Sistem Shift Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja

15 proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara- cara melakukan pekerjaan Suma’mur, 1993. Faktor pekerja merupakan faktor yang sangat rentan terhadap kecelakaan kerja. Beberapa penelitian berhasil mengidentifikasi beberapa faktor manusia yang menyebabkan kecelakaan kerja yaitu umur, kemampuan, pengalaman, obat-obatanalkohol, gender, stres, kelelahan fatique, dan motivasi kerja. Banyak perusahaan beroperasi lebih dari 8 jam per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar dan karena keterbatasan sumber dayafasilitas. Konsekuensinya, perusahaan harus melakukan shift kerja. Shift kerja adalah periode waktu dimana suatu kelompok pekerja dijadwalkan bekerja pada tempat kerja tertentu Tayyari dan Smith, 1997. Disamping memiliki segi positif yaitu memaksimalkan sumber daya yang ada, shift kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi pekerja pada: 1. Aspek Fisiologis Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam. 2. Aspek Psikologis Stres akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti ketidak puasan, tingkat kecelakaan kerja meningkat sehingga menimbulkan stres, dan kelelahan. 16 3. Aspek Kinerja Dari beberapa penelitian baik di Amerikan maupun Eropa, shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja, termasuk tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan, waktu kerja siang hari lebih baik dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe pekerja. 4. Domestik dan sosial Shift kerja akan berpengaruh negatif terhadap hubungan keluarga seperti, tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering berakibat pada konflik keluarga Tayyari Smith, 1997.

D. Pengertian Stres

Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang Charles, 2001. 1. Penyebab stres a. Tidak adanya dukungan sosial. Artinya, stres akan cenderung muncul pada karyawan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga khususnya moril dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman. Begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya baik 17 pimpinan maupun bawahan akan cenderung lebih mudah terkena stres. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang menyebabkan ketidak nyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya. b. Adanya tugas yang terlalu banyak. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi penyebab stres, akan menjadi sumber stres bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi karyawan. c. Supervisor yang kurang pandai. Seorang karyawan dalam menjalankan tugas sehari-harinya biasanya di hawah bimbingan sekaligus mempertanggung jawabkan kepada supervisor. Jika seorang supervisor pandai dan menguasai tugas bawahan, akan membimbing dan memberi pengarahan atau instruksi secara baik dan benar. Terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan. Karyawan biasanya mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas kantorperusahaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu yang terbatas. Akibatnya, karyawan dikejar waktu untuk menyelesaikan tugas sesuai tepat waktu yang ditetapkan atasan. d. Kurang mendapat tanggung jawab yang memadai. Faktor ini berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan. Atasan sering memberikan tugas kepada bawahannya tanpa diikuti kewenangan atau hak yang memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus berkonsultasi, kadang menyerahkan sepenuhnya pada atasan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PERILAKU BERBAHAYA PADA PEKERJA SHIFT MALAM

0 8 55

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 4 133

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING Hubungan Intensitas Kebisingan Dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Spinning Di PT. Kusumaputra Santosa Karangayar.

0 2 15

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING Hubungan Intensitas Kebisingan Dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Bagian Spinning Di PT. Kusumaputra Santosa Karangayar.

0 5 15

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 0 16

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 1 15

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 1 6

Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016

0 0 24