Dataran
Tinggi Kawah Ijen, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sempol, di
sebelah utara berbatasan dengan Kebun Kali Sengon, di sebelah selatan
berbatasan dengan Kebun Kalisat Jampit.
Areal utama tanaman kopi Arabika tersebar di empat kebun yaitu Kebun
Kalisat Jampit, Kebun Blawan, Kebun Pancoer Angkrek, Kebun Kayumas yang
terdapat di kawasan Dataran Tinggi Ijen (Ijen Plateau). Batas wilayah
administratif tercantum pada Lampiran 4.
Keadaan Tanah dan Iklim
Kebun Blawan terletak pada ketinggian 900 - 1 500 meter di atas permukaan
laut dan mempunyai topografi lahan bergelombang sampai dengan berbukit. Jenis
tanah umumnya seri Andosol. Derajat kemasaman tanah di Kebun Blawan,
khususnya Afdeling Besaran relatif rendah dengan pH 4.5 - 5.5.
Berdasarkan curah hujan lima tahun terakhir (2009 - 2013) keadaan iklim di
Kebun Blawan termasuk ke dalam tipe iklim D sampai E menurut SchmidthFerguson, dengan curah hujan rata-rata tahunan 1 504 mm/tahun dan jumlah hari
hujan 114 hari, serta 5.6 bulan basah dan 5.2 bulan kering. suhu rata-rata harian
berkisar 17 – 23 ⁰C. Keadaan curah hujan tercantum pada Lampiran 5.
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Kebun Blawan memiliki luas areal konsensi 4 751 ha terdiri atas areal
tanaman kopi Arabika 1 869.67 ha, Tanaman Tahun Ini (TTI) kopi Arabika 288
ha, tanaman sengon 611 ha, tanaman mindi 552.93 ha, tanaman akasia 255 ha,
tanaman pinus 2.50 ha, tanaman strawbery 5 ha, serta seluruh total luas areal
cadangan, emplasement, jalan, sungai, jurang dan lain-lain 1 118.49 ha. Kebun
Blawan dibagi ke dalam sembilan afdeling, yaitu Afdeling Besaran, Afdeling
Plalangan, Afdeling Kalisengon, Afdeling Kaligedang, Afdeling Giri Mulyo,
Afdeling Sumberejo, Afdeling Gunung Blau, Afdeling Watu Capil dan Afdeling
Gending Waloh. Luas areal konsesi dan tata guna lahan tercantum pada Lampiran
6.

7

Keadaan Pertanaman dan Produksi
Tanaman kopi yang diusahakan di Kebun Blawan adalah jenis Arabika
dengan tahun tanam yang bervariasi mulai dari tahun 1974 – 2010. Jarak tanam
yang digunakan 2 m x 1 m, 2 m x 2 m, 2.5 m x 2 m dengan rata-rata populasi
tanaman per hektar 1 949 pohon/ha untuk tanaman menghasilkan. Jarak tanam
yang digunakan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah 2.5 m x 2.5 m
dengan rata-rata populasi tanaman per hektar 1 600 pohon/ ha.
Penyulaman dilakukan dengan menggunakan bibit khusus untuk bahan
sulaman agar kebun yang populasi tanamannya belum standar menjadi standar.
Perbanyakan tanaman kopi dilakukan dengan penyambungan. Penyambungan
bibit dilakukan dengan menggunakan kopi Excelsa sebagai batang bawah dan
kopi Arabika sebagai batang atas. Klon yang digunakan sebagai bahan entres
yaitu BP 42, BP 234, BP 254, BP 288, BP 308, BP 358, BP 393, BP 409, BP 439,
BP 436, BP 534, BP 920, BP 936, BP 939, SA 203.
Tanaman pelindung di Kebun Blawan terdiri atas tanaman pelindung tetap
dan tanaman pelindung sementara. Tanaman pelindung tetap yang digunakan
terdiri atas lamtoro (Leucaena glauca Benth) L2 dan ramayana (Cassia
spectabilis). Tanaman pelindung sementara, yaitu dadap (Erythrina sp), tepro
(Tephrosia sp) dan Moghania macrophylla.
Produksi tanaman kopi di Kebun Blawan mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahun. Rata-rata produksi selama lima tahun terakhir (2009-2013) sebesar 781 202
kg biji kering dengan produktivitas rata–rata sebanyak 442 kg/ha (Tabel 1).
Tabel 1. Luas areal, produksi dan produktivitas kopi di Kebun Blawan dari
tahun 2009-2013
Tahun

Luas Areal
(ha)
1 869.67
1 869.67
1 824.53
1 778.18
1 507.83
1 769.97

2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata

Produksi Kering
(kg)
441 222
1 064 889
480 848
1 326 956
592 095
781 202

Produktivitas
(kg/ha)
236
570
264
746
393
442

Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan 2014

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Kebun Blawan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
berbentuk lini/garis. Struktur tersebut mendeskripsikan, atasan memiliki
wewenang terhadap bawahan, sedangkan bawahan bertanggung jawab kepada
atasan dalam pelaksanaan tugas.
Karyawan pimpinan terdiri atas manajer, wakil manajer, asisten akuntansi
(asakun), asisten teknik dan pengolahan (astekpol), asisten tanaman dan kepala
balai pengobatan. Bagan struktur organisasi di Kebun Blawan tercantum pada
Lampiran 7. Tugas masing-masing karyawan dijelaskan sebagai berikut :

8

a) Manajer bertugas menyusun rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP),
memimpin, mengelola, mengawasi perkebunan serta kegiatan-kegiatan
yang ada di dalamnya. Selain itu, manajer bertugas menjalin hubungan
sosial dengan karyawan dan masyarakat di sekitar kebun serta membuat
laporan periodik tentang pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
b) Wakil manajer bertugas membantu manajer dalam melakukan bimbingan,
pengawasan dan koordinasi dengan para asisten tanaman dalam
pengelolaan kebun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) Asisten akuntansi (asakun) bertanggung jawab atas segala hal yang
berhubungan dengan administrasi, kepegawaian, pembukuan dan
keuangan perkebunan secara keseluruhan. Selain itu asisten akuntansi
bertugas memimpin dan mengelola kantor induk.
d) Asisten teknik dan pengolahan (astekpol) bertugas memimpin dan
mengelola bagian teknik, pengolahan, mesin dan listrik. Astekpol
bertanggungjawab terhadap kelancaran kegiatan pengolahan kopi yang
mencakup mesin-mesin pengolahan, alat-alat transportasi, bangunan serta
seluruh inventaris pabrik.
e) Asisten tanaman bertugas memimpin dan mengelola kebun serta
bertanggungjawab terhadap produksi yang terdapat di afdeling yang
dipimpinnya. Asisten tanaman dibantu oleh mandor besar dan mandor
dalam melaksanakan tugas.
f) Kepala balai pengobatan bertugas melayani seluruh staf karyawan dan
menjadi salah satu unit kesehatan warga di sekitar Kebun Blawan.
Ketenagakerjaan
Berdasarkan sistem kerjanya, tenaga kerja di Kebun Blawan digolongkan
menjadi staf dan non staf. Tenaga kerja staf di Kebun Blawan terdiri atas manajer,
wakil manajer, asisten akuntansi, asisten teknik dan pengolahan, asisten tanaman,
dan kepala balai pengobatan. Tenaga non staf di Kebun Blawan meliputi
karyawan bulanan (mandor memiliki golongan), karyawan harian tetap (KHT)
adalah karyawan kantor induk, karyawan harian lepas terdiri atas mandor non
golongan, karyawan harian, operator dan supir.
Jumlah tenaga kerja di Kebun Blawan sebanyak 2 666 per bulan Juni 2014
yang terdiri atas staf 14 orang, karyawan bulanan 76 orang, KHT 36 orang dan
KHL 2 540 orang. Rasio pekerja per ha di Kebun Blawan adalah 0.56 HK ha-1
(Kantor Induk Kebun Blawan 2014), sedangkan norma ITK untuk perkebunan
kopi adalah 1.38 HK ha-1. Komposisi jumlah tenaga kerja di Kebun Blawan
tercantum pada Tabel 2.

9

Tabel 2. Jumlah tenaga kerja staf dan non staf di Kebun Blawan
No.
Status karyawan
1. Staf :
Manajer
Wakil manejer
Asisten akuntansi
Asisten teknik dan pengolahan
Asisten tanaman
Kepala balai pengobatan
2.

Non Staf :
Karyawan bulanan (mandor memiliki golongan)
Karyawan harian tetap (KHT)
Karyawan harian lepas (KHL)
Total Tenaga Kerja

Jumlah (orang)
1
1
1
1
9
1

76
36
2 540
2 666

Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan (2014)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang, yaitu kegiatan yang
dilakukan sebagai karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali
dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada saat apel
pagi tersebut dilakukan absensi kehadiran dan pembagian hanca panen untuk
setiap pemanen. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 - 12.00 WIB dan
dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 - 16.00 WIB. Untuk hari Jumat kegiatan
dilakukan pada pukul 07.00 - 11.30 dan dilanjutkan kembali pukul 13.30 - 16.00.
Sistem pengaturan jam kerja untuk karyawan pabrik (pengolahan) dibagi dalam 3
shift, dengan masing-masing shift 7 jam kerja.
Pembibitan
Kegiatan pembibitan di Kebun Blawan terdiri atas dua tahap, yaitu pre
nursery dan main nursery. Kegiatan di pembibitan di pre nursery terdiri atas
pembuatan bedengan persemaian, pendederan benih, pemeliharaan kecambah
kopi, pembuatan media tanam di polybag, penanaman bibit di polybag. Sebelum
dilakukan penanaman bibit di polybag, terlebih dahulu dilakukan pengambilan
pupuk kandang dan tanah, pengisian dan penataan polybag, penyambungan
hipokotil (serdadu), dan penyambungan entres.
Selanjutnya, untuk kegiatan di main nursery meliputi pengendalian gulma di
dalam polybag, pengendalian gulma di areal bedengan, pemupukan dan
penyiraman.
Pre nursery. Persyaratan media dederan adalah tanah gembur, bebas hama
penyakit. Media dederan diusahakan dekat sumber mata air, dekat pembibitan dan
mudah diawasi. Pembibitan yang diadakan di Kebun Blawan ditujukan untuk

10

penyediaan bahan tanam berupa batang bawah dan batang atas (entres). Pada saat
ini, kebijakan pengembangan batang atas menggunakan klon Arabika USDA dan
batang bawah menggunakan klon Excelsa. Keuntungan penggunaan batang atas
dari klon kopi Arabika USDA yaitu produksi lebih banyak dan lebih tahan
terhadap serangan penyakit. Keuntungan penggunaan batang bawah dari klon kopi
Excelsa yaitu umur tanaman lebih panjang, tahan kekeringan dan lebih tahan
terhadap nematoda.
Pupuk kandang yang digunakan sebagai media tanam berasal dari kotoran
ternak yang dipelihara oleh penduduk sekitar dan tanah yang didapat berasal dari
areal bedengan. Kegiatan pengisian polybag dengan media tumbuh dilakukan
dengan mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1
berdasarkan volume.
Kegiatan yang dilakukan pada sambung hipokotil/sambung serdadu adalah
menyambung bibit kopi yang masih berumur 30 - 40 hari dengan batang bawah
jenis kopi Excelsa dan batang atas kopi Arabika. Pada sambung hipokotil diawali
dengan membelah batang bawah jenis Excelsa secara simetris, kemudian diselasela potongan dimasukkan bibit kopi yang masih berumur 30 - 40 hari/serdadu
kopi Arabika lalu direkatkan keduanya dengan plastik parafilm. Kegiatan
sambung entres yang dilakukan adalah pemotongan entres satu ruas 6 - 8 cm
dengan sepasang daun di batangnya, kemudian pangkal stek dibuat runcing (sudut
45⁰). Penulis dapat menghasilkan sambung entres sebanyak 15 per HK, prestasi
kerja karyawan 100 sambung entres per HK dan standar kebun 100 sambung
entres per HK. Setelah melakukan penyambungan hipokotil, hasil sambungan
ditanam ke polybag.
Pengendalian gulma di persemaian dilaksanakan dengan cara manual yaitu
dengan cara membersihkan gulma yang ada dalam bedengan dan membabad di
pinggiran bedengan dengan menggunakan sabit. Penyiraman pembibitan
dilakukan setiap hari dengan menggunakan selang air. Sumber air untuk
penyiraman pembibitan berasal dari sungai yang berada di dekat areal bedengan.
Main nursery. Setelah dilakukan penyambungan hipokotil, hasil sambungan
ditanam ke polybag. Pengendalian gulma di main nursery dilaksanakan dengan
cara manual yaitu dengan membersihkan gulma di sekitar bibit kopi yang ada di
dalam polybag dan membabad yang ada di sekitar bedengan dengan
menggunakan cangkul dan sabit. Penulis dapat membersihkan gulma di dalam
polybag sebanyak 500 polybag per HK, prestasi kerja karyawan 2 000 polybag
dan standar kebun 2 000 polybag per HK. Pupuk yang digunakan di main nursery
yaitu Urea dan KNO3, dengan dosis masing-masing 5 g/polybag.
Penyiraman pembibitan dilakukan setiap hari dengan menggunakan selang
air. Sumber air untuk penyiraman pembibitan berasal dari sungai yang berada di
dekat areal bedengan. Kegiatan di pembibitan dicantumkan pada Gambar 1.

11
a

b

c

Gambar 1. Pembibitan pre nursery dan main nursery di Kebun Blawan :
(a) Sambung stek hipokotil, (b) Penanaman hasil sambung stek
hipokotil, (c) Pengendalian gulma
Persiapan Penanaman Tanaman Kopi
Jarak tanam kopi umumnya disesuaikan dengan kemiringan tanah.
Penyulaman dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan populasi tanaman
sesuai standar yang berlaku yaitu 2 000 pohon/ha. Penyulaman tanaman kopi
harus diusahakan tidak terpencar-pencar tetapi dengan sistem blok dengan varietas
yang sama. Lubang tanaman untuk tanaman sulaman dibuat dengan ukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanaman untuk tanaman sulaman ditutup 1 - 2
bulan sebelum tanam. Pembuatan lubang tanam tanaman kopi dicantumkan pada
Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan lubang tanam tanaman kopi
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
Pemeliharaan tanaman kopi menghasilkan (TM) yang dilaksanakan di Kebun
Blawan terdiri atas pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan tanaman kopi,
pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian gulma. Gulma yang dominan di lapangan terdiri atas Mikania
micrantha, Setaria plicata, Crassocephalum crepidiodes, Cyperus sp. dan
Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilaksanakan sebelum pemupukan,
sebelum panen, dan bila populasi gulma telah mengganggu tanaman kopi dan
kegiatan budidaya lainnya. Pengendalian gulma sebelum pemupukan bertujuan
untuk menghindari persaingan penyerapan hara antara tanaman kopi dengan
gulma, sedangkan pengendalian gulma menjelang panen bertujuan untuk
memudahkan dalam pemanenan dan mengurangi jumlah kehilangan buah yang
jatuh ke tanah.

12

Pengendalian gulma dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara manual dan
kimia disesuaikan dengan kebutuhan kebun. Pengendalian gulma secara manual
dilaksanakan dengan cara membabad gulma di sekitar piringan tanaman kopi
seluas proyeksi tajuk tanaman dengan menggunakan sabit dan cangkul. Kegiatan
gulma secara manual penulis bekerja selama satu hari dengan waktu kerja 6 - 7
jam dan prestasi kerja penulis mencapai 70 - 100 m2 per HK, prestasi kerja
karyawan mencapai 100 - 150 m2 per HK, dan standar kebun 200 m2 per HK.
Penyiangan secara kimiawi hanya dilakukan pada larikan tanaman untuk areal
kemiringan >300, sedangkan di areal punggung (perengan) tidak dianjurkan
disiang secara kimiawi karena dikhawatirkan akan terjadi longsor atau tanah
tererosi. Gulma pada areal terlindung dan populasi gulma tidak menutup seluruh
areal lahan, dikendalikan dengan menggunakan larutan herbisida yaitu Dry Up
berbahan aktif Gliphosate dengan volume 100 ml yang dilarutkan dalam 15 liter
air, ditambah zat perekat yaitu agristik dengan dosis 10 ml. Larutan Dry Up 1 l/ha
dengan volume semprot 150 l/ha, dan konsentrasi 0.6%.
Kegiatan membabad gulma biasanya dilakukan karyawan dengan prestasi 2 3 ha per HK untuk pengaplikasian dengan Solo sprayer, standar kebun 2 ha per
HK dan penulis bekerja selama tiga hari dengan waktu kerja 6 - 7 jam per hari dan
prestasi kerja rata-rata mencapai 0.6 ha per HK. Kegiatan pengendalian gulma
secara kimiawi dicantumkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Pengendalian gulma secara kimiawi
Pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kesuburan tanah, sehingga produktivitas tanah dapat meningkat dan
diperoleh hasil tanaman yang optimal. Pemupukan di Kebun Blawan dilakukan
dua kali dalam setahun (dua semester), yakni semester satu pada bulan Maret –
April (akhir musim hujan) dan semester dua pada bulan Oktober – November
(awal musim hujan). Pupuk yang digunakan di Kebun Blawan yaitu pupuk
anorganik dan pupuk organik.
Jenis pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea, SP-36, KCl, Kieserit.
Dosis pupuk tersebut dibedakan berdasarkan umur tanaman kopi, misalnya pada
tanaman kopi umur 3 tahun dosis pupuk yang digunakan per pohon yaitu 80 g
Urea, 80 g SP-36, 80 g KCl, dan 40 g Kieserit. Anjuran dosis pemupukan yang
digunakan di Kebun Blawan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Analisis tanah dan analisis daun dilakukan untuk mengetahui jumlah pupuk
yang akan diberikan pada tanaman kopi. Analisis tanah dilakukan lima tahun
sekali, sedangkan analisis daun dilakukan tiap tahun. Pengambilan sampel daun
untuk analisis dilakukan pada pertengahan musim kemarau saat menjelang panen
raya (Juli - Agustus) dan harus dilaksanakan pada pagi hari. Selain pemupukan

13

anorganik, Kebun Blawan juga melaksanakan pemupukan organik yang berasal
dari kompos kulit buah kopi dan daun kopi yang sudah kering. Pemupukan pupuk
organik tidak dilakukan secara menyeluruh, tetapi hanya pada tanaman kopi yang
tidak sehat yang ditandai dengan warna daun yang menguning. Pupuk organik
diberikan di bekas gandungan dengan cara disebar merata di lubang tersebut.
Pupuk diangkut dari gudang menggunakan truk menuju lokasi pemupukan.
Pemupukan dilaksanakan mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB. Pekerjaan pemupukan
umumnya dilakukan oleh tenaga kerja wanita dengan organisasi tugasnya yaitu
pengangkutan, pengeceran, penaburan dan penutupan alur pupuk. Alat–alat yang
digunakan oleh tenaga pemupuk yaitu ember untuk tempat pupuk, mangkok
sebagai takaran dosis/pohon, dan cangkul.
Persiapan pemupukan di kebun dilakukan mulai dari pembuatan coklak atau
alur untuk pemupukan. Kemudian, dilakukan pencampuran pupuk di blok kebun
yang akan dipupuk. Campuran pupuk dimasukkan ke dalam karung plastik (sak)
masing–masing sebanyak 25 kg pupuk campuran dengan proporsi sesuai dengan
yang direkomendasikan. Pengangkutan dimulai dari tempat pencampuran pupuk
dalam karung, selanjutnya diecer ke masing–masing ember tenaga pemupuk.
Penaburan pupuk dilakukan dengan menggunakan mangkok yang sudah
ditentukan takaran dosis/pohonnya. Terakhir, dilakukan penutupan alur pupuk
yang sudah ditaburi pupuk dengan cangkul.
Penulis bekerja melakukan pemupukan selama 5 hari dengan 6 - 7 jam per
hari dan prestasi kerja penulis mencapai 80 tanaman per HK, prestasi karyawan
400 tanaman per HK dan standar kebun 400 tanaman per HK. Kegiatan
pemupukan yang dilakukan pemupuk dicantumkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemupukan tanaman kopi
Pemangkasan. Tujuan pemangkasan adalah mempertahankan tinggi tanaman
kopi setinggi 160 cm untuk memudahkan perawatan/pemeliharaan dan panen.
Sistem pemangkasan yang sering dilakukan di Kebun Blawan yaitu sistem
pemangkasan batang tunggal. Sistem pemangkasan batang ganda jarang dilakukan
karena Kebun Blawan hanya sedikit tanaman kopi varietas Kartika (KT), sistem
tersebut biasanya digunakan untuk tanaman kopi varietas KT. Sistem
pemangkasan batang tunggal (single stem) terdiri atas pemangkasan bentuk,
pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk
yaitu perlakuan pemotongan/sunat cabang primer terutama untuk tanaman yang
sulit menumbuhkan cabang reproduktif.
Cabang-cabang yang terdapat di tanaman kopi adalah cabang belum berbuah
(B0), cabang yang telah berbuah satu kali (B1), cabang yang telah berbuah dua

14

kali (B2), dan cabang yang telah berbuah tiga kali (B3). Cabang-cabang yang
termasuk cabang produktif adalah cabang B1, B2, dan B3. Pemangkasan
pemeliharaan meliputi pemangkasan lepas panen (PLP), pemangkasan
halus/pemangkasan seleksi dan pemangkasan wiwil selektif (wiwil kasar).
Pemangkasan lepas panen bertujuan mempertahankan keseimbangan
kerangka tanaman yang diperoleh dari pemangkasan bentuk. Cabang–cabang yang
dibuang adalah cabang yang tidak produktif yaitu cabang mati, rusak, terserang
hama dan penyakit, cabang yang tumbuhnya berlawanan dengan cabang lainnya,
cabang laki dan cabang–cabang yang berbuah kurang dari empat dompol (B3).
Berdasarkan intensitas pemangkasan meliputi pangkas berat, pangkas sedang dan
pangkas ringan.
Pemangkasan halus/seleksi dilakukan untuk mendapatkan cabang-cabang
baru yang tetap/kontinu dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kontinuitas
produksi. Tanaman kopi yang dipangkas memudahkan masuknya cahaya untuk
merangsang pembentukan primordia bunga yang merata dan pembungaan yang
sempurna. Pemangkasan wiwil selektif yaitu pemangkasan yang dilakukan
selektif areal atau selektif blok/pohon diperlukan satu kali dan dapat diulang
setiap tahun. Wiwil kasar harus dilakukan dengan terampil sehingga dapat
mengambil keputusan perlu tidaknya tunas dipelihara untuk memperbanyak
cabang.
Sebelum melakukan pemangkasan, cabang-cabang yang terdapat di tanaman
kopi diidentifikasikan. Masing-masing cabang memiliki jumlah dompolan buah
berbeda. Pengamatan persentase jenis cabang dihubungkan dengan taksasi
produksi (Tabel 3).
Tabel 3. Hubungan antara persentase jenis cabang dan hasil taksasi produksi
tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan
Blok
Kebun

Kalirejo
Kalirejo
C
Arabusta
Kayu Manis

Jumlah
Tahun Populasi
Tanam Tanaman
(pohon)
2010
1989
1986
1982
1999

16 876
14 839
15 020
10 019
3 411

Jumlah
Jumlah Cabang
Taksasi
Total Cabang
Pohon
Produksi
Pohon Sampel
Sampel B0
Pohon Sampel
B1 B2
B3
(cabang)
(pohon)
(kg)
------------- (%) -----------10
27.3 26.4 22.6 23.7
587
3.65
10
19.6 30.3 23.3 26.8
373
1.76
10
18.1 13.1 21.3 47.5
724
2.83
10
28.3 21.6 20.6 29.5
533
1.87
10
14.4 21.1 33.5 31.0
826
6.45

keterangan :
B0 : Cabang belum berbuah
B2 : Cabang yang telah berbuah dua kali
Sumber : Hasil pengamatan (2014)

B1 : Cabang yang telah berbuah satu kali
B3 : Cabang yang telah berbuah tiga kali

Pada saat pemangkasan, cabang-cabang yang dipangkas merupakan cabang
yang tidak produktif, sedangkan cabang-cabang yang ditinggalkan pada tanaman
kopi merupakan cabang yang produktif. Hasil pengamatan cabang-cabang
produktif dan cabang yang tidak produktif (Tabel 4).

15

Tabel 4. Rata-rata jumlah cabang-cabang produktif dan cabang-cabang tidak
produktif tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan
Rata-rata
Jumlah Populasi
Jumlah
Rata-rata Cabang
Cabang Tidak
Tanaman
Pohon Sampel
Produktif
Produktif
(pohon)
(pohon)
(cabang)
(cabang)
2010
16 876
10
42.7
5.6
1989
14 839
10
30.0
8.7
1986
15 020
10
59.3
8.8
1982
10 019
10
53.3
8.6
1999
3 411
10
82.6
7.4

Tahun
Blok Kebun
Tanam
Kalirejo
Kalirejo
Blok C
Arabusta
Kayu Manis

Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Pada kegiatan pembuangan tunas air penulis bekerja selama 3 hari dengan
waktu kerja 6 - 7 jam per hari dan prestasi penulis rata–rata mencapai 100 pohon
per hari, prestasi karyawan 200 pohon per HK dan standar kebun 200 pohon per
HK. Kegiatan pengamatan pemangkasan lepas panen dicantumkan pada Gambar
5.

Gambar 5. Pemangkasan tanaman kopi
Standar tinggi tanaman kopi untuk tanaman menghasilkan adalah tidak
melebihi 160 cm. Pengamatan yang dilakukan adalah mengukur jarak antar
cabang primer, kemudian tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai
titik teratas kuncup tunas primer, pengukuran dilakukan tiga kali. Hasil
pengamatan tinggi tanaman dan jarak antar cabang di pohon (Tabel 5).
Tabel 5. Rata-rata tinggi tanaman dan jarak antar cabang tanaman kopi
Arabika di Kebun Blawan
Jumlah Jumlah
Rata-rata Tinggi
Jarak antar
Tahun Populasi Pohon
Tanaman (cm)
Cabang di
Blok kebun
Tanam Tanaman Sampel
Pohon Sampel
27 Feb 1 April 3 Mei
(pohon) (pohon)
(cm)
Kalirejo
2010
16 876
10
116.2 122.1
124.2
4.6
Kalirejo
1989
14 839
10
151.9 154.4
156.0
7.5
Blok C
1986
15 020
10
142.3 145.5
148.3
4.8
Arabusta
1982
10 019
10
134.0 135.2
136.7
5.2
Kayu Manis 1999
3 411
10
125.6 134.2
136.0
4.2
Sumber : Hasil pengamatan (2014)

16

Cabang-cabang mati, cabang-cabang sakit, dan cabang-cabang primer yang
telah berbuah lebih dari tiga kali dipotong atau dipangkas. Setelah dilakukan
pemangkasan, tanaman akan menghasilkan tunas-tunas baru seperti tunas air
(wiwilan), dan cabang-cabang reproduksi. Jumlah tunas yang tumbuh setelah
pemangkasan (Tabel 6).
Tabel 6. Jumlah tunas yang tumbuh setelah pemangkasan cabang tanaman
kopi Arabika di Kebun Blawan
Blok Kebun

Tahun
Tanam

Kalirejo
Kalirejo
Blok C
Arabusta
Kayu Manis

2010
1989
1986
1982
1999

Jumlah Populasi
Tanaman
(pohon)
16 876
14 839
15 020
10 019
3 411

Jumlah
Pohon Sampel
(pohon)
10
10
10
10
10

Tunas yang
Tumbuh
(tunas)
3.8
8.6
5.2
10.6
6.5

Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman kopi dilaksanakan secara terpadu (PHT) yang menitik beratkan pada
keseimbangan ekosistem di suatu pertanaman sehingga mampu menekan populasi
atau kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan. Sifat penerapan PHT
adalah dinamik dan lentur sehingga perlu dilandasi oleh informasi dasar baik
tentang ekosistem maupun sistem sosial ekonomi dari masing-masing
afdeling/kebun. Hama dan penyakit yang dominan terdapat di Kebun Blawan
adalah bubuk buah kopi (Hypotenemus hampei) dan nematoda (Pratylenchus
coffeae).
Ketersediaan buah di pertanaman yang terus menerus memungkinkan
perkembangan serangan bubuk buah kopi secara berkesinambungan dari generasi
ke generasi. Jenis kopi Conuga yang berbuah terus menerus dapat menjadi sumber
infeksi. Petik bubuk yang dilakukan mulai bulan Maret – April kurang lebih 1
bulan menjelang panen, ditujukan untuk mengurangi sumber infeksi bubuk buah
di pertanaman.
Nematoda sangat mengganggu tanaman kopi, terutama di awal pembibitan
dan pada tanaman menghasilkan. Gejala tanaman yang terserang nematoda yaitu
tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer kecil,
daun tua menjadi kuning secara perlahan–lahan, dan akhirnya mati. Daun tanaman
yang terserang ada kecenderungan menunjukkan kekurangan unsur nitrogen (N)
dan seng (Zn). Kebun Blawan membiakkan trichoderma untuk mengendalikan
nematoda. Penggunaan trichoderma dilakukan dengan mencampur bahan dengan
tanah dalam polybag sebelum bibit ditanam. Pembiakan trichoderma dilakukan di
laboratorium (Gambar 6).

17

Gambar 6. Pembiakan trichoderma untuk pengendalian nematoda
Pemeliharaan Tanaman Pelindung
Tanaman pelindung dapat dikelompokkan menjadi tanaman pelindung
sementara dan tanaman pelindung tetap. Tanaman pelindung sementara digunakan
untuk tanaman kopi belum menghasilkan, tetapi setelah tanaman kopi memasuki
masa tanaman menghasilkan tanaman pelindung sementara dibongkar. Tanaman
pelindung sementara yang digunakan terdiri atas tanaman tepro, dan dadap.
Tanaman pelindung tetap yang ada di Kebun Blawan yaitu tanaman lamtoro klon
L2 dan ramayana (Cassia spektabilis). Populasi tanaman Lamtoro 500 pohon
dengan jarak tanam 4 m x 3 m, sedangkan populasi tanaman dadap sebanyak 105
pohon dengan jarak tanam 8 m x 12 m.
Tanaman dadap setelah umur maksimal 8 tahun harus diremajakan diganti
dengan pelindung yang baru, yaitu tanaman pelindung klon L2 atau lamtoro
(Leucaena glauca) yang sudah berfungsi. Penokokan tanaman pelindung
dilakukan pada ketinggian 1 - 2 m di atas tajuk tanaman kopi, dilaksanakan pada
menjelang musim hujan. Penokokan dilakukan saat TM I kopi, dan tanaman
pelindung disisakan ± 275 pohon/ha. Limbah penokokan/perempesan tanaman
pelindung dimanfaatkan untuk penambahan bahan organik. Cabang-cabang
tanaman pelindung dirempes sampai setinggi ± 1.5 m di atas tajuk pohon kopi.
Rempesan tanaman pelindung dilakukan dua kali dalam setahun. Kegiatan
perempesan tanaman pelindung dicantumkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Pemeliharaan tanaman pelind