PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN PO
PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN POLITIK
(STUDI DESKRIPTIF TERHADAP BURUH DAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL KOTA MALANG PADA PEMILU PRESIDEN 2014)
Disusun Oleh:
Hikmah Helydah Febriana
115120500111023
JURNAL
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang
PEMINATAN METODE ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
MASS MEDIA INFLUENCES TO POLITICAL CHOICES
(DESCRIPTIVE STUDY FOR LABORA AND CIVIL SERVANTS IN
MALANG CITY IN PRESIDENT ELECTION 2014)
Hikmah Helydah Febriana, Faza Dhora Nailufar, dan Habibi Subandi. Program
Study of Political science. Faculty of Social and Political Sciences. University of
Brawijaya
ABSTRACT
Mass media has a big role in order to succeed the general election in
Indonesia. The various of mass media give the information to the whole of society
through the political advertising, especially for President Election 2014. Malang
City is as the one of industry city which the majority of society work as labor and
many kind their job has the high participant on President Election 2014. So that’s
why Malang City is became as the research field which aims to consider the mass
media influences to the political choices for civil servants and labors who worked
in Malang City. The voter behaviour is chosen as an approach that used to explain
the civil servant and labor consideration in order to define their choices. The
method of this research use the descriptivequantitative which using 100
respondents sample of labor and 97 respondents sample of civil servant, through
the Purposive Sampling to spread those sample. The collecting data method use
the Questionnaire technique, interview, observation, and literature study. Then
for the examining the hypothesis, researcher using the SPSS 16 Program as the
support means. The Data analysis technique that used are frequency, crosstabulation, and simply linear regression to measure the variable significances level
of mass media influences for political choices of labors and civil servants. The
result told that mass media doesn’t influence enough to the political choices of
labors and civil servants, it caused there are other factors such as family, and
public figures/ community leader who influenced their political choices.
Keywords: civil servants, labors, mass media, and voting behavior.
PENDAHULUAN
Rezim Orde Baru merupakan masa terburuk bagi eksistensi media massa
di Indonesia. Adanya kontrol terhadap pers termasuk penyiaran dan kekangan
terhadap kebebasan media massa serta berbagai regulasi dan undang-undang
dibentuk dengan tujuan untuk menjaga stabilitas politik dan stabilitas legitimasi
rezim. Kehidupan media massa di Indonesia dianggap sebagai instrumen dominasi
penguasa orde baru dan pemilik modal. Media massa baik cetak maupun
elektronik tidak boleh memberitakan hal-hal yang merugikan para penguasa di
rezim orde baru ini. Tidak ada stasiun televisi atau stasiun radio swasta, semua
yang disiarkan di Indonesia merupakan milik pemerintah yaitu hanya stasiun
Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan stasiun Radio Republik Indonesia (RRI).
Namun, sejak lahirnya orde reformasi, media massa mengalami angin segar.
Tahun 1999 merupakan pemilu pertama kalinya setelah rezim orde baru
runtuh. Pada pemilu ini Indonesia menganut sistem multi partai dengan jumlah
100 partai peserta pemilu dan tersisa 48 partai politik yang lolos proses kualifikasi.
Berselang lima tahun kemudian yaitu tahun 2004 adalah tahunnya demokrasi
berdiri di Indonesia, pada tahun ini merupakan tahun perubahan wajah Indonesia
dari pemilu tidak langsung menjadi pemilu langsung. Hak politik masyarakat
yang selama ini bungkam pada orde baru, kini mendapatkan kebebasan demi
terwujudnya demokrasi di Indonesia. Melihat perubahan sistem pemilu di
Indonesia yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai penentu pemimpin
negerinya, menimbulkan fenomena sosialisasi kampanye yang baru dan lebih
beragam. Pada Pilpres 2014, mulai muncul metode baru dalam berkampanye
selain media cetak dan elektronik kini muncul kampanye melalui media sosial
seperti facebook, twitter , youtube dan lain sebagainya.
Kota Malang merupakan kota yang angka partisipasinya tinggi dalam
Pilpres 2014 lalu yaitu sekitar 70%. Keberhasilan Kota malang dalam mencapai
angka
tersebut
tak
luput
dari
mensosialisasikannya. Masyarakat
peran
Kota
pemerintah
setempat
dalam
Malang bekerja sebagai
buruh,
disebabkan Kota Malang memang dikenal sebagai kota industri. Selain itu,
masyarakat Kota Malang juga memiliki pekerjaan beragam lainnya seperti
Pegawai Negeri Sipil
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah media massa mempengaruhi pilihan politik buruh
dan pilihan politik PNS pada Pemilu Presiden 2014 di Kota Malang?”.
TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari media massa terhadap
afiliasi pilihan politik buruh pada Pemilu Presiden 2014.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari media massa terhadap
pilihan politik PNS pada Pemilu Presiden 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Politik
Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan kepada seseorang
yang berhubungan dengan hal politik. Para ahli juga menyimpulkan bahwa
komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan
aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan
pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara
"yang memerintah" dan "yang diperintah". Konsep komunikasi politik merupakan
proses penyampaian pesan yang berhubungan dengan politik dari sumber
komunikasi kepada penerima, baik dengan menggunakan alat maupun tatap muka.
Kemudian dari kejadian tersebut, terjadi umpan balik untuk menilai akibat dari
penerimaan pesan yang disampaikan (Nimmo, 2005: 13). Dalam teori komunikasi
politik, terdapat pendapat Lasswel yang mendukung konsep komunikasi politik
tersebut terdiri dari lima unsur:
1. Komunikator: siapa yang mengatakan pesan tersebut
2. Pesan: apa yang akan disampaikan
3. Media: melalui saluran/ channel/ media apa yang digunakan
4. Komunikan: kepada siapa pesan tersebut disampaikan
5. Efek : efek apa yang dihasilkan
Berdasarkan Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah
pihak komunikator membentuk pesan politik dan menyampaikannya melalui suatu
saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
B. Perilaku memilih
Perilaku memilih atau voting behavior dalam pemilu adalah respon
psikologis dan emosional yang diwujudkan dalam bentuk tindakan politik
mendukung suatu partai politik atau kandidat dengan cara mencoblos surat suara.
Dalam perilaku pemilih, terdapat dua faktor yang terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Secara eksternal perilaku pemilih merupakan hasil sosialisasi
nilai-nilai dari lingkungannya, sedangkan secara internal merupakan tindakan
yang didasarkan atas rasionalitas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki (Surbakti, 2007: 145).
Selain itu terdapat beberapa pendekatan perilaku pemilih menurut Ramlan
Surbkati yang melatarbelakangi pilihan potilik. Pertama , pendekatan sosiologis
atau sosial struktural, Pendekatan ini menekankan pentingnya beberapa hal yang
berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan seseorang seperti, status sosioekonomi (seperti pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, dan kelas), agama,
etnik, bahkan wilayah tempat tinggal (misalnya kota, desa, pesisir, ataupun
pedalaman). Kedua , pendekatan psikologis atau psikologi sosial. Teori ini
dilandasi oleh konsep sikap dan sosialisasi. Sikap seseorang sangat mempengaruhi
perilaku politiknya. Bahkan ketika kandidat masih muda, karena sikap dan
sosialisasi ini bisa dibentuk melalui orang tuanya. Sehingga muncul istilah
identifikasi partai yang disebabkan lamanya sosialisasi. Para pemilih yang
dipengaruhi oleh faktor identifikasi partai ini digolongkan sebagai pemberi suara
yang reaktif.
Ketiga , pendekatan pilihan rasional atau rational choice . pada dasarnya
bertindak secara rasional ketika membuat pilihan dalam tempat pemungutan suara
(TPS), tanpa mengira agama, jenis kelamin, kelas, latar belakang orang tua, dan
latar lainnya yang bersifat eksternal. Keempat Pendekatan struktural yang melihat
kegiatan memilih sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti
struktur sosial, sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan, dan program
yang ditonjolkan oleh setiap partai. Kelima Pendekatan ekologis hanya relevan
apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih
berdasarkan unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
C. Media Massa
Media
massa
mempunyai
peranan
penting
dalam
penyebaran
informasi/berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah dan dalam
pembentukan pendapat umum. Media merupakan sarana bagi komunikasi dalam
menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam
jumlah yang banyak (Subiakto, 2014: 131). Hal ini menunjukan media massa
merupakan sebuah bagian yang penting bagi masyarakat. Media massa yang
digunakan pada penelitian ini adalah media massa televisi, radio, koran, facebook,
twitter dan youtube.
D. Pilpres
Pemilu Presiden yang selanjutnya disebut Pilpres sebagai bagian dari
pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu tahun 2004 yang menjadi tonggak
perubahan sistem pemilu di Indonesia. Pilpres adalah pemilihan umum untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
E. Buruh
Buruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang bekerja
kepada orang lain dan mendapatkan upah dari hasil pekerjaan yang telah
dilakukannya. Tipe buruh dalam penelitian ini adalah buruh kasar atau buruh yang
bekerja menggunakan otot pada industri atau pabrik di Kota Malang. Kriteria
buruh dalam penelitian ini juga yang berumur minimal 17 tahun atau sudah
menikah meskipun umurnya belum 17 tahun dan terdaftar sebagai Daftar Pemilih
Tetap di Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Malang pada Pemilu Presiden
2014 lalu.
F. PNS
Pengertian dari PNS dalam penelitian ini adalah seseorang yang bekerja di
instansi pemerintah Kota Malang, memiliki pendidikan terakhir S1 dan
berpangkat golongan IIIa, IIIb, IIIc dan IIId. Kriteria PNS dalam penelitian ini
juga termasuk salah satu Daftar Pemilih Tetap di Kota Malang pada Pemilu
Presiden 2014 lalu.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian sosial terbagi menjadi tiga jenis rancangan
yaitu pendekatan kualitatif, kuantitatif dan pendekatan mix method (Creswell,
2012: 4). Dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga jenis penelitian. Pertama ,
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
penghubung dengan variabel yang lain. Kedua, penelitian komparatif adalah suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
panelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam
waktu yang berbeda. Ketiga , penelitian asosiatif/hubungan merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
(Creswell, 2012: 5). Pada penelitian ini, menggunakan metode penelitian
kuantitatif deskriptif disebabkan untuk menjelaskan pengaruh media massa
terhadap afiliasi politik buruh dan PNS.
B. Teknik pengambilan sampel
Populasi
Populasi merupakan jumlah total dari sampel yang akan diteliti. Populasi juga
berarti seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Dalam penelitian ini,
populasi adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat Golongan I, II, III,
IV dan IV (a, b, c, dan d) di lingkungan pemerintah Kota Malang dan seluruh
masyarakat Kota Malang yang bekerja sebagai buruh pada industri yang berskala
besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Malang jumlah Pegawai
Negeri Sipil di Kota Malang dengan pangkat golongan I, II, III, dan IV (a, b, c,
dan d) sebanyak 9.536 orang yang tersebar di 52 instansi dan jumlah total buruh
yang bekerja pada industri berskala besar berada di Kota Malang sebanyak 41.212
orang (BPS, 2014: 35).
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur
tertentu, sehingga dapat mewakili populasinya. Suatu sampel dapat
dikatakan representatif atau ideal apabila karakteristik sampel sama
dengan karakteristik populasi. Jika karakteristik sampel tidak sama dengan
karakteristik populasi maka sampel tersebut dikatakan sampel bias atau
unrepresentative sample (Purwanto, 2012: 38). Untuk menentukan sampel
buruh dan PNS, peneliti menggunakan rumus dari Taro yamane (Riduwan,
2013: 254) yaitu:
a. Untuk sampel buruh:
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d2 : presisi (ditetapkan 10%)
Jadi, total sampel untuk buruh sebanyak 100 kuesioner.
b. Sampel untuk PNS
Jadi, total sampel untuk PNS sebanyak 97 kuesioner.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dari penelitian ini
adalah Purposive sampling. Purposive Sampling merupakan metode penetapan
responden untuk dijadikan sampel pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2014:
33). Untuk menentukan sampel buruh dengan menyaring industri di Kota Malang
yang terdiri dari industri besar, sedang, dan kecil menjadi industri besar saja yang
digunakan. Industri besar di Kota Malang terdiri dari 71 perusahaan/pabrik
dengan total jumlah buruh pada industri besar sebanyak 34.704 jiwa, kemudian
membagi secara proposional sampel penelitian pada industri yang dibagi per
kecamatan. Berikut pembagian sampel berdasarkan industri per kecamatan yang
ada di Kota Malang:
Tabel Sampel buruh
No
Industri/Pabrik
Jumlah sampel
1.
PT Akhas
18
2.
PT Gandum
21
3.
PT HM Sampoerna
24
4.
PT GerbangJaya Lestari
19
5.
Keramik Dinoyo
18
Total
100
Sumber: Data diolah peneliti, 2014.
Sampel tersebar disetiap kecamatan yang berada di Kota Malang. Satu
pabrik mewakili satu kecamatan, sehingga pembagian sampel dapat tersebar
secara adil dan merata. Jenis produksi dari pabrik diatas mayoritas memproduksi
rokok kretek dan rokok filter, hanya satu industri yaitu pabrik Keramik Dinoyo
yang menghasilkan produk kerajinan.
Selanjutnya untuk perhitungan sampel PNS, berawal dari pemilihan
golongan yang terdapat di PNS yaitu golongan I, II, III, dan IV. Penelitian ini
mengambil golongan III disebabkan PNS yang mendapatkan golongan III dan IV
memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 dan menempati lapisan sosial
kelas menengah. Selanjutnya peneliti hanya memilih golongan III saja yang terdiri
dari golongan IIIa, IIIb, IIIc, dan IIId. Dengan menghitung secara proposional,
maka jumlah sampel berdasarkan golongan di beberapa instansi adalah sebagai
berikut:
Tabel Sampel PNS
Instansi
Total
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
18
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
12
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
22
Dinas Komunikasi dan Informatika
23
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
22
Total
97
Sumber: data diolah peneliti, 2014.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mengalami variasi nilai. Variabel tediri dari
variabel Independent, variabel dependent, variabel intervening dan variabel
control (Purwanto, 2011: 17). Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua
variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent.
Variabel Independent
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel dependent
(Purwanto, 2011: 17). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent
yaitu karakteristik sosial ekonomi, karakteristik pilihan rasional, dan
karakteristik pilihan psikologis
Variabel Dependent
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independent/variabel bebas (Purwanto, 2011: 17). Dalam penelitian
Pengaruh Media Massa Terhadap Pilihan Politik Buruh dan Pegawai Negeri
Sipil
Pada
Pilpres
2014
di
Kota
Malang ,
yang
menjadi
variabel
dependent/variabel terikatnya ialah Pilihan politik buruh dan PNS pada Pilpres
2014 lalu.
D. Analisi Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan program SPSS 16,
langkah selanjutnya setelah data di entry yaitu data diolah dengan menggunakan
prosedur frekuensi, crosstabulation dan Regresi linier (Wahyono, 2012: 56).
Prosedur frekuensi memiliki kegunaan pokok untuk melakukan pengecekan
terhadap input data. selain itu, prosedur frekuensi memiliki kegunaan lain untuk
menyediakan informasi deskripsi data yang menggambarkan demographic
characteristics dari sampel yang diambil. Sedangkan prosedur crosstabulation
(crosstab) merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik, dimana
menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu
distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Regresi
Linier digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan atau untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel.
HASIL PENELITIAN
Grafik Hubungan infromasi media massa terhadap pilihan politik PNS
tidak
PRABOWO-HATTA
2%
2%
98%
98%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara variabel media massa
memberikan informasi dengan variabel pilihan politik PNS. hasil dari responden
yang memilih Prabowo Hatta dengan Jokowi-JK adalah sama, dimana hampir
semua responden dari kedua pasangan calon tersebut mengakui bahwa media
massa telah memberikan informasi yang dibutuhkan responden terkait Pilpres
2014. Sedangkan responden yang tidak merasakan bahwa media massa
memberikan informasi hanya beberapa persen yang sangat kecil.
Grafik Pengaruh media massa terhadap pilihan politik PNS
tidak
PRABOWO-HATTA
36%
44%
56%
64%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Melihat dari masing-masing pasangan calon, terdapat hubungan yang
sedikit berbeda. Responden yang memilih Prabowo-Hatta terdapat selisih 12%
yang lebih banyak merasa bahwa media massa telah mempengaruhi pilihan
politiknya. Kemudian untuk pasangan calon Jokowi-JK selisihnya cukup besar
yaitu 28%, sesuai dengan kampanye yang dilakukan secara besar-besaran oleh
calon tersebut di media massa, sehingga responden merasa bahwa media massa
telah mempengaruhi pilihan politiknya. Untuk menguji hal diatas, dibuktikan
dengan menguji apakah korelasi antara dua variabel tersebut. Pengujian dilakukan
melalui uji regresi linear yang membandingkan signifikansi tabel dengan taraf
signifikansi yang telah ditetapkan.
Grafik hubungan infromasi media massa terhadap pilihan politik Buruh
tidak
0%
15%
85%
100%
ya
PRABOWO-HATTA
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Media massa berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
beragam informasi ditampilkan oleh media massa. Penelitian ini mencari tentang
hubungan media massa sebagai pemberi informasi terhadap pilihan politik buruh.
Hasilnya menyatakan dari 47 responden buruh yang memilih pasangan calon
Prabowo-Hatta sebesar 85%nya setuju bahwa media massa memberikan informasi
yang dibutuhkan responden terkait Pilpres 2014 dan sisanya sebanyak7 responden
tidak merasa bahwa media massa telah memberikan infromasi yang dibutuhkan.
Sedangkan untuk responden buruh yang memilih pasangan calon Jokowi-JK,
100% responden menyetujui bahwa media massa telah memberikan informasi.
Kampanye yang gencar dilakukan oleh tim sukses maupun relawan Jokowi
berhasil masuk di tengah-tengah masyarakat yang dibuktikan dengan setujunya
semua responden yang memilih pasangan calon Jokowi-JK.
Grafik Pengaruh media massa terhadap pilihan politik Buruh
tidak
PRABOWO-HATTA
43%
57%
49%
51%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Hasil dari penelitian terhadap responden buruh menyatakan bahwa media
massa memberikan pengaruh terhadap pilihan politiknya, meskipun pengaruh
tersebut tidaklah signifikan. Responden buruh yang memilih Pasangan calon
Prabowo-Hatta memiliki selisih yang sangat tipis antara yang setuju dan tidak
setuju. Responden yang merasa bahwa media massa telah mempengaruhi pilihan
politiknya sebesar 51% dan yang tidak sependapat sebanyak 23 responden dari
total 47 responden yang memilih pasangan tersebut. kemudia untuk responden
yang memilih pasangan Jokowi-JK, terdapat selisih 14% antara responden yang
merasa terpengaruh dan tidak terpengaruh. Responden buruh yang memilih
pasangan Jokowi-JK lebih banyak menytakan bahwa media massa telah
memberikan pengaruh terhadap pilihan politiknya atau sebesar 57% dan sebanyak
23 responden dari total 53 responden yang memilih pasangan Jokowi-JK tidak
merasakan bahwa media massa memberikan pengaruh pada pilihan politiknya.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Gambar regresi linear PNS
ANOVAb
Sum of
Model
1
Squares
Regression
df
Mean Square
.163
1
.163
Residual
23.508
95
.247
Total
23.670
96
F
.657
Sig.
.420a
a. Predictors: (Constant), pengaruh media massa
b. Dependent Variable: calon yang di pilih
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Hasil dari perhitungan menggunakan SPSS 16 didapat signifikasi sebesar
0,42 dimana taraf signifikan yang ditetapnya sebesar α = 0,1, sehingga
menghasilkan sig > α = 0,42 > 0,1 yang berarti kaidah pengujiannya adalah Ho
diterima dan Ha ditolak. Jadi dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari media massa terhadap pilihan politik PNS pada Pilpres tahun 2014
di Kota Malang.
Gambar regresi linear buruh
ANOVAb
Sum of
Model
1
Squares
Regression
df
Mean Square
.077
1
.077
Residual
24.833
98
.253
Total
24.910
99
a. Predictors: (Constant), pengaruh media massa
b. Dependent Variable: calon yang di pilih
F
.303
Sig.
.584a
Sumber: data diolah peneliti, 2015.
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 didapat signifikasi sebesar
0,584 dimana taraf signifikan yang ditetapnya sebesar α = 0,1 dan menghasilkan
sig > α = 0,584 > 0,1, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dalam penelitian
ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh media massa terhadap
pilihan politik buruh pada Pilpres tahun 2014 di Kota Malang.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Media Massa Terhadap Pilihan
Politik Buruh dan PNS di Kota Malang pada Pilpres Tahun 2014 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh media massa dalam menetukan pilihan politik
PNS pada Pilpres tahun 2014, hal ini terbukti dengan hasil penelitian
menunjukan sig PNS > α atau sebesar 0,420 > 0,1, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2. Tidak terdapat pengaruh media massa dalam menentukan pilihan politik
buruh pada Pilpres tahun 2014. Dengan perhitungan melalui SPSS 16
melalui analisis regresi linear menghasilkan sig buruh > α atau 0,584 >
0,1 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga kesimpulannya
adalah media massa tidak mempengaruhi buruh dalam menentukan
pilihan politiknya.
3. Analisis deskriptif buruh dan PNS dalam menetukan pilihan politiknya
pada Pilpres 2014 di Kota Malang ternyata tidak terpengaruh dari media
massa. Hasil tersebut disebabkan karna terdapat beberapa faktor lain
yang mempengaruhi.
4. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan
PNS di Kota Malang, hal ini dibuktikan dengan adanya faktor sosiologis,
faktor pilihan rasional, dan faktor psikologis. Sehingga H o diterima
sedangkan Ha ditolak dengan memperhatikan hasil dari penelitian ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan PNS terbagi
dalam dua faktor: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berkaitan dengan pendekatan sosial ekonomi dan faktor pilihan rasional.
Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan faktor psikologis. Faktor
Internal yang berkaitan dengan pendekatan sosial ekonomi didasarkan
pada indikator jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir yang ditamatkan,
pekerjaan dan identifikasi organisasi keagamaan. Sedangkan pendekatan
pilihan rasional dalam menentukan pilihan politik didasarkan pada iklaniklan atau pemberitaan di media massa, bentuk kampanye yang
dilakukan pasangan calon, dan hal-hal yang dilakukan saat berkampanye
melalui media massa dimana hasilnya bahwa media massa hanya
memberikan informasi yang dibutuhkan terkait Pilpres 2014, tetapi tidak
memberikan pengaruhnya kepada buruh dan PNS untuk menetukan
pilihan politik keduanya. Sedangkan pendekatan psikologis didasarkan
pada faktor lain yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan PNS
selain media massa yaitu dengan adanyaya pengaruh dari tokoh
masyarakat dan keluarga.
SARAN
Saran yang dapat diberikan diantaranya yaitu kerjasama antara Komisi
Pemilihan Umum Daerah Kota Malang dengan media massa baik lokal maupun
nasional untuk mengampanyekan calon presiden maupun menyajikan informasi
terkait Pilpres 2014 dan melakukan sosialisasi secara langsung khususnya kepada
PNS dan buruh dengan tujuan untuk meningkatkan pastisipasi keduanya pada
Pilpres 2019 yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Statistik Daerah Kota Malang . Malang: Badan Pusat Statistik
Kota Malang.
Bungin, Burhan. 2005. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada media Group.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk
Administrasi Publik Dan Masalah-masalah Sosial, Yogjakarta: Gava
Media
Riduwan, dkk. 2013. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik. Bandung:
Alfabeta.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif – Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manusal & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Subiakto, Henry, dkk. 2014. Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi Edisi
Kedua . Jakarta: Kencana Prenada media Group.
Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo.
(STUDI DESKRIPTIF TERHADAP BURUH DAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL KOTA MALANG PADA PEMILU PRESIDEN 2014)
Disusun Oleh:
Hikmah Helydah Febriana
115120500111023
JURNAL
Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang
PEMINATAN METODE ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
MASS MEDIA INFLUENCES TO POLITICAL CHOICES
(DESCRIPTIVE STUDY FOR LABORA AND CIVIL SERVANTS IN
MALANG CITY IN PRESIDENT ELECTION 2014)
Hikmah Helydah Febriana, Faza Dhora Nailufar, dan Habibi Subandi. Program
Study of Political science. Faculty of Social and Political Sciences. University of
Brawijaya
ABSTRACT
Mass media has a big role in order to succeed the general election in
Indonesia. The various of mass media give the information to the whole of society
through the political advertising, especially for President Election 2014. Malang
City is as the one of industry city which the majority of society work as labor and
many kind their job has the high participant on President Election 2014. So that’s
why Malang City is became as the research field which aims to consider the mass
media influences to the political choices for civil servants and labors who worked
in Malang City. The voter behaviour is chosen as an approach that used to explain
the civil servant and labor consideration in order to define their choices. The
method of this research use the descriptivequantitative which using 100
respondents sample of labor and 97 respondents sample of civil servant, through
the Purposive Sampling to spread those sample. The collecting data method use
the Questionnaire technique, interview, observation, and literature study. Then
for the examining the hypothesis, researcher using the SPSS 16 Program as the
support means. The Data analysis technique that used are frequency, crosstabulation, and simply linear regression to measure the variable significances level
of mass media influences for political choices of labors and civil servants. The
result told that mass media doesn’t influence enough to the political choices of
labors and civil servants, it caused there are other factors such as family, and
public figures/ community leader who influenced their political choices.
Keywords: civil servants, labors, mass media, and voting behavior.
PENDAHULUAN
Rezim Orde Baru merupakan masa terburuk bagi eksistensi media massa
di Indonesia. Adanya kontrol terhadap pers termasuk penyiaran dan kekangan
terhadap kebebasan media massa serta berbagai regulasi dan undang-undang
dibentuk dengan tujuan untuk menjaga stabilitas politik dan stabilitas legitimasi
rezim. Kehidupan media massa di Indonesia dianggap sebagai instrumen dominasi
penguasa orde baru dan pemilik modal. Media massa baik cetak maupun
elektronik tidak boleh memberitakan hal-hal yang merugikan para penguasa di
rezim orde baru ini. Tidak ada stasiun televisi atau stasiun radio swasta, semua
yang disiarkan di Indonesia merupakan milik pemerintah yaitu hanya stasiun
Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan stasiun Radio Republik Indonesia (RRI).
Namun, sejak lahirnya orde reformasi, media massa mengalami angin segar.
Tahun 1999 merupakan pemilu pertama kalinya setelah rezim orde baru
runtuh. Pada pemilu ini Indonesia menganut sistem multi partai dengan jumlah
100 partai peserta pemilu dan tersisa 48 partai politik yang lolos proses kualifikasi.
Berselang lima tahun kemudian yaitu tahun 2004 adalah tahunnya demokrasi
berdiri di Indonesia, pada tahun ini merupakan tahun perubahan wajah Indonesia
dari pemilu tidak langsung menjadi pemilu langsung. Hak politik masyarakat
yang selama ini bungkam pada orde baru, kini mendapatkan kebebasan demi
terwujudnya demokrasi di Indonesia. Melihat perubahan sistem pemilu di
Indonesia yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai penentu pemimpin
negerinya, menimbulkan fenomena sosialisasi kampanye yang baru dan lebih
beragam. Pada Pilpres 2014, mulai muncul metode baru dalam berkampanye
selain media cetak dan elektronik kini muncul kampanye melalui media sosial
seperti facebook, twitter , youtube dan lain sebagainya.
Kota Malang merupakan kota yang angka partisipasinya tinggi dalam
Pilpres 2014 lalu yaitu sekitar 70%. Keberhasilan Kota malang dalam mencapai
angka
tersebut
tak
luput
dari
mensosialisasikannya. Masyarakat
peran
Kota
pemerintah
setempat
dalam
Malang bekerja sebagai
buruh,
disebabkan Kota Malang memang dikenal sebagai kota industri. Selain itu,
masyarakat Kota Malang juga memiliki pekerjaan beragam lainnya seperti
Pegawai Negeri Sipil
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah media massa mempengaruhi pilihan politik buruh
dan pilihan politik PNS pada Pemilu Presiden 2014 di Kota Malang?”.
TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari media massa terhadap
afiliasi pilihan politik buruh pada Pemilu Presiden 2014.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari media massa terhadap
pilihan politik PNS pada Pemilu Presiden 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Politik
Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan kepada seseorang
yang berhubungan dengan hal politik. Para ahli juga menyimpulkan bahwa
komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan
aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan
pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara
"yang memerintah" dan "yang diperintah". Konsep komunikasi politik merupakan
proses penyampaian pesan yang berhubungan dengan politik dari sumber
komunikasi kepada penerima, baik dengan menggunakan alat maupun tatap muka.
Kemudian dari kejadian tersebut, terjadi umpan balik untuk menilai akibat dari
penerimaan pesan yang disampaikan (Nimmo, 2005: 13). Dalam teori komunikasi
politik, terdapat pendapat Lasswel yang mendukung konsep komunikasi politik
tersebut terdiri dari lima unsur:
1. Komunikator: siapa yang mengatakan pesan tersebut
2. Pesan: apa yang akan disampaikan
3. Media: melalui saluran/ channel/ media apa yang digunakan
4. Komunikan: kepada siapa pesan tersebut disampaikan
5. Efek : efek apa yang dihasilkan
Berdasarkan Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah
pihak komunikator membentuk pesan politik dan menyampaikannya melalui suatu
saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
B. Perilaku memilih
Perilaku memilih atau voting behavior dalam pemilu adalah respon
psikologis dan emosional yang diwujudkan dalam bentuk tindakan politik
mendukung suatu partai politik atau kandidat dengan cara mencoblos surat suara.
Dalam perilaku pemilih, terdapat dua faktor yang terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Secara eksternal perilaku pemilih merupakan hasil sosialisasi
nilai-nilai dari lingkungannya, sedangkan secara internal merupakan tindakan
yang didasarkan atas rasionalitas berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki (Surbakti, 2007: 145).
Selain itu terdapat beberapa pendekatan perilaku pemilih menurut Ramlan
Surbkati yang melatarbelakangi pilihan potilik. Pertama , pendekatan sosiologis
atau sosial struktural, Pendekatan ini menekankan pentingnya beberapa hal yang
berkaitan dengan instrumen kemasyarakatan seseorang seperti, status sosioekonomi (seperti pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, dan kelas), agama,
etnik, bahkan wilayah tempat tinggal (misalnya kota, desa, pesisir, ataupun
pedalaman). Kedua , pendekatan psikologis atau psikologi sosial. Teori ini
dilandasi oleh konsep sikap dan sosialisasi. Sikap seseorang sangat mempengaruhi
perilaku politiknya. Bahkan ketika kandidat masih muda, karena sikap dan
sosialisasi ini bisa dibentuk melalui orang tuanya. Sehingga muncul istilah
identifikasi partai yang disebabkan lamanya sosialisasi. Para pemilih yang
dipengaruhi oleh faktor identifikasi partai ini digolongkan sebagai pemberi suara
yang reaktif.
Ketiga , pendekatan pilihan rasional atau rational choice . pada dasarnya
bertindak secara rasional ketika membuat pilihan dalam tempat pemungutan suara
(TPS), tanpa mengira agama, jenis kelamin, kelas, latar belakang orang tua, dan
latar lainnya yang bersifat eksternal. Keempat Pendekatan struktural yang melihat
kegiatan memilih sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti
struktur sosial, sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan, dan program
yang ditonjolkan oleh setiap partai. Kelima Pendekatan ekologis hanya relevan
apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih
berdasarkan unit teritorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.
C. Media Massa
Media
massa
mempunyai
peranan
penting
dalam
penyebaran
informasi/berita kepada masyarakat juga kepada pemerintah dan dalam
pembentukan pendapat umum. Media merupakan sarana bagi komunikasi dalam
menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam
jumlah yang banyak (Subiakto, 2014: 131). Hal ini menunjukan media massa
merupakan sebuah bagian yang penting bagi masyarakat. Media massa yang
digunakan pada penelitian ini adalah media massa televisi, radio, koran, facebook,
twitter dan youtube.
D. Pilpres
Pemilu Presiden yang selanjutnya disebut Pilpres sebagai bagian dari
pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu tahun 2004 yang menjadi tonggak
perubahan sistem pemilu di Indonesia. Pilpres adalah pemilihan umum untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
E. Buruh
Buruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang bekerja
kepada orang lain dan mendapatkan upah dari hasil pekerjaan yang telah
dilakukannya. Tipe buruh dalam penelitian ini adalah buruh kasar atau buruh yang
bekerja menggunakan otot pada industri atau pabrik di Kota Malang. Kriteria
buruh dalam penelitian ini juga yang berumur minimal 17 tahun atau sudah
menikah meskipun umurnya belum 17 tahun dan terdaftar sebagai Daftar Pemilih
Tetap di Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Malang pada Pemilu Presiden
2014 lalu.
F. PNS
Pengertian dari PNS dalam penelitian ini adalah seseorang yang bekerja di
instansi pemerintah Kota Malang, memiliki pendidikan terakhir S1 dan
berpangkat golongan IIIa, IIIb, IIIc dan IIId. Kriteria PNS dalam penelitian ini
juga termasuk salah satu Daftar Pemilih Tetap di Kota Malang pada Pemilu
Presiden 2014 lalu.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian sosial terbagi menjadi tiga jenis rancangan
yaitu pendekatan kualitatif, kuantitatif dan pendekatan mix method (Creswell,
2012: 4). Dalam penelitian kuantitatif terdapat tiga jenis penelitian. Pertama ,
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
penghubung dengan variabel yang lain. Kedua, penelitian komparatif adalah suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
panelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam
waktu yang berbeda. Ketiga , penelitian asosiatif/hubungan merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
(Creswell, 2012: 5). Pada penelitian ini, menggunakan metode penelitian
kuantitatif deskriptif disebabkan untuk menjelaskan pengaruh media massa
terhadap afiliasi politik buruh dan PNS.
B. Teknik pengambilan sampel
Populasi
Populasi merupakan jumlah total dari sampel yang akan diteliti. Populasi juga
berarti seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Dalam penelitian ini,
populasi adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat Golongan I, II, III,
IV dan IV (a, b, c, dan d) di lingkungan pemerintah Kota Malang dan seluruh
masyarakat Kota Malang yang bekerja sebagai buruh pada industri yang berskala
besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Malang jumlah Pegawai
Negeri Sipil di Kota Malang dengan pangkat golongan I, II, III, dan IV (a, b, c,
dan d) sebanyak 9.536 orang yang tersebar di 52 instansi dan jumlah total buruh
yang bekerja pada industri berskala besar berada di Kota Malang sebanyak 41.212
orang (BPS, 2014: 35).
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur
tertentu, sehingga dapat mewakili populasinya. Suatu sampel dapat
dikatakan representatif atau ideal apabila karakteristik sampel sama
dengan karakteristik populasi. Jika karakteristik sampel tidak sama dengan
karakteristik populasi maka sampel tersebut dikatakan sampel bias atau
unrepresentative sample (Purwanto, 2012: 38). Untuk menentukan sampel
buruh dan PNS, peneliti menggunakan rumus dari Taro yamane (Riduwan,
2013: 254) yaitu:
a. Untuk sampel buruh:
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d2 : presisi (ditetapkan 10%)
Jadi, total sampel untuk buruh sebanyak 100 kuesioner.
b. Sampel untuk PNS
Jadi, total sampel untuk PNS sebanyak 97 kuesioner.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dari penelitian ini
adalah Purposive sampling. Purposive Sampling merupakan metode penetapan
responden untuk dijadikan sampel pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2014:
33). Untuk menentukan sampel buruh dengan menyaring industri di Kota Malang
yang terdiri dari industri besar, sedang, dan kecil menjadi industri besar saja yang
digunakan. Industri besar di Kota Malang terdiri dari 71 perusahaan/pabrik
dengan total jumlah buruh pada industri besar sebanyak 34.704 jiwa, kemudian
membagi secara proposional sampel penelitian pada industri yang dibagi per
kecamatan. Berikut pembagian sampel berdasarkan industri per kecamatan yang
ada di Kota Malang:
Tabel Sampel buruh
No
Industri/Pabrik
Jumlah sampel
1.
PT Akhas
18
2.
PT Gandum
21
3.
PT HM Sampoerna
24
4.
PT GerbangJaya Lestari
19
5.
Keramik Dinoyo
18
Total
100
Sumber: Data diolah peneliti, 2014.
Sampel tersebar disetiap kecamatan yang berada di Kota Malang. Satu
pabrik mewakili satu kecamatan, sehingga pembagian sampel dapat tersebar
secara adil dan merata. Jenis produksi dari pabrik diatas mayoritas memproduksi
rokok kretek dan rokok filter, hanya satu industri yaitu pabrik Keramik Dinoyo
yang menghasilkan produk kerajinan.
Selanjutnya untuk perhitungan sampel PNS, berawal dari pemilihan
golongan yang terdapat di PNS yaitu golongan I, II, III, dan IV. Penelitian ini
mengambil golongan III disebabkan PNS yang mendapatkan golongan III dan IV
memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 dan menempati lapisan sosial
kelas menengah. Selanjutnya peneliti hanya memilih golongan III saja yang terdiri
dari golongan IIIa, IIIb, IIIc, dan IIId. Dengan menghitung secara proposional,
maka jumlah sampel berdasarkan golongan di beberapa instansi adalah sebagai
berikut:
Tabel Sampel PNS
Instansi
Total
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
18
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
12
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
22
Dinas Komunikasi dan Informatika
23
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
22
Total
97
Sumber: data diolah peneliti, 2014.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mengalami variasi nilai. Variabel tediri dari
variabel Independent, variabel dependent, variabel intervening dan variabel
control (Purwanto, 2011: 17). Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua
variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent.
Variabel Independent
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya variabel dependent
(Purwanto, 2011: 17). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent
yaitu karakteristik sosial ekonomi, karakteristik pilihan rasional, dan
karakteristik pilihan psikologis
Variabel Dependent
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independent/variabel bebas (Purwanto, 2011: 17). Dalam penelitian
Pengaruh Media Massa Terhadap Pilihan Politik Buruh dan Pegawai Negeri
Sipil
Pada
Pilpres
2014
di
Kota
Malang ,
yang
menjadi
variabel
dependent/variabel terikatnya ialah Pilihan politik buruh dan PNS pada Pilpres
2014 lalu.
D. Analisi Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan program SPSS 16,
langkah selanjutnya setelah data di entry yaitu data diolah dengan menggunakan
prosedur frekuensi, crosstabulation dan Regresi linier (Wahyono, 2012: 56).
Prosedur frekuensi memiliki kegunaan pokok untuk melakukan pengecekan
terhadap input data. selain itu, prosedur frekuensi memiliki kegunaan lain untuk
menyediakan informasi deskripsi data yang menggambarkan demographic
characteristics dari sampel yang diambil. Sedangkan prosedur crosstabulation
(crosstab) merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik, dimana
menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu
distribusi bersama dan pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Regresi
Linier digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan atau untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel.
HASIL PENELITIAN
Grafik Hubungan infromasi media massa terhadap pilihan politik PNS
tidak
PRABOWO-HATTA
2%
2%
98%
98%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Grafik diatas menunjukan hubungan antara variabel media massa
memberikan informasi dengan variabel pilihan politik PNS. hasil dari responden
yang memilih Prabowo Hatta dengan Jokowi-JK adalah sama, dimana hampir
semua responden dari kedua pasangan calon tersebut mengakui bahwa media
massa telah memberikan informasi yang dibutuhkan responden terkait Pilpres
2014. Sedangkan responden yang tidak merasakan bahwa media massa
memberikan informasi hanya beberapa persen yang sangat kecil.
Grafik Pengaruh media massa terhadap pilihan politik PNS
tidak
PRABOWO-HATTA
36%
44%
56%
64%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Melihat dari masing-masing pasangan calon, terdapat hubungan yang
sedikit berbeda. Responden yang memilih Prabowo-Hatta terdapat selisih 12%
yang lebih banyak merasa bahwa media massa telah mempengaruhi pilihan
politiknya. Kemudian untuk pasangan calon Jokowi-JK selisihnya cukup besar
yaitu 28%, sesuai dengan kampanye yang dilakukan secara besar-besaran oleh
calon tersebut di media massa, sehingga responden merasa bahwa media massa
telah mempengaruhi pilihan politiknya. Untuk menguji hal diatas, dibuktikan
dengan menguji apakah korelasi antara dua variabel tersebut. Pengujian dilakukan
melalui uji regresi linear yang membandingkan signifikansi tabel dengan taraf
signifikansi yang telah ditetapkan.
Grafik hubungan infromasi media massa terhadap pilihan politik Buruh
tidak
0%
15%
85%
100%
ya
PRABOWO-HATTA
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Media massa berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
beragam informasi ditampilkan oleh media massa. Penelitian ini mencari tentang
hubungan media massa sebagai pemberi informasi terhadap pilihan politik buruh.
Hasilnya menyatakan dari 47 responden buruh yang memilih pasangan calon
Prabowo-Hatta sebesar 85%nya setuju bahwa media massa memberikan informasi
yang dibutuhkan responden terkait Pilpres 2014 dan sisanya sebanyak7 responden
tidak merasa bahwa media massa telah memberikan infromasi yang dibutuhkan.
Sedangkan untuk responden buruh yang memilih pasangan calon Jokowi-JK,
100% responden menyetujui bahwa media massa telah memberikan informasi.
Kampanye yang gencar dilakukan oleh tim sukses maupun relawan Jokowi
berhasil masuk di tengah-tengah masyarakat yang dibuktikan dengan setujunya
semua responden yang memilih pasangan calon Jokowi-JK.
Grafik Pengaruh media massa terhadap pilihan politik Buruh
tidak
PRABOWO-HATTA
43%
57%
49%
51%
ya
JOKOWI-JK
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Hasil dari penelitian terhadap responden buruh menyatakan bahwa media
massa memberikan pengaruh terhadap pilihan politiknya, meskipun pengaruh
tersebut tidaklah signifikan. Responden buruh yang memilih Pasangan calon
Prabowo-Hatta memiliki selisih yang sangat tipis antara yang setuju dan tidak
setuju. Responden yang merasa bahwa media massa telah mempengaruhi pilihan
politiknya sebesar 51% dan yang tidak sependapat sebanyak 23 responden dari
total 47 responden yang memilih pasangan tersebut. kemudia untuk responden
yang memilih pasangan Jokowi-JK, terdapat selisih 14% antara responden yang
merasa terpengaruh dan tidak terpengaruh. Responden buruh yang memilih
pasangan Jokowi-JK lebih banyak menytakan bahwa media massa telah
memberikan pengaruh terhadap pilihan politiknya atau sebesar 57% dan sebanyak
23 responden dari total 53 responden yang memilih pasangan Jokowi-JK tidak
merasakan bahwa media massa memberikan pengaruh pada pilihan politiknya.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Gambar regresi linear PNS
ANOVAb
Sum of
Model
1
Squares
Regression
df
Mean Square
.163
1
.163
Residual
23.508
95
.247
Total
23.670
96
F
.657
Sig.
.420a
a. Predictors: (Constant), pengaruh media massa
b. Dependent Variable: calon yang di pilih
Sumber: Data diolah peneliti, 2015.
Hasil dari perhitungan menggunakan SPSS 16 didapat signifikasi sebesar
0,42 dimana taraf signifikan yang ditetapnya sebesar α = 0,1, sehingga
menghasilkan sig > α = 0,42 > 0,1 yang berarti kaidah pengujiannya adalah Ho
diterima dan Ha ditolak. Jadi dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari media massa terhadap pilihan politik PNS pada Pilpres tahun 2014
di Kota Malang.
Gambar regresi linear buruh
ANOVAb
Sum of
Model
1
Squares
Regression
df
Mean Square
.077
1
.077
Residual
24.833
98
.253
Total
24.910
99
a. Predictors: (Constant), pengaruh media massa
b. Dependent Variable: calon yang di pilih
F
.303
Sig.
.584a
Sumber: data diolah peneliti, 2015.
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 didapat signifikasi sebesar
0,584 dimana taraf signifikan yang ditetapnya sebesar α = 0,1 dan menghasilkan
sig > α = 0,584 > 0,1, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dalam penelitian
ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh media massa terhadap
pilihan politik buruh pada Pilpres tahun 2014 di Kota Malang.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Media Massa Terhadap Pilihan
Politik Buruh dan PNS di Kota Malang pada Pilpres Tahun 2014 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh media massa dalam menetukan pilihan politik
PNS pada Pilpres tahun 2014, hal ini terbukti dengan hasil penelitian
menunjukan sig PNS > α atau sebesar 0,420 > 0,1, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
2. Tidak terdapat pengaruh media massa dalam menentukan pilihan politik
buruh pada Pilpres tahun 2014. Dengan perhitungan melalui SPSS 16
melalui analisis regresi linear menghasilkan sig buruh > α atau 0,584 >
0,1 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga kesimpulannya
adalah media massa tidak mempengaruhi buruh dalam menentukan
pilihan politiknya.
3. Analisis deskriptif buruh dan PNS dalam menetukan pilihan politiknya
pada Pilpres 2014 di Kota Malang ternyata tidak terpengaruh dari media
massa. Hasil tersebut disebabkan karna terdapat beberapa faktor lain
yang mempengaruhi.
4. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan
PNS di Kota Malang, hal ini dibuktikan dengan adanya faktor sosiologis,
faktor pilihan rasional, dan faktor psikologis. Sehingga H o diterima
sedangkan Ha ditolak dengan memperhatikan hasil dari penelitian ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan PNS terbagi
dalam dua faktor: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
berkaitan dengan pendekatan sosial ekonomi dan faktor pilihan rasional.
Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan faktor psikologis. Faktor
Internal yang berkaitan dengan pendekatan sosial ekonomi didasarkan
pada indikator jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir yang ditamatkan,
pekerjaan dan identifikasi organisasi keagamaan. Sedangkan pendekatan
pilihan rasional dalam menentukan pilihan politik didasarkan pada iklaniklan atau pemberitaan di media massa, bentuk kampanye yang
dilakukan pasangan calon, dan hal-hal yang dilakukan saat berkampanye
melalui media massa dimana hasilnya bahwa media massa hanya
memberikan informasi yang dibutuhkan terkait Pilpres 2014, tetapi tidak
memberikan pengaruhnya kepada buruh dan PNS untuk menetukan
pilihan politik keduanya. Sedangkan pendekatan psikologis didasarkan
pada faktor lain yang mempengaruhi pilihan politik buruh dan PNS
selain media massa yaitu dengan adanyaya pengaruh dari tokoh
masyarakat dan keluarga.
SARAN
Saran yang dapat diberikan diantaranya yaitu kerjasama antara Komisi
Pemilihan Umum Daerah Kota Malang dengan media massa baik lokal maupun
nasional untuk mengampanyekan calon presiden maupun menyajikan informasi
terkait Pilpres 2014 dan melakukan sosialisasi secara langsung khususnya kepada
PNS dan buruh dengan tujuan untuk meningkatkan pastisipasi keduanya pada
Pilpres 2019 yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Statistik Daerah Kota Malang . Malang: Badan Pusat Statistik
Kota Malang.
Bungin, Burhan. 2005. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada media Group.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Nimmo, Dan. 2005. Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk
Administrasi Publik Dan Masalah-masalah Sosial, Yogjakarta: Gava
Media
Riduwan, dkk. 2013. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik. Bandung:
Alfabeta.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif – Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manusal & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Subiakto, Henry, dkk. 2014. Komunikasi Politik, Media dan Demokrasi Edisi
Kedua . Jakarta: Kencana Prenada media Group.
Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo.