9
Dalam pengembangan atau pengelolaan produk Enterprise Architecture terdapat berbagai prosesmetodologi yang dapat diadopsi. Contoh Enterprise
Architecture proses misalnya: DODAF Six Step Process, Enterprise Architecture Planning EAP oleh Steven Spewak yang berbasis pada Zachman Dramework,
Building Enterprise Information Architecture: Reengineering Information System oleh Melissa A. Cook yang juga berbasis pada Zachman framework, Practical
Guide to the Federal Enterprise Architecture yang berbasis pada Federal Enterprise Architecture Framework FEAF dan TOGAF Architecture
Development Method ADM. Dalam pembahasan pada bab ini, Enterprise Architecture Framework yang
digunakan adalah Zachman Framework, sedangkan Enterprise Architecture prosesnya adalah Enterprise Architecture Planning EAP.
2.5. Zachman Framework
Salah satu framework untuk pengembangan enterprise architecture adalah framework yang diperkenalkan oleh Zachman atau disebut dengan Framework
Zachman. Merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan
gambaran organisasi secara utuh. Framework Zachman untuk Enterprise Architecture dapat diilustrasikan
seperti pada gambar 2.4. Keenam baris pada gambar 2.4 menyajikan enam pandangan perspektif, sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik,
perancang, pembangun dan functioning enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Planner Perencana, yang menetapkan objek dalam pembahasan, latar
belakang, lingkup dan tujuan enterprise. 2.
Owner Pemilik, penerima atau pemakai produkjasa akhir dari enterprise. 3.
Designer Perancang, perantara antara apa yang diinginkan pemilik dan apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik.
4. Builder Pembangun, pengawaspengatur dalam menghasilkan produkjasa
akhir.
10
5. Subkontraktor, bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian
dari produkjasa akhir. 6.
Functioning Enterprise, wujud nyata dari produkjasa akhir.
Gambar 2.4. Kerangka Kerja zachman
Karakteristik kerangka kerja zachman: 1.
Mengkategorikan deliverables dari Enterprise Architecture. 2.
Kegunaan Enterprise Architecture yang terbatas. 3.
Banyak diadopsi di seluruh dunia. 4.
Perspective view yang kurang menyeluruh. 5.
Merupakan tool untuk perencanaan.
2.6. Perencanaan Enterprise Architecture Planning EAP
EAP merupakan metoda yang digunakan untuk membangun arsitektur informasi. Menurut Steven H Spewak, EAP merupakan pendefinisian bisnis dan
arsitektur, bukan perancangan bisnis dan arsitekturnya. Perencanaan
Arsitektur Enterprise
EAP merupakan
proses mendefinisikan
arsitektur-arsitektur untuk
penggunaan informasi
yang mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan
arsitektur tersebut.
11
Beberapa hal yang menjadi penekanan dalam pengertian EAP Kridanto, 2009 adalah:
1. Arsitektur-Arsitektur, bersifat jamak karena terdapat tiga jenis arsitektur
perencanaannya, yaitu arsitektur data, aplikasi dan teknologi. Arsitektur dalam konteks ini serupa dengan blueprint, gambar atau model. Dalam EAP
arsitektur yang didefinisikan dan digambarkan diperlukan untuk mendukung bisnis.
2. Mendefinisikan,
EAP mendefinisikan
bisnis dan
mendefinisikan arsitekturnya, bukan mendesain, sehingga dalam pelaksanaannya tidak
dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data atau jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan sesudah proses pendefinisian
EAP telah selesai. 3.
Rencana, arsitektur mendefinisikan apa yang dibutuhkan dan rencana pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan diimplementasikan.
EAP merupakan kegiatan merencanakan, sehingga aktivitas yang dicakupnya yang terkait kerangka kerja Zachman adalah mendefinisikan data,
aplikasi dan teknologi dari dua perspektif pertama, yaitu perspektif perencana dan perspektif pemilik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. EAP dalam kerangka kerja Zachman Krisdanto, 2009
12
Perbedaan EAP dengan arsitektur enterprise lainnya Kridanto, 2009: 1.
Arsitektur dapat ditemukan dalam suatu medel bisnis fungsional. Kegiatan EAP dimulai dengan mendefinisikan bisnis organisasi, bukan mendefinisikan
sistem yang diperlukan oleh organisasi. Dengan demikian, dapat diakatakan bahwa EAP merupakan perencanaan yang bersifat business driven.
2. EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi. Sehingga langkah pertama yang
dilakukan dalam kegiatan ini adalah mendefinisikan data apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis dan kemudian mendefinisikan aplikasi-
aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mengelola data tersebut. 3.
EAP mempertimbangkan kegiatan operasional jangka pendek dan berfokus pada startegi jangka panjang organisasi dalam penggunaan data dan teknologi
untuk mendukung bisnis. 4.
EAP menjadikan kerangka kerja Zachman lebih praktis digunakan. Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja yang paling banyak digunakan
pada pengembangan arsitektur enterprise. Beberapa manfaat penerapan EAP dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Fokus pada penggunaan strategi teknologi untuk mengelola data sebagai aset.
2. Standarisasi kosakata nama data, nama sistem dan sebagainya merupakan
fasilitas untuk berkomunikasi dan mengurangi inkosistensi dan redudansi data.
3. Adanya dokumentasi meningkatkan pemahaman terhadap bisnis.
4. Kebijaka pengambilan keputusan dapat ditinjau ulang.
5. Memperhatikan integrasi sistem baru dengan sistem aplikasi yang sudah ada.
6. Solusi jangka panjang yang bersifat efektif terhadap biaya cost effective.
7. Mempermudah dalam menilai manfaat dan dampak pemanfaatan teknologi
informasi bagi bisnis. EAP melibatkan 6 sel pada kerangka kerja Zachman, yang masing-masing
dibangun melalui 4 tahap yaitu: tahap memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan dan yang terakhir adalah tahap rencana
implementasi.
13
Gambar 2.6. Lapisan EAP Spewak, 1992
1. Lapisan 1, Inisialisasi Perencanaan Planning Initiation
, tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan
proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan
awal ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan
metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan
perangkat tools yang akan digunakan. 2.
Lapisan 2, Pemodelan Bisnis Business Modeling , menyusun suatu dasar
pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan fasilitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan
dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk
memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
1 Dokumentasi struktur organisasi.
2 Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
3 Dokumentasi model bisnis utama, distribusi dan presentasi kepada
semua komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.
Sistem Dan Teknilogi Saat Ini Current System and Technology , bertujuan
untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi
14
dan sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan
pada fase ini disebut dengan Information Resource Catalog IRC yang juga disebut ensiklopedia sistem atau inventory system.
Tahapan untuk membuat IRC, antara lain sebagai berikut: 1
Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC. 2
Persiapan untuk koleksi data. 3
Pengumpulan data IRC. 4
Masukan Data. 5
Validasi dan meninjau ulang draf IRC. 6
Menggambar skema. 7
Mendistribusikan IRC. 8
Administrasi dan perawatan IRC. Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matriks
antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk penggambaran menggunakan ER-Diagram.
3. Lapisan 3, Arsitektur Data Data Architecture
, mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas bisnis. Arsitektur data
terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi
terhadap data yang lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
1 Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan
deskripsi sistem dan teknologi yang dipakai. 2
Tetapkan entitas yang akan dipakai. 3
Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya ER- Diagram.
4 Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.
Arsitektur Aplikasi Application Architecture , mendefinisikan jenis
aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja
yang akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak
15
manajemen terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi sebagai berikut:
1 Daftarkan kandidat aplikasi.
2 Definisikan aplikasi.
3 Relasikan aplikasi terhadap fungsi.
4 Analisis dampak dari aplikasi yang ada.
5 Distribusikan arsitektur aplikasi.
Arsitektur Teknologi Technology Architecture , mendefinisikan platform
teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang akan mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Empat tahap untuk
membuat arsitektur teknologi, antara lain: 1
Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform. 2
Definisikan platform dan distribusi. 3
Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis. 4
Distribusikan arsitektur teknologi.
4. Lapisan 4, Rencana Implementasi ImplementationMigration Plants
, mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi,
analisa biayakeuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi SI
baru dan penetapan standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan
perencanaan implementasi, antara lain:
1 Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.
2 Merancang jadual tahapan implementasi.
3 Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan rekomendasi-
rekomendasi yang tepat. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapan dan apa yang
dihasilkan dari setiap tahapan EAP pada tabel 2.1 Spewak, Steven H, 1992:
16
Tabel 2.1. Tahapan dan hasil dari EAP
Lapisan Tahapan
Hasil
1 Inisialisasi
Perencanaan Ruang lingkup, sasaran, visi, penentuan
metodologi dan alat-alat yang akan digunakan, perencanaan tim, presentasi,
rencana kerja.
2 Pemodelan Bisnis
Struktur organisasi, model fungsi bisnis awal. Survei Perusahaan
Perlengkapan model bisnis fungsional. Sistem dan Teknologi
Saat Ini Katalog sumber daya informasi IRC, skema
sistem.
3 Arsitektur Data
Pendefinisian entitas, ER-Diagram, matriks entitas terhadap fungsi, dokumen arsitektur
data. Arsitektur Aplikasi
Pendefinisian aplikasi-aplikasi, matriks aplikasi, dokumen arsitektur aplikasi.
Arsitektur Teknologi Distribusi dataaplikasi, dokumen arsitektur
aplikasi.
4 Rencana Implementasi
Urutan aplikasiroadmap, rencana migrasi, faktor-faktor sukses dan rekomendasi.
Kesimpulan Perencanaan
Dokumen akhir, presentasi.
Transisi terhadap Implementasi
Peningkatan organisasi, kebijakan-kebijakan, standar, prosedur-prosedur, rencana
terperinci.
17
2.7. Value Chain Michael E. Porter
Fungsi dari value added chain, menurut Michael E. Porter yaitu untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktivitas yang mengubah input
menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan Porter, E. Michael, 1985.
Gambar 2.7. Value added chain Michael E. Porter
Value chain membagi dalam dua kategori, yaitu: 1.
Primary Activities , line functions merupakan aktivitas utama dari organisasi
yang melibatkan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 1
Inbound Logistics , pada bagian ini terkait dengan penerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian input menjadi produk. 2
Operations , semua aktivitas yang terkait dengan pengubahan input
menjadi bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan, perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas,
proteksi terhadap lingkungan. 3
Outbond Logistics , aktivitas yang terkait dengan pengumpulan,
penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan. 4
Marketing And Sales , aktivitas yang terkait dengan pembelian produk
dan layanan oleh pengguna dan mendorong untuk dapat membeli produk yang dibuat. Memiliki rantai nilai khusus, antara lain:
1. Marketing management
2. Advertising
18
3. Sales force administration
4. Sales force operations
5. Technical literature
6. Promotion
5 Service
, aktivitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi,
perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.
2. Secondary Activities
, staff atau fungsi overhead merupakan aktivitas pendukung yang membantu aktivitas utama, secondary Activities melibatkan
beberapa bagianfungsi, antara lain: 1
Firm Infrastructure , merupakan aktivitas, biaya dan aset yang
berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan dan keselamatan SI, serta fungsi lainnya.
2 Human Resources Management
, terdiri dari aktivitas yang terlibat seperti penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan dan
kompensasi untuk semua tipe personil dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
3 Research, Technology And System Development
, aktivitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses,
perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapasitas basis data baru dan pengembangan
dukungan sistem berbantuan komputer. 4
Procurement , terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan
dalam value chain organisasi.
2.8. Four Stage Life Cycle Business System Planning BSP