sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini. Pasal 1 ayat 1 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
E. Sistematika Penulisan
Agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi dalam penulisan skripsi ini dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka skripsi ini disusun dalam 5 lima
Bab dengan sistematika penulisan adalah sebagai berikut
:
I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul yang akan diangkat dalam penulisan skripsi. Kemudian permasalahan-
permasalahan yang dianggap penting disertai pembatasan ruang lingkup penelitian. Selanjutnya juga membuat tujuan dan kegunaan penelitian yang
dilengkapi dengan kerangka teori dan konseptual serta sistematika penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang berisikan tentang pengertian penalisasi dan depenalisasi, tindak pidana narkotika, pengertian pengguna,
serta tinjauan umum tentang narkotika. Uraian bab ini bersifat teoritis.
III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian berupa langkah-langkah yang dapat digunakan dalam
melakukan pendekatan masalah, penguraian, tentang sumber data, jenis data serta prosedur analisis data yang telah didapat.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan penelitian ini dengan mendasarkan data primer dan data
sekunder terutama terhadap tuntutan terhadap pemasalahan ini.
V. PENUTUP
Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang secara singkat berisikan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan dan
kesimpulan serta saran-saran yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penalisasi dan Depenalisasi
1. Definisi Penalisasi
Penalisasi adalah suatu proses pengancaman suatu perbuatan yang dilarang dengan sanksi pidana. Umumnya penalisasi ini berkaitan erat dengan
kriminalisasi, karena ketika kebijakan untuk menentukan bahwa suatu perbuatan tertentu dikategorikan sebagai perbuatan terlarang atau tindak pidana, langkah
selanjutnya adalah menentukan ancaman sanksi pidana bagi perbuatan tersebut. Norma pelarangan terkait dengan kebijakan kriminalisasi yang kemudian diikuti
dengan penalisasi dengan ancaman pidana yang teringan sampai dengan yang terberat atau pidana mati. Sedangkan kebijakan penalisasi terkait dengan
pengenaan sanksi pidana atau penal terhadap perbuatan tertentu yang dipandang sebagai perbuatan melawan hukum yang telah dimuat dalam cabang ilmu lain,
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembahasan kriminalisasi meniscayakan pembahasan mengenai penalisasi, walaupun antara keduanya yaitu tindak pidana
dan sanksi pidana merupakan dua topik yang berbeda dalam hukum pidana. Dalam kajian mengenai kriminalisasi terdapat beberapa asas yang digunakan,
dimana asas adalah prinsip-prinsip atau dasar-dasar atau landasan pembuatan