Identifikasi Jenis Dan Inang Kepik Helopeltis (Hemiptera: Miridae) Di Wilayah Bogor Dan Cianjur

IDENTIFIKASI JENIS DAN INANG KEPIK HELOPELTIS
(HEMIPTERA: MIRIDAE)
DI WILAYAH BOGOR DAN CIANJUR

GITA CEMPAKA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

x

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Jenis dan
Inang Kepik Helopeltis (Hemiptera: Miridae) di Wilayah Bogor dan Cianjur
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Gita Cempaka
NIM A34110003

x

ABSTRAK
GITA CEMPAKA. Identifikasi Jenis dan Inang Kepik Helopeltis (Hemiptera:
Miridae) di Wilayah Bogor dan Cianjur. Dibimbing oleh PURNAMA HIDAYAT.
Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) merupakan hama penting pada
berbagai pertanaman, termasuk kakao, jambu mete, dan teh. Terdapat beberapa
publikasi tentang keberadaan kepik helopeltis di Jawa Barat, namun informasi
mengenai cara identifikasi dan sebaran inangnya masih sangat terbatas. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies kepik helopeltis berdasarkan karakter
morfologi luar dan genitalia, mengetahui jenis tanaman inangnya, dan membuat
kunci identifikasinya dari wilayah Bogor dan Cianjur. Hasil penelitian

mendapatkan tiga spesies kepik helopeltis, yaitu Helopeltis antonii, Helopeltis
bradyi, dan Helopeltis theivora. H. antonii memiliki ciri khas berupa femur yang
berwarna cokelat pucat disertai dengan adanya bercak hitam, memiliki bentuk
jarum (dorsal thoracic pin) lurus, dan karakter genitalia betina ditandai dengan
bentuk cincin sklerit dan saluran telur yang sederhana. H. antonii ditemukan pada
buah kakao di Kecamatan Tamansari dan Bogor Barat (Bogor), serta pada pohon
teh di perkebunan teh Cisarua (Bogor) dan Warungkondang (Cianjur). H. bradyi
memiliki basal femur tungkai belakang yang berwarna putih atau kuning dan
distal femur berwarna hitam, memiliki bentuk jarum lurus, dan karakter genitalia
betina ditandai dengan bentuk cincin sklerit yang berlipat di bagian atasnya. H.
bradyi ditemukan pada buah kakao di Kecamatan Tamansari dan Bogor Barat
(Bogor), serta pada pohon teh di perkebunan teh Cisarua (Bogor) dan
Warungkondang (Cianjur). H. theivora memiliki tungkai berwarna kuning yang
disertai bercak hitam, jarum berbentuk melengkung ke arah belakang, dan
karakter genitalia betina ditandai dengan adanya sklerit tengah dan saluran telur
lateral yang jelas. Spesies ini ditemukan pada pohon pangkas (Duranta repens) di
Kecamatan Pacet (Cianjur) dan bunga mercun (Hamelia patens) di Kecamatan
Dramaga (Bogor). Kunci identifikasi kepik helopeltis yang ditemukan di Bogor
dan Cianjur disusun berdasarkan karakter morfologi dan genitalia.
Kata kunci: kakao, karakter genitalia, karakter morfologi, sklerit, teh.


x

ABSTRACT
GITA CEMPAKA. Species Identification and Host of the Tea Mosquito Bugs
(Hemiptera: Miridae) Collected from Bogor and Cianjur. Supervised by
PURNAMA HIDAYAT.
Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) are important pests of various crops,
including cacao, cashew, and tea. There are some publication about Helopeltis
spp. in West Java, but the taxonomic and plant host information of the bugs are
very limited. The primary objective of this study was to determine the species of
tea mosquito bugs (Helopeltis spp.) based on external morphological characters
and genitalia structure, to study their host plants, and to provide identification key
for the collected tea mosquito bugs from Bogor and Cianjur. The result showed
that there were 3 species of tea mosquito bugs, Helopeltis antonii, Helopeltis
bradyi, and Helopeltis theivora. H. antonii had pale brown colour with fuscous
markings on their hind femur. Dorsal thoracic pin of this species was straight.
Genitalia structure showed that sclerotized ring and lateral oviduct had less
developed than others. This species was collected from cacao pods in Tamansari
and West Bogor (Bogor) and tea leaves in Cisarua (Bogor) and Warungkondang

(Cianjur). H. bradyi had white or yellow band at basal hind femur and black
colour distally. Dorsal thoracic pin of this species was straight. Genitalia structure
of H. bradyi showed that the sclerotized ring was folded at the apex. This species
was collected from cacao pods in Tamansari and West Bogor (Bogor) and tea
leaves in Cisarua (Bogor) and Warungkondang (Cianjur). H. theivora had yellow
colour with black markings along its femur. Dorsal thoracic pin had curved shape.
Genitalia structure of H. theivora showed distinct medial sclerite and lateral
oviduct. This species collected from pigeonberry leaves (Duranta repens) in Pacet
(Cianjur) and firebush leaves (Hamelia patens) in Dramaga (Bogor). The
identification key of tea mosquito bugs collected from Bogor and Cianjur was
constructed based on morphological characters and genitalia structures.
Key words: cocoa, genitalia structure, morphological characters, sclerite, tea.

x

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

x

IDENTIFIKASI JENIS DAN INANG KEPIK HELOPELTIS
(HEMIPTERA: MIRIDAE)
DI WILAYAH BOGOR DAN CIANJUR

GITA CEMPAKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman


DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

x

x

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesakan penelitian yang berjudul
“Identifikasi Jenis dan Inang Kepik Helopeltis (Hemiptera: Miridae) di Wilayah
Bogor dan Cianjur”. Penelitian ini didanai oleh beasiswa Bidik Misi.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Purnama Hidayat
MSc, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran,
dan motivasi selama penelitian; Dr. Ir. Kikin Hamzah Mutaqin MSi selaku dosen
penguji tamu; Dr. Ir. Abdul Muin Adnan MS selaku dosen pembimbing
akademik. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga yang selama

ini selalu mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini;
teman- teman dan staff Laboratorium Biosistematika Serangga khususnya Yuni
Sarianti, Sri Ningsih, Betari Safitri, Ikbal Aviansyah, Nia Kurniawaty, Heri
Martasaputra, Harleni, Irfan Pasaribu, Ciptadi Ahmad Yusuf, Dony Hasman, Lutfi
Afifah, Yani Maharani, Atiek, Lia, dan Aisyah yang telah memberikan saran dan
semangat selama penelitian; teman-teman departemen proteksi tanaman 48
khususnya Lutfianti Fadhilah, Aliftya Ramadhani, Suci Wulandari, Hillda Ayu K,
Nurul Nisa A Amin, Angitia K, Siti Rizkah, Phor Bho Ayuwati, Dede Rivan P,
Acep Muhamad, Irham Rizqi P, dan Fatku Shirot P serta teman-teman lainnya
yang membantu penulis selama penelitian; teman-teman TPB P20 khususnya
Amirah Agharid, Iqbal Wijaya, Rina Pangastuti, Pradipta Banu, Ferra Anggita,
Ilham Ananda, Daniel Julianto, Widhoratna Jiwa A, Siti Restiani, Merind
Mustika, M. Gigih Wijaya, Wahyu Eko Wibisono, yang senantiasa memberikan
semangat kepada penulis; serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan. Maka
dari itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk kelanjutan
penelitian yang lebih baik. Semoga penelitian ini dapat diterima dan menjadi
bahan penelitian yang bermanfaat untuk kelangsungan masa depan pertanian yang
lebih baik.


Bogor, September 2015
Gita Cempaka

x

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Penelitian
Pengambilan Sampel
Pengamatan Karakter Morfologi
Pembuatan Preparat Slide Permanen

Identifikasi Spesies Kepik Helopeltis
Pembuatan Kunci Identifikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Pengambilan Sampel
Gejala Kerusakan akibat Kepik Helopeltis
Identifikasi Spesies Kepik Helopeltis
Helopeltis antonii Signoret
Helopeltis bradyi Waterhouse
Helopeltis theivora Waterhouse
Morfometri Kepik Helopeltis
Hasil pengambilan sampel
Kunci Identifikasi Kepik Helopeltis di Bogor dan Cianjur
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x

x
x
1
1
2
2
3
3
3
3
4
4
4
5
6
6
7
8
8
8

9
10
11
13
16
16
16
17
19
37

DAFTAR TABEL
1 Tanaman inang kepik helopeltis yang ditemukan di Bogor dan Cianjur
2.1 Ukuran tubuh imago jantan H. antonii, H. bradyi, dan H. theivora
2.2 Ukuran tubuh imago betina H. antonii, H. bradyi, dan H. theivora
3 Spesies Helopeltis yang ditemukan dari berbagai inang di Bogor dan
Cianjur

6
11
11
12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12

Lokasi pengambilan sampel kepik helopeltis di wilayah Bogor dan Cianjur 3
Karakter morfologi kepik helopeltis
4
Gejala serangan kepik helopeltis
7
Gejala serangan Helopeltis spp pada gulma
8
Kepik helopeltis
10
(a) Persentase imago kepik helopeltis jantan dan betina di wilayah Bogor dan
Cianjur; (b) Persentase spesies kepik helopeltis yang ditemukan di wilayah
Bogor dan Cianjur
12
Variasi warna kepala kepik helopeltis
13
Variasi warna pronotum kepik helopeltis
13
Variasi bentuk jarum kepik helopeltis
14
Variasi warna femur kepik helopeltis
14
Genitalia kepik helopeltis jantan
14
Genital chamber kepik helopeltis betina
15

DAFTAR LAMPIRAN

1
2.1
2.2
3

Karakter kuantitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur
Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur
Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur
Lokasi sampel tanaman yang tidak terserang kepik helopeltis

20
22
27
36

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepik helopeltis merupakan salah satu hama penting pada beberapa
tanaman pertanian di Indonesia yang dapat menyebabkan gejala kerusakan cukup
parah pada bagian tanaman tertentu. Keberadaan kepik helopeltis di Indonesia
telah diketahui sejak tahun 1847. Pada awalnya, gejala serangan kepik helopeltis
diduga sebagai gejala penyakit karat pada tanaman teh di Jawa (Shaw 1928).
Kisaran tanaman inang kepik hel opeltis cukup luas. Menurut Atmadja (2003),
tanaman inang utama kepik helopeltis adalah jambu mete, teh, dan kakao.
Tanaman inang lainnya adalah Piper nigrum, Capsicum sp., Citrus sp.,
Tamarindus sp., dan Cinnamomum camphor Stonedahl (1991).
Atmadja (2003) menyatakan bahwa kepik helopeltis menyerang tanaman
dengan mengisap cairan buah sehingga menimbulkan bentuk buah yang abnormal.
Kepik helopeltis juga menyerang daun teh bagian pucuk yang sukulen (Srikumar
dan Bhat 2013). Daun teh bagian pucuk memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tinggi dibandingkan bagian daun di bawahnya sehingga lebih disukai kepik
helopeltis (Nyukuri et al. 2013). Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak
berwarna hitam mengilap pada permukaan daun. Nimfa maupun imago mampu
menyebabkan lesio pada daun sebanyak 100 bercak hanya dalam waktu 24 jam
(Debnath dan Rudrapal 2011). Kisaran inang yang cukup luas dan kemampuan
kepik helopeltis untuk menyebabkan kerusakan dalam waktu singkat
menimbulkan kerugian yang cukup berarti pada beberapa komoditas pertanian di
Indonesia.
Informasi tentang jenis kepik helopeltis serta jenis tanaman inangnya di
wilayah Bogor dan Cianjur masih sangat terbatas. Kepik helopeltis pernah
dilaporkan menyerang perkebunan teh di Jawa Barat menurut Kalshoven (1981).
Penelitian Siswanto et al. (2008b) menyebutkan mengenai fluktuasi populasi
Helopeltis antonii pada tanaman jambu mete di Wonogiri, Jawa Tengah namun
tidak menjelaskan ciri khas dari H. antonii. Keanekaragaman tanaman inang dan
penyebaran kepik helopeltis di Jawa disajikan pada hasil penelitian Stonedahl
(1991) yang disertai kunci identifikasi sampai tingkat spesies. H.antonii
ditemukan pada tanaman teh, kina, lada hitam, tamarin, dan kayu manis. Spesies
ini belum dilaporkan menyerang pada tanaman kakao di pulau Jawa. H. bradyi
ditemukan pada tanaman cabai dan jeruk. Spesies ini belum pernah dilaporkan
menyerang tanaman teh dan kakao. Keanekaragaman tanaman inang H. theivora
di pulau Jawa tidak disebutkan secara detail pada literatur.
Penelitian ini menyajikan informasi mengenai jenis kepik helopeltis yang
ditemukan di Bogor dan Cianjur serta tanaman inangnya. Kunci identifikasi kepik
helopeltis Bogor dan Cianjur disusun untuk mempermudah proses identifikasi.
Berdasarkan karakter morfologinya, perbedaan setiap spesies kepik helopeltis
dapat dilihat dari karakteristik genitalia, warna kepala, pronotum, warna abdomen,
dan panjang relatif antena ruas ke-1. Karakter jarum (dorsal thoracic pin) pernah
digunakan untuk mengidentifikasi kepik helopeltis. Identifikasi melalui
karakteristik warna tubuh belum cukup untuk membuktikan kebenaran identitas
spesies yang ada karena karakteristik warna bersifat subjektif yang dipengaruhi
oleh orang yang mengamatinya. Stonedahl (1991) menjelaskan bahwa perubahan

2
warna dapat terjadi pada suatu individu seiring dengan perubahan lingkungan.
Oleh sebab itu perbandingan dengan menggunakan karakteristik lainnya perlu
dilakukan, salah satunya melalui identifikasi karakter genitalia. Identifikasi
melalui karakteristik genitalia dapat dilakukan dengan mengamati bentuk lobal
sclerite yang merupakan bagian genitalia kepik helopeltis betina.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan mengetahui jenis kepik helopeltis dan inangnya di
wilayah Bogor dan Cianjur, serta menyusun kunci identifikasi kepik helopeltis
yang ditemukan berdasarkan karakter morfologi luar dan struktur genitalia.
Manfaat Penelitian
Informasi tentang jenis dan inang kepik helopeltis diharapkan dapat
digunakan dalam membantu program pengendalian hama kepik helopeltis. Selain
itu, kunci identifikasi yang dibuat dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
membantu mengetahui jenis kepik helopeltis dengan lebih mudah dan cepat.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Juli 2015.
Pengambilan sampel dilakukan di berbagai pertanaman di Bogor dan Cianjur.
Identifikasi morfologi dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
(IPB).
Metode Penelitian
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel kepik helopeltis dilakukan di 6 lokasi, yang meliputi 4
kecamatan di Bogor yaitu Kecamatan Dramaga, Bogor Barat, Tamansari, dan
Cisarua, serta 2 kecamatan di Cianjur yaitu Kecamatan Pacet dan
Warungkondang. Penentuan lokasi pengambilan sampel mengacu pada jenis inang
kepik helopeltis pada publikasi Stonedahl (1991). Gejala serangan kepik
helopeltis pada buah atau daun berupa bercak-bercak yang berwarna hitam
mengilap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menangkap kepik helopeltis
yang hinggap pada bagian buah atau daun tanaman. Pengamatan dilakukan pada
3-4 buah untuk setiap pohonnya atau pada setiap pucuk untuk jenis tanaman
semak. Sampel serangga diambil dengan menggunakan kantung plastik, kemudian
disimpan di dalam botol serangga yang berisi alkohol 70%. Informasi gejala
serangan kepik helopeltis, nama tanaman inang, lokasi, ketinggian tempat, dan
bagian tanaman yang diserang dicatat. Pengamatan lebih lanjut terhadap karakter
morfologi spesimen dilakukan di laboratorium.

A
B
C

D
E
F

Keterangan:
A Kecamatan Dramaga
(Bogor)
B Kecamatan Bogor
Barat (Bogor)
C Kecamatan Tamansari
(Bogor)
D Kecamatan Cisarua
(Bogor)
E Kecamatan Pacet
(Cianjur)
F Kecamatan
Warungkondang
(Cianjur)

10 km

Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel kepik helopeltis di wilayah Bogor dan
Cianjur

4
Karakter Morfologi
Pengamatan karakter morfologi dilakukan pada 10 ekor kepik helopeltis dari
setiap lokasi pengambilan sampel. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
mikroskop stereo Olympus ® SZ-5T. Imago jantan dan betina dipisahkan. Imago
jantan umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan imago betina.
Imago betina memiliki ovipositor pada bagian ventral abdomen. Setiap spesimen
kemudian diamati karakter morfologinya, antara lain karakter morfometri, warna
kepala, pronotum, tungkai, jarum, bentuk jarum, panjang tubuh, panjang antena,
panjang tungkai, dan lebar pronotum (Gambar 2). Pengukuran panjang tubuh
kepik helopeltis dilakukan dengan menggunakan program Dyno capture 2.0.

a

b

c
Gambar 2 Karakter morfologi kepik helopeltis; warna kepala (a); warna abdomen
(b); jarum dorsal dari H. cinchonae (1c), H. antonii (2c), dan H.
theivora (3c); (Stonedahl 1991)
Preparat Slide Permanen
Pembuatan preparat menggunakan metode Blackman dan Eastop (2000).
Bagian tubuh kepik helopeltis yang dibuat preparat adalah genitalia. Kepik
helopeltis direbus di dalam larutan KOH 10% selama 3 menit. Selanjutnya kepik
dibedah untuk diambil bagian genitalianya. Bagian genitalia yang diambil adalah
lobal sclerite yang terletak di ujung abdomen kepik jantan dan genital chamber
yang terletak di dekat ovipositor kepik betina. Spesimen kemudian dibilas dengan
akuades sebanyak 2 kali dan direndam di dalam alkohol bertingkat (50%, 80%,
dan 95%) masing-masing selama 10 menit. Spesimen direndam di dalam minyak
cengkih selama 10 menit. Setelah itu spesimen dikeluarkan dari minyak cengkih
dan diletakkan pada gelas objek untuk ditata dengan menggunakan jarum mikro.
Selanjutnya spesimen diberi media kanada balsam, kemudian ditutup dengan kaca
penutup. Setelah itu preparat mikroskop dikeringkan di atas Hotplate Fisher
Scientific Slide Warmer dengan suhu 34-45oC selama 2-4 minggu. Selanjutnya
spesimen diidentifikasi dan diberi label.
Identifikasi Spesies Kepik Helopeltis
Identifikasi kepik helopeltis melalui karakter genitalia diamati dengan
menggunakan Mikroskop compound Olympus® model CX21FS1, kamera
(DinoEye ocular lens camera) yang langsung dihubungkan dengan komputer
untuk pengukuran, dan mikroskop LEICA M205 C untuk dokumentasi foto
karakter. Kunci identifikasi yang digunakan adalah (Stonedahl 1991) yang
mengidentifikasi kepik helopeltis sampai tingkat spesies.

5
Kunci Identifikasi
Langkah awal pembuatan kunci identifikasi adalah dengan menuliskan
semua karakter dari masing-masing spesies kepik helopeltis yang ditemukan.
Selanjutnya karakter tersebut disusun dalam bentuk kaplet-kaplet mulai dari
karakter umum sampai dengan karakter yang khusus. Karakter yang disebutkan
dalam pasangan kaplet harus identik, tetapi juga harus mengandung karakter yang
bersifat kontradiktif. Selanjutnya pada setiap kaplet diberikan nomor yang akan
menyambungkan kaplet tersebut kepada kaplet lainnya yang sesuai dengan
karakter yang dimaksud sampai menunjukkan spesies tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Januari sampai Juli 2015.
Kondisi populasi kepik helopeltis sangat dipengaruhi oleh iklim makro maupun
mikro. Kepik helopeltis ditemukan pada 4 jenis tanaman di 6 kecamatan yang
berbeda (Tabel 1). Selain tanaman budi daya, gejala serangan kepik helopeltis
juga ditemukan pada 3 jenis gulma, yaitu Mikania sp., Melastoma sp., dan
Clidemia hirta. Namun pengamatan tidak dilakukan pada gulma-gulma tersebut.
Tabel 1 Tanaman inang kepik helopeltis yang ditemukan di Bogor dan Cianjur
Lokasi (Desa
dan
Kecamatan)
Sukamantri;
Tamansari

Ketinggia
n tempat
(mdpl)
540.11

Gunung mas
(desa tugu
selatan);
Cisarua
Gunung mas
(desa tugu
selatan);
Cisarua
Dramaga

1251.0

6.43'6.5748" S;
106.57'49.2588" E

1251.0

6.43'6.5748" S;
106.57'49.2588" E

181.97

6.33''38.0268" S;
106.43'41.5884" E

Bunikasih;
Warungkond
ang
Bunikasih;
Warungkond
ang

897.94

6.50'34.5696" S;
107.2'38.9472" E

897.94

6.50'34.5696" S;
107.2'38.9472" E

Pasir kuda;
Bogor barat

264

6.36' 20.4732" S;
106.47' 3.1272" E

Pasir kuda;
Bogor barat

264

6.36' 20.4732" S;
106.47' 3.1272" E

Pasir kuda;
Bogor barat

264

6.36' 20.4732" S;
106.47' 3.1272" E

Cianjur;
Pacet

1128.2

6.45'42.6132" S;
107.3'3.33" E

Koordinat lokasi
6.39'25.3152" S;
106.45'57.0132" E

Tanaman
inang

Famili

Kakao
Malvaceae
(Theobrom
a cacao)
Teh
Theaceae
(Camelia
sinensis)
Harendong
bulu
(Clidemia
hirta)
Bunga
Mercun
(Hamelia
patens)
Teh
(Camelia
sinensis)
Harendong bulu
(Clidemia
hirta)
Kakao
(Theobrom
a cacao)
Harendong
(Melastom
a sp.)
Mikania
(Mikania
sp.)
Pangkas
(Duranta
repens)

Jenis
Kepik
Helopeltis
H. antonii
H. bradyi
H. antonii
H. bradyi

Melastoma
taceae

-

Rubiaceae

H.
theivora

Theaceae

H. antonii
H. bradyi

Melastoma
taceae

-

Malvaceae

H. antonii
H. bradyi

Melastoma
taceae

-

Asteraceae

-

Verbenace
ae

H.
theivora

7
Gejala Kerusakan akibat Kepik Helopeltis
Gejala serangan kepik helopeltis pada pucuk daun dan buah kakao berupa
bercak-bercak hitam yang membentuk lingkaran. Nyukuri et al. (2013)
menyatakan bahwa daun pertama dan kedua bagian pucuk merupakan bagian
yang paling disukai oleh kepik helopeltis karena adanya akumulasi nutrisi yang
tinggi pada bagian tersebut. Selain itu, pucuk daun merupakan bagian yang lunak
sehingga sesuai untuk kepik helopeltis yang memiliki alat mulut bertipe menusukmengisap. Pada gejala awal serangan, bercak bekas tusukan kepik helopeltis
berwarna cokelat transparan (Gambar 3a). Pada hari berikutnya, bercak tersebut
berubah warna menjadi cokelat kemudian mengering dan menyebabkan daun
mengkerut. Gejala serangan berupa bercak mengkilap berwarna hitam juga
terlihat pada permukaan buah kakao yang berukuran kecil atau besar. Jika
ketersediaan makanan pada tanaman inang utama berkurang, maka hama ini akan
menyerang gulma sebagai inang alternatifnya (Gambar 4).

a

c

b

d

e

Gambar 3 Gejala serangan kepik helopeltis; gejala awal pada daun teh (a);
gejala lanjutan pada daun teh (b); gejala pada tanaman pangkas (c);
gejala pada bunga mercun (d); gejala pada buah kakao (e)
Keberadaan gulma merupakan salah satu faktor pendukung
keberlangsungan siklus hidup kepik helopeltis. Keberadaan gulma juga
menciptakan iklim mikro yang lebih lembab dan teduh, yang merupakan kondisi
yang cocok untuk habitat kepik helopeltis. Menurut Karmawati dan Mardiningsih
(2005), hama ini sangat menyukai kondisi pertanaman yang rimbun dan kotor.
Gejala serangan kepik helopeltis ditemukan pada gulma Melastoma sp. di

8
Kecamatan Bogor Barat dan gulma Clidemia hirta di Kecamatan Warungkondang
serta Cisarua.

a

b

Gambar 4 Gejala serangan Helopeltis spp. pada gulma; Harendong
(Melastoma sp.) (a); Harendong bulu (Clidemia hirta) (b)
Identifikasi Spesies Kepik Helopeltis
Helopeltis antonii Signoret
Imago H. antonii memiliki warna kepala hitam dengan bercak kuning atau
putih pada bagian pangkal kepala (Gambar 7). Warna pronotum menunjukkan
empat variasi, yaitu hitam, cokelat kehitaman, merah, dan oranye (Gambar 8a-d).
Secara umum, warna pronotum yang paling banyak ditemukan di setiap lokasi
adalah H. antonii dengan pronotum berwarna hitam (Gambar 8d). Variasi
pronotum berwarna merah juga cukup banyak ditemukan di wilayah
Warungkondang. Banyaknya imago yang ditemukan dengan variasi warna
pronotum berwarna hitam ini dapat disebabkan imago jantan lebih banyak
ditemukan pada setiap lokasi. Menurut Stonedahl (1991), imago jantan secara
umum memiliki warna tubuh yang dominan gelap apabila dibandingkan dengan
imago betina, terutama pada bagian kepala dan pronotum.
Warna jarum (tonjolan pada bagian skutelum) pada H. antonii didominasi
oleh warna kuning-cokelat. Karakter jarum yang mendominasi spesies ini adalah
bentuk jarum tegak lurus dengan bandul berbentuk segitiga (Gambar 9a-c). Hal ini
sesuai dengan penelitian Karmawati dan Mardiningsih (2005) bahwa tonjolan
pada toraks H. antonii mengarah lurus ke atas, sedangkan pada H. theivora
mengarah ke belakang. Tungkai belakang bagian femur H. antonii berwana
kuning pada bagian basal, dan menjadi cokelat disertai dengan bercak hitam ke
arah distal (Gambar 10a).
Bentuk lobal sclerite pada spesies H. antonii atau H. bradyi tidak
menunjukkan perbedaan yang jelas (Gambar 11a-b). Saluran telur pada genitalia
betina H. antonii memiliki guratan tipis dengan jumlah guratan yang lebih sedikit
daripada spesies lain (Gambar 12a).
H. antonii ditemukan pada tanaman kakao di Bogor (Tamansari dan Bogor
Barat), serta pada pohon teh di Kecamatan Cisarua (Bogor) dan Kecamatan
Warungkondang (Cianjur). Spesies ini menyerang tanaman kakao pada bagian
buah yang masih kecil atau yang berukuran besar dan menyerang teh pada bagian
pucuk daun. Selain pohon kakao dan teh, H. antonii pernah dilaporkan menyerang
tanaman jambu biji, jambu mete, dan mimba di India (Asokan et al. 2012).
Helopeltis bradyi Waterhouse
Spesies H. bradyi sangat mirip dengan H. antonii. Perbedaan kedua spesies
ini dapat dilihat dari warna tungkai belakang bagian femur (Gambar 10a-b).

9
Spesies H. bradyi memiliki ciri warna femur kuning atau putih pada bagian basal,
dilanjutkan dengan warna hitam pada bagian distal seperti pada Gambar 11b.
H. bradyi yang diamati memiliki warna kepala hitam dengan bercak kuning
atau putih pada pangkal kepala (Gambar 7b). Variasi warna pronotum spesies ini
hampir sama dengan H. antonii, yaitu merah, cokelat, dan hitam (Gambar 8e-g).
Warna pronotum yang paling banyak ditemukan adalah warna merah. Bentuk
jarum dari spesies ini menunjukkan dua variasi, yaitu jarum dengan ujung yang
membulat dan segitiga dengan arah jarum yang miring dan lurus. Spesies ini
memiliki warna jarum kuning pada bagian basal dan warna cokelat pada bagian
distal (Gambar 9d-e).
Spesies H. bradyi memiliki cincin sklerit dengan bentuk yang lebih
kompleks apabila dibandingkan dengan H. antonii. Sklerit bagian atas terlihat
lebih banyak lipatan dibandingkan dengan spesies lainnya (Gambar 12b). Saluran
telur tidak terlihat jelas pada spesies ini. Perbedaan antara H. antonii dan H.
bradyi dapat dilihat dengan jelas dari bentuk cincin skleritnya. Berdasarkan
penelitian Stonedahl (1991), spesies H. antonii memiliki ukuran sklerit bagian
tengah yang lebih kecil dan jumlah guratan yang lebih sedikit pada bagian saluran
telur.
H. bradyi ditemukan pada tanaman inang dan lokasi yang sama seperti H.
antonii, yaitu pada tanaman kakao di Kecamatan Tamansari (Bogor) dan Bogor
Barat serta perkebunan teh di Kecamatan Cisarua (Bogor) dan Kecamatan
Warungkondang di kabupaten Cianjur (Tabel 2).
Helopeltis theivora Waterhouse
Spesies H. theivora memiliki warna kepala kuning kehitaman sampai hitam
pekat (Gambar 7). Pola warna pada pronotum menunjukkan warna kuning dan
hitam di ujung pronotum (Gambar 8h). Pada penelitian ini, variasi warna kepala
kuning kecokelatan lebih banyak ditemukan di daerah Cianjur pada tanaman
pangkas, sedangkan warna kepala hitam lebih banyak ditemukan pada bunga
mercun di Bogor. Pola warna jarum pada spesies ini adalah cokelat tua-kuningcokelat tua dari pangkal sampai ujung jarum. Bentuk jarum H. theivora berbentuk
melengkung ke belakang dengan bandul pada ujung jarum berbentuk segitiga. Ciri
ini cukup berbeda dengan penelitian Hidayat (2008) yang menyatakan bahwa H.
theivora memiliki jarum yang melengkung ke belakang dengan bandul bulat.
Spesies ini memiliki abdomen berwana hijau atau hijau kekuningan. H. theivora
memiliki warna femur kuning yang disertai dengan bercak-bercak berwarna hitam
(Gambar 8c). Ciri-ciri morfologi pada penelitian ini sesuai dengan penelitian
Rustam et al. (2014) yang menyatakan bahwa abdomen imago H. theivora pada
pohon akasia berwarna hijau dan tungkai berwarna kuning yang disertai bercak
hitam.
Genitalia H. theivora betina memiliki saluran telur yang jelas dan lebih
banyak memiliki guratan dibandingkan spesies lain. Sklerit bagian tengah pada
spesies ini juga terlihat lebih jelas dibandingkan dengan spesies lain. Lobal
sclerite dari genitalia jantan berbentuk setengah lingkaran dengan salah satu
bagian ujungnya yang lebih meruncing. Pada bagian ujung lainnya terdapat duriduri halus (Gambar 11c).
Kepik H. theivora ditemukan pada dua jenis tanaman inang, yaitu tanaman
pangkas di Cianjur (Kecamatan Pacet) dan bunga mercun di Kecamatan Bogor

10
(Dramaga). Tanaman pangkas pernah dilaporkan sebagai inang alternatif yang
potensial bagi H. theivora pada perkebunan teh di India (Gogoi et al. 2012).
Bunga mercun belum pernah dilaporkan sebelumnya sebagai tanaman inang dari
kepik helopeltis. Tanaman kina (Siswanto et al. 2008a) dan kopi (Stonedahl 1991)
merupakan tanaman inang lain dari famili Rubiaceae yang pernah dilaporkan
terkena serangan kepik helopeltis. Spesies ini juga pernah dilaporkan menyerang
pohon akasia (Acacia mangium) di Riau (Rustam et al. 2014).

b

2 mm

2 mm

2 mm

a

c

Gambar 5 Kepik helopeltis; H. antonii (panjang tubuh 7.0 mm) (a); H. bradyi
(panjang tubuh 6.8 mm) (b); H. theivora (panjang tubuh 6.7 mm) (c)
Morfometri Kepik Helopeltis
Hasil pengamatan karakter kuantitatif pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2
menunjukkan bahwa panjang antena dan panjang tubuh imago betina pada setiap
jenis tanaman memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran
tubuh imago jantan. Imago betina yang memiliki ukuran tubuh paling besar
ditemukan pada tanaman pangkas. Menurut Dwomoh et al., rata- rata ukuran
tubuh imago betina lebih besar daripada rata- rata ukuran tubuh imago jantan pada
semua jenis tanaman inang yang telah ditemukan.
Perbandingan ukuran tubuh tiga spesies kepik helopeltis berdasarkan Tabel
2.1 dan Tabel 2.2 menunjukkan bahwa H. theivora memiliki ukuran tubuh paling
kecil, sedangkan H. bradyi memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih besar.
Panjang antena ruas ke-1 H. bradyi betina lebih panjang jika dibandingkan dengan
panjang antena ruas ke-1 dari H. antonii, namun perbandingan panjang antena
imago jantan nampak relatif sama. Penelitian Stonedahl (1991) menyatakan
bahwa H. bradyi memiliki panjang antena ruas ke-1 yang relatif lebih panjang
daripada spesies H. antonii.

11
Tabel 2.1 Ukuran tubuh imago jantan H. antonii, H. bradyi, dan H. theivora
Parameter

H. antonii

Panjang antena ( x ± SD)
mm*)
Ruas I
Ruas II
Ruas III
Panjang tubuh ( x ± SD) mm*)
Kepala- abdomen
Kepala-sayap
Lebar pronotum
Lebar antar-mata
Panjang femur
Panjang tungkai
Panjang jarum
*)

Spesies
H. bradyi

H. theivora

2.56 ± 0.23
4.46 ± 0.32
3.47 ± 0.65

2.60 ± 0.14
4.22 ± 0.43
3.80 ± 0.37

2.48 ± 0.26
4.15 ± 0.45
4.14 ± 0.66

4.65 ± 0.43
6.71 ± 0.38
1.53 ± 0.11
0.73 ± 0.09
2.76 ± 0.31
6.11 ± 0.59
1.23 ± 0.18

4.45 ± 0.26
6.58 ± 0.32
1.43 ± 0.10
0.68 ± 0.05
2.88 ± 0.10
6.80 ± 0.32
1.18 ± 0.10

4.51 ± 0.79
6.69 ± 1.68
1.43 ± 0.19
0.75 ± 0.17
2.66 ± 0.31
6.05 ± 1.19
1.35 ± 0.12

(Rata-rata ± standar deviasi) mm

Tabel 2.2 Ukuran tubuh imago betina H. antonii, H. bradyi, dan H. theivora
Parameter
Panjang antena ( x ± SD) mm*
Ruas I
Ruas II
Ruas III
Panjang tubuh ( x ± SD) mm*)
Kepala- abdomen
Kepala-sayap
Lebar pronotum
Lebar antar-mata
Panjang Femur
Panjang tungkai
Panjang jarum
*)

H. antonii

Spesies
H. bradyi

2.55 ± 026
4.47 ± 0.26
3.25 ± 052

2.70 ± 0.28
4.50 ± 0.14
3.35 ± 0.35

2.42 ± 0.10
3.80 ± 0.43
3.60 ± 0.70

5.37 ± 0.56
8.29 ± 0.43
1.78 ± 0.29
0.89 ± 0.32
3.01 ± 0.16
6.87 ± 0.59
1.32 ± 0.09

5.75 ± 0.07
8.20 ± 0.14
2.00 ± 0
0.90 ± 0
3.10 ± 0.14
6.35 ±1.06
1.30 ± 0

5.25 ± 1.06
7.64 ± 2.72
1.67 ± 0.27
0.80 ± 0.17
2.82 ± 0.19
6.57 ± 0.71
1.40 ± 0.09

H. theivora

)

(Rata-rata ± standar deviasi) mm

Hasil pengambilan sampel
Hasil pengamatan pada 6 lokasi pengambilan sampel menunjukkan bahwa
terdapat 3 spesies kepik helopeltis yang ditemukan, yaitu H. antonii, H. bradyi,
dan H. theivora (Gambar 6). Perbandingan jumlah kepik helopeltis jantan dan
betina yang ditemukan menunjukkan bahwa jumlah individu jantan lebih banyak
dibandingkan jumlah individu betina di lapangan. Hal ini berbeda dengan
penelitian Siswanto et al. (2008a) yang menyatakan bahwa perbandingan imago
H. antonii betina dan imago kepik helopeltis jantan pada tanaman jambu mete
adalah 1:0.92. Spesies H. antonii merupakan spesies yang jumlahnya paling
banyak ditemukan selama pengambilan sampel.

12
H. bradyi
9%
H. theivora
34%
H. antonii
57%

b
a
Gambar 6 Persentase imago kepik helopeltis jantan dan betina di wilayah Bogor
dan Cianjur (a); Persentase spesies kepik helopeltis yang ditemukan di
wilayah Bogor dan Cianjur (b)
Kepik H. antonii dan H. bradyi ditemukan pada tanaman kakao di wilayah
Bogor dan teh di wilayah Bogor dan Cianjur. Spesies H. theivora ditemukan pada
bunga mercun di wilayah Bogor dan tanaman pangkas di wilayah Cianjur.
Tanaman pangkas pernah dilaporkan sebagai inang alternatif yang potensial bagi
H. theivora pada perkebunan teh di India (Gogoi et al. 2012). Bunga mercun
belum pernah dilaporkan sebagai tanaman inang dari kepik helopeltis. Bunga
mercun berasal dari Famili Rubiaceae. Beberapa jenis tanaman yang berasal dari
Famili Rubiaceae dan pernah dilaporkan sebagai tanaman inang dari kepik
helopeltis adalah tanaman kina (Siswanto et al. 2008a) dan kopi (Stonedahl 1991).
Tabel 3 Perbandingan Helopeltis jantan dan betina yang diambil di lapang
Nama
kecamatan
Tamansari
(Bogor)

Tanaman
inang
Kakao
(Theobroma
cacao)

Bogor Barat

Kakao
(Theobroma
cacao)

Jumlah individu
Jantan Betina
9
0

Malvaceae

Jenis
helopeltis
H. antonii

Malvaceae

H. bradyi
H. antonii

1
4

0
2

1
6

Teh (Camelia
sinensis)

Theaceae

H. bradyi
H. antonii

4
4

0
5

4
9

Warungkondang Teh (Camelia
(Cianjur)
sinensis)

Theaceae

H. bradyi
H. antonii

0
2

1
7

1
9

H. bradyi
Verbenaceae H. theivora

0
8

1
2

1
10

H. theivora

6

4

10

Cisarua (Bogor)

Pacet (Cianjur)

Dramaga
(Bogor)

Pangkas
(Duranta
repens)
Bunga
mercun
(Hamelia
patens)

Famili

Rubiaceae

Total
9

13
Kunci Identifikasi Kepik Helopeltis di Bogor dan Cianjur
1 a. Bentuk pin melengkung ke arah belakang; warna kepala kuning atau kuning
kecokelatan; pronotum berwarna kuning dan hitam; abdomen berwarna
kuning atau hijau pucat; femur bagian tungkai ketiga berwarna kuning
dengan bercak hitam; lobal sclerite seperti pada gambar 11d; genital
chamber seperti Gambar 12c .......................................................... H. theivora
b. Bentuk pin tegak lurus atau miring ................................................................ 2
2 a. Tungkai belakang femur berwana kuning atau putih gading pada bagian basal
dan menjadi cokelat disertai dengan bercak hitam ke arah distal; genital
chamber sederhana seperti pada gambar 12a; lobal sclerite seperti pada
Gambar 11b ....................................................................................... H. antonii
b. Tungkai belakang femur berwarna kuning atau putih gading pada bagian
basal, dilanjutkan dengan warna hitam pada bagian distal; genital chamber
memiliki lipatan yang kompleks pada bagian atas seperti pada gambar 12b;
lobal sclerite seperti pada gambar 11b; ........................................... H. bradyi

a

c

b

d

Gambar 7 Variasi warna kepala kepik helopeltis; H. antonii (a); H. bradyi (b); H.
theivora (c)

a

b

e

f

c

g

d

h

Gambar 8 Variasi warna pronotum kepik helopeltis; H. antonii (a-d); H. bradyi
(e-g); H. theivora (h)

14

a

b

c

d

e

f

Gambar 9 Variasi bentuk jarum kepik helopeltis; H. antonii (a-c); H. bradyi (d-e);
H. theivora (e)

a

c
b
Gambar 10 Variasi warna femur kepik helopeltis; H. antonii (a); H. bradyi (b); H.
theivora (c)

b

c

0.25 mm

a

LS

0.5 mm

0.5 mm

0.25 mm

LS

d

Gambar 11 Genitalia kepik helopeltis jantan; aedeagus H. antonii dan H. bradyi
yang berisi lobal sclerite (LS) (a); lobal sclerite H. antonii dan H.
bradyi (b); aedeagus H. theivora yang berisi lobal sclerite (c); lobal
sclerite H. theivora (d)

15
CS

CS

CS

S

ST
0.5 mm

0.5 mm

0.25 mm

a
c
b
Gambar 12 Genital chamber kepik helopeltis betina; H. antonii (a); H. bradyi
(b); H. theivora (CS, cincin sklerit; S, saluran telur; ST, sklerit
tengah) (c)

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tiga spesies kepik helopeltis ditemukan di Bogor dan Cianjur, yaitu H.
antonii, H. bradyi, dan H. theivora. Kepik H. antonii dan H. bradyi ditemukan
pada buah kakao di Kecamatan Tamansari dan Bogor Barat (Bogor), serta pada
pohon teh di perkebunan teh Cisarua (Bogor) dan Warungkondang (Cianjur). H.
theivora ditemukan pada pohon pangkas (Duranta repens) di Kecamatan Pacet
(Cianjur) dan bunga mercun (Hamelia patens) di Kecamatan Dramaga (Bogor).
Karakter yang paling jelas membedakan tiga spesies helopeltis adalah karakter
warna femur dan karakter genitalia betina. Kunci identifikasi spesies kepik
helopeltis di Bogor dan Cianjur telah disusun berdasarkan karakter yang
menunjukkan perbedaan di antara tiga spesies yang ditemukan.
Saran
Penelitian lebih lanjut disarankan dengan jumlah, jenis tanaman dan daerah
pengambilan sampel lebih banyak untuk melengkapi informasi mengenai jenis
spesies, inang dan penyebaran kepik helopeltis.

DAFTAR PUSTAKA
Asokan R, Rebijith KB, Srikumar KK, Bhat PS, Ramamurthy VV. 2012.
Molecular identification and diversity of Helopeltis antonii and Helopeltis
theivora (Hemiptera: Miridae) in India. Florida Entomologist. 95(2):350358.
Atmadja WR. 2003. Status Helopeltis antonii sebagai hama pada beberapa
tanaman perkebunan dan pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian.
22(2):57-63.
Blackman RL, Eastop VF. 2000. Aphids on the World Crop: An Identification and
Information Guide. Second edition. London (GB): Natural History Museum.
Debnath M, Rudrapal M. 2011. Tea mosquito bug Helopeltis theivora
Waterhouse: A threat for tea plantation in North East India. Asian Journal of
Biochemical and Pharmaceutical Research. 4(1):70-73.
Dwomoh EA, Afun JVK, Ackonor JB. 2008. Laboratory studies of the biology of
Helopeltis schoutedeni Reuter (Hemiptera: Miridae), a major sucking pest
of cashew (Anacardium occidentale Linn.). Journal of Cell and Animal
Biology. 2(3):55-62.
Gogoi B, Choudhury K, Sharma M, Rahman A, Borthakur M. 2012. Studies on
the host range of Helopeltis theivora. Two and a Bud. 59:31-34.
Hidayat P. 2008. Kepik Buah Kakao Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) pada
Pertanaman Kakao di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi [Laporan penelitian].
Bogor (ID): Departemen Proteksi Tanaman, IPB.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru van Hoeve. Terjemahan dari: De
Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Karmawati E, Mardiningsih TL. 2005. Hama Helopeltis spp. pada jambu mete
dan pengendaliannya. Jurnal Ilmiah Indonesia. 17(1):1-6.
Nyukuri RW, Kirui SC, Wanjala FME, Ogema V, Cheramgoi E. 2013. Effect of
varying population and feeding preferences of Helopeltis schoutedeni
Reuter (Hemiptera: Meridae) on parts of tea shoot (Camelia sinensis
Kuntze) in Kenya. Journal of Food Science and Technology. 1(1):1-5.
Rustam R, Sucahyono MP, Salbiah D. 2014. Biology of Helopeltis theivora
(Hemiptera: Miridae) on Acacia mangium Wild. International Journal on
Advanced Science Engineering. 4(5):62-65.
Shaw WS. 1928. Observation on Helopeltis (Tea Mosquito Blight) for South
Indian Tea Planters. Tamil Nadu (IN): UPASI.
Siswanto, Muhamad R, Omar D, Karmawati E. 2008a. Dispersion pattern of
Helopeltis antonii Signoret (Hemiptera: Miridae) on cashew plantation.
Jurnal Liitri. 14(4):149-154.
Siswanto, Muhamad R, Omar D, Karmawati E. 2008b. Population fluctuation of
Helopeltis antonii Signoret on Cashew Anacarcium occidentalle L., in Java,
Indonesia. Pertanika J Trop Agric Sci. 31(2):191-196.
Srikumar KK, Bhat PS. 2013. Demographic parameters of Helopeltis antonii
Signoret (Heteroptera: Miridae) on neem, cocoa, and henna. African Journal
of Agricultural Research. 8(35):4466-4473. DOI: 10.5897/AJAR2012.2157.

18
Stonedahl GM. 1991. The oriental species of Helopeltis (Heteroptera: Miridae): a
review of economic literature and guide to identification. Bulletin of
Entomological Research. 81(4):465-490.

LAMPIRAN

20
20

Lampiran 1 Karakter kuantitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur

20

Ruas I

Ruas II

Ruas III

H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora

2.5
2.5
2.5
3
2.5
2.4
2.2
3
2.7
2.4

4
4
4
4.5
4.5
3.1
3.9
4.1
4.6
4.5

3.5
3.5
4.5
5.5
4
3.7
4
3.6
4.9
4.7

Panjang tubuh
(mm)
Kepala- Kepalaabdomen sayap
7
5.5
12
6
12.5
4.5
6
6.5
7
4.7
6.7
4.5
7
5
7.7
4.4
6.5
4.2
6.4

PK 1 ♂
PK 2 ♂
PK 3 ♂
PK 4 ♀
PK 5 ♂
PK 6 ♂
PK 7 ♂
PK 8 ♂
PK 9 ♀
PK10♂

H. bradyi
H. bradyi
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. bradyi
H. bradyi
H. antonii
H. antonii
H. antonii

2.6
2.5
2.5
2.5
2.6
2.8
2.5
2.4
2.6
2.6

4.7
4.4
4.6
4.9
4.6
4.1
3.7
4.5
4.3
4.6

3.8
3.7
3.8
2.8
4.1
3.4
4.3
2.9
3.7
3.9

4.6
4.1
4.5
5.9
4.6
4.4
4.7
5.5
5.8
4.5

SK 1 ♂
SK 2 ♂

H. antonii
H. antonii

2.5
2.4

4.6
4.7

3.6
4.2

4.2
5.1

Panjang antena (mm)

Kode
spesimen

Spesies

CA 1 ♀
CA 2 ♂
CA 3 ♀
CA 4 ♂
CA 5 ♂
CA 6 ♂
CA 7 ♂
CA 8 ♂
CA 9 ♂
CA 10 ♂

2
1.8
2
1.5
1.5
1.5
1.6
1.7
1.3
1.4

Lebar
antarmata
(mm)
1
1
1
1
1
0.9
0.7
0.8
0.6
0.8

6.3
6.3
6.3
8.2
7.0
6.9
6.8
6.6
7.9
6.6

1.3
1.4
1.4
1.7
1.5
1.5
1.5
1.4
1.6
1.6

0.6
0.7
0.7
0.7
0.8
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7

2.8
2.8
2
3.1
3.1
3.0
2.9
2.4
3.0
2.8

6.6
6.5
5.3
7.6
6.5
7.2
6.9
6.2
7.0
5.7

1.2
1.1
1.1
1.4
1.2
1.3
1.1
1.3
1.3
1.3

6.5
5.6

1.4
1.3

0.5
0.7

2.7
2.7

5.5
6.7

1.9
1.2

Lebar
pronotum
(mm)

Panjang Panjang
femur
tungkai
(mm)
(mm)

Panjang

3
3
3
2
3
2.5
3
2.5
3
2.7

7.5
7
7
3
8
6.5
7.2
6.1
6.7
6.2

1.5
1.2
1.5
1.5
1.5
1.4
1.2
1.5
1.4
1.3

jarum
(mm)

Lampiran 1 Karakter kuantitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur (Lanjutan)

Ruas I

Ruas II

Ruas III

H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii

2.7
2.5
2.3
3.0
2.9
2.4
2.7
2.7

4.4
3.8
4.2
4.6
4.4
4.8
3.7
4.4

3.3
2.9
1.7
3.1
2.7
3.7
2.9
3.8

Panjang tubuh
(mm)
Kepala- Kepalaabdomen sayap
4.8
6.7
4.6
6.5
4.5
6.8
4.5
6.9
4.8
6.8
5.3
7.3
4.7
6.4
5.4
7.7

DR 1 ♀
DR 2 ♀
DR 3 ♂
DR 4 ♂
DR 5 ♂
DR 6 ♂
DR 7 ♀
DR 8 ♂
DR 9 ♂
DR 10 ♀

H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora

2.3
2.3
2.5
2.3
2.4
2.3
2.5
2.3
2.2
2.4

3.5
3.1
3.4
4.2
4.1
4.3
3.9
4.2
4.7
4.3

2.9
2.7
3.1
4.3
4.0
4.0
4.0
3.7
4.9
4.0

4.4
4.9
3.8
4.2
4.8
3.7
5.0
3.6
3.7
4.2

GM 1
GM 2
GM 3
GM 4
GM 5

H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii

1.9
2.2
2.4
2.7
2.6

4.7
4.0
4.6
4.8
4.4

3.4
3.5
3.6
3.6
4.4

4.6
5.8
4.8
5.6
3.5

Panjang antena (mm)

Kode
spesimen

Spesies

SK 3 ♂
SK 4 ♂
SK 5 ♂
SK 6 ♂
SK 7 ♂
SK 8 ♂
SK 9 ♂
SK 10 ♀







1.4
1.4
1.6
1.6
1.5
1.6
1.5
1.7

Lebar
antarmata
(mm)
0.6
0.7
0.7
0.8
0.7
0.7
0.7
0.7

6.2
6.4
5.4
5.5
6.7
5.4
6.3
5.6
5.8
6.8

1.5
1.4
1.2
1.3
1.5
1.2
1.5
1.2
1.3
1.6

0.7
0.6
0.6
0.6
0.7
0.6
0.8
0.6
0.6
0.7

2.5
2.7
2.2
2.6
2.9
2.5
2.8
2.6
2.7
2.9

6.6
6.3
5.0
5.3
6.6
5.8
5.4
5.8
5.5
6.6

1.3
1.3
1.1
1.3
1.4
1.3
1.4
1.4
1.4
1.4

8.4
8.6
6.9
8.7
7.0

1.9
2.0
1.6
2.0
1.6

0.8
0.9
0.7
0.9
0.8

3.1
3.2
2.4
3.2
2.5

6.5
7.6
5.5
6.8
5.3

1.2
1.3
1.1
1.4
1.2

Lebar
pronotum
(mm)

Panjang Panjang
femur
tungkai
(mm)
(mm)

Panjang

3.0
2.7
2.6
3.2
3.1
3.0
2.9
3.0

6.6
6.3
6.4
6.3
6.9
7.2
6.0
7.4

1.1
1.2
1.2
1.2
1.1
1.3
1.3
1.3

jarum
(mm)

21

22
22

Lampiran 1 Karakter kuantitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur (Lanjutan)

Ruas I

Ruas II

Ruas III

H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. bradyi

2.1
2.5
3.0
2.5
2.5

4.2
4.3
5.0
4.5
4.4

3.8
3.3
4.0
3.4
3.6

Panjang tubuh
(mm)
Kepala- Kepalaabdomen sayap
4.9
6.7
4.6
8.2
4.7
7.3
5.0
8.7
5.7
8.3

H. bradyi
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. bradyi
H. antonii
H. antonii
H. antonii

2.9
2.5
2.8
2.6
2.7
2.8
2.4
2.9
2.4
2.7

4.6
4.4
4.6
4.7
4.4
4.6
4.1
4.2
4.7
4.5

3.1
3.6
3.4
3.7
3.3
3.5
2.3
2.7
3.9
2.2

5.8
4.2
5.0
4.7
5.1
6.0
6.2
5.0
4.6
6.0

Panjang antena (mm)

Kode
spesimen

Spesies

GM 6 ♂
GM 7 ♀
GM 8 ♂
GM 9 ♀
GM10 ♀
WK 1 ♀
WK 2 ♂
WK 3 ♀
WK 4 ♂
WK 5 ♀
WK 6 ♀
WK 7 ♀
WK 8 ♀
WK 9 ♀
WK10 ♀

8.1
6.7
8.2
6.9
8.2
8.4
8.8
8.6
7.2
8.6

1.6
2.0
1.7
1.9
2.0

Lebar
antarmata
(mm)
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9

2.0
1.6
1.8
1.7
1.9
1.9
2.0
0.9
1.5
1.9

0.9
0.8
0.8
0.8
0.8
0.9
0.8
2.0
0.7
0.8

Lebar
pronotum
(mm)

Panjang Panjang
femur
tungkai
(mm)
(mm)

Panjang

2.7
3.2
3.1
3.2
3.0

5.3
5.8
6.6
6.8
5.6

1.2
1.2
1.1
1.2
1.3

3.2
2.5
2.8
3.0
2.8
3.0
3.0
2.9
2.7
3.0

7.1
5.5
6.4
6.3
7.0
7.5
7.6
6.3
6.8
6.0

1.3
1.1
1.2
1.2
1.4
1.3
1.4
1.5
1.3
1.4

jarum
(mm)

Lampiran 2.1 Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur
Kode
spesimen
CA 1 ♀
CA 2 ♂
CA 3 ♀
CA 4 ♂
CA 5 ♂
CA 6 ♂
CA 7 ♂

Spesies

Warna kepala (dorsal)

H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora
H. theivora

Hitam kekuningan
Kuning kehitaman
Kuning kehitaman
Kuning Kecokelatan
Kuning Kecokelatan
Kuning kehitaman
Hitam dengan bercak kuning pada pangkal
kepala
Kuning kecokelatan
Kuning Kecokelatan
Hitam dengan bercak kuning pada pangkal
kepala

CA 8 ♂
CA 9 ♂
CA 10 ♂

H. theivora
H. theivora
H. theivora

PK 1♂
PK 2♂
PK 3♂
PK 4♀
PK 5♂
PK 6♂
PK 7♂

H. bradyi
H. bradyi
H. antonii
H. antonii
H. antonii
H. bradyi
H. bradyi

Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
Hitam

PK 8♂

H. antonii

Hitam

PK 9♀

H. antonii

PK 10 ♂

H. antonii

Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala

Pronotal collar
Kuning
Kuning-hijau
Kuning-hijau
Kuning- hijau
Kuning- hijau
Kuning-hitam

Warna toraks
Pronotum
Kuning-Hitam
Kuning-hitam
Kuning-hitam
Kuning- hitam
Kuning- hitam
Kuning-hitam

Skutellum
Kunig kehitaman
Kuning tua
Kuning tua
Kuning
Kuning
Kuning

Kuning- hijau

Kuning-hitam

Hijau

Kuning hijau
Kuning-hijau
Kuning-hijau

Kuning-hitam
Kuning-hitam
Kuning-hitam

Kuning kehijauan
Kuning

Hitam
Hitam
Hitam
Cokelat-hitam
Hitam
Oranye-hitam
Cokelat
kehitaman
Cokelat
kehitaman
Oranye - hitam

Merah hitam
Hitam
Cokelat kehitaman
Cokelat kehitaman
Hitam merah
Oranye
Cokelat kehitaman

Hitam
Hitam
Cokelat kehitaman
Cokelat kehitaman
Cokelat
Oranye -hitam
Cokelat kehitaman

Cokelat kehitaman

Cokelat kehitaman

Oranye

Oranye - hitam

Hitam

Hitam

Hitam

Kuning

23

24
24

Lampiran 2.1 Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur (Lanjutan)
Kode
spesimen
SK 1 ♂

Spesies

Warna kepala (dorsal)

H. antonii

Pronotal collar
Hitam

Warna toraks
Pronotum
Hitam

Skutellum
Hitam

Hitam

Cokelat-Hitam

Cokelat kehitaman

Hitam

Hitam

Hitam

Hitam

Cokelat kehitaman

Kuning-hitam
Hitam

Hitam-cokelat
kehitaman
Oranye
Hitam

Hitam

Hitam

Hitam

Hitam

Hitam-cokelat
kehitaman
Hitam-cokelat
kehitaman
Hitam-oranye
(dominan)-hitam

Cokelat kehitaman

Hitamkuning(dominan)hitam
Hitamkuning(dominan)hitam

Kuning kehitaman

SK 2 ♂

H. antonii

SK 3 ♂

H. antonii

SK 4 ♂

H. antonii

SK 5 ♂
SK 6 ♂

H. antonii
H. antonii

SK 7 ♂

H. antonii

SK 8 ♂

H. antonii

Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala
Hitam

SK 9 ♂

H. antonii

Hitam

Hitam

SK 10 ♀

H. antonii

Hitam dengan bercak putih pada pangkal
kepala

Oranye-hitam

DR 1 ♀

H. theivora

Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala

Kuning-hitam

DR 2 ♀

H. theivora

Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala

Kuning

Oranye kehitaman
Cokelat kehitaman

Cokelat kehitaman
Oranye kehitaman

Kuning kehitaman

Lampiran 2.1 Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur (Lanjutan)
Kode
spesimen
DR 3 ♂

Spesies

Warna kepala (dorsal)

H. theivora

Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala
Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala
Hitam dengan bercak kuning pada pangkal
kepala

DR 4 ♂

H. theivora

DR 5 ♂

H. theivora

DR 6 ♂

H. theivora

DR 7 ♀

H. theivora

DR 8 ♂

H. theivora

DR 9 ♂

H. theivora

DR 10 ♀

H. theivora

GM 1 ♀

H. antonii

GM 2 ♀

H. antonii

GM 3 ♂

H. antonii

Pronotal collar
Kuning
Kuning-hitam
Kuning-hitam

Warna toraks
Pronotum
Hitam-kuninghitam
Hitam-kuninghitam
Hitamkuning(dominan)hitam
Hitam-kuninghitam
Hitamkuning(dominan)hitam
Hitam-kuninghitam
Hitam-kuninghitam
Hitamkuning(dominan)hitam

Skutellum
Kuning kehitaman
Hitam kuning
Kuning

Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala
Hitam dengan bercak kuning pada pangkal
kepala

Kuning-hitam

Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala
Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala
Hitam dengan bercak kuning di sekitar mata
dan pangkal kepala

Kuning-hitam

Hitam dengan bercak putih di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak putih di sekitar pangkal
kepala

KuningKehitaman
Hitam

Merah

Merah kehitaman

Hitam

Hitam

Kuning

Cokelat

Cokelat kehitaman

Kuning-hitam

Kuning-hitam
Kuning-hitam

Hitam- kuning
Hitam- kuning

Hitam- kuning
Hitam- kuning
Kuning kehitaman

25

26
26

Lampiran 2.1 Karakter kualitatif Helopeltis spp. di wilayah Bogor dan Cianjur (Lanjutan)
Kode
spesimen
GM 4 ♀

Spesies

Warna kepala (dorsal)

H. antonii

Hitam dengan bercak oranye di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak oranye di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak oranye di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak oranye di sekitar pangkal
kepala
Hitam dengan bercak oranye di sekitar pangkal
kepala
Hita