Latar Belakang dan Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Jagung Zea mays L. adalah tanaman pangan yang menduduki perinkat kedua setelah padi di Indonesia dan salah satu jenis tanaman serealia dari keluarga rumput-rumputan. Jagung berasal dari Amerika Tengah yang kemudian tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Pada abad ke-16 jagung disebarkan oleh orang Portugal ke Negara-negara di Asia termasuk Indonesia Iriyanni et al., 2006. Tanaman jagung memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Class : Monocotyledone Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Jagung yang merupakan makanan pokok kedua setelah padi bagi masyarakat Indonesia yang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat dan protein. Secara lebih terinci kandungan gizi yang terdapat pada jagung meliputi pati 72-73, kadar gula sederhana jagung glukosa, fruktosa, dan sukrosa berkisarantara 1-3. Protein jagung 8-11 terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein Suarni dan Widowati, 2012. Jagung adalah tanaman berhari pendek atau tanaman semusim yang dapat dipanen berumur sekitar 80-150 hari. Jagung memiliki akar serabut, batang jagung terdiri atas ruas dan buku, kokoh, tegak dan tidak banyak mengandung lignin. Ruas batang terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku-buku. Jagung memiliki daun dengan bentuk memanjang yang muncul dari ruas-ruas batang, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman sehingga dapat terjadi penyerbukan silang. Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, sedangkan bunga betina tersusun dalam tongkol jagung Subekti et al., 2010. Budidaya tanaman jagung hibrida dapat dilakukan dengan cara berikut. Benih jagung dipilih dari varietas tahan dan memiliki daya berkecambah minimal 90, disiapkan lahan dengan membajak tanah 15-20 cm, digemburkan dan diratakan serta dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma, penanaman jagung dilakukan dengan cara tanah ditugal dengan alat tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm dan dimasukkan benih ke dalam lubang tanam tersebut, pemupukan dilakukan dengan takaran dosis ± 450 kg ureaha + 150 kg SP36ha + 50 s.d. 100 kg KCLha untuk satu kali musim tanam, pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada 7-10 hari setelah tanam HST 150 kg ureaha + 150 kg SP36ha + 50 s.d. 100 kg KCLha dan pada 30-35 HST 300 urea kgha, pemeliharaan tanaman seperti penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada 15 HST dan 28 s.d. 30 HST, pengendalian hama dan penyakit yang umum dilakukan menggunakan fungisida dan pestisida kimia berdasarkan ada tidaknya serangan hama dan penyakit, penyiraman dilakukan jika musim kemarau, pemanenan dilakukan ketika klobot sudah mengering dan berwarna coklat muda, biji