Tinjauan Kampanye Hitam TINJAUAN PUSTAKA

berhubungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung, atau menyebarkan cerita bohong atau fitnah lainnya. 2. Untuk menguatkan cerita tersebut biasanya si penyebar cerita akan menyertakan berupa bukti foto. Foto-foto tersebut bisa saja benar-benar terjadi tapi tidak terkait langsung dengan permasalahan. Namun si penyebar foto berharap asumsi masyarakat terbentuk atau bisa juga foto tersebut hasil rekayasa atau manifulasi dengan bantuan teknologi komputer. 3. Yang lebih hebat lagi adalah apabila dimunculkan saksi hidup yang bercerita perihal keburukan atau pekerjaan jahat si politikus, baik dimasa lalu maupun yang masih belum lama terjadi Mufida, 2014.

C. Tinjauan Media Massa

Media massa merupakan media sosialisasi yang kuat dalam membentuk keyakinan-keyakinan baru atau mempertahankan keyakinan yang ada. Bahkan proses sosialisasi media massa ruang lingkupnya luas dari media sosialisasi yang lainnya. Iklan-iklan yang ditayangkan media massa, misalnya disinyalir telah menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi, bahkan gaya hidup warga masyarakat Narwoko, 2004:96. Penggunaan media massa untuk suatu kampanye tampaknya sangat esensial dalam kehidupan politik. Di Amerika, setiap ada pemilihan presiden media massa di seluruh negeri hampir selalu digunakan untuk kegiatan kampanye. Disini tampak peranan kampanye melalui media massa sangat besar artinya bagi seorang kandidat Subiakto, 2012:94. Banyak orang menganggap bahwa media massa merupakan smber informasi yang layak untuk dijadikan sarana belajar bagi masyarakat. Karena, itu media massa melalui informasi dan isinya mengajarkan kepada khalayak mengenai berbagai hal, seperti norma politik, perundangan, nilai-nilai, hingga terjadinya kejadian atau peristiwa Subiakto, 2012:62. Opini seseorang tentang system politik berasal dari proses pemikiran mereka sendiri, tetapi kesemuannya itu diolah berdasarkan fakta yang disediakan oleh media massa. Jadi, secara tidak langsung media massa secara tidak disadari jelas- jelas memengaruhi opini masyarakat. Tetapi mungkin masyarakat tidak menyadari bahwa mereka sekarang sangat bergantung informasinya dari kehabisan media massa Subiakto, 2012:62. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk menyiarkan fenomena yang sedang terjadi dan menjadi wadah untuk mendapatkan informasi.

D. Tinjauan Pemilih Pemula

Pemilih pemula dalam kategori politik adalah kelompok yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya Setiadji, 2011:19. Pengertian Pemilih pemula berdasarkan UU No. 10 tahun 2008 Tentang pemilihan Umum dalam Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17tahun dan atau lebih atau sudahpernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka karakteristik yang dimiliki oleh pemilih pemula dilihat dari karakter yang berbeda dengan pemilih yang sudah terlibat pemilu periods ebelumya, yaitu: 1 belum pernah memilih atau melakukan penentuan suara di dalam TPS, 2 belum memiliki pengalaman memilih, 3 memiliki antusias yang tinggi, 4 kurang rasional, 5 pemilih muda yang masih penuh gejolak dan semangat, yang apabila tidak dikendalikan akan memiliki efek terhadap konflik-konflik sosial di dalam pemilu, 6 menjadi sasaran peserta pemilu karena jumlahnya yang cukup besar, 7 memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan berpartisipasi dalam pemilu, meskipun kadang dengan berbagai latar belakang yang berbeda Setiadji, 2011:20. Daya tarik pemilih pemula bagi partai politik yaitu : Lahirnya dukungan dari pemilih pemula yang secara tidak langsung membawa dampak pencitraan berarti untuk pengamanan proses regenerasi kader politik itu sendiri kedepan. Sebagai lumbung emas suara kepada pertai politik. Pemilu pertama menumbuhkan kesadaran berpolitik sejak dini. Kedua, mengembangkan pendidikan politik kepada para remaja agar mampu menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang disandang. Ketiga,menumbuhkan pengertian bagaimana menjalankan hak dan kewajiban politik sebagai warga negara secara baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemilih pemula adalah suatu kelompok pemilih yang masih muda dan baru pertama kali menjatuhkan pilihannya sebagai keputusan memilih calon kandidat.

E. KerangkaTeori

1. Teori Behavioral Sociology Behavioral Sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip psikologi perilaku kedalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor. Akibat-akibat tingkah laku diperlakukan sebagai variabel independent. Ini berarti bahwa teori ini berusaha menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang mengikutinya kemudian. Jadi nyata secara metafisiki mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi dimasa sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi dimasa yang akan datang Ritzer, 1992:26. Seperti yang diketahui, kegiatan politik selalu saja menjadi ajang kompetisi dan persaingan dalam sebuah kekuasaan. Di Indonesia sendiri kekuasaan sangatlah menggiurkan terutama para politikus yang berperan didalamnya. Tidak bisa dipungkiri terkadang hal yang dilakukan memberikan akibat-akibat terhadap

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERITAAN MEDIA MASSA DALAM GEJOLAK POLITIK MENJELANG PEMILU 2014 TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP PEMILIH PEMULA DI DESA TERPANDI KELURAHAN KOTABUMI UDIK LAMPUNG UTARA 2014

2 39 71

Analisis Sikap Pemilih Pemula Dalam Menanggapi Terpaan Informasi Pada Pemilu Legislatif DPRD Kota Dapil Sukarame 2014 (Studi Pada Pemilih Pemula Kecamatan Sukarame Bandarlampung)

0 28 74

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BRANTI RAYA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 15 161

Persepsi Pemilih Pemula Pada Iklan Kampanye Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula Di Kelurahan Karangmalang Pada Iklan Kampanye Politik Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Sragen Tahun 2015).

0 3 16

PENGARUH KAMPANYE HITAM (BLACK CAMPAIGN) PADA PEMILIH PEMULA (Studi Eksperimen Pengaruh Kampanye Hitam (Black Campaign) Pada Kampanye Calon Presiden Dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2014 Melalui Media Sosialisasi Dan Diskusi Terhadap Pemahaman Pemilihan Um

0 0 16

PERSEPSI PEMILIH PEMULA TERHADAP CALON LEGISLATIF PEREMPUAN (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula terhadap Calon Legislatif Perempuan dalam Iklan Pemilu 2014 Pada Media Luar Ruang di Kelurahan Serengan Surakarta).

0 0 18

Pengaruh Kampanye Hitam (Black Campaign) Pada Pemilih Pemula bab0

0 0 14

KAJIAN FIKIH SIYASAH DAN UU NO. 42 TAHUN 2008 TENTANG PILPRES TERHADAP PERBUATAN BLACK CAMPAIGN / KAMPANYE HITAM DALAM PILPRES 2014.

1 6 71

PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PO

0 0 23

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG DENGAN TENAGA (Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 93