“Organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interdependent
relationship to
cope with
environmental uncertainty
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah
”. Goldhaber dalam Romli.2011:13
Definisi tersebut mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,
pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian.
“Dalam pandangan objektif organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur
dengan batas-batas
yang pasti.
Istilah “organisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-
orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan. Sedangkan pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan
yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan- tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-
orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak- kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-
orang antara yang satu dengan lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk
organisasi tersebut.
” Romli.2011:64 De Vito 1997:337 yang dikutip oleh Burhan Bungin dalam
bukunya Sosiologi Komunikasi, menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampapi dengan ribuan anggota. Organisasi juga memiliku struktur
formal maupun informal. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan
spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan
untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi.
Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia human communication yang terjadi dalam konteks
organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. Bungin, Burhan 2008:274
2.3.2 Fungsi Komunikasi Organisasi
Dalam buku Sosiologi Komunikasi karangan Burhan Bungin, menurut Sendjaja 2002:4.8, organisasi baik yang berorientasi untuk
mencari keuntungan profit maupun nirlaba non-profit memiliki empat fungsi komunikasi organisasi, yaitu :
a Fungsi Informatif b Fungsi Regulatif
c Funfsi Persuasif d Integratif. Bungin,Burhan, 2008:247
Dalam fungsi informatif organisasi dapat dipandang sebagai
suatu sistem proses informasi information-processing system. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang- orang dalam jajaran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan bawahan
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama,
atasan atau orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk member instruksi atau perintah. Kedua, berkaitan
dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan.
Fungsi persuasif dapat dijabarkan, dalam mengatur suatu
organisasi kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kenyataan ini
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang
dilakukan secara sukarela untuk kemajuan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar disbanding jika pimpinan lebih sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
Dan dalam fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk
menyediakan saluran
yang memungkinkan
karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi
tersebut newsletter, buletin dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi
selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.3.3 Dimensi Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi Internal Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan
sebagai : “Interchange of ideas among the administrators and its
particular structure organization and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work
done operation and management. Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya
yang khas organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang
menyebabkan
pekerjaan berlangsung
operasi dalam
manajemen.Effendy,2004:122
Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan dua jenis, yaitu :