Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan

UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR PLASMA NUTFAH KARET
( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) TERHADAP PENYAKIT GUGUR
DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. & Curt.) Wei )
DI LAPANGAN

SKRIPSI

Oleh :
TARI ELVALIANDA

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR PLASMA NUTFAH KARET

( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) TERHADAP PENYAKIT GUGUR
DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. & Curt.) Wei )
DI LAPANGAN

SKRIPSI

Oleh :
TARI ELVALIANDA
020302014/ ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008


UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR PLASMA NUTFAH KARET
( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) TERHADAP PENYAKIT GUGUR
DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. & Curt.) Wei )
DI LAPANGAN

SKRIPSI

Oleh :
TARI ELVALIANDA
020302014/ ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Jurusan

: UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR PLASMA
NUTFAH KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. )
TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN ( Corynespora
cassiicola ( Berk. & Curt. ) Wei ) DI LAPANGAN
: Tari Elvalianda
: 020302014
: Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
: Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan


Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

( Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr.)
Ketua

( Ir. Syamsinar Yusuf, MS.)
Anggota

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

ABSTRACT

Tari Elvalianda “UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR
PLASMA NUTFAH KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) TERHADAP
PENYAKIT GUGUR DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. & Curt.) Wei.)
DI LAPANGAN” with the conselling Mr. Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr as

a leader and Mrs. Ir. Syamsinar Yusuf, MS as co – author.
The research was held in Sungei Putih Rubber Research Center since
September 2006 to Maret 2007.
The aims of the research was to found rubber cultivar whose resistant
from fall of leaf diseases ( C. Cassiicola ).
The research used the method of group factorial random design with 60
combine of treatments and 2 repeats. Cultivar of plasma nutfah from hevea that
used was PN No. 262, PN No. 266, PN No. 386, PN No. 389, PN No. 398,
PN No. 803, PN No. 807, PN No. 869, PN No. 1444, PN No. 1544, PN No. 1581,
PN No. 1582, PN No. 3240, PN No. 3491, PN No. 5108, PN No. 5538,
PN No. 5567, PN No. 5575, PN No. 5579, PN No. 5640, PN No.5666,
PN No. 5714, PN No. 5730, PN No. 5761, PN No. 5788, PN No. 5808,
PN No. 5814, PN No. 5819, PN No. 5824 and PB 260 as equal. C. cassiicola
isolate from North Sumatra ( Sungei Putih Rubber Research Center ) and East
Aceh ( Mopoli Raya estate ).
The result of research showed that the 29 cultivated from rubber plasma
nutfah and 1 clon PB 260 whose test showed variated of proff different isolate,
where the cultivar of plasma nutfah PN No. 262 ( P1 ), PN No. 266 ( P2 ),
PN No. 386 ( P3 ), PN No. 398 ( P5 ), PN No. 803 ( P6 ), PN No. 807 ( P7 ),
PN No. 869 ( P8 ), PN No. 1444 ( P9 ), PN No. 1582 ( P12 ), PN No. 3240 ( P13 ),

PN No. 5108 ( P15 ), PN No. 5567 ( P17 ), PN No. 5575 ( P18 ), PN No. 5640 (P20 ),
PN No. 5666 ( P21 ), PN No. 5730 ( P23 ), PN No. 5761 ( P24 ), PN No. 5788 (P25 ),
PN No. 5808 ( P26 ), PN No. 5814 ( P27 ), were susceptible.
Cultivar of plasma nutfah PN No. 389 ( P4 ), PN No. 1544 ( P10 ),
PN No. 1581 ( P11 ), PN No. 3491 ( P14 ), PN No. 5538 ( P16 ), PN No. 5579 (P19 ),
PN No. 5714 ( P22 ), PN No. 5819 ( P28 ), PN No. 5824 ( P29 ) were moderate.
Where as PB 260 ( P0 ) was resistent.
The level of proof from result of test in field was PB 260 ( P0 ),
PN No. 389 ( P4 ), PN No. 1544 ( P10 ), PN No. 1581 ( P11 ), PN No. 3491 ( P14 ),
PN No. 5538 ( P16 ), PN No. 5579 ( P19 ), PN No. 5714 ( P22 ), PN No. 5819 ( P28),
PN No. 5824 ( P29 ), PN No. 262 ( P1 ), PN No. 266 ( P2 ), PN No. 386 ( P3 ),
PN No. 398 ( P5 ), PN No. 803 ( P6 ), PN No. 807 ( P7 ), PN No. 869 ( P8 ),
PN No. 1444 ( P9 ), PN No. 1582 ( P12 ), PN No. 3240 ( P13 ), PN No. 5108 ( P15 ),
PN No. 5567 ( P17 ), PN No. 5575 ( P18 ), PN No. 5640 ( P20 ), PN No. 5666 (P21 ),
PN No. 5730 ( P23 ), PN No. 5761 ( P24 ), PN No. 5788 ( P25 ), PN No. 5808 (P26 ),
PN No. 5814 ( P27 ).
Isolate from Sungei Putih Rubber Research Centre showed a high
virulence if compared with isolate from East Aceh Mopoli Raya estate.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap

Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

ABSTRAK
Tari Elvalianda “UJI RESISTENSI BEBERAPA KULTIVAR
PLASMA NUTFAH KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) TERHADAP
PENYAKIT GUGUR DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. & Curt.)Wei.)
DI LAPANGAN” dengan komisi pembimbing Bapak Ir. Mukhtar Iskandar
Pinem, M.Agr. selaku ketua dan Ibu Ir. Syamsinar Yusuf, MS. selaku anggota.
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Perkebunan Sungei Putih
dari bulan September 2006 sampai bulan Maret 2007.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kultivar karet yang
tahan terhadap penyakit gugur daun (Corynespora cassiicola).
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) Faktorial
dengan 60 perlakuan kombinasi dan 2 ulangan. Kultivar plasma nutfah yang
digunakan adalah PN No. 262, PN No. 266, PN No. 386, PN No. 389,
PN No. 398, PN No. 803, PN No. 807, PN No. 869, PN No. 1444, PN No. 1544,
PN No. 1581, PN No. 1582, PN No. 3240, PN No. 3491, PN No. 5108,
PN No. 5538, PN No. 5567, PN No. 5575, PN No. 5579, PN No. 5640,
PN No.5666, PN No. 5714, PN No. 5730, PN No. 5761, PN No. 5788,

PN No. 5808, PN No. 5814, PN No. 5819, PN No. 5824 dan PB 260 sebagai
pembanding. Isolat Corynespora cassiicola yang digunakan berasal dari Sumut
( Balai Penelitian Karet Sungei Putih ) dan Aceh Timur ( Kebun Mopoli Raya ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 kultivar plasma nutfah karet dan
1 klon PB 260 yang diuji terlihat ketahanan yang bervariasi terhadap isolat yang
berbeda. Dimana kultivar PN No. 262 (P1), PN No. 266 (P2), PN No. 386 (P3),
PN No. 398 (P5), PN No. 803 (P6), PN No. 807 (P7), PN No. 869 (P8),
PN No. 1444 (P9), PN No. 1582 (P12), PN No. 3240 (P13), PN No. 5108 (P15),
PN No. 5567 (P17), PN No. 5575 (P18 ), PN No. 5640 (P20 ), PN No. 5666 (P21),
PN No. 5730 (P23), PN No. 5761 (P24), PN No. 5788 (P25), PN No. 5808 (P26),
PN No. 5814 (P27), adalah kultivar yang tergolong agak rentan.
Kultivar plasma nutfah PN No. 389 ( P4 ), PN No. 1544 ( P10 ),
PN No. 1581 ( P11 ), PN No. 3491 ( P14 ), PN No. 5538 ( P16 ), PN No. 5579 (P19 ),
PN No. 5714 ( P22 ), PN No. 5819 ( P28 ), PN No. 5824 ( P29 ) adalah kultivar yang
tergolong moderat. Sedangkan PB 260 ( P0 ) termasuk dalam kategori agak
resisten.
Tingkatan ketahanan dari hasil pengujian di Lapangan adalah :
PB 260 ( P0 ), PN No. 389 ( P4 ), PN No. 1544 ( P10 ), PN No. 1581 ( P11 ),
PN No. 3491 ( P14 ), PN No. 5538 ( P16 ), PN No. 5579 ( P19 ), PN No. 5714 (P22 ),
PN No. 5819 ( P28 ), PN No. 5824 ( P29 ), PN No. 262 ( P1 ), PN No. 266 ( P2 ),

PN No. 386 ( P3 ), PN No. 398 ( P5 ), PN No. 803 ( P6 ), PN No. 807 ( P7 ),
PN No. 869 ( P8 ), PN No. 1444 ( P9 ), PN No. 1582 ( P12 ), PN No. 3240 ( P13 ),
PN No. 5108 ( P15 ), PN No. 5567 ( P17 ), PN No. 5575 ( P18 ), PN No. 5640 (P20 ),
PN No. 5666 ( P21 ), PN No. 5730 ( P23 ), PN No. 5761 ( P24 ), PN No. 5788 (P25 ),
PN No. 5808 ( P26 ), PN No. 5814 ( P27 ).
Isolat dari Balai Penelitian Karet Sungei Putih ( I1 ) menunjukkan tingkat
virulensi yang tinggi bila dibandingkan dengan isolat yang dari Kebun Mopoli
Raya Aceh Timur ( I2 ).

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

RIWAYAT HIDUP

“Tari Elvalianda” dilahirkan di Medan 15 September 1984 dari
Ayahanda Drs. Agus Suhairi dan Ibunda Susilawaty. Penulis merupakan putri
ke-1 ( pertama ) dari 2 ( dua ) bersaudara.
Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah lulus dari Sekolah
Dasar Swasta Perguruan Nasional Khalsa Medan tahun 1996, tahun 1999 lulus

dari Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 1 Medan, tahun 2002 lulus dari
Sekolah Menengah Umum Negeri 17 Medan dan tahun 2002 diterima sebagai
mahasiswa di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur SPMB.
Kegiatan akademis yang pernah diikuti penulis selama mengikuti
perkuliahan adalah mengikuti seminar “Biocontrol & Plant Clinic, Molecular
Diaghnostic for Plant Pathogen” di Fakultas Pertanian USU pada tanggal
24 Oktober 2004, menjadi panitia dalam Seminar “Pengendalian Hayati Sebagai
Komponen Pengendalian Hama Terpadu” di Fakultas Pertanian USU pada tanggal
10 Pebruari 2006, menjadi asisten di Laboratorium Nematologi Tumbuhan, serta
asisten Pengendalian Hama Terpadu.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di Stasiun
Karantina Kelas I Polonia Medan pada bulan Juni – Juli 2006 dan melaksanakan
praktek skripsi di Pusat Penelitian Karet Sungei Putih, Kecamatan Galang mulai
bulan September 2006 – Maret 2007.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah : “UJI RESISTENSI BEBERAPA
KULTIVAR PLASMA NUTFAH KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. )
TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. &
Curt. ) Wei ) DI LAPANGAN”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ibu Ir. Syamsinar Yusuf, MS. sebagai anggota komisi pembimbing yang telah
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu terima kasih juga
saya ucapkan kepada Bapak Ir. Aidi Daslin Sagala, MS., Bapak Ir. Soedjatno,
Bapak Shaleh serta keluarga besar Balai Sungei Putih yang telah banyak
membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
Dan ucapan terima kasih terbesar saya persembahkan kepada Ayahanda
dan Ibunda atas segala doa, semangat dan perhatian yang diberikan juga kepada
adikku Dinda Devanti serta teman – teman HPT `02 dan pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Semoga skripsi
ini kelak lebih bermanfaat.
Medan, Februari 2008

Penulis
Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah : “UJI RESISTENSI BEBERAPA
KULTIVAR PLASMA

NUTFAH KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. )

TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN ( Corynespora cassiicola ( Berk. &
Curt. ) Wei ) DI LAPANGAN”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi
pembimbing Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr. selaku ketua dan
Ibu Ir. Syamsinar Yusuf, MS. selaku anggota yang telah mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu terima kasih juga saya ucapkan kepada
Bapak Ir. Aidi Daslin Sagala, MS, Bapak Ir. Soedjatno, Bapak Shaleh serta
keluarga besar Balai Sungei Putih yang telah banyak membantu penulis selama
melaksanakan penelitian.
Ucapan terima kasih teristimewa khusus Ananda persembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala doa, dukungan semangat serta
perhatian yang diberikan juga kepada adikku Dinda Devanti terima kasih atas
dukungannya selama ini. Rasa terima kasih ini juga saya persembahkan kepada
Hari Suharso, sahabat - sahabatku Zaida Fairuzah, Nurliza Hasibuan, Moulisa Nur
Prastiwi dan teman – teman HPT `02 yang tak dapat disebutkan satu persatu
namanya terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini kepada penulis.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Dan juga kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Medan, November 2007

Penulis

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR ISI
Hlm
ABSTRACT ...............................................................................................
ABSTRAK
...............................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
...........................................................................
Tujuan Penelitian ..........................................................................
Hipotesa Penelitian ........................................................................
Kegunaan Penelitian ......................................................................

1
5
5
5

TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Penyakit ...........................................................................
Gejala Serangan ...........................................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit .........
Pengendalian Penyakit .................................................................

6
7
9
12

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
Bahan dan Alat ............................................................................
Metode Penelitian
.......................................................................
Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
Persiapan bahan tanaman ....................................................
Persiapan bahan inokulasi …………………………………
Pelaksanaan inokulasi
…………………………………
Pengamatan Parameter …………………………………………

14
14
15
17
17
17
18
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

………………………………………….

20

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
.................................................................................
Saran
...........................................................................................

33
33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hlm

1. Klasifikasi Penilaian Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola …………..

19

2. Uji Beda Rataan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Perlakuan Kultivar ( P ) untuk Setiap Waktu Pengamatan ( hsi ) ………..

20

3. Uji Beda Rataan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Perlakuan Isolat ( I ) untuk Setiap Waktu Pengamatan ( hsi ) …………..

25

4. Uji Beda Rataan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Perlakuan Interaksi ( I X P ) untuk Setiap Waktu Pengamatan ( hsi ) .......

27

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Hlm

1.

Konidia C. cassiicola ( Berk. & Curt. ) Wei.

………………………….

7

2.

Gejala Serangan C. cassiicola ( Berk. & Curt. ) Wei. ………………….

8

3.

Biakan Murni Jamur C. cassiicola ( Berk. & Curt. ) Wei. ……………..

18

4.

Histogram Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada Perlakuan
Kultivar ( P ) …………………………………………………………..

24

Histogram Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada Perlakuan
Isolat ( I ) ………………………………………………………………

26

Histogram Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada Perlakuan
Interaksi ( I x P ) ……………………………………………………….

32

5.

6.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR LAMPIRAN

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Judul

Hlm

Bagan Penelitian
…………………………………………………….
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan I ( 7 hsi ) …………………………………………………..
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan I ( 7 hsi ) ………………………………………………….
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan I ( 7 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ……………
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan I ( 7 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ....................
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan II ( 14 hsi ) .........................................................................
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan II ( 14 hsi ) ........................................................................
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan II (14 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x .................
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan II ( 14 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x .................
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan III ( 21 hsi ) .......................................................................
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan III ( 21 hsi ) .......................................................................
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan III ( 21 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ..............
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan III ( 21 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ...............
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan IV ( 28 hsi ) .......................................................................
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan IV ( 28 hsi ) .......................................................................
Data Pengamatan Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan IV ( 28 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ...............
Daftar Sidik Ragam Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola pada
Pengamatan IV ( 28 hsi ) setelah di Transformasi Arc. Sin √x ..............
Foto Daun Tanaman Karet Kultivar Plasma Nutfah .............................
Foto Tanaman Terserang Penyakit C. Cassiicola
.................................
Foto Lahan Penelitian
..........................................................................
Data Iklim Curah Hujan Januari s/d Maret 2007 .......................................
Perhitungan Kerapatan Konidia Jamur C. cassiicola
...........................

37
39
40
42
43
46
47
49
50
53
54
56
57
60
61
63
64
67
68
69
70
73

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getahgetahan. Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan
tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir
keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya,
tanaman ini digolongkan kedalam tanaman industri. Tanaman karet berasal dari
lembah Amazone. Karet liar atau semi liar masih ditemukan dibagian utara benua
Amerika Selatan, mulai dari Brazil hingga Venezuela dan dari Kolombia hingga
Peru dan Bolivia. Tanaman karet ini untuk pertama kalinya diintroduksikan ke
Asia Tenggara pada tahun 1876. Kemudian atas perkembangan industri mobil dan
meningkatnya permintaan karet alam maka perkebunan karet cepat meluas
keseluruh penjuru dunia, baik negara dikawasan tropik maupun sub-tropik
( Syamsul, 1996 ).
Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar kedua di
dunia setelah Thailand (IRSG, 1999). Luas perkebunan karet Indonesia pada saat
ini sekitar 3,4 juta hektar, tersebar pada berbagai wilayah, terutama di Sumatera,
Kalimantan dan Jawa. Sekitar 85% luas perkebunan karet Indonesia dikelola oleh
rakyat, selebihnya diusahakan oleh perusahaan perkebunan negara (PTPN) dan
perusahaan perkebunan swasta. Produksi karet Indonesia pada tahun 2001
diperkirakan 1,5 juta ton. Ekspor karet Indonesia tahun tersebut menghasilkan
devisa sekitar 186 juta US$, menduduki peringkat kedua terbesar setelah sawit

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

(Badan Pusat Statistik, 2002). Disamping sebagai penghasil devisa yang cukup
penting, komoditas karet juga menjadi sumber pendapatan bagi jutaan keluarga
petani di Indonesia.
Keanekaragaman hayati atau ‘biodiversity’ adalah istilah yang
digunakan untuk menerangkan keanekaragaman, variabilitas dan keunikan gen,
spesies dan ekosistem. Keanekaragaman gen atau yang disebut juga plasma nutfah
adalah substansi yang terdapat dalam setiap kelompok makhluk hidup yang
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dirakit untuk menciptakan jenis
unggul atau kultivar baru. Dengan demikian plasma nutfah adalah aset yang
sangat penting karena merupakan bahan mentah dalam program pemuliaan untuk
merakit jenis - jenis unggul yang sangat penting dalam penyediaan/pemenuhan
kebutuhan manusia ( Sastrapradja, 1992 ).
Salah satu penyakit yang menyerang tanaman karet adalah penyakit
gugur daun yang disebabkan oleh Corynespora cassiicola (Berk.& Curt.) Wei,
yang akhir-akhir ini menimbulkan kerusakan pada budidaya karet Indonesia.
Corynespora menyerang tanaman karet pada semua stadia baik pada pembibitan,
kebun entres dan tanaman muda serta dewasa di lapangan. Serangan jamur
tersebut mengakibatkan gugur daun terus-menerus sepanjang tahun sehingga tajuk
tanaman menjadi tipis. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, matang sadap
tertunda dan pada klon yang peka dapat menyebabkan kematian tanaman
(Situmorang dan Budiman, 1984).
Usaha memperbesar keragaman genetik karet telah dilakukan Indonesia
melalui kerjasama antar negara anggota IRRDB (International Rubber Research

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

and Development Board), dimana antara tahun 1984-1989 Indonesia telah
menerima 7788 genotip material plasma nutfah karet hesil ekspedisi IRRDB
dilembah Amazone, Brazil. Kesemua material tersebut bersama sejumlah klon
(583 klon) telah dikoleksi secara ex-situ di kebun Percobaan Pusat Penelitian
Karet di Sungei Putih, Sumatera Utara. Dari seleksi pertumbuhan dan produksi
yang telah dilakukan diketahui bahwa sangat kecil kemungkinan menemukan
langsung klon-klon yang berpotensi produksi tinggi dari koleksi plasma nutfah
asal Amazone. Menurut Daslin, dkk. (2002) menyebutkan beberapa genotipe
memiliki potensi kayu yang cukup besar, meskipun genotipe tersebut tidak
menghasilkan

lateks

yang

cukup.

Hasil

yang

sama

juga

dilaporkan

Ong et al. (1995). Namun demikian potensi plasma nutfah IRRDB perlu
dimanfaatkan secara maksimal dan sistematis melalui program persilangan buatan
untuk menghasilkan klon unggul penghasil lateks-kayu dan tahan penyakit.
Beberapa fakta di lapangan tentang kejadian penyakit C. cassiicola
menunjukkan bahwa suatu klon karet terserang berat disuatu propinsi tetapi hanya
terserang ringan di propinsi yang sebenarnya sangat kondusif bagi perkembangan
penyakit tersebut. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain : 1) ras virulen patogen yang spesifik telah terbentuk di daerah ini dan ras
tersebut belum menyebar di daerah lain, 2) lingkungan abiotiknya sangat
mendukung perkembangan ras spesifik tersebut dan 3) fisiologis klon karet
(biotik) berubah sehingga menjadi sesuai bagi pertumbuhan ras patogen karena
faktor kesuburan tanah atau lingkungan abiotik lainnya. Selain itu serangan
C. cassiicola di lapangan perkebunan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Faktor

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

iklim (hujan, kelembaban, suhu dan sinar matahari) sangat berperan untuk
mendorong timbulnya serangan ( Situmorang, dkk., 2001 ).
Karakterisasi plasma nutfah merupakan kegiatan penting yang dapat
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu berdasarkan ciri fenotipik dan genotipik.
Ciri fenotipik terutama yang bersifat kualitatif perlu diidentifikasi karena selain
menjelaskan keragaman tanaman secara mudah, ciri ini menurut Kasno (1994)
sering digunakan sebagai penciri utama genotipe karena ciri tersebut tidak atau
sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan serta mudah sekali diwariskan.
Sedangkan data fenotipe kuantitatif umumnya dikendalikan oleh banyak gen dan
penampilan sifat tersebut merupakan hasil interaksi faktor genetik dan
lingkungan. Karakterisasi ciri genotipe dapat dilakukan melalui teknik
penanda molekul, baik secara iso-enzim maupun dengan sidik DNA
(Chaidamsari dan Darussamin, 1993).

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Tujuan Penelitian
♦ Untuk mengetahui tingkat resistensi kultivar palsma nutfah karet terhadap
penyakit gugur daun C. cassiicola (Berk.& Curt.) Wei.
♦ Untuk mengetahui isolat C. cassiicola ( Berk & Curt . ) Wei yang virulen
♦ Untuk mengetahui interaksi kultivar plasma nutfah dan isolat C. cassiicola
pada tanaman karet.

Hipotesa Penelitian
♦ Beberapa kultivar plasma nutfah karet memiliki tingkat resistensi yang
berbeda terhadap penyakit gugur daun C. cassiicola ( Berk & Curt. ) Wei.
♦ Isolat C. cassiicola ( Berk & Curt. ) Wei memiliki virulensi yang berbeda.
♦ Ada interaksi antara kultivar plasma nutfah karet dan isolat Corynespora pada
tanaman karet.

Kegunaan Penelitian
♦ Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang ingin mengetahui tingkat
resistensi kultivar plasma nutfah karet terhadap penyakit gugur daun
Corynespora cassiicola (Berk.& Curt.) Wei.
♦ Sebagai bahan penulisan skripsi untuk memenuhi peryaratan dalam
menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Penyakit
Menurut Barnett dan Hunter (1972), jamur C. cassiicola diklasifikasikan
sebagai berikit:
Divisio

: Eumycotina

Sub-Divisio : Eumycotina
Klas

: Deuteromycetes

Ordo

: Moniliales

Famili

: Dematiaceae

Genus

: Corynespora

Species

: Corynespora cassiicola (Berk & Curt) Wei.
Jamur mempunyai miselium berwarna pucat gelap atau coklat. Miselium

tumbuh di jaringan atau dipermukaan daun. Pendukung konidia jamur berwarna
coklat, mempunyai septa dengan bagian ujungnya membengkak dan biasanya
muncul dipermukaan daun. Dibagian ujungnya membengkak dan biasanya
muncul dipermukaan daun. Dibagian ujung pendukung konidia terdapat konidia
satu atau beberapa yang bentuknya seperti gada atau silindris dan ukurannya
beragam (40-120x8-18 m ) ujungnya agak runcing atau tumpul mempunyai 2
sampai 14 septa dan dindingnya tebal (Barnett dan Hunter, 1972).
]

Konidia berkecambah dalam 4 jam dan membentuk tabung kecambah
satu atau lebih diantara septa tetapi lebih sering di ujung konidia. Perkecambahan
konidia diperlukan kelembaban optimim 96-100% atau titik air, suhu optimum
28-300C dan cahaya terang biasa maupun gelap. Perkecambahan akan terhambat
Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

pada kelembaban rendah dibawah 90%, suhu dibawah 200C dan di atas 300C dan
pemberian sinar langsung (Liyanage, 1987).

Konidia jamur
C. cassiicola

Gambar 1. Konidia jamur C. cassiicola
Sumber : Foto Langsung dengan Perbesaran 400 x

Gejala Serangan
Akhir-akhir ini Corynespora muncul menjadi penyebab gugur daun yang
menyolok, terutama pada klon-klon introduksi. Pada beberapa klon yang ditanam
di Sumatera Utara dan Sumatera Timur, Corynespora menyebabkan gugur daun
sepanjang tahun sehingga tanaman gundul dan pertumbuhannya terhambat
( Soepena, 1983 ).
Penyakit ini dapat menyerang daun muda maupum daun tua. Daun muda
(flush) yang helaian daunnya baru membuka, berwarna merah tembaga, atau hijau
muda, apabila terserang Corynespora akan berubah menjadi kuning, menggulung
dan layu. Daun-daun akan terlepas dari tangkainya dan akibatnya tangkai itu
sendiri gugur. Pada daun muda, serangan Corynespora tidak menimbulkan bercak

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

yang nyata, tetapi tampak kuning merata diseluruh permukaan daun. Sedangkan
pada daun tua, serangan Corynespora ditandai dengan adanya bercak-bercak tak
beraturan berwarna cokelat tua atau hitam, tampak menyirip seperti tulang ikan.
Bagian sekitar bercak akan berubah menjadi jingga sampai ungu dan akhirnya
daun gugur. Gambaran tersebut sebenarnya merupakan tulang-tulang daun yang
telah rusak. Serangan pada tangkai dan tulang daun utama berupa bercak cokelat
kehitaman dan mengakibatkan gugur daun. Ranting muda yang terserang akan
pecah, kering dan akhirnya mati ( Pawirosoemardjo, 2003 ).

Bercak daun
C. cassiicola

Gambar 2. Gejala Serangan C. cassiicola
Sumber: Foto Langsung

Daun yang terinfeksi menunjukkan gejala setelah berumur 2 – 53 hari,
gugur setelah daun berumur antara 12 – 64 hari. Gejala pada tulang utama dapat
timbul pada daun berumur 6 – 34 hari ( Purwantara dan Pawirosoemardjo, 1991 ).
Jamur C. cassiicola pertama sekali menyerang daun karet yang masih
muda atau berwarna coklat. Gejala awal berupa bercak hitam terutama pada urat
atau tulang daun yang baru terlihat setelah daun berwarna hijau muda atau tua.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Selanjutnya bercak berkembang mengikuti tulang atau urat daun dan meluas ke
urat – urat daun yang kecil didekatnya sehingga bercak akan tampak menyirip
seperti tulang – tulang ikan. Pada serangan lanjut bercak semakin meluas,
berbentuk bundar atau tidak teratur. Bagian tepi bercak berwarna coklat dan
terdapat strip – strip berwarna coklat atau hitam, sedang bagian pusatnya kering
atau mati. Daun yang sakit tersebut lambat laun menjadi kuning atau coklat
kemudian gugur. Selain pada daun patogen juga menyerang tangkai daun, pucuk,
ranting atau cabang tanaman ( Soepena, 1983 ).
Infeksi terutama terjadi pada daun muda yang umurnya kurang dari
4 minggu. Mula-mula pada daun terjadi bercak hitam, terutama pada tulang-tulang
daun. Bercak berkembang mengikuti tulang-tulang daun dan meluas ketulangtulang yang lebih halus, sehingga bercak tampak menyirip seperti tulang atau duri
ikan. Pada tingkat lanjut, bercak makin meluas, berbentuk bundar atau tidak
teratur. Bagian tepi bercak berwarna cokelat, dengan sirip-sirip berwarna cokelat
atau hitam. Bagian pusatnya mengering atau dapat berlubang. Disekitar bercak
biasanya terdapat daerah berwarna kuning (halo) yang agak lebar. Daun yang
sakit menguning, menjadi cokelat dan gugur ( Sumarmadji, 2005 ).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit
Menurut Soepena (1990), perkembangan penyakit tanaman ditentukan
oleh faktor utama yang saling berkaitan yaitu sumber penyakit, iklim dan tanaman
inang. Bila ketiga faktor tersebut saling mendukung maka penyakit akan
berkembang ketingkat epidemi yag merugikan. Akan tetapi, bila salah satu faktor
tersebut tidak mendukung maka perkembangan penyakit akan terhambat. Bila

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

sumber penyakit dan tanaman inang telah tersedia dalam suatu wilayah maka
iklim menjadi faktor tertentu untuk terjadinya epidemi. Perubahan iklim dapat
mendorong atau menghambat perkembangan penyakit, oleh karena itu, iklim
dapat dijadikan parameter penduga potensi penyebaran penyakit jamur
C. cassiicola.
Penyakit ini biasanya timbul dalam kondisi cuaca yang agak lembab,
curah hujan merata dengan rata-rata perhari 12,4 mm, hari hujan 27 hari/bulan dan
kelembaban udara nisbi rata-rata per hari 89%, dan suhu udara rata-rata per hari
270C bersamaan pada waktu tanaman membentuk daun muda. Selain itu epidemi
penyakit juga terjadi pada kondisi hujan panas yaitu bersamaan dengan terik
matahari pada waktu tanaman membentuk daun muda ( Rahayu, 2005 ).
Keadaan hujan merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi
timbulnya serangan patogen. Di daerah-daerah yang mempunyai curah hujan yang
merata sepanjang tahun atau didaerah dengan batas musim hujan dan musim
kering tidak begitu jelas. Corynespora menimbulkan kerusakan yang berat dan
tanaman akan meranggas terus-menerus ( Pawirosoemardjo, 2003 ).
Kebun-kebun yang terletak pada tempat yang lebih rendah dari 300 m
dpl mendapat serangan jamur yang lebih berat, dibandingkan dengan kebun-kebun
yang terletak lebih tinggi. Keadaan suhu yang lebih rendah pada tempat yang
lebih tinggi tersebut diduga merupakan faktor penghambat bagi perkembangan
jamur. Hal ini terlihat bercak-bercak hitam pada daun yang terserang terhambat
perkembangannya dan bentuknya kurang lebih bundar dengan sirip-sirip hitam
yang begitu jelas pada tepi bercak ( Situmorang, dkk., 1996 )

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Tanaman yang masih muda, baik di pembibitan, kebun batang atas
(entres), maupun di lapangan biasanya lebih rentan terhadap penyakit. Tanaman
dewasa dengan umur 15 tahun atau lebih mempunyai ketahanan yang lebih tinggi
( Semangun, 2000 ).
Dengan hubungannya C. cassiicola dan toksin yang dihasilkannya,
kerentanan klon karet dapat digolongkan menjadi : 1) rentan terhadap serangan
jamur dan toksin yang dihasilkannya; 2) rentan terhadap serangan jamur tetapi
resisten terhadap toksin; 3) resisten terhadap serangan jamur dan rentan terhadap
toksin; 4) resisten terhadap serangan jamur dan toksin. Klon apa saja yang
termasuk kelompok tersebut sampai sekarang belum banyak diketahui, tetapi
klon-klon yang termasuk dalam kelompok pertama dan ketiga adalah klon yang
beresiko mengalami serangan berat ( Situmorang, dkk., 1996 ).
Semua klon karet mempunyai peluang terserang atau terinfeksi
C. cassiicola, tetapi tingkat keparahan penyakit yang timbul pada klon yang
berbeda antara satu dengan lain klon. Klon karet yang berpeluang besar terserang
berat adalah klon yang tidak membawa gen resistensi ( RRIC 103, PPN 2444 dan
PPN 2447 ) dan klon yang membawa satu gen resistensi ( monogenik ) yang
disebut resistensi vertikal seperti RRIM 600, GT 1, BPM 24 dan PR 261.
Sedangkan klon yang membawa lebih dari satu gen resistensi ( poligenik ) yang
disebut resistensi horizontal seperti PB 260 dan BPM 1 berpeluang kecil
mengalami serangan berat ( Situmorang, dkk., 2001 ).
Kerentanan

klon

sangat

berpengaruh

terhadap

timbulnya

dan

berkembangnya penyakit gugur daun Corynespora. Klon-klon yang diketahui

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

sangat rentan sampai moderat adalah RRIC 103, KRS 21, RRIM 725, PPN 2058,
PPN

2444,

PPN

2447,

RRIM

600,

TM

5,

PERAWATAN

303

( Pawirosoemardjo, 2003 ).
Keanekaragaman hayati atau ‘biodiversity’ adalah istilah yang
digunakan untuk menerangkan keanekaragaman, variabilitas dan keunikan gen,
spesies dan ekosistem. Keanekaragaman gen atau yang disebut juga plasma nutfah
adalah substansi yang terdapat dalam setiap kelompok makhluk hidup yang
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dirakit untuk menciptakan jenis
unggul atau kultivar baru. Dengan demikian plasma nutfah adalah aset yang
sangat penting karena merupakan bahan mentah dalam program pemuliaan untuk
merakit jenis - jenis unggul yang sangat penting dalam penyediaan/pemenuhan
kebutuhan manusia ( Sastrapradja, 1992 ).

Pengendalian Penyakit
Secara

konsepsional,

pengendalian

penyakit

Corynespora

dapat

dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1) Penggunaan klon yang tahan
Penggunaan klon tahan merupakan cara pengendalian yang banyak mendapat
perhatian oleh ahli-ahli penyakit dan pemuliaan. Hal ini bertitik tolak dari
kenyataan awal bahwa patogen hanya menyerang klon-klon tertentu saja.
Meskipun demikian, patogen diketahui mempunyai daya adaptasi yang kuat
sehingga penerapan cara ini perlu dipantau terus menerus.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

2) Pemanfaatan lingkungan yang maksimum
Penerapan prinsip ini dilakukan dengan cara menanam klon-klon karet pada
derah yang sesuai bagi pertumbuhannya agar memberikan hasil yang optimal
dan relatif sedikit mendapat tekanan lingkungan serta serangan patogen. Klonklon yang diketahui peka dianjurkan untuk ditanam pada daerah-daerah yang
tidak sesuai bagi perkembangan patogen.
3) Okulasi tajuk
Pengendalian penyakit dengan cara okulasi tajuk tampaknya lebih
memberikan harapan. klon-klon peka yang telah ditanam pada daerah-daerah
serangan diganti tajuknya dengan klon yang tahan.
4) Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dapat menyelamatkan tanaman sementara waktu.
Fungisida-fungisida yang dianjurkan dipakai adalah dari golongan Cu dan Zn,
seperti Dithane M-45 0,2%, Calixin 750 0,2%,Benlate 50 WP 0,2%, Captan
dan lain-lain dengan interval penyemprot seminggu sekali
( Soepena, 1983 ).
Menurut Rahayu (2005) pengelolaan penyakit dapat juga dilakukan
melalui teknik budidaya tanaman. Untuk membantu pertumbuhan tanaman agar
menjadi lebih tahan terhadap Corynespora maka perlu sekali pemeliharaan
tanaman yang baik dengan cara pemberian pupuk tambahan dengan kandungan
unsur hara yang berimbang. Jika diperlukan, pada tanaman yang masih muda
tanaman disemprot dengan fungisida untuk melindungi daun-daun muda dari
serangan penyakit.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proteksi dan Lapangan
Tanaman Pusat Penelitian Karet Sungei Putih, Kecamatan Galang, pada
ketinggian tempat 80 m diatas permukaan laut (dpl ). Penelitian dilaksanakan pada
bulan September 2006 sampai dengan maret 2007.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: isolat
Corynespora cassiicola (Berk.& Curt.) Wei , Kultivar palsma nutfah karet yang
terdiri dari PN No. 262, PN No. 266, PN No. 386, PN No. 389, PN No. 398,
PN No. 803, PN No. 807, PN No. 869, PN No. 1444, PN No. 1544, PN No. 1581,
PN No. 1582, PN No. 3240, PN No. 3491, PN No. 5108, PN No. 5538,
PN No. 5567, PN No. 5575, PN No. 5579, PN No. 5640, PN No.5666,
PN No. 5714, PN No. 5730, PN No. 5761, PN No. 5788, PN No. 5808,
PN No. 5814, PN No. 5819, PN No. 5824 dan PB 260 sebagai pembanding.,
aquadest steril, alkohol 96%, klorox 0,1%, kapas, kertas saring, kain muslin,
kertas label, PDA (Potato Dextrose Agar).
Adapun alat yang digunakan adalah petri dish, erlenmeyer, tabung
reaksi,

beaker

glass,

gelas

ukur,

autoclave,

mikroskop,

mikropipet,

haemacytometer, kotak inokulasi, coverglass, lampu bunsen, pinset, hot plate,
jarum inokulasi, preparat, centrifuge, pisau, alat tulis, spidol.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Metode Penelitian
Penelitian

dilaksanakan

dengan

menggunakan

Rancangan

Acak

Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 60 perlakuan kombinasi dan 2
ulangan dengan 2 faktor perlakuan yaitu:
1.

2.

Faktor isolat yang terdiri dari 2 daerah asal yaitu:
-

Isolat Balai Penelitian Karet Sungei Putih (I1)

-

Isolat Kebun Mopoli Raya Aceh Timur (I 2)

Faktor Kultivar Plasma nutfah Tanaman Karet
Kultivar plasma nutfah tanaman karet yang digunakan terdiri dari 30

faktor yaitu 29 kultivar plasma nutfah dan 1 Klon PB 260 sebagai kontrol.
Adapun faktor Kultivar plasma nutfah yang digunakan adalah:
PB 260 (P0)

PN No. 1544 (P10)

PN No. 5640 (P20)

PN No. 262 (P1)

PN No. 1581 (P11)

PN No. 5666 (P21)

PN No. 266 (P2)

PN No. 1582 (P12)

PN No. 5714 (P22)

PN No. 386 (P3)

PN No. 3240 (P13)

PN No. 5730 (P23)

PN No. 389 (P4)

PN No. 3491 (P14)

PN No. 5761 (P24)

PN No. 398 (P5)

PN No. 5108 (P15)

PN No. 5788 (P25)

PN No. 803 (P6)

PN No. 5538 (P16)

PN No. 5808 (P26)

PN No. 807 (P7)

PN No. 5567 (P17)

PN No. 5814 (P27)

PN No. 869 (P8)

PN No. 5575 (P18)

PN No. 5819 (P28)

PN No. 1444 (P9)

PN No. 5579 (P19)

PN No. 5824 (P29)

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Perlakuan kombinasinya adalah sebagai berikut:
I1P0

I1P1

I1P2

I1P11

I1P12

I1P13

I1P21

I1P22
I2P1

I2P2

I2P11

I2P12

I2P13

I2P22

I1P4

I1P14

I1P23

I2P0

I2P21

I1P3

I1P15

I1P24

I2P3

I2P23

I1P5

I2P4

I2P14

I1P16
I1P25

I2P5

I2P15

I2P24

I1P6

I1P17
I1P26

I2P6

I2P16

I2P25

I1P7

I1P27

I2P17

I1P9

I1P18

I2P7

I2P26

I1P8

I1P19 I1P20
I1P28

I1P29

I2P9

I2P10

I2P8
I2P18

I2P27

I1P10

I2P19 I2P20
I2P28

I2P29

jumlah perlakuan (t) : 60
Jumlah ulangan (r) : 2
(t-1) (r-1) ≥ 15
(60-1) (r-1) ≥ 15
59 r ≥ 74
r = 74/59
r= 1,25
Metode linear yang digunakan adalah :
Yijk =

+ i + j + ( + )ij + ijk

Dimana : Yijk = Respon yang ditimbulkan pada unit percobaan yang mendapat
perlakuan kombinasi ke-ij dengan ulangan ke-k

µ = Efek dari nilai tengah
i = Efek taraf ke-i faktor pertama (P)
j = Efek taraf ke-j faktor kedua (I)
( + )ij

= Efek interaksi yang ditimbulkan oleh perlakuan kombinasi
ke-ij

ijk =Efek galat yang bekerja pada unit percobaan yang mendapat
perlakuan kombinasi ke- ij dengan ulangan ke-k .
Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Jika efek perlakuan nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan
Uji Jarak Duncan (Bangun, 1990).

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan bahan tanaman
Tanaman karet yang berumur + 1 tahun berada di lapangan kebun
entress Balai Penelitian Karet Sungei Putih. Untuk penyeragaman peembentukan
daun baru yang nantinya untuk diinokulasi C. Cassiicola tanaman ditunas secara
serentak.
Persiapan bahan inokulasi
Isolat C.cassiicola (Berk.& Curt.) Wei dimurnikan pada media PDA.
Dari biakan murni, jamur kembali dibiakkan dalam media PDA, lalu
diinkubasikan dalam inkubator selama 3 x 24 jam. Konidia yang terbentuk
dirontokkan dengan cara : Biakan murni dari C.cassiicola ditetesi dengan
aquadest steril secukupnya, kemudian dikikis dengan menggunakan jarum ose,
sehingga seluruh konidia yang terdapat pada ujung konidiofor terlepas dan masuk
kedalam larutan. Campuran larutan ini disaring dengan menggunakan kain muslin,
sehingga potongan-potongan miselium atau bagian-bagian yang kasar dari media
akan tertinggal pada kain muslin, sedangkan yang dapat lolos hanya filtrat
selanjutnya disentrifuge untuk mendapatkan suspensi konidia. Kemudian suspensi
ini diencerkan dengan aquadest steril sehingga mencapai kerapatan konidia
4

sebanyak 2.10 konidia/ml. Konsentrasi ini dapat dihitung dengan menggunakan
haemacytometer.

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Gambar 3. Biakan Murni C. Cassiicola
Sumber : Foto Langsung

Pelaksanaan Inokulasi
Inokulasi dilakukan dengan menyemprotkan suspensi konidia secara
merata ke seluruh permukaan daun muda yang berumur + 20 hari setelah
penunasan. Setelah tanaman diinokulasi, kelembaban udara disekitar tanaman
dipertahankan tetap tinggi dengan kelembaban sekitar 89% dengan cara tanaman
karet tersebut disungkup dengan kantong plastik selama 2 hari ( 2 x 24 jam ).

Parameter Pengamatan
Intensitas Serangan ( % )pada Tanaman
Tanaman yang telah diinokulasi dengan suspensi C. cassiicola diamati
pada hari ke 7, 14, 21 dan 28. Daun yang diamati sebanyak 10 tangkai daun yang
dimulai dari daun terbawah dari payung daun teratas.
Nilai skala bercak daun ditetapkan 0 - 4:
Skala 0 = tidak terdapat bercak
Skala 1 = terdapat bercak < 1/4 bagian
Skala 2 = terdapat bercak < 1/2 bagian
Skala 3 = terdapat bercak > 1/2 – 3/4 bagian

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

Skala 4 = terdapat bercak > 3/4 bagian
( Pawirosoemardjo, 1999 ).

Nilai intensitas serangan dinyatakan dengan runus:

I=

∑ ( n x v ) x100%
ZxN

Keterangan:
I = Intensitas serangan
n = Jumlah daun tiap kategori serangan
v = Nilai skala dari setiap kategori serangan
Z = Nilai skala dari kategori yang tertinggi
N = Jumlah daun yang diamati

Tabel 1. Klasifikasi Penilaian Intensitas Serangan Penyakit C. cassiicola :

Klasifikasi

Intensitas Serangan ( % )

Resisten

0 - 20

Agak resisten

21 - 40

Moderat

41 - 60

Agak rentan

61 - 80

Rentan

81 - 100

( Pawirosoemardjo, 1999 ).

Tari Elvalianda : Uji Resistensi Beberapa Kultivar Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) Terhadap
Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei) Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN

Intensitas Serangan ( % ) C. cassiicola
♦ Pengaruh faktor kultivar ( P ) terhadap intensitas ser

Dokumen yang terkait

Uji Ketahanan Beberapa Genotipe Tanaman Karet Terhadap Penyakit Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides di Kebun Entres Sei Putih

1 85 68

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muall, Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora casiicola Berk &amp; Curt.) di Lapangan

0 34 64

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. &amp; Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brassiliensis Muel. Arg.) Terhadap 3 Isolat Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Sacc.) Di Laboratorium

0 48 59

Uji Resistensi Progeni F1 HP 1998 Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeoesporioides (Penz). Sacc Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) di Laboratorium

0 29 61

Uji Ketahanan Klon IRR Seri 200 Terhadap Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloeosporioides Penz. et Sacc.) Pada Tanaman Karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg.) Di Laboratorium

0 38 63

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Uji Resistensi Beberapa Genotipe Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. &amp; Curt.) Wei.) Di Laboratorium

0 30 53

Uji Resistensi Klon Irr Seri 400 Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora cassicola (Berk. &amp; Curt.)Wei. Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Di Laboratorium

0 32 92

Antagonisme Antara Fungi Permukaan Daun dengan Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei Penyebab Penyakit Gugur Daun pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

1 10 50