A. EMBRIOGENESIS
Embriogenesis adalah proes perkembangan embrio menjadi tumbuhan baru. Embrio tidak selalu berasal dari perkembangan zigot hasil peleburan gamet jantan sperma dan
gamet betina ovum tetapi embrio dapat berasal dari perkembangan sel-sel somatic. Embryogenesis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1 Embryogenesis zigotik yaitu perkembangan embrio yang berasal dari peleburan gamet jantan dan gamet betina.
2 Embryogenesis somatic yaitu perkembangan embrio tanpa melalui peleburan gametn jantan sperma dan gamet betina ovum, tetapi embrio berasal dari
perkembangan sel-sel somatic. Embryogenesis somatic melalui teknik in vitro adalah salah satu upaya manusia
dalam memperbanyak tumbuhan untuk keperluan tertentu yang ditumbuhan dalam media khusus dengan nutrisi dari media karena tidak dihasilkan endosperm. Tidak dihasilkannya
endosperm karena tidak ada fertilisasi. Embryogenesis somatic merupakan cara yang paling efektif untuk perbanyakan tumbuhan karena strukturnya yang bipolar sehingga
selalu siap untuk dikecambahkan. Pernyataan ini dapat terjadi pada spesies Arachis hypogaea karena semakin
meningkatnya kebutuhan akan Arachis hypogaea, maka manusia melakukan embryogenesis somatic pada tanaman ini.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh Rina Srilestari, 2005 dalam jurnal “Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah Pada Berbagai Macam Vitamin dan Sukrosa”. Embrio kacang
tanah ini bukan hasil peleburan gamet jantan dan gamet betina, tetapi berasal dari kotiledon yang diambil dari benih polong kacang tanah dengan teknik tertentu agar tetap
steril untuk ditumbuhakan dalam suatu media. Media yang paling cocok berdasarkan penelitian Rina adalah media difco agar yang mengandung sukrosa 40gl. Hidrolisis
sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa sebagai sumber karbohidrat yang dapat merangsang pertumbuhan beberapa jaringan membentuk embrio somatic. Selain itu, pada
media juga ditambahkan vitamin untuk mempercepat dan memperbanyak embrio yang berkembang. Vitamin yang paling cocok adalah vitamin B
5
. Spesies Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan juga dapat mengalami
embryogenesis somatic. Hal tersebut telah dibuktikan oleh Edy Setiti Wida Utami, dkk, 2007 dalam jurnalnya
yang berjudul “Embriogenesis Somatik Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis L. BI: Struktur dan Pola Perkembangan”. Dalam penelitiannya menggunakan eksplan dari
Khilyatun Ulin Nur - Embriogenesis 2
bagian pangkal daun nomor 2 dari pucuk plantlet umur 12 bulan dengan teknik in vitro yaitu ditumbuhakan dalam medium induksi embrio somatic MIES yang mengandung
nutrisi yang dibutuhkan embrio untuk tumbuh. Dalam pengamatan perkembangan embrio somatic dibuat preparat histologi dari kalus. Hasil perkembangan embrio somatiknya
sebagai berikut :
Perkembangan embrio diawali dari sel-sel embriogenik aktif membelah dan berukuran kecil yang ditunjukkan pada gambar A. Sel embriogenik tersebut akan
mengalami pembelahan secar transversal membentuk proembrio 2 sel yang tidak sama besar. Sel apical yang ada diatas berukur lebih kecil, sedangkan sel basal dibagian bawah
berukuran leih besar. Sel basal mengandung butir-butir tepung seperti yang ditunjukkan pada gambar B. Setelah itu proembrio pada apical akan membelah menjadi 2 sel
sehingga terbentuk proembrio 3 sel seperti pada gambar C. Selanjutnya, sel apical dan basal akan membelah masing-masing sehingga terbentuk proembrio 5 sel seperti pada
gambar D. Pada gambar E merupakan fase globular yang terdiri dari sel-sel yang relative sama yang merupakan hasil pembelahan terus menerus dari proembri 5 sel. Kemudian
terjadi diferensiasi, pada bagian apical sel-selnya kecil dan dibagian basal sel-selnya besar Khilyatun Ulin Nur - Embriogenesis
3
seperti pada gambar F. Setelah itu embrio globular akan memanjang dengan struktur seperti suspensor pada bagian basal yang ada pada gambar G. Pada gambar H bagian
apical embrio globular terbentuk tonjolon 1, yang selanjutnya akan terbentuk tonjolan lagi tonjolan 2 dan terbentuk takik antara dua tonjolan tersebut seperti yang ditunjukkan
gambar I. Sebelum berkecambah muncul tunas pucuk pada bagian takik gambar J. Selanjutnya terbentuk primordia daun pad akutub plumula gambar K, tetapi belum
ditemukan primordial akar karena anggrek bulan yang lebih aktif adalah kutub plumulanya.
Perkembangan embryogenesis somatic mirip dengan perkembangan embryogenesis zigotik setelah terjadi penyerbukan. Hal ini didukung oleh pernyataan Merkle et al, 1990
dalam jurnal Edy Setiti Wida Utami, dkk yaitu “Embriogenesis somatik adalah suatu proses di mana sel-sel soma mengalami urutan perkembangan yang mirip dengan
perkembangan embrio zigotik. Proses ini penting dalam teknik kultur in vitro”. Hal tersebut juga didukung oleh Zulkarnain, 2009 dalam jurnal Reza Ramdan, dkk,
2014 berjudul “Induksi Kalus dan Embrio Somatik Tanaman Jambu Biji Merah Psidium guajava L.” yang menyatakan bahwa embrio zigotik yang berkembang dari penyatuan
gamet jantan dan gamet betina dengan embrio somatik tumbuh dan berkembang melewati tahapan-tahapan yang sama. Tahapan-tahapan tersebut adalah globular, hati, torpedo, dan
kotiledon. Sedangkan dalam buku Zulkarnain, 2009 berjudul “Kultur Jaringan Tanaman: Solusi
Perbanyakan Tanaman Budi Daya” yang menggambarkan tahapan pembentukan embrio zigotik selama embriogenesisi setelah penyerbukan sebagai berikut :
Setelah terjadi fertilisasi sperma dan ovum terbentuklah zigot. Zigot akan berkembang menjadi embrio sampai tumbuh menjadi tumbuhan baru. Zigot satu sel yang diploid
Khilyatun Ulin Nur - Embriogenesis 4
mengalami pembelahan menghasilkan proembrio 2 sel seperti pada embryogenesis somatic, kemudian membelah lagi menjadi 4 sel yang berasal dari pembelahan bagian
apical dan basal. Kemudian membelah lagi menjadi 8 sel fase oktan. Pembelahan tersebut mulai hari pertama sampai hari ke 20. Setelah itu sel-sel tersebut akan mengalami
pembelahan lagi dan bertambah massanya sampai berbentuk bulat atau disebut fase globular. Selanjutnya akan terbentuk takik diantara dua penonjolan seperti pada
perkembangan embryogenesis somatic. Fase ini disebut fase awal hati, dimana takik yang terbentuk belum terlalu dalam. Dalam perkembangannya takik akan menjadi lebih dalam
sehingga berbentuk seperti hati sempurna. Fase ini disebut fase hati. Setelah itu dua penonjolan yang mengapit takik akan memanjang lagi yang termasuk fase torpedo. Pada
penonjolan apical itu merupakan bagian plumula yaitu akan tumbuh primordial daun, sedangkan pada bagian basal akan menjadi primordial akar. Selanjutnya akan
berkembang terus sampai menjadi tanaman dewasa.
B. TIPE EMBRIO