D. Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Jonathan Sarwono 2010:72 Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas variabel X terhadap
variabel tergantung variabel Y. Koefisien determinasi dihitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : KD = Koefisien determinasi
r
2
= Koefisien korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif Ha
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. 1. Untuk menguji hipotesis, dapat menggunakan rumus berikut ini:
a. Uji t Pengujian secara Parsial Uji t berarti melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara
parsial. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran
KD = r
2
x 100
secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan.
Sugiyono 2010:250 merumuskan uji t sebagai berikut:
Keterangan: t = Distribusi t
n = Jumlah data r = Koefisien korelasi parsial
r
2
= Koefisien determinasi t hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t
table
dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan sebagai
dasar perbandingan sebagai berikut : Ho diterima jika nilai –t
table
t
hitung
t
table
Ho ditolak jika nilai t
hitung
t
table
atau t
hitung
-t
table
Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan suatu pengaruh adalah tidak signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya suatu
pengaruh adalah signifikan. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada
tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu promosi jabatan X
1
, kepuasan kerja X
2
terhadap produktivitas kerja sebagai variabel dependen Y. Adapun yang menjadi hipotesis nol Ho dan
hipotesis alternatif Ha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
1 2
r n
r t
1. Promosi jabatan Ho
1
: β
1
= 0 “tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari promosi
jabatan terhadap produktivitas kerja” Ha
1
: β
1
≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan dari promosi jabatan terhadap produktivitas kerja”
2. Kepuasan kerja Ho
3
: β
3
= 0 “tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja” Ha
3
: β
3
≠ 0 “terdapat pengaruh yang signifikan dari kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja”
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan uji t
b. Uji F Pengujian secara Simultan Uji F adalah penguji
an terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama simultan terhadap variabel
dependen. Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi
Daerah Penolakan Ha Daerah Penolakan Ha
pengaruh promosi jabatan, penempatan karyawan, kepuasan kerja, return on assets terhadap produktivitas kerja secara simultan. Menurut Sugiyono
2010:257 rumus pengujian adalah: R² k
F = 1 – R² n – k – 1
Keterangan : R²= Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen n = Jumlah data atau kasus
F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan F
tabel
yang diperoleh dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5 atau dengan degree
freedom= n – k – 1 dengan kriteria sebagai berikut: Ho ditolak jika F
hitung
F
tabel
Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
Jika terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi berganda yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak
signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
Adapun yang menjadi hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Ha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho
5
: β
1
= β
2
= β
3
= β
4
= 0 X
1
promosi jabatan, X
2
kepuasan kerja, tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja Y pada PT. Sari Ater.
Ha
5
: β
1 ≠
β
2 ≠
β
3 ≠
β
4 ≠
X
1
promosi jabatan, X
2
kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja Y pada PT. Sari Ater.
2. Penetapan tingkat signifikansi Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 α= 0 atau tingkat keyakinan sebesar 0,95. Dalam ilmu-ilmu sosial tingkat signifikansi 0.05 sudah lazim digunakan karena
dianggap cukup tepat untuk mewakili hubungan antar-variabel yang diteliti. 3. Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya diuji dengan menggunakan metode pengujian statistik uji t dan uji F dengan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis sebagai berikut: Uji t :
Ho diterima jika nilai –t
tabel
t
hitung
t
tabel
Ho ditolak jika nilai t
hitung
t
table
atau t
hitung
-t
tabel
Uji F : Ho ditolak jika F
hitung
F
tabel
Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan uji F
Daerah Penerimaan Ha
4. Penarikan kesimpulan Dari hipotesis-hipotesis yang didapat tadi, maka ditarik kesimpulan
apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau
penerimaan hipotesis alternatif Ha.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan
Rekreasi adalah tempat pemandian yang biasa dipergunakan oleh masyarakat sekitar Desa Ciater, Palasari dan Nagrak. Namun setelah seorang ahli
berkebangsaan Belanda menemukan khasiat yang terdapat dalam air panas alam tersebut untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit khususnya penyakit
kulit, maka mulailah berdatangan orang dari berbagai daerah untuk datang mandi sambil berobat ke Ciater.
Mr. Hack Bessel atau Tuan Bessel dalam mengembangkan penelitiannya begitulah panggilan akrab masyarakat kepada ahli Belanda itu
membangun rumah tinggal didekat sumber air panas alam Ciater, lokasinya kira- kira disekitar kantor Koperasi Karyawan PT. Sari Ater. Sejak tersiar berita
tentang khasiat air panas alam Ciater berdatangan masyarakat lain dari luar daerah Ciater untuk mandi dan berobat. Hanya sayang karena suasana pada
waktu itu tidak menentu, sering terjadi kekacauan dan perang maka lambat laun orang melupakan potensi sumber daya alam Jawa Barat yang sangat besar itu.
Barulah pada tahun 1968 Pemerintah Daerah Kabupaten Subang melalui Pekerjaan Umum Kabupaten bekerjasama dengan Dinas Pendapatan